MAKALAH
oleh
Kelompok 2B
MAKALAH
Disususn untuk memenuhi tugas Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global
dengan dosen pembimbing Murtaqib, M. Kep.
Oleh:
Kelompok 2B
Nurwahidah
NIM 132310101026
Aulia Bella Marinda
NIM 132310101030
Rizka Agustine W.
NIM 132310101041
Siti Nurhasanah
NIM 132310101058
Yeheskiel Febria N.
NIM 132310101061
Yunizar firda Alfianti
NIM 142310101013
Neneng Dwi Saputri
NIM 132310101020
Arifah Novia Ziyada
NIM 142310101021
Eka Putri Fajariyati
NIM 142310101035
Yogie Bagus Pratama
NIM 142310101037
Dewi Wulan Pratiwi
NIM 142310101038
Dutya Intan Larasati
NIM 142310101100
: Kelompok 2B
Tempat praktik
Judul
Kranjingan
Kecamatan
Sumbersari
ini berdasarkan
Kelompok 2B
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Akhir yang berjudul
Laporan Akhir Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global Di Lingkungan
Langsepan RW 17 dan RW 18 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember Jawa Timur dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Praktik Belajar
Lapangan Penyakit Global pada semester enam Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember tahun ajaran 2015/2016.
Dengan segala kerendahan hati, selaku penyusun tugas ini menyadari bahwa
tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa di masa yang akan datang.
Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat bagi dunia
pendidikan, khususnya dalam lingkup Universitas Jember.
Kelompok 2B
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................
HALAMAN JUDUL..................................................................................
LEMBARA PERNYATAAN ORISINIL..................................................
PRAKATA..................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................
1.1 Latar.......................................................................................................
1.2 Tujuan.....................................................................................................
BAB 2. TINJAUAN TEORI......................................................................
2.1 Pengertian ..............................................................................................
2.2 Epidemiologi..........................................................................................
2.3 Etiologi ..................................................................................................
2.4 Dampak..................................................................................................
2.5 Prognosis................................................................................................
2.6 Tatalaksana.............................................................................................
2.7 Pencegahan.............................................................................................
BAB 3. INTERVENSI................................................................................
3.1 PICOT FRAME WORK........................................................................
3.2 Sumber Literatur....................................................................................
3.3 Teori dan Konsep Intervensi..................................................................
3.3.1 Definisi...........................................................................................
3.3.2 Mekanisme.....................................................................................
3.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi...........................................................
3.3.4 Efek samping .................................................................................
3.3.5 Efektifitas dan Keamanan penggunaan..........................................
3.4 Implikasi dan Rekomendasi intervensi..................................................
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................
4.1 Individu..................................................................................................
4.2 Keluarga.................................................................................................
4.3 Komunitas..............................................................................................
BAB 5. PEMBAHASAN...........................................................................
BAB 6. PENUTUP.....................................................................................
6.1 Kesimpulan............................................................................................
6.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN
Hal
i
ii
iii
iv
v
1
1
3
4
4
4
4
5
5
6
8
10
10
11
13
13
14
14
14
15
15
17
17
32
46
67
69
69
69
70
BAB 1. PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Terbentuknya masyarakat urban adalah hasil urbanisasi yang tidak terkontrol
sebagai sisa dari industrialisasi dan komersialisasi di perkotaan yang menarik para
masyarakat rural untuk pergi ke daerah urban. Masyarakat rural pergi ke daerah urban
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi lebih baik (Hidayati, 2009). Banyaknya
masyarakat yang pindah ke daerah urban atau perkotaan membuat munculnya masalah
masalah baru yang berada di perkotaan. Hal ini menimbulkan masalah seperti
pengangguran, sempitnya lahan untuk pemukiman, dan polusi udara yang akan
berdampak kepada penurunan derajat kesehatan masyarakat di daerah urban
(Kemenkes, 2012). Masalah kesehatan banyak ditemukan akibat padatnya kehidupan di
daerah kota seperti kejadian penyakit tidak menular dan penyakit menular.
Sektor industri saat ini makin berkembang, dari satu sisi memberi dampak positif
berupa bertambah luasnya lapangan kerja yang tersedia dan meningkatnya pendapatan
masyarakat. Selain itu, sector industri menimbulkan dampak negatif karena makin
tinggi teknologi yang digunakan dalam proses industri, kemungkinan bahaya yang
timbul semakin besar (Priatna, 1997 dalam
mengandung nikotin dan tar yang beraroma menyengat mengakibatkan rasa sesak di
dada, asma, penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker
rongga mulut,
impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin (Setyadi, 2012). Salah satu
untuk mencegah dampak negatif pada pekerja rokok adalah dengan menggunakan Alat
Perlindungan Diri (APD) masker, selama ini penggunaan APD masker di gudang atau
pabrik tembakau sangatlah kurang karena pekerja mengejar target pekerjaan daripada
kesehatan dalam penggunaan APD masker dan kurangnya perhatian pabrik tentang
keselamatan kerja (Heri, 2014).
Tembakau merupakan tanaman yang dapat menimbulkan adiksi dan bersifat
karsinogen yang mengendap dan merusak terutama pada organ paru-paru karena zat-zat
yang terdapat dalam tembakau (Nikotin) dapat menyebabkan kanker (Gondodiputro,
2007),sehingga nikotin yang terhirup akan meningkatkan jumlah eosinofil teraktivasi,
sel mast, makrofag, dan limfosit T dalam lumen mukosa saluran pernapasan. Sitokin
bersama sel inflamasi akan saling berinteraksi sehingga menimbulkan proses inflamasi
yang komplek, yang menyebabkan degranulasi sel mast disertai pengeluaran mediator
inflamasi dan berbagai protein toksik yang akan merusak epitel saluran pernapasan,
sebagai salah satu penyebab hiperaktif saluran pernapasan. Hal ini diperberat dengan
terjadinya hipertrofi dan hiperplasi otot polos bronkus, sel goblet, dan kelenjar bronkus
serta hipersekresi kelenjar mukus yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan
(Gina, 2008) dan menciptakan reaksi biokimia dalam tubuh anda, metabolisme tubuh,
kemampuan bertindak, merespon otak untuk memerintahkan tubuh membuat zat
endorphin yang dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria, dan berdampak
dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang sangat
rentan terhadap stroke dan serangan jantung (Lenterak, 2011).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan akut
yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan otitis serta
saluran pernafasan bagian bawah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis dan
pneumonia, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk
menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Saluran pernafasan adalah organ mulai
dari hidung sampai alveoli beserta organ seperti sinus, ruang telinga tengah dan pleura
(Depkes RI, 2008). Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, maka penyakit ISPA
termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan
melalui udara, dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang
penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab. Kondisi lingkungan
misalnya polutan udara, kepadatan, anggota keluarga, keterbatasan tempat penukaran
udara bersih (ventilasi), kelembapan, kebersihan musim, temperature, ketersediaan dan
efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk mencegah
penyebaran kararena ISPA mudah sekali tersebar, maka lingkungn yang seperti ini
merupakan faktor terjangkitnya penyakit ISPA (WHO, 2007).
Tujuan
Pengertian
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari,
ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai
bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutandengan jumlah
kebanyakan kasus terjadi pada balita (Muttaqin 2008 dan Depkes 2013). Menurut
WHO (2007), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan
sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen
infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala
biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa
hari. Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan
pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
2
Epidemiologi
Jumlah insiden ISPA di masyarakat diperkirakan 10-20% dari jumlah populasi
balita. ISPA mempunyai kontribusi 28% sebagai penyebab kematian pada bayi <1 tahun
dan 23% pada anak balita (1 sampai <5 tahun) dimana 80-90% dari kasus kematian
ISPA disebabkan oleh pneumonia (Depkes, 2007). Data dalam Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2008 diketahui bahwa cakupan penemuan kasus baru ISPA pada anak
balita ahanya sebesar 18,8% dari 76% yang ditargetkan. Berdasarkan dara yang bersala
dari laporan subdit ISPA ditjen P2M-PL Depkes RI tahun 2007 dari 31 provinsi
ditemukan 477.429 balita dengan pneumonia atau 21,5% dari jumlah seluruh balita di
Indonesia. Dengan proporsi penderita kurang dari 1 tahun sebesar 35% dan pada usia 14 tahun sebesar 65%.
3
Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah
Dampak
ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil dan
kombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko utama terjadi pada
anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, bebabn immunologisnya
terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit serta tidak tersedianya atau
berlebihannya pemakaian antibiotic.\
Penyakit ISPA pada orang dewasa tidak seperti penyakit ISPA yang dialami oleh
anak-anak, karena mungkin lebih banyak factor yang disebabkan karena jebiasaan dari
orang dewasa yang kurang sehat yang menyebabkan mereka terkena ispa. Dampaknya
antara lain:
a
b
c
d
e
f
g
h
i
5
Kesulitan bernafas
Demam tinggi dan menggigil
Tingkat oksigen dalam daerah rendah
Kesadaran menurun bahkan pingsan
Hidung tersumbat atau berair
Paru-paru terasa terhambat
Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit
Kerap merasa kelelahan
Tubuh merasa sakit
Prognosis
Penyakit ISPA ini pada umumnya memiliki prognosis yang baik apabila segera
ditangani dan tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Namun, prognosis akan memburuk
jika ISPA tidak segera ditangani dan pasien mengalami komplikasi dari penyakit ispa
tersebut.
Tatalaksana
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut (Smeltzer &
Pemeriksaan
Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan
anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila
menangis akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak
tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka
baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat
gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka
sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia
Pencegahan
virus / bakteri.
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah,
sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa
menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara
kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.
4 Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri
yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui
udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya
berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu
suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet,
Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh
secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran antara
bibit penyakit).
BAB 3. INTERVENSI
1
Jahe Madu Terhadap Keparahan Batuk Pada Anak Denagn ISPA berdasarkan analisa
jurnal menggunakan PICO sebagai berikut :
1
faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan seperti pencemaran udara oleh asap
pabrik atau kendaraan bermotor dan menurunnya keadaan sosial ekonomi menurun.
United Nations International Childrens Emergency Fund (UNICEF) dan World
10
Health Organization (WHO) pada tahun 2008 telah melaporkan bahwa ISPA
merupakan penyebab utama atau penyebab paling besar kematian pada anak. ISPA
menyebabkan lebih dari 2 juta anak meninggal tiap tahunnya, paling banyak adalah
balita umur 1 sampai 4 tahun. Indonesia menempati peringkat keenam di dunai
dengan jumlah ISPA sebanyak 6 juta kasus per tahun (Depkes RI, 2010).
2
Intervention (I)
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani batuk pada ISPA dengan
minuman jahe. Penelitian ini dilakukan di Amerika oleh Cohen, dkk pada tahun
2009 dan dilakukan di Indonesia oleh Yulfina pada tahun 2011 . Anak anak
dengan ISPA dan batuk pada malam hari diberi 1 dari 3 produk madu, plasebo pada
peberian 30 menit sebelum tidur dan tanpa ada perawatan. Hasil yang ditemukan
madu menghasilkan peningkatan perbaikan yang besar.
4
Outcomes (O)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden paling banyak
perempuan (59,6%) dan umur 3 tahun (48,07%). Pada kelompok kontrol terjadi
penurunan keparahan batuk namun tidak signifikan berdasarkan hasil uji t
dependent. Kesimpulan dari penelitian jurnal tersebut adalah terjadi perbedaan yang
signifikan antara rata rata tingkat keparahan batuk anak pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sesudah diberikan minuman jahe madu.
11
Sumber Literature
Jurnal utama yang penulis angkat untuk dianalisa sebagai berikut:
No
.
1.
Judul
Keterangan
Sumber
Efektifitas pemberian
minuman jahe madu
terhadap keparahan batuk
pada anak dengan ISPA
memperkuat analisa jurnal utama yang penulis nagkat. Adapaun jurnal pendukung yang
daat memperkuat jurnal utama sebagai berikut:
No
.
1.
Judul
Review Of Economic
Evaluations Of Mask And
Respirator Use For
Protection Against
Respiratory Infection
Transmission
2.
An Investigation Of The
Effects Of A Hand Washing
Intervention On Health
Outcomes And School
Absemce Using A
Randomised Trial In Indian
Urban Communities
3.
Community Intervntion To
Promote Rational Treatment
Of Acute Respiratory
Infection In Rural Nepal
Keterangan
Sumber
http://www.ncbi.nl
m.nih.gov/pubmed/
26462473
http://onlinelibrary.
wiley.com/doi/10.1
111/tmi.12254/abst
ract;jsessionid=5D
4A812384B1F3C4
046F870A02AFA2
EA.f04t03
http://onlinelibrary.
wiley.com/doi/10.1
111/j.13653156.2008.02191.x
/abstract
12
4.
Barnaby C. Reeves
Nama jurnal : Ann Fam
Med
Tahun terbit : 2012
Peneliti : Bruce Barrett,
http://www.annfam
med.org/content/10
/4/337.long
MD, PhD1
Mary S. Hayney,
PharmD2
5.
http://bmcinfectdis.
biomedcentral.com
/articles/10.1186/s1
2879-016-1426-1
Definisi
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai penyakit saluran
pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia
ke manusia, WHO (2007). Timbulnya gejala yang cepat hanya dalam waktu
beberapa jam sampai beberapa hari saja. Menurut Depkes RI (2005), Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah suatu penyakit Infeksi akut yang
menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringannya seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura.
13
ISPA dapat disebabkan oleh berbagai pemicu, seperti keadaan sosial ekonomi
yang rendah, gizi buruk, pencemaran udara dan asap rokok (Depkes, 2002).
Penyakit ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
faktor lingkungan seperti pencemaran udara, ventilasi rumah yang kurang
mencukupi, dan kepadatan rumah penduduk. Faktor lingkungan ini dapat pula
terjadi apabila ada salah satu anggota keluarga yang merokok. Selain faktor
lingkungan, ISPA dapat disebabkan oleh faktor instrinsik dari diri anak itu sendiri.
Faktor intrinsik tersebut diantaranya, umur anak, berat badan saat lahir, status gizi,
vitamin A dan status imunisasi anak.
Tanda dan gejala ISPA salah satunya adalah batuk. Batuk yang irasakan pasien
biasanya menjadi keluhan utama pasien untuk berkunjung ke pusat pelayanan
kesehatan. Dari jurnal diketahui, batuk menjadi alasan kunjungan rawat jalan dan
mencapai tiga persen dari semua kunjungan rawat jalan di Amerika Serikat dan
paling banyak kasus batuk selalu berhubungan dengan ISPA (Paul, dkk, 2007).
ISPA yang ditandai dengan batuk dapat menyebabkan kualitas tidur atau istirahat
pada anak dapat berkurang. Jika kebutuhan tidur tidak cukup maka sel darah putih
dalam tubuh akan menurun, sehingga dampaknya sangat merugikan pada
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Selain itu, sistem daya tahan tubuh
anak juga menurun menyebabkan pertumbuhan dan kemampuan berpikirnya akan
terganggu. Bayi atau anak yang kurang tidur akan menjadi rewel, gampang marah
dan sulit diatur (Lamberg, 2002).
2
Mekanisme
Pada pasien dengan ISPA dapat dilakukan berbagai macam pengobatan,
diantaranya adalah dengan pengobatan tradisional. World Health Organization
(WHO) merekomendasi penggunaan obat tradisional seperti pengobatan herbal
untuk upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan
penyakit. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan
khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003).
Pemberian minuman jahe madu dapat membantu meringankan keparahan batuk
pada anak. Di dalam jahe terdapat kandungan minyak atsiri yang merupakan zat
aktif yang dapat membantu mengobati batuk, sedangkan zat antibiotik yang
14
Efek samping
Jahe umum digunakan sebagai obat herbal oleh mayarakat. Disamping
keamanan jahe sebagai obat herbal, terdapat beberapa beberapa efek samping
akibat konsumsi jahe seperti diare ringan atau reaksi alergi ringan. Efek samping
terutama terjadi bila jahe dikonsumsi dalam keadaan mentah. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa bila jahe dikonsumsi dalam jangka panjang akan mempunyai
efek hipoglikemik dan hipolipidemik.
15
keparahan batuk seperti batuk berdahak, pilek, rewel, tidak nafsu makan dan gejala
lainnya menjadi berkurang.
4
16
ini dapat disimpulkan bahwa pemberian minuman jahe madu dapat menurunkan tingkat
keparahan batuk pada anak dengan ISPA. Hal ini dapat meringankan ketidaknyamanan
batuk yang dirasakan oleh orang-orang dengan ISPA, selain di dukung dengan
kebiasaan sehari-hari seperti cuci tangan, penggunaan masker, dan lain sebagainya
untuk membantu mencegah kekambuhan ISPA.
17
:
:
:
:
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama
:Suminah
Umur
:58 Tahun
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat
:Perempuan
:Islam
:Tidak Tamat SD
: RT 02/RW 17 No 2,
Langsepan, Kelurahan
kranjingan, Kecamatan
Sumbersari, Jember
No. RM
Pekerjaan
18
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: perempuan sakit
: laki-laki mninggal
: peremuan meningal
------- : tingga dalam satu rumah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi & pemeliharaan kesehatan: klien menganggap kesehatan adalah hal
yang penting oleh karena itu apabila klien mengalami sesak dan batuk segera
membeli obat ke warung,namun klien tidak mengerti mengapa klien mengalami
hal yang seperti itu, kadang klien hanya berfikir bahwa sesak dan batuknya
dikarenakan terlalu lelah bekerja.
2. Pola nutrisi/ metabolik: klien mengatakan jenis makanan yang dikonsumsi
adalah nasi,lauknya seperti: nasi, tahu dan tempe serta ikan asin. Sayurnya
seperti:kangkung dan bayam. Sebelum klien sakit, nafsu makan baik yaitu 3x
kali sehari namun menjadi 2x sehari ketika klien merasakan gejala-gejala ISPA,
klien mengatakan tidak memiliki alergi pada makanan,obat dan minuman
tertentu.
3. Pola eliminasi: klien BAB tiap 2 hari sekali, tidak pernah menggunakan obat
pencahar. Selama sakit,frekuensi BAB klien tidak mengalami perubahan yaitu
2x sehari. BAK 3 hari sekali tergantung dari banyak minum atau tidak
4. Pola aktivitas & latihan:klien tetap bekerja di gudang tembakau dan pabrik
sepat, namun terkadang juga pergi ke sawah sampai saat ini. Klien mampu
mandiri dengan kondisinya.
19
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi / ROM
20
11. System nilai & keyakinan: klien masih rajin mengikuti pengajian dan
melaksanakan ibadah dengan rutin.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Tanda-tanda vital: TD
RR
Nadi
Suhu
:130/80 mmHg
: 22 x/menit
: 57 x/menit
: 39C
Kepala: rambut beruban namun sedikit berantakan, ekspresi wajah nampak seperti
mengalami kesakitan.
Mata: simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil isokhor, sklera tidak ikterik.
Telinga: nampak bersih tidak ada serumen.
Hidung: hidung tidak ada mukosa, nampak bersih, saat bernafas klien menunjukkan
pernafasan dengan cuping hidung.
Mulut: bibir kering.
Leher: tidak ada vena jugularis, klien mengeluh agak sakit kalau menelan.
Dada: pergerakan dada simetris, ada wheezing, dada bergerak regular namun saat klien
bernaas terlihat seperti kesulitan mengangkat dada, tidak ada bunyi gallop atau murmur.
Abdomen:tidak kembung, suara peristaltik usus 15 kali per menit.
Urogenital: klien tidak mengalami kesusahan dalam berkemih.
Ekstremitas: tidak ada udem di eksermiatas atas atau bawah.
Kulit dan kuku: kulit keriput, kuku sedikit kotor, tidak pucat dan tidak sianosis.
Keadaan lokal:
V. Terapi
Neonapsin (12,5 mg ephedrine HCL,130mg heophillin) -> dikonsumsi saat sesak
Konidin (100 mg guaifenesin,5 mg dextromethorphan, 2 mg chlopheniramine)
->dikonsumsi saat batuk
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Jember, 13 April 2017
Pengambil Data
21
( Kelompok 2B)
22
B. PROBLEM LIST
N
O
1
HARI/
TANGGA
L/JAM
Rabu/13
April/19.26
DATA PENUNJANG
ETIOLOGI
MASALAH
Infeksi
bakteri/bakteri
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Proses inflamasi
Sekresi mukus
berlebih
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Infeksi
bakteri/bakteri
Hipertermi
Proses inflamasi
Antigenantibodi
Hipertermi
4.
Nyeri Telan
Infeksi bakteri
Inflamasi faring
Nyeri telan
Faktor
kebiasaan
Spasme otot
bronchial
Sesak nafas
PARAF &
NAMA
23
hidung
-RR : 22x/ menit
-suara napas :
wheezing
5
Kurang
pengetahuan
Adanya gejala
ISPA
Klien
menanganggap
flu biasa
Klien tdak
mengetahui
penyebabnya
Kurang
pengetahuan
24
1.
HARI/
TANGGAL/
JAM
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b/d
penumpukan sekret
Setelah dilakukan
perawatan selama x24
jam, klien mampu
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih.
2. Mampu
mengeluarkan
sputum.
3. Mampu bernafas dan
berbicara dengan
mudah, tidak ada
suara serak
4. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
(irama nafas,
frekuensi pernafasan
dalam rentang normal
( 16-24x/ menit),
tidak ada suara nafas
wheezing)
1. Observasi TTV
2. Kaji frekuensi atau
kedalaman nafas dan
gerakan dada
3. Auskultasi area
paru, catat area
penurunan atau tidak
ada aliran udara dan
bunyi nafas misal
crackles, mengi
4. Berikan minuman
jahe dan madu
hangat, hindari
minuman dingin
5.Bantu pasien
latihan nafas sering.
Bantu klien
melakukan batuk
efektif
6. Anjurkan klien
memakai masker saat
bekerja dan di rumah
PARAF
&
NAMA
25
2.
1. Observasi TTV
2. Anjurkan klien
atau keluarga
untuk melakukan
kompres hangat
pada kepala atu
aksila
3. Anjurkan klien
untuk
menggunakan
pakaian yang tipis
dan dapat
menyerap keringat
seperti pakaian
berbahan katun
4. Atur sirkulasi
udara
5. Anjurkan klien
untuk minum
banyak (20002500 ml/hari)
6. Anjurkan klien
untuk istirahat
selama fase vebris
1. Pemantauan TTV
teratur dapat
menentukan
perkembangan
perawatan selanjutnya
2. Dengan kompres
hangat akan terjadi
proses
konduksi/perpindahan
panas dengan perantara
3. Proses hilangnya panas
akan terhalangi dengan
pakaian yang tebal dan
tidak akan menyerap
keringat
4. Penyediaan udara
bersih
5. Kebutuhan cairan
meningkat akibat
penguapan tubuh
meningkat
6. Tirah baring bertujuan
untuk mengurangi
metabolisme dan panas
26
3.
4.
penyakit
Setelah dilakukan
1. Kaji keluhan
perawatan perawatan
nyeri, catat skala
2x24 jam diharapkan
0-10, faktor yang
klien mampu
memperburuk /
1. Nyeri telan berkurang
meredakan nyeri,
1-2
lokasi, lama, dan
karakteristiknya
2. Anjurkan klien
menghindarri
alergen / iritan
seperti asap rokok
dan
mengistirahatkan
suara saat serak
3. Anjurkan klien
minum air hangat
4. Kolaborasi:
berikan obat
sesuai indikasi
(steroid oral, IV,
inhalasi, dan
analgetik)
Pola nafas tidak efektif Setelah perawatan 1x
1. Posisikan klien
b/d spasme otot bronchial 24jam klien mampu
dengan posisi
dan penurunan ekspansi 1. Menunjukkan jalan
semifowler ( 30
paru
nafas yang
derajat)
Nyeri telan b/d inflamasi
membran mukosa faring
1. Identifikasi
karakteristik nyeri dan
faktor yang
berhubungan sangat
penting dalam
menentukan
intervensi / terapi yang
cocok
2. Mengurangi bertambah
beratnya penyakit
3. Peningkatan sirkulasi
pada daerah
tenggorokan serta
mengurangi nyeri
tenggorokan
4. Kortikosteroid
digunakan untuk
mencegah alergi,
analgetik untuk
mengurangi nyeri
1. Untuk meningkatkan
rasa nyaman, dorongan
pada diafragma,
ekpansi dada, dan
27
paten( irama,
frekuensi, dan
kedalaman
nafasdalam rentang
normal.
2. TTV dalam rentang
normal
5.
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
ketidakauan klien
mengenai penyebab dan
pencegahan penyakit
2. Terapi oksigen
3. Kolaborasi obat
bronkodilator
dengan inhalasi
4. Lakukan
fisioterapi dada
5. Anjurkan klien
memakai masker
ketika bekerja
Setelah dilakukan
1. Beri penilaian
perawatan 1x24 jam
tentang tingkat
klien mampu
pengetahuan klien
1. Klien dan keluarga
mengenai proses
menyatakan
penyakit
pemahaman tentang
2. Jelaskan tanda dan
penyakit, kondisi,
gejala yang biasa
prognosis, dan
muncul pada
program pengobatan
penyakit, anjurkan
2. Klien dan keluarga
melapor agar
mampu melaksanakan
segera mendapat
prosedur yang
perawatan
dijelaskan secara
3. Jelaskan proses
benar
penyakit dengan
vetilasi paru
2. Untuk menjaga kadar
oksigen di dalam paruparu
3. Untuk mengurangi
spasme otot bronchial
4. Untuk mengelurkan
sekret atau dahak
sehingga jalan nafas
dapat paten
5. Menguragi pajanan
terhadap faktor
pencetus IS
1. Menambah
pengetahuan klien
2. Dengan mengetahui
tanda dan gejala awal,
klien dapat segera
ditangani dengan cepat
dan tepat
3. Klien mengetahui
proses penyakit
bertujuan untuk
memberikan motivasi
untuk berobat
4. Dengan merubah gaya
hidup yang sehat, dapat
28
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b/d
penumpukan sekret
Sabtu, 16
April 2016
IMPLEMENTASI
mengontrol kambuhnya
penyakit
5. Ketika klien
menyetujui rencana
pengobatannya maka
terapi bisa dijalankan
dengan baik
EVALUASI FORMATIF
1. Mengobservasi TTV
1. TTV :
2. Mengauskultasi area paru, catat area
TD :120/90
penurunan atau tidak ada aliran udara
Nadi : 72x/ menit
dan bunyi nafas misal crackles, mengi RR: 26x per menit
3. Memberikan minuman jahe dan madu Suhu : 36 derajat celcius
hangat, hindari minuman dingin
2. Terdapat suara wheezing di lobus
4. Membantu pasien latihan nafas sering.
kanan tengah
Bantu klien melakukan batuk efektif
3. Klien dapat menjelaskanulang
5. Menganjurkan klien memakai masker
bagaimana cara membuat jahe
saat bekerja dan di rumah
madu dengan lancer dan benar
PARAF
&
NAMA
29
2.
Sabtu, 16
April 2016
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
Sabtu, 16
April 2016
1.
30
4.
5.
Sabtu, 16
April 2016
Sabtu, 16
April 2016
31
HARI/TGL/
JAM
NO.
Dx
KEP
1
PARAF
&
NAMA
32
4.2 Keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. SETU DENGAN
ANGGOTA KELUARGA Ny. SUMINA MENDERITA ISPA
DI LINGKUNGAN LANGSEPAN RT 02 RW 17
KRANJINGAN KABUPATEN JEMBER
PENGKAJIAN DILAKUKAN
Nama
Kelompok 2b
Hari
Tanggal
Waktu
Metode
:
:
:
:
Rabu
13 April 2014
18:30 WIB
Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.
I.
A.
Kepala Keluarga
1.
2.
Nama KK
Jenis
:
:
Tn. Satu
Laki-laki
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
:
69 Tahun
Islam
SD tidak tamat
Tukang Kebun
Langsepan RT 02 RW 17
Kelamin
3.
4.
5.
6.
7.
Komposisi Keluarga
No
Nama
Umur
Sex
1.
Sumina
58 Th
Hubungan
dg KK
Istri
Pendidikan
Pekerjaan
SD
IRT
Buruh
2.
Nuryasin
37 Th
Anak
SLTP
3.
Supiyati
35 Th
Menantu
SD
IRT
4 Th
Cucu
4.
C.
Nia
Ramadhani
Genogram
bangunan
Status
Status
imunisasi
Tidak
Kesehatan
Tidak Sehat
terkaji
Tidak
Sehat
terkaji
Tidak
Sehat
terkaji
Lengkap
Sehat
33
D.
Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Satu merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family dimana
terdiri dari keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah mertua dan anaknya.
E.
Struktur peran
a. Tn. Satu berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai tukang kebun.
b. Ny. Sumina berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus cucunya.
c. Tn. Nuryasin berperan sebagai anak dari pasangan Tn. Satu dan Ny. Sumina yang
merupakan anak pertama bekerja sebagai buruh bangunan.
d. Ny. Supiyati berperan sebagai istri dari Tn. Nuryasin yang berperan sebagai ibu
rumah tangga dan berperan melakukan pekerjaan rumah.
e. An. Nia Ramadhani merupakan anak dari pasangan Tn. Nuryasin dan Ny. Supiyati
berperan sebagai anak pra sekolah.
F.
Suku Bangsa
Keluarga Tn. Satu termasuk dalam suku Madura dan kewarganegaraan Indonesia.
G.
Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agama Islam.
H.
34
b.
c.
d.
Kebutuhan Nutrisi
1.
Kebiasaan makan
2.
Kebutuhan Eliminasi
: 1 kali sehari dan tidak ada penggunaan laksatif
: 5 6 kali per hari dan tidak terjadi inkotinensia
C.
1.
Pola BAB
2.
Pola BAK
Istirahat Tidur
: Malam 6 7 jam
: bangun umumnya/seringnya jam 04.30 WIB
D.
1.
Waktu Tidur
2.
Waktu Bangun
Kebersihan Diri
:
:
:
:
E.
1.
Mandi
2.
Gosok gigi
3.
Keramas
4.
Potong kuku
Rekreasi/waktu senggang
2 kali sehari
1 kali sehari
1 minggu 1 kali
2 minggu 1 kali
Fungsi Afektif
35
Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan menghargai satu
sama lainnya.
B.
Fungsi Sosial
Hubungan sosial kurang terjalin dengan baik Tn. Satu mengalami gangguan
pendengaran sehingga susah untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Ny. Sumina
jarang keluar rumah sehingga jarang berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
C.
A.
1.
2.
Ny. Sumina adalah ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan menjaga cucunya.
B.
C.
Simpanan/uang keluarga
Sampai sekarang keluarga belum mempunyai simpanan/tabungan.
D.
E.
Sistem Nilai
Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah norma/budaya Madura,
semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ajaran agama, misalnya
sholat 5 waktu, mengaji dan sebagainya.
F.
b.
G.
36
Tn. Satu menetap di rumah/tinggal di rumah yang telah dimilikinya kini, dari tabungan
dirinya dan anaknya.
V.
FAKTOR LINGKUNGAN
A.
Karakteristik rumah
1.
Karakteristik Rumah
a.
b.
c.
d.
e.
Denah Rumah
8m
37
Dapur dan
gudang
R.
Tamu
dan
R.Keluarga
Sumur
R.makan
2m
12m
6,5m
kamar tidur
kamar tidur
kamar
tidur
gudang
S
T
B
U
C.
berinteraksi. Setiap bulan keluarga Tn. Satu mengikuti arisan yang diadakan oleh RT.
VI. PSIKOLOGIS
A.
Status Emosi
1.Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
a.
Jangka Pendek
Sesak Ny. Sumina yang tiba-tiba kambuh.
b.
Jangka Panjang
Keluarga Tn. Satu memikirkan masalah biaya untuk hidup.
Ny. Sumina cemas ketika sesaknya kambuh.
Akibat dari pola hidup Tn. Satu yang terbiasa merokok dan minum kopi.
2.Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor.
Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian/cobaan dari
Tuhan.
3.Stressor koping yang digunakan.
38
Bila ada masalah Tn. Satu dengan Ny. Sumina selalu membicarakan satu sama lain
untuk mencari jalan keluar.
4.Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam
kondisi yang parah.
B.
Konsep Diri
1. Body Image
Tn. Satu melihat dirinya sebagai kepala keluarga bagi Ny. Sumina, Tn. Nuryasin, Ny.
Supiyati dan An. Nia Ramadhani. Persepsi dan perasaan Tn.Satu terhadap bentuk
tubuh, postur tubuh, dan penampilan diri, Tn. Satu merasa lebih dari cukup terhadap
gambaran dirinya. Meskipun fungsi telinga terganggu.
2. Personal Identity
Tn. Satu seorang kepala keluarga dengan 3 orang anak dan mempunyai istri Ny.
Sumina, juga menantu Ny. Supiyati dan cucu Nia Ramadhani.
3. Peran
a. Tn. Satu berperan sebagai kepala keluarga dan berperan menjaga keharmonisan
keluarga serta tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Ny.Sumina sebagai ibu rumah tangga dan istri dari Tn. Satu yang membantu
mengurus kebutuhan keluarga dan menjaga cucunya.
c. Tn. Nuryasin berperan sebagai kepala rumah tangga dari Tn. Satu, Ny. Sumina,
Ny. Supiyati dan anaknya serta sebagai penanggungjawab dalam mencari nafkah
keluarga.
d. Ny. Supiyati sebagai istri dari Tn. Nuryasin sebagai ibu rumah tangga dan
mengurus semua tugas rumah tangga dan menjaga anaknya.
e. An. Nia sebagai anak sulung dan sedang memasuki tahap pra sekolah.
4. Ideal Diri
Tn. Satu mengharapkan dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan
ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian/masalah.Harga Diri :
Tn.
Satu
C.
Pola Komunikasi
Keluarga selalu menggunakan bahasa Madura dalam melaksanakan komunikasi.
VII.
A.
DERAJAT KESEHATAN
Kejadian Kesehatan
Dalam bulan-bulan ini keluarga Tn. Satu kurang sehat, Ny. Sumina mengalami sesak
yang tiba-tia kambuh. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik ketika dilakukan pengkajian
tekanan darah Tn. Satu tinggi.
39
B.
Kejadiaan Cacat
Tidak ada yang mengalami kecacatan
C.
D.
40
VIII.
X.
ANALISIS DATA
No
1.
2.
Data
DS:
- Ny.
Sumina
mengatakan
dadanya
sering
batuk dan sesak
napas
- Ny.
Supiyati
mengatakan tidak
mengetahui
penyakit apa yang
diderita ibunya
DO:
- Ekspresi wajah Ny.
Sumina
tampak
kesakitan
DS:
- Ny.
Supiyati
mengatakan ketika
Ny.
Sumina
kambuh, dia sering
mengonsumsi obat
warung
untuk
meredakan
sakitnya
- Ny.
Supiyati
mengatakan tidak
mengetahui
penyakit apa yang
diderita ibunya
Etiologi
Masalah Kesehatan
Masalah
keperawatan
Ketidaktahuan
tentang usaha Resiko
penularan penyakti
ISPA kepada anggota
keluarga lain b.d
kurang terpajangnya
pemahaman keluarga
terhadap pencegahan
penularan penyakit
ISPA
Ketidaktahuan
keluarga tentang
penyakit ISPA dan
cara penularannya
Resiko penularan
Kurang terpajang
informasi tentang
cara pencegah dan
penatalaksanaan
penyakit
Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan
tentang pencegahan
dan penatalaksanaan
penyakit ISPA b.d
kurang terpajangnya
informasi
Ketidaksanggupan
dalam memodifikasi
Ketidaksanggupan
dalam memodifikasi
DO:
- Ekspresi wajah Ny.
Sumina
tampak
kesakitan
Ds :
Ketidaktahuan
-Ny.
Sumina tentang
usaha
41
mengatakan
pencegahan
kebiasaan suaminya penyakit
sering
merokok,
sehingga
sering
terpapar asap rokok
Do :
-Karakteristik
lingkungan
rumah
yang tidak memenuhi
syarat kesehatan :
keadaan rumah yang
berdebu,
perabot
rumah tidak beratur,
kondisi dapur yang
tidak memungkinkan,
wc dan kamar mandi
kotor.
-Tempat pembuangan
sampah terbuka.
XI.
lingkungan
kesehatan
lingkungan
bagi
anggota keluarga b.d
ketidaktauan tentang
usaha
pencegahan
penyakit.
PERUMUSAN MASALAH
Dari data analisa, didapat beberapa permasalahan yang terjadi di hadapan keluarga Tn.
Satu di sebabkan oleh ketidaktahuan keadaan kesehatan lingkungan yang kurang
memungkingkan dan keadaan ekonomi sehingga timbul masalah kesehatan yaitu:
1. Resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain
2. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan dan pencegahan penyakit ISPA
3. Modifikasi kesehatan lingkungan
XII.
PRIORITAS MASALAH
Untuk mengatasi masalah keluarga Tn. Satu secara keseluruhan tidak mungkin, tidak
mungkin karena itu perlu dilakukan prioritas masalah kesehatan dimana masalah
masalah kesehatan dan perawatan yang mengancam kesehatan keluarga itulah menjadi
prioritas utama maka di lakukan pembobotan masalah dengan criteria :
No
1
Diagnosa
Resiko penularan
penyakti
kepada
Perhitungan
2/3 x1
ISPA
Skor
2/3
anggota
Kriteria
Sifat masalah
yang
2/2 x 2
2
bisa di ubah
Potensial
penyakitnya mudah
menular
Masalah
Kemungkinan
masalah
Pembenaran
Keluarga tidak tahu
2/3 x 1
2/3
atasi
berobat
puskesmas
Keluarga
dapt
di
dengan
ke
mau
42
keluarga
terhadap
pencegahan
penularan penyakit
ISPA
masalah untuk
di cegah
Menonjolnya
mengikuti
saran
yang di berikan
Bila tidak segera di
1/2 x 1
masalah
tandai
memungkinkan
penyembuhan yang
lama dan berisiko
2.
Kurang pengetahuan
Sifat masalah
tentang pencegahan
3/3 x 1
dan penatalaksanaan
penyakit ISPA b.d
kurang terpajangnya
informasi
mengatui
bagaimana
cara
mencegah
dan
bagaimana
pengobatan
Kemungkinan
penyakit ISPA
Masalah
dapat
masalah
diatasi
yang
bisa di ubah
2/2 x 2
dengan
maningkatkan
pemahaman
pengetahuan
keluarga
tentang
3/3 x 1
di cegah
mau
mengikuti
dan
melakukan
saran
yang
telah
diberikan.
Bila tidak segera
Menonjolnya
masalah
ISPA
Keluarga
2/2 x 1
ditangani
memungkinkan
terjadinya
penularan
3.
Ketidaksanggupan
memodifikasi
Sifat masalah
Kemungkinan
2/3 x 1
2/2
2/2 x 2
dan
terjadi komplikasi.
Ancaman kesehatan
Kemungkinan
43
kesehatan
masalah
lingkungan
yang
yang
masalah
bisa di ubah
diubah
Potensial
mudah
Keluarga
dapat
mempengaruhi
kesehatan
masalah untuk
anggota
keluarga
2/3 x 1
tidak
suatu
masalah
kesehatan
ketidaktauan tentang
usaha
dengan
menyadari adanya
di cegah
b.d
dapat
lingkungan
pencegahan
penyakit.
ada.
Bila tidak segera
Menonjolnya
masalah
yang
2/2 x 1
ditangani
memingkinkan
terjadinay angguan
kesehatang
Dari hasil prioritas masalah kesehatan pada keluarga Tn. Satu maka didapatkan urutan
masalah kesehatan yaitu:
1.
Resiko penularan penyakti ISPA kepada anggota keluarga lain b.d kurang
terpajangnya pemahaman keluarga terhadap pencegahan penularan penyakit ISPA
2.
3.
No
1.
Diagnosa
Keperawatan
Resiko
penularan
Perencanaan keperawatan
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan - Kaji
pengetahuan -
penyuluhan,
keluarga
keluarga mampu
penularan
b.d
mengenal
penyakit
kurang
terpajangnya
pemahaman
terhadap
penularan
ISPA
dan
mampu mencegah
keluarga
pencegahan
penyakit
penularan
kepada
keluarha
lain
tentang
pemahaman
keluarga
ISPA
dalam keluarga
ISPA
tentang
penularan
penyakit
Rasional
Mengetahui
ISPA
dalam keluarga
yang
dapat
dilakukan
untuk -Meningkatkan
44
mencegah
pemahaman/
terjadinya
pengetahuan
penularan
keluarga
tentang
- Berikan
dorongan
mencegah
kepada
keluarga
penularan
untuk
berobat
penyakit
cara
yang teratur
-Meningkatkan
- Bantu klien untuk
mendapatkan
derajat
kesehatan
pelayanan
kesahataan
2.
pada -Membantu
sarana pelayanan
memudahkan
kesehatan terdekat
klien mendapat
yaitu puskesmas.
fasilitas
kesehatan
Menggali
Kurang pengetahuan
tentang pencegahan
penyuluhan,
keluarga
dan penatalaksanaan
keluarga
bagaimana
mengetahui
pencegahan
kurang terpajangnya
tentang
cara
penatalaksanaan
pencegahan dan
informasi
pencegah
dan
penyakit ISPA
penatalaksanaan
tentang
pengetahuan
dan
penatalaksanaan
penyakit
pemahaman dan
keluarga tentang
penyakit ISPA
- Berikan
heaalth
dan
pemahaman dan
penatalaksanaan
pengetahuan
penyakit ISPA
keluarga tentang
cara pencegahan
dan
3.
ISPA
health - Meningkatkan
Ketidaksanggupan
Keluarga
memodifikasi
membersihkan
education tentang
pemahaman/
kesehatan
dan
pentingnya
pengetahuan
menjaga
keluarga
yang
lingkungan
dapat
rumah
dapat -Berikan
penularan
merapikan
secara
45
mempengaruhi
kesehatan
bertahap
anggota
keluarga
ketidaktauan
usaha
dalam
dari
rumah
kebersihan rumah
dan
- Menjaga
b.d
memodifikasinya
kebersihan
tentang
untuk menunjang
sesuai
lingkungan
kesehatan
kebutuhan
keluarga
kesehatan
pencegahan
penyakit.
dengan
keluarga
-Menganjurkan
kepada
keluarga
untujk
membersihkan
dan
merapikan
dalam
dan
luat
rumah
4.3 Komunitas
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PBL KEPERAWATAN KOMUNITAS III
PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2016/2017
Kode
Kepala
Keluarga
USI
A
69
L/P
L
Suminah
Istri
58
Nur Yasin
Supiati
Anak
Menatu
37
35
L
P
PENDIDI
KAN
Tidak
Tamat SD
Tidak
Tamat SD
SLTP
Tidak
PEKERJ
AAN
AGA
MA
Islam
SU
KU
Madura
Islam
Madura
Islam
Islam
Madura
Madura
46
Nia
RAmadani
Cucu
Tamat SD
Belum
Sekolah
Islam
Catat :
1. Anggota keluarga yang meninggal 6 bulan terakhir : tidak ada
2. Penyebab meninggal : tidak ada
3. Usia saat meninggal : tidak ada
B. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT PUS (PASANGAN USIA SUBUR) :
1. Berapa jumlah PUS saat ini : 1
2. Berapa usia PUS saat ini :
(A) < 20 tahun
(B) 20-25 tahun
(C) 25-30 tahun
(D) 30-35 tahun
(E) 35-40 tahun
(F) 40-45 tahun
(G) > 45 tahun
(H) lain-lain, sebutkan...............
3. Apakah saat ini PUS menggunakan alat kontrasepsi?
(A) Ya
(B) Tidak
4. Bila ya, alat kontrasepsi apa yang digunakan PUS :
(A) IUD (B) Pil (C) Suntik (D) Implan (E) Lain-lain, sebutkan _________
5. Bila tidak, apa alasan PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi :
(A) Mahal
(B) Tidak nyaman
(C) Dilarang agama
(E) Dilarang suami
(F) Tidak tahu (G) Lain-lain, sebutkan ________________________
6. Darimana PUS menerima informasi tentang Keluarga Berencana :
(A) Tenaga kesehatan
(B) Media cetak
(C) Media elektronik
(D) Keluarga
(E) Lain-lain, sebutkan (tetangga/teman)
7. Bagaimana kondisi kesehatan PUS saat ini :
(A) Sehat
(B) Sakit
8. Bila sakit, tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut :
(A) Ke Pelayanan Kesehatan
(B) Beli obat di warung
(C) Didiamkan saja
(D) Lain-lain, sebutkan _______________
9. Bila PUS sakit apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan _______
C. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU HAMIL :
1. Berapa jumlah ibu hamil................................................................................
2. Berapa usia kehamilan ibu saat ini :
(A) 1-3 bulan
(B) 4-6 bulan
(C) 7-9 bulan
3. Berapa peningkatan berat badan ibu selama kehamilan saat ini (khusus trimester III) :
(A) < 9 kg
(B) 9-12 kg
(C) > 12 kg
4.
Madura
47
(A) Sehat
(B) Sakit
13. Apa yang dilakukan untuk ibu hamil yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _________
14. Bila ibu hamil sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan ______________
D. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU NIFAS :
1. * Dibantu oleh siapa saat ibu melahirkan :
(A) Perawat
(B) Dokter
(C) Bidan
(D) Dukun terlatih
(E) Lain-lain, sebutkan _______________
2. Apakah ibu memperoleh informasi tentang perawatan nifas :
(A) Ya
(B) Tidak
3. Bila iya, informasi apa yang ibu peroleh :
(A) Kebersihan diri
(B) Perawatan payudara
(C) Perawatan alat kelamin
(D) Cara memandikan bayi
(E) Perawatan tali pusat
(E) Lain-lain, sebutkan ___________
4. Bagaimana kondisi ibu nifas saat ini :
(A) Sehat
(B) Sakit
5. Apa yang dilakukan untuk ibu nifas yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _________
6. Bila ibu nifas sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan ______________
E. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU MENYUSUI :
1. Apakah ibu memperoleh informasi tentang cara pemberian ASI :
(A) Ya
( B ) Tidak
2. Bila iya, informasi apa yang ibu peroleh :
( B )Makanan bergizi
( B ) Perawatan payudara
( C )Manfaat ASI
( D ) Teknik menyusui bayi
( E ) Lain-lain, sebutkan _____________________________________________
3. * Apakah ibu segera memberikan kolostrum pada bayi setelah lahir :
( A )Ya
( B ) Tidak
4. * Sampai usia berapa anak diberi ASI eksklusif :
( A )6 bulan
( B ) 6-12 bulan
( C ) 12-18 bulan
( D ) 18-24 bulan
( E ) > 24 bulan
5. Bagaimana kondisi ibu menyusui saat ini :
(A) Sehat
(B) Sakit
6. Apa yang dilakukan untuk ibu menyusui yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _______
7. Bila ibu menyusui sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan __________
F. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANGGOTA KELUARGA USIA
BAYI/BATITA/BALITA
(0-5 tahun)
1. Berapa jumlah balita saat ini 1
2. * Apakah ibu melaksanakan penimbangan atau pemeriksaan pada bayi/batita/balita :
(A) Ya
(B) Tidak
3. *Apakah dalam 3 bulan terakhir bayi di timbang setiap bulan:
(A) Ya
(B) Tidak
4. Bila iya, teratur apa tidak:
(A) Ya
(B) Tidak
5. Bila tidak, apa alasan ibu tidak melaksanakan penimbangan pada bayi/batita/balita :
(A) Sibuk
(B) Jauh
(C) Takut
(D) Malas
(E) Tidak Tahu
(F) Lain-lain, sebutkan ______
6. Apakah bayi/batita/balita memperoleh makanan selingan :
(A) Ya
(B) Tidak
(C) Kadang-kadang
7. Bagaimana kondisi bayi/batita/balita saat ini :
48
(A) Sehat
(B) Sakit
Bila bayi/batita/balita sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan Demam _______
Apa yang dilakukan untuk bayi/batita/balita yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _______
10. Data imunisasi
No Nama Us B N/T M K H O
JENIS IMUNISASI
KE
.
ia
B
N
T
B D D D P P P P C H H H TL
C P P P O O O O A E E E BL
G T T T L L L L MP P P L
8.
9.
1 2 3 I I I I P A A
O O O O A T T
1 2 3 4 K I I
T T
I I
S S
1 2
A
T
I
T
I
S
3
1.
Nia
4
13
2.
Ds
t
Catatan :
N : Normal
K : Garis kuning
TL : Tidak lengkap
L : Lengkap
TN : Tidak normal
H : Garis hijau
BL : Belum lengkap
M : Garis merah
O : Overweight (garis kuning diatas garis hijau )
G. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK USIA PRASEKOLAH/SEKOLAH (6-12
tahun)
1. Berapa jumlah anak usia sekolah/prasekolah saat ini...............................................
2. Apakah anak menggosok gigi dalam setiap hari :
(A) Ya
(B) Tidak
3. Bila ya, berapa kali anak menggosok gigi dalam sehari :
(A) 1x
(B) 2x
(C) 3x
4. Bila tidak, apa alasan anak tidak menggosok gigi setiap hari :
(A) Malas
(B) Takut
(C) Tidak punya sikat gigi dan pasta
(D) Tidak tahu
(E) Lain-lain, sebutkan ______________________
5. Bagaimana kondisi gigi anak saat ini :
(A) Bersih dan sehat
(B) Hitam dan berlubang
(C) Sariawan
(D) Gusi bengkak dan berdarah
(E) Lain-lain, sebutkan ______________
6. Apakah anak terbiasa mencuci tangan setelah bermain-main :
(A)Ya
(B) Tidak
7. Apakah anak terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan :
(A)Ya
(B) Tidak
8. Bagaimana kondisi anak saat ini :
(A)Sehat
(B) Sakit
9. Apa yang dilakukan untuk anak yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan ________
10. Bila anak sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan _________________
H. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT REMAJA (13-18 tahun)
1. Berapa jumlah remaja saat ini dikeluarga................................................................
2. Kegiatan
apa
yang
dilakukan
remaja
di
luar
jam
sekolah
:
_________________________________________________________________________
49
_________________________________________________________________________
_________________________________________________
3. Apa yang dilakukan remaja jika ada masalah :
(A)Diam
(B) Marah
(C) Pergi dari rumah
(D)Bolos sekolah
(E) Lain-lain, sebutkan _____________
4. Apakah remaja merokok :
(A)Ya
(B) Tidak
5. Bila tidak, apa alasan remaja tidak merokok :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Dimarahi orangtua
(C) Pemborosan
(D) Lain-lain, sebutkan ____________________________
6. Apakah remaja mengkonsumsi miras/obat terlarang :
(A)Ya
(B) Tidak
7. Bila tidak, apa alasan remaja tidak mengkonsumsi miras/obat terlarang :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Dimarahi orangtua
(C) Pemborosan
(D) Lain-lain, sebutkan_________________
8. Bagaimana kondisi remaja saat ini :
(A)Sehat
(B) Sakit
9. Apa yang dilakukan untuk remaja yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan ________
10. Bila remaja sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan ______________
_______________________________________________________________
I.
BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANGGOTA KELUARGA USIA DEWASA (1955 tahun)
1. Berapa jumlah anggota keluarga yang dewasa saat ini 2
2. Kegiatan apa yang dilakukan anggota keluarga usia dewasa setelah lulus sekolah:
(A) Bekerja tetap
(B) Bekerja tidak tetap
(C) Menganggur
(D) Lain-lain, sebutkan _________________________________
3. Apakah anggota keluarga usia dewasa merokok :
(A)Ya
(B) Tidak
4. Bila tidak, apa alasan anggota keluarga usia dewasa tidak merokok :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Pemborosan
(C) Lain-lain, sebutkan ____________________________
5. Apakah anggota keluarga usia dewasa mengkonsumsi miras/obat terlarang :
(A)Ya
(B) Tidak
6. Bila tidak, apa alasan anggota keluarga usia dewasa tidak mengkonsumsi miras/obat
terlarang :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Pemborosan
(C) Lain-lain, sebutkan ______________________________
7. Apa yang dilakukan anggota keluarga usia dewasa jika ada masalah :
(A)Diam
(B) Marah
(C) Pergi dari rumah
(D)Bolos kerja
(E) Lain-lain, sebutkan ____________________
8. Bagaimana kondisi annggota keluarga usia dewasa saat ini :
(A)Sehat
(B) Sakit
9. Apa yang dilakukan untuk anggota keluarga usia dewasa yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan ________
10. Bila anggota keluarga usia dewasa sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan
____________________________________________
J.
50
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
K. PSIKOSOSIAL
1. Apakah dalam keluarga ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa :
(A)Ya
(B) Tidak
2. Bila iya, bagaimana kondisi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa saat ini :
(A) Sehat
(B) Sakit
3. Bila kondisinya sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan ___________
_________________________________________________________________
4. Apa yang dilakukan untuk anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _______
5.
b.
51
Suku bangsa
Alamat lengkap
Telp yang mudah dihubungi
Hubungan dengan klien
I.
: Madura
: Kelurahan Kranjingan Dusun Langsepan RW 17/ RT 2
:: Suami
II.
Ya
Tidak
Kemampuan
Kemampuan Klien
Mengenal dan menyebut namanya
Bertindak sendiri dan tidak mau diperintah
Mau berpisah dengan orang tua dalam waktu singkat/ sebentar
Sering bertanya tentang hal/benda yang asing bagi dirinya
Sering menggunakan kata jangan/tidak/nggak
Berinteraksi dengan orang lain tanpa diperintah
Mampu mengungkapkan rasa suka dan tidak suka
Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain di luar keluarga
Meniru kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
Kemampuan keluarga
Menyebutkan cara menstimulasi perkembangan anak
Menentukan cara untuk menstimulasi perkembangan anak
Memberikan mainan yang sesuai dengan usia anak
Tidak menggunakan kata perintah saat berbicara tetapi memberikan
alternatif untuk memilih
Membuat aturan perilaku yang baik (makan, mandi, tidur bermain)
Memuji keberhasilan yang dicapai anak
Memberi kesempatan anak untuk bermain permainan yang bertujuan
menggali rasa ingin tahu
Segera membawa baita ke puskesmas/rumah sakit/pelayanan kesehatan
bila sakit
Ya
Tidak
52
III.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
IV.
Ya
Tidak
53
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
7
8
V.
Kemampuan
Kemampuan Klien
Mampu BAK/BAB di toilet dan tidak mengompol
Mempunyai teman tetap untuk bermain
Menyukai dan ikut berperan dalam kegiatan kelompok
Berteman dengan sesama jenis
Berkompetisi dengan teman atau saudara sebaya
Memiliki hubungan yang baik dengan orang tua
Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah
Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga secara sederhana
Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
Memiliki hobby: naik sepeda, membaca buku, majalah, cerita anak
Tidak ada bekas tanda-tanda luka penganiayaan fisik dan seksual
Kemampuan keluarga
Memfasilitasi anak mengikuti aktivitas kelompok
Membimbing anak dalam pencapaian tugas perkembangan sesuai
kemampuannya
Membimbing anak dalam cara berinteraksi dengan orang lain
Membimbing anak dalam kegiatan rumah: menonton TV, membaca buku
cerita, waktu belajar yang disiplin
Melibatkan dan membimbing anak dalam kegiatan keluarga: berkebun,
memasak, membersihkan rumah, rekreasi bersama
Keluarga tidak mencubit, memukul atau mencela/memaki anak bila anak
rewel
Tidak mempekerjakan anak secara paksa untuk mencari nafkah keluarga
Memberikan pendidikan yang baik
Ya
Tidak
Kemampuan
Kemampuan Klien
Menilai diri sendiri secara obyektif, kelebihan dan kekurangan
Bergaul dengan teman sejenis dan lain jenis
Memiliki sahabat untuk teman curhat
Mengikuti kegiatan di uar aktivitas rutin (ekstra sekolah, olah raga, seni,
pramuka, pengajian)
Bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan
Memiliki keinginan dan cita-cita masa depan
Mampu menentukan suatu keputusan meski tanpa pesetujuan orang tua
Tidak menggunakan narkoba, merokok atau terlibat perkeahian dalam
pergaulan
Tidak melakukan tindakan asusila atau seks komersial/ pribadi
Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan remaja
yang negatif, misal kendaraan, senajat api
Berperilaku santun, menghormati orang tua dan guru, bersikap baik
dengan teman
Memiliki prestasi atau sumber kebanggaan sebagai wujud aktualisasi diri
yang positif
Kemampuan keluarga
Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan
bermanfaat
Tidak membatasi atau mengekang remaja dalam pencarian identitas diri
dengan alasan yang tidak rasional
Menjadi role model dalam cara berinteraksi sosial dengan orang lain
Ya
Tidak
54
4
5
6
7
8
VI.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
7
8
VII.
No
1
2
3
4
5
6
Kemampuan
Kemampuan Klien
Mempunyai konsep diri dan pedoman hidup yang realistis
Mengerti arah dan tujuan hidup yang diinginkan
Merasa mampu untuk mandiri, bertanggung jawab secara ekonomi dan
sosial
Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan orang lain
Mempunyai hubungan dekat dengan pacar atau sahabat
Memiliki kehidupan sosial yang berarti
Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
Mampu mengendalikan emosi secara konstruktif dan bertanggung jawab
Membentuk keluarga baru
Menyukai dirinya, mampu mengatasi stress dalam kehidupannya
Tidak menjadi pelaku tindak kriminal atau terlibat dalam masalah narkoba
Kemampuan keluarga
Membantu individu memilih nilai dan pedoman hidup yang positif
Membimbing individu menentukan pilihan pekerjaan sesuai bakat dan
kemampuan
Membimbing individu menentukan pasangan hidup
Membimbing individu mengambil keputusan penting dalam hidup,
menikah dan punya anak
Membimbing individu untuk mandiri dengan kehidupannya sendiri
Memfasilitasi individu menentukan tujuan hidup
Segera menghubungi pusat layanan kesehatan bila menjumpai masalah
dengan kesehatannya
Membimbing secara bijak bila terlibat tindak kriminal atau masalah
narkoba
Ya
Tidak
Ya
Tidak
55
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
VIII.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ya
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
( b ) Terbuka
( b ) Tidak
Tidak
56
4.
Pembuangan sampah :
( a ) Diambil petugas
( d ) Ditumpuk
( b ) Dikubur
( c ) Dibakar
( e ) Lain-lain, sebutkan _________
5.
6.
7.
8.
9.
( b ) Sumur gali
( d ) Lain-lain, sebutkan __________
( b ) selalu dimasak
( b ) Berbau
( c ) Berwarna
( e ) Tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna
( b ) Terbuka
( b ) > 10 meter
( b ) lain-lain sebutkan.............
( b ) Lancar
( b )diluar rumah
( b ) > 2x / hari
( b ) Tidak
( b) Tidak
57
(b) kontrak
(b) semen
d. Lain-lain sebagainya
( c ) Tidak terang
( b ) Berantakan
( b ) Tidak
( b ) Tidak
( c ) Toga
( b ) ISPA
( d ) DM
58
PENGKAJIAN UMUM
1. Fasilitas Umum dan Kesehatan
a. Fasilitas umum
Sarana pendidikan formal
a) jumlah TK
b) Jumlah SD/sederajat
c) Jumlah SLTP/sederajat
:d) Jumlah SMU/sederajat
:e) Jumlah PT/sederajat
Fasilitas kegiatan kelompok
a) Karang taruna
b) Pengajian
c) Ceramah agama
:d) PKK
e) Lain-lain
: Sarana ibadah
a) Jumlah masjid
b) Musola
c) Gereja
d) Pura/vihara
Sarana olahraga
a) Lapangan sepak bola
b) Lapangan bola vol
c) Lapangan bulu tangkis
:5
d) Lain-lain
b. Fasilitas kesehatan
a) Puskesmas pembantu
:1
b) Jarak dari desa
: 0,5
c) Puskesmas
:1
d) Jarak dari desa
:1
e) Rumah sakit
:f) Jarak dari desa
:g) Praktek dokter swasta
h) Praktek bidan
:6
i) Praktek kesehatan lain
j) Tukang gigi
:1
2. Sosial ekonomi
Karakteristik pekerjaan
a) jenis pekerjaan
PNS / ABRI
Pegawai swasta
Wiraswasta
Buruh tani/ pabrik
pensiun
status pekerjaan penduduk > 18 tahun < 65 tahun
a) penduduk bekerja
b) Penduduk tidak bekerja
: 57
:5
Buah
Buah
:-
Buah
Buah
Buah
:2
kelompok
:kelompok
x/bulan
:1
x/bulan
kelompok
::::-
buah
buah
buah
buah
:1
:5
buah
:-
buah
buah
buah
Km
buah
Km
buah
Km
:3
buah
:buah
buah
buah
buah
: 353
: 3.760
:: 4.100
: 20
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
::-
jiwa
jiwa
:
buah
:
buah
:
buah
: Rp. 1-2 juta
: Rp. 800.000,00
59
3.
4.
5.
6.
60
ANALISIS DATA
1. Core (Inti)
Data core (inti) komunitas
Komponen
Sejarah
- Tidak terkaji
Demografi
Rw 17 : 191 KK
Rt 1 : 70 kk
Rt 2 : 71 kk
Rt 3 : 50 kk
Rw 18 : 257 KK
Rt 1 : 85 kk
Rt 2 : 75 kk
Rt 3 : 97 kk
Tipe rumah tangga
- Kelompok
Sumber informasi
-
Hasil pengkajian
Status pernikahan
- kawin
Hasil pengkajian
Vital statistik
- tidak terkaji
Tidak terkaji
Hasil pengkajian
2. Subsistem
Komponen
Lingkungan fisik
Data subsistem
Sumber di komunitas
Dekat dengan gudang bako, jarak gudang ke
rumah warga sangat dekat.
Daerah Langsepan merupakan jalur yang
menghubungkan Jembber ke Banyuwangi,
sehingga banyak dilalui berbagai kendaraan
seperti truk, bus dan mobil besar serta sepeda
motor yang berlalu lalang sehingga
61
menyebabkan kebisingan.
Ekonomi
Komunikasi
Pendidikan
Rekreasi
3. Persepsi
Data persepsi
Komponen
Sumber informasi
Para warga
Warga sekitar
Penyakit yang dideritanya adalah penyakit
62
Literature
63
MASALAH
RENCANA
KEGIATAN
PENANGGUNG
JAWAB
WAKTU
KEGIATAN
TEMPAT
KEGIATAN
1.
Infeksi Saluran
Pernapasan Atas
(ISPA)
Dx : Defisiensi
Kesehatan
Komunitas
berhubungan
dengan
Ketidakcukupan
sumber daya
(misal : finansial,
sosial dan
pengetahuan).
1. Pemberian
minuman
jahe madu
2. Cara
penggunaan
masker
3. Cara cuci
tangan bersih
4. Pemberian
pelatihan
meditasi
Aulia Bella
Marinda
18.30-21.00
WIB
Kelurahan
Kranjingan
64
1.
MASALAH
KEP.
KOMUNITA
S
SASARAN
Infeksi Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Individu
yang
mengalami
ISPA
TUJUAN
1. Untuk
pemberian
minuman jahe
2. Untuk
mengetahui
cara
menggunakan
masker
3. Untuk
mengetahui
cara mencuci
tangan bersih
4. Untuk
pemberian
meditasi
STRATEGI
RENCANA
KEGIATAN
HARI/TG
L
TEMPAT
Melakukan
pendidikan
kesehatan dan
Demonstrasi
tentang masalah
ISPA
Sabtu, 16
April 2016
Kelurahan
Kranjingan
EVALUASI
KRITERIA
STANDAR
65
2.
3.
KEGIATAN
HASIL
HAMBATAN
Tanggal
PEMBERI DATA
PENERIMA DATA
KETERANGAN
66
Pengkajian
Tanggal
Validasi
_________________ ___________________
__
Nama dan tandatangan
Nama dan tandatangan
penerima data
KK/mewakili/pemberi
data
DIKETAHUI
PEMBIMBING DARI
TUTOR
PUSKESMAS (bila
PSIK UNIV. JEMBER
ada)
_________________
__
Nama dan tandatangan
___________________
_
Nama dan tandatangan
Catatan :
* Tutor dari PSIK Universitas Jember akan melakukan validasi terhadap isi pengkajian yang telah dilaksanakan mahasiswa.
67
BAB 5. PEMBAHASAN
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
bawah secara stimulan atau berurutandengan jumlah kebanyakan kasus
terjadi pada balita (Muttaqin 2008 dan Depkes 2013). Menurut WHO
(2007), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai
penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius
yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya
cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Jadi
disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus,
Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain
(Suhandayani, 2007).
Dampak ISPA antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Kesulitan bernafas
Demam tinggi dan menggigil
Tingkat oksigen dalam daerah rendah
Kesadaran menurun bahkan pingsan
Hidung tersumbat atau berair
Paru-paru terasa terhambat
Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit
Kerap merasa kelelahan
Tubuh merasa sakit
pengobatan
herbal
untuk
upaya
pemeliharaan
kesehatan
68
69
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari. ISPA
yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil dan kombinasi
dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko utama terjadi pada anakanak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, bebabn immunologisnya
terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit serta tidak tersedianya atau
berlebihannya pemakaian antibiotic. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu
dengan menjaga kesehatan gizi, imunisasi, menjaga kesehatan perorarangan dan
lingkungan, menjaga kontak langsung dengan penderita ISPA.
6.2 Saran
Petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan lebih banyak membaca
referensi terkait untuk lebih menambah wawasan terkait penyakit infeksi sauran
napas atas (ISPA). Selain itu perawat harus mencoba mengidentifikasi lebih lanjut
terkait ISPA agar didapatkan temuan temuan baru untuk diidentifikasi dan dapat
melakukan asuhan keperawatan kepada klien dengan infeksi saluran pernapasan
atas secara tepat dan cepat untuk menghindari penyebaran penyakit lebih lanjut.
70
DAFTAR PUSTAKA
Aden, R. 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. Yogyakarta:
Hanggar Kreator.
Anonim. 2016. Bab 1. Pendahuluan. Serial Online diakses pada 13 April 2016
dari http://eprints.umpo.ac.id/1290/2/BAB%20I.pdf
Anonim. 2016. Bab 2. Tinjauan Pustaka. Medan: USU. Serial Online diakses
pada
13
April
2016
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33047/3/Chapter
%20II.pdf
Carissa. 2012. Dampak Negative Pabrik Rokok. Serial Online diakses pada 13
April 2016 dari http://damapaknegatifrokok.com.
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta.
Gina. 2008. Patofisiologis asma. Serial Online diakses pada 13 April 2016 dari
http://.academia.edu/7271074/ASMA
71
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25671/1/SITI
%20NAMIRA%20fkik.pdf
Setiadi. 2012. Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu
WHO. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Geneva. Alih Bahasa: Trust Indonesia. Serial online diakses
pada 13 April 2016 dari
http://www.who.int/csr/resources/publications/WHO_CDS_EPR_2007_8ba
hasa.pdf
Departemen Kesehatan RI 2002, Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada
Balita, Depkes RI, Jakarta.
72
Lampiran:
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
: Berita Acara
: Daftar Hadir
: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
: Dokumentasi
Kelompok 2B
73
Murtaqib, M.Kep
NIP 197408132001121002
74
Lampiran 3
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan
Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan Mencuci tangan dan modifikasi
lingkungan
2. Sasaran / Target
Anak anak di lingkungan Langsepan
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Sabun cuci tangan
b. Tissue
c. Air
d. Alas/ Karpet
5. Susunan Kepanitiaan
a. Ketua
b. Sekretaris
: Nurwahidah
: Dutya Intan L.
e. Presenter
: Afriezal Kamil
f. Dokumentasi
g. Konsumsi
F.
6. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal
Pukul
Tempat
75
7. Setting Tempat
Keterangan:
1. Mahasiswa
(Fasilitator)
2. Peserta
(Warga)
3.
Pemateri
D. Persiapan
1. Berikan salam, perkenalkan diri.
2. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan peserta.
3. Atur suasana sehingga merasakan masyarakat merasa nyaman.
4. Panitia menyiapkan materi tentang Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan
Mencuci tangan dan modifikasi lingkungan
E. Susunan Acara
No.
1.
2.
3.
4.
6.
7.
Acara
Pembukaan
Sambutan Ketua Panitia
Sambutan Kepala Lingkungan
Langsepan
Presentasi materi :
- Simulasi mencuci tangan
- Simulasi modifikasi ligkungan
Diskusi
Penutup
Metode
Waktu
Ceramah
Ceramah
Ceramah
5 menit
5 menit
5 menit
Ceramah
45 menit
Diskusi
15 Menit
F. Evaluasi
1. Struktur Struktur
a. Materi yang akan disajikan sudah disiapkan.
b. Tempat yang akan digunakan di posko kelompok 2B Lingkungan
Langsepan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember
c. Persiapan mahasiswa telah dilakukan
76
Lampiran 4
: Dokumentasi
untuk
meningkatkan
derajat
77
Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan Tentang mencuci tangan dan modifikasi
lingkungan Pada masyarakat di Lingkungan Langsepan Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember pada tanggal 16 April 2016 oleh Kelompok 2B Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Gambar 2. Kegiatan Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan Tentang pembuatan minuman madu
jahe dan teknik nafas dalam dan batuk efektif Pada Ny.S di Lingkungan Langsepan Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember pada tanggal 16 April 2016 oleh Kelompok
2B Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember