Anda di halaman 1dari 12

PROSES DEGENERATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Muskulo Integumen dan Saraf
Di bimbing oleh Ni Luh Diah Ayu Sita Dewi, S.Kep.Ns.M.Kep

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2:


Fera Sasanti Purbosari (1620009)
Iga Ari Pitri Jayanti (1620010)
Ika Mauditya Fitri (1620011)
Istafia (1620012)
M. Zainur Roziqin (1620013)
Mario Adi Nugroho (1620014)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang .
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah patofisiologi tentang “Proses Degeneratif”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah patofisiologi tentang “Proses
Degeneratif” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Malang, 20 September 2018

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika kita amati secara sekilas, antara makhluk satu dengan yang lain akan terlihat
perbedaan besar. Namun, jika diteliti lebih mendalam, ternyata semua makhluk
mempunyai banyak persamaan. Satu diantara persamaan tersebut adalah setiap
makhluk tersusun atas satuan atau unit terkecil yang disebut sel. Sel adalah satuan
kehidupan yang paling mendasar. Sel merupakan unit terkecil yang masih dapat
menjalankan proses yang berhubungan dengan kehidupan. Tubuh manusia bersifat
dinamis, dalam arti selalu berubah setiap saat. Sel ± sel yang menyusun tubuh
memiliki usia tertentu yang kemudian akan diganti lagi dengan yang baru, namun
pada akhirnya semua sel ± sel akan mengalami kematian secara total. Sepanjang usia
kehidupan akan terjadi efek proses penuaan pada tubuh yang berlangsung terus
sampai batas ± batas tertentu, dan akhirnya akan muncul proses degenerasi (penuaan)
dari semua organ dalam tubuh. Menjadi tua adalah alamiah, namun percepatan atau
perburukan proses degenerasi adalah kesalahan manusia.
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera
ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dan
sitoplasma akan mengganggu proses metabolisme sel. Kerusakan ini
sifatnya reversibel artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan.
Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan
menjadi ireversibel, dan sel akan mati. Kelainan sel pada cedera ringan
yang bersifat reversible inilah yang dinamakan kelainan degenerasi. Degenerasi ini
akan menimbulkan tertimbunnya berbagai macam bahan di dalam maupun di luar sel.
Degenerasi sel atau penuaan sel ditandai dengan menurunnya fungsi berbagai
organ tubuh. Gejala menua tampak secara fisik dan psikis. Tanda fisik misalnya,
masa otot berkurang, lemak meningkat, fungsi seksual terganggu, sakit tulang dan
kemampuan kerja menurun. Sedangkan tanda psikis berupa sulit tidur, mudah cemas,
mudah tersinggung, gairah hidup menurun dan merasa sudah tidak berarti lagi. Faktor
pemicu degenerasi sel antara lain adalah faktor genetis, defisiensi nutrisi dan cedera
pada sel.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana terjadinya proses degenerasi ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Tujuan Umum mahasiswa dapat mengetahui terjadinya proses degenerasi.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah mahasiswa
mampu :
1. Mengetahui pengertian degenerasi.
2. Mengetahui jenis-jenis degenerasi.
3. Mengetahui penyebab terjadinya degenerasi
4. Mengetahui pengertian penyakit degeneratif dan macam-macamnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Degenerasi
Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia dalam
sel, jaringan atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya.
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera
ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dan
sitoplasma akan mengganggu proses metabolisme sel. Kerusakan ini
sifatnya reversible artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan.
Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan menjadi ireversibel,
dan sel akan mati.
Kelainan sel pada cedera ringan yang bersifat reversible inilah yang dinamakan
kelainan degenerasi. Degenerasi ini akan menimbulkan tertimbunnya berbagai
macam bahan di dalam maupun di luar sel.
Degenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pembengkakan sel dan
perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel tidak dapat mengatur
keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel. Sedangkan perubahan
perlemakan bermanifestasi sebagai vakuola-vakuola lemak di dalam sitoplasma dan
terjadi karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan dijumpai pada sel
yang tergantung pada metabolism lemak seperti sel hepatosit dan sel miokard.
(Sudiono dkk, 2003)
Apabila sebuah stimulus menyebabkan cedera sel, maka perubahan yang pertama
kali terjadi adalah terjadinya kerusakan biokimiawi yang mengganggu proses
metabolisme. Sel bisa tetap normal atau menunjukkan kelainan fungsi yang diikuti
dengan perubahan morfologis.
1. Cedera subletal
Terjadi bila sebuah stimulus menyebabkan sel cedera dan menunjukkan
perubahan morfologis tetapi sel tidak mati. Perubahan subletal ini bersifat
reversibel dimana bila stimulusnya dihentikan maka sel akan kembali pulih
seperti sebelumnya. Cedera subletal ini disebut juga proses degeneratif.
Perubahan degeneratif lebih sering mengenai sitoplasma, sedangkan nukleus tetap
dapat mempertahankan integritasnya. Bentuk perubahan degeneratif yang paling
sering terjadi adalah akumulasi cairan di dalam sel akibat gangguan mekanisme
pengaturan cairan. Biasanya disebabkan karena berkurangnya energi yang
digunakan pompa natrium untuk mengeluarkan natrium dari intrasel. Sitoplasma
akan terlihat keruh dan kasar (degenerasi bengkak keruh). Dapat juga terjadi
degenerasi lebih berat yaitu degenerasi lemak atau infiltrasi lemak dimana terjadi
penumpukan lemak intrasel sehingga inti terdesak ke pinggir. Jaringan akan
bengkak dan bertambah berat dan terlihat kekuning-kuningan. Misalnya,
perlemakan hati (fatty liver) pada keadaan malnutrisi dan alkoholik.

2. Cedera Letal
Bila stimulus yang menyebabkan sel cedera cukup berat dan berlangsung
lama serta melebihi kemampuan sel untuk beradaptasi maka akan menyebabkan
kerusakan sel yang bersifat ireversibel (cedera sel) yang berlanjut kepada
kematian sel.

B. Jenis-Jenis Degenerasi
Berbagai jenis degenerasi sel yang sering dijumpai antara lain :
1. Degenerasi Albuminosa
Pembengkakan sel adalah manifestasi awal sel terhadap semua jejas sel.
Perubahan morfolofi yang terjadi sulit dilihat dengan mikroskop cahaya. Bila
pembengkakan sel sudah mengenai seluruh sel dalam organ, jaringan akan
tampak pucat, terjadi peningkatan turgor, dan berat organ.
Gambaran mikroskopis menunjukkan sel membengkak menyebabkan desakan
pada kapiler-kapiler organ. Bila penimbunan air dalam sel berlanjut karena jejas
sel semakin berat, akan timbul vakuola-vakuola kecil dan nampak cerah dalam
sitoplasma. Vakuola yang terjadi disebabkan oleh pembengkakan reticulum
endoplasmik.
Awalnya terjadi akibat terkumpulnya butir-butir protein di dalam sitoplasma,
sehingga sel menjadi bengkak dan sitoplasma menjadi keruh (cloudy swelling:
bengkak keruh). Contohnya adalah pada penderita pielonefritis atau pada
beberapa jam setelah orang meninggal. Banyak ditemukan pada tubulus ginjal.
(Halim, 2010)

2. Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)


Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible dengan penimbunan
intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasi albumin. Merupakan suatu
cedera sel yang menyebabkan sel itu tampak bengkak. Hal itu dikarenakan
meningkatnya akumulasi air dalam sitoplasma.
Sel yang mengalami degenerasi hidropik secara mikroskopis tampak sebagai
berikut :
a. Sel tampak membesar atau bengkak karena akumulasi air dalam
sitoplasmanya.
b. Sitoplasma tampak pucat.
c. Inti tetap berada di tengah.
d. Pada organ hati, akan tampak lumen sinusoid itu menyempit.
e. Pada organ ginjal, akan tampak lumen tubulus ginjal menyempit.
f. Pada keadaan ekstrim sitoplasma sel akan tampak jernih dan ukuran sel
makin membesar (Balloning Degeneration) sering ditemukan pada sel
epidermal yang terinfeksi epitheliotropic virus, seperti pada pox virus.
Sedangkan secara makroskopis, sel akan tampak normal sampai bengkak,
bidang sayatan tampak cembung, dan lisis dari sel epidermal.
Degenerasi Hidropik sering dijumpai pada sel endothel, alveoli, sel epitel
tubulus renalis, hepatosit, sel-sel neuron dan glia otak. Dari kesekian sel itu, yang
paling rentan adalah sel-sel otot jantung dan sel sel pada otak. Etiologinya sama
dengan pembengkakan sel hanya intensitas rangsangan patologik lebih berat dan
jangka waktu terpapar rangsangan patologik lebih lama.
Secara miokroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadi
lebih besar dan lebih berat daripada normal dsan juga nampak lebih pucat.
Nampak juga vakuola-vakuola kecil sampai besar dalam sitoplasma.
Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraseluler, yaitu adanya
peningkatan kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan
air pada mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada mola hedatidosa telihat
banyak sekali. gross (gerombolan) mole yang berisi cairan. Mekanisme yang
mendasari terjadinya generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik,
dan karena pengaruh osmotik.

3. Degenerasi Lemak
Degenerasi lemak dan perubahan perlemakan (fatty change) menggambarkan
adanya penimbunan abnormal trigliserid dalam sel parenkim. Perubahan
perlemakan sering terjadi di hepar karena hepar merupakan organ utama dalam
metabolisme lemak selain organ jantung, otot dan ginjal.
Etiologi dari degenerasi lemak adalah toksin, malnutrisi protein, diabetes
mellitus, obesitas, dan anoksia. Jika terjadi gangguan dalam proses metabolisme
lemak, akan timbul penimbunan trigliserid yang berlebihan. Akibat perubahan
perlemakan tergantung dari banyaknya timbunan lemak. Jika tidak terlalu banyak
timbunan lemak, tidak menyebabkan gangguan fungsi sel, tetapi jika timbunan
lemak berlebihan, terjadi perubahan perlemakan yang menyebabkan nekrosis.

4. Degenerasi Hyalin (Perubahan Hyalin)


Istilah hyaline digunakan untuk istilah deskriprif histologik dan bukan
sebagai tanda adanya jejas sel. Umumnya perubahan hyalin merupakan perubahan
dalam sel atau rongga ekstraseluler yang memberikan gambaran homogeni, cerah
dan berwarna merah muda dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Keadaan ini
terbentuk akibat berbagai perubahan dan tidak menunjukkan suatu bentuk
penimbunan yang spesifik. Contoh : degenerasi hialin pada otot ( penyakit
Boutvuur).
5. Degenerasi Zenker
Dahulu dikenal sebagai degenerasi hialin pada otot sadar yang mengalami
nekrosis. Otot yang mengalami degenerasi zenker adalah otot rektus abdominis
dan diafragma.

6. Degenerasi Mukoid (Degenerasi Miksomatosa)


Degenerasi Mukoid mukus adalah substansi kompleks yang cerah, kental, dan
berlendir dengan komposisi yang bermacam-macam dan pada keadaan normal
disekresi oleh sel epitel serta dapat pula sebagai bagian dari matriks jaringan ikat
longgar tertentu.
Musin dapat dijumpai di dalam sel, dan mendesak inti ke tepi seperti pada
adenokarsinoma gaster yang memberikan gambaran difus terdiri atas sel-sel
gaster yang memiliki sifat ganas dan mengandung musin. Musin tersebut akan
mendesak inti ke tepi sehingga sel menyerupai cincin dinamakan Signet Ring
Cell. Musin di jaringan ikat, dahulu dinamakan degenerasi miksomatosa. Keadaan
ini menunjukkan adanya musin di daerah interselular dan memisahkan sel-sel
Stelata (Stellate Cell/ Star Cell). (Sudiono dkk, 2003)

C. Penyebab Degenerasi
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau
sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Di bawah ini
merupakan penyebab-penyebab dari jejas sel :
1. Kekurangan oksigen
2. Kekurangan nutrisi/malnutrisi
3. Infeksi sel
4. Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi
5. Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan) dan kimia
(bahan-bahan kimia beracun)
6. Defect (cacat / kegagalan) genetic
7. Penuaan

Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dibedakan menjadi dua kategori


utama, yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel).
Contoh degenerasi sel ialah mola hidatidosa termasuk jejas sel yang reversible yaitu
apabila penyebabnya dihilangkan organ atau jaringan bisa berfungsi normal. Sel
dapat cedera akibat berbagai stressor. Cedera terjadi apabila stresor tersebut melebihi
kapasitas adaptif sel.

D. Contoh kasus Degeneratif


a. sistem Integumen
1. Keratosis seboroik (ISTAFIA)
2. Penuaan kulit (FERA)
b. Sitem saraf
1. CJD (IKA)
2. ALS (IGA)
c. Sistem musculoskeletal
1. Osteomalasia (ZAI)
2. Krepitasi (MARIO)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia dalam
sel, jaringan atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya.

Gangguan fungsi bisa bersifat reversible ataupun ireversibel sel tergantung dari
mekanisme adaptasi sel. Cedera reversibel disebut juga cedera subletal dan
cedera ireversibel disebut juga cedera letal.

Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau
sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal..

B. Saran

Degenerasi merupakan suatu bentuk kerusakan sel sebagai akibat dari adanya
kerusakan sel akut atau trauma, di mana kerusakan sel tersebut terjadi secara tidak
terkontrol. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan makanan yang akan kita
konsumsi, menjaga aktivitas fisik serta selalu mengutamakan prilaku sehat agar tidak
menyebabkan timbulnya gejala-gejala degenerasi yang dapat merusak sel dan
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
DAFTAR PUSTAKA

Janti S, Budi K, Andhy H, Bing D. 2003. Ilmu Patologi Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Danny H, Harry M, Ferry S, Arief B, Tono D, Boenjamin S. 2010. Stem Cell Dasar Teori dan
Aplikasi Klinis. Jakarta : Humana Press.

https://id.wikipedia.org/wiki/Degenerasi

Diakses tanggal 25 Februari 2017

https://puzzleinmymind.wordpress.com/2010/03/21/hello-world/

Diakses tanggal 27 Februari 2017

http://revias-clinics.blogspot.co.id/2010/05/degenerasi.html

Diakses tanggal 26 Februari 2017

http://abhique.blogspot.co.id/2009/10/adaptasi-sel-terhadap-cedera.html

Diakses tanggal 2 Maret 2017

http://www.kerjanya.net/faq/6648-penyakit-degeneratif.html

Diakses tanggal 26 Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai