Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN KEPERAWATANPADA ANAK

DENGANANEMIADi Ruang Cattleya II


RSUD SOEWONDO PATI
(Minggu ke-2 Keperawatan Anak)

Disus

Disusun Oleh:
Kelompok 2 :
1. Anisya Eka A.
2. Sheila Firdayani
3. Ilham Arifiyanto
4. Rizka Amalia
5. Leila Anggry E.
6. Ririn Ayu S.
7. Mita Nur F.
8. PuputPuji R.
Prodi : Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


Tahun Pelajaran 2021/2022
A.    PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41%
pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang
dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh.  Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Menurut Ngastiyah (2012:328), anemia adalah berkurangnya jumlah

eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya volume
sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. Hal ini terjadi
bila terdapat gangguan terhadap keseimbangan antara pembentukan darah pada
masa embrio setelah beberapa minggu dari pada masa anak atau dewasa.

B.     KLASIFIKASI ANEMIA


Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1.      Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a.       Anemia aplastik
Penyebab:
  agen neoplastik/sitoplastik
  terapi radiasi
  antibiotic tertentu
  obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
  benzene
  infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik
Gejala-gejala:
  Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
  Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
  Morfologis: anemia normositik normokromik
b.      Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
  Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
  Hematokrit turun 20-30%
  Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
c.      Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis
normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang
normal).  Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,
tuberkolosis dan berbagai keganasan
d.      Anemia defisiensi besi
Penyebab:
  Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
  Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
  Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
  Atropi papilla lidah
  Lidah pucat, merah, meradang
  Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
  Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e.       Anemia megaloblastik
Penyebab:
  Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
  Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
  Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi
cacing pita,makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi
2.      Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh destruksi sel darah merah:
  Pengaruh obat-obatan tertentu
  Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
  Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
  Proses autoimun
  Reaksi transfusi
  Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 (nilai normal) >11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0
g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL Laki-laki 14.0 - 18.0
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 4 (mengancam < 6.5 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
jiwa) 6.5 - 7.9 g/dL
< 6.5 g/dL

C.    ETIOLOGI:
1.      Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2.      Perdarahan
3.      Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4.      Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper.
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak
dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap
zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. 4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis,
dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel
darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
D.    PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan
oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang
dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. PATHWAY ANEMIA (Patrick Davey, 2012)
 
F.     TANDA DAN GEJALA
1.      Lemah, letih, lesu dan lelah
2.      Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3.      Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
4.      Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina
(sakit dada)
5.      Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6.      Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7.      Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare)
G.     KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1.     gagaljantung,
2.      kejang.

3.      Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )

4.      Daya konsentrasi menurun

5.      Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

H.    PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG

1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung
trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial. 
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.

I.    PENATALAKSANAAN MEDIS


Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang:
1.      Anemia aplastik:
  Transplantasi sumsum tulang
  Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2.      Anemia pada penyakit ginjal
  Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
  Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3.      Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya,
besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4.      Anemia pada defisiensi besi
  Dicari penyebab defisiensi besi
  Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat
ferosus.
5.      Anemia megaloblastik
  Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
  Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
  Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

J.   PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.      Lakukan pengkajian fisik
2.      Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3.      Observasi adanya manifestasi anemia
a.       Manifestasi umum
  Kelemahan otot
  Mudah lelah
  Kulit pucat
b.      Manifestasi system saraf pusat
  Sakit kepala
  Pusing
  Kunang-kunang
  Peka rangsang
  Proses berpikir lambat
  Penurunan lapang pandang
  Apatis
  Depresi
c.       Syok (anemia kehilangan darah)
  Perfusi perifer buruh
  Kulit lembab dan dingin
  Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
  Peningkatan frekwensi jatung

J.      DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN MASALAH KOLABORASI YANG


MUNGKIN MUNCUL

1.  Perfusi jaringan tidak efektif b.d  perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
2.  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
3.  Defisit perawatan diri b.d kelemahan
4.  Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
5.  Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
K.    PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIANGOSA TUJUAN DAN


N
KEPERAWA KRITERIA INTERVENSI (NIC)
O
TAN HASIL (NOC)
1 Perfusi Setelah dilakukan Peripheral Sensation
jaringan tidak tindakan Management
efektif b/d keperawatan (Manajemen sensasi
penurunan selama ……… perifer)
konsentrasi Hb jam perfusi   Monitor adanya daerah
dan darah, jaringan klien tertentu yang hanya peka
suplai oksigen adekuat dengan terhadap
berkurang kriteria : panas/dingin/tajam/tump
-     Membran ul
mukosa merah   Monitor adanya paretese
-     Konjungtiva   Instruksikan keluarga
tidak anemis untuk mengobservasi
-     Akral hangat kulit jika ada lesi atau
-     Tanda-tanda vital laserasi
dalam rentang   Gunakan sarun tangan
normal untuk proteksi
  Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
  Monitor kemampuan BAB
  Kolaborasi pemberian
analgetik
  Monitor adanya
tromboplebitis
  Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi

2 Ketidakseimba Setelah dilakukan NIC :


ngan nutrisi tindakan Nutrition Management
kurang dari keperawatan   Kaji adanya alergi
kebutuhan selama ………. makanan
tubuh b/d status nutrisi    Kolaborasi dengan ahli gizi
intake yang klien adekuat untuk menentukan
kurang, dengan kriteria jumlah kalori dan nutrisi
anoreksia   Adanya yang dibutuhkan pasien.
peningkatan berat   Anjurkan pasien untuk
Definisi : badan sesuai meningkatkan intake Fe
Intake nutrisi dengan tujuan   Anjurkan pasien untuk
tidak cukup   Beratbadan ideal meningkatkan protein
untuk sesuai dengan dan vitamin C
keperluan tinggi badan   Berikan substansi gula
metabolisme     Yakinkan diet yang
tubuh. Mampumengiden dimakan mengandung
tifikasi kebutuhan tinggi serat untuk
Batasan nutrisi mencegah konstipasi
karakteristik :   Tidk ada tanda   Berikan makanan yang
-    Berat badan 20 tanda malnutrisi terpilih ( sudah
% atau lebih di   Menunjukkan dikonsultasikan dengan
bawah ideal peningkatan ahli gizi)
-    Dilaporkan fungsi   Ajarkan pasien bagaimana
adanya intake pengecapan dari membuat catatan
makanan yang menelan makanan harian.
kurang dari   Tidak terjadi   Monitor jumlah nutrisi dan
RDA penurunan berat kandungan kalori
(Recomended badan yang   Berikan informasi tentang
Daily berarti kebutuhan nutrisi
Allowance)   Pemasukan yang   Kaji kemampuan pasien
-    Membran adekuat untuk mendapatkan
mukosa dan   Tanda-tanda nutrisi yang dibutuhkan
konjungtiva malnutri si
pucat   Membran Nutrition Monitoring
-    Kelemahan konjungtiva dan   BB pasien dalam batas
otot yang mukos tidk pucat normal
digunakan   Nilai Lab.:   Monitor adanya penurunan
untuk Protein total: 6-8 gr berat badan
menelan/meng %   Monitor tipe dan jumlah
unyah Albumin: 3.5-5,3 aktivitas yang biasa
-    Luka, gr % dilakukan
inflamasi pada Globulin 1,8-3,6 gr   Monitor interaksi anak atau
rongga mulut % orangtua selama makan
-    Mudah merasa HB tidak kurang   Monitor lingkungan selama
kenyang, sesaat dari 10 gr % makan
setelah   Jadwalkan pengobatan  dan
mengunyah tindakan tidak selama
makanan jam makan
-    Dilaporkan   Monitor kulit kering dan
atau fakta perubahan pigmentasi
adanya   Monitor turgor kulit
kekurangan   Monitor kekeringan,
makanan rambut kusam, dan
-    Dilaporkan mudah patah
adanya   Monitor mual dan muntah
perubahan   Monitor kadar albumin,
sensasi rasa total protein, Hb, dan
-    Perasaan kadar Ht
ketidakmampu   Monitor makanan
an untuk kesukaan
mengunyah   Monitor pertumbuhan dan
makanan perkembangan
-    Miskonsepsi   Monitor pucat, kemerahan,
-    Kehilangan dan kekeringan jaringan
BB dengan konjungtiva
makanan cukup   Monitor kalori dan intake
-    Keengganan nuntrisi
untuk makan   Catat adanya edema,
-    Kram pada hiperemik, hipertonik
abdomen papila lidah dan cavitas
-    Tonus otot oral.
jelek   Catat jika lidah berwarna
-    Nyeri magenta, scarlet
abdominal
dengan atau
tanpa patologi
-    Kurang
berminat
terhadap
makanan
-    Pembuluh
darah kapiler
mulai rapuh
-    Diare dan atau
steatorrhea
-    Kehilangan
rambut yang
cukup banyak
(rontok)
-    Suara usus
hiperaktif
-    Kurangnya
informasi,
misinformasi

Faktor-faktor
yang
berhubungan :
Ketidakmampu
an pemasukan
atau mencerna
makanan atau
mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis,
psikologis atau
ekonomi.

3 Defisit Setelah dilakukan NIC :


perawatan diri tindakan Self Care assistane :
b/d kelemahan keperawatan ADLs
fisik selama ……….   Monitor kemempuan klien
jam kebutuhan untuk perawatan diri
Definisi : mandiri klien yang mandiri.
Gangguan terpenuhi dengan   Monitor kebutuhan klien
kemampuan kriteria untuk alat-alat bantu
untuk   Klien terbebas untuk kebersihan diri,
melakukan dari bau badan berpakaian, berhias,
ADL pada diri   Menyatakan toileting dan makan.
kenyamanan   Sediakan bantuan sampai
Batasan terhadap klien mampu secara utuh
karakteristik : kemampuan untuk melakukan self-
ketidakmampu untuk melakukan care.
an untuk ADLs   Dorong klien untuk
mandi,   Dapat melakukan melakukan aktivitas
ketidakmampu ADLS dengan sehari-hari yang normal
an untuk bantuan sesuai kemampuan yang
berpakaian, dimiliki.
ketidakmampu   Dorong untuk melakukan
an untuk secara mandiri, tapi beri
makan, bantuan ketika klien
ketidakmampu tidak mampu
an untuk melakukannya.
toileting   Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
Faktor yang kemandirian, untuk
berhubungan : memberikan bantuan
kelemahan, hanya jika pasien tidak
kerusakan mampu untuk
kognitif atau melakukannya.
perceptual,   Berikan aktivitas rutin
kerusakan sehari- hari sesuai
neuromuskular/ kemampuan.
otot-otot saraf   Pertimbangkan usia klien
jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari. 

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan NIC :


tindakan Infection Control
Definisi : keperawatan (Kontrol infeksi)
Peningkatan selama ……….         
resiko jam status imun Bersihkanlingkungansete
masuknya klien meningkat lahdipakai pasien lain
organisme dengan kriteria          Pertahankanteknikisolasi
patogen   Klien bebas dari          Batasipengunjungbila
tanda dan gejala perlu
Faktor-faktor infeksi          Instruksikan pada
resiko :   Menunjukkan pengunjung untuk
-          Prosedur kemampuan mencuci tangan saat
Infasif untuk mencegah berkunjung dan setelah
-          timbulnya infeksi berkunjung
Ketidakcukupa   Jumlah leukosit meninggalkan pasien
n pengetahuan dalam batas          Gunakan sabun
untuk normal antimikrobia untuk cuci
menghindari   Menunjukkan tangan
paparan perilaku hidup          Cuci tangan setiap
patogen sehat sebelum dan sesudah
-          Trauma tindakan kperawtan
-          Kerusakan
         Gunakan baju, sarung
jaringan dan
tangan sebagai alat
peningkatan
pelindung
paparan
         Pertahankan lingkungan
lingkungan
aseptik selama
-          Ruptur
pemasangan alat
membran          Ganti letak IV perifer
amnion dan line central dan
-          Agen farmasi dressing sesuai dengan
(imunosupresa petunjuk umum
n)          Gunakan kateter
-          Malnutrisi intermiten untuk
-          Peningkatan menurunkan infeksi
paparan kandung kencing
lingkungan          Tingktkan intake nutrisi
patogen          Berikan terapi antibiotik
-          Imonusupresi bila perlu
-         
Ketidakadekuat Infection Protection
an imum (proteksi terhadap
buatan infeksi)
-          Tidak adekuat          Monitor tanda dan gejala
pertahanan infeksi sistemik dan lokal
sekunder          Monitor hitung
(penurunan Hb, granulosit, WBC
Leukopenia,
         Monitor kerentanan
penekanan
terhadap infeksi
respon
         Batasi pengunjung
inflamasi)
         Saring pengunjung
-          Tidak adekuat
terhadap penyakit
pertahanan
menular
tubuh primer
         Partahankan teknik
(kulit tidak
aspesis pada pasien yang
utuh, trauma
beresiko
jaringan,
         Pertahankan teknik
penurunan
kerja silia, isolasi k/p
cairan tubuh          Berikan perawatan kuliat
statis, pada area epidema
perubahan          Inspeksi kulit dan
sekresi pH, membran mukosa
perubahan terhadap kemerahan,
peristaltik) panas, drainase
-          Penyakit          Ispeksi kondisi luka /
kronik insisi bedah
         Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
         Dorong masukan cairan
         Dorong istirahat
         Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
         Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
         Ajarkan cara
menghindari infeksi
         Laporkan kecurigaan
infeksi
         Laporkan kultur positif

5 Intoleransi Setelah dilakukan Toleransi aktivitasi


aktifitas b.d tindakan 1.   Menentukan penyebab
ketidakseimban keperawatan intoleransi
gan suplai dan selama …….. aktivitas&menentukan
kebutuhan klien dapat apakah penyebab dari
oksigen beraktivitas fisik, psikis/motivasi
dengan kriteria 2.   Observasi adanya
- Berpartisipasi pembatasan klien dalam
dalam aktivitas beraktifitas.
fisik dgn TD, 3.   Kaji kesesuaian
HR, RR yang aktivitas&istirahat klien
sesuai sehari-hari
-Menyatakan 4.   ↑ aktivitas secara
gejala bertahap, biarkan klien
memburuknya berpartisipasi dapat
efek dari perubahan posisi,
OR&menyatakan berpindah & perawatan
onsetnya segera diri
-Warna kulit 5.   Pastikan klien mengubah
normal,hangat&k posisi secara bertahap.
ering Monitor gejala
Memverbalisa- intoleransi aktivitas
sikan pentingnya 6.   Ketika membantu klien
aktivitasseca-ra berdiri, observasi gejala
bertahap intoleransi spt mual,
Mengekspresikan pucat, pusing, gangguan
pengertian kesadaran&tanda vital
pentingnya 7.   Lakukan latihan ROM
keseimbangan jika klien tidak dapat
latihan&istira menoleransi aktivitas
Hat 8.   Bantu klien memilih
-   Peningkatan aktifitas yang mampu
toleransi aktivitas untuk dilakukan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.H DENGAN ANEMIA
DI RUANG CATLEYA II RSUD RAA SOEWONDO PATI

A. PENGKAJIAN
Nama Kelompok : Kelompok 2
TempatPraktek : RSUD RAA SOEWONDO PATI
TanggalPraktek : 22-28 November 2021
TanggalPengkajian : 22 November 2021, pukul 09.00

B. IDENTITAS DATA
Nama : An. H
Alamat : Sriwedari 1/4 Jaken, Pati, Jawa Tengah
Tempat/tgllahir : Pati, 29 Juni 2005
Agama : Islam
Usia : 16 tahun
SukuBangsa : Jawa
Nama ayah/ibu : Tn. A / Ny. Y
Pendidikan ayah : SMU
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pendidikan ibu : SMU
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta

I. Keluhan Utama
Pasienmengatakanlemas

II. Riwayat PenyakitSekarang


Pasienmengatakanmerasakansakitperutdirumah ± hampir 1 minggu, rasa
sakittidaktertahankan dan pasienlemasmaka pada tanggal 19 November
2021 pukul 22.00 darirumahlangsungdibawake IGD RSUD Soewondo
Pati, pasiendilakukanpemeriksaandenganhasil TD : 100/80 mmHg, S :
36,5C, N : 88x/m, RR : 24x/m, SpO2 : 99% dan
dilakukanpemasanganinfus DS 20 tpm, di ekstremitasataskiri, di IGD
pasien di diagnosa anemia dan mendapatkanterapiobathepabalance 3 x 1
tablet dan injeksi ketorolac 2 x ½ amp (30 mg)
setelahdilakukanpemeriksaan oleh dokter dan
perawatpasiendisarankanuntukmendapatkanperawatanlebihlanjutdiruangr
awatinap. Lalu pada tanggal 19 November pukul 23.00 WIB,
pasiendipindahkankeruangCatleya II dan
dilakukanpemeriksaandenganhasil TD : 100/60 mmHg, S : 36,6C, N :
85x/m, RR : 25x/m dan SpO2 : 99%.

III. Riwayat PenyakitDahulu


1. Penyakit pada waktukecil
Pasienmengatakantidakmemilikiriwayatpenyakitwaktukecil
2. Pernahdirawat di RS
Pasienmengatakantidakpernahdirawat di RS
3. Obat-obatan yang digunakan
Pasienmengatakantidakmenggunakanobat-obatan
4. Tindakan operasi
Pasienmengatakantidakpernahmengalamitindakanoperasi
5. Riwayat imunisasi
Pasienmengatakansudahmelakukanimunisasidinaslengkap
6. Alergi
Pasienmengatakantidakadaalergi
7. Kecelakaan
Pasienmengatakantidakpernahmengalamikecelakaan

IV. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


1. Kemandiriandalambergaul
Pasienmengatakanmudahberadaptasidenganlingkunganbaru dan
mampuberinteraksidengantemanseusianya dan
mampumelakukanaktivitassendirisesuaienganusianya.
2. Motorikhalus
Pasienmengatakanperkembanganmotorikhalussesuaidenganusia
nya.
3. Kognitif dan bahasa
Pasienmengatakansudahbisamenalarsecaralogis,
mencobamelihatdariberbagaisisi,
yaitutidakhanyasatusudutpandangsaja, mencobauntukmenyelesaikan
masalaludijadikanpembelajaran, mempertahankankeinginanya yang di
barengidenganalasan dan penggunaanbahasayaitubahasaJawa dan
bahasa Indonesia
4. Motorikkasar
Pasienmengatakanperkembanganmotorikkasarsesuaidenganusia
nya

V. Riwayat Kesehatan Keluarga (disertai Genogram)


Pasienmengatakantidakadariwayatpenyakitkeluarga

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

: Meninggal

: Tinggalsaturumah
VI. Pola Kesehatan FungsionalMenurut Gordon
1. Pola persepsikesehatan, manajemen (pemeliharaankesehatan)
Pasienmengatakanbelummengetahuiinformasitentangpenyakit yang
dideritanya, secaraumum anemia
iniadalahsuatukondisidimanaterjadipenurunankadarhomoglobin (Hb)
atauseldarahmerah (eritrosit)
sehinggamenyebabkanpenurunankapasitasseldarahmerahdalammemba
waoksigen.
2. Pola metabolismenutrisi
Pasienmengatakantidaknafsumakan, muntah 2x sehari dan
selalumual.
3. Pola eliminasi
Pasienmengatakan urine normal BAK 5x sehari ±1500 ml, BAB 2x
seharidenganintensitassedikitlunakbewarnakekuningan.
4. Pola aktivitaslatihan
Pasienmengatakan badan lemas dan nyeri pada
perutsehinggauntukberaktivitassangatterbatas dan
lebihbanyakuntukberbaringditempattidur.
5. Pola istirahattidur
Pasienmengatakanuntuktidurdurasi 1-2 jam
laluterbangundikarenakanmerasakannyeridibagianperut dan
merasapusing.
6. Pola persepsikognitif
Pasienmengatakanmerasakanpusing dan
pikiransukarberkonsentrasi.
7. Pola persepsidiri
Pasienmengatakanmengalamigangguancitradirikarenawajahpucat,
mataberkunang-kunang, dan perutkembung.
Rambuttidaktertatarapidikarenakandefisitperawatandiri.
8. Pola hubungansosial
Pasienmengatakanmemilikihubngansosial yang
baikterhadapkeluarga, teman, maupun orang lain.
9. Pola seksual
Pasienmengatakanuntuksiklushaid normal yaitu 3-7 hari.
10. Pola pemecahanmasalahmengatasi stress
Pasienmengatakanmengalami stress
namununtukmengatasihalinipasienlebihbanyakberdoa agar
diberikankesembuhan.
11. Sistemkepercayaannilai-nilai
Pasienmengatakanuntukberhubunganmempercayakankepada Allah
SWT disampingitupasien juga tidaklupauntukberikhtiar.

VII. Keadaan Kesehatan SaatIni


1. Diagnosamedik
Anemia
2. Tindakan operasi
Tidakadatindakanoperasi
3. Status nutrisi
Pasienmengalamimalnutrisisedangyaitudengan BB : 39 kg, TB :
160 cm, IMT : 15,23 kg/m2.
4. Status cairan
Pasienmengalamimual dan muntah 2x, mendapatkancairaninfus 20
tpm, BAK 5x seharisengan volume cairan ±1500 ml dan BAB 1x
sehari, sedikitminum air putih.
5. Obat-obatan
Pasienmendapatkanterapiobatinjeksi ketorolac 2 x ½ amp (35 mg),
injeksi omeprazole sodium 3 x 40 mg, Bactesyn 3 x 500 mg, dan obat
oral hepabalance 3 x 1 tab dan sucralfate 3 x 500 mg
6. Aktivitas
Aktivitaspasienterbataskarenakeadaanumumlemah,
mengeluhpusing dan nyeriperut.
7. Tindakan keperawatan
- Memonitortanda-tanda vital
- Memotivasiuntukmakan dan minum
- Menganjurkanrelaksasiuntukmenguranginyeri
- Berkolaborasidengantimmedislainnyadalampemberianobat
- Memberikantransfusidarah 5 kolf
8. Hasil Laboratorium
Tanggal 19 November 2021
Pemeriksaaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HBsAg Non reaktif Non reaktif

Tanggal 19 November 2021


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Creatinin L 0.59 mg/dL 0.60 - 1.20
Natrium Darah 136.6 mg/dL 135 - 155
Kalium Darah L 3.02 mg/dL 3.6 – 5.5
Chlorida Darah L 93.8 mg/dL 95 - 108

Tanggal 19 November 2021


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Golongan Darah B
HematologiAnalyser
Jumlahlekosit 7.4 10^3/uL 3.6 – 11.0
Jumlaheritrosit L 1.60 10^6/uL 4.2 – 5.4
Hemoglobin H 5.0 g/dL 11-15
Hematokrit L 15.8 % 35 - 47
MCV H 98.8 fL 82 - 92
MCH H 31-3 pg 27 - 31
MCHC L 31.6 % 32 - 36
Jumlahtrombosit L 35 10^3/uL 100 - 400
RDW – CV H 22.6 % 11.5 – 14.5
PDW – SD H 76.6 fL 35 - 47
PDW H 15.7 fL 9.0 – 13.0
MPV H 10.5 fL 6.8 – 10.
P – LCR 33.5 %
HitungJenis
Netrofil L 7.30 % 50.0 – 70.0
Limfosit H 77.00 % 25.0 – 40.0
Absolut lymphocyte 5698 /mm3
count
NLR 0.1
Monosit H 15.00 % 2.0 – 8.0
Eosinofil L 0.30 % 2-4
Basofil 0.40 % 0-1
Glukosadarahsewaktu 111 Mg/dl 70 - 160
Ureum 17.5 Mg/dl 10 – 50

Tanggal 20 November 2021


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Gambaran darahtepi
Seri Eritrosit
Ukuran dan warna : anisositosisringan, dominannormokom
Bentuk :
Dominannomosit, mikrosit +, teardrop cell +, agell cell +, selpenuh +,
eritrositberinti +
Seri Leukosit
KesanJumlah : normal
Morfologi : ditemukanpeningkatanselmononuclear atipit ( Afypical
Mononuclear Cell ) yang terbacadialatsebagaimonosit
Limfositosis, smudge cell +
Seri trombosit
Kesanjumlah : trombositopenia
Morfologi : ukuranbesar +, clumping -/negatif
Kesan :
Obsbisitopeniadenganpeningkatan atypical mononuclear cell
DD MDS (melodisplasia syndrome)
 Konfirmasiklinis ; adakah organomegaly?

Tanggal 21 November 2021


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HematologiAnalyser
JumlahLekosit L 2.1 10^3/ul 3.6 – 11.0
Jumlaheritrosit L 2.17 10^6/ul 4.2 – 5.4
Hemoglobin L 6.7 g/dl 11 - 15
Hematokrit L 19.8 % 35 - 47
MCV 91.2 fl 82 - 92
MCH 30.9 pg 27 - 31
MCHC 33.8 % 32 - 36
Jumlahtrombosit L 57 10^3/ul 150 - 400
RDW – CV H 21.7 % 11.5 – 14.5
RDW – SD H 63.6 fl 35 - 47
PDW *0000 fl 9.0 – 13.0
MPV *0000 fl 6.8 – 10.0
P-LCR *0000 %

Tanggal 22 November 2021


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HematologiAnalyser
Jumlahlekosit L 2.5 10^3/ul 3.6 – 11.0
Jumlaheritrosit L 2.13 10^6/ul 4.2 – 5.4
Hemoglobin L 6.4 g/dl 11 - 15
Hematokrit L 19.3 % 35 - 47
MCU 90.6 fl 82 - 92
MCH 30.0 pg 27 - 31
MCHC 33.2 % 32 - 36
Jumlahtrombosit LL 13 10^3/ul 150 - 400
RDW-CV H 20.6 % 7.5 – 14.5
RDW-SD H 58.7 fl 35 - 47
PDW *0000 flf 9.0 – 13.0
MPV *0000 fl 6.8 – 10.0
P-LCR *0000 %

Tanggal 23 November 2021


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HematologiAnalyser
Jumlahlekosit L 2.2 10^3/ul 3.6 – 11.0
Jumlaheritrosit L 3.04 106/ul 4.2 – 5.4
Hemoglobin L 8.7 g/dl 11 - 12
Hematokrit L 26.1 % 35 - 47
MCV 85.9 fl 82 - 92
MCH 28.6 pg 27 - 31
MCHC 33.3 % 32 - 36
Jumlahtrombosit LL 9 10^3/ul 150 - 400
RDW-CV H 18.1 % 11.5 – 14.5
RDW-SD H 48.2 fl 35 - 47
PDW - 9.0 – 13.0
MPV - 6.8 – 10.0
P-LCR -

Tanggal 24 November 2021


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HematologiAnalyser
Jumlahlekosit L 2.9 10^3/ul 3.6 – 11.0
Jumlaheritrosit L 3.27 106/ul 4.2 – 5.4
Hemoglobin L 9.4 g/dl 11 - 12
Hematokrit L 27.7 % 35 - 47
MCV 84.7 fl 82 - 92
MCH 28.7 pg 27 - 31
MCHC 33.9 % 32 - 36
Jumlahtrombosit LL 6 10^3/ul 150 - 400
RDW-CV H 18.8 % 11.5 – 14.5
RDW-SD H 51.0 fl 35 - 47
PDW *0000 fl 9.0 – 13.0
MPV *0000 fl 6.8 – 10.0
P-LCR *0000 %

9. PemeriksaanRadiologi ( Tanggal 19 November 2021 )


HASIL PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Ts Yth.
Pemeriksaan X-Foto Thorax

Cor : takmembesar, bentuk dan letak normal


Pulmo : corakan vaskulermeningkat
Tampakbesarparukanankiri
Diafragmakanankiri normal
Sinus kosfrenikuskanankirilancip

Kesan:
Cor takmembesar
Pulmo : gambaranbronkopneumonia

Tanggal 20 November 2021


HASIL PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Ts. Yth. USG Abdomen :

Hepar : ukuranmembesar, permukaan rata, parenkinhomogen


V. porta/hep/dbn, nodul (-)
Gall Bludder : double wall (-), sludge (-), batu (-)
Lien : takmembesar, v-lienalsdbn
Pancreas : takmembesar, klasifisikan (-)
Ren Ox & Sn ; ukurandbn, bataskorteks medulla jelas, PCS takmelebar,
batu (-)
Para Aorta : taktampakpembesaranlimfonodi para aorta
Ves. Urinaria : dindingtakmenebal, batu (-), massa (-)
Tampakudara yang meningkat

KESAN : Hepatomegali, meteorismus


10. Terapimedis
Tanggal 19 November 2021
- Infus DS 20tpm
- Hepabalance 3x1 tab
- Injeksi ketorolac ½ amp (30mg) pukul 23.00
- Transfuse darah 2 kolf (goldar B)
Tanggal 20 November 2021
- Infus NaCl 20tpm
- Hepabalance 3x1 tab (peroral)
- Injeksibactesyn 3x500mg
- Inj omeprazole sodium 3x40mg
- Inj ketorolac 2x1/2 amp (30mg)
- Sucralfate 3x500mg (peroral)
Tanggal 21 November 2021
- InfusNacl 20tpm
- Inj ketorolac 2x1/2 amp (30mg)
- Inj omeprazole sodium 3x40mg
- Injbactesyn 3x500mg
- Hepabalance 3x1 tab (peroral)
- Sucralfate 3x500mg (peroral)
Tanggal 22 November 2021
- InfusNacl 20tpm
- Injomeprozale sodium 3x40mg
- Inj vit c 1x100mg
- Inj ketorolac 2x1/2 amp (30mg)
- Injbactesyn 3x500mg
- Hepabalance 3x1 tab (peroral)
- Sucralfate 3x500mg (per oral)
- Paracetamol 3x500mg (peroral)
- Transfuse darah 2 kolf (goldar B)
Tanggal 23 November 2021
- Infus NaCl 20tpm
- Inj ketorolac 2x1/2 amp (30mg)
- Inj omeprazole sodium 3x40mg
- Injbactesyn 3x500mg
- Hepabalance 3x1 tab (peroral)
- Sucralfate 3x500mg (peroral)
- Paracetamol 3x500mg (per oral)
- Inj 1x10mg
- Transfuse darah 1 kolf (goldar B)
Tanggal 24 November 2021
- Infus NaCl 20tpm
- Inj ketorolac 2x1/2 amp (30mg)
- Inj omeprazole sodium 3x40mg
- Injbactesyn 3x500mg
- Hepabalance 3x1 tab (per oral)
- Sucralfate 3x500mg (per oral )
- Paracetamol 3x500mg ( peroral)

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Temperature : 39,3 C
2. Nadi : 98 x/menit
3. RR : 24 x/menit
4. Tekanandarah : 100/60 mmHg
5. Pertumbuhan : normal sesuaidenganusianya
6. Keadaanumum : lemah
7. Lingkarkepala : 43 cm
8. Mata : tidakadalesiataupunodem, pupil isokor,
simetriskanan dan kiri, skleraikterik
9. Hidung : hidungpasiensimetris, saluranhidung
Tidakadasumbatan, terlihatbersih, tidak
adamimisan
10. Mulut : bersih, tidakadaperdarahangusi, tidakada
kariesgigi, tidakada stomatitis
11. Telinga : simetris, tidakada secret, serumenfungsi
pendengaranbaik
12. Tengkuk : reflekmenelan normal, tidakada
pembesarankelenjartiroid,
tidakadanyeritelan ( disfagia )
13. Dada : bentuk dada simetrisantarakanankiri,
tidakadalesi, tidakadaodem, tidakada
Nyeri tekan
14. Jantung : I = ictus cordis tidakterlihat
P = ictus cordis teraba di intercostal 4 dan 5
P = pekak
A = regular
15. Paru-paru : I = simetris, tidakadakelainantulang
P = tidakadabenjolan dan nyeritekan
P = sonor, tidakadagangguan
A = vesikuler
16. Abdomen : I = simetris, terdapatnyeri pada abdomen
kanan, tidakadalesi
A = terdengarbising usus normal
P = terdapatnyeritekanperutbagiankanan
P = hipertimpaniperutkosong
17. Genetalia : bersih, tidakterpasangkateter
18. Ekstremitas : -superior : kekuatanotot superior sedikit
melemah, tidakadaodem,
akralhangat, terpasanginfusnacl
4 4
20tpm pada lenganbawah sinistra
4 4 -inferior : kekuatanotot inferior sedikit
melemah, tidakadavarises,
tidakadaodem, akralhangat

19. Kulit : integritaskulitbaik, tampakpucat pada


telapaktangan, dan telapak kaki

A. ANALISA DATA
NO Hari/tanggal/jam Data fokus (DS, DO) problem Etiologi
1 Senin, DS : - Pasien mengatakan Perfusi Penurunan
22/11/2021 badan terasa lemas , dan jaringan tidak konsentrasi
09.10 hanya berbaring ditempat efektif hb
tidur.
- Pasien mengatakan
kepalanya pusing,
- Pasien mengatakan
mata terasa
berkunang-kunang,
(konjungtiva anemis)
- Pasien mengatakan
muka dan telapak
tangan pucat

DO: -Klien tampak lesu dan


lemas
- Telapak tangan
tampak pucat
- Muka tampak pucat
- Hb : 6,4 g/dl
- Td : 100/60mmhg
Senin,
DS: - Pasien mengatakan
2. 22/11/2021
tidak nafsu makan,
09.15 Ketidakefekti Faktor
- Pasien mengatakan fan nutrisi biologis
munta 2× dan terasa
mual.
- Pasien mengatakan
badanya lemas,
DO: - Pasien tampak tidak
menghabiskan makananya
yang habis satu porsi ½ porsi
rumah sakit
- Mukosa bibir tampak
pucat
- Klien tampak lesu
dan lemas
- Hb: 6,4 g/dl
- Bb : 39kg
3. Senin
22/11/2021 DS: Pasien mengatakan Defisit Kelemahan
09.20 badanya terasa bau, perawatan fisik
- Pasien mengatakan diri
belum pernah mandi
- Pasien mengatakan
tidak mampu untuk
ke kamar mand.
DO: - Pasien tampak kurang
bersih dan sedikit bau
- Pasien terlihat
dibantu perawat
maupun keluarga
untuk memenuhi
kebutuhan
- Klien tampak
33 berbaring saja
ditempat tidur
- Hb : 6,4 g/dl

B. DIAGNOSA KEPERWATAN

1. Perfusi perifer tidak efektif berhungan dengan penurunan


konsetrasi hb
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

C. INTERVENSI KEP
NO Hari/tgl/ja Dx.ke Noc Nic
m p
1. Senin dx. 1 Setelah dilakukan 4. Observasi
22/11/2021 tindakan keperawatan kelembapan
09.30 3×24 jam perfusi membran
jaringan klien adekuat mukosa
dengan KH: 5. Kaji tanda
1. Membran tanda vital
mukosa merah pasien
2. Konjungtiva 6. Observasi
tidak anemis reaksi tranfusi
3. Tanda-tanda 7. Instruksikan
vital dalam keluarga
rentang untuk
normal mengobservas
i kulit jika ada
lesi

Senin dx. 2 Setelah dilakukan 1. Kaji adanya


2.
22/11/2021 tindakan keperawatan alergi
09.35 3×24 jam status makanan
nutrisi klien adekuat 2. Anjurkan
dengan KH: pasien untuk
1. Tidak ada meningkatkan
tanda tanda aktivitas
malnutrisi makan dan
2. Nafsu makan minum
meningkat 3. Berikan
3. Berat badan makanan yang
mengalami terpilih yang
kenaikan sudah
dikonsulkan
dengan ahli
gizi
4. Kaloborasi
dengan ahli
gizi untuk
meningkatkan
jumlah kalori
dan nutrisi
yang
dibutuhkan
3 Senin dx. 3 Setelah dilakukan 1. Monitor
22/11/2021 tindakan keperawatan kemampuan
09.40 3×24 jam kebutuhan klien untuk
mandi klien terpenuhi perawatan diri
dengan Kh: yang mandiri
1. Terbebas dari 2. Sediakan
bau badan bantuan
2. Menyatakan sampai klien
kenyamanan mampu untuk
terhadap melakukan
kemampuan selp care
untuk 3. Dorong untuk
melakukan melakukan
ADLS secara
3. Dapat mandiri, tapi
melakukan beri bantuan
ADLS tanpa ketika klien
bantuan. tidak mampu
4. Ajarkan
klien
/keluarga
untuk
mendorong
kemadirian

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO Hari/tgl/jam dx. Intervensi kep Rasional Ttd


kep
1. Senin dx.1 1. Mengobservasi DS: pasien
22/11/2021 kelembapan mengatakan
10.00 membran mukosa minum
sedikit
DO: pasien
tampa pucat

10.00 1. 2. Mengkaji tanda DS: Pasien


tanda vital mengatakan
badannya
lemas,
pusing,
DO: TTV
TD:
100/60mmhg
Nadi :
85×/menit
S: 36,6° c
RR:
25×/menit

DS: pasien
10.05 1. 3. Mengobservasi mengatakan
reaksi transfusi sudah
transfusi
DO: Pasien
tampak
lemah

10.10 1 4. Mengintruksikan DS: keluarga


keluargan untuk mengatakan
mengobservasi bersedia
kulit jika ada lesi DO:keluarga
tampak
kooperatif

10.15 2
1. Mengkaji adanya DS: pasien
alergi makanan mengatakan
tidak ada
alergi
makanan
DO: pasein
tampak
lemah

2
10.20 2. Menganjurkan DS: pasien
pasien untuk mengatakan
meningkatkan tidak nafsu
aktivitas makan makan
dan minum DO: Pasien
tampa pucat
10.25 2 3. Memberikan DS: pasien
makanan yang mengatakan
terpilih yang makan
sudah dikonsulkan sedikit saja
dengan ahli gizi DO: pasien
(makanan tampa pucat
lunak/tan )
10.30
2 4. Mengkaloborasi
DS: pasien
dengan ahli gizi
mengatakan
untuk
tidak mau
meningkatkan
makan
jumlah kalori dan
DO: pasien
nutrisi yang
tampak
dibutuhkan
lemah

10.35 1. Memonitor DS: pasien


3.
kemampuan klien mengatakan
untuk perawatan tidak bisa
diri yang mandiri mandi
DO: pasien
tampak
lemah dan
pucat

10.40 2. mensediakan DS: pasien


3.
bantuan sampai mengatakan
klien mampu bersedia
untuk melakukan DO: Pasien
selp care tampak
kooperatif

10.45 3 3. Mendoorong DS: Pasien


untuk melakukan mengatakan
secara mandiri, belum bisa
tapi beri bantuan melakukan
ketika klien tidak aktivitas
mampu DO: pasien
tampak
lemas

10.50 4. Menganjarkan DS: pasien


3.
klien /keluarga mengatakan
untuk mendorong bersedia
kemadirian DO: pasien
tampak
kooperatif

Selasa 1. Mengobservasi
23/11/2021 1
kelembapan DS: pasien
09.00 membran mukosa mengatakan
minum
sedikit
DO: pasien
tampa pucat

09.00 2. Mengkaji tanda DS: Pasien


1
tanda vital mengatakan
badannya
lemas,
pusing,
DO: TTV
TD:
90/70mmhg
Nadi :
80×/menit
S: 36,5° c
RR:
24×/menit

3. Mengobservasi DS: pasien


09.05 reaksi transfusi mengatakan
1
sudah
transfusi
DO: Pasien
tampak
lemah

4. Mengintruksikan DS: keluarga


09.10 1 keluargan untuk mengatakan
mengobservasi bersedia
kulit jika ada lesi DO:keluarga
tampak
kooperatif

09.15 1. Mengkaji adanya DS: pasien


2
alergi makanan mengatakan
tidak ada
alergi
makanan
DO: pasein
tampak
makan
sedikit

09.20 2. Menganjurkan DS: Pasien


2
pasien untuk mengatakan
meningkatkan makan
aktivitas makan minum
dan minum sedikit
DO: pasien
tampak
lemah.

09.30 3. Memberikan DS: Pasien


2
makanan yang mengatakan
terpilih yang makan
sudah dikonsulkan minum
dengan ahli gizi sedikit
(makanan DO: pasien
lunak/tan ) tampak
lemah.

4. Mengkaloborasi DS: Pasien


09.35 2 dengan ahli gizi mengatakan
untuk tidak nafsu
meningkatkan makan
jumlah kalori dan DO: pasien
nutrisi yang tampak
dibutuhkan makan
sedikit dari
porsi yang
disediakan

09.40 3 1. Memonitor DS: pasien


kemampuan klien mengatakan
untuk perawatan mau untuk
diri yang mandiri sibin
DO: pasien
tampak
lemah

2. mensediakan DS: pasien


09.50 3 bantuan sampai mengatakan
klien mampu bersedia
untuk melakukan DO: pasien
selp care tampak
kooperatif

3. Mendoorong DS: pasien


09.55 3
untuk melakukan mengatakan
secara mandiri, sudah bisa
tapi beri bantuan perlahan
ketika klien tidak melakukan
mampu aktivitas
DO: pasien
tampak pucat

4. Menganjarkan DS: Pasien


10.00 klien /keluarga mengatakan
3
untuk mendorong bersedia
kemadirian DO: Pasien
tampak
kooperatif

Rabu 1. Mengobservasi DS: Pasien


24/11/2021 kelembapan mengatakan
1
09.00 membran sudah cukup
mukosa minum
DO: pasien
tampak
membaik

2. Mengkaji DS: Pasien


09.00 tanda tanda mengatakan
1
vital masih pusing
DO: TTV
TD:
101/60mmhg
Nadi :
85×/menit
S: 36,6° c
RR:
25×/menit

3. Mengobservasi DS: pasien


09.10 reaksi transfusi mengatakan
1
sudah
transfusi
DO: Pasien
tampak msih
pucat

4. Mengintruksik DS: keluarga


09.15 1 an keluargan mengatakan
untuk bersedia
mengobservasi DO: pasien
kulit jika ada tampak
lesi masih pucat
DS: pasien
1. Mengkaji adanya mengatakan
09.20 2 alergi makanan tidak ada
alergi
makana
DO: pasien
tampak
makan
sedikit

DS : pasien
2. Menganjurkan mengatakan
09.25 pasien untuk sudah makan
2 meningkatkan dan minum
aktivitas makan DO : pasien
dan minum tampak
menghbiskan
porsi makan
yang
disediakan

DS: pasien
3. Memberikan mengatakan
09.30 2 makanan yang menghabiska
terpilih yang n makananya
sudah dikonsulkan
dengan ahli gizi DO: pasien
(makanan tampak
lunak/tan ) menghabiska
n porsi
makan

DS : Pasien
4. Mengkaloborasi
mengatakan
dengan ahli gizi
09.35 2 sudah mau
untuk
makan
meningkatkan
DO : pasien
jumlah kalori dan
tampak
nutrisi yang
membaik
dibutuhkan

DS: Pasien
1. Memonitor
mengatakan
3 kemampuan klien
09.40 sudah mau
untuk perawatan
mandi
diri yang mandiri
DO: pasien
tampak
wangi dan
segar

DS: Pasien
2. mensediakan
09.45 mengatakan
bantuan sampai
3 bersedia
klien mampu
DO: pasien
untuk melakukan
tampak
selp care
kooperatif

DS: Pasien
3. Mendoorong
untuk melakukan mengatakan
09.50 secara mandiri, sudah bisa
3 tapi beri bantuan sktivitas
ketika klien tidak sendiri
mampu DO: pasien
tampak lebih
baik

4. Menganjarkan DS: pasien


klien /keluarga mengatakan
09.55 untuk mendorong bersedia
kemadirian DO: pasien
3
tampak
kooperatif
E. EVALUASI KEPERAWATAN

NO Hari/tgl/jam dx.kep Evaluasi


1. Rabu Dx 1 S: Pasien mengatakan badannya
24/11/2021 membaik
10.00 O: -pasien tampak membaik
- Membran mukosa lembab
- Ttv
TD: 110/70mmhg
N:87×/menit
S: 36,2℃
RR:24×/menit
A: Masalah Teratasi
P: Hentikan Intervensi

dx. 2 S: Pasien mengatakan nafsu makan


meningkat dan tidak mual muntah
O: -pasien tampak baik
- Pasien tampak menghabiskan
porsi makan yang disediakan
A: Masalah Teratasi
P: Hentikan Intervensi

Dx.3 S : pasien mengatakan badannaya terasa


wangi dan segar
O : - pasien tampak lebih fress
- Pasien tampak sudah bisa
melakukan ADLS mandiri
A: Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta:
EGC

Carpenito, L.J. 2011. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.
Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River

Marlyn E. Doenges, 2012. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Patrick Davay, 2012, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS

Santosa, Budi. 2017. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:


Prima Medika

Smeltzer & Bare. 2014. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2018. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai