Organisasi Seluler Walupun tubuh mengandung banyak jenis sel yang berbeda debgan fungsi-fungsi yang spesifik, semua sel, samapai pada taraf tertentu memiliki gaya hidup dan unsur serupa. Sel-sel ini memiliki kebutuhan yang sama akan oksigen dan suplai zat-zat makanan, suhu yang konstan, suplai air dan sarana pembuangan sampah sel seacara harafiah merupakan unit kehiduapan, entitas terkecil yang memiliki manifentasi berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan. Di dalam sel terdapat nukleus, yang bertindak sebagai pusat pengaturan karena asam deokisribo nukleat (DNA) terpusat di dalamnya intruksi yang di kodekan di dalam DNA nuklear sebenarnya dilaksanakan di dalam sitoplasma, merupakan bagian sel yang berada diluar nukleus. Mitokandria adalah organel yang bertugas memproduksi energi positif di dalam sel; mitokandria merupakan sumber tenaga suatu sel Modalitas Cedera Seluler Sel-sel dapat mengalami cedera atau mati dengan berbagai cara, tetapi tipe-tipe cedera yang penting cenderung hanya masuk dalam sedikit katogeri. Salah satu faktor tersering pada cedera seluler defistensi oksigen atau zat gizi penting yang lain. Tipe kedua cedera adalah fisik, yang meliputi gangguan sel yang sebenarnya atau paling sedikit gangguan hubungan spesial yang biasa di antara berbagai organel dengan demikian, cara cedera mekanis dan termal merupakan penyebab signifikan penyakit manusia perubahan mendadak tekanan, radiasi dan kejutan listrik merupakan cara cedera fisik yang jarang. Agen infeksius yang hidup merupakan cara ketiga cedera seluler, dan organisme-organisme tertentu menyebabkan cedera sel dengan berbagai cara. Sel Yang Di Serang Jika stimulas yang menimbulkan cedera diberikan pada sebuah sel, efek pertama yang penting adalah lesi biokimia. Proses ini meliputi perubahan kimia pada salah satu atau lebih reaksi metabolik didalam sel. Pada tingkat awal ini hanya sadikit tipe cedera yang benar-benar dipahami. Walaupun dapat terlihat adanya perubahan kimia pada sel-sel yang mengalami cedara, kelainan yang sering tercatat adalah dengan cara kedua dan bukanya petujuk adanya lesi biokimiawi primer. Suatu sel dengan kelainan biokimiawi dan fungsional dapat atau tidak dapat menunjukan perubahan marforlogik yang dapat dideteksi keterbatasan keadaan ini adalah pada segi teknis perubahan-perubahan yang jelas pada pemeriksaan mikroskopik rutin umumnya adalah perubahan-perubahan lambat, karena banyak kelainan anatomik menjadi jelas. Perubahan Marfologik Pada Sel Neukrosis Yang Cedera Subletal Jika sel-sel mengalami cedera tetapi tidak mati setelah tersebut sering menunjukan manifetasi perubahan-perubahan marfologik yang dapat dikenal dengan mudah. Perubahan-perubahan sublrtal ini pada tidak secara potensial revesibel, yaitu jika rangsangan yang menimbulkan cedera dapat dihentikan tersebut kembali pada sehat seperti sebelum sebalik nya, perubahan-perubahan ini dapat merupakan suatu langkah menuju kematian sel jika pengguna sel tidak di batasi. Bentuk perubahan degeneratif sel yang paling sering jumpai adalah penimbunan air didalam di dalam sel-sel yang terkena sebenarnya, cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada bagian- bagian sel. Apa pun yang menggagu metabolisme energi di dalam sel atau sedikit saja mencederai membran sel dapat menyebabkan sel tidak mampu memompa keluar ion natrium dalam jumlahn yang cukup Secara mikroskopis perubahan pembengkakan seluler cukup sedikit dan hanya melibatkan pembekakan sel serta perubahan ringan pada teksturnya. Jika terdapat aliran masuk air masuk hebat, sebagian organel sitoplasma, seperti retikulum endoplasma dapat diubah menjadi kantong-kantong yang berisi air. Perubahan yang lebih signifikan dari pada pembekakan seluler sederhana adalah penimbunan lipid intraseluler do dalam sel-sel yang terkena jenis perubahan ini biasanya terjadi pada ginjal, otot, jantung, dan khususnya hati. Dan sering terlihat selinder yang berwarna kekuningan yang jelas pada jaringan akibat adanya kandungan lipid. Hati yang berat terkena sering berwarna kuning cerah dan terasa berlemak jika di sentuh. Jenis perubahan ini di sebut perubahan berlemak atau steatosis Steatosis sering terjadi karena dapat di timbulkan oleh banyak mekanisme yang berbeda, terutrtama di hati. Hepatosit (dan jenis sel lain), secara normal terlihat dalam pertukaran metabolisme aktif lipid. Zat-zat ini secara konstan dimobilasi dari jaringan adiposa kedalam aliaran darah, yang kemudian tersebut di ekstrak oleh-oleh hati. Steotosis sering terjadi