Anda di halaman 1dari 10

GANGGUAN POLA NAFAS PADA PASIEN EDEMA PARU : TINJAUAN

LITERATUR

Harti Ratu Sapitri 1, H Deni Wahyudi2 , Pipit Sri Mulyani3


Program Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya
Email : harty721@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang : Pasien dengan edema paru akut adalah suatu keadaan gawat darurat dengan tingkat
mortalitas yang masih tinggi. Acute Lung Odema (ALO) atau Edema Paru adalah kondisi dimana
cairan terakumulasi di dalam paru-paru, biasaya diakibatkan oleh ventrikel kiri jantung yang tidak
memompa secara adekuat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji literatur terkait berbagai
intervensi mengatasi pola nafas pada pasien dengan diagnosa edema paru accute. Metode penelitian:
pencarian terbatas dilakukan di dua data base yaitu PUBMED dan GOOGLE SCHOLAR. Kriteria
artikel yaitu artikel berbahasa inggris, studi diterbitkan tahun terbit 2012-2022 dan menggunakan
studi Randomized Control Trial. Peneliti menemukan 300 artikel dan hanya 5 artikel yang masuk
dalam kriteria penelitian yaitu intervensi untuk mengembalikan pola nafas yang normal. Hasil
penelitian literatur mengungkap intervensi yang dilaporkan efektif untuk menstabilkan pola nafas
pada pasien edema paru. Kesimpulan : Kelima intervensi tersebut efektif untuk menurunkan dyspnea
pada pasien edema paru. Namun perlu adanya intervensi keperawatan yang lebih terbaru dan mudah
diaplikasikan. Penelitian lanjut untuk intervensi pengembangan menurunkan dyspnea yaitu kombinasi
tele nursing, spiritual dan physical training akan menjadi salah satu masukan pilihan intervensi untuk
menurunkan sesak nafas pada pasien edema paru.
.

Kata kunci : Edema Paru Akut, Dyspnea, Intervensi


memompa secara adekuat. Dalam jurnal
(Akhmad Yun Jufan, Bowo Adiyanto &
1. Pendahuluan Achmad Reza Arifin, 2020 ) menyebutkan
Acute Lung Oedem (ALO) atau edema Jumlah angka kematian selama satu tahun
paru akut merupakan salah satu komplikasi untuk pasien yang dirawat di rumah sakit
yang sering terjadi dari penyakit gagal dengan edema paru akut mencapai 40%.
ginjal kronik. Edema paru akut ini umum Penyebab paling umum dari edema
terjadi pada pasien dengan gagal ginjal paru akut diantaranya iskemia miokard,
kornik maupun akut yang biasanya aritmia jantung (misalnya Fibrilasi atrium),
menimbulkan manifestasi klinis berupa disfungsi katup jantung dan kelebihan
sesak nafas dikarenakan hipoksia yang volume cairan. Dapat pula disebabkan oleh
disebabkan oleh adanya penumpukan penyebab lain diantaranya emboli paru,
cairan di alveoli sehingga hal tersebut stenosis arteri renal, ketidakpatuhan
mengganggu proses penukaran oksigen terhadap pengobatan penyakit sebelumnya
dan karbondioksida (Margaretta Rehatta & serta efek samping dari obat juga dapat
dkk, 2019). memicu edema paru. Edema paru akut
Sedangkan, penumpukan cairan di menjadi salam satu penyakit yang banyak
alveoli tersebut diakibatkan oleh adanya ditangani oleh tenaga kesehatan baik di
penurunan fungsi ginjal yang IGD maupun di ICU. Penanganan yang
menyebabkan protein yang normalnya cepat dan tepat pada edema paru akut
dieksresikan ke dalam urine tertimbun menjadi hal yang sangat penting bagi para
dalam darah (Margaretta Rehatta & dkk, tenaga kesehatan, salah satunya perawat.
2019). Sebagaimana dalam penelitian yang
dilakukan oleh (Pratiwi, 2019) yang
Pasien dengan edema paru akut adalah melakukan asuhan keperawatan kepada
suatu keadaan gawat darurat dengan pasien edema paru akut, dalam penelitian
tingkat mortalitas yang masih tinggi. tersebut, menyebutkan masalah
Menurut penelitian Adhity Indra Pradhana keperawatan yang mungkin muncul pada
pada tahun 2009 bertujuan untuk pasien dengan edema paru akut berupa
mengetahui Acut Lung Oedema (ALO) bersihan jalan nafas tidak efektif, pola
atau Edema Paru sebagai faktor resiko nafas tidak efektif, penurunan curah
kematiam maternal pada preeklamsi berat jantung, hipervolemia, intoleransi
atau eklamsia. Penelitian tersebut di aktivitas. Adapun, intervensi yang
lakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi dilakukan pada penelitian tersebut, yaitu :
RSUD Dr Moewardi Surakarta, hasil latihan batuk efektif, manajemen jalan
prevalensi terjadinya Acut Lung Oedema nafas, perawatan jantung akut, manajemen
(ALO) atau Edema Paru sebesar 10 % dan cairan dan manajemen energi (Pratiwi,
prevalensi kematiam maternal yang 2019).
diakibatkannya sebesar 72,7%. Acute
Lung Odema (ALO) atau Edema Paru masalah keperawatan yang ditemukan
adalah kondisi dimana cairan terakumulasi sering ditemukan dengan diagnosa edema
di dalam paru-paru, biasaya diakibatkan paru akut yaitu pola napas tidak efektif.
oleh ventrikel kiri jantung yang tidak Intervensi yang dilakukan yaitu dengan
pemberian terapi oksigen, Hal ini Penelitian selanjutnya untuk intervensi
dikarenakan, jika status pernafasan yang edema paru adalah Ventilatory Muscle
terus menerus memburuk akan berdampak memperbaiki fungsi ventilasi dan
buruk hingga menyebabkan kematian. oksigenasi paru. Ventilatory Muscle
Sesuai dengan tujuan pemberian terapi Training (VMT) dilakukan sebanyak 1 kali
oksigen yaitu 3 untuk mencegah atau selama 20 menit memberi pengaruh
memperbaiki hipoksia jaringan dan terhadap penurunan dyspnea. Latihan
mempertahankan oksigenasi jaringan agar VMT sangat efektif digunakan sebagai
tetap adekuat dengan cara meningkatkan pengobatan non farmakologi pada
masukan oksigen (O2) ke dalam sistem pasien Edema paru untuk menurunkan
respirasi (Makdee et al., 2017). keluhan dyspnea sehingga menurunkan
komplikasi dari penyakit respirasi. Dengan
2. Metode Penelitian VMT dapat mempengaruhi Tindakan ini
Penelitian ini adalah tinjauan literatur. bertujuan untuk memperbaiki fungsi
Artikel dicari dari tiga data base termasuk ventilasi dan oksigenasi paru. Terapi
PubMed, dan google scholar. Kata kunci fisik ini dapat digunakan untuk
untuk pencarian artikel intervention AND meningkatkan transport oksigen dan
edema OR lung OR accute. Kriteria inklusi memaksimalkan penggunaan oksigen
adalah penelitian utama, berbahasa inggris tersebut pada otot-otot pernafasan dan
dan publikasi dalam 10 tahun terakhir. 300 meningkatkan pertukaran gas (Kasron,
artikel ditemukan berdasarkan kata kunci et,al, 2019).
dan dilanjutkan dengan penyaringan Intervensi selanjutnya untuk diagnosa
berdasarkan kriteria inklusi. Sebanyak 5 edema paru adalah dengan Mengubah
artikel memenuhi kriteria inklusi. posisi dan alih baring pada pasien dengan
Selanjutnya, analisis menggunakan alat ventilasi mekanik setiap 2 jam merupakan
JBI, termasuk komponen tujuan, metode, suatu upaya yang dilakukan dalam
sampel dan pengaturan, kriteria dan hasil. meningkatakan kemampuan otot
Artikel akhir untuk analisis lebih lanjut pernapasan pada pasiendan merupakan
dari 5 artikel. tindakan mandiri keperawatan yang
3. Hasil Penelitian dilakukan sebagai salah satu usaha dalam
mengurangi dampak negatif pada
Intervensi-intervensi untuk diagnosa pemakaian ventilasi mekanik (Dunn et al.,
Edema paru adalah dengan Pemberian 2017).
intervensi fisioterapi berupa deep Intervensi selanjutnya Pemberian
breathing exercise dan Respiratory intervensi respiratory muscle stretching
stretching terbukti dapat memperbaiki pola mampu mendorong terjadinya perubahan
napas yang ditunjukkan dengan penurunan ventilasi, mobilitas dinding dada
nilai respiration rate dan heart rate namu meningkat, hiperflasi paru berkurang,
Latihan ini masih belum berdampak pada spasme otot berkurang, penurunan sensasi
nilai SpO2 karena pasien masih dyspnea dan juga peningkatan fungsi paru
menggunakan terapi oksigen berupa nasal secara keseluruhan. (Rattes et al., 2018)
cannula. (Fahlawi & Farhani, 2021) Intervensi terakhir untuk pola nafas
tidak efektif pada pasien edema paru
adalah Terdapat peningkatan yang
signifikan sesudah diberikan intervensi
deep breathing exercise dimana terjadi
peningkatan ventilasi paru secara
keseluruhan, peningkatan volume tidal,
dan terjadi penurunan RR baik pada laki-
laki maupun perempuan. (Yokogawa et al.,
2018).
Judul/ Tahun Peneliti/ Desain/ Instrumen Hasil
Tabel. 1
Tempat Sampel

Pengaruh Breathing Pahlawi & D : Case Dyspnea Pemberian intervensi fisioterapi berupa deep breathing
Exercise dan Farhani, Report Study Severity Scale exercise dan Respiratory stretching terbukti dapat
Stretching Terhadap indonesia R:1 memperbaiki pola napas yang ditunjukkan dengan
Penurunan Sesak Pada Responden penurunan nilai respiration rate dan heart rate namu
Kasus Pneumothorax Latihan ini masih belum berdampak pada nilai SpO2
Bilateral 2021 karena pasien masih menggunakan terapi oksigen berupa
nasal cannula.
Respiratory Muscle Rattes et D:A Instrumen berisi Pemberian intervensi respiratory muscle stretching
Stretching Acutely al., Brazil randomized skalas dyspnea, mampu mendorong terjadinya perubahan ventilasi,
Increases crossover perubahan mobilitas dinding dada meningkat, hiperflasi paru
Expansion in clinical trial ventilasi,dll berkurang, spasme otot berkurang, penurunan sensasi
Hemiparetic Chest I : Instrumen dyspnea dan juga peningkatan fungsi paru secara
Wall 2018 berisi keseluruhan.
skalas
dyspnea,
perubahan
ventilasi,dll.R
: 11
Responden
Comparison of two Yokogawa et al., D : Study Ventilatory Terdapat peningkatan yang signifikan sesudah
instructions for deep Jepang compared parameters, diberikan intervensi deep breathing exercise
breathing R : 30 heart rate, dimana terjadi peningkatan ventilasi paru secara
Exercise :nonspesific responden and autonomic keseluruhan, peningkatan volume tidal, dan terjadi
and nervous penurunan RR baik pada laki-laki maupun
Diaphragmatic system activity perempuan.
breathing 2018
The Combination Rohmah et D:a I : Dyspnea Terdapat perbedaan yang signifikan untuk tingkat
Of Upper Limb al., quantitative Severity dyspnea pada kelompok intervensi sebelum dan
Exercise And research Scale setelah diberikan latihan.
Respiratory design with a
Muscle Stretch quasi-
Gymnastics On experimental
Dyspnea Among design (pre-
COPD Patients 2020 post test
with control
group
design)
R : 56
responden
Asuhan Keperawatan Ellysa Puput D: Skala Terjadi penurunan nilai skala modifikasi borg dari 7
Pasien Edema Paru Wahyu Dewi pendekatan Modifikasi Brog (sesak napas sangat parah) menjadi 2 (sesak napas
Dalam Pemenuhan Ariyani, Gatot studi kasus ringan). Rekomendasi tindakan Ventilatory Muscle
Kebutuhan Suparmanto, R:1 Training (VMT) pada pasien edema paru untuk
Oksigenasi 2020 responden menurunkan dyspnea
4. Diskusi menggunakan pola pernapasan
non-spesifik mereka. Kami
Penulis memasukan 5 mengkonfirmasi dari peserta pola
intervensi untuk kasus pola nafas pernapasan bahwa peserta telah
pada pasien edema paru akut, cukup melakukan latihan
diantaranya breathing pernapasan dalam, mengikuti yang
exercise dan stretching yang disediakan instruksi.
menjadi modalitas fisioterapi
dalam menangani kasus-kasus Intervensi selanjutnya
kardiorespirasi. Kombinasi  latihan Pemberian kombinasi Upper
berupa pemberian deep breathing Latihan Anggota Badan dan
exercise dan active assisted Peregangan Otot Pernafasan Senam
stretching  diperkirakan mampu hingga dispnea pada pasien PPOK
mengurangi sesak sehingga pasien mempengaruhi kelompok
mampu beraktivitas secara optimal. perlakuan. Berdasarkan nilai
sebelum dan sesudah perlakuan,
Intervensi selanjutnya adalah terdapat perbedaan rata-rata, yaitu
dengan mendemonstrasikan bahwa penurunan dispnea pada kelompok
peregangan otot pernapasan perlakuan. Penurunan Dispnea
mampu mendorong perubahan pola ditandai dengan penurunan skor
ventilasi, yaitu dengan dyspnea yang mengevaluasi
meningkatkan volume tidal, penurunan keluhan sesak nafas
ventilasi semenit, rasio Tinsp/Ttot, berat olahraga, sesak napas saat
aliran inspirasi rata-rata dan aliran berjalan terus tanah datar atau
ekspirasi rata-rata, dan dengan mendaki tanjakan, berjalan lebih
meningkatkan perpindahan volume lambat pada permukaan datar
dinding dada, khususnya di sisi daripada yang lain yang sama usia
hemiparetik kanan tulang rusuk karena sesak atau harus berhenti
paru. bernapas saat berjalan di
Peneliti selanjutnya melakukan permukaan yang datar, berhentilah
intervensi membandingkan setelahnya berjalan 90 meter, dan
keefektifan dua instruksi untuk tidak bisa keluar rumah atau
latihan pernapasan dalam dalam hal Berganti pakaian.
ventilasi dan parameter terkait Sedangkan untuk intervensi
otonom pada orang dewasa muda yang terakhir Pada saat melakukan
yang sehat. Hasil kami tindakan Ventilatory Muscle
menunjukkan bahwa menekankan Training (VMT) pada hari pertama
gerakan diafragma tidak diperlukan pasien kooperatif dan mau
saat menginstruksikan klien pada melakukan. Tindakan Ventilatory
latihan pernapasan dalam; Muscle Training (VMT) hari kedua
pernapasan dalam dapat pasien melakukan tindakan yang
ditingkatkan hanya dengan penulis lakukan, dan bahkan pasien
menginstruksikan individu untuk mengatakan dyspnea sudah
bernapas "perlahan dan dalam",
berkurang sedikit. Posisi VMT Assaad, S., Kratzert, W. B., Shelley, B.,
pasien setengah duduk, dan satu Friedman, M. B., & Perrino, A.
tangan diatas abdomen satu tangan (2018). Assessment of
lainnya diletakkan didada, anjurkan Pulmonary Edema: Principles
pasien untuk melakukan napas and Practice. Journal of
secara perlahan dan dalam melalui Cardiothoracic and Vascular
hidung dan Tarik napas selama 3 Anesthesia, 32(2), 901–914.
detik rasakan dada mengembang doi:10.1053/j.jvca.2017.08.028 
saat ditarik napas, tahan selama 3
detik, kerutkan bibir seperti meniup Gil Cano, A., Gracia Romero, M., Monge
balon dan hembuskan secara García, M. I., Guijo González, P.,
perlahan selama 3 detik rasakan & Ruiz Campos, J. (2017).
dada bergerak ke bawah, ulangi Preemptive hemodynamic
langkah 1 sampai 20 menit jika intervention restricting the
kondisi pasien dengan secret administration of fluids
berlebih satu kali langkah diselingi attenuates lung edema
dengan batuk efektif, latihan VMT progression in oleic acid-induced
dilakukan dengan frekuensi 1 kali lung injury. Medicina Intensiva,
sehari. 41(3), 135–142.
doi:10.1016/j.medin.2016.08.008
5. Kesimpulan
Huppert, L., Matthay, M., & Ware, L.
Kelima intervensi tersebut (2019). Pathogenesis of Acute
efektif untuk menurunkan dyspnea Respiratory Distress Syndrome.
pada pasien edema paru. Namun Seminars in Respiratory and
perlu adanya intervensi Critical Care Medicine, 40(01),
keperawatan yang lebih terbaru dan 031–039. doi:10.1055/s-0039-
mudah diaplikasikan. Penelitian 1683996 
lanjut untuk intervensi
pengembangan menurunkan Kariasa, I. M. (2022). IMPLEMENTASI
dyspnea yaitu kombinasi tele TEORI SELFCARE OREM
nursing, spiritual dan physical DAN POSITIONING PADA
training akan menjadi salah satu PASIEN EDEMA PARU
masukan pilihan intervensi untuk DENGAN VENTILATOR
menurunkan sesak nafas pada MEKANIK. Jurnal Endurance:
pasien edema paru. Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan, 7(2), 311-322.
Referensi
Pahlawi, R., & Farhani, N. (2021).
Ariyani, E. P. W. D., & Suparmanto, G. PENGARUH BREATHING
(2020). Asuhan keperawatan EXERCISE DAN
pasien edema paru dalam STRETCHING TERHADAP
pemenuhan kebutuhan PENURUNAN SESAK PADA
oksigenasi. Universitas Kusuma KASUS PNEUMOTHORAX
Husada Surakarta, 7, 64-69.
BILATERAL. Jurnal Fisioterapi
Indonesia, 1(1). 

Rattes, C., Campos, S. L., Morais, C.,


Goncalves, T., Sayao, L. B.,
Galindo-Filho, V. C., ... & de
Andrade, A. D. (2018).
Respiratory muscles stretching
acutely increases expansion in
hemiparetic chest
wall. Respiratory physiology &
neurobiology, 254, 16-22.

Yokogawa, M., Kurebayashi, T., Ichimura,


T., Nishino, M., Miaki, H., &
Nakagawa, T. (2018).
Comparison of two instructions
for deep breathing exercise: non-
specific and diaphragmatic
breathing. Journal of physical
therapy science, 30(4), 614-618.

Anda mungkin juga menyukai