1. Felive
2. Nickholas
3. Khatleen
4. Gabby
FISTULA REKTOVAGINAL
DEFINISI
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus
lama iskemi kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan
buatan kejadian ini sering ditemukan di negara berkembang, dengan pelayanan rujukan
yang sulit dijangkau, terbanyak berupa fistula urogenital.
• Sebab Ginekologik
• Proses keganasan, radiasi, trauma operasi atau kelainan kongenital.
• Lebih jarang, kecuali di negara maju, fistula akibat prosesginekologis tersering
paling banyak adalah fistula vesikovaginal pasca histerektomi.
• Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm terjadi akibat terjepit oleh klem atau
terikat oleh jahitan.
TANDA DAN GEJALA
• Klien mengetahui dan menerima respon fisik dan emosional dari siklus menstruasi.
• Klien dapat memilih therapi yang tetap.
• Perawatan berhasil dengan baik atau klien dapat adaptasi dengan keadaan diri bila therapy tidak
memungkinkan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Mengkaji rasa nyeri : lokasi, type, lamanya dan riwayat ketidak nyamanan.
• Memberi rasa nyaman dengan :
• Memberi kompres hangat pada abdomen.
• Anjurkan mandi hangat.
• Message punggung.
• Melakukan exercise atau relaksasi.
• Istirahat tidur.
• Memberi obat sesuai dengan program.
• Mengadakan diskusi atau komunikasi dengan klien tentang :
• Perasaan yang dirasakan sekarang.
• Perubahan yang terjadi pada siklus menstruasi.
• Perawatan yang harus dilakukan.
• Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya. Memberi support mental, memberi harapan yang
dapat dilakukan untuk penyembuhan.
EVALUASI
Di samping itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan inkontinensia urine,
seperti:
• Kehamilan dan persalinan melalui vagina
• Obesitas
• Riwayat keluarga
• Penuaan
TANDA DAN GEJALA
• Tanda dan Gejala umum inkontinensia urine adalah buang air kecil tanpa diinginkan atau disadari.
Bagaimana dan kapan mengompol itu terjadi tergantung dari tipe inkontinensia.
• Tanda dan Gejalanya meliputi:
• BAK saat olahraga, batuk, bersin, atau tertawa
• BAK di celana karena rasa ingin BAK yang sangat intens dan tiba-tiba sehingga tidak sempat ke
toilet
• BAK ketika berubah posisi
• BAK ketika mendengar suara air mengalir
• BAK ketika berhubungan seksual
• BAK sedikit-sedikit terus menerus
• BAK tidak tuntas atau anyang-anyangan
• selalu BAK dalam jumlah yang banyak terutama pada malam hari
PATHWAY
FAKTOR RESIKO INKONTINENSIA URIN
• Faktor resiko yang berperan memicu inkontinensia urin pada wanita adalah :
1. Faktor kehamilan dan persalinan
- Efek kehamilan pada inkontinensia urin tampaknya bukan sekedar proses mekanik inkontinensia
urin pada perempuan hamil dapat terjadi dari awal kehamilan hingga masa nifas, jadi tidak berhubungan
dengan penekanan kandung kemih oleh uterus.
- Prevalensi inkontinensia urin meningkat selama kehamilan dan beberapa minggu setelah
persalinan.
- Tingginya usia, paritas dan berat badan bayi tampaknya berhubungan dengan inkontinensia urin.
2. Wanita dengan indeks masa tubuh lebih tinggi akan cenderung lebih banyak mengalami inkontinensia
urin
3. Menopause cenderung bertindak sebagai kontributor untuk resiko terjadinya inkontinensia urin.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Urinallisis, digunakan untuk melihat apakan ada bakteri, darah dan glukosa dalam urine.
2. Uroflowmetry digunakan untuk mengevaluasi pola berkemih dan menunjukkan obstruksi pintu bawah
kandung kemih dengan mengukur laju aliran ketika pasien berkemih.
3. Cysometri digunakan untuk mengkaji fungsi neuromuscular kandung kemih dengan mengukur efisiensi
reflex otot detrusor, tekanan dan kapasitas intravesikal dan reaksi kandung kemih terhadap rangsangan panas.
4. Urografi ekskretorik, disebut juga pielografi intravena, digunakan untuk mengevaluasi struktur dan fungsi
ginjal, ureter, dan kandung kemih.
5. Volding cystourethrography digunakan untuk mendeteksi ketidaknormalan kandung kemih dan uretra
serta mengkaji hipertrofi lobus prostat, striktur uretra, dan tahap gangguan uretra prostatic stenosis ( pada pria ).
6. Uretrografi retrograde, digunakan hampir secara ekslusif pada pria, membantu diagnosis striktur dan
obstruksi orifisium uretra.
7. Elektromiografi sfingter pada pasien pria dapat menunjukkan pembesaran prostat atau nyeri,
kemungkinan menanndakan hipertrofi prostat jinak atau infeksi. Pemeriksaan tersebut juga dapat menunjukkan
impaksi yang mungkin menyebabkan inkontinensia.
8. Pemeriksaan vagina dapat memperlihatkan kekeringan vagina atau vaginitis atrofi, yang menandakan
kekuranagn estrogen.
9. Katerisasi residu pescakemih digunakan untuk menentukan luasnya pengosongan kandung kemih dan
jumlah urine yang tersisa dalam kandung kemih setelah pasien berkemih.
PENANGANAN
• Perubahan gaya hidup, mengurangi berat badan dan membatasi alkohol serta
kafein, akan membantu proses pengobatan
• Melakukan latihan dasar panggul
• Melakukan latihan kandung kemih
• Menggunakan bantalan penyerap
• Pengobatan dengan resep dokter yang biasanya berupa duloxetine,
antimuscarinik, mirabegron, desmopressin
• Pembedahan seperti prosedur tape atau sling untuk inkontinensia stres
ASUHAN KEPERAWATAN INKONTINENSIA
Diagnosa