Anda di halaman 1dari 145

GANGGUAN OTOT DASAR

PANGGUL
dr. Nurul Setiyorini SpOG
• Disfungsi dasar panggul adalah masalah yang
diremehkan di masyarakat, tetapi memiliki
dampak terhadap kualitas hidup individu
yang terkena
• Jarang dikeluhkan karena dianggap biasa
sesuai dengan pertambahan usia
• Faktor malu terhadap masyarakat atas
kondisi yang dialami
• Gangguan ini akan menurunkan kualitas
hidup perempuan terutama di usia produktif
Anatomi Otot Dasar Panggul

• Diafragma urogenital
• Dasar panggul adalah lembaran otot lurik berbentuk kubah
• Levator ani
• terdiri dari pubococcygeus, puborectalis, dan iliococcygeus
• Meliputi kandung kemih, uterus, dan rektum
• Bersama dengan sfingter anus, memiliki peran penting
dalam mengatur proses penampungan dan pengeluaran
air seni dan feses.
FUNGSI OTOT DASAR PANGGUL

• Membantu otot vagina untuk berkontraksi


• Membantu dalam proses defekasi dan mikturisi
• Mencegah terjadinya inkontinensia urin dan fekal.
• Membantu dalam proses ekspulsi kepala janin
• Membantu postur tubuh (stabilitas pelvispinal)
• Berkontribusi dalam hubungan seksual
Prolaps organ panggul

• Prolaps organ panggul adalah suatu kondisi yang mempengaruhi


"dasar panggul".
• Dasar panggul adalah sebutan untuk otot-otot yang menyokong
organ-organ dalam panggul. Organ-organ ini termasuk kandung
kemih, rektum, dan uterus.
• Prolaps organ panggul terjadi ketika otot-otot ini terlalu rileks. Hal
ini menyebabkan organ-organ tersebut turun ke bawah dan
menekan atau menonjol ke dalam vagina
• Jika kandung kemih menonjol ke dalam vagina, maka disebut "sistokel".
• Jika rektum menonjol ke dalam vagina, maka disebut "rektokel."
• Jika rahim menonjol ke dalam vagina, maka disebut "prolaps uterus".
• Beberapa hal dapat meningkatkan risiko mengalami prolaps organ
panggul. Hal-hal tersebut termasuk kehamilan, obesitas, dan usia
yang lebih tua.
etiopatofisiologi

• Penyebab disfungsi dasar panggul belum dipahami dengan baik


🡪 multifactorial
• Aspek mekanis dari prolaps organ panggul berkaitan
dengan pelebaran hiatus levator dan kelemahan otot dasar
panggul terhadap garis pubococcygeal
Copyrights
apply
Jenis gangguan

• Berbagai macam kondisi dikaitkan dengan PFD karena


hipertonisitas, hipotonisitas, atau masalah
campuran.
• Urologi
• Sulit buang air kecil: ragu-ragu, keterlambatan dalam aliran kemih.
• Sistokel: penonjolan atau herniasi kandung kemih ke dalam vagina (anterior).
• Uretrokel (prolaps uretra): penonjolan uretra ke dalam vagina (anterior)
• Inkontinensia urin: kebocoran urin yang tidak disengaja.
Jenis gangguan- lanjt

• Dispareunia: rasa sakit saat atau setelah melakukan hubungan seksual.


• Prolaps uterus: herniasi uterus melalui vagina di luar introitus.
• Prolaps vagina: herniasi apeks vagina sampai luar introitus.
• Enterokel: penonjolan atau herniasi usus ke dalam vagina (apikal/posterior).
• Rectocele: bulging or herniation of the rectum into the vagina (posterior).
Gejala dan tanda

• Rasa penuh atau tekanan pada panggul atau vagina


• Perasaan sakit di panggul atau punggung bawah
• Tonjolan pada vagina atau keluar dari vagina
• Mengeluarkan air seni ketika Anda tertawa, batuk, atau bersin
• Ingin buang air kecil secara tiba-tiba
• Kesulitan buang air besar
• Saat BAK atau BAB, terasa ada tonjolan di vagina yang
dapat didorong kedalam sehingga BAK dan BAB lebih lancer
Copyrights
apply
Prolaps uterus

• Prolaps uterus terjadi ketika otot-otot dasar panggul dan


ligamen meregang dan melemah hingga tidak lagi memberikan
dukungan yang cukup untuk uterus. Akibatnya, uterus tergelincir
ke dalam atau menonjol keluar dari vagina.
• Prolaps uterus paling sering menyerang orang setelah
menopause yang pernah menjalani satu atau lebih persalinan
melalui vagina.
• Prolaps uterus ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
Namun, prolaps uterus yang menyebabkan ketidaknyamanan
atau mengganggu kehidupan sehari-hari dapat memperoleh
manfaat dari pengobatan.
Gejala dan Tanda

• Melihat atau merasakan adanya jaringan yang menonjol


keluar dari vagina
• Merasa berat atau tarikan pada panggul
• Merasa kandung kemih tidak mengosongkan seluruhnya saat
Anda menggunakan kamar mandi
• Masalah dengan kebocoran air seni, juga disebut inkontinensia
• Kesulitan buang air besar dan perlu menekan vagina
dengan jari-jari Anda untuk membantu buang air besar
• Merasa seolah-olah Anda sedang duduk di atas bola kecil
• Merasa seolah-olah ada jaringan vagina yang bergesekan
dengan pakaian
Faktor risiko

Persalinan per vagina


• Usia saat persalinan pertama (wanita yang lebih tua
berisiko lebih tinggi mengalami cedera dasar panggul
dibandingkan dengan wanita yang lebih muda)
• Persalinan yang sulit atau trauma saat melahirkan
• Melahirkan bayi besar
• Kelebihan berat badan
• Tingkat estrogen yang lebih rendah setelah menopause
• Sembelit kronis atau mengejan saat buang air besar
• Batuk kronis atau bronkitis
• Mengangkat beban berat secara berulang-ulang
Prolaps uteri dan faktor obstetri

• puncak prevalensi pada trimester ketiga


• sebagian besar, gejalanya akan sembuh setelah melahirkan
• Cara persalinan
• Persalinan per vagina dikaitkan dengan peningkatan risiko (kelemahan sa/d
prolaps organ panggul, inkontinensia urin)
• Persalinan dengan forsep meningkatkan risiko 2x
• Usia ibu :Bertambahnya usia ibu dikaitkan dengan
peningkatan risiko gangguan dasar panggul
• Berat bayi : Peningkatan berat badan bayi saat lahir
berhubungan dengan peningkatan risiko POP, tetapi hubungannya
dengan inkontinensia urin masih belum jelas.
Copyrights
apply
Inkontinensia urin

• Ketidak mampuan menahan untuk berkemih


• Gejala umum yang mempengaruhi 50% wanita dewasa 🡪
meningkat seiring bertambahnya usia, karena hingga 75% wanita
berusia di atas 65 tahun melaporkan keluhan ini.
• Meskipun merupakan masalah yang umum terjadi, hanya
25% hingga 61% wanita yang datang dengan masalah
tersebut.
• Faktor risiko : obesitas, masalah medis (seperti diabetes
yang tidak terkontrol dengan baik atau infeksi saluran
kemih), konstipasi, obat-obatan, dan/atau masalah pada
otak akibat stroke atau demensia.
• Jenis inkontinensia
• Tipe urgensi
• Tipe stress
• Tipe overflow
• Tipe campuran
• Dua jenis yang paling umum terjadi pada wanita adalah
inkontinensia urin tipe stres dan inkontinensia urin
urgensi
Inkontinensia urin tipe stress

• terjadi ketika otot dan jaringan di sekitar uretra (tempat


keluarnya air seni) tidak dapat menutup dengan baik saat
terjadi peningkatan tekanan ("stres") di dalam perut,
yang menyebabkan kebocoran urin.
• Biasanya, dinding depan vagina dan otot-otot di bawah
uretra menjadi penyangga bagi uretra untuk menekan
tertutup selama beraktivitas.
• Jika terjadi pelemahan penyangga dari uretra atau otot
uretra tidak menutup dengan baik, setiap peningkatan
tekanan perut akan menyebabkan kebocoran (seperti
menginjak selang taman di pasir). Sebagai contoh,
batuk, bersin, tertawa, atau berlari dapat menyebabkan
inkontinensia urin karena stres.
• Penyebab umum inkontinensia pada wanita, terutama
mereka yang obesitas atau pernah menjalani persalinan
pervaginam.
Inkontinensia tipe urgensi

• Sering disebut overactive bladder


• ada keinginan untuk buang air kecil secara tiba-tiba dan tidak
terkendali sehingga mungkin mengeluarkan air seni dalam
perjalanan ke toilet.
• terjadi karena kerusakan pada saraf yang mengendalikan
refleks normal kandung kemih.
• Pemicu umum bervariasi seperti membuka kunci pintu saat pulang
ke rumah, keluar rumah dalam cuaca dingin, menyalakan keran,
atau mencuci tangan.
• Frekuensi "normal“ BAK dianggap delapan kali atau kurang per hari
dan sekali di malam hari, tetapi ini tergantung pada seberapa
banyak minum dan dapat meningkat jika minum lebih banyak.
• Faktor risiko : Stroke, cedera saraf tulang belakang, atau
penyakit neurologis lainnya seperti penyakit Parkinson.
Inkontinensia urin tipe overflow

• Terjadi ketika kandung kemih tidak mengosongkan diri


sepenuhnya, sehingga menyebabkan kebocoran ketika
kandung kemih menjadi terlalu penuh.
• Faktor risiko : operasi rekonstruksi panggul sebelumnya, adanya
prolaps vagina yang sudah lanjut di luar pembukaan vagina,
atau akibat kontrol diabetes yang buruk atau gangguan
neurologis.
• Hal ini dapat menyebabkan gejala stres atau inkontinensia
urin yang mendesak atau keduanya.
Penentuan diagnosis

Anamnesis :
• Kapan terjadi ngompol? (Ketika tiba-tiba ingin buang air
kecil, disertai batuk/bersin, atau terjadi tanpa peringatan?)
• Kapan ngompol mulai terjadi? Apakah memburuk atau
membaik dari waktu ke waktu?
• Terapi apa yang sudah dilakukan?
• Apakah ada obat yang dikonsumsi yang mungkin
memperburuk masalah (obat diuretik untuk tekanan darah
tinggi atau obat nyeri dosis tinggi)?
• Gejala penyerta lain seperti demam, urin keluar darah,
riwayat operasi dan trauma
• Catatan 24 jam : jumlah air diminum, frekwensi
berkemih,atau aktivitas yang menyebabkan ngompol
• Pemeriksaan Fisik
• Fungsi neurologis
• Pemeriksaan kekuatan otot panggul
• tes urin rutin
• Tes urodinamik
Copyrights
apply
Bagaimana penanganan prolaps organ panggul?

• Latihan otot dasar panggul - Ini melibatkan kerja sama dengan


terapis fisik selama 8 hingga 12 minggu untuk memperkuat
otot panggul Anda.
• Pessarium- utamanya adalah untuk menopang uterus, namun
dapat untuk menopang dinding depan dan belakang vagina
Pembedahan - Dokter bedah dapat memindahkan organ ke
tempatnya semula dan memperkuat jaringan yang menahannya di
tempatnya.
• Pembedahan.
Tatalaksana

• Wanita dengan gejala prolaps dapat ditangani secara konservatif atau


dengan bedah. Kedua pilihan pengobatan konservatif dan bedah harus
ditawarkan.
• Tidak ada data berkualitas tinggi yang membuktikan satu lebih baik dari
yang lain.
• Manajemen konservatif
• Pesarium
• Latihan otot dasar panggul
• Terapi estrogen
• Pembedahan : jika konservatif gagal atau menolak terapi konservatif
Tatalaksana

• Modifikasi gaya hidup


• Penurunan berat badan
• Menghindari konstipasi 🡪Meningkatkan jumlah serat
dalam makanan hingga 30 gram per hari dapat mencegah
sembelit.
• Jadwal berkemih
• Latihan otot panggul 🡪 senam Kegel
• Jika tiba-tiba ingin buang air kecil, latihan ini
membantu mengendalikan keinginan tersebut untuk
sementara.
• Bladder training 🡪 dua komponen: pergi ke kamar
mandi sesuai jadwal ketika terjaga dan menggunakan
strategi untuk mengendalikan dorongan yang tiba-tiba.
Latihan otot dasar panggul

• meletakkan jari di dalam vagina dan menekan otot-otot di


sekitar jari mereka. Cara lainnya adalah dengan
membayangkan bahwa ia sedang duduk di atas kelereng.
Bayangkan menggunakan otot-otot vagina untuk mengangkat
kelereng tersebut dari kursi dengan lembut. Otot-otot bokong,
perut, dan paha tidak boleh digunakan.
• Kedua, tahan kontraksi otot panggul sekitar 8 sampai 10
detik, dan kemudian relaksasi; relaksasi yang memadai sama
pentingnya dengan kontraksi. Lakukan 8 hingga 12 kontraksi
diikuti dengan relaksasi sebanyak tiga kali. Lakukani setiap
hari, minimal tiga atau empat kali seminggu. Latihan ini harus
dilanjutkan setidaknya selama 15 hingga 20 minggu.
• Pada pasien yang ototnya lemah, latihan pada awalnya
dilakukan sambil berbaring. Setelah otot-otot menjadi
lebih kuat, latihan dapat dilakukan sambil duduk atau
berdiri.
Dapatkah prolaps organ panggul dicegah?

• Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan.


• Hindari sembelit.
• Hindari aktivitas yang mengangkat barang berat.
Organ Reproduksi
Perempuan
Ovarium
❖ tempat gametogenesis dan sekresi
hormon seks, tempat perkembangan
folikel

Tuba Falopii
❖ sepasang saluran terdiri dari otot
dengan struktur berbentuk corong,
memanjang dari kanan dan kiri rahim
❖ Bagian ujungnya disebut fimbriae yang
bersilia, bertugas mengambil sel telur
yang dilepaskan ovarium dan
mengantarkannya ke infundibulum
untuk diteruskan ke uterus.
Organ Reproduksi Perempuan – lanjutan
Vagina
❖ Saluran yang terdiri dari otot namun elastis yang menghubungkan leher
rahim ke tubuh bagian luar.
❖ berfungsi sebagai alat kopulasi (fungsi seksual ) dan menyalurkan sperma ke
uterus
❖ Juga berfungsi sebagai jalan lahir yang dapat melebar untuk
memungkinkan kelahiran janin saat melahirkan.
❖ Batas anterior adalah kandung kemih (vesica urinaria) batas posterior
saluran cerna (anorectal)
Organ Reproduksi Perempuan – lanjutan

Uterus
❖ Terdiri dari korpus (badan) dan serviks leher rahim.
❖ Aspek superior dari korpus uteri adalah fundus, sedangkan bagian
inferior yang berdekatan dengan serviks disebut isthmus/segmen
bawah rahim.
❖ Terdiri dari tiga lapisan yang berbeda: endometrium, miometrium, dan
serosa. Endometrium melapisi rongga rahim; ketebalan dan strukturnya
bervariasi sesuai dengan rangsangan hormon. Miometrium terdiri dari
serat otot polos dan merupakan lapisan tengah dan paling tebal dari
dinding rahim. Serosa adalah
lapisan terluar rahim.
❖ Kanalis servikalis bersama dengan vagina membentuk jalan lahir.
Embriologi Organ Reproduksi

❖ Jenis kelamin pria atau wanita ditentukan oleh kromosom Y


❖ pada saat pembuahan
❖ Berkembang bertahap
❖ Perkembangan gonad
❖ Perkembangan saluran reproduksi
❖ Perkembangan alat kelamin luar
Embriologi Organ Reproduksi-lanjt
❖ Hingga minggu kelima dan keenam kehidupan janin, sistem
genital belum ditentukan
❖ Sepertiga bagian atas vagina, leher rahim, kedua saluran tuba, dan
rahim berasal dari saluran paramesonefron
❖ Pada minggu kedelapan, terjadi fusi vertikal dari saluran
paramesonefron yang akan menjadi rahim.
❖ Ujung kranial ductus Mulleri yang tidak menyatu menjadi tuba falopii
kanan kiri dan distal yang menyatu menjadi sepertiga atas vagina.
❖ Duapertiga distal vagina dibentuk oleh sinus urogenital
Kelainan organ reproduksi
Kelainan bawaan pada uterus Kelainan bawaan pada serviks
Kelainan bawaan pada hymen
Kelainan bawaan pada vagina
Gejala dan Tanda
❖ Introitus vagina yang tidak normal
❖ Alat kelamin yang sulit diidentifikasi sebagai perempuan atau laki-laki
(alat kelamin ambigu)
❖ Labia yang saling menempel atau ukurannya tidak biasa
❖ Tidak ada lubang di area genital atau hanya ada satu lubang dubur
❖ Klitoris bengkak
❖ Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih
❖ Payudara tidak tumbuh
❖ Tidak mengalami menstruasi (amenore) pada usia 15 tahun
meskipun perkembangan wanita normal
❖ Kram atau nyeri bulanan, tanpa menstruasi
Gejala dan Tanda-lanj
❖ Benjolan di perut bagian bawah, biasanya disebabkan oleh darah atau
lendir yang tidak dapat mengalir dengan baik
❖ Nyeri haid yang memburuk seiring berjalannya waktu
❖ Aliran menstruasi yang terjadi meskipun telah menggunakan tampon
❖ Menstruasi yang melimpah dengan penggunaan tampon (tanda adanya
vagina kedua)
❖ Nyeri saat berhubungan intim
❖ Keguguran berulang atau kelahiran prematur (mungkin karena rahim
yang tidak normal)
❖ Nyeri saat berhubungan intim
Penegakan diagnosis
❖Kariotipe (pengujian genetik)
❖Pengujian kadar hormon
❖Ultrasonografi atau MRI pada area panggul.
Tatalaksana
❖ Pembedahan: Sebagian besar kelainan bawaan pada saluran
reproduksi dapat dikoreksi melalui pembedahan.
❖ Histeroskopi: digunakan untuk mengangkat septum uterus.
❖ Dilator: Jika seorang anak perempuan dilahirkan tanpa vagina,
pilihan untuk membuat vagina baginya dapat dipertimbangkan
setelah ia melewati masa pubertas.
❖ Dukungan emosional
Pemeriksaan Pada Kasus Ginekologi
Tujuan Persiapan
Pemeriksaan ❖Informed consent
❖Asesmen atau ❖Ada yang menemani
diagnosis ❖Di ruang tertutup
❖Skrining
❖Pengobatan
Pemeriksaan Pada
Kasus Ginekologi-lanj

Inspeksi dan pemeriksaan abdomen


❖Palpasi ringan
❖Palpasi dalam
❖Lihatlah wajah pasien saat melakukan pemeriksaan.
❖Waspada ”Rebound tenderness”-nyeri tekan lepas
Pemeriksaan Pada
Kasus Ginekologi-lanj

Pemeriksaan alat kelamin luar


❖ Ada tumor, lesi
❖ menilai kematangan kelamin sekunder
❖ pada wanita yang belum pernah hamil, labia
mayora mungkin bertemu di garis tengah dan
menutupi labia minora; setelah melahirkan
menjadi lebih lembut
Pemeriksaan Pada
Kasus Ginekologi-lanj
Pemeriksaan inspekulo
❖ Ukuran speculum tepat,beri lubrikan
❖ Gunakan sarung tangan DTT
❖ Perhatikan cara memasukan speculum
❖ Perhatikan dinding vagina, rugae, warna, ada tidak
tumor, luka, keputihan
❖ Perhatikan porsio ; licin, ada tidak massa, berdarah, erosi,
❖ Ostium Uteri Eksternum ; fluksus (darah), fluor (keputihan)
❖ Cav Douglas ; penonjolan
❖ Sondase dilakukan pada tahap ini jika serviks aman dan pasti
tidak ada kehamilan
Pemeriksaan Pada
Kasus Ginekologi-lanj
Pemeriksaan bimanual
❖ Setelah inspekulo
❖ Menilai ukuran dan arah uterus
❖ Kecurigaan hamil ektopik🡪 slinger pain
❖ Keadaan adneksa (tumor, nyeri)
Kelainan Bidang Ginekologi

❖ Infeksi (bakteri, Jamur, Parasit)


❖ Non Infeksi
❖ Tumor
❖ Kongenital
Kelainan Bidang Ginekologi-lanj

❖Berdasarkan keganasan
□ Jinak
□ Ganas
❖Berdasarkan letak
□ Uterus
□ Adneksa
□ Vagina
❖Berdasarkan Asalnya
□ Kongenital
□ Dapatan
Tumor Jinak
❖berdasarkan jaringan asalnya:
□ Serviks uterus
□ endometrium
□ miometrium.
❖ endometrium
Polip endometrium:
Gejala :perdarahan abnormal
Diagnosis : Endometrial biopsy, kuretase
Terapi : progestin atau GnRH

Asherman`s syndrome
perlekatan lapisan anterior dan posterior dinding rahim yang disebabkan oleh
pengangkatan lapisan basalis setelah kuretase agresif
Gejala : oligomenore, dismenore, amenorre
Terapi : HSG, histeroskopi
Myometrium
❖ Mioma/Fibroid adalah tumor jinak pada otot polos
rahim, yang disebut leiomyoma
Klasifikasi
❖ Mioma dapat dideteksi secara klinis pada
sekitar 20% wanita berusia di atas 30 tahun.

❖Faktor
risiko
Nuliparitas
Obesitas
Riwayat keluarga yang
positif Asal ras Afrika
Pil kontrasepsi
Suntikan DMPA depot dapat dikaitkan dengan penurunan risiko
❖Komplikasi mioma
□ Torsi fibroid yang bertangkai
□ Degenerasi
□ Gejala dan tanda
▪ timbulnya nyeri fokal dan nyeri tekan pada
palpasi yang terlokalisasi pada suatu area rahim
▪ demam ringan
▪ muntah
❖Keganasan pada uterus (sarcoma uteri)
□ Gejala dan tanda mirip dengan kelainan jinak
□ Perdarahan diluar siklus, nyeri perut berulang
□ Faktor risiko : usia (>40), gemuk, belum pernah hamil\
□ Pemeriksaan fisik : tidak khas
□ Penegakan diagnosis : histeroskopi diagnostik, kuretase diagnostik
□ Tindakan 🡪 rujuk
Cerviks
Kista Nabothi
□ kista musin retensi
□ Kista jinak
□ Ditemukan bersamaan dengan pemeriksaan inspekulo
□ Tidak membutuhkan terapi kecuali membesar
Polip Serviks
□ tumor jinak yang tumbuh dari epitel endocervical
□ Tampak seperti penonjolan dari dalam cervix
□ Terjadi karena peningkatan hormone estrogen atau
adanya inflamasi daerah serviks
□ Ditemukan bersamaan dengan pemeriksaan inspekulo
□ Management yang dilakukan : polipektomi
Keganasan Leher Rahim
□ Penyebab kematian kedua terbesar secara global
□ Disebakan Human Papiloma Virus
□ Faktor risiko
▪ Multipartner seksual
▪ Melahirkan usia muda
▪ Melahirkan anak > 2
□ Rute penularan : melalui hubungan seksual
❖Gejala dan Tanda Kanker serviks
□ Keputihan berbau busuk
□ Perdarahan per vagina abnormal
□ Contact bleeding
❖Pemeriksaan bimanual :
□Porsio teraba rapuh dan mudah berdarah
□Berbau busuk
□Tes IVA positif ( pada lesi prakanker)
Adneksa
❖Jaringan penyokong uterus
❖Ligamentum,tuba fallopii, ovarium
❖Kelainan yang mungkin terjadi :
□ Infeksi
□ tumor
Infeksi :

❖ Sering disebut sebagai PID (pelvic inflammatory disease)


❖ Infeksi bersifat ascenderen naik dari vagina &
endoserviks ke endometrium, tuba, struktur yang
bersebelahan
❖ Insiden PID akut 1-2% dari wanita muda yang aktif secara
seksual setiap tahunnya
❖ Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis adalah
patogen yang umumnya teridentifikasi pada penyakit
radang panggul (PID) pada wanita pra-menopause yang
aktif secara seksual.
❖ Faktor-faktor risiko :
□ Usia hubungan seksual pertama kali
□ Frekuensi hubungan seksual
□ Jumlah pasangan seksual
❖Gejala dan Tanda
□ Umum Nyeri perut bagian bawah
□ Demam
□ keluarnya cairan dari serviks
❖Pemeriksaan Bimanual
□ nyeri tekan pada gerakan serviks
□ nyeri tekan adneksa
□ Fluor (pengeluaran pervaginam bukan darah)
❖ Beberapa terjadi kasus berat 🡪Sindrom Fitz-Hugh-Curtis (1-10%)
🡪peradangan & perlekatan perihepatik
Massa Adneksa
❖ masalah ginekologi yang umum terjadi
❖ Risiko 5 sampai 10%
❖ Massa adneksa dapat ditemukan pada wanita dari segala usia,
janin hingga lansia
❖ Dapat bergejala atau ditemukan secara tidak sengaja pada
pemeriksaan atau pencitraan panggul
❖ Lokasi anatomis Massa ovarium
□ Kista fisiologis (folikel atau korpus luteum)
□ Neoplasma ovarium jinak (endometrioma, teratoma matang [kista dermoid])
□ Kanker ovarium atau penyakit metastasis dari kanker primer non-ovarium
❖ Lokasi anatomi Mesosalpinx atau mesovarium
□ Kista paratuba atau paraovarium
□ Abses tuboovarium
□ Leiomioma ligamen latum
❖Gejala dan Tanda
□ Tanpa gejala
□ Nyeri perut
□ Perut membesar
□ Mual muntah
□ Gangguan haid
❖Pemeriksaan Fisik
□ Teraba massa pada daerah
adneksa
□ Nyeri +/-
□ Fluor
❖Tanda bahaya : Kemungkinan torsi kista/
TOA pecah
□ Kesakitan hebat
□ Perut tegang / dipegang nyeri
□ Demam
Vagina
❖ Kista Bartolini
□ Sumbatan pada Kelenjar Bartolini
□ Terletak di labia minora
□ Dapat terjadi abses : gejala demam, nyeri hebat
□ Terapi marsupialisasi
□ Pemeriksaan ; inspeksi daerah labia minora

❖ Vulvovaginitis :
□ Infeksi pada daerah vagina dan vulva
□ Disebabkan oleh bakteri, jamur, parasite
□ Faktor resiko : seksual aktif, hygine pribadi kurang
□ Pemeriksaan : keputihan daerah vagina sampai dengan vulva
TERIMAKASIH
IDENTIFIKASI
MASALAH DAN
TATALAKSANA
dr. Nurul Setiyorini SpOG
MASALAH DALAM
SISTEM REPRODUKSI
▪ Penilaian masalah
▪ Emergensi
▪ Urgensi
▪ Non emergensi dan urgensi
▪ Emergensi : suatu keadaan dimana pasien membutuhkan
pertolongan sesegera mungkin (<24 jam) karena
membahayakan nyawa
▪ Urgensi : suatu keadaan dimana pasien membutuhkan pertolongan
namun tidak mengancam jiwa (dapat ditangani > 24jam)
▪ Pasien yang harus segera dibawa ke IGD karena membutuhkan pertolongan
segera (emergensi) :
▪ Tanda vital tidak stabil
▪ Keadaan umum tidak kompos mentis
▪ Terdapat tanda- tanda syok atau tampak kehilangan cairan dalam jumlah besar
(tampak atau tidak) yang mengakibatkan syok
▪ Contoh : perdarahan post partum, syok septik sindrom , TOA terinfeksi dengan gejala
sepsis berat, pasien keganasan dengan perdarahan aktif, torsi kista dengan gangguan
hemodinamik
▪ Pasien yang membutuhkan pertolongan namun keadaan saat ini tidak mengancam jiwa
▪ Tanda vital stabil dan keadaan umum komposmentis
▪ Jika tidak ditangani segera dapat jatuh ke keadaan emergensi
▪ Contoh : pasien keganasan dengan gangguan malnutrisi berat, PID dengan gejala infeksi aktif
MENGIDENTIFIKASI
MASALAH
▪ Sama seperti pemeriksaan pasien umum lainnya
▪ Anamnesis :
▪ Keluhan utama
▪ Keluhan penyerta :
▪ Nyeri perut bawah
▪ Mual &/muntah
▪ Demam
▪ Gangguan BAB &/ BAK
▪ Perut membesar
▪ Keluar darah/keputihan
▪ Pemeriksaan Fisik
▪ Inspekulo
▪ Bimanual
□ Informed consent sebelum tindakan
▪ tindakan yang dilakukan
▪ tujuan dilakukan
▪ hal yang akan dirasakan pasien
▪Pemeriksaan Penunjang :
▪ yang bersifat skrining (contoh : tes kehamilan)
PEMERIKSAAN DALAM
VAGINA
▪ Inspeksi
▪ Mengetahui adakah tumor/cairan
abnormal yang visibel
▪ Beberapa cacat bawaan tampak

▪ Pemeriksaan Dalam Vagina


▪ Massa tumor
▪ Nyeri pada organ reproduksi
▪ Deteksi awal kehamilan luar kandungan
PEMERIKSAAN INSPEKULO

❖ Ukuran speculum tepat,beri lubrikan


❖ Perhatikan cara memasukan speculum
❖ Perhatikan dinding vagina, rugae, warna, ada
tidak tumor, luka, keputihan
❖ Perhatikan porsio ; licin, ada tidak massa,
berdarah, erosi,
❖ Ostium Uteri Eksternum ; fluksus (darah),
fluor (keputihan)
PEMERIKSAAN
BIMANUAL
❖ Setelah inspekulo
❖ Menilai ukuran dan arah uterus
❖ Kecurigaan hamil ektopik🡪 slinger pain
❖ Keadaan adneksa (tumor, nyeri)
PAP SMEAR PEM. MIKROBIOLOGI
▪ Skrining kanker mulut rahim ▪ Untuk memeriksa cairan abnormal
vagina
▪ Dilakukan saat tidak haid
▪ Dilakukan kapan saja
▪ Memberi data ada infeksi pada
mulut rahim tp tidak spesifik ▪ Memberikan data lebih spesifik
tentang jenis kuman dan jumlahnya
DETEKSI DINI

Pap
• Menggunakan pengecatan papanicolau
• Dibaca oleh dokter patologi anatomi
• Hasil didapat beberapa hari setelah pemeriksaan

smear

IVA
•Menggunakan larutan asam asetat yang
ditempelkan langsung pada serviks
• Dikerjakan oleh tenaga medis yang terlatih
• Harus terlihat zona transformasi skuamo kolumnar
• Hasil didapatkan saat itu juga

Kapan ? ?
• Pap smear : sebelum atau sesudah menstruasi
• Iva : kapan saja
• Dilakukan satu tahun sekali pada usia 30-
50tahun
PAP SMEAR
▪ Dua jenis epitel yang berbeda terlihat. Epitel merah muda yang
menutupi ektoserviks adalah epitel skuamosa.
▪ Os eksternal (panah biru), epitel skuamosa (panah merah), dan epitel
kolumnar (panah hijau)
IVA TEST
▪ Cairan asam asetat 5 % 🡪 cuka
dapur 25% + aquades
perbandingan 1 : 5
▪ Lidi kapas direndam dalam
larutan cuka
▪ Lidi kapas ditempel ke
sambungan skuamo kolumner
selama 1 menit penuh
PERTOLONGAN
PERTAMA
▪ Perhatikan survey primer
▪ Airway : jalan nafas
▪ Pastikan jalan nafas selalu terbuka (kepala tidak diganjal bantal)
▪ Jika dapat berbicara, urutan bicara lancar tidak melompat-lompat, dapat
menjawab pertanyaan dengan baik
▪ Breathing : laju nafas
▪ Hitung laju nafas : jika >24x/menit , cenderung ada gangguan, beri bantuan O2 selang
▪ Dengarkan suara nafas, ada/tidak suara tambahan
▪ Circulation : sirkulasi
▪ Cek tanda vital : tentukan ada/tidak syok
▪ Jika ada tanda syok 🡪 pasang infus
▪ Pemberian obat-obatan : dihindari kecuali benar-benar dibutuhkan dan
sifatnya simtomatik dengan tujuan pasien stabil selama perjalanan
▪ Persiapan menuju tujuan tempat rujukan
▪ Hubungi IGD RS yang dituju
▪ Koordinasi dengan keluarga tentang tempat rujukan dan transportasi
menuju tempat rujukan
▪ Selalu sedia persediaan cairan dan suplai oksigen
▪ Persiapan administrasi.
KASUS YANG TERMASUK
KASUS EMERGENSI

Perdarahan ▪ Mual muntah

trimester 1
▪ Abortus insipiens, KET
▪ Gejala dan tanda :
▪ Nyeri hebat
▪ Perut tegang
▪ Perdarahan dari jalan
lahir
▪ Riwayat terlambat haid
sebanyak mungkin jika
▪ Pemeriksaan Fisik memungkinkan 🡪 rujuk
▪ Slinger pain +
▪ Tes kehamilan positif
▪ Nyeri tekan adneksa
positif
▪ Cavum douglas
menonjol
▪ Tanda vital : syok
▪ Tatalaksana :
▪ Pemasangan infus line
▪ Pastikan ABC stabil
▪ Jika
abortus
insipiens,
dapat
dilakukan
evakuasi
jaringan di
serviks
Perdarahan Akibat ▪Pemeriksaan Fisik :
Keganasan : ▪ Teraba massa rapuh di vagina/ serviks
▪ Ukuran uterus dapat membesar
▪ Gejala dan Tanda : dan terasa nyeri
▪ Nyeri perut ▪ Perdarahan jalan lahir yang
berbau busuk
▪ Mual muntah
▪ Tanda vital : pre syok – syok
▪ Badan kurus/ malnutrisi
▪ Perdarahan jalan lahir yang ▪Tatalaksana
berbau busuk
▪ Riwayat sudah terdiagnosis ▪ Pastikan ABC baik
adanya keganasan (umumnya ca ▪ Infus line
cerviks)
▪ Tampon vagina
▪ Anti perdarahan
▪ Rujuk
Perdarahan Non ▪ Tes kehamilan negative
▪ Tanda vital stabil – presyok
Keganasan PUA ▪ Tidak teraba massa rapuh di jalan lahir
▪Gejala
dan
Tanda
▪ Usia reproduksi
▪ Riwayat penggunaan kontrasepsi
▪ Tidak ada tanda malnutrisi
▪ Jarang merupakan kasus
emergensi
▪Pemeriks
aan Fisik
▪ Uterus membesar
▪ Pada mioma geburt :
teraba massa di luar
cerviks namun porsio
tetap teraba licin
▪ Klinis anemis
▪Tatalaksana
▪ Menyesuaikan dengan
keadaan umum dan tanda
vital
▪ Obat anti perdarahan
▪ Rujuk 🡪 poliklinik spesialis
TOA dengan gangguan ▪ Pemeriksaan Fisik :
sistemik ▪ Tanda sepsis : demam > 380C, Nadi
>100x/mnt
▪Gejala ▪ Klinis anemis
▪ Nyeri perut daerah suprapubic
dan
▪ Perut membesar
tanda :
▪ Keputihan lama ▪ Tatalaksana :
▪ Perut membesar ▪ Pastikan ABC stabil
▪ Mual muntah ▪ Jika terjadi gangguan hemodinamik 🡪
▪ Demam
rujuk dengan pemasangan i.v line
▪ Nyeri perut bawah
TORSI KISTA ▪ Pemeriksaan Fisik :
▪ Tanda vital cenderung stabil hanya
▪ Gejala dan tanda nadi cepat karena kesakitan
▪ Nyeri perut hebat ▪ Teraba massa di adneksa
▪ Mual muntah ▪ Tes kehamilan negative
▪ Dapat menunjuk letak sakit ▪ Tidak teraba massa di jalan lahir
▪ Usia reproduksi ▪ Tidak ada fluksus dan fluor
▪ Tidak ada riwayat operasi ▪ Tatalaksana :
sebelumnya ▪ Karena jarang kasus emergensi
tapi urgensi dapat dilakukan
▪ Riwayat perut dipijat rujukan ke
poliklinik spesialis
▪ Jika kesakitan hebat 🡪 rujuk IGD
Mola Hidatidosa :
▪ Hamil anggur
▪ Pemeriksaan Fisik
▪ tes kehamilan positif
▪ Penyakit trofoblastik yang ▪ Tanda vital :
berhubungan dengan kehamilan
▪ hipertensi dengan nadi cepat
▪ Gangguan kromosom ▪ Nafas pendek dan cepat
▪ Kegawatan 🡪 peningkatan ▪ Akral dingin
hormone tiroid 🡪 tirotoksikosis ▪ Keluar darah dari jalan lahir
▪ Gejala dan Tanda : ▪ Uterus teraba lebih besar dari
▪ Terlambat haid usia kehamilan dan lebih lunak
▪ Perut membesar daripada usia ▪ Tatalaksana
kehamilan ▪ Pastikan ABC aman
▪ Pedarahan dari jalan lahir ▪ Pasang iv line
▪ Rujuk segera
Pelvic Inflammatory ▪ Pemeriksaan Fisik :
Disease ▪ demam
▪ Gejala dan Tanda ▪ Nyeri tekan pada adneksa
▪ Keputihan banyak dan berbau ▪ Fluor >>
▪ Kronik (>1tahun) ▪ Uterus normal
▪ Sering berhubungan dengan PMS ▪ Teraba massa adneksa
▪ Nyeri perut bawah sampai ▪ Serviks eritema s/d erosi hebat
dengan panggul dan pinggang
▪ Kadang diikuti perdarahan dari ▪ Tatalaksana
jalan lahir
▪ Vagina terasa panas ▪ Umumnya kasus urgensi
▪ Pemeriksaan bakteriologi lendir vagina
▪ demam
▪ Jika sudah mendapat penanganan awal
□ rujuk poliklinik spesialis
KASUS RUJUKAN NON
INFEKSI
▪ Tidak membutuhkan penanganan segera
▪ Rujukan bersifat penanganan dan pemeriksaan yang lebih komprehensif
▪ Contoh :
▪ Gangguan pubertas
▪ Gangguan fertilitas
GANGGUAN PUBERTAS
▪ Masalah yang terjadi
▪ Pertumbuhan seks sekunder tidak terjadi
▪ Amenore primer
▪ Gangguan haid
▪ Amenore primer ; tidak pernah mengalami haid sebelumnya
dengan perkembangan seks sekunder baik (16 tahun) atau
dengan gangguan perkembangan seks sekunder terlambat (14
tahun)
▪ Gangguan dapat terjadi karena masalah hormonal, kromosomal, genetik
TANNER STAGING
CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
▪ sekelompok kelainan genetik yang memengaruhi kelenjar adrenal, sepasang organ
seukuran buah kenari di atas ginjal.
▪ Fungsi adrenal :
▪ Kortisol, yang mengatur respons tubuh terhadap penyakit atau stres
▪ Mineralokortikoidyang mengatur kadar natrium dan kalium
▪ Androgen, yang merupakan hormon seks pria yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan pada pria dan wanita
▪ Gejala dan tanda :
▪ alat kelamin yang tampak khas saat lahir. (klitoris membesar)
▪ Di kemudian hari, mereka mungkin mengalami:
▪ Periode menstruasi yang tidak teratur, atau tidak mengalami menstruasi sama sekali, dan kesulitan untuk
hamil
▪ Karakteristik maskulin seperti rambut wajah, rambut tubuh yang berlebihan, dan suara yang semakin dalam
▪ Munculnya tanda-tanda pubertas dini Jerawat yang parah
▪ Pertumbuhan yang cepat selama masa kanak-kanak dengan usia tulang yang lebih tua dan tinggi
badan akhir yang lebih pendek dari yang diharapkan
TURNER SYNDROME
▪ Sindrom Turner adalah kelainan genetik khusus perempuan yang memengaruhi
sekitar 1 dari setiap 2.000 bayi perempuan.
▪ Seorang anak perempuan dengan sindrom Turner hanya memiliki 1 kromosom
seks X yang normal, bukannya 2 kromosom seks normal.
▪ Variasi kromosom ini terjadi secara acak saat bayi dikandung di dalam
rahim. Hal ini tidak terkait dengan usia ibu.
▪ Gejala dan Tanda :
▪ Pertumbuhan melambat
▪ Tidak ada percepatan pertumbuhan pada waktu yang diharapkan pada masa kanak-kanak
▪ Tinggi badan orang dewasa secara signifikan lebih rendah dari yang diharapkan untuk
anggota keluarga perempuan
▪ Kegagalan untuk memulai perubahan seksual yang diharapkan selama masa pubertas
▪ Perkembangan seksual yang "terhenti" selama masa remaja
▪ Siklus menstruasi yang berakhir lebih awal bukan karena kehamilan
▪ Bagi sebagian besar wanita dengan sindrom Turner, ketidakmampuan untuk hamil
tanpa terapi fertilitas
Seorang gadis berusia 13 tahun dengan karakteristik fisik
khas sindrom Turner seperti perawakan pendek, tubuh
gempal, dada lebar dengan puting susu yang berjarak jauh
dan kurangnya perkembangan payudara, dan cubitus valgus.
MAYER-ROKITANSKY-KÜSTER-HAUSER SYNDROME

▪ menyebabkan vagina dan rahim tidak berkembang atau tidak ada,


meskipun alat kelamin luar normal.
▪ Orang dengan sindrom MRKH memiliki pola kromosom perempuan (46,XX) dan
ovarium yang berfungsi normal. Mereka juga memiliki perkembangan payudara
dan rambut kemaluan yang normal
▪ Penyebab sindrom MRKH tidak diketahui.
▪ Kelainan reproduksi pada sindrom MRKH disebabkan oleh perkembangan duktus
Mülleri yang tidak sempurna.
▪ Sebagian besar kasus sindrom MRKH terjadi pada orang yang tidak memiliki
riwayat kelainan ini dalam keluarganya.
▪ tanda pertama yang terlihat dari sindrom MRKH adalah menstruasi tidak
dimulai pada usia 16 tahun (amenore primer).
ovarium

ovarium
KELAINAN UMUM
BIDANG GINEKOLOGI
dr. Nurul Setiyorini SpOG
Pemeriksaan Pada Kasus Ginekologi

•Pemeriksaan alat kelamin luar


❖ Ada tumor, lesi
❖ menilai kematangan kelamin sekunder
❖ pada wanita yang belum pernah hamil, labia
mayora mungkin bertemu di garis tengah dan
menutupi labia minora; setelah melahirkan
menjadi lebih lembut
Pemeriksaan Pada Kasus
Ginekologi-lanj
• Pemeriksaan inspekulo

❖ Ukuran speculum tepat,beri lubrikan


❖ Gunakan sarung tangan DTT
❖ Perhatikan cara memasukan speculum
❖ Perhatikan dinding vagina, rugae, warna, ada tidak tumor, luka, keputihan
❖ Perhatikan porsio ; licin, ada tidak massa, berdarah, erosi,
❖ Ostium Uteri Eksternum ; fluksus (darah), fluor (keputihan)
❖ Cav Douglas ; penonjolan
❖ Sondase dilakukan pada tahap ini jika serviks aman dan pasti tidak ada kehamilan
Pemeriksaan Pada Kasus
Ginekologi-lanj
• Pemeriksaan bimanual
❖ Setelah inspekulo
❖ Menilai ukuran dan arah uterus
❖ Kecurigaan hamil ektopik🡪 slinger pain
❖ Keadaan adneksa (tumor, nyeri)
Pengeluaran Per Vaginam
Fluksu • Fisiologis : Haid, Hamil
• Patologis : infeksi, keganasan,
s tumor, trauma, gangguan
hormonal, hamil
(darah
)

F u
l or
(pengeluara • F
n selain i
darah) s
i
o
l
o
g
i
s

:
• Patologis : infeksi,
keganasan, tumor
Fluksus
• Adalah darah keluar dari vagina
• Fisiologis akan mengikuti siklus tertentu
• Hamil : hanya terjadi pada masa implantasi embrio ke endometrium (Hartman
Sign)
• Terjadi hanya 1-2 hari dan berupa bercak 🡪 selain itu : patologis
• Haid
: mengikuti siklus normal 28-35 hari (dapat memanjang atau
memendek jika terdapat gangguan)
• Patologis: keganasan (ca cervix, ca uteri, ca tuba, ca vagina), infeksi
(bakteri, jamur, parasit), Perdarahan Uterus Disfungsi (gangguan hormonal,
mioma uteri
–PALM-COEIN), trauma/radang berat
Fluor
• Adalah pengeluaran per vagina selain darah
• Fisiologis : Adalah cairan yang dihasilkan kelenjar sepanjang liang
vagina berfungsi sebagai lubrikan dan pertahanan tubuh
• perimenstrual (± 1minggu sebelum dan sesudah haid), masa subur, hamil
• Tandanya keputihan cenderung bening, tidak ada bau menyengat, dan
tidak ada keluhan penyerta
• Saat hamil, keputihan belum berarti patologis karena suhu ibu lebih
tinggi dari biasanya (namun tetap dalam kisaran normal) sehingga
vagina cenderung lebih hangat .
• Beberapa obat2an menyebabkan keputihan : pil kontrasepsi, asupan
calcium (jarang), antibiotika tertentu
• Patologis : disebabkan adanya infeksi, keganasan
• Infeksi berupa infeksi non spesifik atau karena PMS (penyakit menular seksual)
• Nonspesifik : akibat pemakaian KB IUD, kondom, alat bantu seksual,
vaginitis atrofi
• Berwarna putih kekuningan , seperti susu pecah dan diikuti dengan
keluhan lain seperti gatal, panas, kemerahan daerah vagina
• Spesifik : penyakit menular seksual
• Penegakan diagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik penting!
• Keganasan : keputihan cenderung berbau busuk karena banyaknya
jaringan nekrotik, umumnya diikuti dengan perdarahan
Pemeriksaan Fisik
• Inspekulo dan Bimanual
• Inspekulo
• mukosa vagina: berdarah, rapuh berdarah, keputihan
• Porsio : massa rapuh berdarah, tumor
• IVA 🡪 curiga ca cerviks

• Bimanual
• Perabaan untuk mengetahui keberadaan massa (adneksa, uterus, vagina)
• Penilaian massa dapat bergerak terpisah dengan organ reproduksi atau
tidak
• Nyeri saat pemeriksaan
Tatalaksana
• Hasil dalam batas normal 🡪 edukasi
• Ditemukan kecurigaan 🡪 IVA atau rujuk ke faskes lanjutan
• Edukasi :
• Perbaikan hygiene sanitasi pribadi
• Diet berimbang
• Kontrol jika keluhan menetap

• Jika keadaan umum dan tanda vital tidak stabil 🡪 stabilisasi dan rujuk
Bakterial Vaginosis
• ditandai dengan perubahan pada lingkungan vagina
• Pergeseran mikrobiota vagina dari spesies Lactobacillus ke salah satu
keanekaragaman bakteri yang tinggi, termasuk anaerob fakultatif
• Terjadi peningkatan pH vagina hingga >4,5
• Gardnerella vaginalis, spesies Prevotella, spesies Porphyromonas, spesies
Bacteroides, spesies Peptostreptococcus, Mycoplasma hominis, dan
Ureaplasma urealyticum
• Faktor risiko :
• Pola makan - adanya hubungan antara pola makan tinggi lemak dan BV serta hubungan
terbalik antara BV dengan asupan folat, vitamin E, dan kalsium. Diet tinggi serat
dikaitkan dengan peningkatan komunitas mikroba vagina yang didominasi Lactobacillus
• BMI - wanita yang kelebihan berat badan (indeks massa tubuh [BMI] 25,0-29,9 kg/m2) dan
obesitas (BMI ≥30 kg/m2) memiliki skor Nugent yang lebih tinggi dan tingkat BV yang
lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang memiliki BMI normal
• Gejala dan Tanda
• Keputihan dengan "bau amis" yang tidak sedap yang mungkin lebih
mencolok setelah melakukan hubungan seksual dan selama menstruasi
• Servisitis
• Tanpa gejala - Sampai dengan 50-70 % wanita dengan BV tidak
menunjukkan gejala
Candidosis Vulvovaginal
• gangguan yang ditandai dengan tanda dan gejala peradangan vulvovaginal
dengan adanya spesies Candida. Identifikasi Candida vulvovaginal saja
bukan merupakan indikasi penyakit, karena spesies Candida adalah bagian
dari flora normal.
• Faktor risiko :
• Diabetes mellitus
• Penggunaan antibiotic
• Peningkatan kadar estrogen
• Penggunaan obat imunosupresan

• Gejala dan Tanda


• Rasa gatal pada vulva
• Pemeriksaan fisik pada alat kelamin luar, vagina, dan serviks sering kali
menunjukkan adanya eritema pada vulva dan mukosa vagina serta edema
vulva
Trichomoniasis
• Trikomoniasis adalah infeksi genitourinari yang disebabkan oleh protozoa
Trichomonas vaginalis.
• Salah satu dari tiga penyebab infeksi yang umum terjadi pada keluhan vagina di
kalangan wanita usia subur, bersama dengan vaginosis bakterialis (BV) dan
kandida vulvovaginitis, namun infeksi ini seringkali tidak menunjukkan gejala.
• Gejala dan Tanda
• Infeksi akut - keputihan yang bernanah, berbau tidak sedap, dan encer yang disertai rasa
terbakar, pruritus, disuria, sering buang air kecil, nyeri perut bagian bawah, dan/atau
dyspareunia.
• Infeksi kronis - Tanda dan gejalanya lebih ringan dan mungkin termasuk pruritus dan
dispareunia, dengan keputihan yang sedikit.
• Pemeriksaan fisik - eritema pada vulva dan mukosa vagina. Keputihan berwarna
hijau-kuning, berbusa, dan berbau tidak sedap yang dideskripsikan secara
klasik terjadi pada 10 - 30 % wanita bergejala
• Konsekuensi klinis
• Pasien yang tidak sedang hamil
• Uretritis atau sistitis
• PID
• Tertular infeksi menular seksual lainnya
• Ca Cervix

• Pasien Hamil
• ketuban pecah dini
• persalinan premature
• kelahiran bayi dengan berat badan
lahir rendah
• Diagnosis : menemukan
Trichomonas pada pengecatan
basah
Sifilis
• Infeksi yang disebabkan oleh spirochete Treponema pallidum
• Penularan seksual
• Spirochetes berpindah dari lesi terbuka melintasi
membran mukosa
•4 tahap infeksi yang didapat orang dewasa
• Primer
• Sekunder
• Laten
• Tersier
Primary Syphilis
• Terjadi rata-rata 21 hari setelah paparan
• Chancre klasik
• Ulserasi tunggal tanpa rasa sakit
• Beberapa ulserasi dapat terjadi jika ada infeksi
HIV yang terjadi bersamaan
• Dapat bertahan selama 3-6 minggu tanpa pengobatan
Secondary Syphilis
• 25% pasien yang tidak diobati akan mengembangkan sifilis sekunder
• Ruam
• Temuan yang paling khas
• Ruam makulopapular simetris yang menyebar
• Termasuk batang tubuh, ekstremitas, telapak tangan dan telapak kaki
• Semua lesi mengandung bakteri dan menular
• Kondiloma lata
• Terjadi pada mukosa

• Hepatitis,Uveitis,Sinovitis, Nefritis
• Gejala sistemik : Demam, tidak enak
badan, penurunan berat badan
Latent Tertiary
Syphilis
Syphilis
• Serologi positif tanpa sekunder
gejala
• Dikategorikan sebagai
awal atau akhir
• Laten awal : <1
tahun setelah sifilis
sekunder
• Laten lambat :> 1
tahun setelah sifilis
• Terjadi1-30 tahun
setelah infeksi primer
• Gejala:
• Neurosifilis
• myelopati sifilis
• Sifilis kardiovaskular
• Sifilis gummatosa
Late Congenital
Syphilis
Late Congenital
Syphilis

Hutchinson Teeth
Mulberry Molar
⚫ Primary/Secondary/Early latent
⚫ Benzathine Penicillin G, 2.4 million units IM
⚫ One dose

⚫ Late latent/Tertiary/Unknown duration


⚫ Benzathine Penicillin G, 7.2 million units IM
⚫ 3 doses of 2.4 million units x 1/week x 3 wks

⚫ Penicillin allergy in pregnant female w/ syphilis


⚫ Skin testing & desensitization
Gonorrhea
• Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
• Mempengaruhi mukosa pria dan wanita terutama, tetapi
dapat mempengaruhi area tubuh lainnya seperti kulit,
gusi, lidah dan tenggorokan
• 40% ditularkan dari wanita hamil ke bayinya
• Gonore adalah penyebab utama uretritis pada pria dan
servisitis pada wanita; dapat menyebabkan penyakit
radang panggul (PID), infertilitas, kehamilan ektopik, dan
nyeri panggul kronis.
Gejala dan tanda
• Servisitis
• Sebagian besar wanita dengan infeksi gonokokus serviks, 70 persen pada beberapa
seri, tidak menunjukkan gejala
• Jika ada, gejala genital berkembang pada sebagian besar wanita dalam waktu 10
hari setelah terpapar
• Infeksi yang bergejala biasanya bermanifestasi sebagai pruritus vagina dan/atau
keluarnya cairan mukopurulen. Beberapa wanita mungkin mengeluhkan
perdarahan intermenstruasi atau menoragia.
• Yang penting, gejala dan tanda infeksi serviks gonokokal ini, jika ada, tidak dapat
dibedakan dari gejala dan tanda servisitis akut yang disebabkan oleh penyebab lain
• Uretritis
• tanpa gejala.
• Gejala utama, bila ada, adalah disuria. Urgensi atau frekuensi buang air kecil
juga dapat terjadi.

• Penyakit radang panggul (PID)


• nyeri panggul/perut, perdarahan vagina yang tidak normal, dan dispareunia.
• Seringkali gejala-gejala ini terjadi bersamaan dengan dimulainya menstruasi.
• Tanda-tanda PID pada pemeriksaan meliputi nyeri perut, nyeri rahim, nyeri gerak
adneksa atau serviks, tetapi hal ini tidak membedakan antara etiologi gonokokus
dan nongonokokus.
• Bartholinitis - Keterlibatan kelenjar Bartholin yang bergejala, yang terletak di
belakang labia, dapat terjadi pada hingga 6 persen wanita dengan infeksi
gonokokal genital,

• Komplikasi kehamilan
• korioamnionitis, ketuban pecah dini, kelahiran prematur, berat badan lahir
rendah atau kecil untuk usia kehamilan, dan aborsi spontan pada wanita hamil
Penegakan Tatalaksana
diagnosis • Pemberian antibiotik dalam
jangka waktu tertentu sesuai
dengan pola kuman
• Pengecatan Gram
• Pemberian antibiotic untuk
• Biakan GO bersamaan dg infeksi
• Tes Deteksi Antigen: EIA & DFA Klamidia

• Uji Deteksi Asam Nukleat


• Hibridisasi Probe
• Tes
Amplifikasi Asam
Nukleat (NAAT)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai