Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN KEPERAWATAN

KONSEP PENJAMINAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN


A N G G OTA K E LO M P O K
1. Emilia Adeline Clara S 2014401053
2. Endang Ayu Lestari 2014401054
3. Fadilah Agusteen 2014401057
4. Femy Andini 2014401058
5. Ika Wadif Azizah S 2014401062
6. Marva Afriza Fadiyanti 2014401068
7. Repka pirmanda 2014401081
8. Resti Oktapia Elva Tama 2014401082
9. Riska Oktaviani 2014401085
10.Rizki Hanafi Munazir 2014401087
11.Rola Sintia 2014401089
12.Tiara Puspita 2014401094
A. Pengertian Mutu Asuhan Keperawatan
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses
kegiatan yang dilakukan oleh profesi keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan pasien dalam mempertahankan
keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual
pasien

B. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan


Menurut Nursamalam cit Triwibowo (2013) tujuan mutu
pelayanan keperawatan terdapat 5 tahap yaitu:
1. Tahap pertama adalah
penyusunan standar atau
kriteria.

n mutu pelayanan 2. Tahap kedua adalah 4. Tahap keempat adalah


mengidentifikasi mengumpulkan dan
awatan terdapat 5 informasi yang sesuai menganalisa data.
dengan kriteria.
yaitu:
5. Tahap kelima adalah
evaluasi ulang.
3. Tahap ketiga adalah
identifikasi sumber
informasi.
Faktor Mutu Pelayanan Keperawatan
1.Komunakasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication),
biasanya komunikasi dari mulut ke mulut sering dilakukan oleh
masyarakat awam yang telah mendapatkan perawatan dari sebuah
instansi.
2. Kebutuhan pribadi (personal need), kebutuhan dari masing-masing
pasien bervariasi maka mutu pelayanan keperawatan juga harus
menyesuaikan berdasarkan kebutuhan pribadi pasien.
3.Pengalaman masa lalu (past experience), seorang pasien akan
cenderung menilai sesuatu berdasarkan pengalaman yang pernah
mereka alami.
4.Komunikasi eksternal (company’s external communication), sebagai
pemberi mutu pelayanan keperawatan juga dapat melakukan
promosi sehingga pasien akan mempercayai penuh terhadap mutu
pelayanan keperawatan di instansi tersebut.
Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan
Menurut Nursalam (2013) suatu pelayanan keperawatan harus memiliki mutu yang baik dalam
pelaksanaanya. Diantaranya adalah:

1. Caring
2. Kolaborasi
3. Kecepatan
4. Empati
5. Courtesy
6. Sincerity
7. Komunikasi
KEPUASAN PELANGGAN
Pengertian Kepuasan

Kepuasan pasien adalah nilai subjektif


terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan tetapi meliputi juga pada nilai
objektifnya dan dilandasi pada
pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi
psikologi, dan pengaruh lingkungan
(Sabarguna dan Rubaya, 2011).
Faktor yang mempengaruhi kepuasan
pasien
Menurut Sabarguna (2004) terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien
diantaranya:

• Aspek kenyamanan • Aspek hubungan pasien dengan perawat


dimana pasien merasakan kenyamanan dari meliputi sikap petugas kesehatan yang berjaga
berbagai fasilitas yang ada di sebuah Rumah Sakit terutama perawat, informasi yang diberikan oleh
tertentu dari lokasi yang mudah dijangkau, pasien jelas, tim medis juga bersikap cekatan
kenyamanan ruangan, kebersihan lingkungan dalam menangani keluhan pasien.
Rumah Sakit, dan Peralatan yang tersedia.
• Aspek biaya
• Aspek kompetensi teknis perawat meliputi terjangkaunya biaya administrasi Rumah
meliputi keberhasilan perawat dan tim medis Sakit yang diberikan, dan adanya keringanan dari
lainnya dalam memberikan asuhan kepada pasien pihak instansi kepada pasien untuk mempermudah
dan berpengalaman. pembiayaan.
1. Responsiveness
ASIEN (ketanggapan)

elayanan keperawatan
4. Emphaty (empati)
) mengatakan model 2. Reability (kehandalan)

kus utama pada pelayanan


5. Tangible (bukti langsung)
enilaian sebagai berikut:
3. Assurance (jaminan)
TEORI-TEORI TERKAIT JAMINAN MUTU KEPERAWATAN

Jaminan mutu (QA) adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam
memonitor dan mengevaluasi mutu dan kesiapan dalam pelayanan terhadap
pasen dalam meningkatkan pelayanan, dan memecahkan masalah yang telah
diidentifikasi (JCAHO). Kesiapan merujuk pada pengertian lebih luas dimana
prosedur khusus, kesesuaian dalam suasana khusus dan pelayanan yang
efisien, mengindikasikan kelebihan maupun kekurangannya.
Dalam kaitan diatas belakangan Lexiton (JCAHO), mendefinisikan QA dalam
tiga kegiatan yang tidak terpisahkan;
a) Merencanakan suatu produk atau pelayanan dan pengendalian
produknya yang tidak dapat dilepaskan dari mutu.
b) Pengendalian mutu: adalah suatu proses dimana kinerja aktual dinilai
atau diukur, dan dibandingkan dengan tujuan, serta perbedaan atau
penyimpangan ditindak lanjuti dengan menggunakan metoda statistik.
c) Peningkatan mutu: proses pencapaian snatu tingkat kinerja atau mutu
barn yang lebih tinggi dari sebelunmya.
AUDIT MUTU KEPERAWATAN

Partisipan yang menyatakan bahwa pengertian audit mutu


Pengertian keperawatan terdiri dari sub tema yaitu:
audit mutu a. Kegiatan evaluasi dan monitoring asuhan keperawatan.
keperawatan b. Proses menjaga kualitas mutu

Menurut partisipan, pelaksanaan audit mutu keperawatan sudah dilakukan


Pelaksanaan namun belum optimal. Pernyataan partisipan tersebut terdiri dari kategori:
audit mutu a. Belum adanya panduan dalam pelaksanaan audit
keperawatan b. Audit keperawatan dalam bentuk monitoring evaluasi
Pelaksanaan audit mutu keperawatan seperti evaluasi perawat, evaluasi
kinerja perawat, dan evaluasi dalam pemberian asuhan keperawatan yang
biasanya dilakukan supervisi.
INDIKATOR-INDIKATOR MUTU KEPERAWATAN

Indikator mutu keperawatan yang menjadi acuan pada


pelaksanakan audit mutu keperawatan sebagai berikut:

1. Angka Bed Occupancy Rate


2. Angka Length Of
(BOR) di ruangan
Stay (LOS)

3. Kepuasan pasien 4. Angka risiko infeksi


MANFAAT DARI AUDIT MUTU KEPERAWATAN

1. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap


Manfaat
pelayanan RS.
untuk 2. 2) Pasien akan mendapatkan pelayanan yang
perawat prima.

Manfaat 1. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap


untuk pelayanan RS.
2. Pasien akan mendapatkan pelayanan yang prima.
pasien

Manfaat
untuk rumah 1. Meningkatkan mutu dari RS dihadapan masyarakat.
sakit
HAMBATAN SELAMA PELAKSANAAN AUDIT MUTU KEPERAWATAN

Hambatan dalam pelaksanaan audit mutu


keperawatan ini ialah tidak terpenuhinya
ketersediaan sarana dan prasarana di ruangan.
Contohnya, ketika mengaudit pelaksanaan
tindakan terkadang alat atau bahan yang tidak
lengkap. Atau ada dokumen yang formulirnya
tidak tersedia di ruangan itu bisa menghambat
proses kegiatan.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai