Anda di halaman 1dari 16

Optimalisasi Teknik Latihan Deep Diafragmatic

Breathing Sebagai Intervensi Keperawatan Pada Ny.


K Dengan Penurunan Saturasi Oksigen Diruangan
ICU BRSUTabanan

OLEH:

NI WAYAN FEBRIYANTI
19.901.2268

PROGRAM
PROGRAM STUDI
STUDI ILMU
ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA
TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
MEDIKA BALI
BALI
LATAR BELAKANG

 WHO (World Health Organization) tahun 2018 memprediksikan bahwa


angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler akan meningkat lebih dari
23,6 juta orang pada tahun 2030

 Prevalensi penyakit gagal jantung menurut (Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia, 2013) terdapat 0,13% (229.696 orang). Data dari
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015) jumlah kasus dengan
diagnosis Gagal Jantung yang dirawat inap di Rumah Sakit di Indonesia
mencapai 50.015 kasus.

Di Bali, data dari (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017) jumlah kasus gagal
jantung pada pasien rawat inap di RSU Provinsi Bali mencapai 1.370 kasus.
Cont…

Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) merupakan gagal jantung akut


yang gagal memompa cukup darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh
serta tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang adekuat dan
serangannya dirasakan secara cepat (Elviana, 2019).

Penyakit ADHF (gagal jantung) sering menimbulkan gejala klinik berupa


dyspnea, orthopnea dan proxysmal nocturnal dyspnea yang diakibatkan
oleh kegagalan fungsi pulmonal. Kegagalan fungsi pulmonal pada gagal
jantung sering diakibatkan oleh adanya edema paru dan berdampak pada
penurunan saturasi oksigen (Wijaya & Putri, 2013).

Salah satu intervensi yang dilakukan pada pasien dengan penyakit gagal jantung
untuk memaksimalkan ventilasi paru adalah latihan pernapasan diafragma (Deep
Diapragmatic Breathing)
Rumusan
Masalah

Tujuan
Umum
Tujuan
KIAN Tujuan
Khusus

Manfaat
kepada
pelayanan
Manfaat Manfaat
kepada
keilmuan
Manfaat
kepada peneliti
TINJAUAN PUSTAKA

ADHF (Acute Decompensasi Heart Failure) yaitu penyakit gagal jantung akut
dimana serangan nya cepat dari gejala-gejala yang diakibat oleh abnormalnya
fungsi jantung. Disfungsi dapat berupa sistolik maupun diastolik abnormalitas
irama jantung. Gagal jantung bisa terjadi pada seseorang dengan serangan baru
tanpa kelainan jantung sebelumnya (Aaronson et al., 2015).

Penyebab terjadinya ADHF yaitu (Bachrudin & Najib, 2016): Kelainan otot
jantung, Aterosklerosis atau sumbatan koroner, Hipertensi, Peradangan
dan penyakit myocardium degenerative, Penyakit jantung lainnya.

Manifestasi klinis dari ADHF (Wijaya & Putri, 2013): dyspnea, Ortopnue,
Paroxysmal Nocturnal Dyspneu, Takikardia, Batuk-batuk, Mudah lelah
(fatique) dan Penumpukan cairan pada jaringan atau edema
Cont..
Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berkaitan dengan
oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95-100%. Jika
saturasi oksigen dalam darah di bawah 95%, maka kurangnya oksigen
dalam darah yang ditandai dengan sesak nafas, detak jantung cepat,
sianosis, dan sakit kepala (Sulistyo, 2012).

Deep Diaphragmatic Breathing adalah latihan aktivitas yang merileksasikan,


sehingga aktivitas saraf parasimpatis dan sensitivitas baroreseptor dapat
meningkat. Deep Diaphragmatic breathing juga dapat menurunkan respirasi,
menurunkan persepsi terhadap dyspnea, saturasi oksigen meningkat dan
kemampuan aktifitas meningkat pada pasien penyakit gagal jantung
(Bernardi, 2008).

Latihan pernafasan diafragma bertujuan agar klien pada gangguan ventilasi dapat
mencapai ventilasi yang baik, terkontrol, efisien, dapat mengurangi kerja pernafasan,
relaksasi otot meningkat, kecemasan menghilang, membantu mengurangi sekresi,
melambatkan frekuensi pernafasan dan mengurangi kerja pernafasan, saturasi
oksigen meningkat dan meningkatkan kemampuan akivitas pada pasien penyakit
gagal jantung/ ADHF (Smeltzer & Bare, 2010).
LAPORAN KELOLAAN
KASUS UTAMA

PROGRAM
PROGRAM STUDI
STUDI ILMU
ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA
TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
MEDIKA BALI
BALI

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


PENGKAJIAN
Pasien datang ke IGD BRSU Tabanan pada tanggal 15 Januari 2020 diantar
oleh keluarganya. Pasien datang pukul 15.00 WITA dengan keluhan sesak
nafas yang memberat sejak kemarin malam (±18 jam sebelum masuk
rumah sakit). Keluarga pasien mengatakan awalnya sesak sudah dirasakan
sejak ± 1 minggu yang lalu, sesak dirasakan ketika berjalan jauh dan sesak
memberat jika dalam posisi tidur. Batuk berdahak sejak 1 minggu yang lalu.

Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien didiagnosa ADHF (Acute


Decompensasi Heart Failure), sehingga pasien dipindahkan keruang ICU
untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Pada saat pengkajian pasien mengatakan masih merasa sulit bernafas dan
badan terasa lemah. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan: TD 150/90 mmHg,
Nadi 120 x/menit, respirasi 28x/menit. Pada pemeriksaan fisik di dada, pola
nafas cepat dan dangkal, pada saat perkusi terdengar suara sonor diseluruh
lapang paru, dan saat auskultasi terdengar suara nafas tambahan ronchi.
Kemudian berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai
AGD pasien; sO2 menurun 91%, pH menurun 7.13, pCO2 meningkat 56
mmHg, pO2 meningkat 293 mmHg.
Cont…

Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi paru yang

DIAGNOSA ditandai dengan pasien mengeluh susah bernafas / dyspnea, saturasi O2 menurun 91%, pH

menurun 7.13, pCO2 meningkat 56 mmHg, pO2 meningkat 293mmHg, takikardia 120 x/menit,

terdapat bunyi nafas tambahan ronchi, pasien tambah gelisah, pola nafas cepat 28x/menit.

Berdasarkan hasil diagnosa yang ditegakan yaitu gangguan pertukaran

INTERVENSI gas, salah satu intervensi yang diberikan untuk meningkatkan pertukaran

gas yaitu dengan pemberian teknik Deep Diaphragmatic Breathing

Tahap implementasi mengacu pada pelaksanaan dari rencana keperawatan

yang telah disusun. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana


IMPLEMENTASI
keperawatan. Terdapat tindakan yang bisa dilakukan untuk membantu

meningkatkan saturasi oksigen sesuai dengan intervensi yang direncanakan.

Implementasi lebih ditujukan pada upaya perawatan dalam meningkatkan

kenyamanan, upaya pemberian informasi yang akurat, upaya


Cont…

S:
-Pasien mengatakan seesak sudah berkurang
-Pasien mengatakan sudah merasa lebih nyaman dari sebelumnya
O:
-Pasien tampak tenang dan nyaman
-Pola nafas sudah tidak cepat
-Irama teratur, bunyi nafas ronchi
-TTV:
Tekanan darah : 138/80 mmHg
Suhu : 36,2 0C
EVALUASI Nadi : 89 x/menit
RR : 27 x/menit
SpO2 : 95%
A : Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi :
•Memonitor kembali frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas, dan
saturasi oksigen
•Anjurkan pasien tetap melakukan teknik deep diapragma breathing
secara teratur
Memposisikan pasien semi fowler, memonitor TTV
PEMBAHASAN

Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait dan Konsep Kasus Terkait

Dari hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik yang didapatkan, diagnosa

keperawatan utama pada Ny. K adalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan

ventilasi perfusi. Menurut (Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2017) sudah sangat jelas gejala dan

tanda mayor gangguan pertukaran gas adalah data subjektif; dispnea, data objektif; PCO2

menurun/meningkat, pO2 menurun, takikardia, pH arteri meningkat/menurun, bunyi nafas tambahan.

Gangguan pertukaran gas terjadi diawali oleh kegagalan mekanisme kompensasi. Kegagalan ini menyebabkan jumlah

sisa darah diventrikel kiri pada akhir diastolik meningkat sehingga menurunkan kapasitas ventrikel untuk menerima

darah dari atrium. Pada akhirnya kondisi ini menyebabkan tekanan diatrium meningkat dan mengakibatkan aliran balik

darah di vena pulmonalis ke paru-paru karena jantung tidak mampu menyalurkan sehingga terbentuk bendungan darah

di paru-paru yang akan menimbulkan penyumbatan aliran pada jaringan dan alveolus paru sehingga terjadi edema

paru, sehingga gangguan pertukaran gas di dalam paru-paru terganggu. (Elviana, 2019).
Analisis Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Evidence Based Practice

Pemberian deep diapragma breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen telah dibuktikan pada penelitian

(Sepdianto et al., 2013) tentang peningkatan saturasi oksigen melalui latihan deep diapragma breathing pada

pasien penyakit gagal jantung didapatkan hasil bahwa ada perbedaan signifikan saturasi oksigen rata-rata

sebelum dan sesudah melakukan latihan deep diapragma breathing (p=0,000, α<0,05) dengan peningkatan

saturasi oksigen 0,8%.

Menurut (Yulia et al., 2019) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pernafasan diafragma (deep diaprama

breathing) yang dilakukan berulang kali secara teratur dan rutin dapat membantu seseorang menggunakan

diafragmanya secara benar maka ketika dia bernafas akan terjadi peningkatan volume tidal, kapasitas residu fungsional

mengalami penurunan, dan peningkatan pengambilan oksigen yang optimal. Melatih otot-otot pernafasan dimana

fungsi otot respirasi meningkat, beratnya gangguan pernafasan berkurang, toleransi meningkat terhadap aktivitas, dan

gejala dyspnea menurun, sehingga terjadi perfusi dan perbaikan kinerja alveoli meningkat dan difusi oksigen menjadi

efektif serta meningkatkan kadar O2 dalam paru dan saturasi oksigen meningkat (Susanto & Ardiyanto, 2015).
Cont…

Berdasarkan penelitian (Sepdianto, 2013) dimana dari jurnal ini didapatkan hasil terjadi peningkatakn saturasi oksigen

0,8%, berkurangnya dyspnea, tekanan darah menurun, nadi menurun 2,98 kali permenit dan frekuensi nafas juga

menurun 4,76 kali permenit dalam tahap normal. Latihan Deep Diapragma Breathing sebaiknya dilakukan minimal

selama 14 hari dengan frekuensi latihan 3 kali sehari, dalam waktu itu diharapkan klien dengan benar melakukannya

sehingga manfaatnya bisa dirasakan.

Hasil implementasi inovasi pemberian deep diapragma breathing terhadap peningkatan

saturasi oksigen dilakukan latihan selama 15 menit 3 kali sehari dengan jeda 2 detik tiap

pengulangannya. Pasein bisa melakukannya pada pagi hari, siang dan malam hari.
Alternatif Pemecahan Masalah Yang Dapat Digunakan

Alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan saturasi oksigen dan mengurangi sesak nafas

yaitu dengan menghirup eucalyptus oil seperti vaporin atau viks VapoRub dapat membantu

mengurangi keluhan sesak karena kandungan didalamnya berfungsi menekan anti peradangan

penyebab sesak. Selain itu teknik Pursed-lip Breathing juga dapat dijadikan alternatif untuk

mengurangi sesak. Teknik ini membantu memperlambat laju pernafasan sehingga menjadi lebih

efektif. Cara yang dapat dilakukan yaitu; pertama merelaksaksikan leher dan bahu, ambil nafas

perlahan melalui hidung untuk beberapa detik, tekan bibir bersama – sama dengan membuat celah

ditengah seperti kamu bersiul, buang nafas secara perlahan melalui celah bibir dalam hitungan

keempat (Elviana, 2019).


Optimalisasi Teknik Latihan Deep Diafragmatic
Breathing Sebagai Intervensi Keperawatan Pada Ny.
K Dengan Penurunan Saturasi Oksigen Diruangan
ICU BRSUTabanan

OLEH:

NI WAYAN FEBRIYANTI
19.901.2268

PROGRAM
PROGRAM STUDI
STUDI ILMU
ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI
TINGGI ILMU
ILMU KESEHATAN
KESEHATAN WIRA
WIRA MEDIKA
MEDIKA BALI
BALI

Anda mungkin juga menyukai