Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency for
Research on Cancer (IARC), diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat
14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di
seluruh dunia. Kanker payudara, kanker prostat, dan kanker paru
merupakan jenis kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu
sebesar 43,3%, 30,7%, dan 23,1%. Sementara itu, kanker paru dan kanker
payudara merupakan penyebab kematian (setelah dikontrol dengan umur)
tertinggi akibat kanker/
World Health Organization (WHO) 2013 menyatakan kanker
menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13% setelah
penyakit kardiovaskuler. Diperkirakan tahun 2030 insidens kanker
mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal akibat kanker
(Kemenkes, Mediakom, edisi 5), 2015). Di Indonesia berdasarkan data
riskesdas tahun 2013 prevalensi tumor/ kanker di Indonesia adalah 1,4 per
1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan
kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati
peringkat kedua penyebab kematian setelah penyakit jantung. Data World
Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010 menyebutkan
bahwa kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 (dua) setelah
penyakit kardiovaskuler (Depkes, 2012). Pada tahun 2008 di Amerika
terdapat 178.000 orang mengidap kanker payudara (Nurcahyo, 2010).
Menurut WHO, kanker payudara merupakan kanker yang paling
sering terjadi pada wanita, 10% dari semua wanita di dunia menderita
kanker payudara dalam hidupnya. Prevalensi kanker payudara meningkat
seimbang dengan kenaikan usia, sebanyak 400 kasus baru dari 100.000
kasus setiap tahun terjadi (Hidayat dkk, 2009). Setiap tahun, di Indonesia
diperkirakan terdapat 100 orang penderita baru kanker payudara per

1
100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk ada sekitar
237.000 penderita kanker baru. Sejalan dengan itu, data empiris juga
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus
meningkat dan berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 %
kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas (Depkes, 2012).
Prevalensi kanker payudara diJawa Tengah tahun 2010 dan tahun 2011
sebanyak 0,03% dan 0,05%, sedangkan pada tahun 2012 prevalensi asus
kanker payudara meningkat sebesar 0,06% dan diprediksi sampai tahun
tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,07% (Depkes, 2012).
Perawatan penderita kanker yang menjalani kemoterapi hanya
memberikan perawatan rutin seperti penderita sakit pada umumnya.
Pengelolaan penderita lebih banyak berfokus pada kondisi sakit fisik, dan
belum secara holistik integratif. Perawatan paliatif belum mendapat
perhatian khusus dalam memberikan asuhan keperawatan, masing-masing
tenaga kesehatan hanya memberikan pelayanan terhadap kebutuhan fisik
yang dirasakan penderita. Berdasarkan data WHO, terdapat lebih dari 40
juta orang di dunia yang membutuhkan perawatan paliatif, namun hanya
14 persen saja yang baru memperolah perawatan tersebut. Sama halnya di
Indonesia, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perwatan
paliatif itu sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup
penderita. Berdasarkan uraian di atas penting diketahui bagaimanakah
perawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup penderita kanker.
Pelayanan paliatif pasien kanker adalah pelayanan terintegrasi oleh
tim paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan memberikan
dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan
dengan kondisi pasien dengan mencegah dan mengurangi penderitaan
melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri
dan masalah-masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dan spiritual
(Irawan, 2013) dan pelayanan masa dukacita bagi keluarga. Perawatan
paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan
menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi.Tujuan
perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan, memperpanjang

2
umur, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan support kepada
keluarga penderita. Meski pada akhirnya penderita meninggal, yang
terpenting sebelum meninggal penderita siap secara psikologis dan
spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.
Perawatan paliatif lebih berfokus pada dukungan dan motivasi ke
penderita. Kemudian setiap keluhan yang timbul ditangani dengan
pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit. Perawatan paliatif ini bisa
mengeksplorasi individu penderita dan keluarganya bagaimana
memberikan perhatian khusus terhadap penderita, penanggulangannya
serta kesiapan untuk menghadapi kematian.Perawatan paliatif
dititikberatkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan terhadap
penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak dapat disembuhkan.
Dengan begitu penderita terbebas dari penderitaan akibat keluhan dan bisa
menjalani akhir hidupnya dengan nyaman.Perawatan paliatif diperlukan
karena: Setiap orang berhak dirawat dan mati secara bermartabat,
menghilangkan nyeri: fisik, emosional, spiritual dan sosial adalah hak
asasi manusia, perawatan paliatif adalah kebutuhan mendesak seluruh
dunia untuk orang yang hidup dengan kanker stadium lanjut.
(Soetarjo.2013)
Sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat dapat melakukan
perawatan paliatif dengan terapi untuk mengurangi nyeri pada pasien
kanker. Terapi yang dapat dilakukan sangatlah banyak untuk pasien
kanker. Namun analisais jurnal ini lebih memilih terapi musik untuk
mengurangi nyeri pasien kanker.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian dapat
dikemukakan sebagai berikut: adakah pengaruh terapi musik terhadap
penyakit kanker ?

3
3. Manfaat
1. Secara Teoritis
a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi lembaga
yang berkompeten pada pasien dengan pasien kanker.
b. Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, meningkatkan proses belajar mengajar dan pelatihan.
2. Secara Praktis
a. Bagi penulis memberikan wawasan yang lebih banyak tentang
pemberian terapi musik pada penyakit kanker.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kanker
1. Pengertian Kanker
Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal (tumbuh sangat cepat dan
tidak terkendali), menginfiltrasi/ merembes, dan menekan jaringan tubuh
sehingga mempengaruhi organ tubuh (Akmal, dkk., 2010: 187). Penyakit
kanker menurut Sunaryati merupakan penyakit yang ditandai pembelahan
sel tidak terkendali dan kemampuan sel- sel tersebut menyerang jaringan
biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis) (Sunaryati, 2011)
Penyakit kanker adalah suatu kondisi sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali (Diananda,
2009: 3). Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang cepat
dan terus membelah diri, hingga menjadi penyakit berat (Maharani, 2009:
12).Menurut penulis penyakit kanker merupakan penyakit berat dan
bersifat kronis, yang ditandaipertumbuhan sel tubuh tidak normal,
berkembang cepat, menyebar, dan menekan organ atau saraf sekitar.

2. Pertumbuhan Penyakit Kanker


Pertumbuhan sel kanker tidak terkendali disebabkan kerusakan
deoxyribose nucleic acid (DNA), sehingga menyebabkan mutasi gen vital
yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel
normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut diakibatkan agen kimia
maupun fisik yang edisebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara
spontan maupun diwariskan (Sunaryati, 2011)
Sel-sel kanker membentuk suatu masa dari jaringan ganas yang
kemudian menyusup ke jaringan di dekatnya dan menyebar ke seluruh

5
tubuh. Sel-sel kanker sebenarnya dibentuk dari sel normal melalui proses
transformasi terdiri dari dua tahap yaitu tahap iniasi dan promosi. Tahap
inisiasi, pada tahap ini perubahan bahan genetis sel yang memancing sel
menjadi ganas. Perubahan sel genetis disebabkan unsur pemicu kanker
yang terkandung dalam bahan kimia, virus, radiasi, atau sinar matahari
(Sunaryati, 2011)
Pada tahap promosi, sel menjadi ganas disebabkan gabungan antara
sel yang peka dengan karsinogen. Kondisi ini menyebabkan sistem
kekebalan tubuh berusaha merusak sebelum sel berlipat ganda dan
berkembang menjadi kanker. Sistem kekebalan tubuh yang tidak
berfungsi normalmenjadikan tubuh rentan terhadap kannker (Sunaryati,
2011: 14).

3. Jenis-jenis Penyakit Kanker


Jenis-jenis kanker yaitu; karsioma, limfoma, sarkoma, glioma,
karsinoma in situ. Karsinoma merupakan jenis kanker berasal dari sel
yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya
jaringan seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, sel melanin,
payudara, leher rahim, kolon, rektum, lambung, pankreas (Akmal, dkk.,
2010)
Limfoma termasuk jenis kanker berasal dari jaringan yang
membentuk darah, misalnya sumsum tulang, lueukimia, limfoma
merupakan jenis kanker yang tidak membentuk masa tumor, tetapi
memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal
(Akmal, dkk., 2010: 80).
Sarkoma adalah jenis kanker akibat kerusakan jaringan penujang di
permukaan tubuh seperti jaringan ikat, sel-sel otot dan tulang. Glioma
adalah kanker susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan panjang) di
susunan saraf pusat. Karsinoma in situ adalah istilah untuk menjelaskan
sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga
dianggap lesi prainvasif (kelainan/ luka yang belum menyebar) (Akmal,
dkk., 2010)

6
4. Tahapan Penyakit Kanker
Kanker tahap awal memasuki stadium satu yaitu kanker telah
masuk ke lapisan sekitarnya. Pada stadium dua, kanker menyebar ke
jaringan terdekat tetapi belum sampai ke kelenjar getah bening.Tahap
lanjut atau stadium lanjut apabila kanker memasuki stadium tiga. Stadium
tiga berarti kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat tetapi
belum sampai ke organ tubuh yang letaknya lebih jauh. Tahap akhir atau
disebut stadium akhir apabila telah masuk pada stadium empat. Stadium
empat menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke organ tubuh atau
jaringan lain.

5. Gejala-gejala PenyakitKanker
Gejala kanker timbul dari organ tubuh yang diserang sesuai dengan
jenis kanker, gejala kanker pada tahap awal berupa kelelahan secara terus
menerus, demam akibat sel kanker mempengaruhi sistem pertahanan
tubuh sebagai respon dari kerja sistem imun tubuh tidak sesuai (Akmal,
dkk., 2010) Gejala kanker tahap lanjut berbeda-beda. Perbedaan gejala
tergantunglokasi dan keganasan sel kanker. Menurut Sunaryati gejala
kanker yaitu penurunan berat badan tidak sengaja dan terlihat signifikan,
pertumbuhan rambut tidak normal, nyeri akibat kanker sudah menyebar
(Sunaryati, 2011:14).

6. Faktor Penyebab Penyakit Kanker


Penyebab kanker berupa gabungan dari sekumpulan faktor genetik
dan lingkungan (Akmal, dkk., 2010: 80). Harmanto dalam Sunaryati
(2011: 16) menyebutkan bahwa, faktor penyebab tumbuhnya kanker
bersifat internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu faktor
keturunan, baik dari pihak orang tua secara langsung maupun nenek
moyang, daya tahan tubuh yang buruk.Faktor eksternal seperti pola hidup
tidak sehat di antaranya mengonsumsi makanan dengan bahan karsinogen,
makanan berlemak, minuman beralkohol, kebiasaan merokok, diet salah
dalam waktu lama; sinar ultraviolet dan radioaktif; infeksi menahun/

7
perangsangan/ iritasi; pencemaran lingkungan atau polusi udara; obat yang
mempengaruhi hormon; berganti-ganti pasangan (Sunaryati
2011:16).Faktor penyebab kanker menurut penulis berupa faktor dari
dalam diri individu dan faktor dari luar diri individu. Faktor dari dalam
diri individu berupa faktor keturunan dan kelainan hormon tubuh. Faktor
dari luar berasal dari faktor lingkungan.

7. Stadium Kanker
Sistem TNM adalah salah satu sistem pementasan yang paling
umum digunakan. Sistem ini telah diterima oleh International Union
Against Cancer (UICC) dan American Joint Committee on Cancer
(AJCC). Kebanyakan fasilitas medis menggunakan sistem TNM sebagai
metode utama untuk pelaporan kanker termasuk National Cancer Institute
(NCI).
Sistem TNM ini berdasarkan pada besarnya tumor (T), tingkat
penyebaran ke kelenjar getah bening (N), dan adanya metastasis (M).
Nomor ditambahkan untuk setiap huruf untuk menunjukkan ukuran atau
saiz tumor dan luasnyapenyebaran.

B. Nyeri Pada Kanker


1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang
tidakmenyenangkan yang berhubungan dengan adanya potensi
kerusakan pada jaringan atau gangguan pada metabolisme jaringan.
Nyeri neuropatik (kronis) terjadi akibat pemprosesan input sensorik
yang abnormal oleh sistem saraf pusat atau perifer. Terdapat sejumlah
besar sindroma nyeri neuropatik yang seringkali sulit diatasi missal:
nyeri kanker, nyeri punggung bawah, neuropati diabetik, luka pada
sum-sum tulang belakang (Sukandar, dkk.,2009)

8
2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Nyeri
Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab dari timbulnya nyeri
kanker pada umumnya adalah:
1. Nyeri yang disebabkan langsung oleh tumor yang
menyebabkan kompresi saraf sentral maupun perifer.
2. Nyeri akibat pengobatan kanker seperti kemoterapi
menyebabkan neuropathi dan nekrosis jaringan
menimbulkan nyeri.
3. Nyeri yang tidak berhubungan dengan tumor biasanya
tergantung kondisi pasien yang mengalami distensi
lambung, infeksi, nyeri musculoskeletal(Murtedjo,2006)

3. Tipe-tipe Nyeri
1. NyeriNociceptive.
Nyeri Nociceptive merupakan nyeri yang distimulasi oleh
reseptor nyeri. Nyeri jenis ini biasanya berasal dari respon
yang terjadi akibat kerusakan pada tubuh. Pengobatan Nyeri
Nociceptive dapat menggunakan golongan analgesik biasa atau
yang sudah umum seperti parasetamol, NSAID, atau golongan
opioid (Wiffen, et al., 2007).
2. NyeriNeuropathic.
Nyeri Neuropathic disebabkan karena adanya luka atau
disfungsi sistem saraf. Nyeri jenis ini tidak dapat diobati
dengan analgetik yang biasa, sehingga obat-obat yang sering
digunakan seperti antidepresan, antikonvulsan, dan beberapa
golongan obat lain (Wiffen, et al., 2007). Nyeri Neuropathic
juga biasa disebabkan karena tekanan atau infiltrasi saraf oleh
kanker (Sukardja, 2000).

9
4. Metode Mengatasi Nyeri
Menurut Metode pengatasan nyeri pada pasien kanker bisa
dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Menghilangkan nyeri dengan jalan operasi.
2. Pengatasan dengan menggunakan obat analgetika yaitu obat
golongan opoid dan golongan non opoid.
3. Menggunakan anestesi.
4. Menggunakan metode fisik seperti fisioterapi, panas, dan lain-
lain.
5. Mengurangi berat badan (Wiffen, et al., 2007)

C. Terapi Musik
1. Manfaat Terapi Musik
Terapi musik dipilih karena memiliki keunggulan akan kemurnian
dan kesederhanaan bunyi-bunyi yang dimunculkannya, irama, melodi,
dan frekuensi tinggi pada terapi musik merangsang dan memberi daya
pada daerah daerah kreatif dan motivasi dalam otak. Terapi musik
memberi rasa nyaman tidak hanya ditelinga tetapi di jiwa juga yang
mendengarkannya. Terapi musik sesuai dengan pola sel otak manusia,
karena musik begitu bervariasi dan kaya akan nada-nada dari lembut
hingga keras,dari lambat sampai cepat (Anonym, 2011).
Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan
dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalis, dan slow musik
(Potter, 2005). Terapi musik dapat digunakan diberbagai jenis perawatan
kesehatan, mulai dari kelahiran hingga sekarat maut.

2. Keunggulan Terapi Musik


Keunggulan terapi musik yaitu lebih murah daripada analgesia,
prosedur non-invasif,tidak melukai pasien, tidak ada efek samping,
penerapannya luas, bisa diterapkan pada pasien yang tidak bisa diterapkan
terapi secara fisik untuk menurunkan nyeri. Terapi musik dapat digunakan

10
untuk penyembuhan,musik yang dipilih pada umumnya musik lembut dan
teratur seperti instrumentalia/ musik klasik (Laila, 2013)

3. Mekanisme Terapi Musik


Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi,
mempercepat penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan
menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat mempengaruhi fungsi-fungsi
fisiologis,seperti respirasi, denyut jantung dan tekanan darah (Djohan,
2006). Musik juga dapat menurunkan kadar hormon kortisol yang
meningkat pada saat stres. Musik juga merangsang pelepasan hormon
endorfin,hormon tubuh yang memberikan perasaan senang yang berperan
dalam penurunan nyeri (Djohan, 2006).
Mendengarkan musik yang disukai juga berpengaruh terhadap
sistem limbik dan saraf otonom. Pada sistem limbik, musik dapat
membangkitkan respons psikofisiologi melalui pengaruh pitch dan ritme
musik. Musik juga menstimulasi sistem neurohormonal dan pelepasan
endorphin yang bereaksi pada reseptor spesifik di otak untuk mengubah
emosi, mood, dan fisiologi. Adanya respons psikofisiologi ini juga dapat
berpengaruh terhadap persepsi dan respons pasien terhadap nyeri yang
dirasakan. Musik dapat mempengaruhi hidup dengar memberikan rasa
santai atau menyenangkan. Di samping hiburan, musik juga dapat
menyembuhkan stres, depresi, dan nyeri.
Terapi musik dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori Gate
Control, bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahawa
impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls
dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Salah satu cara menutup
mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang sekresi endorfin
yang akan menghambat pelepasan substansi P. Musik klasik Mozart
sendiri juga dapat merangsang peningkatan hormon endorfin yang
merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. Sehingga
pada saat neuron nyeri perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi

11
sinapsis antara neuron perifer dan neuron yang menuju otak tempat
seharusnya substansi P akan menghasilkan impuls. Pada saat tersebut,
endorfin akan memblokir lepasnya substansi P dari neuron sensorik,
sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang (Laila, 2011).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan teori diatas dapat disimpukan bahwa
pemberian terapi musik klasik berpengaruh terhadap penurunan intensitas
nyeri pada pasien kanker.
3.2 Saran
i. Bagi Rumah Sakit
Memfasilitasi ruang perawatan di bagian onkologi dengan
alat pemutar musik yang dapat didengarkan oleh pasien kanker
untuk membantu mengurangi nyeri
ii. Bagi Instansi Pendidikan
Menambah materi terapi komplementer dengan musik
klasik sebagai salah satu terapi alternatif non farmakologi pada
kasus nyeri
iii. Bagi Peneliti Selanjutnya
Melakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel
yang lebih besar, memilah-milah stadium kanker,menambah waktu
pemberian musik klasik dan meneliti faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap penilaian skala nyeri pada pasien kanker
yang belum diteliti pada penelitian ini.

13

Anda mungkin juga menyukai