OLEH:
NI WAYAN FEBRIYANTI
19.901.2268
PROGRAM
PROGRAM STUDI
STUDI ILMU
ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA
TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
MEDIKA BALI
BALI
LATAR BELAKANG
Di Bali, data dari (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017) jumlah kasus gagal
jantung pada pasien rawat inap di RSU Provinsi Bali mencapai 1.370 kasus.
Cont…
Salah satu intervensi yang dilakukan pada pasien dengan penyakit gagal jantung
untuk memaksimalkan ventilasi paru adalah latihan pernapasan diafragma (Deep
Diapragmatic Breathing)
Rumusan
Masalah
Tujuan
Umum
Tujuan
KIAN Tujuan
Khusus
Manfaat
kepada
pelayanan
Manfaat Manfaat
kepada
keilmuan
Manfaat
kepada peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
ADHF (Acute Decompensasi Heart Failure) yaitu penyakit gagal jantung akut
dimana serangan nya cepat dari gejala-gejala yang diakibat oleh abnormalnya
fungsi jantung. Disfungsi dapat berupa sistolik maupun diastolik abnormalitas
irama jantung. Gagal jantung bisa terjadi pada seseorang dengan serangan baru
tanpa kelainan jantung sebelumnya (Aaronson et al., 2015).
Penyebab terjadinya ADHF yaitu (Bachrudin & Najib, 2016): Kelainan otot
jantung, Aterosklerosis atau sumbatan koroner, Hipertensi, Peradangan
dan penyakit myocardium degenerative, Penyakit jantung lainnya.
Manifestasi klinis dari ADHF (Wijaya & Putri, 2013): dyspnea, Ortopnue,
Paroxysmal Nocturnal Dyspneu, Takikardia, Batuk-batuk, Mudah lelah
(fatique) dan Penumpukan cairan pada jaringan atau edema
Cont..
Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berkaitan dengan
oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95-100%. Jika
saturasi oksigen dalam darah di bawah 95%, maka kurangnya oksigen
dalam darah yang ditandai dengan sesak nafas, detak jantung cepat,
sianosis, dan sakit kepala (Sulistyo, 2012).
Latihan pernafasan diafragma bertujuan agar klien pada gangguan ventilasi dapat
mencapai ventilasi yang baik, terkontrol, efisien, dapat mengurangi kerja pernafasan,
relaksasi otot meningkat, kecemasan menghilang, membantu mengurangi sekresi,
melambatkan frekuensi pernafasan dan mengurangi kerja pernafasan, saturasi
oksigen meningkat dan meningkatkan kemampuan akivitas pada pasien penyakit
gagal jantung/ ADHF (Smeltzer & Bare, 2010).
LAPORAN KELOLAAN
KASUS UTAMA
PROGRAM
PROGRAM STUDI
STUDI ILMU
ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA
TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
MEDIKA BALI
BALI
Pada saat pengkajian pasien mengatakan masih merasa sulit bernafas dan
badan terasa lemah. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan: TD 150/90 mmHg,
Nadi 120 x/menit, respirasi 28x/menit. Pada pemeriksaan fisik di dada, pola
nafas cepat dan dangkal, pada saat perkusi terdengar suara sonor diseluruh
lapang paru, dan saat auskultasi terdengar suara nafas tambahan ronchi.
Kemudian berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai
AGD pasien; sO2 menurun 91%, pH menurun 7.13, pCO2 meningkat 56
mmHg, pO2 meningkat 293 mmHg.
Cont…
DIAGNOSA ditandai dengan pasien mengeluh susah bernafas / dyspnea, saturasi O2 menurun 91%, pH
menurun 7.13, pCO2 meningkat 56 mmHg, pO2 meningkat 293mmHg, takikardia 120 x/menit,
terdapat bunyi nafas tambahan ronchi, pasien tambah gelisah, pola nafas cepat 28x/menit.
INTERVENSI gas, salah satu intervensi yang diberikan untuk meningkatkan pertukaran
S:
-Pasien mengatakan seesak sudah berkurang
-Pasien mengatakan sudah merasa lebih nyaman dari sebelumnya
O:
-Pasien tampak tenang dan nyaman
-Pola nafas sudah tidak cepat
-Irama teratur, bunyi nafas ronchi
-TTV:
Tekanan darah : 138/80 mmHg
Suhu : 36,2 0C
EVALUASI Nadi : 89 x/menit
RR : 27 x/menit
SpO2 : 95%
A : Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi :
•Memonitor kembali frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas, dan
saturasi oksigen
•Anjurkan pasien tetap melakukan teknik deep diapragma breathing
secara teratur
Memposisikan pasien semi fowler, memonitor TTV
PEMBAHASAN
Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait dan Konsep Kasus Terkait
Dari hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik yang didapatkan, diagnosa
keperawatan utama pada Ny. K adalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi. Menurut (Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2017) sudah sangat jelas gejala dan
tanda mayor gangguan pertukaran gas adalah data subjektif; dispnea, data objektif; PCO2
Gangguan pertukaran gas terjadi diawali oleh kegagalan mekanisme kompensasi. Kegagalan ini menyebabkan jumlah
sisa darah diventrikel kiri pada akhir diastolik meningkat sehingga menurunkan kapasitas ventrikel untuk menerima
darah dari atrium. Pada akhirnya kondisi ini menyebabkan tekanan diatrium meningkat dan mengakibatkan aliran balik
darah di vena pulmonalis ke paru-paru karena jantung tidak mampu menyalurkan sehingga terbentuk bendungan darah
di paru-paru yang akan menimbulkan penyumbatan aliran pada jaringan dan alveolus paru sehingga terjadi edema
paru, sehingga gangguan pertukaran gas di dalam paru-paru terganggu. (Elviana, 2019).
Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Evidence Based Practice
Pemberian deep diapragma breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen telah dibuktikan pada penelitian
(Sepdianto et al., 2013) tentang peningkatan saturasi oksigen melalui latihan deep diapragma breathing pada
pasien penyakit gagal jantung didapatkan hasil bahwa ada perbedaan signifikan saturasi oksigen rata-rata
sebelum dan sesudah melakukan latihan deep diapragma breathing (p=0,000, α<0,05) dengan peningkatan
Menurut (Yulia et al., 2019) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pernafasan diafragma (deep diaprama
breathing) yang dilakukan berulang kali secara teratur dan rutin dapat membantu seseorang menggunakan
diafragmanya secara benar maka ketika dia bernafas akan terjadi peningkatan volume tidal, kapasitas residu fungsional
mengalami penurunan, dan peningkatan pengambilan oksigen yang optimal. Melatih otot-otot pernafasan dimana
fungsi otot respirasi meningkat, beratnya gangguan pernafasan berkurang, toleransi meningkat terhadap aktivitas, dan
gejala dyspnea menurun, sehingga terjadi perfusi dan perbaikan kinerja alveoli meningkat dan difusi oksigen menjadi
efektif serta meningkatkan kadar O2 dalam paru dan saturasi oksigen meningkat (Susanto & Ardiyanto, 2015).
Cont…
Berdasarkan penelitian (Sepdianto, 2013) dimana dari jurnal ini didapatkan hasil terjadi peningkatakn saturasi oksigen
0,8%, berkurangnya dyspnea, tekanan darah menurun, nadi menurun 2,98 kali permenit dan frekuensi nafas juga
menurun 4,76 kali permenit dalam tahap normal. Latihan Deep Diapragma Breathing sebaiknya dilakukan minimal
selama 14 hari dengan frekuensi latihan 3 kali sehari, dalam waktu itu diharapkan klien dengan benar melakukannya
saturasi oksigen dilakukan latihan selama 15 menit 3 kali sehari dengan jeda 2 detik tiap
pengulangannya. Pasein bisa melakukannya pada pagi hari, siang dan malam hari.
Alternatif Pemecahan Masalah Yang Dapat Digunakan
Alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan saturasi oksigen dan mengurangi sesak nafas
yaitu dengan menghirup eucalyptus oil seperti vaporin atau viks VapoRub dapat membantu
mengurangi keluhan sesak karena kandungan didalamnya berfungsi menekan anti peradangan
penyebab sesak. Selain itu teknik Pursed-lip Breathing juga dapat dijadikan alternatif untuk
mengurangi sesak. Teknik ini membantu memperlambat laju pernafasan sehingga menjadi lebih
efektif. Cara yang dapat dilakukan yaitu; pertama merelaksaksikan leher dan bahu, ambil nafas
perlahan melalui hidung untuk beberapa detik, tekan bibir bersama – sama dengan membuat celah
ditengah seperti kamu bersiul, buang nafas secara perlahan melalui celah bibir dalam hitungan
OLEH:
NI WAYAN FEBRIYANTI
19.901.2268
PROGRAM
PROGRAM STUDI
STUDI ILMU
ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI
TINGGI ILMU
ILMU KESEHATAN
KESEHATAN WIRA
WIRA MEDIKA
MEDIKA BALI
BALI