S GIII
P2002 Ab00 dengan Preeklampsia
OLEH :
2030034
2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harussama sehatnya atau
lebih sehat.
2. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dan segera diobati.
3. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik dan mental.
1.3 Fungsi Antenatal Care
Fungsi antenatal care yaitu sebagai berikut (Padila, 2014):
1. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan.
2. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan
merujuk bila perlu.
3. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah
yang terjadi
1.4 Program-program dalam Antenatal Care
Menurut Depkes RI, 2009 program-program di dalam Antenatal Care yaitu
Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai
dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai tiga pesan
kunci yaitu:
1) Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA,
dengan melibatkan kader dan perangkat desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu
Hamil.
2) Peningkatan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan
Dukun.
3) Peningkatan akses ke pelayanan desa dengan kunjungan rumah.
4) Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
- Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin terjadi selama hamil
dan tidak terasa sakit.
- Perubahan warna kulit oleh Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada
dahi,punggung hidung dan kulit [daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam hal
ini disebabkan oleh stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone).
- Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
- Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat
2. Tanda positif kehamilan
- Terdenga DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec
pada minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan
lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160 kali permenit.
- Adanya gerakan janin pada palpasi
- Teraba bagian janin pada palpasi
- Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga
uterus pada pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray.
3. Tes Kehamilan
Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi
hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5 hCG per
ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.
1.6 Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Kehamilan Trimester I,II,dan III
Perubahan psikologis pada kehamilan (Hamilton, 2011):
1.7 Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh
tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut
getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006).
1.8 Pathway
Ovum Spermatozoa
Rongga Saluran
Rahim Telur
Tuba Falopi
Fertilisasi
(Pembuahan)
Kehamilan (Janin,
Nidasi Implantasi Plasenta)
(6-7 hari)
Krisis
Mual Perubahan tubuh
situasional
semakin tampak
Penekanan saluran
Muntah kemih (ureter) Pola nafas
Perubahan
Proses adaptasi pola
Perubahan Kesiapan
Defisit Nutrisi
Defisit Pengetahuan seksual Resiko infeksi
Body image tidak efektif
fisik Persalinan
1.9 Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi
menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eklampsia
4) Hidramnion
2) Tuberculosis
3) Anemia
4) Malaria
Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan
akan terlindungi dari tetanus neonatorum.Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama
kehamilan.
2. Pemeriksaan Leopold
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di
fundus dan daerah pelvik.Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri dengan midline dari atas simfisis pubis ke fundus uteri. Catat
hasil pengukuran
Leopold II
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik. Caranya: Letakkan
3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik
napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan
dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika
bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV.
Fakultas IlmuKesehatan UMM2020/2021 6
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke pintu atas
panggul.Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi abdomen
mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu:
Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
1. Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
2. Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama pada
primipara.Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri ( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri (normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung prosessus spinosus
(ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior superior kanan ke
pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca
anterior superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).
1.14 Etiologi
Penyebab pre-eklamisia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai
“maladaptation syndrome” akibat vasospasme general dengan akibatnya.
1. Genetik
Terdapat suatu kecenderungan bahwa factor keturunan turut berperan dalam
pathogenesis pre-eklamsia. Telah dilaporkan adanya peningkatan angka kejadia pre-
eklamsia pada wanitaaaa ynag dilahirkan oleh ibu yang menderita pre-eklamsia.
2. Iskemik Plasenta
Pada kehamilan normal, poliferasi trofoblas akan menginvasi desidua dan myometrium
dalam 2 tahap. Pertama, sel-sel trofoblas endovaskuler menginvasi arteri spiralis yaitu
dengan mengganti endotel, merusak jaringan elastis pada tunika media dan jaringan otot
polos dinding arteri serta mengganti dinding arteri dengan material fibrinoid. Proses ini
selesai pada akhir trimester I dan pada masa ini proses tersebur telah sampai pada
deciduomyometrial junction.
Pada usia kehamilan 14-16 minggu terjadi invasi tahap kedua dari sel trofoblas dimana
sel-sel trofoblas tersebut akan menginvasi arteri spiralis lebih dalam hingga kedalam
myometrium. Selanjutnya terjadi proses seperti tahap pertama yaitu penggantian endotel,
Fakultas IlmuKesehatan UMM2020/2021 8
perusakan jaringan muskulo-elastis serta perubahan material fibrinois dinding arteri.
Akhir dari proses ini adalah pembuluh darah yang berdinding tipis, lemas dan berbentuk
seperti kantong yang memungkinkan terjadinya dilatasi secara pasif untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan aliran darah yang meningkat pada kehamilan.
Pada pre-eklampsia proses plasentasi tersebut tidak berjalan dikarenakan:
a. Tidak semua arteri spiralis mengalami invasi oleh sel-sel trofoblas
b. Pada arteri spiralis yang mengalami invasi , terjadi tahap pertama invasi sel trofoblas
secara normal, tetapi invasi tahap kedua tidak berlangsung sehingga bagia arteri
spiralis yang berada dalam myometrium tetap mempunyai dinding muskulo elastic
yang reaktif yang berarti masih terdapat resistensi vaskuler.
3. Hipoksia pada Fetus/Plasenta
Pada kehamilan normal, kebutuhan oksigen meningkat, kebalikan pada wanita pre-
eklamsia terjadi penurunan oksigen. Hipoksia dapat menginduksi kegagalan fungsi
tropoblas.
4. Disfungsi Endotel
Endotel menghasilkan zat-zat penting yang bersifat relaksasi pembuluh darah, seperti
nitric oxide (NO) dan prostasiklin (PGE2) disfungsi endotel adalah suatu keadaan
dimana didapatkan adanya ketidakseimbangan antara factor vasodilatasi dan
vasokontriksi. Pada pre-eklamsia terjadi kerusakan sel endotel akan mengakibatkan
menurunnya produksi prostasiklin karena endotel merupakan tempat pembentukan
prostasiklin dan meningkatnya produksi tromboksan sebagai kompensasi tubuh terhadap
kerusakan endotel.
5. Imunologis
Pada penderita pre-eklamsia terjadi penurunan T-helper dibandingkan dengan penderita
yang normotensi yang dimulai sejak awal trimester kedua. Maladaptasi sistem imun
dapat menyebabkan invasi yang dangkal dari arteri spiralis oleh sel sitotrofoblast
endovaskuler dan disfungsi sel endotel yang dimediasi oleh peningkatan pelepasan
sitokin (TNF- dan IL-1), enzim proteolitik dan radikal bebas oleh desidua (Fauziyah,
2016).
Pada pre-eklampsia berat pasien harus segera dirujuk. Berikut terapi farmakologis yang dpaat
diberikan pada pre-eklampsia berat:
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.aiska-university.ac.id/cgi/users/login?target=http%3A%2F%2Feprints.aiska-
university.ac.id%2Fcgi%2Fusers%2Fhome