Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP BATU URETER SINISTRA

Di Susun Oleh:
 ASRIYANI KARIM (2019610071)
 YUSIFA DWI AMELIA (2020610053)
 REMIGIO HALEK ALVES (2019610102)
 KATARINA WININGSI KONDO (2020610053)
 ALPONSEUS PILA NDELU (2019610027)
 NELSON UMBU KARANG (2019610053)
 ALFIANDRO BANI MESA (2020610038)
 ADRIYANTO UMBU KATANGA (2019610069
Definisi
 Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana dalam saluran
kemih individu terbentuk batu berupa kristal yang
mengendap dari urin (Mehmed & Ender, 2015). Batu ureter
adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat,
kalculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal.
Etiologi
 Hiperkalsiuria Hiperkalsiuria adalah kelainan metabolik
yang paling umum.
 Pelepasan ADH yang menurun dan peningkatan konsentrasi,
kelarutan, dan pH urine
 Lamanya kristal terbentuk di dalam urine, dipengaruhi
mobilisasi rutin
 Gangguan reabsorpsi ginjal dan gangguan aliran urine
 Infeksi saluran kemih Kurangnnya asupan air dan diet yang
tinggi mengandung zat penghasil batu
Patofisiologi

 Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltik otot-


otot yang sistem pelvikalises dan turun ke ureter menjadi
batu ureter. Tenaga peristaltik ureter mencoba untuk
mengeluarkan batu hingga turun ke kandung kemih. Batu
yang ukurannya kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar
secara spontan, sedangkan yang lebih besar sering kali tetap
berada di ureter dan menyebabkan reaksi peradangan, serta
menimbulkan obstruksi kronis berupa hidronefrosis dan
hidroureter
Klafikasi

1. Batu kalsium : 85% batu disebabkan oleh kalsium yang berikatan dengan
beberapa zat lain seperti oksalat, urat dan fosfat.
2. Batu non kalsium
1) Struvite : terdiri dari magnesium, amonium dan fosfat (MAP). Kompleks MAP
terbentuk akibat dari infeksi Proteus, Providencia, Klebsiella, Staphylococci,
Mycoplasma.
2) Asam Urat : Pembentukan batu asam urat ini dipengaruhi pH urin yang asam (<
5,5), masukan purin yang tinggi, atau disebabkan oleh keganasan.
3) Cystine : Akibat kelainan genetik dimana adanya defek metabolisme sehingga
cystine, omithine, lysine, dan arginine tidak dapat direabsorpsi di tubulus
ginjal.
4) Xanthine : kelainan sekunder yang diakibatkan oleh defisiensi
kongenital dari xanthine oxidase sehingga xanthine tidak dapat
dimetabolisme
5) Indinavir : Indinavir merupakan protease inhibitor yang sering
digunakan oleh orang yang mengalami immunodefisiensi .
6) Silikat : batu jenis ini jarang ditemukan. Disebabkan oleh karena
konsumsi obat antasid yang mengandung magnesium silikat.
Komplikasi

 komplikasi batu ureter diantaranya adalah :


1. Obstruksi batu ureter
2. Hidronefrosis
3. Gagal ginjal
4. Pendarahan
5. Pada laki-laki terjadi impoten
6. Nekrosis tekanan
7. Infeksi saluran kemih
8. Kerusakan fungsi ginjal
9. Gagal ginjal kronik
Pemeriksaan Penunjang

Untuk diagnosa pasti adanya batu adalah dengan


Intravenous Pielography (IVP) dan foto polos
abdomen atau Blass Nier Overzicht (BNO). Namun
pada keadaan tertentu misalnya wanita hamil, ada
riwayat tak tahan dengan zat kontras, ditentukan
dengan pemeriksaan Ultrasonography (USG).
Dikatakan USG lebih sensitif untuk mendeteksi
batu ureteral vesical junction dibandingkan
dengan IVP, namun juga dikatakan bahwa USG
tidak dapat mendeteksi batu ureter tengah dan
distal
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan batu ureter dapat berupa tindakan konservatif
(observasi/menunggu) karena batu ureter ukuran diameter sampai 5 mm dapat
melewati ketiga tempat penyempitan tersebut. Bila tindakan konservatif tersebut
gagal, perlu intervensi seperti ESWL, URS + disintegrasi batu atau
ureterolithotomy
 Pengobatan urolitiasis meliputi penanganan darurat kolik renalis (ureter),
termasuk jika ada indikasi untuk intervensi pembedahan, dan terapi medis untuk
kalkulinya. Dalam keadaan darurat dimana ada kekhawatiran tentang
kemungkinan gagal ginjal, fokus pengobatan adalah harus memperbaiki
dehidrasi, mengobati infeksi saluran kemih, mencegah terjadinya jaringan parut,
mengidentifikasi pasien dengan ginjal fungsional soliter, dan mengurangi risiko
cedera ginjal akut akibat nefrotoksisitas kontras, terutama pada pasien. Dengan
azotemia yang sudah ada sebelumnya (kreatinin > 2 mg/dL), diabetes, dehidrasi,
atau multiple myeloma. Hidrasi intravena yang adekuat sangat penting untuk
meminimalisi efek nefrotoksik dari media kontras
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri Akut berhubugan dengan Agen


Pencedera Fisiologis (SDKI D.0077)
Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

1 DS: Pasien mengatakan nyeri pada perut kiri bagian atas, Agen pencedera fisik (tindakan Nyeri Akut
P :nyeri karena post op operasi)
Q :nyeri seperti ditusuk-tusuk
R :skla nyeri 4(1-10)
T :nyeri hilang timbul
DO:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak sedikit sulit tidur untuk memulai
tidur
- pasien tampak gelisah

  DS: Efek tindakan medis dan Gangguan eliminasi urine


diagnostik (operasi saluran kemih)
Pasien mengatakan sakit di daerah kemaluannya

DO:
- Terdapat distensi kandung kemih
- Pasien tampak terpasang selang kateter uk 18
- Urine tampung 1000cc/8 jam, warna kuning kemerahan
- Tampak terdapat partikelpartikel kecil di urine ba
Intervensi
NO Diagnnosa Tujuan/hasil Inetrvensi
Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan Tujuan (L.08066) Menejemen Nyeri (l.08238)


agen pencedera fisik, agen Setelah dilakukan Tindakan 1. idetifikasi skala nyeri
penceder fisiologis, agen diharapkan tingatan nyeri menurun 2. idetifikasi respons nyeri non verbal
pencedera kimia dengan kriteria 3. berikan teknik farmokologis untuk menguragi ras nyeri
(D.0077) 1. Keluhan nyeri menurun 4. control lingkunga yang memperberat nyeri
2. Meringkis menurun 5. fasilitasi istirahat dan tidur
3. Gelisah menurun 6. pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredahkan neri
4. kesulitan tidur menurun 7. jelaskan strategi meredahkan nyeri
  8. kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
 

2 Gangguan eliminasi urine Tujuan Setelah dilakukan


1. Monitor eliminasi urine (frekuensi , warna, konsistensi, aroma, volume)
berhubungan dengan efek Tindakan diharapkan pasien
2. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
tindakan medis dan pahaam dengan kriteria hasil: 3. Monitor mengukur asupan cairan dan haluaran urine
pasien mengetahui penyakitnya
diagnostik (operasi saluran 4. Anjurkan minum yang cukup 1500 cc
1. Sensasi berkemih cukup
kemih) 5. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang pemasangan kateter dan cara
meningkat
pengosongan urine bad serta melaporkan hasil.
2. Berkemih tidak tuntas
6. Melaksanakan kolaborasi pemberian anti diuretic Furosemide 2 x 1 ampul injeksi
menurun
IV Ranitidine 2x1 ampul injeksi IV
3. Frekuensi BAK cukup  
membaik
Iplementasi Dan Evaluasi
No Hari tanggal Diagnosa Keperawatan Tindakan Evaluasi

1 Nyeri Aku  Melakukan tindakan pengkajian pada S. :Pasien mengatakan masih


23 april 2023
(D.0077) pasien Pasien dengan post op batu ureter mengalami nyeri
sinistra T. :nyeri karena post op
 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, U. :nyeri seperti ditusuk-tusuk
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas V. :perut kiri bagian atas
nyeri setelah dilakukan operas W. :Skala nyeri 4 (1-10)
 Mengidentifikasi skala dan tingkat nyeri X. :Nyeri hilang timbul
pasien, hasil skala nyeri 4 (1-10) Y. :Pasien tampak meringis
 Melaksanakan kolaborasi pemberian kesakitan,
analgetik Antrain 3x1 amp Hasil TTV:
TD: 110/70 mmHg,
N: 80 x/m,
S: 36,7 °C,
RR:17 x/m
:Masalah belum teratasi
P. :Lanjutkan semua intervensi
manajemen nyeri
2 Gangguan eliminasi 1. Melakukan tindakan me ngkaji keluhan S. :pasien mengatakan rasa panas
23 april 2023
urine berhubungan pasien setelah dilakukan operasi pukul di kemaluan berangsur kurang
dengan efek 2. Memonitor eliminasi urine T. :
tindakan medis dan (frekuensi,warna, konsistensi, aroma, Pasien tampak terpasang selang
diagnostik volume, hasil pasien berkemih dibantu kateter ukuran 18 –
dengan selang kateter ukuran 18 Urine tampung 1000cc/8 jam, warna
3. Mengukur urine tampung pasien, hasil kuning jernih –
1000cc/8 jam warna kuning kemerahan Tidak ada partikel -partikel kecil di
4. Melaksanakan kolaborasi pemberian urine
Furosemide 2x1 amp Ranitidine 2x1 amp U. :Masalah teratasi sebagian
Ciprofloxacino 2x500 mg P. :Lanjutkan intervensi
 
 

         

Anda mungkin juga menyukai