Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

PERBEDAAN POSISI TRIPOD DAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP


PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN ASMA DI RD PARU dr.
ARIO WIRAWAN SALATIGA

dengan

PENGARUH RESPIRATORY MUSCLES STRETCHING TERHADAP SATURASI


OKSIGEN PADA PASIEN ASMA

Oleh kelompok 4 :

1. Eka Ratna Nurgaheni 1302015


2. Anada Kurniawati 1802006
3. Damas Krismantaka Aji 1802017
4. Elizabeth Reggina Anggraini 1802026
5. Emiliana Reni Utami 1802029
6. Inggawati Pravitasari 1802045
7. Kidung Madah Gusti 1802055
8. Nabila Prastika Dewi 1802072
9. Rena Nathania 1802076
10. Sania 1802080
11. Vellia Heman Zulkarnaen 1802090
12. Yuni Atika Handayani 1802096

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES BETHESDA


YAKKUM
YOGYAKARTA
Tahun ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan perlindungan-
Nya terutama penyertaan, kesehatan, dan kesempatan sehingga kami dapat menyusun Laporan
Presentasi Junal. Harapan kami laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin laporan ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, November 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Jurnal terkait
BAB III
Analisa pico
BAB IV
Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi
hiperresponsif sel imun tubu seperti mast sel eosinophils dan T-lymphocytes terhadap
stimulus tertentu dan menimbulkan gejala dipsnea, whezzing, dan batuk akibat obstruktif
jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang (Brunner and
Suddarth, 2011).
Penyakit asma merupakan proses inflamasi kronik saluran pernapasan yang
melibatkan banyak sel dan elemennya. (Gina, 2011)
Asma adalah suatu penyakit dengan adanya penyempitan saluran pernapasan yang
berhubungan tanggap reaksi yang meningkat trakea dan bronkus berupa hiperaktivitas otot
polos dan inflamsi, hipersekresi mukus, edema dinding saluran pernapasan, deskuamasi epitel
dan infiltrasi sel inflamasi yang disebabkan berbagai macam rangsangan. (Alsagaff, 2010)
Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berkaitan dengan oksigen dalam
arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95-100%. Dalam kedokteran oksigen saturasi
(SO2), sering disebut sebagai “SATS”, untuk mengukur persentase oksigen yang diikat oleh
hemoglobin dalam aliran darah. Pada tekanan parsial oksigen yang rendah, sebagian besar
hemoglobin terdeoksigenasi, maksudnya adalah proses pendistribusian dalam beroksigen dari
arteri ke jaringan tubuh (Hidayat, 2007)
BAB II
JURNAL TERKAIT

A. Jurnal Utama
Judul : Pengaruh Perbedaan Posisi Tripod dan Posisi Semi Fowler Terhadap
Peningkatan Saturasi Oksigen pada Pasien Asma di RS Paru dr. Ario Wirawan
Salatiga
Abstrak :
Latar Belakang : Akhir-akhir ini banyak faktor yang menyebabkan masalah
kesehatan di masyarakat termasuk masalah kesehatan yang berhubungan dengan paru-
paru (respirasi). Salah satu penyakit yang menyerang sistem respirasi ini adalah asma.
Asma merupakan penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakea
dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas, yang mengakibtakan dipsnea,
batuk, dan mengi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2013 menunjukkan angka prevalensi asma di Indonesia mencapai 4,5% dengan
kejadian tinggi di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 7,8% di iikuti Nusa Tenggara
Timur 7,3% dan di DI Yogyakarta sebanyak 6,9%.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan posisi
tripod dan posisi semi folwer terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien asma
di RS dr. Ario Wirawan Salatiga.
Metode : penelitian dilakukan dengan menggunakan metode rancangan eksperimen
semu (quasi experiment) yaitu dengan menggunakan rancangan separate sample
pretest post test.
Hasil : dari hasil uji normalitas pada kedua perlakuan dinyatakan berdistribusi normal
dengan p_value>0,05. Selanjutnya dilakukan uji t-test dependent dan didapatkan hasil
t-value 0,000 pada kedua kelompok intervensi.
Kesimpulan : Ini artinya terdapat peningkatakn saturasi oksigen pada pasien asma
setelah pemberian posisi tripod maupun semi fowler.
B. Jurnal Pembanding
Judul : Pengaruh Respiratory Muscles Stretching Terhadap Saturasi Oksigen
Pasien Asma.
Latar Belakang : Pemantauan saturasi oksigen akan mampu meberikan gambaran
status hipoksemia pada pasien asma. Penurunan saturasi oksigen memberikan
gambaran peningkatan kebutuhan oksigen pada pasien asma. Latihan yang dapat
diberikan pada pasien asma salah satunya adalah respiratory muscles stretching dalam
upaya meningkatkan status pernafas yaitu saturasi oksigen.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan respiratory
muscles stretching terhadap saturasi oksigen pasien asma.
Metode : Jenis penelitian adalah kuantitatif menggunakan desaign quasi experiment
dengan rancangan randomized pre-test post-test desaign without control. Populasi adalah
semua pasien asma yang dirawat di RSUD Kota Semarang. Sampel penelitian ini adalah 15
pasien asma yang memenuhi kriteria inklusi : usia 20-60 tahun dengan hemodinamik pasien
stabil (tekanan darah sistolik 90-130mmHg, nadi 60-100x/menit, suhu normal). Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien denan riwayat penyakit jantung. Teknik pemilihan
sampel menggunakan Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pulse oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen dan lembar observasi saturasi
oksigen. Analisis menggunakan uji t-paired.
Hasil : Mean rank saturasi oksigen pasien asma sebelum intervensi adalah 0,00% dan
sesuadah intervensi 7,50%.
Kesimpulan : Penelitian menunjukkan ada pengaruh latihan respiratory muscles
stretching terhadap saturasi oksigen pasien asma (p value : 0,001).
BAB II
ANALISA PICO DAN PEMBAHASAN

Kedua jurnal dianalisa menggunakan PICO dalam bentuk tabel.

1. P (Problem/Population) merupakan masalah dan populasi yang spesifik dalam jurnal


tersebut.
2. I (Intervention) merupakan intervensi atau perlakuan yang dilakukan pada populasi
terhadap fenomena yang terjadi.
3. C (Comparation) merupakan perbandingan intervensi yang sudah atau pernah
dilakukan pada populasi atau problem terkait.
4. O (Outcome) merupakan hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut serta implikasi
dibidang keperawata.

No. Kriteria Jawab Pembenaran dan


Critical Thingking
1. Problem Ya Jurnal Utama :
Paru-paru merupakan salah satu organ penting
dalam tubuh. Paru-paru bertugas memenuhi
kebutuhan manusia yaitu bernafas,
meyediakan oksigen yang dibutuhkan dan
mengeluarkan karbon dioksida yang tidak
dikeluarkan.salah satu penyakit yang
menyerang sistem respirasi ini adalah asma.
Asma dimanifestasikan dengan penyempitan
jalan nafas yang menyebabkan dipsnea, batuk
dan mengi (Somantri, 2009).
Berdasarkan data dari WHO memperkirakan
jumlah pasien asma pada tahun 2014
mencapai angka 235 juta jiwa. Penyakit ini
lebih sering ditemukan di negara maju
dibandingkan negara berkembang. Di
Amerika dan Australia angka prevanlesi asma
lebih tinggi dibandingkan dengan Asia, Eropa
Timur dan Afrika (Depkes RI, 2014).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
tahun 2013 menunjukkan angka prevalensi
asma di Indonesia mencapai 4,5%, dengan
kejadian teringgi di Provinsi Jawa Tengah
sebanyak 7,8% di iikuti Nusa Tenggara Timur
7,3% dan di DI Yogyakarta sebanyak 6,9%.
Jurnal Pembanding :
Asma ditandai dengan gejala episodik
berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas dan
rasa berat (Smeltzer dan Bare, 2008). Hal ini
karena adanya penyempitan pada saluran
pernafasan yang mengalirkan oksigen ke paru-
paru dan rongga dada. Saturasi oksigen pada
pasien asma dapat mengalami penurunan.
Serangan asma yang mengancam jiwa
mempunyai saturasi oksigen <92%. Salah satu
monitoring ketepatan terapi pada pasien asma
salah satunya dapat dilihat dari saturasi
oksigen (NCEC, 2015).
Critical Thinking
Asma merupakan penyakit jalan nafas
obstruktif inttermiten, reversibel dimana
trakea dan bronki berespon secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu. Tanda dan gelaja
asma yang dapat muncul meliputi batuk, sesak
napas, mengi dan rasa berat pada dada. Pasien
asma dapat mengalami mengi karena adanya
obstruksi jalan nafas sehingga pada saat
melakukan respirasi terdengar suara “ngik-
ngik”, terjadi batuk karena adanya infeksi oleh
debu, virus atau bakteri. Ketika saluran
pernafasan terinfeksi, tubuh akan
memperoduksi lebih banyak lendir, yang
berfungsi menjebak dan mengeluarkan
mikroorganisme penyebab infeksi. Sesak
nafas terjadi karena adanya penyempitan
saluran pernafasan sehingga kelancaran
ventilasi udara terganggu dan juga
menyebabkan perasaan berat di dada.
2. Intervention Ya Jurnal Utama :
Kedua kelompok dilakukan 2x pengukuran
yaitu sebelum dan sesudah intervensi pada
waktu penelitian. Setelah dilakukan intervensi
diharapkan terdapat pengaruh pada kedua
kelompok. Posisi tripod adalah posisi klien
diatas tempat tidur yang bertompang diatas
overbed table (yang dinaikkan dengan
ketinggian yang sesuai) dan bertumpu pada
kedua tangan dengan posisi kaki ditekuk ke
arah dalam. Caranya dengan menatur posisi
duduk pasien agar condong kedepan dengan
bertumpu pada kedua tangan di tempat tidur
dengan posisi kedua kaki kedalam. (Kozeir, et
al., 2009). Posisi semi fowler atau posisi
setengah duduk adalah posisi ditempat tidur
dengan kepala dan tubuh ditinggikan dan lutut
dapat fleksi atau tidak fleksi. Caranya dengan
mengatur setengah duduk, kepala diberi bantal
atau mengatur tempat tidur pasien dengan
meninggikan bagian atas kepala.
Jurnal Pembanding :
Dilakukan pengukuran saturasi oksigen
sebelum latihan peregangan otot pernafasan
dengan pulse oxymeter. Kemudian dilakukan
latihan respiratory muscles stretching. Latihan
tersebut dilakuan meliputi peregangan otot
strenokleidomastoid, otot pectoralis mayor
dan rapesius, otot trisep brachii dan otot
serratus anterior selama 10-5 menit (masing-
masing 2x selama 10 hitungan). Dilakukan
saturasi oksigen latihan peregangan otot
pernafasan dengan pulse oxymeter. Muscles
stretching dapat dilakukan dengan banyak
cara. Muscles stretching sama seperti
pemanasan ketika berolahraga, seperti
menengadahkan kepala keatas dan kebawah
berulang kali dan membentuk huruf s dengan
kedua tangan kemudian mengayunkan secara
bergantian.
Critical Thinking :
Untuk posisi tripod membantu mengatasi
sesak nafas pada pasien asma agar ekspansi
dada membaik. Untuk posisi semi fowler
dapat membantu memusatkan diafragma dan
ekspansi paru.
Pada pasien asma terjadi keletihan dan
ketegangan otot menyebabkan pemendekan
otot dari keadaan alamiah panjangnya semula.
Latihan peregangan otot akan mengembalikan
panjang otot ke keadaan alamiah sehingga
dapat meningkatkan oksigenasi atau proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida di
dalam sel serta menstimulasi aliran drainase
sistem getah bening. Disamping itu latihan
juga dapat merelaksasikan otot dan asam
laktat yang terjadi sebagai hasil dari
metabolisme anaerob akibat iskemik dapat
dikeluarkan dengan baik sehingga akan
mengurangi nyeri pada otot-otot pernafasan.
Respiratory muscles stretching dapat
mengembalkan fungsi otot-otot pernafasan
tersebut sehingga dapat meningkatkan saturasi
pasien asma (Gunardi, 2007).
3. Comparation Ya Jurnal Utama :
Metode penelitian yang digunakan peneliti
adalah rancangan eksperimen semu (quasi
experiment). Terdapat dua eksperimen yaitu
analisis univariat dan analisis bivariat.
Analisis univariat dalam penelitian ini
dilakukan untuk menggambarkan tiap-tiap
variabel penelitian, yaitu variabel saturasi
oksigen untuk responden sebelum dan sesudah
diberikan posisi tripod dan variabel saturasi
oksigen untuk responden sebelum dan sesudah
diberikan intervensi posisi semi fowler.
Analisis bivariat digunakan untuk menguji
hipotesis hubungan dua variabel ataupun
hipotesis perbedaan diantara dua variabel,
digunakan untuk menguji perbedaan antara
posisi tripod dan semi fowler terhadap
peningkatan saturasi oksigen pada pasien
asma.
Jurnal Pembanding :
Penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif menggunakan design quasi
experiment dengan rancangan radomized pre-
test post-test design without control yaitu
membandingkan saturasi oksigen sebelum dan
sesudah diberikan terapi peregangan otot
pernafasan.
4. Outcome Ya Jurnal Utama :
Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa
tindakan pemberian posisi tripod dan semi
fowler efektif dalam meningkatkan saturasi
oksigen pasien.
Hasil penelitian bivariat menyatakan bahwa
terbukti ada perbedaan saturasi oksigen antara
sebelum dan sesudah diberikan posisi tripod
dari 88,27% menjadi 97,18%. Dan pada posisi
semi fowler hasil saturasi oksigen
menunjukkan dari 87,91% meningkat menjadi
92,64%.
Jurnal Pembanding :
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
mean rank saturasi oksigen sebelum dan
sesudah dilakukan latihan respiratory muscles
stretching pada pasien asma sebelum
dilakukan latihan rspiratory muscles stretching
adalah 0,00% dan mean rank saturasi oksigen
sesudah latihan 7,50%.

Pembahasan
Jurnal utama menggunakan posisi tripoid dan semi fowler untuk meningkatkan saturasi
oksigen pada pasien asma. Posisi tripod adalah posisi klien diatas tempat tidur yang
bertompang diatas overbed table (yang dinaikkan dengan ketinggian yang sesuai) dan
bertumpu pada kedua tangan dengan posisi kaki ditekuk ke arah dalam. Caranya dengan
mengatur posisi duduk pasien agar condong kedepan dengan bertumpu pada kedua tangan di
tempat tidur dengan posisi kedua kaki kedalam. (Kozeir, et al., 2009). Posisi semi fowler atau
posisi setengah duduk adalah posisi ditempat tidur dengan kepala dan tubuh ditinggikan dan
lutut dapat fleksi atau tidak fleksi. Caranya dengan mengatur setengah duduk, kepala diberi
bantal atau mengatur tempat tidur pasien dengan meninggikan bagian atas kepala.
Kedua posisi tersebut dapat meningkatakan saturasi oksigen karena pada posisi tripoid dan
pada posisi semi fowler dapat memusatkan diafragma dan ekspansi paru. Terbukti pada hasil
rerata saturasi oksigen sebelum dilakukan intervensi 88,09% menjadi 94,91%.
Jurnal kedua menggunakan teknik latihan peregangan otot pernafasan untuk meningkatkan
saturasi oksigen pada pasien asma. Latihan tersebut dilakukan meliputi peregangan otot
strenokleidomastoid, otot pectoralis mayor dan rapesius, otot trisep brachii dan otot serratus
anterior selama 10-5 menit (masing-masing 2x selama 10 hitungan).
Teknik latihan peregangan otot akan mengembalikan panjang otot ke keadaan alamiah
sehingga dapat meningkatkan oksigenasi atau proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida
di dalam sel serta menstimulasi aliran drainase sistem getah bening. Disamping itu latihan
juga dapat merelaksasikan otot dan asam laktat yang terjadi sebagai hasil dari metabolisme
anaerob akibat iskemik dapat dikeluarkan dengan baik sehingga akan mengurangi nyeri pada
otot-otot pernafasan. Respiratory muscles stretching dapat mengembalkan fungsi otot-otot
pernafasan tersebut sehingga dapat meningkatkan saturasi pasien asma.
Hasil dari penelitian jurnal kedua tingkat mean rank saturasi oksigen sebelum dan sesudah
dilakukan latihan respiratory muscles stretching pada pasien asma sebelum dilakukan latihan
rspiratory muscles stretching adalah 0,00% dan mean rank saturasi oksigen sesudah latihan
7,50%.
Menurut kelompok dilihat dari hasil penelitian kedua jurnal tersebut yang lebih efektif adalah
teknik Tripod karena teknik tersebut tidak menguras banyak tenaga pasien dan mudah untuk
di ikuti oleh pasien sehingga hasil evaluasinya tercapai dan dapat diajarkan tindakan
selanjutnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian kedua jurnal yang lebih efektif adalah teknik Tripod karena tindakan
tersebut tidak banyak melakukan gerakan atau aktivitas yang dapat menguras tenaga
pasien sehingga membuat pasien mudah untuk mengikuti tahapan. Pada teknik semi
fowler juga efektif untuk menaikkan saturasi oksigen pada pasien asma tetapi
presentase saturasi yang meningkat lebih besar teknik Tripod. Sedangkan teknik
muscles stretching membutuhkan banyak gerakan yang berlebihan dan menguras
tenaga. Namun kedua cara ini efektif dalam membantu mengurangi rasa sesak yang
pasien rasakan.
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan dapat menggunakan teknik Tripod, Semi fowler, maupun
teknik Muscles stretching secara bergantian agar tidak monoton melakukan terapi
untuk meningkatkan saturasi oksigen sehingga pasien juga tidak merasa bosan dengan
tindakan yang diberikan oleh tenaga kesehatan karena ketiga teknik tersebut
bermanfaat membantu untuk menaikan saturasi oksigen pada pasien asma.

Anda mungkin juga menyukai