Anda di halaman 1dari 10

1

E-ISSN : 2715-
616X

Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Pasien Gagal Ginjal :


Kajian Literatur
Dyah Ayu Nurjanah1*, Wachidah Yuniartika2
1,2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*Email: dandayun0457@gmail.com

Abstrak
Kata Kunci: Penurunan fungsi renal sehingga produk akhir metabolisme protein (yang
Sesak nafas, gagal normalnya di sekresikan melalui urin) tertimbun dalam darah menyebabkan
ginjal kronis, teknik ditemukannya kandungan ureum dalam darah akibatnya terjadi gagal
relaksasi nafas ginjal. Uremia kejadian akibat dari ketidakmampuan tubuh untuk menjaga
dalam metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit yang dikarenakan
adanya gangguan pada fungsi ginjal yang bersifat progresif dan
irreversible. Pasien gagal ginjal kronis yang sudah menjalani terapi
hemodialisis rata-rata mengalami sesak nafas. Hemodialisis dilakukan
sebagai cara untuk menggantikan fungsi ginjal yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Sesak nafas merupakan bentuk ketidakpatuhan
pasien akan konsumsi makanan yang tidak bergizi dan asupan cairan yang
berlebih sehingga pasien yang belum masuk jadwal hemodialisis sudah
merasakan keparahan dari penyakit gagal ginjal kronis berupa sesak nafas
akibat penumpukan cairan di paru-paru. Masalah ini ditangani dengan
nonfarmakologi yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam dengan tujuan
akan menstimulasi sistem saraf parasimpatik sehingga meningkatkan
produksi endorpin, menurunkan heart rate, meningkatkan ekspansi paru
sehingga dapat berkembang maksimal, dan otot-otot menjadi rileks. Metode
yang digunakan adalah kajian literatur perbandingan antara gambaran
kasus dengan beberapa literatur jurnal tindakan pendukung gambaran
kasus untuk menangani masalah sesak nafas pada pasien gagal ginjal. Hasil
analisis jurnal didapatkan 4 jurnal pendukung menyatakan terapi relaksasi
nafas dalam efektif untuk mengurangi hiperventilasi dan, menstinulasi
sistem saraf simpatik meningkatkan endorphin, menurunkan heart rate,
meningkatkan eskspansi paru sehingga berkembang maksimal dan otot-otot
menjadi rileks. Pada penelitian lain menyatakan penggunaan suplemen
Vitamin D dapat mencegah kondisi yang memburuk gagal ginjal dan
memperbaiki kondisi penderita. Pernapasan dalam merupakan eksperimen
non farmakologis berupa teknik pernapasan yang dapat dilakukan secara
mandiri untuk memperbaiki ventilasi paru dan meningkatkan perfusi
oksigen ke jaringan perifer. Selain itu, nafas dalam juga dapat dilakukan
kapanpun dan dimanapun tanpa harus diawasi tenaga kesehatan mengingat
nafas dalam tidak memiliki efek yang merugikan.

1. PENDAHULUAN ketidakmampuan tubuh untuk menjaga


Penyakit ginjal merupakan salah metabolisme dan keseimbangan cairan
satu isu kesehatan dunia dengan beban serta elektrolit yang dikarenakan adanya
pembiayaan yang tinggi. Ditemukannya gangguan pada fungsi ginjal yang bersifat
urium pada darah merupakan salah satu progresif dan irreversible (Smeltzer, et al,
tanda dan gejala dari penyakit gangguan 2010; Kemenkes, 2018). Insiden penyakit
pada ginjal. Uremia merupakan akibat dari gagal ginjal meningkat setiap tahun dan

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


2
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261

menjadi masalah kesehatan utama pada di dalam jaringan paru atau dalam rongga
seluruh dunia, terjadinya penyaki gagal dada, ginjal yang terganggu
ginjal merupakam resiko kejadian penyakit mengakibatkan kadar albumin menurun.
jantung dan pembuluh darah serta Selain disebabkan karena penumpukan
meningkatkan angka kesakitan dan cairan, sesak nafas juga dapat disebabkan
kematian (Setyaningsih, 2013). karena pH darah menurun akibat
Data Pongsibidang tahun 2016, perubahan elektrolit serta hilangnnya
menurut World Health Organization bikarbonat dalam darah. Selain itu rasa
(WHO) penyakit gagal ginjal kronis mual, cepat lelah serta mulut yang kering,
berkontribusi pada beban penyakit dunia juga sering di alami oleh penderita gagal
dengan angka kematian sebesar 850.000 ginjal kronik. Hal tersebut disebabkan oleh
jiwa pertahun, dibuktikan dari data PT penurunan kadar natrium dalam darah,
Askes Indonesia pasien gagal ginjal pada karena ginjal tidak dapat mengendalikan
tahun 2010 mencapai 17.507 orang dan ekskresi natrium, hal tersebut dapat pula
meningkat menjadi 23.261 orang di tahun mengakibatkan terjadinya pembengkakan
2011, dan di tahun 2012 meningkat (Firdaus, 2016). Pasien gagal ginjal kronis
menjadi 24.141 orang (Dharma & dkk, masih banyak yang tidak patuh dalam
2015). Pada penelitian Nurseskasatmata pembatasan cairan dan diet dan masih
dkk (2019) menyatakan 80 pasien yang rendahnya dukungan dari keluarga
datang ke IGD dengan diagnosa gagal sehingga dapat memungkinkan terjadinya
ginjal kronis dan mengalami sesak nafas, berbagai komplikasi peningkatan volume
dengan rata-rata pasien sudah menjalani cairan jika terakumulasi secara terus-
terapi hemodialisis. Jarak antara menerus dapat terjadi odem paru. Salah
hemodialisis sebelumnya dan hemodialisis satu gejala adalah sesak nafas, ada retraksi
yang akan datang datang pasien otot nafas, keringat dingin saturasi oksigen
mengalami sesak nafas. Hemodialisis yang turun (Aisara et al., 2018). Kondisi
dilakukan sebagai cara untuk menggantikan
ini merupakan keparahan dari Gagal Ginjal
fungsi ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Sesak nafas merupakan bentuk
Kronis yang akan memperparah penyakit
ketidakpatuhan pasien akan konsumsi makanan sehingga berpotensi meningginya angka
yang tidak bergizi dan asupan cairan yang kematian pada pasien.
berlebih sehingga pasien yang belum masuk Secara fisiologis, teknik relaksasi
jadwal hemodialisis sudah merasakan nafas dalam lambat akan menstimulasi
keparahan dari penyakit gagal ginjal kronis sistem saraf parasimpatik sehingga
berupa sesak nafas akibat penumpukan cairan meningkatkan produksi endorpin,
di paru-paruHal ini membuktikan pasien menurunkan heart rate, meningkatkan
gagal ginjal kronis yang sudah menjalani ekspansi paru sehingga dapat berkembang
terapi hemodialisis rata-rata mengalami maksimal, dan otot-otot menjadi rileks.
sesak nafas. Teknik relaksasi nafas dalam lambat
Menurunnya fungsi renal, produk membuat tubuh kita mendapatkan input
akhir metabolisme protein (yang oksigen yang adekuat, dimana oksigen
normalnya di sekresikan melalui urin) memegang peran penting dalam sistem
tertimbun dalam darah menyebabkan respirasi dan sirkulasi tubuh. Saat kita
terjadinya uremia dalam darah. Uremia melakukan teknik relaksasi nafas dalam
mempengaruhi semua bagian tubuh. lambat, oksigen mengalir ke dalam
Semakin banyak timbunan produk sampah, pembuluh darah dan seluruh jaringan
maka gejala akan semakin berat (Smeltzer tubuh, membuang racun dan sisa
& Bare, 2017). Keluhan utama yang paling metabolisme yang tidak terpakai,
sering dirasakan oleh penderita gagal meningkatkan metabolisme dan
ginjal kronik adalah sesak nafas, nafas memproduksi energi yang kemudian akan
tampak cepat dan dalam atau yang disebut memaksimalkan jumlah oksigen yang
pernafasan kussmaul. Hal tersebut dapat masuk dan disuplay ke seluruh jaringan
terjadi karena adanya penumpukan cairan sehingga tubuh dapat memproduksi energi

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


3
E-ISSN : 2715-
616X
dan menurunkan level keletihan/ fatigue. 2. METODE
Sehingga ada pengaruh signifikan latihan
Penelitian ini bersifat penelitian
relaksasi napas dalam lambat (slow deep
kajian literatur 5 jurnal tindakan dengan
breathing) dalam mengurangi kelelahan
membandingkan gambaran tindakan kasus
pada pasien penyakit gangguan ginjal
sesak nafas pada pasien gagal ginjal
(Jafar, 2019).
kronis, yang diperoleh dari penelusuran
Pasien gagal ginjal kronis dengan
situs jurnal yang terakreditasi dengan kata
keluhan sesak nafas yang datang ke
kunci deep breathing in Chronic Kidney
Instalasi Gawat Darurat mengalami
Diseases patient kurun waktu 2016-2020,
hiperventilasi dan kegelisahan berlebih
jurnal yang terpilih merupakan jurnal
karena kesulitan bernafas. Pemberian
tindakan pada pasien gagal ginjal kronis
teknik relasasi nafas dalam merupakan
yang terdapat kesamaan tindakan utama
terapi nonfarmakologi yang membantu
berupa terapi relaksasi nafas dalam pada
pasien rileks dengan demikian terapi yang
pasien sesak nafas diagnosa gagal ginjal
lain dapat dilakukan secara maksimal.
kronis. Studi literatur ini menghubungkan
Tujuan penelitia kajian literatur adalah
dan dapat mengetahui keefektifan tindakan
mengidentifikasi pemberian terapi
teknik relaksasi nafas dalam pada pasien
relaksasi nafas dalam pada pasien gagal
gagal ginjal kronis yang mengalami sesak
ginjal kronis.
nafas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil

Berikut adalah hasil dari studi literatur dari 5 jurnal dan 1 artikel
penelitian:

Tabel 1. Hasil kajian literatur dari berbagai jurnal


No Peneliti Judul Hasil
1 Patrick A 59-Year-Old Man Penanganan pasien sesak nafas dengandiagnosa
Duncan, MD; With Chronic Kidney medis gagal ginjal kronis tahap akhir yang
Stephanie Disease After Kidney dilakukan penanganan dengan pemberian
Cull, MD; Transplantation vitamin D untuk peningkatan keseimbangan
Palmi Shah, Presents With kalsium dan fosfat sehingga meningkatan
MD; and Chronic Dyspnea hormon paratiroid yang akan menurunkan
Amie Gamino, hiperfosfatemia. Pasien yang diberikan vitamin
MD (2020) D tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan obat tambahan untuk masalah
metastatic pulmonary calcinosis.
2 Patricia Related factors of the Peneliti menemukan 67,5% dari 120 pasien
Rezende do nursing diagnosis menunjukkan diagnosa pola nafas tidak efektif
Prado, Ana ineffective breathing yang sudah disesuaikan dengan batasan
Rita de Cássia pattern in an karakteristik pada NANDA-I. Hampir 67,5%
Bettencourt, intensive care unit tersebut mengalami batasan karakteristik yang
Juliana de hampir sama dengan faktor-faktor yang peneliti
Lima Lopes indikasikan. Selama tiga kali dilakukan
(2019) kunjungan oleh peneliti. Jurnal ini menyatakana
beberapa faktor yang mempengruhi pasien
mengalami pola nafas tidak efektif diantaranya
faktor kelelahan, usia dan pasien dengan
penyakit tertentu sepertti CKD. Jurnal ini juga
menyebutkan penatalaksanaan tirah baring dan

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


4
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261

pembatasan cairan untuk mengurangi odema


paru.
3 Danur Aplikasi Teknik Pasien diberikan teknik nafas buteyko yaitu
Kusuma Arini Pernapasan Buteyko control pause memperbaiki pernafasan
Putri, Beti untuk Memperbaiki diafragma dan memberikan efek relaksasi
Kristinawati, Pernapasan sehingga menururnkan peluang terjadinya sesak
Tofik Hidayat Diafragma pada berulang. Eksperimen ini dilakukan pada 10
(2019) Pasien dengan Sesak orang pasien yang mengalami pola nafas tidak
Napas di Ruang efektif. Sebelum diberikan terapi ini frekuensi
Gawat Darurat pernafasan pasien berkisar 28-36 x/menit.
Hasilnya setelah dilakukan terapi ini frekuensi
24-29 x/menit.
4 Sutinah, The effects of Pada kelompok eksperimen dilakukan teknik
Rasyidah relaxation breathing relaksasi nafas dalam selama 15 menit sedang
Azhari (2020) on fatigue in patients pada kelompok kontrol dilakukan teknik
with chronic kidney imajinasi selama 10 menit, kemudian semua
disease undergoing pasien dilakukan evaluasi. Rata-rata tingkat skor
hemodialysis kelelahan sebelum (50,18) dan sesudah
dilakukan teknik relaksasi pernapasan adalah
(46,45) dengan nilai p = 0,043 (<0,05).
5 Ria Astarina Penerapan Slow Deep Terapi yang diberikan kepada pasien gagal
Pertiwi, Dyah Breathing Untuk ginjal kronik yang akan menjalani hemodialisa
Restuning Menurunkan oleh peneliti berupa slow deep breathing,
Prihati (2020) Keletihan Pada relaksasi yang disadari untuk mengatur
Pasien Gagal Ginjal pernapasan secara dala dan lambat. Penelitian
Kronik ini dirasa dapat menurunkan tingkat keletihan
yakni dari tingkat keletihan sedang menjadi
ringan yang diberikan selama 3 hari berturut-
turut sebelum hemodialisa pada dua orang
responden.
6 Reyva Bahtiar Upaya Peneliti melakukan terapi teknik relaksasi nafas
Firdaus (2016) Penatalaksanaan Pola dalam dan duduk tegak kemudian membungkuk
Nafas Tidak Efektif ke depan serta pasien dalam kondi terpasang
Pada Pasien Chronic oksigen 3 liter dengan nasal kanul untuk
Kidney Disease di mengurangi sesak nafas selama 3x24 jam.
RSUD dr. Soehadi Peneliti mengatakan nilai normal respiratory
Prijonegoro rate masih diatas batas normal sehingga tidak
sesuai dengan kriterian hasil yang diinginkan
peneliti, dengan alasan pasien gagal ginjal
kronik ini mengalami keparahan.

Penelitian 1: Dalam pemelitian kalsium dan fosfat sehingga


Duncan et al., (2020) meneliti seorang meningkatan hormon paratiroid yang
pasien gagal ginjal yang datang ke akan menurunkan hiperfosfatemia.
Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan Pasien yang diberikan vitamin D tidak
sesak nafas beberapa minggu menunjukkan gejala dan tidak
sebelumnya. Pada pasien dalam jurnal memerlukan obat tambahan untuk
ini, penanganan pasien sesak nafas masalah metastatic pulmonary
dengan diagnosa medis gagal ginjal calcinosis.
kronis tahap akhir yang dilakukan Penelitian 2: do Prado et al.,
penanganan dengan pemberian vitamin (2019) melakukan penelitian mengenai
D untuk peningkatan keseimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi sesak

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


5
E-ISSN : 2715-
616X
nafas pada pasien dalam kriterianya terapi ini frekuensi pernafasan pasien
penyakit kronis gagal ginjal termasuk berkisar 28-36 x/menit. Hasilnya
didalamnya. Penelitian dilakukan pada setelah dilakukan terapi ini frekuensi
120 pasien. Peneliti menggunakan 24-29 x/menit.
karakteristik sesak nafas Penelitian 4: Sutinah & Azhari
mennggunakan indikasi dari NANDA-I (2020) melakukan penelitian pada
sebagai berikut. Peneliti mengatakan pasien gagal ginjal yang melakukan
faktor yang terkait pola nafas tidak hemodialisis dan mengalami kelelahan
efektif adalah kelelahan, usia, trauma sehingga mengakibatkan sesak nafas
dada, penyakit jantung, dan penyakit saat tidak melakukan hemodialisis.
kronis lainnya. Peneliti menemukan Penelitian ini dilakukan pada 94 pasien
67,5% dari 120 pasien menunjukkan yang dibagi menjadi 2 kelompok kasus
diagnosa pola nafas tidak efektif yang dan kontrol menggunakan teknik
sudah disesuaikan dengan batasan purposive sampling. Pada kelompok
karakteristik pada NANDA-I. Hampir eksperimen dilakukan teknik relaksasi
67,5% tersebut mengalami batasan nafas dalam selama 15 menit sedang
karakteristik yang hampir sama dengan pada kelompok kontrol dilakukan
faktor-faktor yang peneliti indikasikan. teknik imajinasi selama 10 menit,
Pada faktor trauma dengan diagnosa kemudian semua pasien dilakukan
pola nafas tidak efektif presentase evaluasi. Rata-rata tingkat skor
sebesar 67,5% nilai signifikansi p- kelelahan sebelum (50,18) dan sesudah
value>0.05. Peneliti menetapkan dilakukan teknik relaksasi pernapasan
beberapa faktor yang mempengaruhi adalah (46,45) dengan nilai p = 0,043
dan menjadikan faktor yang (<0,05). Dapat disimpulkan bahwa
mempengaruhi keparahan dengan teknik relaksasi nafas dalam
penelitian ini, peneliti pun berpengaruh terhadap penurunan
menyebutkan pengurangan aktivitas kelelahan pada pasien penyakit ginjal
atau tirah baring akan menjadikan kronik yang menjalani hemodialisis.
pasien mengurangi sesak nafas dan Teknik relaksasi ini berpengaruh pada
indikasi yang lain pada diagnisa pola penurunan kelelahan berupa perubahan
nafas tidak efektif. pola nafas sehingga tidak menjadi
Penelitian 3: Kusuma et al., kondisi keparahan pada pasien gagal
(2019) melakukan penelitian dengan ginjal.
melakukan teknik pernafasan buteyko Penelitian 5: Pertiwi & Prihati
pada pasien. Teknik nafas buteyko yaitu (2020) Terapi yang diberikan kepada
control pause memperbaiki pernafasan pasien gagal ginjal kronik yang akan
diafragma dan memberikan efek menjalani hemodialisa oleh peneliti
relaksasi sehingga menururnkan berupa slow deep breathing, relaksasi
peluang terjadinya sesak berulang serta yang disadari untuk mengatur
mengurangi hiperventilasi. Teknik pernapasan secara dala dan lambat.
pernafasan ini dengan cara pasien Penelitian ini dirasa dapat menurunkan
dipersilahkan menutup hidung dengan tingkat keletihan yakni dari tingkat
jari di akhir ekshalasi dan peneliti keletihan sedang menjadi ringan yang
menghitung breathing hold time dalam diberikan 4 kali sehari selama 3 hari
beberapa detik, hal ini dilakukan berturut-turut dalam durasi 1 sampai 5
sampai ada keinginan pasien untuk sikulus, setiap 1 siklus dilakukan
bernafas. Kemudian melakukan selama 5 menit dengan jeda istirahat
inspirasi dan ekspirasi secara normal selama 10-15 menit. Kemudian peneliti
kembali, saat melakukan ekshalasi menilai kembali tingkat keletihan
mulut harus dalam kedaan tertutup. responden (posttest) dengan
Eksperimen ini dilakukan pada 10 menggunakan skla fatiguepiper
orang pasien yang mengalami pola (instrumen pengukuran kelelahan).
nafas tidak efektif. Sebelum diberikan

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


6
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261

Penelitian ini dilakukan sebelum mengalami keparahan dari penyakit


hemodialisa pada dua orang responden. ginjal kronis (Dongoes, 2015).
Penelitian 6: Firdaus (2016) Penelitian lain mengatakan pasien yang
eksperimennya dilakukan pada pasien mengalami keparahan dari Gagal Ginjal
diagnosa gagal ginjal kronis dengan Kronis dibutikkan terdapat penurunan
keluhan utama sulit bernafas. Hal ini sesak nafas dalam kondisi yang tidak
diakibatkan penumpukan cairan yang drastis, namun setidaknya
terjadi di paru-paru pasien. Peneliti menenangkan dan dapat menurunkan
mengujikan teknik relaksasi nafas respiratory rate, dari pada tidak
dalam pada pasien. Peneliti dilakukan tindakan (Firdaus, 2016).
menggunakan metode diskriptif untuk Terdapat empat penelitian yang
menggambarkan kondisi pasien dari mengatakan terdapat perbedaan kondisi
instalasi gawat darurat hingga akhir setelah diberi tindakan terapi relaksasi
penelitian. Peneliti melakukan terapi nafas dalam dari kondisi sebelumnya.
teknik relaksasi nafas dalam dan duduk Teknik relaksasi pernapasan dalam
tegak kemudian membungkuk ke depan dapat didefinisikan dengan merangsang
serta pasien dalam kondi terpasang parasimpatis gugup sistem dengan
oksigen 3 liter dengan nasal kanul demikian meningkatkan produksi
untuk mengurangi sesak nafas selama endorphin, menurunkan detak jantung,
3x24 jam. Peneliti mengatakan nilai meningkatkan ekspansi paru-paru
normal respiratory rate masih diatas sehingga dapat berkembang secara
batas normal sehingga tidak sesuai optimal dan otot-otot rileks. Oksigen
dengan kriterian hasil yang diinginkan mengalir ke pembuluh darah dan
peneliti, dengan alasan pasien gagal seluruh jaringan tubuh, membuang
ginjal kronik ini mengalami keparahan. racun dan sisa metabolisme yang tidak
3.2. Pembahasan digunakan, meningkatkan metabolisme
Pasien Gagal Ginjal Kronis jika dan menghasilkan energi merupakan
tidak patuh dalam pembatasan cairan proses yang terjadi saat melakukan
dan diet dan masih rendahnya latihan pernapasan dalam. Oksigen
dukungan dari keluarga sehingga dapat mengalir ke dalam pembuluh darah dan
memungkinkan terjadinya berbagai seluruh jaringan tubuh, membuang
komplikasi peningkatan volume cairan racun dan sisa metabolisme yang tidak
jika terakumulasi secara terus-menerus terpakai, meningkatkan metabolisme
dapat terjadi odem paru. Salah satu dan menghasilkan energi merupakan
gejala adalah sesak nafas, ada retraksi proses fisiologis yang terjadi di dalam
otot nafas, keringat dingin saturasi tubuh saat melakukan teknik
oksigen yang turun. Penelitian do pernapasan dalam. Latihan nafas dalam
Prado et al. (2019) mengatakan faktor akan memaksimalkan jumlah oksigen
yang terkait pola nafas tidak efektif yang masuk dan disuplai ke seluruh
adalah kelelahan, usia, trauma dada, jaringan sehingga tubuh bisa
penyakit jantung, dan penyakit kronis menghasilkan energi dan mengurangi
lainnya. Berdasarkan kriteria yang tingkat kelelahan. Teknik relaksasi
disebutkan para peneliti maka dapat nafas dalam dapat menurunkan stres
dikatakan pasien dengan diagnosa oksidatif, meningkatkan energi sel,
keperawatan ketidakefektifan pola meningkatkan elastisitas pembuluh
napas, dengan definisi inspirasi darah dan meningkatkan sirkulasi ke
dan/atau ekspirasi yang tidak seluruh jaringan sehingga tubuh dapat
memberikan ventilasi adekuat menghasilkan energi, sehingga hasil
(Herdman, 2018). Menurut kasus ini akhirnya dapat mengurangi bahkan
terapi rileksasi nafas dalam cukup mengatasi kelelahan. Teknik ini mudah
mengurangi rasa gelisah pasien yang dilakukan, mudah dipelajari, tidak
mengalami kesulitan bernafas akibat merugikan dan biaya yang lebih murah

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


7
E-ISSN : 2715-
616X
merupakan keuntungan dari teknik lama dihubungkan dengan penurunan
relaksasi pernapasan dalam (Sutinah & gejala asma. Selain itu control pause
Azhari, 2020). Penelitian Sutinah & berguna untuk meningkatkan CO2 pada
Azhari (2020) yang dilakukan pada dua pasien asma yang kehilangan CO2
orang repondennya menyatakan tingkat akibat hiperventilasi yang terus
kelelahan dan sesak nafas berkurang menerus. Dengan melalukan control
dengan menggunakan teknik nafas pause akan mengatur ulang ritme
dalam. Kondisi yang rileks dapat pernapasan yang abnormal atau
meningkatkan keefektifan intervensi mengatur ulang pusat pernapasan otak
keperawatan terhadap masalah fisik sehingga kurang sensitif terhadap CO2
yang dialami oleh pasien (Elisnawati & (Kusuma et al., 2019). Dalam
Wardani, 2018). penelitiannya Kusuma et al. (2019)
Pada penelitian do Prado et al. metode buteyko dilakukan pada 10
(2019) menayatakan 67,5% pasiennya orang pasien yang mengalami pola
mengalami faktor-faktor yang nafas tidak efektif. Sebelum diberikan
ditelitinya, berupa kelelahan, usia, terapi ini frekuensi pernafasan pasien
trauma dada, penyakit jantung, dan berkisar 28-36 x/menit. Hasilnya
penyakit kronis lainnya. Kasus setelah dilakukan terapi ini frekuensi
ketidakefektifan pola nafas diberikan 24-29 x/menit.
tindakan non medis berupa tirah baring Penelitian lain oleh Pertiwi &
dan dilakukan terapi relaksasi nafas Prihati (2020) menggunakan teknik
dalam secara perlahan sehingga terapi slow deep breathing yang
diafragma dapat mengembang secara diberikan kepada pasien gagal ginjal
optimal dan terjadinya relaksasi. Hal ini kronik yang akan menjalani
sejalan dengan penelitian do Prado et hemodialisa, relaksasi yang disadari
al. (2019) mengatakan pembatasan untuk mengatur pernapasan secara
gerak dan melakukan tirah baring dapat dalam dan lambat. Penelitian ini dirasa
mengurangi kondisi ketidakefektifan dapat menurunkan tingkat keletihan
pola nafas tersebut. Kalsifikasi paru- yakni dari tingkat keletihan sedang
paru metastatik adalah penyakit paru- menjadi ringan yang diberikan 4 kali
paru metabolik yang ditandai oleh sehari selama 3 hari berturut-turut
deposisi kalsifikasi Whitlockite kristal dalam durasi 1 sampai 5 sikulus, setiap
atau amorf dalam parenkim paru 1 siklus dilakukan selama 5 menit
(Salerno et al., 2016). Pada penelitian dengan jeda istirahat selama 10-15
Kusuma dkk (2019) menggunakan menit. Kemudian peneliti menilai
metode buteyko adalah control pause kembali tingkat keletihan responden
yang bermanfaat mengurangi (posttest) dengan menggunakan skla
hiperventilasi. Control pause dapat fatiguepiper (instrumen pengukuran
meningkatkan kesehatan. Metode kelelahan). Penelitian ini dilakukan
aplikasi dari control pause adalah sebelum hemodialisa pada dua orang
hidung ditutup dengan jari di akhir responden. Metode teknik nafas dalam
exhalasi dan hitung BTH (breathing mampu mengurangi masalah sesak
holding time) dalam beberapa detik. nafas pada pasien gagal ginjal kronis
Pasien harus menutup hidung sampai sebelum melakukan hemodialisa.
ada keinginan untuk bernapas. Walaupun tidak menghilangkan
Kemudian melakukan inspirasi dan keparahan namun dapat mengurangi
ekspirasi seperti normal kembali. gejalanya (Pertiwi & Prihati, 2020).
Ketika melakukan exhalasi, maka Fungsi renal menurun, produk
mulut harus dalam keadaan tertutup. akhir metabolisme protein (yang
Metode buteyko mengembangkan normalnya diekskresikan ke dalam urin)
kemampuan meningkatkan control tertimbun dalam darah. Terjadi uremia
pause. Praktisi buteyko secara konsisten dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.
melaporkan control pause yang lebih Semakin banyak timbunan produk

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


8
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261

sampah maka gejala akan semakin paratiroid yang akan meningkatkan


berat. Pada kasus yang diteliti oleh hormon paratiroid. Hormon paratiroid
Firdaus (2016) mengalami akan mengambil cadangan kalsium
pembengkakan pada kedua kaki dan dalam tulang. Jika kondisi ini terjadi
mengalami sesak napas dan suara nafas dalam jangka panjang akan
ronchi basah pada paru sebelah kanan. menyebabkan menurunnya kualitas dan
Pasien tersebut juga mengalami mengganggu pemebetukan tulang baru,
peningkatan ureum (478,5 mg/dL) dan atau dikenal dengan kondisi
kreatini (16,98 mg/dL). Uremia juga osteodistrofi ginjal (Duncan et al.,
dapat berperan dalam mempercepat 2020). Produk kalsium fosfat yang
klasifikasi metastasis. Klasifikasi tinggi (> 70 mg 2 / dL 2) secara ideal
metastasis cenderung terjadi pada telah berkorelasi dengan klasifikasi
jaringan yang mengeluarkan asam dan metastatis. Namun, produk ini hanyalah
memiliki kompartemen alkali (Ducan et salah satu dari beberapa faktor yang
al., 2020). Peneliti melakukan terapi mempengaruhi. Klasifikasi metastasis
teknik relaksasi nafas dalam dan duduk cenderung terjadi pada jaringan yang
tegak kemudian membungkuk ke depan mengeluarkan asam dan memiliki
serta pasien dalam kondi terpasang kompartemen alkali. Diperkirakan
oksigen 3 liter dengan nasal kanul bahwa tingkat alkalisasi berkorelasi
untuk mengurangi sesak nafas selama dengan produk kalsium-fosfat yang
3x24 jam. Kasus diatas peneliti diperlukan untuk pengendapan garam
menyatakan nafas dalam tidak dapat keluar dari serum. Uremia juga dapat
menurunkan respiratory rate dalam berperan dalam mempercepat
batas normal sehingga tidak sesuai klasifikasi metastasis. Mekanisme
dengan kriterian hasil yang diinginkan pastinya tidak diketahui, namun teori
peneliti, dengan alasan pasien gagal mengatakan bahwa uremia
ginjal kronik ini mengalami keparahan menginduksi perubahan konfigurasi
(Firdaus, 2016). jaringan protein, membuat jaringan
Duncan et al. (2020) lebih rentan terhadap klasifikasi.
menyatakan penyakit gagal ginjal juga Memicu peningkatan hormon paratiroid
berpengaruh pada gangguan kesehatan dan peningkatan pergantian tulang.
tulang, karena ginjal adalah salah satu Pasien dengan End Stage Renal Disease
organ yang mengaktifkan cadangan (ESRD) juga rentan terhadap uremia,
vitamin D. Fungsi utama vitamin D yang memperburuk klasifikasi seperti
adalah menjaga keseimbangan kadar yang disebutkan sebelumnya. Pasien
kalsium dan fosfat tubuh serta menjaga dengan ESRD atau sindrom nefrotik
kesehatan tulang. Kerusakan ginjal juga memiliki kadar protein serum yang
permanen seperti pada gagal ginjal rendah karena penyakit glomerulus,
kronis menghambat aktivitas vitamin D. yang menghasilkan peningkatan serum
Rendahnya kadar vitamin D aktif akan kalsium yang tersedia untuk
menurunkan kemampuan tubuh dalam pengendapan (Ducan et al., 2020).
menyerap kalsium dalam saluran Pernapasan dalam merupakan
pencernaan, sehingga menyebabkan eksperimen non farmakologis berupa
kadar kalsium menurun dalam darah. teknik pernapasan yang dapat dilakukan
Jika tubuh dalam keadaan normal maka secara mandiri untuk memperbaiki
kalsium dan fosfat akan seimbanng ventilasi paru dan meningkatkan perfusi
dalam tulang. Namun akan berbanding oksigen ke jaringan perifer. Teknik
terbalik bila kalsium menurun maka nafas dalam tidak dapat menghilangkan
fosfat akan meningkat dalam darah. sesak nafas seutuhnya pada keparahan
Kompensasi pada tubuh dengan kondisi gagal ginjal kronis, namun dapat
kalsium rendah dalam darah adalah mengurangi dan membuat pikiran
dengan mengaktifkan kerja kelenjar menjadi rileks sehingga pasien tidak

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


9
E-ISSN : 2715-
616X
mengalami keletihan dan kepanikan 1. Ibu Arum Pratiwi, S.Kp., M.Kes.,
yang akan membuat terapi lain selaku Kaprodi Keperawatan
dilakukan oleh tenaga kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
menjadi terhambat. Selain itu, nafas 2. Ibu Wachidah Yuniartika, S.Kep.,
dalam juga dapat dilakukan kapanpun Ns., M.Kep. selaku dosen
dan dimanapun belum tentu dibawah pembimbing yang selalu memberikan
pengawasan tenaga medis mengingat segala perhatian, bimbingan, masukan
nafas dalam tidak memiliki efek yang serta saran selama proses
merugikan. penyelesaian karya ini.
3. Bapak Ibu tercinta, serta keluarga
4. KESIMPULAN yang telah memberikan doa restu,
Terdapat perubahan kondisi dukungan, semangat, kasih sayang,
antara sebelum dan sesudah diberikan dan sabar yang tidak pernah berhenti.
tindakan teknik relaksasi nafas dalam 4. Teman-teman yang setiap saat
pada pasien yang mengalami keparahan mendoakan, memberikan perhatian
penyakit ginjal kronis, walaupun tidak serta dukungan dalam penyelesaian
menunjukkan kondisi drastis namun karya ini.
pasien mengalami peningkatan hormon 5. Semua pihak yang membantu
endorphin yang menyebabkan rasa menyelesaikan karya ini.
tenang, menurunkan respiratory rate
serta menurunkan heart rate sehingga REFERENSI
dapat menjadikan tindakan lain menjadi Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2018).
optimal dengan kondisi tersebut. Gambaran Klinis Penderita Penyakit
Eksperimen non farmakologis berupa Ginjal Kronik yang Menjalani
teknik pernapasan yang dapat dilakukan Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil
secara mandiri untuk memperbaiki Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1),
ventilasi paru dan meningkatkan perfusi 42–50.
oksigen ke jaringan perifer, dapat
do Prado, P. R., Bettencourt, A. R., & Loper,
dilakukan kapanpun dan dimanapun
J. d. (2019). Related factors of the
tanpa pengawasan tenaga kesehatan
nursing diagnosis ineffective breathing
mengingat nafas dalam tidak memiliki
pattern in an intensive care unit *.
efek yang merugikan.
Revista Latino-Americana de
Saran yang dapat diberikan
Enfermagem, 27, 1–13.
peneliti kepada tenaga kesehatan dan
https://doi.org/10.1590/1518-
pasien yang sedang menjalani perawatan
8345.2902.3153
atau dalam kondisi kesakitan dapat
benar-benar menerapkan tindakan berupa Duncan, P., Cull, S., Shah, P., & Gamino, A.
terapi rileksasi nafas dalam sehingga efek (2020). A 59-Year-Old Man With
yang diinginkan benar-benar dapat Chronic Kidney Disease After Kidney
dirasakan secara optimal dan Transplantation Presents With Chronic
mendapatkan kondisi yang Dyspnea. CHEST, 157(1), e9–e12.
menenangkan. https://doi.org/10.1016/j.chest.2019.08.1
918
UCAPAN TERIMAKASIH Elisnawati, E., & Wardani, I. Y. (2018).
Alhamdulillah, rasa syukur penulis Pengaruh Aplikasi Tindakan
ucapkan kepada Alloh SWT serta Keperawatan Generalis : Ansietas pada
sholawat salam kepada Rasululloh SAW Pasien Penyakit Ginjal Kronik. Jurnal
sehingga penulis dapat menyelesaikan Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(1), 1–7.
penelitian. Selanjutnya terimakasih Firdaus, R. B. (2016). Upaya
penulis sampaikan dengan segala hormat Penatalaksanaan Pola Nafas Tidak
kepada: Efektif pada Pasien Chronic Kidney
Disease di RSUD dr . Soehadi

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)


10
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12261

Prijonegoro.
Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I
Diagnosa Keperawatan : Definisi Dan
Klasifikasi 2018-2020. Edisi: 11. Jakarta
: EGC
Jafar, S. R. (2019). Penurunan Tingkat
Kelelahan Pasien Gagal Ginjal Yang
Menjalani Hemodialisis Melalui
Promosi Kesehatan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam. Jurnal Keperawatan
Terpadu, 1(1), 22–28.
Kusuma, D., Putri, A., Kristinawati, B., &
Hidayat, T. (2019). Aplikasi Teknik
Pernapasan Buteyko untuk Memperbaiki
Pernapasan Diafragma pada Pasien
dengan Sesak Napas di Ruang Gawat
Darurat. Sekolah Ilmu Tinggi Kesehatan
Muhammadiyah Gombong, 716–720.
Nurseskasatmata, S. E., Harista, D. R., Studi,
P., Keperawatan, I., & Kadiri, U. (2019).
Hubungan Lama
Menjalani
Hemodialisis dengan Frekuensi, (May).
Pertiwi, R. A., & Prihati, D. R. (2020).
Penerapan Slow Deep Brething untuk
Menurunkan Keletihan pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik. Penerapan Slow
Deep Breathing Untuk Menurunkan
Keletihan Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik, 4(1), 14–19.
Salerno, F. R., Parraga, G., & Mcintyre, C. W.
(2016). Why Is Your Patient Still Short
of Breath? Understanding the Complex
Pathophysiology of Dyspnea in Chronic
Kidney Disease. Review Seminars In
Dialysis, 1–8.
https://doi.org/10.1111/sdi.12548
Sutinah, & Azhari, R. (2020). The Effects Of
Relaxation Breathing on Fatigue in
Patients With Chronic Kidney Disease
Undergoing Hemodialysis. Malahayati
International Journal of Nursing and
Health Science, 3(1), 15–21

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP)

Anda mungkin juga menyukai