FEBRIS / FEVER
Oleh :
NIM: 2030034
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan PendahuluanFebris/Fever di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang Oleh :
Nama : Mario Adi Nugroho
NIM : 2030034
Prodi : Pendidikan Profesi Ners
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners
Departemen Keperawatan Anak, yang dilaksanakan pada tanggal 22 Februari
2021 – 05Maret 2021, yang telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
(.............................................) (.............................................)
5. PATOFISIOLOGI
Dengan peningkatan suhu tubuh terjadi peningkatan kecepatan
metabolisme basa. Jika hal ini disertai dengan penurunan masukan
makanan akibat anoreksia, maka simpanan karbohidrat, protein serta
lemak menurun dan metabolisme tenaga otot dan lemak dalam tubuh
cendrung dipecah dan terdapat oksidasi tidak lengkap dari lemak, dan ini
mengarah pada ketosis. Dengan terjadinya peningkatan suhu, tenaga
konsentrasi normal, dan pikiran lobus hilang. Jika tetap dipelihara anak
akan berada dalam keaadaan bingung, pembicaraan menjadi inkoheren
dan akirnya ditambah dengan timbulnya stupor dan koma.
Kekurangan cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam,
karna cairan dan eloktrolit ini mempengaruhi keseimbangan
termoregulasi di hipotalamus anterior. Jadi apabila terjadi dehidrasi atau
kekurangan cairan dan elektrolit maka keseimbangan termoregulasi di
hipotalamus anterior mengalami gangguan. Pada pasien febris atau
demam pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan, yaitu dengan
pemeriksaan darah lengkap misalnya : Hb, Ht, Leokosit. Pada
pasienfebris atau demam biasanya pada Hb akan mengalami penurunan,
sedangkan Ht dan Leokosit akan mengalami peningkatan. LED akan
meningkat pada pasien observasi febris yang tidak diketahui
penyebabnya, ( pemeriksaan sputum diperlukan untuk pasien yang
menderita demam dan disertai batuk – batuk ).
6. PATHWAY
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Pemeriksaan Laboratorium
b) Pembiakan kuman dari cairan tubuh atau lesi permukaan atau sinar
tembus rutin
c) Dalam tahap melalui biopsy pada temapat – tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginomografi, atau
limfangiografi
d) Ultrasonografi, endoskopi, atau scaning, masih dapat diperiksa.
8. PENATALAKSANAAN
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap
demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non
farmakologis maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :
a) Tindakan farmakologis Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan
yaitu memberikan antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan
pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan
antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam dalam waktu
30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam
dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam. Paracetamol dapat
diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari dosis sebelumnya.
Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 oC, sehingga jelas
bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk menormalkan
suhu namun untuk menurunkan suhu tubuh.
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga
memiliki efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua
pada demam, bila alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat
diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis
sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis
5mg/Kg BB. Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1jam dan
berlangsung 3-4 jam.
b) Tindakan non farmakologis
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat
dilakukan seperti (Nurarif, 2015):
1) Memberikan minuman yang banyak
2) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3) Menggunakan pakaian yang tidak tebal
4) Memberikan kompres.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat
atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres
meupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh (Ayu, 2015).
B. KONSEP ASKEP FEBRIS
1. PENGKAJIAN
Menurut Nurarif (2015) proses keperawatan pada anak
demam/febris adalah sebagai berikut :
a) Pengkajian
1) Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
2) Riwayat kesehatan
3) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :
panas.
4) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita
pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat
demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual,
muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah
menggigil, gelisah.
5) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
6) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak)
b) Pemeriksaan fisik Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
c) Pemeriksaan persistem
1) Sistem persepsi sensori
- Sistem persyarafan: kesadaran
- Sistem pernafasan
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem gastrointestinal
- Sistem integument
- Sistem perkemihan
2) Pada fungsi kesehatan
- Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Pola nutrisi dan metabolism
- Pola eliminasi
- Pola aktivitas dan latihan
- Pola tidur dan istirahat
- Pola kognitif dan perseptual
- Pola toleransi dan koping stress
- Pola nilai dan keyakinan
- Pola hubungan dan peran
d) Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
2) Foto rontgent
3) USG, endoskopi atau scanning
2. DIAGNOSA
a) Hipertermia
b) Defisit nutrisi
c) Resiko hipovolemia
3. INTERVENSI
a) Hipertemia (D.0130)
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
Termoregulasi membaik.
Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh membaik
- Menggigil menurun
- Pucat menurun
Intervensi
#Manajemen Hipertermia
Observasi
- Indetifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, terpapar
lingkungan panas, penggunaan inkubator)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor haluaran urine
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang baik
- Berikan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Intervensi:
#Manajemen Nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi toleransi dan alergi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Monitor asupan makanan
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi kalori dan protein
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk jika mampu
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
c) Resiko hipovolemia
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan status cairan membaik
Kriteria Hasil:
- Turgor Kulit meningkat
- Dispnea menurun
- Membran mukosa membaik
Intervensi:
#Pemantauan Cairan
Obeservasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor turgor kulit
- Monitor hasil pemeriksaan serum (Hematokrit)
- Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
Terapeutik
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, E.I. (2015). Kompres Air Hangat Pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah
Kutoarjo. Jurnal Ners dan Kebidanan vol 3 No.1, 10-14.
Hartini, Sri, Pertiwi, P.P. (2015). Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS
Telogorejo Semarang. Jurnal Keperawatan.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI