Anda di halaman 1dari 14

Anamnesis ilmu kebidanan ?

Sumber :
Anwar, M, Baziad, A, & Prabowo, R.P. 2011.
Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Persiapan anamnesis
• Pemeriksaan ginekologik pada seorang perempuan memerlukan
perhatian khusus dari dokter pemeriksa.
• Pasien cenderung menunjukkan gejala-gejala kecemasan,
kegelisahan, rasa takut, dan rasa malu, sehingga saat
menghadapi seorang penderita ginekologik, terutama pada
pemeriksaan pertama kali, yang sangat diperlukan adalah
pengertian (simpati), kesabaran, dan sikap yang menimbulkan
kepercayaan.
• Sebaiknya dokter didampingi oleh seorang pembantu
perempuan, contohnya adalah seorang suster. Bila penderita
adalah seorang gadis muda belia dan anak kecil, ia perlu
didampingi oleh ibu atau keluarga terdekatnya.
• Dalam anamnesis, penderita perlu diberi kesempatan untuk
mengutarakan keluhan - keluhannya secara spontan; baru kemudian
ditanyakan gejala-gejala tertentu yang menuju ke arah kemungkinan
diagnosis.
• Simptomatologi penyakit ginekologik untuk bagian terbesar berkisar antara
3 gejala pokok, yait:u (1) perdarahan; (2) rasa nyeri; (3) benjolan.
• Secara rutin ditanyakan
– Identitas penderita,
– Sudah menikah atau belum,
– Paritas,
– Pekerjaan,
– penyakit yang pernah diderita, terutama kelainan ginekologik serta pengobatannya,
– dan operasi yang dialami.
Riwayat Haid
• Perlu diketahui menarke, siklus teratur atau
tidak, lama haid, banyaknya darah waktu haid,
disertai nyeri atau tidak dan menopause.
• Selalu harus ditanyakan HPHT yang masih
normal. Jika haid terakhirnya tidak normal,
maka perlu ditanyakan HPHT sebelum itu.
Dengan cara demikian, dicari apakah haid
pertama lambat ataukah dia mengalami
gangguan haid seperti amenorea.
Perdarahan
• Perlu ditanyakan apakah perdarahan itu ada hubungannya dengan siklus haid atau tidak;
banyaknya dan lamanya perdarahan. Jadi, perlu diketahui apakah yang sedang dihadapi itu,
menoragia, "spoeting" hipermenorea, polimenorea, hipomenorea, oligomenorea ataukah
metroragia.
• Perdarahan yang didahului oleh haid yang terlambat biasanya disebabkan oleh abortus,
kehamilan mola, atau kehamilan ektopik. Walaupun demikian, kemungkinan perdarahan
karena polip, erosi portio, dan karsinoma serviks tidak dapat disingkirkan begitu saja tanpa
pemeriksaan yang teliti.
• Perdarahan sewaktu atau setelah koitus dapat merupakan gejaia dini dari karsinoma serviks
uteri, walaupun itu dapat disebabkan pula oleh erosi portio, polip serviks, atau ,vulnus
traumatikum poskoitum (himen robek disertai perdarahan dari arteri kecii dari koitus
pertama, atau pada permukaan forniks posterior).
• Perdarahan dalam menopause perlu mendapatkan perhatian khusus, karena gejala ini
mempunyai arti klinis yang penting. Penderita harus diperiksa secara sistematis dan lengkap
untuk menyingkirkan kemungkinan tumor ganas dari genitalia perempuan, capat pula
disebabkan oleh kelainan lain, seperti karunkula uretralis, vaginitis/endometritis senilis,
• Metroragia merupakan gejalayang penting dari karsinoma serviks dan karsinoma korpus uteri.
Rasa nyeri
• Dismenorea yang dapat dirasakan di perut bawah atau di pinggang dapat
bersifat seperti mules-mules seperti ngilu, atau seperti ditusuk-tusuk. apakah
perempuan itu dapat melakukan pekerjaannya sehari-hari ataukah dia sampai
harus berbaring meminum obat-obat anti nyeri. Rasa nyeri itu dapat timbul
menjelang haid, sewaktu dan setelah haid selama satu dua hari, atau lebih lama.
Umumnya dismenorea disebabkab oleh endometriosis.
• Dispareuni, rasa nyeri waktu bersanggama dapat disebabkan oleh kelainan
organik atau oleh faktor psikologis. Oleh karena itu, perlu dicari sebab-sebab
organik, seperti introitus vagina atau vagina terlampau sempit, peradangan atau
perlukaan, dan kelainan yang letaknya lebih dalam, misalnya adneksitis,
parametritis, atau endometritis di ligamentum sakrouterinum. Apabila semua
kemungkinan itu dapat disingkirkan baru dapat dipertimbangkan bahwa
mungkin faktor psikologis memegang peranan, dan pemeriksaan dilengkapi
dengan pendekatan psikoanalitik, jikalau perlu oleh seorang psikolog atau
psikiater.
Rasa nyeri
• Nyeri perut sering menyertai kelainan ginekologik yang dapat
disebabkan oleh kelainan letak uterus, neoplasma, dan terutama
peradangan, baik yang mendadak maupun yang menahun. Perlu
ditanyakan lamanya, onset, rasa nyerinya (seperti ditusuk-tusuk,
seperti mules dan ngilu), hebatnya dan lokalisasinya.
Penjalaran rasa nyeri ke bahu sering dijumpai pada kehamilan
ektopik yang terganggu.
• Nyeri pinggang bagian bawah diderita pada perernpuan yang
mengalami parametritis sebelumnya. Persalinan dengan forsep
dalam letak litotomi dan persalinan lama dalam kala dua sering
mengakibatkan nyeri pinggang yang disebabkan keletihan otot-
otot ileosakral dan lumbosakral
Benjolan
Perlu ditanyakan berapa lama dirasakan, nyeri
atau tidak, dan tindakan yang pernah dilakukan.
Riwayat Penyakit Umum
• Perlu ditanyakan apakah penderita pernah
menderita penyakit berat, seperti penyakit
tuberkulosis, penyakit jantung, riwayat
penyakit ginjal, penyakit darah, diabetes
mellitus, dan penyakit jiwa, untuk penyakit
jiwa perlu cara berkomunikasi sendiri.
• Riwayat operasi non-ginekologik perlu juga
diperhatikan, misainya strumektomi,
mammektomi, dan apendektomi
Riwayat Obstetrik
• Perlu diketahui riwayat kehamilan sebelumnya apakah berakhir
dengan keguguran, ataukah berakhir dengan persalinan; apakah
persalinannya normal, diselesaikan dengan tindakan atau
dengan operasi, dan bagaimana nasib anaknya. Infeksi nifas dan
kuretase dapat menjadi sumber infeksi panggul menahun dan
kemandulan.
• Dalam hal infertilitas perlu diketahui apakah disengaja akibat
kontrasepsi dan cara apa yang digunakan, ataukah perempuan
tidak menjadi hamil secara alamiah. Jika perempuan tersebut
pernah mengalami keguguran, perlu diketahui apakah disengaja
atau spontan. Perlu juga ditanyakan banyaknya perdarahan dan
apakah telah dilakukan kuretase.
Riwayat ginekologik
• Riwayat penyakit/kelainan ginekologik serta
pengobatannya dapat memberikan
keterangan penting, terutama operasi yang
pernah dialami.
• Apabila penderita pernah diperiksa oleh
dokter lain, tanyakan juga hasil-hasil
pemeriksaan dan pendapat dokter itu.
Fluor albus
• Fluor albus (leukorea) cukup mengganggu
penderita baik fisik maupun mental. Sifat dan
banyaknya keputihan dapat memberikan
petunjuk ke arah etiologinya. Perlu ditanyakan
sudah berapa lama keluhan itu, onset,
seberapa banyaknya, sifat warnanya, baunya,
disertai rasa gatal/nyeri atau tidak.
Miksi
• Keluhan dari saluran kemih sering menyertai kelainan ginekologik. Oleh karena itu perlu ditanyakan rasa
nyeri waktu berkemih, seringnya berkemih, retensio urin, berkemih tidak lancar, atau tidak tertahan.
• Disuria, pada penderita uretritis dan sistitis merasa nyeri waktu berkemih atau sesudah berkemih.
Selain itu sistitis disertai pula oleh rasa tidak enak atau nyeri di daerah atas simfisis dan seringnya
berkemih.
• Retensio urin dapat dijumpai pada retrofleksio uteri gravidi inkarserata pada kehamilan 15 minggu, dan
pada mioma uteri dan kistoma ovarii besar yang mengisi rongga panggul, setelah persalinan baik oleh
persalinan yang spontan maupun yang dengan tindakan, dan setelah operasi vaginal, perineal, dan
rektal.
• Inkontinensia urin merupakan gejala fistula vesikovaginalis. Apabila fistulanya kecil, si penderita baru
ngompol jikalau kandung kemihnya penuh. Pada inkontinensia urin yang disebut stres inkontinensia,
penderita dapat menahan keluarnya air seni. Akan tetapi, apabila tekanan intraabdominal meningkat
(misalnya waktu batuk, bersin, tertawa keras, mengangkat barang berat), maka menetesnya air kemih
keluar tidak dapat dikuasai lagi. Gejala ini dapat dijumpai pada sistokel dan orifisium uretra internum
yang terlampau lebar.
• Sering buang air kecil dapat dijumpai dalam kehamilan tua menjelang kelahiran anak, peradangan
saluran kemih disertai gejala sering berkemih, yang juga dijumpai pada prolaps uteri dan pada tumor
dalam panggul yang menekan kandung kemih.
Defekasi
• Beberapa penyakit yang berasal dari rektum dan kolon sigmoid sering
menimbulkan kesulitan dalam diagnosis penyakit ginekologik.
Misalnya, divertikulitis dan karsinoma sigmoid kadang-kadang sukar
dibedakan dari tumor ganas ovarium, terutama dalam stadium lanjut.
• OIeh karena itu, penderita harus selalu ditanya tentang buang air
besarnya, apakah ada kesulitan defekasi, apakah disertai nyeri,
ataukah fesesnya encer disertai lendir, nanah, atau darah.
• Pada inkontinensia alvi, feses dapat keluar dari vagina dan dari anus.
Keluarnya feses dari kemaluan menunjukkan adanya fistula
rektovaginalis. Perempuan yang pernah mengalami ruptur perinei
tingkat III waktu bersalin, yang tidak dijahit dengan baik, sering tidak
dapat menahan keluarnya kotoran karena terputusnya muskulus
sfingter ani eksterna.

Anda mungkin juga menyukai