PRE OPERASI
KLASIFIKASI
Tindakan pembedahan dibedakan
berdasarkan:
A. Indikasi pembedahan
B. Urgensi dilakukan tindakan
C. Faktor resiko pembedahan.
Klasifikasi berdasarkan Indikasi
1. Kedaruratan/Emergency
2. Urgen
3. Diperlukan
4. Elektif
5. Pilihan
Klasifikasi berdasarkan urgensi
1. Kedaruratan/Emergency
2. Urgen
4. Elektif
5. Pilihan
1. Minor
Menimbulkan trauma fisik yang minimal dengan resiko
kerusakan yang minimal.
Contoh : insisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi
2. Mayor
Menimbulkan trauma fisik yang luas, resiko kematian sangat
serius.
Contoh : Total abdominal histerektomi, reseksi colon, dll.
PENGERTIAN KEPERAWATAN
PERIOPERATIF
KEPERAWATAN PERIOPERATIF
adalah istilah yang digunakan utk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yg berkaitan dg
pengalaman pembedahan pasien.
1. Riwayat keperawatan/kesehatan.
2. Pemeriksaan fisik dan diagnostik
Riwayat Keperawatan/Kesehatan.
Meliputi:
1. Usia
2. Alergi
3. Obat dan zat yg digunakan
4. Riwayat medis/penyakit terdahulu
5. Status nutrisi
6. Pengalaman pembedahan terdahulu dan sekarang
7. Latar belakang budaya dan agama
8. Psikososial
Riwayat Keperawatan/Kesehatan.
Usia
Mulai usia 30-40 th kapasitas fungsional dari setiap sistem
tubuh menurun
Alergi
dikaji adanya alergi terhadap lateks, iodin, obat2an, larutan
antiseptik, plester,dll
Obat dan zat yg digunakan
dikaji penggunaan obat yg dibeli sendiri/zat tertentu,
pemakaian rokok dan alkohol.
Beberapa obat yg mempunyai efek terhadap anestesi dan
pembedahan:
1. Anti koagulan
2. Aspirin
3. Heparin
4. NSAID
5. Anti hipertensi
Riwayat Keperawatan/Kesehatan.
Riwayat medis/penyakit terdahulu
Tujuannya untuk mengetahui status imunologis,
endokrin, kardivaskuler, pernafasan, ginjal, dll.
Dikaji riwayat penyakit sistemik atau kronis yg pernah
dialami pasien
Pasien dg supresi sistem imun beresiko mengalami
infeksi dan penyembuhan luka yg lama.
lanjut
Pasien dg masalah kardiovaskuler beresiko mengalami komplikasi anestesi,
infark miocard inta operasi, stroke dan gagal jantung.
Penyakit paru kronis dapat menyebabkan perubahan fisiologis pada sistem
pernafasan komplikasi atelektasis, insufisiensi pernafasan, asidosis
resfiratorik gagal nafas.
Menurunnya fungsi ginjal mempengaruhi ekskresi zat zat sisa
masalah keseimbangan cairan dan elektolit.
Riwayat Keperawatan/Kesehatan.
Status nutrisi
Dikaji apakah ada gangguan nutrisi, malnutrisi atau
obesitas.
Nutrisi yang tidak adekuat beresiko terhadap
penyembuhan luka yg lambat, dehisen dan infeksi.
Pasien dengan obesitas beresiko memiliki TTV yg
tdk stabil pada tahap intra operatif karena ekstra
beban yg diterima jantung.
Jaringan lemak yg banyak membatasi ekspansi
dada, kesulitan mobilisasi komplikasi paru
pasca operasi.
Riwayat Keperawatan/Kesehatan.
Data Subyektif:
1. Pengetahuan dan pengertian pasien tentang pembedahan yg akan
dilakukan
a. Area bedah
b. Jenis pembedahan
c. Informasi dokter bedah tentang OK, lama parawatan di RS dan
pembatasan pasca operasi.
d. Rutinitas pre operasi dan post operasi.
e. Pemeriksaan laboratorium.
2. Pengalaman mengenai pembedahan yang dahulu
a. Jenis dan sifat pembedahan
b.Jarak waktu pembedahan yg dulu dgn yg sekarang.
3. Perasaan yg spesifik mengenai pembedahan yg sekarang.
4. Arti agama dan hidup bagi pasien
5. Individu yg berarti bg pasien
6. Perubahan pola tidur
Pengkajian ansietas pra operasi
Data Obyektif:
1. Pola bicara
a. Topik yg sama diulang, banyak bertanya.
b. Mengubah pembicaraan, bicara terlalu cepat
c. Menghindari pembicaraan yg menyangkut perasaan
2. Kemempuan berinteraksi dg org lain
3. Fisik
a. Kecepatan nadi dan pernafasan meningkat
b. Keringat di telapak tangan
c. Kedua tangan tdk bs diam
d. Sering berkemih
Pemeriksaan fisik dan diagnostik
Pemeriksaan Fisik
a. Head to toe
b. Keadaan umum dan TTV
c. Sistem tubuh.
Pemeriksaan fisik
Sistem pernafasan.
Lansia, obesitas, skoliosis ekspansi paru
hipoventilasi , ekskresi paru terhadap anestesi menurun.
Perokok, PPOM, infeksi pernafasan resiko
atelektasis, kolap jaringan paru.
Pemeriksaan fisik
Sistem kardiovaskuler
Di kaji tanda2 disritmia, TTV, auskultasi jantung terhdp gallop/murmur.
Ektremitas jg diperiksa kualitas dan pola perifernya, pengisian kapiler,
warna, suhu kulit dan edema.
Untuk menentukan kekuatan jantung dan kemampuan untuk mentoleransi
pembedahan dan anestesi.
Perubahan jantung 39 % kematian perioperatif.
Pemeriksaan fisik
Renal system
Perlu dikaji jumlah, warna, bau, kekeruhan urine.
Abnormal fungsi ginjal menurunkan ekskresi obat
dan anestesi
Muskuloskeletal
Defomitas mempengaruhi posisi intra dan post-
operasi
Artritis
Pemeriksaan fisik
Sistem Neuorologi
Dikaji tingkat kesadaran, orientasi, fungsi
motorik dan sensorik.
Kaji adanya defisit sensorik seperti gangguan
penglihatan atau pendengaran pre operasi
Uji diagnostik
Sistem pernafasan.
uji fungsi paru
Sinar X dada
Analisa gas darah
Uji diagnostik
Sistem kardiovaskuler
EKG
Darah lengkap
Elektrolit
Masa protrombin dan masa tromboplastin
parsial
Golongan darah
Sinar X dada
Uji diagnostik
Renal system
Urinalisis
Urea darah
Kreatinin serum
Elektrolit
Darah lengkap
Endokrin system
Glukosa serum
Prosedur
1. Inform consent
2. Skrining pra operasi (lab, uji diagnostik, riwayat kes, pengkajian fisik)
3. Rutinitas pra operasi (pencukuran area operasi, persiapan kulit,
pemeriksaan TTV, pelepasan perhiasan dan gigi palsu, penggunaan
pakaian operasi)
4. Status puasa
5. Medikasi pra operasi
6. Pemindahan ke ruang tunggu di kamar operasi (lamanya menunggu,
lamanya prosedur operasi)
7. Rutinitas di unit anestesi
8. Adanya selang IV, foley kateter, NGT, drain, luka insisi.
9. Metode kontrol nyeri (cara mengendalikan nyeri)
10. Rutinitas post operasi:
latihan batuk efektif, nafas dalam, mobilisasi di TT, gerakan kaki, ambulasi, diit,
perkiraan keluar RS, kebutuhan perawatan di rumah.
Diagnosa keperawatan
Kecemasan :
Tujuan :- Kecemasan klien berkurang
- Menunjukkan relaksasi saat istirahat
Intervensi :
1. Identifikasi sumber rasa takut/cemas
2. Identifikasi tingkat kecemasan yg dialami klien
3. Bantu klien memilih latihan yg dpt mengurangi rasa
cemas (terapi musik, relaksasi progresif, imajinasi
terbimbing, dsbnya)
4. Bantu klien memulihkan kemampuan dlm
mengendalikan situasi
5. Libatkan keluarga/sistem pendukung
6. Kolaborasi pemberian obat ydg dpt mengurangi rasa
cemas (k/p)