Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TEKNIK SLOW DEEP PREATHING DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN PENURUNAN CURAH JANTUNG DAN KELETIHAN


PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)) DI INSTALASI
GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT ABDOEL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

Syarifah Adinda Alya Safira, Marina Kristi LR2, Neni Hardani3

ABSTRAK
Latar Belakang: Pada pasien Chronic Kindey Disease (CKD) umum nya akan
mengalami penurunan laju filltrasi gromerulus yang dapat menyebabkan
peningkatan kadar creatinine dan ureum. Peningkaktan kadar ureum dan kreatinin
menyebabkan retensi cairan, penyempitan pembuluh darah, ketidakseimbangan
elektrolit, dan anemia yang akan meningkatkan tekanan darah dan keletihan. Hal
tersebut masalah keperawatan actual maupun resiko penurunan curah jantung dan
keletihan. Salah satu intervensi keperawatan yang digunakan untuk mengadalah
Slow Deep Breathing. Tujuan: Mengatahui perubahan tekanan drah dan keletihan
pada kilen CKD setelah diberikan terapi Slow Deep Breathing. Metode: Metode
yang digunakan dalam KIAN adalah Studi kasus. Hasil: Pasien 1 perempuan
berusia 60 tahun, masuk ke IGD RS AWS dengan keluhan sesak napas disertai
jatung berdebar dan lemas, RR 32x/menit, TD 170/100 mmHg,setelah dilakukan
terapi Slow Deep Breathing pasien merasa lemas berkurang hasil TD menurun
162/94 mmHg. Pasien 2 laki-laki berusia 40 tahun, masuk ke IGD RS AWS
dengan keluhan lemas diseertai sesak dan pusing, hasil RR 26x/menit, TD 169/105
mmHg, setelah dilakukan terapi Slow Deep Breathing pasien merasa lemas
bekurang dan hasil TD menurun 159/98 mmHg Kesimpulan: terdapat penurunan
tingkat keletihan dan tekanan pada pasien CKD setelah dilakukan Slow Deep
Breathing.

Kata Kunci: Chronic Kindey Disease, Slow Deep Breathing, Penurunan Curah
Jantung, Keletihan.
1
Mahasiswa program sudi profesi Ners, ITKES Wiyata Husada Samarinda
2
Dosen program studi profesi Ners, ITKES Wiyata Husada Samarinda
3
Praktisi (Profesional bidang) Keperawatan di Rumah Sakit Abdoel Wahab
Sjahranie
THE EFFECT OF SLOW DEEP PREATHING TECHNIQUE WITH
NURSING PROBLEMS OF REDUCED HEART ROUTE AND FATIGUE IN
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) PATIENTS AT THE EMERGENCY
INSTALLATION OF ABDOEL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
HOSPITAL

Syarifah Adinda Alya Safira, Marina Kristi LR2, Neni Hardani3

ABSTRACT

Background: Patients with Chronic Kindey Disease (CKD) will generally


experience a decrease in the glomerular filtration rate which can cause an increase in
creatinine and urea levels. Increased levels of urea and creatinine cause fluid
retention, narrowing of blood vessels, electrolyte imbalance, and anemia which will
increase blood pressure and fatigue. This is an actual nursing problem as well as a
risk of decreased cardiac output and fatigue. One of the nursing interventions used to
treat is Slow Deep Breathing. Objective: To determine changes in blood pressure and
fatigue in CKD clients after being given Slow Deep Breathing therapy. Method: The
method used in KIAN is a case study. Results: Patient 1, a 60-year-old female,
entered the emergency room of AWS Hospital with complaints of shortness of breath
accompanied by palpitations and weakness, RR 32x/minute, BP 170/100 mmHg,
after Slow Deep Breathing therapy the patient felt weak reduced, the results of BP
decreased 162/ 94 mm Hg. Patient 2 male aged 40 years, entered the emergency room
of AWS Hospital with complaints of weakness accompanied by tightness and
dizziness, RR 26x/minute, BP 169/105 mmHg, after Slow Deep Breathing therapy
the patient felt weak and decreased and BP decreased 159/ 98 mm Hg. Conclusion:
there is a decrease in the level of fatigue and pressure in CKD patients after slow
deep breathing.

Keywords: Chronic Kindey Disease, Slow Deep Breathing, Decreased Cardiac


Output, Fatigue.
1
Students of the Nursing Profession Program, ITKES Wiyata Husada Samarinda
2
Lecturer in the Nursing professional study program, ITKES Wiyata Husada
Samarinda
3
Nursing Professionals at Abdoel Wahab Sjahranie Hospital
LATAR BELAKANG sebesar 3,8% (per-mil) dari jumlah
penduduk Indonesia, yaitu terdapat
Chronic Kidney Disease (CKD) 713.783 jiwa. Angka kejadian Chronic
merupakan suatu penyakit yang Kidney Disease (CKD) di Provinsi
disebabkan oleh adanya kelainan pada Kalimantan Timur mengalami
struktur atau fungsi ginjal yang peningkatan yang cukup signifikan
berlangung lebih dari 3 bulan yang pada tahun 2018. Proporsi penderita
mencakup satu atau lebih dari hal Chronic Kidney Disease (CKD) yang
berikut: GFR kurang dari 60 pernah atau sedang melakukan
mL/menit/1,73 m 2, albuminuria hemodialysis di Indonesia mencapai
(albumin urin 30 mg per 24 jm atau angka 19,38%. Rumah Sakit Umum
rasio albumin-kreatinin urin 30 mg/g), Daerah Abdoel Wahab Sjahranie
kelainan pada sedimen urin, histologi, merupakan salah satu dari 2 Rumah
atau pencitraan yang Sakit rujukan milik Pemerintah
menunjuknkerusakan ginjal, gangguan Provinsi Kalimantan Timur dan
tubulus ginjal, dan riwayat merupakan Rumah Sakit rujukan
transplantasi ginjal (Chen, Knicely, & tertinggi di Kalimantan Timur yang
Grams, 2019). Resiko penyakit gagal berkedudukan di Kota Samarinda.
ginjal kronis akan bertambah seiring Kasus yang terdapat pada rumah sakit
meningkatnya usia, kejadian diabetes ini sangatlah bervariatif, salah satu
miletus, dan hipertensi (Gliselda, kasus yang sering dijumpai ialah
2021). Chronic Kidney Disease (CKD). Sejak
Angka kejadian Chronic Kidney bulan Juli-Agustus terdapat 310
Disease (CKD) mencapai sekitar 15% kunjuan pasien dengan diagnose
atau 37 juta orang di Amerika Serikat Chronic Kidney Disease (CKD).
(Centers for Disease Control and Gagal ginjal kronis dapat
Prevention, 2021).. Menurut penelitian diidentifikasi melalui pemeriksaan
yang dilakukan oleh Porter et al., rutin serum kimia dan urin dengan
(2017) menyebutkan prevalensi global keluhan seperti gross hematuria atau
penyakit Chronic Kidney Disease urin berbusa (tanda albuminuria),
(CKD) sebesar 9,1% (697,5 juta kasus) nocturia, nyeri pinggang, atau
dengan peningkatan mencapai 29,3% penurunan produksi urin. Gagal ginjal
antara tahun 1990 dan 2017. Kasus krinis akan mengakiibatkan
tersebut mengakibatkan 1,2 juta ternyadinya kelelahan, menurunnya
kematian serta menjadikan penyebab nafsu makan, mual, muntah,
kematian ke-12 di dunia. penurunan berat badan secara tiba-tiba,
Berdasarkan data dari Riskesdas pruritus, perubahan status mental,
(2018), angka kejadian Chronic dyspnea, atau edema perifer (Chen,
Kidney Disease (CKD) di Indonesia Knicely, & Grams, 2019).
Kerusakan pada ginjal akan peningkatan metabolisme protein
mengakibatkan terganggunya fungsi sehingga menyebabkan seseorang
filtrasi, absorpsi dan ekskresi ginjal dehidrasi berlebih, mual muntah,
yang mengakibatkan kembalinya zat- kehilangan energy dan teradi fatigue,
zat yang seharusnya dimetabolisme pada kreatinin menyebabkan
oleh ginjal. Pada uremic syndrome peningkatan asam laktat yang dapat
stage, dimana terjadi peningkatan menghambat jalannya jalur penghasil
kadar ureum dalam darah, akan terjadi energi, lama kelamaan cadangan
peningkatan jumlah konstituen dalam energi akan habis dan berakhir
plasma. Hal tersebut menyebabkan mengalami kelelahan (Yulianti dan
viskositas darah meningkat dan Ladesvita, 2021).
menyebabkan peningkatan tahanan Latihan nafas (breathing
perifer. Keadaan ini secara sistemik exercise) sangat berguna untuk
akan mempengaruhi peripheral meningkatkan kesehatan fisik maupun
ressistance, dan akan menyebabkan mental. Kebiasaan bernafas yang
peningkatan tekanan darah. Dari hasil buruk akan mengakibatkan kompenasi
penelitian yang dilakukan oleh jantung secara otomatik memompa
(Anugraheni dan Puspitasari (2014) darah lebih banyak. Sedangkan
menunjukkan nilai rata-rata kadar hiperventilasi akan menyebabkan
ureum responden sebesar 88,635 mg/dl darah menjadi lebih alkali yang akan
dan nilai rata-rata tekanan darah mengakibatkan jaringan otot dan sarah
adalah 148,140 mmHg yang berarti lebih sensitive sehingga mengirimkan
semakin tinggi kadar ureum maka pesan untuk menyempitkan pembuluh
semakin tinggi tekanan darah darah. Penyempitan pembuluh darah
(Anugraheni, dan Puspitasari, 2014). akan menyebabkkan ketengangan otot,
Penurunan laju filltrasi gromerulus dada terasa berat, kaki dan tangan
dideteksi dengan pemeriksaan urin dingin, sesak nafas, cemas,
tampung 24 jam akan menunjukan peningkatan tekanan darah, dan
peningkatan pada kadar kreatinin dan keletihan (fatigue) (Neilsen, 2017).
ureum. Hal tersebut akan Salah satu breathing exercise
menyebabkan retensi cairan, yang dapat dilakukan adalah gabungan
ketidakseimbangan elektrolit, dan dari bernafas dalam (deep breathing)
anemia yang akan menimbulkan dan nafas lambat (slow breathing) atau
masalah keperawatan actual maupun biasa disebut dengan Slow Deep
resiko penurunan curah jantung (More Breahting. Slow deep breathing adalah
dan Prasetyo, 2021). metode bernafas dengan frekuensi
Penurunan sekresi akan lambat atau perlahan dengan fase
menyebabkan ureum ditubuh ekshalasi panjang. Slow deep
meningkat dan mengalami breathing akan menstimulasi system
saraf parasimpatik sehingga 15 menit istirahat di antara siklus.
meningkatkan produksi endorphin, Masing-masing siklus berdurasi 15
menurunkan denyut nanti, menit, dengan melakukan 6-10x
meningkatkan ekspansi paru sehingga bernafas lambat dan dalam.
dapat berkembang maksimal, dan otot- Pengumpulan data yang dilakukan
otot menjadi rileks (Safruddin dan menggunakan metode wawancara
Asnaniar, 2019) dengan format asuhan keperawatan.
Berdasarkan latar belakang
masalah dan fenomena yang terjadi, HASIL DAN PEMBAHASAN
maka penulis ingin membuktikan hasil Tabel 1. Perbedaan penurunan tekanan
riset tentang pemberian Slow Deep darah dan keletihan sebelum dan
Breathing (SDB) terhadap Penurunan sesudah dilakukan teknik Slow Deep
Curah Jantung dan Keletihan pada Breathing (SDB).
Pasien CKD di Ruang Instalasi Gawat Nama Ny.S Tn. U
Darurat Abdoel Wahab Sjahranie Sebelum TD : TD :
dalam bentuk Penulisan Karya Ilmiah intervensi 170/100 167/105
Akhir Ners (KIAN). mmHg, N mmHg, N
98x/menit, 96x/menit,
METODE RR RR
Desain penelitian yang 32x/menit 26x/menit
digunakan pada penelitian ini adalah Keletihan: Keletihan :
studi kasus, yaitu studi yang sedang sedang
mengeksplorasi suatu masalah atau Sesudah TD : TD :
fenomena dengan batasan terperinci, intervensi 162/94 165/103
memiliki pengambilan data yang mmHg, N mmHg, N
mendalam dan menyertakan berbagai 92x/menit, 93x/menit,
sumber informasi. Studi kasus ini RR RR
adalah studi untuk mengekplorasi 26x/menit 24x/menit
pengaruh Slow Deep Breathing (SDB) Keletihan : Keletihan :
pada pasien Chronic Kidney Disease cukup Cukup
(CKD) dengan peningkatan tekanan menurun menurun
darah dan keletihan di IGD RSUD
Abdoel Wahab Sjahranie. Berdasarkan Table 1.
Populasi pada penelitian ini Didapatkan bahwa tingkat keletihan
adalah 2 pasien CKD dengan dan tekanan darah mengalami
peningkatan tekanan darah dan penurunan pada kedua pasien. Kedua
keletihan. Pada penelitian ini Slow pasien sebelumnya memiliki keletihan
Deep Breathing (SDB) diberikan sedang, lalu setelah intervensi menjadi
selama 2 siklus dan diselingi dengan cukup menurun. Pada tekanan darah
Ny. S awalnya memiliki tekanan darah vaskular mengalami vasodilatasi yang
170/100 mmHg, lalu turun menjadi menurunkan resistensi perifer dan
162/94 mmHg. Pada Tn. U juga menyebabkan penurunan tekanan
mengalami penurunan dari 167/105 darah (Ikbal & Sari, 2019).
menjadi 165/103 mmHg. Teknik Slow Deep Breathing
Di dalam kasus ditemukan juga dapat menurunkan tingkat
bahwa kedua pasien mengalami keletihan pada pasein gagal ginjal
kelelahan dan mengalami peningkatan kronik. Slow deep breathing akan
tekanan darah. Dari hal tersebut maka membuat tubuh kita mendapatkan
muncul diagnosa keperawatan input oksigen yang adekuat, dimana
penurunan curah jantung dan oksigen memegang peranan penting
keletihan. Intervensi yang dilakukan dalam sistem respirasi dan sirkulasi
pada pasien adalah perawatan jantung tubuh. Saat melakukan Slow Deep
dan managemen energy. Selain itu Breathing (SDB) tubuh akan
diberikan juga intervensi non- mengalirkan oksigen ke pembulh
farmakologi tambahan berupa teknik darah dan seluruh jaringan tubuh,
Slow Deep Breathing (SDB) yang membuang racun sisa metabolisme dan
dilakukan selama 10 menit, diulang sisa metabolism yang tidak terpakai,
selama 2 kali dengan diselingi 15 meningkatkan metalisme dan
menit istirahat sebelum pengukuran. memproduksi energy yang akan
Teknik Slow Deep Breathing memaksimalkan jumlah oksigen yang
efektif dalam menurunkan tekanan masuk dan mensuplay seluruh jaringan
darah. Hal ini sejalan dengan sehingga tubuh dapat memproduksi
penelitian yang dilakukan oleh Andri energy dan menurunkan level
dkk (2021) menunjukan bahwa terjadi keletihan (Pratiwi dan Prihati, 2020).
penurunan tekanan darah yang
signifikan dengan P < 0,001 sebelum KESIMPULAN
dan sesudah pemberian intervensi slow Kesimpulan dari kedua responden
deep breathing. bahwa teknik Slow deep breathing
Slow deep breathing dapat mampu menurunkan tekanan darah
mengurangi aktivitas saraf simpatis dan mengurangi tingkat keletihan pada
melalui peningkatan ritme pasien Chronic Kidney Disease (CKD)
penghambatan sentral yang akan di IGD RSUD Abdoel Wahab
menghasilkan penurunan pengeluaran Sjahranie. Dibutuhkan penelitian lebih
otot simpatis. Penurunan ini lanjut dengan sample yang lebih besar
mengakibatkan penurunan pelepasan untuk memperkuat keefektifan
epinefrin yang ditangkap oleh reseptor tindakan.
alfa sehingga mempengaruhi otot
polos pembuluh darah. Otot polos DAFTAR PUSTAKA
Adamczak, M., Masajtis-Zagajewska, JAMA, 01(13), 1294–1204.
A., Mazanowska, O., Madziarska, https://doi.org/10.1001/jama.2019.1
K., Stompór, T., & Wiȩcek, A. 4745.Chronic
(2018). Diagnosis and Treatment of Gliselda, V. K. (2021). Diagnosis dan
Metabolic Acidosis in Patients with Manajemen Penyakit Ginjal Kronis
Chronic Kidney Disease - Position (PGK). Jurnal Medika Hutama,
Statement of the Working Group of 2(04 Juli), 1135–1141.
the Polish Society of Nephrology. Porter, S., McConnell, T.,
Kidney and Blood Pressure McLaughlin, K., Lynn, F.,
Research, 43(3), 959–969. Cardwell, C., Braiden, H. J., 55 …
https://doi.org/10.1159/000490475 Heale, A. (2017). Music therapy for
Ainun Rachmawati dan Yuni children and adolescents with
Nurhamida. (2018). PENERAPAN behavioural and emotional
PEMBERIAN PERMEN KARET problems: a randomised controlled
XYLITOL UNTUK trial. Journal of Child Psychology
XEROSTOMIA PADA PASIEN and Psychiatry and Allied
PENYAKIT GINJAL KRONIS DI Disciplines, 58(5), 586–594.
RUMAH SAKIT TK. III 04.06.02 https://doi.org/10.1111/jcpp.12656
BHAKTI WIRA TAMTAMA PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017).
SEMARANG. 06(1), 68–72. Standar Diagnosis Keperawatan
Ameh, O. I., Ekrikpo, U., Bello, A., & Indonesia Definisi dan Indikator
Okpechi, I. (2020). Current Diagnostik Edisi 1. In Dewan
management strategies of chronic Pengurus Pusat PPNI.
kidney disease in resource-limited https://doi.org/10.1093/molbev/msj
countries. International Journal of 087
Nephrology and Renovascular PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018).
Disease, 13, 239–251. Standar Luaran Keperawatan
https://doi.org/10.2147/IJNRD.S24 Indonesia (1st ed.). Jakarta: Dewan
2235 Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Centers for Disease Control and Nasional Indonesia.
Prevention. (2021). Chronic Kidney PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019).
Disease in the United States, 2021. Standar Luaran Keperawatan
Cdc, 1, 1–6. Retrieved from Indonesia (1st ed.). Jakarta: PPNI.
https://www.cdc.gov/kidneydisease/
publications-resources/2019- Pugh, D., Gallacher, P. J., & Dhaun,
nationalfacts.html Chen, T. K., N. (2019). Management of
Knicely, D. H., & Grams, M. E. Hypertension in Chronic Kidney
(2019). Chronic Kidney Disease Disease. Drugs, 79(4), 365–379.
Diagnosis and Management.
https://doi.org/10.1007/s40265-019-
1064-1
Purwanto, H. (2016). Keperawatan
Medikal Bedah II. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai