Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS DAN RESUME DI RUANG OPERASI (OK)

SECTIO CESAREA + TUBEKTOMY NY. F. R


DI RSUD Dr M HAULUSSY AMBON

1. 1 Konsep Penyakit

1.1.1 Definisi Sectio

Caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan cara membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut. Sectio Caesarea juga di definisikan
sebagai suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Amru sofia,
2019).
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkanmelalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syaratrahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sarwono, 2020).

1.1.2 Etiologi

1. Etiologi yang berasal dari Ibu


Pada primigvida Dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak
ada, disporposi sefalo pelvic (dispoporsi janin/panggul) ada sejarah kehamilan
dan persalinan yang buruk. Terdapat kesempitan panggul plasenta previa
terutama pada primigravida, solusio plasenta tingkat I-II, komplikasi
kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan
persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).
2. Etiologi yang berasal dari janin

Fetal Distress/ gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,
prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum
atau forceps ekstraksi. (Nurarif & Hardhi, 2020).

1.1.3 WOC Post SC


1.1.4 Manifestasi Klinik

Persalinan dengan section caesaria, memerlukan keperawatan yang


komprenhensif yaitu perawatan post operatif dan post partum, manifestasi klinis
section caesaria menurut dongos 20 yaitu :

a. nyeri akibat ada luka pembedahan


b. adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. fundus uteri terletak di umbilicus
d. aliran lochea sedang bebas membeku yang tidak berlebihan
e. kehilangan darah selama prosedur pembedahan
f. menahan batuk akibat rasa nyeri yang berlebihan
g. terpasang kateter urinarius
h. pengaruh anastesi dapat menimbulkan mual dan muntah
i. akibat nyeri, terbatas untuk melakukan pergerakan

1.1.5 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Diagnostik Sectio Caesarea yaitu:

1. Pemantauan EKG
2. JDL dengan diferensial
3. Elektrolit
4. Hemoglobin/Hemotokrit
5. Golongan darah
6. Urinalisasi
7. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
8. Ultrasound sesuai pesanan
1.1.6 Penatalaksanaan sectio caesarea

1. Pemberian cairan

Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka


pemberian cairan per intavena harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ
tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam
fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan.
Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.

2. Diet

Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita flatus


lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan per oral. Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6
sampai 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air the

3. Mobilisasi

Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi : Miring kanan dan kiri


dapat dimulai sejak 6 sampai 10 jam setelah operasi, Latihan
pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini
setelah sadar, Hari kedua post operasi, penderita dapat di dudukkan
selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu
menghembuskannya, Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah
menjadi posisi setengah duduk (semifowler), Selanjutnya selama
berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari,
belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari
ke-5 pasca operasi.
4. Kateterisasi

Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa


tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan
menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih
lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.

5. Pemberian obat-obatan

Antibiotik cara pemilihan dan pemberian antibiotik sangat


berbeda-beda sesuai indikasi.

6. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan

Obat yang dapat di berikan melalui supositoria obat yang


diberikan ketopropen sup 2x/24 jam, melalui orang obat yang dapat
diberikan tramadol atau paracetamol tiap 6 jam, melalui injeksi 90-75
mg diberikan setiap 6 jam bila perlu.

7. Obat-obatan lain

Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat


diberikan caboransia seperti neurobian I vit C.

8. Perawatan luka

Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah
dan berdarah harus dibuka dan diganti.

9. Pemeriksaan rutin

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu,


tekanan darah, nadi,dan pernafasan.
10. Perawatan Payudara

Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
memutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang
mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya
mengurangi rasa nyeri.
RESUME DI RUANG OPERASI (OK)
SECTIO CESAREA + TUBEKTOMY NY. F. R
DI RSUD Dr M HAULUSSY AMBON

A. PRE OPERATIF
Pada tanggal 06-06-2023 pukul 11:32 wit pasien diantar oleh oleh perawat
dari ruang nifas ke ruanga operasi menggunakan kursi roda dengan identitas
pasien:
a. Nama: Ny. F.R
b. Umur: 39 Tahun
c. Alamat: Soya
d. No RM:
e. Tanggal masuk RS: 05-06-2023
f. Tanggal pengkajian: 06-06-2023
g. DX Medis: G3P2A0, gravid 38-39 minggu post SC 2x
h. Tindakan Operasi: SC + Tubektomy
i. Pemeriksaan fisik focus:
Pasien terpasang kateter (200 cc)
Pasien terpasang infus RL (20 Tpm)
Kesadaran: Composmentis
Abdomen
a. Inspeksi: abdomen terdapat linea ligra, terdapat strie gravidarum
b. Palpasi: abdomen terasa tegang, tinggi fundus uteri 3 jari dibawah px
c. Auskultasi: terdengar bunyi DJJ 120x/menit
Status patologis
Wajah klien tampak cemas dan gelisah, klien mengatakan cemas dan trauma
operasi sesar kembali, klien berharap operasi berjalan lancer, cepat sembuh dan
bayi sehat-sehat saja.
1. Persiapan operasi
Pemeriksaan laboratorium tanggal 05-06-2023
HB: 12 g/dl
Leukosit: 21,4 ribu/ul
Eritrosit: 9.93 juta/ul
Trombosit: 27.3 ribu/ul
Diagnosa: G3P2A0, gravid 38-39 minggu, post SC 2x
Informed consent: telah disetujui oleh klien dan keluarga klien pada
tanggal05-06-2023
Persiapan kamar bedah
1. Alat operasi steril
2. Meja/tempat operasi
3. Monitor
4. Standar infus
5. Suction
2. Pelaksanaan pembedahan
- Dokter bedah: Dr. Novy, S.Pog
- Dokter Anastesi: Dr . Oni
- Asisten bedah: Hendrik
- Perawat anastesi: zr ros
- Perawat sirkuler: Nr. Merlin
- Perawat instrument: Zr. Nor
- Jenis anastesi: SAB (Spinal Anastesi Block)
- Jenis operasi: SC Elektif
3. Terapi :
- Ceterolac
- Ceftriaxone 2x 1gr / IV
-

B. INTRA OPERATIF

Pukul 11:59 wit


Klien dibawah ke ruang operasi 1 dengan menggunakan brankar, kesadaran
composmentis terpasang infus RL 20 Tpm
TD: 120/80 mmHg, N: 90x/menit,S:36,5, RR:21x/menit, SPO2:98%

Pukul 12:02 wit


Dilakukan tindakan anastesi SAB yang dilakukan oleh dokter anastesi

Pukul 12:07 wit


Setelah dilakukan tindakan anastesi, lalu perawat melakukan posisi supine
pada pasien di atas meja operasi dan tindakan fiksasi daerah lengan tangan
kanan dan kiri.
Pukul 12:12 wit
Dokter dan asisten mencuci tangan, menggunakan gaun operasi, kemudian
menggunakan handscoon steril

Pukul 12:15 wit


Asisten bedah mendesinfeksi bagian tubuh klien yang akan dioperasi
menggunakan bethadine

Pukul 12:18 wit


Bagian tubuh yang akan dioperasi kemudian ditutup menggunakan kain dan
membuat batas operasi antara kaki, kepala, dan dada

Pukul 12:20 wit

-Time out
Melakukan pengecekan kembali :
Nama : Ny. F.R
Tanggal Lahir : 25-12-1984
Umur : 39 Tahun
DX Medis: G3P2A0, gravid 38-39 minggu, post SC 2x
Tindakan Operasi: SC + Tubektomy
Pelaksanaan pembedahan
- Dokter bedah: Dr. Novy, S.Pog
- Dokter Anastesi: Dr . Oni
- Asisten bedah: Hendrik
- Perawat anastesi: zr ros
- Perawat sirkuler: Nr. Merlin
- Perawat instrument: Zr. Nor
- Jenis anastesi: SAB (Spinal Anastesi Block)
Jenis operasi: SC Elektif.

Pukul 12:26 wit


Operasi dimulai dengan melakukan insisi mulai dari cutis, subcutis, fasia,
otot, peritoneum, uterus, setelah itu ketuban pecah, kemudian cairan di sedot
menggunakan suction.

Pukul 12:30 wit


Bayi lahir dalam keadaan normal, dengan A = 1, P = 2, G = 2, A = 2, R = 2

Pukul 12:34 wit


Setelah bayi lahir asisten langsung melakukan tindakan pemotongan tali pusat
dengan mengklem dikedua sisi tali pusat kemudian memotong bagian tengah.
Setelah itu bayi di bawah ke ruangan RR

Pukul 12:38 wit


Operator mengeluarkan plasenta dengan menarik perlahan sambil
mensucktion bagian dalam uterus, klien menggigil di karenakan suhu ruangan
yang dingin

TD: 130/100 mmHg


S: 36
N:83x/menit
RR: 21x/menit
SPO2: 99%
Pukul 12:44 wit
Dilakukan tindakan tubektomy

Pukul 12:51 wit


Luka operasi ditutup dengan cara menghekting kembali uterus, peritoneum,
otot, vasia, subcutis, cutis sampai selesai dan ditutupi dengan kassa steril.
TD: 130/100 mmHg
S: 36
N:83x/menit
RR: 21x/menit
SPO2: 99%
Pukul 13:20 wit
Membersihkan klien, meletakan underpat, alat-alat dicuci dan diletakan pada
tempat alat non steril, dan ruangan dibersihkan.

Pukul 13:23 wit


Klien dipindahkan dari meja operasi ke brancart, menuju ruang RR

C. POST OPERATIF
Klien tiba di ruang RR pada pukul 13:25, kesadaran CM dengan TTV:
TD : 130/100 mmHg
S : 36
N : 83x/menit
RR : 21x/menit
SPO2 : 99%
4. Klien mengatakan nyeri pada bekas luka operasi
5. Terdapat kemerahan pada bekas luka
6. Terdapat nyeri tekan
7. Skala nyeri klien 6
8. Wajah klien tampak meringis
9. Klien tampak memegangi bekas luka operasinya
10. Klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk
11. Nyeri hilang timbul
Instruksi doket bedah:
1. Terapi medis inj ceterolak/iv
2. Memasang wamer blanket
D. ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
( PREOPERATIF )

Ds: - klien mengatakan Tindakan Operasi Ansietas


cemas karena akan
menjalin operasi sesar
kembali.

Do: - wajah klien tampak


cemas
-klien tampak gelisah
TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
S: 36,5
RR:21x/menit
SPO2: 98%
(INTRAOPERATIF)

Ds: -klien mengatakan Agen cedera fisik Nyeri akut


nyeri pada area operasi
P: nyeri saat bergerak
Q: seperti tertusuk-tusuk
S: 6 (Sedang)
T: Hilang timbul

Do: wajah klien tampak


meringis
( POSTOPERATIF )

Ds: -
Do: -terdapat luka insisi Kerusakan integritas kulit Resiko infeksi
pada daerah operasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman konsep diri, dan tindakan operasi
2. Nyeri akut b/d agen cedera fisik
3. Resiko infeksi b/d kerusakan integritas kulit
E. INTERVENSI

Hari/ Diagnosa Tujuan dan Intervensi


Tanggal/jam keperawatan kriteria hasil
(PRE OPERATIF) Ansietas b/d Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat
krisis situasi, tindakan kecemasan
Selasa, ancaman konsep keperawatan klien
06-06-2023 diri, dan tindakan 1x10 menit 2. Kaji TTV
operasi diharapkan cemas 3. Beri
dapat berkurang dukungan
atau hilang emosional
dengan KH: 4. Beri
1. Klien pengetahua
terlihat n tentang
rileks jalannya
2. Klien operasi
dapat sectio
mengatak
an cemas
berkurang
/ hilang
3. TTV
dalam
batas
normal
(INTRA Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Observasi:
OPERATIF) agen cedera fisik tindakan 1. Identifikasi
keperawatan lokasi,
Selasa, 1x15 menit durasi,
06-06-2023 diharapkan nyeri frekuensi,
dapat berukurang kualitas,
dengan kriteria dan
hasil: intensitas
1. Keluhan nyeri.
nyeri 2. Identifikasi
berkurang skala nyeri
2. Meringis 3. Identifikasi
berkurang respon
3. Skala verbal
nyeri Teraupetik:
berkurang Berikan teknik non
dari 6 farmakologis untuk
menjadi 3 mengurangi nyeri
Edukasi:
Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandari
Kolaboras:
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian
analgetik
(POST OPERATIF) Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji lebar
b/d kerusakan tindakan 1x 15 luka, letak
Selasa, integritas kulit menit di harapkan luka
06-06-2023 resiko infeksi 2. Berikan
dapat dicegah teknik non
dengan kriteria farmakologi
hasil: s dengan
1. Klien lakukan
mampu perawatan
mengident luka
ifikasi 3. Kolaborasi
resiko dengan
infeksi dokter
2. Tidak ada untuk
tanda- pemberian
tanda terapi obat
rubor,
dolor,
coulor,
dan kalor
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/ Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi


(PRE OPERATIF) 1. Mengkaji tingkat S: klien mengatakan
kecemasan klien cemas menghadapi
Selasa, 2. Mengkaji TTV operasi berkurang
06-06-2023 3. Memberi pengetahuan O: klien tampak rileks
tentang jalannya operasi A: masalah cemas
sectio teratasi
P: intervensi
dihentikan
(INTRA 1. Mengidentifikasi lokasi, S: klien mengatakan
OPERATIF) durasi, frekuensi, kualitas, nyeri pada area operasi
dan intensitas nyeri. P: nyeri saat bergerak
Selasa, 2. Mengidentifikasi skala Q:seperti tertusuk-
06-06-2023 nyeri tusuk
3. Mengidentifikasi respon R: Nyeri pada daerah
non verbal abdomen bagian
bawah
Teraupetik S: Skala nyeri 6
Memberikan terapi non (sedang)
farmakologis teknik relaksasi T: Hilang timbul
nafas dalam O: klien tampak
meringis
Edukasi: Memonitor nyeri secara A: masalah nyeri
mandiri belum teratasi
P: Intervensi
Kolaborasi: dilanjutkan diruangan (
Berkolaborasi dengan dokter klien kembali ke ruang
untuk pemberisn analgetik inj rawat)
ceterolak 1 ampul/iv
(POST OPERATIF) 1. Mengkaji panjang luka, S: -
dan letak luka O: adanya luka operasi
Selasa, 2. Memberikan teknik dengan panjang luka
06-06-2023 nonfarmakologis dengan insisi kurang lebih 10
lakukan perawatan luka cm
3. Berkolaborasi dengan A: masalah belum
dokter untuk pemberian teratasi
terapi obat P: intervensi
dilanjutkan (klien
kembali ke ruang
rawat)

Anda mungkin juga menyukai