Anda di halaman 1dari 4

RSIA Prof. dr. H. M.

Farid
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 230, Makassar 90173
Telp. (0411) 3619745

LAPORAN MONITORING FASILITAS PEMBUANGAN


LIMBAH/SAMPAH RSIA PROF. DR. H. M. FARID
BULAN AGUSTUS - NOVEMBER 2017

A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Dalam upaya menigkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di kota-kota besar


semakin meningkat pendirian rumah sakit (RS). Sebagai akibat kualitas efluen limbah rumah
sakit tidak memenuhi syarat. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk di
sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam
limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia
termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum
dibuang ke lingkungan (BAPEDAL, 1999).

SAMPAH dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah
rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis
baik padat maupun cair. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi
yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

- Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini
memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh,
bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.
- Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah yang berkaitan dengan
pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif). Limbah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota
badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan
obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.Limbah
farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena
batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang
dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan
oleh institusi bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan.
- Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dengan mengendalikan Pembuangan
limbah/sampah di RSIA Prof. dr. H. M. Farid
2. Tujuan Khusus
Mengurangi resiko terinfeksi penyakit akibat limbah/sampah

B. SASARAN
Seluruh petugas dan semua area di RSIA Prof. dr. H. M. Farid
C. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan monitoring fasilitas pembungan sampah dilakukan setiap bulan, dianalisa dan
dilaporkan setiap tiga bulan pada Direktur RSIA Prof. dr. H. M. Farid
D. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Seluruh Kegiatan dilaksanakan dengan cara Monitoring dan audit pelaksanaan
Kebijakan dan SPO fasilitas pembungan sampah. Monitoring dengan menggunakan
lembar audit. Monitoring dilaksanakan setiap hari di semua ruangan.
2. Kategori penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Nilai Kategori

<60% Kategori kurang/buruk

61%-74% Kategori Sedang

75%-86% Baik

Nilai 87%-100 Baik Sekali


E. Hasil Monitoring
1) Monitoring Fasilitas Pembuangan Limbah/Sampah

Monitoring Fasilitas Pembuangan


Limbah/SAmpah
78.49%
80.00%
70.00% 57.15%
60.00%
50.00% 38.17%
40.00%
26.54%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

1) Analisa
Dari hasil monitoring dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan Fasilitas
Pembuangan Limbah/Sampah dari Bulan Agustus sampai November. Selama
empat bulan monitoring, pengelolaan limbah petugas kategorinya baik pada
bulan November (≥75%). Dari hasil monitoring didapatkan penyebab mengapa
Fasilitas Pembuangan Limbah/Sampah belum maksimal adalah masih
kurangnya trolly yang disediakan untuk pengangkutan sampah dan TPS yang
baru dibangun serta masih ada tempat sampah yang ditemui tidak dilapisi
plastic.
2) Tindak Lanjut
Rekomendasi sosialisasi pengelolaan limbah dan pemasangan ulang plastik
di tempat sampah.
F. PENUTUP
Demikian Laporan Monitoring fasilitas pembungan sampah Bulan Agustus-November
2017.
Makassar, 12 Desember 2017
Kepala Sanitasi RSIA Prof. dr. H.M.Farid
Nening Hariani, AMKL

Anda mungkin juga menyukai