Anda di halaman 1dari 9

ILMU DASAR KERAWATAAN

CEDERA DAN KEMATIAN SELULER

Kelompok 1

Asriyani Karim (2019610071)

Arisanto Bulu (2019610096)


Organisasi Seluler
 Walupun tubuh mengandung banyak jenis sel yang berbeda
debgan fungsi-fungsi yang spesifik, semua sel, samapai pada
taraf tertentu memiliki gaya hidup dan unsur serupa. Sel-sel ini
memiliki kebutuhan yang sama akan oksigen dan suplai zat-zat
makanan, suhu yang konstan, suplai air dan sarana
pembuangan sampah sel seacara harafiah merupakan unit
kehiduapan, entitas terkecil yang memiliki manifentasi berbagai
fenomena yang berkaitan dengan kehidupan.
 Di dalam sel terdapat nukleus, yang bertindak sebagai pusat
pengaturan karena asam deokisribo nukleat (DNA) terpusat di
dalamnya intruksi yang di kodekan di dalam DNA nuklear
sebenarnya dilaksanakan di dalam sitoplasma, merupakan
bagian sel yang berada diluar nukleus.
 Mitokandria adalah organel yang bertugas memproduksi
energi positif di dalam sel; mitokandria merupakan
sumber tenaga suatu sel
Modalitas Cedera Seluler
 Sel-sel dapat mengalami cedera atau mati dengan berbagai cara,
tetapi tipe-tipe cedera yang penting cenderung hanya masuk
dalam sedikit katogeri. Salah satu faktor tersering pada cedera
seluler defistensi oksigen atau zat gizi penting yang lain.
 Tipe kedua cedera adalah fisik, yang meliputi gangguan sel yang
sebenarnya atau paling sedikit gangguan hubungan spesial yang
biasa di antara berbagai organel dengan demikian, cara cedera
mekanis dan termal merupakan penyebab signifikan penyakit
manusia perubahan mendadak tekanan, radiasi dan kejutan listrik
merupakan cara cedera fisik yang jarang.
 Agen infeksius yang hidup merupakan cara ketiga cedera seluler,
dan organisme-organisme tertentu menyebabkan cedera sel
dengan berbagai cara.
Sel Yang Di Serang
 Jika stimulas yang menimbulkan cedera diberikan pada sebuah
sel, efek pertama yang penting adalah lesi biokimia. Proses ini
meliputi perubahan kimia pada salah satu atau lebih reaksi
metabolik didalam sel. Pada tingkat awal ini hanya sadikit tipe
cedera yang benar-benar dipahami. Walaupun dapat terlihat
adanya perubahan kimia pada sel-sel yang mengalami cedara,
kelainan yang sering tercatat adalah dengan cara kedua dan
bukanya petujuk adanya lesi biokimiawi primer.
 Suatu sel dengan kelainan biokimiawi dan fungsional dapat atau
tidak dapat menunjukan perubahan marforlogik yang dapat
dideteksi keterbatasan keadaan ini adalah pada segi teknis
perubahan-perubahan yang jelas pada pemeriksaan mikroskopik
rutin umumnya adalah perubahan-perubahan lambat, karena
banyak kelainan anatomik menjadi jelas.
Perubahan Marfologik Pada Sel Neukrosis Yang
Cedera Subletal
 Jika sel-sel mengalami cedera tetapi tidak mati setelah tersebut sering
menunjukan manifetasi perubahan-perubahan marfologik yang dapat
dikenal dengan mudah. Perubahan-perubahan sublrtal ini pada tidak
secara potensial revesibel, yaitu jika rangsangan yang menimbulkan
cedera dapat dihentikan tersebut kembali pada sehat seperti sebelum
sebalik nya, perubahan-perubahan ini dapat merupakan suatu langkah
menuju kematian sel jika pengguna sel tidak di batasi.
 Bentuk perubahan degeneratif sel yang paling sering jumpai adalah
penimbunan air didalam di dalam sel-sel yang terkena sebenarnya,
cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada bagian-
bagian sel. Apa pun yang menggagu metabolisme energi di dalam sel
atau sedikit saja mencederai membran sel dapat menyebabkan sel tidak
mampu memompa keluar ion natrium dalam jumlahn yang cukup
 Secara mikroskopis perubahan pembengkakan seluler cukup sedikit
dan hanya melibatkan pembekakan sel serta perubahan ringan pada
teksturnya.
 Jika terdapat aliran masuk air masuk hebat, sebagian organel
sitoplasma, seperti retikulum endoplasma dapat diubah menjadi
kantong-kantong yang berisi air.
 Perubahan yang lebih signifikan dari pada pembekakan seluler
sederhana adalah penimbunan lipid intraseluler do dalam sel-sel
yang terkena jenis perubahan ini biasanya terjadi pada ginjal,
otot, jantung, dan khususnya hati. Dan sering terlihat selinder
yang berwarna kekuningan yang jelas pada jaringan akibat
adanya kandungan lipid. Hati yang berat terkena sering
berwarna kuning cerah dan terasa berlemak jika di sentuh. Jenis
perubahan ini di sebut perubahan berlemak atau steatosis
 Steatosis sering terjadi karena dapat di timbulkan oleh banyak
mekanisme yang berbeda, terutrtama di hati. Hepatosit (dan jenis
sel lain), secara normal terlihat dalam pertukaran metabolisme
aktif lipid. Zat-zat ini secara konstan dimobilasi dari jaringan
adiposa kedalam aliaran darah, yang kemudian tersebut di
ekstrak oleh-oleh hati.
 Steotosis sering terjadi

Anda mungkin juga menyukai