PENGERTIAN
Jawab:
Amenorea, Hipomenorea, Polimenorea, Oligomenorea,
Menoragia, Dismenorea, Leukorea, Mittelschmerz,
Leukorea, Kondiloma, Erosio servisisuteri, Piometra,
Kankroid, Granuloma, Adenomiosis, Fibroma, Lipoma,
Kista, Infertil, Dispareunia, dll.
Anamnesa & Pemeriksaan Ginekologi
•Anamnesa dan Pemeriksaan Ginekologi
•Keluhan utama pasien wanita yang pergi kedokter adalah :
•Keputihan (leucorrhoe) atau infeksi genitalia.
•Perdarahan pervaginam.
•Tumor abdomen atau payudara.
•Kehamilan.
•Anamnesa medik
•Pemeriksaan fisik
•Pemeriksaan panggul
•Pap Smear
•Biakan
•Pemeriksaan Rectal
•Pemeriksaan Urine
•Pemeriksaan sediaan “basah”
•Mammogram
•Breast Self Examination
•Konsultasi.
•Perencanaan perawatan penderita.
•Pembuatan rekam medis.
ANAMNESA MEDIK
RIWAYAT KEHAMILAN
•Keterangan mengenai jumlah dan riwayat kehamilan serta persalinan
•G = jumlah kehamilan yang pernah dialami.
•P = jumlah anak yang dilahirkan.
•A = jumlah abortus.
•Kebiasaan yang sangat baik untuk mengetahui nama masing-masing anak yang hidup untuk
personalisasi pelayanan, sebagai upaya untuk membahas hal-hal yang tidak terlampau berat
serta untuk mengurangi kecemasan pasien
KONTRASEPSI
•Menanyakan mengenai metode kontrasepsi dapat membuka topik diskusi
mengenai masalah seksual yang mengganggu pasien.
•Kontrasepsi__________________________________
•Bila pasien menjawab “tidak”, perlu dipertanyakan lebih lanjut mengapa
hal itu terjadi:
•Pasien sudah tidak aktif dalam aktivitas seksual
•Pasien mencari kepuasan dengan gaya hidup atau cara yang berbeda.
•Pasien menginginkan kehamilan.
•Pasien tidak menghendaki kehamilan tanpa alasan yang jelas.
•Terdapat masalah disfungsi seksual pada pasien atau suaminya
RIWAYAT SEKSUAL
OLAH RAGA
•Olah raga teratur perlu bagi kesehatan fisik dan psikis.
•Olah raga harus cukup memadai sehingga menyebabkan berkeringat, umumnya dilakukan selama
20 menit beberapa kali seminggu.
MOOD – PERASAAN
•Depresi merupakan masalah yang sering dialami oleh wanita
•Berbicara dengan pasien dapat menilai bagaimana sebenarnya “mood” pasien
PEMERIKSAAN FISIK
•Pemeriksaan fisik umum :
a.Keadaan umum : tampak sakit, kompos mentis,
anemia, ikterus.
b.Kesadaran – komunikasi personal - tekanan darah –
nadi – frekuensi nafas – suhu badan.
c.Pemeriksaan jantung dan paru
•Pemeriksaan paru
•Pemeriksaan bising jantung di lokasi katub jantung
Pemeriksaan paru :
•Wheezing : asthma bronchiale ?
•Penurunan suara nafas atau rhonci halus : pneumonia atau gagal jantung ?
•Beberapa kelainan suara nafas akan hilang bila pasien diminta untuk batuk atau
menarik nafas panjang.
•Dengarkan suara nafas paru kiri dan kanan. Asimetri dari suara nafas paru kiri dan
kanan mengarah pada kecurigaan adanya kelainan.
Pemeriksaan jantung :
•Perhatikan regularitas irama jantung.
•Dengarkan suara jantung diatas katub aorta, pulmonal, tricuspid dan mitral : apakah
terdapat suara yang abnormal?
•Kehamilan adalah suatu “hyperdynamic state” sehingga cenderung terdapat
peningkatan aliran darah melewati katub jantung yang dapat menimbulkan suara
bising jantung yang “abnormal”.
•Bila terdapat kecurigaan, konsultasikan lebih lanjut pada dokter ahli penyakit
jantung.
d. Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu
(kelenjar thyroid, kelenjar getah bening leher dsb
nya).
• Banyak ahli ginekologi yang secara rutin
memeriksa keadaan kelenjar thyroid (pembesaran,
pembengkakan, benjolan kecil)
• Penyakit thyroid lebih sering mengenai wanita dan
meningkat dengan semakin bertambahnya usia.
• Beberapa gangguan haid berkaitan dengan
disfungsi tiroid
Pemeriksaan khusus ginekologi :
Abdomen
Inspeksi abdomen :
•Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan oleh
kehamilan atau tumor.
•Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.
•Striae, jaringan parut, peristaltik.
•Palpasi abdomen :
•Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum terlebih
dahulu.
•Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.
•Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut jari-jari
dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara perlahan-lahan
dan kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen dengan tekanan yang meningkat
secara bertahap.
Lanjutan ….
•Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah :
•Terdapat “defance muscular” akibat peritonitis atau
rangsangan peritoneum yang lain.
•Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas.
•Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar
telapak tangan kanan dilakukan pemeriksaan untuk mencari
kelainan lain dalam cavum abdomen.
•Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen,
tentukan lebih lanjut mengenai :
Perkusi abdomen :
•Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat
ditentukan apakah pembesaran perut tersebut disebabkan oleh
cairan bebas, udara (meteorismus) atau tumor.
•Auskultasi abdomen
•Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan
(dengan mencari denyut jantung janin).
•Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
•Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan
Genitalia eksterna
Pemeriksaan lain-lain :
a. Rectal toucher : dikerjakan pada
• Virgin
• Pasien yang mengaku “belum pernah bersetubuh”
• Kelainan bawaan (atresia himenalis atau atresia vaginalis)
• Wanita diatas usia 50 tahun
b. Recto vaginal toucher :
•Pemeriksaan rectovaginal dikerjakan untuk menilai
keadaan septum rectovaginalis.
•Penebalan dinding vagina dan infiltrasi karsiona
rektum lebih mudah ditentukan dengan pemeriksaan
rectovaginal.
c. Pemeriksaan laboratorium
•Pemeriksaan diagnostik sederhana yang dapat
dikerjakan secara poliklinis (di kamar periksa) :
1. Pap smear :
• Lakukan semua prosedur pemeriksaan inspekulo diatas ,
kecuali penggunaan bahan lubrikasi
• Pengambilan pertama dengan spatula Ayre (terbuat dari kayu)
• Pengambilan berikutnya dengan menggunakan cytobrush
• Usapkan sediaan pada gelas pemeriksa secara tipis
• Fiksasi sediaan yang sudah diusapkan pada gelas pemeriksa
dengan alkohol 90% (atau hair spray) sebelum sediaan
mengering
2. Pemeriksaan laboratorium :
• Pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis
• Pada kasus dengan dugaan sifilis dapat diminta
pemeriksaan VDRL
• Pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas
• Pemeriksaan tes kehamilan
• Pemeriksaan hormonal pada kasus dengan gangguan
endokrin :
FSH-folicle stimulating hormone
LH-Luteinizing hormone
Estrogen
d. Pemeriksaan tambahan lain :
•Ultrasonografi : dapat dikerjakan transabdominal
atau transvaginal
•Histerosalfingografi : dengan pemberian cairan
kontras, keadaan cavum uteri , tuba falopii dapat
diamati untuk melihat adanya patensi tuba falopii
•Sonohisterografi : modifikasi pemeriksaan
ultrasonografi dengan memasukkan cairan kedalam
cavum uteri sehingga keadaan cavum uteri dapat
dilihat.
• Kolposkopi : digunakan untuk melihat servik secara
langsung.
• Histeroskopi : digunakan untuk melihat keadaan dalam
cavum uteri dan melakukan tindakan – tindakan pembedahan
tertentu.
• Fern Tes : untuk melihat adanya ovulasi. Gambaran daun
pakis pada lendir servik menunjukkan adanya efek estrogen
tanpa dipengaruhi progeteron. Gambaran daun pakis tidak
terlihat pada masa ovulasi.
• Schiller tes : Untuk deteksi lesi prekanker. Lesi prakanker
tidak mengandung glikogen sehingga tak dapat menyerap
larutan lugol yang dibubuhkan
• Kuldosintesis : pemeriksaan untuk menentukan adanya
cairan dalam cavum douglassi
• Biopsi
• Biopsi dapat dilakukan pada vulva-vagina atau servik
• Pada endometrium biopsi dapat dilakukan dengan D & C atau
menggunakan metode “kuretase fraksional”.