Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PERFORASI GASTER

Oleh: Rijo Prastyo


Kelas B
1. PENGERTIAN
Perforasi gaster adalah suatu penetrasi yang
kompleks dari dinding lambung, usus besar, usus halus
akibat dari bocornya isi dari usus ke dalam rongga
perut. Perforasi dari lambung berkembang menjadi
suatu peritonitis kimia yang disebabkan karena
kebocoran asam lambung dalam rongga perut
(Warsinggih, 2016)
2. ETIOLOGI
a. Perforasi non-trauma, akibat volvulus gaster
b. Perforasi oleh malignansi intra abdomen atau limfoma, benda asing
c. Perforasi trauma (tajam atau tumpul), trauma iatrogenik
d. Infeksi bakteri
e. Radiotherapi dari keganasan cervik dan keganasan intra abdominal lainnya
f. Penyakit inflamasi usus
3. FISIOLOGI
Secara fisiologis, gaster relatif bebas dari bakteri dan mikroorganisme lainnya
karena keasaman yang tinggi.
Kebocoran asam lambung kedalam rongga peritoneum sering menimbulkan
peritonitis kimia. Bila kebocoran tidak ditutup dan partikel makanan mengenai
rongga peritoneum, peritonitis kimia akan diperparah oleh perkembangan yang
bertahap dari peritonitis bakterial.
4. TANDA DAN GEJALA
Perforasi gaster akan menyebabkan peritonitis akut. Penderita yang mengalami perforasi akan
tampak kesakitan hebat, seperti ditikam di perut. Nyeri tekan dan defans muskuler. Pekak hati bisa
hilang karena adanya udara bebas di bawah diafragma. Peristaltis usus menurun sampai
menghilang akibat kelumpuhan sementara usus. Bila telah terjadi peritonitis bakteria, suhu badan
penderita akan naik dan terjadi takikardia, hipotensi, dan penderita tampak letargik karena syok
toksik. Rangsangan peritoneum menimbulkan nyeri pada setiap gerakan yang menyebabkan
pergeseran peritoneum dengan peritoneum.
5. PENATALAKSANAAN
Penderita yang lambungnya mengalami perforasi harus diperbaiki keadaan umumnya
sebelum operasi. Pemberian cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan pipa nasogastrik, dan
pemberian antibiotik mutlak diberikan. Penatalaksaan tergantung penyakit yang mendasarinya.
Intervensi bedah hampir selalu dibutuhkan dalam bentuk laparotomi explorasi dan penutupan
perforasi dan pencucian pada rongga peritoneum (evacuasimedis). Laparotomi dilakukan segera
setelah upaya suportif dikerjakan.
Terapi utama perforasi gastrointestinal adalah tindakan bedah. Terapi gawat darurat dalam kasus
perforasi gastrointestinal adalah:
1. Pasang akses intravena (infuse). Berikan terapi cairan kristaloid pada pasien dengan gejala
klinis dehidrasi atau septikemia.
2. Jangan berikan apapun secara oral.
3. Berikan antibiotik secara intravena pada pasien dengan gejala septicemia.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi, memiliki peran nyata dalam menolong ahli bedah dalam memilih prosedur diagnostik

dan untuk memutuskan apakah pasien perlu dioperasi.

2. Ultrasonografi adalah metode awal untuk kebanyakan kondisi akut abdomen.

3. CT scan abdomen, adalah metode yang jauh lebih sensitif untuk mendeteksi udara setelah perforasi,

bahkan jika udara tampak seperti gelembung dan saat pada foto rontgen murni dinyatakan negatif.
7. KOMPLIKASI
1. Kegagalan luka operasi. Kegagalan luka operasi (kerusakan parsial atau total pada setiap
lapisan luka operasi) dapat terjadi segera atau lambat.

2. Syok septik. Septikemia adalah proliferasi bakteri dalam darah yang menimbulkan manifestasi
sistemik
8. PROGNOSIS
Apabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik berspektrum luas cepat dilakukan maka
prognosisnya dubia ad bonam. Sedangkan bila diagnosis, tindakan, dan pemberian antibiotik terlambat
dilakukan maka prognosisnya menjadi dubia ad malam.
Factor-faktor berikut akan meningkatkan resiko kematian:
Usia lanjut
Adanya penyakit yang mendasari sebelumnya
Malnutrisi
Timbulnya komplikasi
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Keluhan utama
c. Riwayat Penyakit sekarang

2. Pemeriksaan fisik
d. Keadaan umum h. Sistem pencernaan
e. Sistem penglihatan i. Sistem eliminasi
f. Sistem pendengaran j. Sistem muskuluskeletal
g. Sistem penciuman
h. Sistem Pernafasan
i. Sistem kardiovaskuler
j. Sistem persyarafan
3. Diagnosa Perioritas

a) Nyeri berhubungan dengan perlukaan pada lambung


b) Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intakenutrisi tidak
adekut
c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
d) Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan
4. Intervensi
a. Nyeri berhubungan dengan adanya perlukaan di lambung
1) Gunakan laporan dari pasien sendiri pilihan pertama.
2) Minta pasien untuk menilai nyeri
3) Gunakan lembar alur nyeri
4) Lakukan pengkjian nyeri lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, keparahan nyeri, faktor presipitas.
5) Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika peredaran nyeri tidak dapat dicapai.
6) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi
7) observasi vital sign

b. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekut, anaroxia
8) Anjurkan agar klien memakan makanan yang disediakan di rumah sakit
9) Anjurkan untuk makan porsi sedikit dengan interval sering.
10) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase
pengalaman pembedahan yaitu preoperatif, intraoperatif, dan post operatif:
1. Fase Pre Operatif
a. Surat Izin Tindakan (Inform concent)
Tujuan dibuat SIT:
1) Melindungi pasien dari prosedur yang tidak diinginkan
2) Melindungi RS dan tenaga medis dari tindakan hukum apabila pasien dan
keluarga mengklaim tindakan tersebut. Sebelum Ditandatangani pasien &
keluarga harus sudah mengetahui:
Prosedur/operasi yang akan dilakukan dan tujuanny
Tahapan – tahapan yang harus dilalui
Kemungkinan komplikasinya
Hasil yang akan diharapkan
2. Fase Intra Operatif
Pada tahap ini yang sangat berperan adalah:
Tim Anestesi: Dokter Anestesi dan Perawat Anestesi
Perawat Anestesi: seorang perawat yang sudah pendidikan teori maupun praktek dan
mampu untuk melakukan layanan anestesi
Tim Bedah: Dokter Bedah, Asisten Bedah, Instrumentator, Perawat Sirkuler

3. Fase Post Operasi


Immediate / Post anaesthetic Phase
Adalah fase pemulihan segera pembedaha setelah selesai tindakan pembedahan,
pasien harus dirawat sementara di ruang pulih sadar (recovery room: RR) sampai
kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat
untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan).
a) Tujuan perawatan pasien di RR adalah:
Mempertahankan jalan nafas, Mempertahankan ventilasi atau oksigenasi
Mempertahakan sirkulasi darah, Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase
Balance cairan
b) Mempertahanakn kenyamanan dan mencegah resiko injury
Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat anastesi di ruang RR adalah:
Jenis pembedahan, Jenis anastesi , kondisi patologis klien
Perdarahan intra operatif, Pemberian tranfusi selama operasi
Jumlah dan jenis terapi cairan selama operasi, Komplikasi selama pembedahan
c) Yang harus dilakukan perawat pada fase awal ini diantaranya adalah:
Monitoring, TTV tiap 10 – 15 menit sekali , dan output: urine, perdarahan, muntah
Respiratory Care: Posisi, pemberian O2, Posisi dan Mobilisasi, Pemberian cairan dan elektrolit
Perawatan drainase ,laboratorium dan Diagnostik
d) Pemindahan Pasien Ke ruang Perawatan

Anda mungkin juga menyukai