Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIS KLINIS

GINEKOLOGI
RSIA PROF.DR.H.M. FARID MAKASSAR

PANDUAN PRAKTIS KLINIS


DEP./SMF : OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSIA PROF.DR.H.M. FARID MAKASSAR
2019
RSIA Prof.dr.H.M.Farid
PEMERIKSAAN PRA BEDAH DAN PASCA BEDAH
1. Pemeriksaan Pra Diagnosis dibuat atas dasar pemeriksaan yang seksama terdiri dari
Bedah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksan-
pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
2. Riwayat Penyakit Persiapan pra-bedah sudah dimulai di instalasi rawat jalan dengan
anamnesis yang lengkap dan teliti.
Anamnesis yang baik, pemeriksaan prabedah yang teliti, persiapan
fisik dan mental pasien, merupakan hal yang esensial untuk
mendapatkan hasil pengobatan yang baik.
3. Macam  Operasi elektif, bila setelah persiapan selesai, dipilih waktu
Pembedahan operasi yang menguntungkan.
 Operasi darurat, bila tidak bisa menunggu lama, karena
membahayakan pasien
 Operasi paliatif, bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien,
tetapi tidak menyembuhkan penyakitnya.
 Laparotomi eksplorasi (laparotomi percobaan), dilakukan untuk
mendapat kepastian tentang jenis penyakit di rongga perut
4. Beberapa Indikasi 1. Keperluan diagnosis, umumnya ringan antara lain: biopsi,
yang Sering kerokan laparoskopi, dan lain-lain
Didapatkan Pada 2. Tindakan untuk mengangkat tumor jinak atau ganas
Pembedahan 3. Tindakan dilakukan sebagai akibat persalinan, trauma dan/atau
Ginekologi radang
Pada pembedahan elektif dilakukan pemeriksaan seteliti mungkin
untuk membuat diagnosis dan untuk menilai kondisi pasien.
Pemeriksaan-pemeriksaan yang umum dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan ginekologis. (termasuk anamnesis ginekologi)
Ada beberapa hal penting untuk mendapatkan anamnesis
ginekologi:
 Riwayat haid
 Hari pertama haid terakhir
 Riwayat obstetri serta komplikasinya
2. Riwayat perkawinan
3. Pemeriksaan payudara
4. Pemeriksaan abdomen
5. Pemeriksaan pelvis dan rektum
6. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain
7. Pemeriksaan lain, termasuk:
a. Evaluasi fisik keseluruhan,terutama mengenai organ vital
b. Risiko faktor usia
c. Evaluasi paru-paru
5. Persiapan Pasien Contoh persiapan kistektomi :
Prabedah Diruang Diberikan povine-lodine (Betadin) douche atau supositoria vagina
Rawat Inap Nitrofurazine (furacin), dimasukkan dipuncak vagina setiap malam,
selama 2-3 hari prabedah
Untuk wanita pasca-menopause diberikan supositoria estrogen atau
krem vaginal selama 4 – 6 minggu prabedah.
Pada malam sebelum operasi pasien diberi makan yang mudah
dicerna, dan sekurang-kurangnya 6 jam sebelum operasi pasien
dipuaskan.
Obat lain yang diberikan adalah obat tidur/penenang
Sebelum operasi dilakukan klisma.
Pemberian pre-medikasi diatur oleh ahli anestesi
6. Persiapan Prabedah Dilakukan pembersihan/pencukuran daerah abdomen dan vulva,
Dikamar Operasi kemudian dipasang kateter.
Bila perlu pasien dibius ringan untuk pemeriksaan pelvis bimanual
ulang. Perineum dan vagina dibersihkan.
Setelah vagina dibersihkan, abdomen dibersihkan juga selama lebih
kurang 5 menit, dengan betadin atau larutan antiseptik yang lain.
7. Perawatan Pasca Masa kritis pasien pasca bedah berlangsung sampai 72 jam.
Bedah Pada periode ini pasien harus dinilai cadangan fisiologisnya dengan
teliti. Pengawasan ketat pada sistem kardiovaskuler, ginjal, dan
pernafasan.
Pasien ditempatkan diruang khusus (recovery room) dengan menjaga
jalan pernafasan tetap bebas, dan harus tetap dijaga sampai pasien
sadar.
Pada hari operasi dan esok harinya bila mengeluh kesakitan, dapat
diberikan analgetik ringan.
Pasien pasca bedah, kecuali operasi kecil, keluar dari kamar operasi
diberikan cairan intravena antara lain NaCl 0,9%, atau Dekstrose 5%
yang diberikan pergantian menurut rencana tertentu. Infus cairan ini
diberikan karena pada saat pembedahan pasien kehilangan sejumlah
cairan dan darah, sehingga kadang-kadang memerlukan transfusi
darah. Dalam 24 jam diperkirakan lebih kurang 3 liter cairan harus
dimasukkan untuk menggantikan cairan yang keluar yaitu urin,
cairan yang keluar dari muntah, dan evaporasi dari kulit dan
pernafasan .
Dalam 24 jam sampai 48 jam pasca bedah pasien diberi makanan cair
dan bila sudah flatus dapat diberi makanan lunak yang bergizi untuk
lambat laun diganti makanan biasa.
Pemberian antibiotik tergantung jenis operasi yang dilakukan.
Mobilisasi dini/cepat, pengangkatan kasa dan pengangkatan jahitan
tergantung jenis pembedahan.
8. Komplikasi Pasca 1. Syok
Bedah 2. Perdarahan
3. Gangguan saluran kemih antara lain :
a. Retensio urin
b. Infeksi saluran kemih
4. Distensi perut
5. Terbukanya luka operasi dan eviserasi
6. tromboflebilitis
Makassar 7 Januari 2019
Ketua Komite Medik Direktur

Dr. dr. Monika Fitria Farid Sp.OG Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp.OG(K)

Anda mungkin juga menyukai