Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROSES DEGENERATIF

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II

DEA PITALOKA
RIKA BUNGA MELIANTI
NURUL FADILLA
ERLIN LASTRIANI
YUSTINA
NILMA ADEKAPUTRI
PUTRI DEVANI
RIVAL EFENDI
TASRIL

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SAMAWA
2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha
penyayang . kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah patofisiologi tentang “Proses Degeneratif” .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagaipihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah patofisiologi tentang “Proses
Degeneratif” inidapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sumbawa, 16 Mei 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................5
1.3 Tujuan ........................................................................................5
BAB II TINJUAN TEORI
2.1. Apa Pengertian Degeneratif......................................................6
2.2. Apa Saja Jenis-Jenis Degeneratif.............................................7
2.3. Apa Penyebab Degeneratif......................................................10
2.4. Apa Itu Penyakit Degeneratif.................................................10
2.5. Contoh Penyakit Degeneratif..................................................10
BAB III PEMBAHSAN KASUS
3.1 Kesimpulan .................................................................................16
3.2 Saran ............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika kita amati secara sekilas, antara makhluk satu dengan yang
lain akan terlihat perbedaan besar. Namun, jika diteliti lebih mendalam,
ternyata semua makhluk mempunyaibanyak persamaan. Satu diantara
persamaan tersebut adalah setiap makhluk tersusun atas satuan atau unit
terkecil yang disebut sel. Sel adalah satuan kehidupan yang paling
mendasar. Sel merupakan unit terkecil yang masih dapat menjalankan
proses yang berhubungan dengan kehidupan.
Tubuh manusia bersifat dinamis, dalam arti selalu berubah setiap
saat. Sel ± sel yang menyusun tubuh memiliki usia tertentu yang kemudian akan
diganti lagi dengan yang baru, namun pada akhirnya semua sel ± sel akan
mengalami kematian secara total. Sepanjang usia kehidupan akan terjadi
efek proses penuaan pada tubuh yang berlangsung terus sampai batas ±
batas tertentu, dan akhirnya akan muncul proses degenerasi (penuaan) dari
semua organ dalam tubuh. Menjadi tua adalah alamiah, namun percepatan
atau perburukan proses degenerasi adalah kesalahan manusia.
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang
terjadi akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur
dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma akan mengganggu proses
metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya reversibel artinya bisa
diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan. Apabila tidak
dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan menjadi ireversibel,
dan sel akan mati. Kelainan sel pada cedera ringan yang bersifat
reversible inilah yang dinamakan kelainan degenerasi. Degenerasi ini akan
menimbulkan tertimbunnya berbagai macam bahan didalam maupun di
luar sel.
Degenerasi sel atau penuaan sel ditandai dengan menurunnya
fungsi berbagai organ tubuh. Gejala menua tampak secara fisik dan psikis.
Tanda fisik misalnya, masa otot berkurang, lemak meningkat, fungsi

4
seksual terganggu, sakit tulang dan kemampuan kerja menurun.
Sedangkan tanda psikis berupa sulit tidur, mudah cemas, mudah
tersinggung, gairah hidup menurun dan merasa sudah tidak berarti lagi.
Faktor pemicu degenerasi sel antara lain adalah faktor genetis,
defisiensi nutrisi dan cedera pada sel.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut :
a) Apa Pengertian Degeneratif?
b) Apa Saja Jenis-Jenis Degeneratif?
c) Apa Penyebab Degeneratif?
d) Apa Itu Penyakit Degeneratif?
e) Contoh Contoh Penyakit Degeneratif

1.3 Tujuan Penulisan


a) Mengetahui Pengertian Degeneratif
b) Mengetahui Jenis-Jenis Degeneratif
c) Mengetahui Penyebab Terjadinya Degenerasi
d) Mengetahui Pengertian Penyakit Degeneratif
e) Mengerahui Contoh Penyakit Degeneratif

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Degenerasi


Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan
kimia dalam sel, jaringan atau organ yang bersifat menurunkan
efisiensinya. Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang
terjadi akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur
dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma akan mengganggu proses
metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya reversible artinya bisa
diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan. Apabila tidak
dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan menjadi ireversibel,
dan sel akan mati.
Kelainan sel pada cedera ringan yang bersifat reversible inilah
yang dinamakan kelainan degenerasi. Degenerasi ini akan menimbulkan
tertimbunnya berbaga macam bahan didalam maupun di luar sel.
Degenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
pembengkakan sel dan perubahan perlemakan. Pembengkakan sel
timbul jika sel tidak dapat mengatur keseimbangan ion dan cairan yang
menyebabkan hidrasi sel. Sedangkan perubahan perlemakan
bermanifestasi sebagai vakuola-vakuola lemak di dalam sitoplasma dan
terjadikarena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan dijumpai
pada sel yang tergantung pada metabolism lemak seperti sel hepatosit dan
sel miokard. (Sudiono dkk, 2003)
Apabila sebuah stimulus menyebabkan cedera sel, maka perubahan
yang pertama kali terjadi adalah terjadinya kerusakan biokimiawi yang
mengganggu proses metabolisme. Sel bisa tetap normal atau
menunjukkan kelainan fungsi yang diikuti dengan perubahan morfologis.
a. Cedera subletal
Terjadi bila sebuah stimulus menyebabkan sel cedera dan
menunjukkan perubahan morfologis tetapi sel tidak mati.
Perubahan subletal ini bersifat reversibel dimana bila stimulusnya

6
dihentikan maka sel akan kembalipulih seperti sebelumnya. Cedera
subletal ini disebut juga proses degeneratif. Perubahan degeneratif
lebih sering mengenai sitoplasma, sedangkan nukleus tetap dapat
mempertahankan integritasnya.
Bentuk perubahan degeneratif yang paling sering terjadi adalah
akumulasi cairan di dalam sel akibat gangguan mekanisme
pengaturan cairan. Biasanya disebabkan karena berkurangnya
energi yang digunakan pompa natrium untuk mengeluarkan natrium
dari intrasel. Sitoplasma akan terlihat keruh dan kasar (degenerasi
bengkak keruh). Dapat juga terjadi degenerasilebih berat yaitu
degenerasi lemak atau infiltrasi lemak dimana terjadi penumpukan
lemak intrasel sehingga inti terdesak ke pinggir. Jaringan akan
bengkak dan bertambah berat dan terlihat kekuning-kuningan.
Misalnya, perlemakan hati (fatty liver) pada keadaan malnutrisidan
alkoholik.
b. Cedera Letal
Bila stimulus yang menyebabkan sel cedera cukup berat
dan berlangsung lama serta melebihi kemampuan sel untuk
beradaptasi maka akan menyebabkan kerusakan sel yang bersifat
ireversibel (cedera sel) yang berlanjut kepada kematian sel.

2.2. Jenis-Jenis Degenerasi


Berbagai jenis degenerasi sel yang sering dijumpai antara lain :
a. Degenerasi Albuminosa
Pembengkakan sel adalah manifestasi awal sel terhadap semua
jejas sel. Perubahan morfolofi yang terjadi sulit dilihat dengan
mikroskop cahaya. Bila pembengkakan sel sudah mengenai seluruh
sel dalam organ, jaringan akan tampak pucat, terjadi peningkatan
turgor, dan berat organ.
Gambaran mikroskopis menunjukkan sel membengkak
menyebabkan desakan pada kapiler-kapiler organ. Bila penimbunan
air dalam sel berlanjut karena jejas sel semakin berat, akan timbul

7
vakuola-vakuola kecil dan nampak cerah dalam sitoplasma. Vakuola
yang terjadi disebabkan oleh pembengkakan reticulum endoplasmik.
Awalnya terjadi akibat terkumpulnya butir-butir protein di
dalam sitoplasma, sehingga sel menjadi bengkak dan sitoplasma
menjadikeruh (cloudy swelling: bengkak keruh). Contohnya adalah
pada penderita pielonefritis atau
b. Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)
Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible
dengan penimbunan intraselular yang lebih parah jika dengan
degenerasi albumin. Merupakan suatu cedera sel yang menyebabkan
sel itu tampakbengkak. Hal itu dikarenakan meningkatnya akumulasi
air dalam sitoplasma.
Sel yang mengalami degenerasi hidropik secara mikroskopis
tampak sebagai berikut :
1. Sel tampak membesar atau bengkakkarena akumulasi air dalam
sitoplasmanya.
2. Sitoplasma tampak pucat.
3. Inti tetap berada di tengah.
4. Pada organ hati, akan tampak lumen sinusoid itu menyempit.
5. Pada organ ginjal, akan tampak lumen tubulus ginjal menyempit.
6. Pada keadaan ekstrim sitoplasma sel akan tampak jernih dan
ukuran sel makin membesar (Balloning Degeneration) sering
ditemukan pada sel epidermal yang terinfeksi epitheliotropic virus,
seperti pada pox virus.
c. Degenerasi Lemak
Degenerasi lemak dan perubahan perlemakan (fatty
change) menggambarkan adanya penimbunan abnormal trigliserid
dalam sel parenkim. Perubahan perlemakan sering terjadi di hepar
karena hepar merupakan organ utama dalam metabolisme lemak
selain organ jantung, otot dan ginjal.
Etiologi dari degenerasi lemak adalah toksin, malnutrisi protein,
diabetes mellitus, obesitas, dan anoksia. Jika terjadi gangguan dalam

8
proses metabolisme lemak, akan timbul penimbunan trigliserid yang
berlebihan. Akibat perubahan perlemakan tergantung dari banyaknya
timbunan lemak. Jika tidak terlalu banyak timbunan lemak, tidak
menyebabkan gangguan fungsi sel, tetapi jika timbunan lemak
berlebihan, terjadi perubahan perlemakan yang menyebabkan
nekrosis.
d. Degenerasi Hyalin (Perubahan Hyalin
Istilah hyaline digunakan untuk istilah deskriprif histologik dan
bukan sebagai tanda adanya jejas sel. Umumnya perubahan hyalin
merupakan perubahan dalam sel atau rongga ekstraseluler yang
memberikan gambaran homogeni, cerah dan berwarna merah muda
dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Keadaan ini terbentuk akibat
berbagai perubahan dan tidak menunjukkan suatu bentuk penimbunan
yang spesifik. Contoh : degenerasi hialin pada otot ( penyakit
Boutvuur).

e. Degenerasi Zenker
Dahulu dikenal sebagai degenerasi hialin pada otot sadar yang
mengalami nekrosis. Otot yang mengalami degenerasi zenker adalah
otot rektus abdominis dan diafragma.
f. Degenerasi Mukoid (Degenerasi Miksomatosa
g. Degenerasi Mukoid mukus adalah substansi kompleks yang cerah,
kental, dan berlendir dengan komposisi yang bermacam-macam dan
pada keadaan normal disekresioleh sel epitel serta dapat pula sebagai
bagian dari matriks jaringan ikat longgar tertentu.
Musin dapat dijumpai didalam sel, dan mendesakintike tepi seperti
pada adenokarsinoma gaster yang memberikan gambaran difus terdiri
atas sel-sel gaster yang memiliki sifat ganas dan mengandung musin.
Musin tersebut akan mendesak intike tepi sehingga sel menyerupai
cincin dinamakan Signet Ring Cell. Musin di jaringan ikat, dahulu
dinamakan degenerasi miksomatosa. Keadaan ini menunjukkan

9
adanya musin didaerah interselular dan memisahkan sel-sel Stelata
(Stellate Cell/ Star Cell). (Sudiono dkk, 2003)
2.3. Penyebab Degenerasi
Jejas sel merupakan keadaan dimana selberadaptasi secara berlebih
atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal.
Di bawah ini merupakan penyebab-penyebab dari jejas sel :
a. Kekurangan oksigen
b. Kekurangan nutrisi/malnutrisi
c. Infeksi sel
d. Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi
e. Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan)
dan kimia (bahan-bahan kimia beracun)
f. Defect (cacat / kegagalan) genetic
g. Penuaan
Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dibedakan menjadi
dua kategori utama, yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas
irreversible (kematian sel). Contoh degenerasi sel ialah mola hidatidosa
termasuk jejas sel yang reversible yaitu apabila penyebabnya dihilangkan
organ atau jaringan bisa berfungsi normal. Sel dapat cedera akibat
berbagai stressor. Cedera terjadi apabila stresor tersebut melebihikapasitas
adaptif sel.

2.4. Penyakit Degeneratif


Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan
terjadinya kerusakan atau penghacuran terhadap jaringan atau organ
tubuh. Proses dari kerusakan ini dapat disebabkan oleh penggunaan
seiring dengan usia maupun karena gaya hidup yang tidak sehat.
2.5. Contoh Penyakit Degeneratif.
a. Kencing manis atau diabetes mellitus (DM) tipe 2
Kencing manis atau diabetes mellitus adalah penyakit
yang ditandaidengan tingginya kadar glukosa atau gula dalam
darah yang disebabkan oleh tubuh tidak dapat menggunakan

10
glukosa atau gula dalam darah sebagai sumber energi. Penyakit ini
terdiri dari beberapa tipe, tipe tersering yang dapat ditemui adalah
1. Cepat merasa haus. Penderita akan cepat merasa haus dan
sering minum. Sering kali penderita tidak menyadari ini
sebagai gejala karena merasa banyak minum baik untuk
fungsiginjal.
2. Sering buang air kecil (BAK). Seringkali penderita mengira
penyebab sering BAK karena penderita sering minum air dan
bukan akibat dari suatu penyakit. Selain itu, gejala ini juga
dapat mengganggu tidur di malam hari karena bolak balik
terbangun untuk BAK.
3. Cepat merasa lapar. Hal ini terjadikarena tubuh tidak dapat
menggunakan gula di dalam darah sebagai sumber energi,
padahal kadar gula di dalam darah sudah tinggi. Karena tidak
adanya sumber energi maka tubuh merasa kelaparan sehingga
selalu ingin makan.
4. Gejala akibat komplikasidari penyakit ini muncul sebagai
akibat dari kelaparan pada sel - sel tubuh. Kelaparan dalam
jangka panjang menyebabkan sel tersebut mati.
5. Kesemutan padaujung - ujung jari tangan dan kaki. Apabila
gejala ini muncul artinya telah terjadikerusakan padaujung -
ujung saraf. Keluhan lama - lama akan bertambah berat
sehingga merasa baal atau mati rasa. Apabila sudah baal
penderita sering tidak sadar apabila kakinya terluka.
6. Pengelihatan menjadi buram. Hal tersebut dapat diakibatkan
oleh kelainan dari retina, kornea, maupun lensa dari mata.
7. Luka yang sulit sembuh. Sel - sel pada tubuh sulit untuk
memperbaikidiri untuk menutup luka yang terjadi. Selain itu,
kadar gula yang tinggi disukai oleh kuman - kuman sehingga
mudah terjadi infeksi dan mempersulit penutupan luka.

11
Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya
penyakit ini antara lain:
1. Kebiasaan makan makanan manis
2. Kelebihan berat badan
3. Genetik
4. Jarang berolah raga
Penyebab glukosa tidak dapat digunakan didalam
tubuh pada diabetes tipe 2 adalah:
1. Resistensi insulin pada sel - sel.
Agar sel dapat menggunakan glukosa daridalam
darahdiperlukan insulin. Pada penderita dengan penyakit ini,
ditemukan bahwa sel - sel tersebut menjadi kurang sensitif
terhadap insulin. Walaupun terdapat insulin didalam tubuh,
tetapi sel tersebut tidak dapat menggunakannya. Hal tersebut
menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
2. Produksi insulin yang rendaholeh pancreas
Insulin dihasikanl oleh sel beta pankreas. Produksi
insulin yang tidak mencukupi kebutuhan menyebabkan tubuh
tidak dapat menggunakan glukosa di dalam darah.

b. Osteoartritis (OA)
OA merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan
kerusakan jaringan tulang rawan pada sendi yang ditandai dengan
perubahan pada tulang. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah
genetik, perempuan, riwayat benturan pada sendi, usia dan
obesitas. Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:
1. Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik
setelah beristirahat
2. Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi
tidaklebih dari 30 menit.
Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan
aktivitas sehari - hari dan bekerja. Umumnya sendi yang

12
terkena adalah sendi - sendi yang menopang tubuh sepertilutut,
panggul, dan punggung.
Untuk mendiagnosis penyakit ini diperlukan pemeriksaan fisik
terhadap sendi yang terkena dan pemeriksaan penunjang
untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan berupa rontgen pada sendi yang
terkena dan laboratorium. Pada roentgen dapat ditemukan
perubahan bentuk dari sendi yang terkena.

c. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang
yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan penipisan
jaringan tulang. Hal tersebut dapat menyebabkan tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.
Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa
tulang. Disebut osteoporosis apabila massa tulang <-2,5
standar deviasi (SD) massa tulang normal, dan disebut
osteopenia apabila massa tulang antara -1 hingga -2,5 SD. Karena
penyakit ini tidak memberikan gejala hingga terjadi patah tulang,
maka penting untuk dilakukan skrining untuk mencegah
penyakit ini. Selain itu, penderita juga harus menjadi diri dan
melakukan penyesuaian agar tidak mudah jatuh, misalnya kamar
mandi menggunakan lantai yang kasar.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh:
1. Penyerapan kalsium yang menurun pada wanita post
monopause,
2. Usia lebih dari 70 tahun,
3. Penyakit kronis,
4. Defisiensizat pembentu tulang seperikalsium, viatamin D.

13
d. Penyakit jantung koroner (PJK)
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang
disebabkan oleh adanya sumbatan pada pembuluh darahkoroner.
Pembuluh darahkoroner adalah pembuluh darah yang
memperdarahi jantung. Sumbatan dari pembuluh darah tersebut
diakibatkan oleh adanya proses aterosklerosis atau
penumpukan lemak/plak di pembuluh darah sehingga diameter
pembuluh darah makin kecil dan mengeras/kaku.
Proses aterosklerosis terjadi perlahan - lahan seiring dengan
waktu, tetapi pada orang - orang dengan kadar kemak didalam
darah yang tinggi, proses ini di pembuluh darah menjadi semakin
cepat dan banyak. Sumbatan dalam pembuluh darahdapat bersifat:
1. Parsial, di mana pembuluh darah masih dilalui oleh darah
walaupun alirannya sudah mengecil. Keluhan dapat
dirasakan pada saat terjadi kebutuhan akan oksigen yang
meningkat. Contohnya pada saat emosi dan aktivitas
berjalan jauh kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat
tetapi jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut
sehingga timbul nyeri pada dada.
2. Total, di mana pembuluh darah sudah tidak dapat dilalui
oleh darah karena tertutup total. Penutupan total tersebut
dapat disebabkan oleh lepasnya tumpukan lemak
dipembuluh darah dan menyumbat di pembuluh darah yang
ukurannya lebih kecil. Sumbatan total menyebabkan
keluhan nyeridada yang dirasakan lebih berat dan tajam
sepertidadaditimpa benda berat. Pembuluh darahjantung
yang tersumbat dapat menyebabkan kematian dari
seljantung karena tidak mendapatkan asupan nutrisidan
oksigen yang cukup.

14
Sel jantung yang sudah mati tidak dapat diperbaiki lagi.
Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini :
a) Nyeridi dada, dengan cirikhas nyeridi dada kiri, nyeri
menjalar ke tangan kiri dagu. Padabeberapa kasus, nyeri
dada dapat bersifat tidak khas seperti nyeri di ulu hati,
nyeri menjalar ke punggung, dan nyeri menjalar ke
lengan kanan.
b) Sensasi berat didada sepertiditimpa benda berat, nyeri
yang tajam dan menusuk didada, dan seperti diremas -
remas.
c) Jantung berdebar – debar.
d) Nyeri dan sesak napas timbul apabila beraktivitas
berat dan mereda setelah beristirahat. Kadang, pada
awalnya penderita tidak sadar mengalami PJK karena
nyeri yang dirasakan hanya sebentar

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan
kimia dalam sel, jaringan atau organ yang bersifat menurunkan
efisiensinya. Gangguan fungsibisa bersifat reversible ataupun ireversibel
sel tergantung dari mekanisme adaptasi sel. Cedera reversibel disebut juga
cedera subletal dan cedera ireversibeldisebut juga cedera letal.
Jejas sel merupakan keadaan dimana selberadaptasi secara berlebih
atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan
terjadinya kerusakan atau penghacuran terhadap jaringan atau organ
tubuh. Misalnya diabetes militus tipe 2, osteoporosis, dan lain sebagainya.

3.2 Saran
Degenerasi merupakan suatu bentuk kerusakan sel sebagai
akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma, di mana kerusakan sel
tersebut terjadi secara tidak terkontrol. Oleh karena itu kita perlu
memperhatikan makanan yang akan kita konsumsi, menjaga aktivitas fisik
serta selalu mengutamakan prilaku sehat agar tidak menyebabkan
timbulnya gejala-gejala degenerasi yang dapat merusak sel dan
berpotensi menimbulkan masalahkesehatan yang serius

16
DAFTAR PUSTAKA

Janti S, Budi K, Andhy H, Bing D. 2003. Ilmu Patologi Buku Kedokteran.


Jakarta : EGC.
Danny H, Harry M, Ferry S, Arief B, Tono D, Boenjamin S. 2010. Stem Cell
Dasar Teoridan Aplikasi Klinis. Jakarta : Humana Press.
https://id.wikipedia.org/wiki/Degenerasi
Diakses tanggal 10 mei 2023
https://puzzleinmymind.wordpress.com/2010/03/21/hello-world/
Diakses tanggal 10 mei 2023
http://revias-clinics.blogspot.co.id/2010/05/degenerasi.html
Diakses tanggal 10 mei 2023
http://abhique.blogspot.co.id/2009/10/adaptasi-sel-terhadap-cedera.html
Diakses tanggal 10 mei 2023
http://www.kerjanya.net/faq/6648-penyakit-degeneratif.html
Diakses tanggal 10 mei 2023

17

Anda mungkin juga menyukai