Disus
Disusun Oleh:
Kelompok 2 :
1. Anisya Eka A.
2. Sheila Firdayani
3. Ilham Arifiyanto
4. Rizka Amalia
5. Leila Anggry E.
6. Ririn Ayu S.
7. Mita Nur F.
8. PuputPuji R.
Prodi : Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya volume
sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. Hal ini terjadi
bila terdapat gangguan terhadap keseimbangan antara pembentukan darah pada
masa embrio setelah beberapa minggu dari pada masa anak atau dewasa.
C. ETIOLOGI:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper.
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak
dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap
zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. 4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis,
dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel
darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan
oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang
dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. PATHWAY ANEMIA (Patrick Davey, 2012)
F. TANDA DAN GEJALA
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina
(sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare)
G. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. gagaljantung,
2. kejang.
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung
trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
Kelemahan otot
Mudah lelah
Kulit pucat
b. Manifestasi system saraf pusat
Sakit kepala
Pusing
Kunang-kunang
Peka rangsang
Proses berpikir lambat
Penurunan lapang pandang
Apatis
Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
Perfusi perifer buruh
Kulit lembab dan dingin
Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
Peningkatan frekwensi jatung
1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
4. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
5. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
K. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Faktor-faktor
yang
berhubungan :
Ketidakmampu
an pemasukan
atau mencerna
makanan atau
mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis,
psikologis atau
ekonomi.
A. PENGKAJIAN
Nama Kelompok : Kelompok 2
TempatPraktek : RSUD RAA SOEWONDO PATI
TanggalPraktek : 22-28 November 2021
TanggalPengkajian : 22 November 2021, pukul 09.00
B. IDENTITAS DATA
Nama : An. H
Alamat : Sriwedari 1/4 Jaken, Pati, Jawa Tengah
Tempat/tgllahir : Pati, 29 Juni 2005
Agama : Islam
Usia : 16 tahun
SukuBangsa : Jawa
Nama ayah/ibu : Tn. A / Ny. Y
Pendidikan ayah : SMU
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pendidikan ibu : SMU
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
I. Keluhan Utama
Pasienmengatakanlemas
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal
: Tinggalsaturumah
VI. Pola Kesehatan FungsionalMenurut Gordon
1. Pola persepsikesehatan, manajemen (pemeliharaankesehatan)
Pasienmengatakanbelummengetahuiinformasitentangpenyakit yang
dideritanya, secaraumum anemia
iniadalahsuatukondisidimanaterjadipenurunankadarhomoglobin (Hb)
atauseldarahmerah (eritrosit)
sehinggamenyebabkanpenurunankapasitasseldarahmerahdalammemba
waoksigen.
2. Pola metabolismenutrisi
Pasienmengatakantidaknafsumakan, muntah 2x sehari dan
selalumual.
3. Pola eliminasi
Pasienmengatakan urine normal BAK 5x sehari ±1500 ml, BAB 2x
seharidenganintensitassedikitlunakbewarnakekuningan.
4. Pola aktivitaslatihan
Pasienmengatakan badan lemas dan nyeri pada
perutsehinggauntukberaktivitassangatterbatas dan
lebihbanyakuntukberbaringditempattidur.
5. Pola istirahattidur
Pasienmengatakanuntuktidurdurasi 1-2 jam
laluterbangundikarenakanmerasakannyeridibagianperut dan
merasapusing.
6. Pola persepsikognitif
Pasienmengatakanmerasakanpusing dan
pikiransukarberkonsentrasi.
7. Pola persepsidiri
Pasienmengatakanmengalamigangguancitradirikarenawajahpucat,
mataberkunang-kunang, dan perutkembung.
Rambuttidaktertatarapidikarenakandefisitperawatandiri.
8. Pola hubungansosial
Pasienmengatakanmemilikihubngansosial yang
baikterhadapkeluarga, teman, maupun orang lain.
9. Pola seksual
Pasienmengatakanuntuksiklushaid normal yaitu 3-7 hari.
10. Pola pemecahanmasalahmengatasi stress
Pasienmengatakanmengalami stress
namununtukmengatasihalinipasienlebihbanyakberdoa agar
diberikankesembuhan.
11. Sistemkepercayaannilai-nilai
Pasienmengatakanuntukberhubunganmempercayakankepada Allah
SWT disampingitupasien juga tidaklupauntukberikhtiar.
Kesan:
Cor takmembesar
Pulmo : gambaranbronkopneumonia
A. ANALISA DATA
NO Hari/tanggal/jam Data fokus (DS, DO) problem Etiologi
1 Senin, DS : - Pasien mengatakan Perfusi Penurunan
22/11/2021 badan terasa lemas , dan jaringan tidak konsentrasi
09.10 hanya berbaring ditempat efektif hb
tidur.
- Pasien mengatakan
kepalanya pusing,
- Pasien mengatakan
mata terasa
berkunang-kunang,
(konjungtiva anemis)
- Pasien mengatakan
muka dan telapak
tangan pucat
B. DIAGNOSA KEPERWATAN
C. INTERVENSI KEP
NO Hari/tgl/ja Dx.ke Noc Nic
m p
1. Senin dx. 1 Setelah dilakukan 4. Observasi
22/11/2021 tindakan keperawatan kelembapan
09.30 3×24 jam perfusi membran
jaringan klien adekuat mukosa
dengan KH: 5. Kaji tanda
1. Membran tanda vital
mukosa merah pasien
2. Konjungtiva 6. Observasi
tidak anemis reaksi tranfusi
3. Tanda-tanda 7. Instruksikan
vital dalam keluarga
rentang untuk
normal mengobservas
i kulit jika ada
lesi
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DS: pasien
10.05 1. 3. Mengobservasi mengatakan
reaksi transfusi sudah
transfusi
DO: Pasien
tampak
lemah
10.15 2
1. Mengkaji adanya DS: pasien
alergi makanan mengatakan
tidak ada
alergi
makanan
DO: pasein
tampak
lemah
2
10.20 2. Menganjurkan DS: pasien
pasien untuk mengatakan
meningkatkan tidak nafsu
aktivitas makan makan
dan minum DO: Pasien
tampa pucat
10.25 2 3. Memberikan DS: pasien
makanan yang mengatakan
terpilih yang makan
sudah dikonsulkan sedikit saja
dengan ahli gizi DO: pasien
(makanan tampa pucat
lunak/tan )
10.30
2 4. Mengkaloborasi
DS: pasien
dengan ahli gizi
mengatakan
untuk
tidak mau
meningkatkan
makan
jumlah kalori dan
DO: pasien
nutrisi yang
tampak
dibutuhkan
lemah
Selasa 1. Mengobservasi
23/11/2021 1
kelembapan DS: pasien
09.00 membran mukosa mengatakan
minum
sedikit
DO: pasien
tampa pucat
DS : pasien
2. Menganjurkan mengatakan
09.25 pasien untuk sudah makan
2 meningkatkan dan minum
aktivitas makan DO : pasien
dan minum tampak
menghbiskan
porsi makan
yang
disediakan
DS: pasien
3. Memberikan mengatakan
09.30 2 makanan yang menghabiska
terpilih yang n makananya
sudah dikonsulkan
dengan ahli gizi DO: pasien
(makanan tampak
lunak/tan ) menghabiska
n porsi
makan
DS : Pasien
4. Mengkaloborasi
mengatakan
dengan ahli gizi
09.35 2 sudah mau
untuk
makan
meningkatkan
DO : pasien
jumlah kalori dan
tampak
nutrisi yang
membaik
dibutuhkan
DS: Pasien
1. Memonitor
mengatakan
3 kemampuan klien
09.40 sudah mau
untuk perawatan
mandi
diri yang mandiri
DO: pasien
tampak
wangi dan
segar
DS: Pasien
2. mensediakan
09.45 mengatakan
bantuan sampai
3 bersedia
klien mampu
DO: pasien
untuk melakukan
tampak
selp care
kooperatif
DS: Pasien
3. Mendoorong
untuk melakukan mengatakan
09.50 secara mandiri, sudah bisa
3 tapi beri bantuan sktivitas
ketika klien tidak sendiri
mampu DO: pasien
tampak lebih
baik
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta:
EGC
Carpenito, L.J. 2011. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.
Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Smeltzer & Bare. 2014. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2018. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.