Anda di halaman 1dari 13

JURNAL READING

Seminar Keperawatan Medikal Bedah


RSUD RAA Soewondo Pati

Disus

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Anisya Eka Aprilina
2. Ilham Arifiyanto
3. Leila Anggry E.
4. Ririn Ayu S. N.
5. Rizka Amalia
6. Mita Nur F.
7. Puput Puji R.
8. Sheila Firdayani

Prodi : Pendidikan Profesi Ners

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


Tahun Pelajaran 2021 / 2022
Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Pasien Gagal Ginjal : Kajian Literatur

Dyah Ayu Nurjanah , Wachidah Yuniartika , Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta *Email: dandayun0457@gmail.com

Abstrak
Penurunan fungsi renal sehingga produk akhir metabolisme protein (yang normalnya di
sekresikan melalui urin) tertimbun dalam darah menyebabkan ditemukannya kandungan ureum dalam
darah akibatnya terjadi gagal ginjal. Uremia kejadian akibat dari ketidakmampuan tubuh untuk
menjaga metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit yang dikarenakan adanya gangguan
pada fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversible. Pasien gagal ginjal kronis yang sudah
menjalani terapi hemodialisis rata-rata mengalami sesak nafas. Hemodialisis dilakukan sebagai cara
untuk menggantikan fungsi ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sesak nafas
merupakan bentuk ketidakpatuhan pasien akan konsumsi makanan yang tidak bergizi dan asupan
cairan yang berlebih sehingga pasien yang belum masuk jadwal hemodialisis sudah merasakan
keparahan dari penyakit gagal ginjal kronis berupa sesak nafas akibat penumpukan cairan di paru-
paru. Masalah ini ditangani dengan nonfarmakologi yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam dengan
tujuan akan menstimulasi sistem saraf parasimpatik sehingga meningkatkan produksi endorpin,
menurunkan heart rate, meningkatkan ekspansi paru sehingga dapat berkembang maksimal, dan otot-
otot menjadi rileks. Metode yang digunakan adalah kajian literatur perbandingan antara gambaran
kasus dengan beberapa literatur jurnal tindakan pendukung gambaran kasus untuk menangani masalah
sesak nafas pada pasien gagal ginjal. Hasil analisis jurnal didapatkan 4 jurnal pendukung menyatakan
terapi relaksasi nafas dalam efektif untuk mengurangi hiperventilasi dan, menstinulasi sistem saraf
simpatik meningkatkan endorphin, menurunkan heart rate, meningkatkan eskspansi paru sehingga
berkembang maksimal dan otot-otot menjadi rileks. Pada penelitian lain menyatakan penggunaan
suplemen Vitamin D dapat mencegah kondisi yang memburuk gagal ginjal dan memperbaiki kondisi
penderita. Pernapasan dalam merupakan eksperimen non farmakologis berupa teknik pernapasan yang
dapat dilakukan secara mandiri untuk memperbaiki ventilasi paru dan meningkatkan perfusi oksigen
ke jaringan perifer. Selain itu, nafas dalam juga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa harus
diawasi tenaga kesehatan mengingat nafas dalam tidak memiliki efek yang merugikan.

Kata Kunci: Sesak nafas, gagal ginjal kronis, teknik relaksasi nafas dalam
PENDAHULUAN meningkatkan eskspansi paru sehingga
Penyakit ginjal merupakan salah satu isu berkembang maksimal dan otot-otot menjadi
kesehatan dunia dengan beban pembiayaan rileks. Pada penelitian lain menyatakan
yang tinggi. Ditemukannya urium pada darah penggunaan suplemen Vitamin D dapat
merupakan salah satu tanda dan gejala dari mencegah kondisi yang memburuk gagal
penyakit gangguan pada ginjal. Uremia ginjal dan memperbaiki kondisi penderita.
merupakan akibat dari ketidakmampuan tubuh Pernapasan dalam merupakan eksperimen non
untuk menjaga metabolisme dan farmakologis berupa teknik pernapasan yang
keseimbangan cairan serta elektrolit yang dapat dilakukan secara mandiri untuk
dikarenakan adanya gangguan pada fungsi memperbaiki ventilasi paru dan meningkatkan
ginjal yang bersifat progresif dan irreversible perfusi oksigen ke jaringan perifer. Selain itu,
(Smeltzer, et al, 2010; Kemenkes, 2018). nafas dalam juga dapat dilakukan kapanpun
Insiden penyakit gagal ginjal meningkat setiap dan dimanapun tanpa harus diawasi tenaga
tahun dan Abstrak Kata Kunci: Sesak nafas, kesehatan mengingat nafas dalam tidak
gagal ginjal kronis, teknik relaksasi nafas memiliki efek yang merugikan. menjadi
dalam Penurunan fungsi renal sehingga produk masalah kesehatan utama pada seluruh dunia,
akhir metabolisme protein (yang normalnya di terjadinya penyaki gagal ginjal merupakam
sekresikan melalui urin) tertimbun dalam resiko kejadian penyakit jantung dan
darah menyebabkan ditemukannya kandungan pembuluh darah serta meningkatkan angka
ureum dalam darah akibatnya terjadi gagal kesakitan dan kematian (Setyaningsih, 2013).
ginjal. Uremia kejadian akibat dari Data Pongsibidang tahun 2016, menurut
ketidakmampuan tubuh untuk menjaga World Health Organization (WHO) penyakit
metabolisme dan keseimbangan cairan serta gagal ginjal kronis berkontribusi pada beban
elektrolit yang dikarenakan adanya gangguan penyakit dunia dengan angka kematian sebesar
pada fungsi ginjal yang bersifat progresif dan 850.000 jiwa pertahun, dibuktikan dari data PT
irreversible. Pasien gagal ginjal kronis yang Askes Indonesia pasien gagal ginjal pada
sudah menjalani terapi hemodialisis rata-rata tahun 2010 mencapai 17.507 orang dan
mengalami sesak nafas. Hemodialisis meningkat menjadi 23.261 orang di tahun
dilakukan sebagai cara untuk menggantikan 2011, dan di tahun 2012 meningkat menjadi
fungsi ginjal yang tidak berfungsi 24.141 orang (Dharma & dkk, 2015). Pada
sebagaimana mestinya. Sesak nafas penelitian Nurseskasatmata dkk (2019)
merupakan bentuk ketidakpatuhan pasien akan menyatakan 80 pasien yang datang ke IGD
konsumsi makanan yang tidak bergizi dan dengan diagnosa gagal ginjal kronis dan
asupan cairan yang berlebih sehingga pasien mengalami sesak nafas, dengan rata-rata
yang belum masuk jadwal hemodialisis sudah pasien sudah menjalani terapi hemodialisis.
merasakan keparahan dari penyakit gagal Jarak antara hemodialisis sebelumnya dan
ginjal kronis berupa sesak nafas akibat hemodialisis yang akan datang datang pasien
penumpukan cairan di paru-paru. Masalah ini mengalami sesak nafas. Hemodialisis
ditangani dengan nonfarmakologi yaitu dengan dilakukan sebagai cara untuk menggantikan
teknik relaksasi nafas dalam dengan tujuan fungsi ginjal yang tidak berfungsi
akan menstimulasi sistem saraf parasimpatik sebagaimana mestinya. Sesak nafas
sehingga meningkatkan produksi endorpin, merupakan bentuk ketidakpatuhan pasien akan
menurunkan heart rate, meningkatkan ekspansi konsumsi makanan yang tidak bergizi dan
paru sehingga dapat berkembang maksimal, asupan cairan yang berlebih sehingga pasien
dan otot-otot menjadi rileks. Metode yang yang belum masuk jadwal hemodialisis sudah
digunakan adalah kajian literatur perbandingan merasakan keparahan dari penyakit gagal
antara gambaran kasus dengan beberapa ginjal kronis berupa sesak nafas akibat
literatur jurnal tindakan pendukung gambaran penumpukan cairan di paru-paruHal ini
kasus untuk menangani masalah sesak nafas membuktikan pasien gagal ginjal kronis yang
pada pasien gagal ginjal. Hasil analisis jurnal sudah menjalani terapi hemodialisis rata-rata
didapatkan 4 jurnal pendukung menyatakan mengalami sesak nafas. Menurunnya fungsi
terapi relaksasi nafas dalam efektif untuk renal, produk akhir metabolisme protein (yang
mengurangi hiperventilasi dan, menstinulasi normalnya di sekresikan melalui urin)
sistem saraf simpatik meningkatkan tertimbun dalam darah menyebabkan
endorphin, menurunkan heart rate, terjadinya uremia dalam darah. Uremia
mempengaruhi semua bagian tubuh. Semakin menurunkan level keletihan/ fatigue. Sehingga
banyak timbunan produk sampah, maka gejala ada pengaruh signifikan latihan relaksasi napas
akan semakin berat (Smeltzer & Bare, 2017). dalam lambat (slow deep breathing) dalam
Keluhan utama yang paling sering dirasakan mengurangi kelelahan pada pasien penyakit
oleh penderita gagal ginjal kronik adalah sesak gangguan ginjal (Jafar, 2019). Pasien gagal
nafas, nafas tampak cepat dan dalam atau yang ginjal kronis dengan keluhan sesak nafas yang
disebut pernafasan kussmaul. Hal tersebut datang ke Instalasi Gawat Darurat mengalami
dapat terjadi karena adanya penumpukan hiperventilasi dan kegelisahan berlebih karena
cairan di dalam jaringan paru atau dalam kesulitan bernafas. Pemberian teknik relasasi
rongga dada, ginjal yang terganggu nafas dalam merupakan terapi nonfarmakologi
mengakibatkan kadar albumin menurun. yang membantu pasien rileks dengan demikian
Selain disebabkan karena penumpukan cairan, terapi yang lain dapat dilakukan secara
sesak nafas juga dapat disebabkan karena pH maksimal. Tujuan penelitia kajian literatur
darah menurun akibat perubahan elektrolit adalah mengidentifikasi pemberian terapi
serta hilangnnya bikarbonat dalam darah. relaksasi nafas dalam pada pasien gagal ginjal
Selain itu rasa mual, cepat lelah serta mulut kronis.
yang kering, juga sering di alami oleh
penderita gagal ginjal kronik. Hal tersebut METODE
disebabkan oleh penurunan kadar natrium Penelitian ini bersifat penelitian kajian literatur
dalam darah, karena ginjal tidak dapat 5 jurnal tindakan dengan membandingkan
mengendalikan ekskresi natrium, hal tersebut gambaran tindakan kasus sesak nafas pada
dapat pula mengakibatkan terjadinya pasien gagal ginjal kronis, yang diperoleh dari
pembengkakan (Firdaus, 2016). Pasien gagal penelusuran situs jurnal yang terakreditasi
ginjal kronis masih banyak yang tidak patuh dengan kata kunci deep breathing in Chronic
dalam pembatasan cairan dan diet dan masih Kidney Diseases patient kurun waktu 2016-
rendahnya dukungan dari keluarga sehingga 2020, jurnal yang terpilih merupakan jurnal
dapat memungkinkan terjadinya berbagai tindakan pada pasien gagal ginjal kronis yang
komplikasi peningkatan volume cairan jika terdapat kesamaan tindakan utama berupa
terakumulasi secara terusmenerus dapat terjadi terapi relaksasi nafas dalam pada pasien sesak
odem paru. Salah satu gejala adalah sesak nafas diagnosa gagal ginjal kronis. Studi
nafas, ada retraksi otot nafas, keringat dingin literatur ini menghubungkan dan dapat
saturasi oksigen yang turun (Aisara et al., mengetahui keefektifan tindakan teknik
2018). Kondisi ini merupakan keparahan dari relaksasi nafas dalam pada pasien gagal ginjal
Gagal Ginjal Kronis yang akan memperparah kronis yang mengalami sesak nafas.
penyakit sehingga berpotensi meningginya
angka kematian pada pasien. Secara fisiologis,
teknik relaksasi nafas dalam lambat akan
menstimulasi sistem saraf parasimpatik
sehingga meningkatkan produksi endorpin,
menurunkan heart rate, meningkatkan ekspansi
paru sehingga dapat berkembang maksimal,
dan otot-otot menjadi rileks. Teknik relaksasi
nafas dalam lambat membuat tubuh kita
mendapatkan input oksigen yang adekuat,
dimana oksigen memegang peran penting
dalam sistem respirasi dan sirkulasi tubuh.
Saat kita melakukan teknik relaksasi nafas
dalam lambat, oksigen mengalir ke dalam
pembuluh darah dan seluruh jaringan tubuh,
membuang racun dan sisa metabolisme yang
tidak terpakai, meningkatkan metabolisme dan
memproduksi energi yang kemudian akan
memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk
dan disuplay ke seluruh jaringan sehingga
tubuh dapat memproduksi energi dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
Hasil Berikut adalah hasil dari studi literatur dari 5 jurnal dan 1 artikel penelitian :
hormon paratiroid yang akan
Penelitian 1: Dalam pemelitian menurunkan hiperfosfatemia. Pasien
Duncan et al., (2020) meneliti yang diberikan vitamin D tidak
seorang pasien gagal ginjal yang menunjukkan gejala dan tidak
datang ke Instalasi Gawat Darurat memerlukan obat tambahan untuk
dengan keluhan sesak nafas masalah metastatic pulmonary
beberapa minggu sebelumnya. Pada calcinosis. Penelitian 2: do Prado et
pasien dalam jurnal ini, penanganan al., (2019) melakukan penelitian
pasien sesak nafas dengan diagnosa mengenai faktor-faktor yang
medis gagal ginjal kronis tahap akhir mempengaruhi sesak nafas pada
yang dilakukan penanganan dengan pasien dalam kriterianya penyakit
pemberian vitamin D untuk kronis gagal ginjal termasuk
peningkatan keseimbangan kalsium didalamnya. Penelitian dilakukan
dan fosfat sehingga meningkatan pada 120 pasien. Peneliti
menggunakan karakteristik sesak Azhari (2020) melakukan penelitian
nafas mennggunakan indikasi dari pada pasien gagal ginjal yang
NANDA-I sebagai berikut. Peneliti melakukan hemodialisis dan
mengatakan faktor yang terkait pola mengalami kelelahan sehingga
nafas tidak efektif adalah kelelahan, mengakibatkan sesak nafas saat
usia, trauma dada, penyakit jantung, tidak melakukan hemodialisis.
dan penyakit kronis lainnya. Peneliti Penelitian ini dilakukan pada 94
menemukan 67,5% dari 120 pasien pasien yang dibagi menjadi 2
menunjukkan diagnosa pola nafas kelompok kasus dan kontrol
tidak efektif yang sudah disesuaikan menggunakan teknik purposive
dengan batasan karakteristik pada sampling. Pada kelompok
NANDA-I. Hampir 67,5% tersebut eksperimen dilakukan teknik
mengalami batasan karakteristik relaksasi nafas dalam selama 15
yang hampir sama dengan faktor- menit sedang pada kelompok
faktor yang peneliti indikasikan. kontrol dilakukan teknik imajinasi
Pada faktor trauma dengan diagnosa selama 10 menit, kemudian semua
pola nafas tidak efektif presentase pasien dilakukan evaluasi. Rata-rata
sebesar 67,5% nilai signifikansi tingkat skor kelelahan sebelum
pvalue>0.05. Peneliti menetapkan (50,18) dan sesudah dilakukan
beberapa faktor yang mempengaruhi teknik relaksasi pernapasan adalah
dan menjadikan faktor yang (46,45) dengan nilai p = 0,043
mempengaruhi keparahan dengan (<0,05). Dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini, peneliti pun teknik relaksasi nafas dalam
menyebutkan pengurangan aktivitas berpengaruh terhadap penurunan
atau tirah baring akan menjadikan kelelahan pada pasien penyakit
pasien mengurangi sesak nafas dan ginjal kronik yang menjalani
indikasi yang lain pada diagnisa pola hemodialisis. Teknik relaksasi ini
nafas tidak efektif. Penelitian 3: berpengaruh pada penurunan
Kusuma et al., (2019) melakukan kelelahan berupa perubahan pola
penelitian dengan melakukan teknik nafas sehingga tidak menjadi
pernafasan buteyko pada pasien. kondisi keparahan pada pasien gagal
Teknik nafas buteyko yaitu control ginjal.
pause memperbaiki pernafasan Penelitian 5: Pertiwi & Prihati
diafragma dan memberikan efek (2020) Terapi yang diberikan
relaksasi sehingga menururnkan kepada
peluang terjadinya sesak berulang pasien gagal ginjal kronik yang akan
serta mengurangi hiperventilasi. menjalani hemodialisa oleh peneliti
Teknik pernafasan ini dengan cara berupa slow deep breathing,
pasien dipersilahkan menutup relaksasi yang disadari untuk
hidung dengan jari di akhir ekshalasi mengatur pernapasan secara dala
dan peneliti menghitung breathing dan lambat. Penelitian ini dirasa
hold time dalam beberapa detik, hal dapat menurunkan tingkat keletihan
ini dilakukan sampai ada keinginan yakni dari tingkat keletihan sedang
pasien untuk bernafas. Kemudian menjadi ringan yang diberikan 4 kali
melakukan inspirasi dan ekspirasi sehari selama 3 hari berturut-turut
secara normal kembali, saat dalam durasi 1 sampai 5 sikulus,
melakukan ekshalasi mulut harus setiap 1 siklus dilakukan selama 5
dalam kedaan tertutup. Eksperimen menit dengan jeda istirahat selama
ini dilakukan pada 10 orang pasien 10-15 menit. Kemudian peneliti
yang mengalami pola nafas tidak menilai kembali tingkat keletihan
efektif. Sebelum diberikan terapi ini responden (posttest) dengan
frekuensi pernafasan pasien berkisar menggunakan skla fatiguepiper
28-36 x/menit. Hasilnya setelah (instrumen pengukuran kelelahan).
dilakukan terapi ini frekuensi 24-29
x/menit. Penelitian 4: Sutinah &
Penelitian ini dilakukan sebelum diagnosa keperawatan
hemodialisa pada dua orang ketidakefektifan pola napas, dengan
responden. definisi inspirasi dan/atau ekspirasi
Penelitian 6: Firdaus (2016)
yang tidak memberikan ventilasi
eksperimennya dilakukan pada
pasien diagnosa gagal ginjal kronis adekuat (Herdman, 2018). Menurut
dengan keluhan utama sulit kasus ini terapi rileksasi nafas dalam
bernafas. Hal ini diakibatkan cukup mengurangi rasa gelisah
penumpukan cairan yang terjadi di pasien yang mengalami kesulitan
paru-paru pasien. Peneliti bernafas akibat mengalami
mengujikan teknik relaksasi nafas keparahan dari penyakit ginjal
dalam pada pasien. Peneliti
kronis (Dongoes, 2015). Penelitian
menggunakan metode diskriptif
untuk menggambarkan kondisi lain mengatakan pasien yang
pasien dari instalasi gawat darurat mengalami keparahan dari Gagal
hingga akhir penelitian. Peneliti Ginjal Kronis dibutikkan terdapat
melakukan terapi teknik relaksasi penurunan sesak nafas dalam
nafas dalam dan duduk tegak kondisi yang tidak drastis, namun
kemudian membungkuk ke depan setidaknya menenangkan dan dapat
serta pasien dalam kondi terpasang
menurunkan respiratory rate, dari
oksigen 3 liter dengan nasal kanul
untuk mengurangi sesak nafas pada tidak dilakukan tindakan
selama 3x24 jam. Peneliti (Firdaus, 2016). Terdapat empat
mengatakan nilai normal respiratory penelitian yang mengatakan terdapat
rate masih diatas batas normal perbedaan kondisi setelah diberi
sehingga tidak sesuai dengan tindakan terapi relaksasi nafas
kriterian hasil yang diinginkan dalam dari kondisi sebelumnya.
peneliti, dengan alasan pasien gagal
Teknik relaksasi pernapasan dalam
ginjal kronik ini mengalami
keparahan. dapat didefinisikan dengan
merangsang parasimpatis gugup
b. Pembahasan sistem dengan demikian
Pembahasan Pasien Gagal Ginjal meningkatkan produksi endorphin,
Kronis jika tidak patuh dalam menurunkan detak jantung,
pembatasan cairan dan diet dan meningkatkan ekspansi paru-paru
masih rendahnya dukungan dari sehingga dapat berkembang secara
keluarga sehingga dapat optimal dan otot-otot rileks. Oksigen
memungkinkan terjadinya berbagai mengalir ke pembuluh darah dan
komplikasi peningkatan volume seluruh jaringan tubuh, membuang
cairan jika terakumulasi secara racun dan sisa metabolisme yang
terus-menerus dapat terjadi odem tidak digunakan, meningkatkan
paru. Salah satu gejala adalah sesak metabolisme dan menghasilkan
nafas, ada retraksi otot nafas, energi merupakan proses yang
keringat dingin saturasi oksigen terjadi saat melakukan latihan
yang turun. Penelitian do Prado et pernapasan dalam. Oksigen
al. (2019) mengatakan faktor yang mengalir ke dalam pembuluh darah
terkait pola nafas tidak efektif dan seluruh jaringan tubuh,
adalah kelelahan, usia, trauma dada, membuang racun dan sisa
penyakit jantung, dan penyakit metabolisme yang tidak terpakai,
kronis lainnya. Berdasarkan kriteria meningkatkan metabolisme dan
yang disebutkan para peneliti maka menghasilkan energi merupakan
dapat dikatakan pasien dengan proses fisiologis yang terjadi di
dalam tubuh saat melakukan teknik dapat mengurangi kondisi
pernapasan dalam. Latihan nafas ketidakefektifan pola nafas tersebut.
dalam akan memaksimalkan jumlah Kalsifikasi paruparu metastatik
oksigen yang masuk dan disuplai ke adalah penyakit paruparu metabolik
seluruh jaringan sehingga tubuh bisa yang ditandai oleh deposisi
menghasilkan energi dan kalsifikasi Whitlockite kristal atau
mengurangi tingkat kelelahan. amorf dalam parenkim paru
Teknik relaksasi nafas dalam dapat (Salerno et al., 2016). Pada
menurunkan stres oksidatif, penelitian Kusuma dkk (2019)
meningkatkan energi sel, menggunakan metode buteyko
meningkatkan elastisitas pembuluh adalah control pause yang
darah dan meningkatkan sirkulasi ke bermanfaat mengurangi
seluruh jaringan sehingga tubuh hiperventilasi. Control pause dapat
dapat menghasilkan energi, meningkatkan kesehatan. Metode
sehingga hasil akhirnya dapat aplikasi dari control pause adalah
mengurangi bahkan mengatasi hidung ditutup dengan jari di akhir
kelelahan. Teknik ini mudah exhalasi dan hitung BTH (breathing
dilakukan, mudah dipelajari, tidak holding time) dalam beberapa detik.
merugikan dan biaya yang lebih Pasien harus menutup hidung
murah merupakan keuntungan dari sampai ada keinginan untuk
teknik relaksasi pernapasan dalam bernapas. Kemudian melakukan
(Sutinah & Azhari, 2020). Penelitian inspirasi dan ekspirasi seperti
Sutinah & Azhari (2020) yang normal kembali. Ketika melakukan
dilakukan pada dua orang exhalasi, maka mulut harus dalam
repondennya menyatakan tingkat keadaan tertutup. Metode buteyko
kelelahan dan sesak nafas berkurang mengembangkan kemampuan
dengan menggunakan teknik nafas meningkatkan control pause.
dalam. Kondisi yang rileks dapat Praktisi buteyko secara konsisten
meningkatkan keefektifan intervensi melaporkan control pause yang
keperawatan terhadap masalah fisik lebih lama dihubungkan dengan
yang dialami oleh pasien penurunan gejala asma. Selain itu
(Elisnawati & Wardani, 2018). Pada control pause berguna untuk
penelitian do Prado et al. (2019) meningkatkan CO2 pada pasien
menayatakan 67,5% pasiennya asma yang kehilangan CO2 akibat
mengalami faktor-faktor yang hiperventilasi yang terus menerus.
ditelitinya, berupa kelelahan, usia, Dengan melalukan control pause
trauma dada, penyakit jantung, dan akan mengatur ulang ritme
penyakit kronis lainnya. Kasus pernapasan yang abnormal atau
ketidakefektifan pola nafas mengatur ulang pusat pernapasan
diberikan tindakan non medis otak sehingga kurang sensitif
berupa tirah baring dan dilakukan terhadap CO2 (Kusuma et al.,
terapi relaksasi nafas dalam secara 2019). Dalam penelitiannya Kusuma
perlahan sehingga diafragma dapat et al. (2019) metode buteyko
mengembang secara optimal dan dilakukan pada 10 orang pasien
terjadinya relaksasi. Hal ini sejalan yang mengalami pola nafas tidak
dengan penelitian do Prado et al. efektif. Sebelum diberikan terapi ini
(2019) mengatakan pembatasan frekuensi pernafasan pasien berkisar
gerak dan melakukan tirah baring 28-36 x/menit. Hasilnya setelah
dilakukan terapi ini frekuensi 24-29 mempercepat klasifikasi metastasis.
x/menit. Penelitian lain oleh Pertiwi Klasifikasi metastasis cenderung
& Prihati (2020) menggunakan terjadi pada jaringan yang
teknik terapi slow deep breathing mengeluarkan asam dan memiliki
yang diberikan kepada pasien gagal kompartemen alkali (Ducan et al.,
ginjal kronik yang akan menjalani 2020). Peneliti melakukan terapi
hemodialisa, relaksasi yang disadari teknik relaksasi nafas dalam dan
untuk mengatur pernapasan secara duduk tegak kemudian
dalam dan lambat. Penelitian ini membungkuk ke depan serta pasien
dirasa dapat menurunkan tingkat dalam kondi terpasang oksigen 3
keletihan yakni dari tingkat liter dengan nasal kanul untuk
keletihan sedang menjadi ringan mengurangi sesak nafas selama
yang diberikan 4 kali sehari selama 3x24 jam. Kasus diatas peneliti
3 hari berturut-turut dalam durasi 1 menyatakan nafas dalam tidak dapat
sampai 5 sikulus, setiap 1 siklus menurunkan respiratory rate dalam
dilakukan selama 5 menit dengan batas normal sehingga tidak sesuai
jeda istirahat selama 10-15 menit. dengan kriterian hasil yang
Kemudian peneliti menilai kembali diinginkan peneliti, dengan alasan
tingkat keletihan responden pasien gagal ginjal kronik ini
(posttest) dengan menggunakan skla mengalami keparahan (Firdaus,
fatiguepiper (instrumen pengukuran 2016). Duncan et al. (2020)
kelelahan). Penelitian ini dilakukan menyatakan penyakit gagal ginjal
sebelum hemodialisa pada dua juga berpengaruh pada gangguan
orang responden. Metode teknik kesehatan tulang, karena ginjal
nafas dalam mampu mengurangi adalah salah satu organ yang
masalah sesak nafas pada pasien mengaktifkan cadangan vitamin D.
gagal ginjal kronis sebelum Fungsi utama vitamin D adalah
melakukan hemodialisa. Walaupun menjaga keseimbangan kadar
tidak menghilangkan keparahan kalsium dan fosfat tubuh serta
namun dapat mengurangi gejalanya menjaga kesehatan tulang.
(Pertiwi & Prihati, 2020). Fungsi Kerusakan ginjal permanen seperti
renal menurun, produk akhir pada gagal ginjal kronis
metabolisme protein (yang menghambat aktivitas vitamin D.
normalnya diekskresikan ke dalam Rendahnya kadar vitamin D aktif
urin) tertimbun dalam darah. Terjadi akan menurunkan kemampuan
uremia dan mempengaruhi setiap tubuh dalam menyerap kalsium
sistem tubuh. Semakin banyak dalam saluran pencernaan, sehingga
timbunan sampah maka gejala akan menyebabkan kadar kalsium
semakin berat. Pada kasus yang menurun dalam darah. Jika tubuh
diteliti oleh Firdaus (2016) dalam keadaan normal maka
mengalami pembengkakan pada kalsium dan fosfat akan seimbanng
kedua kaki dan mengalami sesak dalam tulang. Namun akan
napas dan suara nafas ronchi basah berbanding terbalik bila kalsium
pada paru sebelah kanan. Pasien menurun maka fosfat akan
tersebut juga mengalami meningkat dalam darah.
peningkatan ureum (478,5 mg/dL) Kompensasi pada tubuh dengan
dan kreatini (16,98 mg/dL). Uremia kondisi kalsium rendah dalam darah
juga dapat berperan dalam adalah dengan mengaktifkan kerja
kelenjar paratiroid yang akan pernapasan yang dapat dilakukan
meningkatkan hormon paratiroid. secara mandiri untuk memperbaiki
Hormon paratiroid akan mengambil ventilasi paru dan meningkatkan
cadangan kalsium dalam tulang. Jika perfusi oksigen ke jaringan perifer.
kondisi ini terjadi dalam jangka Teknik nafas dalam tidak dapat
panjang akan menyebabkan menghilangkan sesak nafas
menurunnya kualitas dan seutuhnya pada keparahan gagal
mengganggu pemebetukan tulang ginjal kronis, namun dapat
baru, atau dikenal dengan kondisi mengurangi dan membuat pikiran
osteodistrofi ginjal (Duncan et al., menjadi rileks sehingga pasien tidak
2020). Produk kalsium fosfat yang mengalami keletihan dan kepanikan
tinggi (> 70 mg 2 / dL 2) secara yang akan membuat terapi lain
ideal telah berkorelasi dengan dilakukan oleh tenaga kesehatan
klasifikasi metastatis. Namun, menjadi terhambat. Selain itu, nafas
produk ini hanyalah salah satu dari dalam juga dapat dilakukan
beberapa faktor yang kapanpun dan dimanapun belum
mempengaruhi. Klasifikasi tentu dibawah pengawasan tenaga
metastasis cenderung terjadi pada medis mengingat nafas dalam tidak
jaringan yang mengeluarkan asam memiliki efek yang merugikan.
dan memiliki kompartemen alkali.
Diperkirakan bahwa tingkat KESIMPULAN
alkalisasi berkorelasi dengan produk Terdapat perubahan kondisi
kalsium-fosfat yang diperlukan antara sebelum dan sesudah
untuk pengendapan garam keluar diberikan tindakan teknik
dari serum. Uremia juga dapat
relaksasi nafas dalam pada pasien
berperan dalam mempercepat
yang mengalami keparahan
klasifikasi metastasis. Mekanisme
pastinya tidak diketahui, namun penyakit ginjal kronis, walaupun
teori mengatakan bahwa uremia tidak menunjukkan kondisi
menginduksi perubahan konfigurasi drastis namun pasien mengalami
jaringan protein, membuat jaringan peningkatan hormon endorphin
lebih rentan terhadap klasifikasi. yang menyebabkan rasa tenang,
Memicu peningkatan hormon menurunkan respiratory rate serta
paratiroid dan peningkatan menurunkan heart rate sehingga
pergantian tulang. Pasien dengan dapat menjadikan tindakan lain
End Stage Renal Disease (ESRD) menjadi optimal dengan kondisi
juga rentan terhadap uremia, yang
tersebut. Eksperimen non
memperburuk klasifikasi seperti
farmakologis berupa teknik
yang disebutkan sebelumnya. Pasien
dengan ESRD atau sindrom nefrotik pernapasan yang dapat dilakukan
juga memiliki kadar protein serum secara mandiri untuk
yang rendah karena penyakit memperbaiki ventilasi paru dan
glomerulus, yang menghasilkan meningkatkan perfusi oksigen ke
peningkatan serum kalsium yang jaringan perifer, dapat dilakukan
tersedia untuk pengendapan (Ducan kapanpun dan dimanapun tanpa
et al., 2020). Pernapasan dalam pengawasan tenaga kesehatan
merupakan eksperimen non mengingat nafas dalam tidak
farmakologis berupa teknik
memiliki efek yang merugikan. Pasien Penyakit Ginjal Kronik.
Saran yang dapat diberikan Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa,
peneliti kepada tenaga kesehatan 1(1), 1–7.
dan pasien yang sedang Firdaus, R. B. (2016). Upaya
Penatalaksanaan Pola Nafas
menjalani perawatan atau dalam
Tidak Efektif pada Pasien
kondisi kesakitan dapat benar-
Chronic Kidney Disease di
benar menerapkan tindakan RSUD dr . Soehadi
berupa terapi rileksasi nafas Prijonegoro
dalam sehingga efek yang Herdman, T. Heather. 2018.
diinginkan benar-benar dapat NANDA-I Diagnosa
dirasakan secara optimal dan Keperawatan : Definisi Dan
mendapatkan kondisi yang Klasifikasi 2018-2020. Edisi:
menenangkan. 11. Jakarta : EGC
Jafar, S. R. (2019). Penurunan
Tingkat Kelelahan Pasien
Gagal Ginjal Yang Menjalani
REFERENSI
Hemodialisis Melalui Promosi
Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M.
(2018). Gambaran Klinis Kesehatan Teknik Relaksasi
Penderita Penyakit Ginjal Nafas Dalam. Jurnal
Kronik yang Menjalani Keperawatan Terpadu, 1(1),
Hemodialisis di RSUP Dr. M. 22–28.
Djamil Padang. Jurnal Kusuma, D., Putri, A., Kristinawati,
Kesehatan Andalas, 7(1), 42– B., & Hidayat, T. (2019).
50. Aplikasi Teknik Pernapasan
do Prado, P. R., Bettencourt, A. R., Buteyko untuk Memperbaiki
& Loper, J. d. (2019). Related Pernapasan Diafragma pada
factors of the nursing diagnosis Pasien dengan Sesak Napas di
ineffective breathing pattern in Ruang Gawat Darurat. Sekolah
an intensive care unit *. Ilmu Tinggi Kesehatan
Revista Latino-Americana de Muhammadiyah Gombong,
Enfermagem, 27, 1–13. 716–720.
https://doi.org/10.1590/1518- Nurseskasatmata, S. E., Harista, D.
8345.2902.3153 R., Studi, P., Keperawatan, I.,
Duncan, P., Cull, S., Shah, P., & & Kadiri, U. (2019). Hubungan
Gamino, A. (2020). A 59-Year- Lama Menjalani Hemodialisis
Old Man With Chronic Kidney dengan Frekuensi, (May).
Disease After Kidney Pertiwi, R. A., & Prihati, D. R.
Transplantation Presents With (2020). Penerapan Slow Deep
Chronic Dyspnea. CHEST, Brething untuk Menurunkan
157(1), e9–e12. Keletihan pada Pasien Gagal
https://doi.org/10.1016/j.chest.2 Ginjal Kronik. Penerapan Slow
019.08.1 918 Deep Breathing Untuk
Elisnawati, E., & Wardani, I. Y. Menurunkan Keletihan Pada
(2018). Pengaruh Aplikasi Pasien Gagal Ginjal Kronik,
Tindakan Keperawatan 4(1), 14–19.
Generalis : Ansietas pada Salerno, F. R., Parraga, G., &
Mcintyre, C. W. (2016). Why Is
Your Patient Still Short of
Breath? Understanding the
Complex Pathophysiology of
Dyspnea in Chronic Kidney
Disease. Review Seminars In
Dialysis, 1–8.
https://doi.org/10.1111/sdi.1254
8
Sutinah, & Azhari, R. (2020). The
Effects Of Relaxation
Breathing on Fatigue in
Patients With Chronic Kidney
Disease Undergoing
Hemodialysis. Malahayati
International Journal of
Nursing and Health Science,
3(1), 15–21

Anda mungkin juga menyukai