Anda di halaman 1dari 31

Manajemen Kamar Operasi

Perioperatif

Agusta Dian Ellina, S.Kep. Ns.M.Kep


Penatalaksanaa Keperawatan
Praoperatif
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Selesai bab ini, peserta didik akan mampu untuk:
1. Mengkaji penyebab ansietas praop & tindakan kep utk 
ansietas
2. Mengkaji scr komprehensif utk identifikasi faktor risk operasi
3. Mengkaji aspek etis dan legal yg berhubungan dg informed
consent
4. Menjelaskan tindakan kep praop yg dpt  risiko infeksi &
komplikasi
5. Mengembangkan rencana HE praop utk mencegah komplikasi
6. Mengidentifikasi tgg jwb perawat dl memenuhi kebutuhan klg
pasien pra – pasca operasi
Operasi, baik elektif/kedaruratan adalah peristiwa
kompleks yg menegangkan

Keperawatan perioperatif  istilah yg digunakan utk


menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yg berkaitan
dengan operasi pasien.

Kata "perioperatif”  suatu istilah gabungan yg mencakup tiga


fase proses operasi pra – intra - pasca/post
Fase praoperatif dimulai ketika keputusan untuk
intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien
dikirim ke meja operasi.
Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau
dipindah ke bagian atau departemen bedah dan berakhir
saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
Fase pascaoperatif dimulai dg masuknya pasien ke
ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak
lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.
TUJUAN PEMBEDAHAN
 Pembedahan memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Pada satu tahap pembedahan pasti memiliki satu
tujuan yang harus dicapai
 Tujuan pembedahan dapat berupa :
1. Kuratif
2. Diagnostif
3. Life saving
4. Refungsi
5. Preventif
6. Rekonstruksi
7. Estetika
1. KURATIF
 Pengobatan penyakit tertentu
 Biasanya berhubungan dengan pengangkatan
bagian tubuh yang tidak normal, rusak atau
benda asing yang tersangkut di dalam tubuh
pasien, misalnya operasi pengangkatan apendix,
pengangkatan tumor jinak, pengambilan batu
saluran kemih, mengeluarkan gumpalan darah,
mengeluarkan material logam yang tertusuk ke
dalam tubuh, memotong penyakit hemoroid dan
lain-lain.
2. DIAGNOSTIK
 operasi yang dilakukan bertujuan untuk
menegakkan diagnose penyakit.
 Lebih banyak operasi biopsi termasuk dalam
tujuan ini.
 Operasi explorasi, seperti explorasi laparotomi
(memeriksa rongga perut) termasuk juga untuk
mencari tahu keadaan yang sebenarnya dengan
membuka bagian tubuh dan melihat langsung
kelainan yang terjadi.
 Merupakan nilai diagnostik tertinggi dibandingkan
dengan pemeriksaan penunjang lainnya.
3. LIFE SAVING
 Merupakan operasi yang bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa seorang pasien tanpa
mempertimbangkan hal lain, bahkan bila perlu
dengan mengorbankan sebagian organ penderita
tersebut.
 Operasi emergensi
 Ex : penanganan terhadap kejadian perdarahan
hebat, penuntasan terhadap sumbatan jalan nafas
dan upaya untuk mengatasi gangguan pada fungsi
pernafasan, amputasi u/ menghindari infeksi or
penyebaran Ca
4. REFUNGSI

 Pengembalian fungsi system organ akibat


kerusakan atau penyakit menjadi tujuan
utama, dilakukan secara emergensi ataupun
elektif
 Ex : operasi katarak, pembuatan colostomy
5. PREVENTIF

 Operasi bertujuan untuk mencegah terjadi


sesuatu yang lebih buruk atau kambuh
kembali akibat gangguan sebelumnya
 Ex : Pemasangan vp – shunt pada
hydrocephalus
6. REKONSTRUKSI

 Merupakan operasi yang bertujuan untuk


memperbaiki struktur tubuh yang mengalami
kerusakan atau yang mengalami kelainan
bentuk (malformasi)
 Sering pada sistem muskuloskeletal

 Pembuatan anus pada atresia ani

 Perbaikan saluran kemih pada hipospadia


7. ESTETIKA

 Operasi dengan tujuan untuk memperbaiki


penampilan demi kecantikan atau ketampanan
seseorang digolongkan sebagai pembedahan
estetik
 Meskipun ada berbagai tujuan operasi seperti
yang disebutkan di atas, namun dalam aplikasinya
tidak menutup kemungkinan satu tahap
pembedahan bisa mencakup lebih dari satu
tujuan
Klasifikasi berdasarkan urgensi

Klasifikasi Indikasi utk op Contoh


I. Mengancam jiwa Tanpa ditunda Perdarahan,
trauma abdomen,
Trauma Kepala,
luka tembak
II. Urgen ( segera ) Dlm 24 – 30 jam Batu uretra, batu
ginjal
III. Diperlukan utuk Tdk di operasi tdk Ggn tyroid,
operasi terlalu Katarak dll
membahayakan
IV. Elektif di operasi Tdk operasi tdk Hernia, vagina
ketika diperlukan terlalu plastik
membahayakan
V. Pilihan tergantung Pilihan pribadi ps Bdh kosmetik
pasien
TINJAUAN PROSES KEPERAWATAN

Tujuan utama : pasien bedah dpt menghilangkan ansietas


praoperatif dan peningkatan pengetahuan ttg persiapan
pra op & harapan pasca operatif.
PERSIAPAN PASIEN SEBELUM OPERASI

Meliputi :
 Persiapan fisik

 Mental

 Waktu

 Biaya
 Persiapan fisik sendiri meliputi :
1. Pemeriksaan fisik sebagai dasar diagnosis
2. Pemeriksaan penunjang  Dx pasti
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan fungsi cardiovaskuler
5. Puasa setidaknya 8 jam sebelum operasi
6. Pengosongan organ pencernaan
7. Gigi palsu dilepas, pencukuran rambut area
operasi
PERSIAPAN

PENGKAJIAN
Pengkajian Prabedah
A. Faktor Resiko Operasi
1. Umur
2. Status Nutrisi
3. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
4. Kesehatan Umum : infeksi, IMA, fungsi
ginjal, metabolik, fungsi hati, DM,
Koagulasi.
5. Medikasi : antikoagulan, penenang,
heroin & depresan lain, antibiotika,
diuretika
6. Kesehatan mental dan sikap pasien

B. Pemeriksaan Fisik
kondisi jantung, problem koagulasi,
infeksi ISPA atau PPOM, penyakit
ginjal, DM, penyakit hati (sirosis),
penyakit neurologis yang tak
terkontrol, misalnya epilepsi.
C.Riwayat Kesehatan:
• Pemahaman pasien tentang operasi
• Pengalaman operasi sebelumnya
• Hasil yang diharapkan dari operasi
• Penggunaan medikasi
• Kebiasaan merokok
• Nama-nama anggota klg yg penting bagi pasien
Prtimbangan Gerontologi - lansia yg menghadapi operasi
dpt mempunyai kombinasi penyakit kronik & masalah
kesehatan selain masalah kesehatan yg mengindikasikan
operasi pembedahan
• Pengajaran Prabedah,
• Bergerak, Latihan tungkai/ekstremitas, Batuk-
napas dalam, Kontrol Nyeri, Dukungan psikologis,
Nutrisi dan cairan, Eliminasi, Persiapan kulit
prabedah , Higiene, Istirahat dan medikasi,
Peralatan pos op
LANGKAH-LANGKAH
PERSIAPAN PADA HARI
OPERASI

 TANDA-TANDA VITAL
 PUASA & PERAWATAN ORAL
 HIGIENE DAN BAJU OPERASI
 RAMBUT & KOSMETIK
 BARANG-BARANG BERHARGA
 PROTHESIS
 PESAN-PESAN KHUSUS
 MEDIKASI PRAOPERASI
 PENCATATAN
 KIRIM KE KAMAR OPERASI
 MENYIAPKAN UNTUK PERAWATAN POST
OPERASI
MEDICO LEGAL
Dasar hukum
•UU PK 29/2004 ttg praktik kedokteran
•PMK 290 thn 2008 ttg persetujuan tindakan Medik
PELAJARI : PMK 290 THN 2008

 Kondisi darurat utk pembedahan perlu


persetujuan klrga/tdk?
 Kaluarga yg berhak memberikan persetujuan?

 Penolakan tindakan boleh/tidak?

 Yang berhak menjelaskan informed consent


(persetujuan)
 Buat informed consent pasien pre operasi
INFORMED CONSENT
TJ’ dokter operator dpt didelegasikan ke dokter lain/perawat/bidan
yg dianggap kompeten

Standar Yg Adekuat hrs di informasikan ttg :


1. Diagnosis & alasan dilakukan tindakan medis
2. Manfaat yg diharapkan dr tindakan medis
3. Resiko yg kemungkinan dpt terjadi
4. Akibat yg tdk menyenangkan yg pasti terjadi pd pasca operasi
5. Resiko yg akan terjadi bl menolak tindakan operasi
6. Kemungkinan adanya tindakan medik elternatif, prosedur, resiko &
akibat
YG BERHAK MENANDATANGANI
IC

1. Individu yg memiliki tanggung


jawab hukum
Usia 21 th min, tdk mengalami ggn
jiwa, sadar
2. Dpt diwakili oleh suami/isteri/ahli
warisnya/induk semang
3. Kondisi emergensi/ps tak sadar,
tdk perlu TT pasien

Tugas perawat dlm informed consent :


Sebagai saksi dan pendamping ,
memberi penjelasan ulang jika
pasien belum paham
POSTANESTESIA SELESAI PEMBEDAHAN
pasien dipindahkan ke Ruang Pemulihan (RR)
Post Anestesia Care Unit (PACU).

Merupakan saat yg kritis,


Penanganan yg kasar & tiba-tiba dpt menyebabkan hipotensi
berat/potensial tjd cardiac arrest atau respiratory arrest yang
dapat mengancam kematian pasien. Pengkajian preoperatif
dan intraoperatif serta intervensinya dikomunikasikan
kepada perawat ruang pulih.
Diagnosa Keperawatan Yg Mungkin Muncul
1. Cemas b.d. kemungkinan kegagalan
operasi/kecacatan/kematian
2. Resiko cedera: jatuh b.d.penurunan kesadaran; proses
pemindahan pasien
3. bersihan jalan nafas b.d. akumulasi sekret berlebihan
4. aspirasi b.d. menurunnya/tidak adanya reflek batuk
5. infeksi berhubungan dengan adanya luka sayat operasi
6. Resti gangguan keseimbangan cairan & elektrolit b.d.
perdarahan/terapi cairan yg tidak adekuat
7. Resti terjadi aberasi kulit/combustio b.d. pemasangan alat
elektro couter yang tidak adekuat
8. Resti hipotermi b.d. pemajanan lingkungan, dehidrasi
Implementasi
1. Mengucapkan salam pada pasien dan keluarga
2. Memperkenalkan nama dan identitas
3. Memberikan penjelasan tentang operasi dan prosedurnya
4. Memberikan penjelasan ttg fasilitas yg ada di kamar bedah
5. Memberikan penjelasan pd pasien&keluarga ttg bgmn
mendapatkan informasi tentang pasien
6. Memastikan pasien dalam keadaan aman pada saat proses
pemindahan
7. Mengkaji efektifitas jalan nafas pasien
8. Melakukan pemasangan NGT
9. Melepaskan gigi palsu
10.Melakukan pemasangan orofaringeal tube
11.Melakukan suction
12.Memonitor tanda-tanda vital (nadi, RR,TD,Sat. O2)
13.Membersihkan daerah yang akan dilakukan operasi
14.Melakukan cuci tangan sebelum operasi dengan benar
15.Memastikan alat-alat operasi dalam keadaan steril
16.Melakukan tehnik antiseptic pada pasien dengan benar
17.Menutup daerah sekitar luka operasi dg mggnkan kain steril
18.Memonitor jumlah pengeluaran cairan (darah,Urin)
19.Memonitor pemberian cairan/darah lancar/jumlah :cc
20.Memonitor turgor kulit pasien
21.Melakukan pemasangan iv catheter
22.Memasang netral elektrocouter sesuai dengan prosedur
23.Mengawasi alat elektro couter selama proses pembedahan
berlangsung
24.Memasang penghangat tubuh di atas meja operasi
25.Memasang selimut pada area pasien yang terbuka
26.Memonitor suhu tubuh
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai