Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN AKHIR PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PENYAKIT

GLOBAL DI LINGKUGAN LANGSEPAN RW 17 DAN RW 18


KELURAHAN KRANJINGAN KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER JAWA TIMUR

MAKALAH

oleh
Kelompok 2B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

LAPORAN AKHIR PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PENYAKIT


GLOBAL DI LINGKUGAN LANGSEPAN RW 17 DAN RW 18
KELURAHAN KRANJINGAN KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER JAWA TIMUR

MAKALAH
Disususn untuk memenuhi tugas Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global
dengan dosen pembimbing Murtaqib, M. Kep.

Oleh:
Kelompok 2B
Nurwahidah
NIM 132310101026
Aulia Bella Marinda
NIM 132310101030
Rizka Agustine W.
NIM 132310101041
Siti Nurhasanah
NIM 132310101058
Yeheskiel Febria N.
NIM 132310101061
Yunizar firda Alfianti
NIM 142310101013
Neneng Dwi Saputri
NIM 132310101020
Arifah Novia Ziyada
NIM 142310101021
Eka Putri Fajariyati
NIM 142310101035
Yogie Bagus Pratama
NIM 142310101037
Dewi Wulan Pratiwi
NIM 142310101038
Dutya Intan Larasati
NIM 142310101100

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS


Kami yang bertanda tanda tangan dibawah :
Nama

: Kelompok 2B

Tempat praktik

: RW 17 dan RW 18 di Lingkungan Langsepan,


KelurahanKranjingan, Kecamatan Sumber Sari.

Judul

: Laporan Akhir Praktik Belajar Lapangan Penyakit


Global Di Lingkungan Langsepan RW 17 Dan RW 18
Kelurahan

Kranjingan

Kecamatan

Sumbersari

Kabupaten Jember Jawa Timur


Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan akhir

ini berdasarkan

kasus yang terjadi di Lingkungan Langsepan, Kelurahan Kranjingan RW 17 dan


RW 18. Pemikiran dan pemaparan asli dari kelompok kami sendiri, baik naskah
laporan maupun intervensi yang tercantum sebagai bagian dari laporan. Jika
terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini
maka kami akan bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan
yang berlaku di Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan
dari pihak manapun.

Jember, 12 April 2016

Kelompok 2B

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Akhir yang berjudul
Laporan Akhir Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global Di Lingkungan
Langsepan RW 17 dan RW 18 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember Jawa Timur dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas Praktik Belajar
Lapangan Penyakit Global pada semester enam Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember tahun ajaran 2015/2016.
Dengan segala kerendahan hati, selaku penyusun tugas ini menyadari bahwa
tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan tugas yang serupa di masa yang akan datang.
Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat bagi dunia
pendidikan, khususnya dalam lingkup Universitas Jember.

Jember, 12 April 2016

Kelompok 2B

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................
HALAMAN JUDUL..................................................................................
LEMBARA PERNYATAAN ORISINIL..................................................
PRAKATA..................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................
1.1 Latar.......................................................................................................
1.2 Tujuan.....................................................................................................
BAB 2. TINJAUAN TEORI......................................................................
2.1 Pengertian ..............................................................................................
2.2 Epidemiologi..........................................................................................
2.3 Etiologi ..................................................................................................
2.4 Dampak..................................................................................................
2.5 Prognosis................................................................................................
2.6 Tatalaksana.............................................................................................
2.7 Pencegahan.............................................................................................
BAB 3. INTERVENSI................................................................................
3.1 PICOT FRAME WORK........................................................................
3.2 Sumber Literatur....................................................................................
3.3 Teori dan Konsep Intervensi..................................................................
3.3.1 Definisi...........................................................................................
3.3.2 Mekanisme.....................................................................................
3.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi...........................................................
3.3.4 Efek samping .................................................................................
3.3.5 Efektifitas dan Keamanan penggunaan..........................................
3.4 Implikasi dan Rekomendasi intervensi..................................................
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................
4.1 Individu..................................................................................................
4.2 Keluarga.................................................................................................
4.3 Komunitas..............................................................................................
BAB 5. PEMBAHASAN...........................................................................
BAB 6. PENUTUP.....................................................................................
6.1 Kesimpulan............................................................................................
6.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN

Hal
i
ii
iii
iv
v
1
1
3
4
4
4
4
5
5
6
8
10
10
11
13
13
14
14
14
15
15
17
17
32
46
67
69
69
69
70

BAB 1. PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Terbentuknya masyarakat urban adalah hasil urbanisasi yang tidak terkontrol

sebagai sisa dari industrialisasi dan komersialisasi di perkotaan yang menarik para
masyarakat rural untuk pergi ke daerah urban. Masyarakat rural pergi ke daerah urban
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi lebih baik (Hidayati, 2009). Banyaknya
masyarakat yang pindah ke daerah urban atau perkotaan membuat munculnya masalah
masalah baru yang berada di perkotaan. Hal ini menimbulkan masalah seperti
pengangguran, sempitnya lahan untuk pemukiman, dan polusi udara yang akan
berdampak kepada penurunan derajat kesehatan masyarakat di daerah urban
(Kemenkes, 2012). Masalah kesehatan banyak ditemukan akibat padatnya kehidupan di
daerah kota seperti kejadian penyakit tidak menular dan penyakit menular.
Sektor industri saat ini makin berkembang, dari satu sisi memberi dampak positif
berupa bertambah luasnya lapangan kerja yang tersedia dan meningkatnya pendapatan
masyarakat. Selain itu, sector industri menimbulkan dampak negatif karena makin
tinggi teknologi yang digunakan dalam proses industri, kemungkinan bahaya yang
timbul semakin besar (Priatna, 1997 dalam

Carissa 2012). Timbunan tembakau

mengandung nikotin dan tar yang beraroma menyengat mengakibatkan rasa sesak di
dada, asma, penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker
rongga mulut,

kanker laring, kanker esofagus, bronchitis, tekanan darah tinggi,

impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin (Setyadi, 2012). Salah satu
untuk mencegah dampak negatif pada pekerja rokok adalah dengan menggunakan Alat
Perlindungan Diri (APD) masker, selama ini penggunaan APD masker di gudang atau
pabrik tembakau sangatlah kurang karena pekerja mengejar target pekerjaan daripada
kesehatan dalam penggunaan APD masker dan kurangnya perhatian pabrik tentang
keselamatan kerja (Heri, 2014).
Tembakau merupakan tanaman yang dapat menimbulkan adiksi dan bersifat
karsinogen yang mengendap dan merusak terutama pada organ paru-paru karena zat-zat
yang terdapat dalam tembakau (Nikotin) dapat menyebabkan kanker (Gondodiputro,
2007),sehingga nikotin yang terhirup akan meningkatkan jumlah eosinofil teraktivasi,

sel mast, makrofag, dan limfosit T dalam lumen mukosa saluran pernapasan. Sitokin
bersama sel inflamasi akan saling berinteraksi sehingga menimbulkan proses inflamasi
yang komplek, yang menyebabkan degranulasi sel mast disertai pengeluaran mediator
inflamasi dan berbagai protein toksik yang akan merusak epitel saluran pernapasan,
sebagai salah satu penyebab hiperaktif saluran pernapasan. Hal ini diperberat dengan
terjadinya hipertrofi dan hiperplasi otot polos bronkus, sel goblet, dan kelenjar bronkus
serta hipersekresi kelenjar mukus yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan
(Gina, 2008) dan menciptakan reaksi biokimia dalam tubuh anda, metabolisme tubuh,
kemampuan bertindak, merespon otak untuk memerintahkan tubuh membuat zat
endorphin yang dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria, dan berdampak
dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang sangat
rentan terhadap stroke dan serangan jantung (Lenterak, 2011).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan akut
yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan otitis serta
saluran pernafasan bagian bawah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis dan
pneumonia, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk
menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Saluran pernafasan adalah organ mulai
dari hidung sampai alveoli beserta organ seperti sinus, ruang telinga tengah dan pleura
(Depkes RI, 2008). Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, maka penyakit ISPA
termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan
melalui udara, dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang
penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab. Kondisi lingkungan
misalnya polutan udara, kepadatan, anggota keluarga, keterbatasan tempat penukaran
udara bersih (ventilasi), kelembapan, kebersihan musim, temperature, ketersediaan dan
efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk mencegah
penyebaran kararena ISPA mudah sekali tersebar, maka lingkungn yang seperti ini
merupakan faktor terjangkitnya penyakit ISPA (WHO, 2007).

Tujuan

Untuk mengetahui konsep dasar ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

Untuk mengetahui pengaruh polutan udara berupa asap hasil pembakaran


tembakau terhadap ISPA dan masalah kesehatan lainya di masyarakat sekitar
lingkungan Langsepan, Kelurahan Kranjingan, Kabupaten Jember

Untuk mengetahui intervensi keperawatan yang tepat guna mencegah dan


memperbaiki kondisi masyarakat yang sudah mengalami ISPA

BAB 2. TINJAUAN TEORI


1

Pengertian
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang

menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari,
ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai
bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutandengan jumlah
kebanyakan kasus terjadi pada balita (Muttaqin 2008 dan Depkes 2013). Menurut
WHO (2007), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan
sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen
infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala
biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa
hari. Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan
pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
2

Epidemiologi
Jumlah insiden ISPA di masyarakat diperkirakan 10-20% dari jumlah populasi

balita. ISPA mempunyai kontribusi 28% sebagai penyebab kematian pada bayi <1 tahun
dan 23% pada anak balita (1 sampai <5 tahun) dimana 80-90% dari kasus kematian
ISPA disebabkan oleh pneumonia (Depkes, 2007). Data dalam Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2008 diketahui bahwa cakupan penemuan kasus baru ISPA pada anak
balita ahanya sebesar 18,8% dari 76% yang ditargetkan. Berdasarkan dara yang bersala
dari laporan subdit ISPA ditjen P2M-PL Depkes RI tahun 2007 dari 31 provinsi
ditemukan 477.429 balita dengan pneumonia atau 21,5% dari jumlah seluruh balita di
Indonesia. Dengan proporsi penderita kurang dari 1 tahun sebesar 35% dan pada usia 14 tahun sebesar 65%.
3

Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri

penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah

golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus


dan lain-lain (Suhandayani, 2007).
4

Dampak
ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil dan

kombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko utama terjadi pada
anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, bebabn immunologisnya
terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit serta tidak tersedianya atau
berlebihannya pemakaian antibiotic.\
Penyakit ISPA pada orang dewasa tidak seperti penyakit ISPA yang dialami oleh
anak-anak, karena mungkin lebih banyak factor yang disebabkan karena jebiasaan dari
orang dewasa yang kurang sehat yang menyebabkan mereka terkena ispa. Dampaknya
antara lain:
a
b
c
d
e
f
g
h
i
5

Kesulitan bernafas
Demam tinggi dan menggigil
Tingkat oksigen dalam daerah rendah
Kesadaran menurun bahkan pingsan
Hidung tersumbat atau berair
Paru-paru terasa terhambat
Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit
Kerap merasa kelelahan
Tubuh merasa sakit

Prognosis
Penyakit ISPA ini pada umumnya memiliki prognosis yang baik apabila segera

ditangani dan tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Namun, prognosis akan memburuk
jika ISPA tidak segera ditangani dan pasien mengalami komplikasi dari penyakit ispa
tersebut.

Tatalaksana
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut (Smeltzer &

Bare dalam repository USU, 2010)

Pemeriksaan
Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan
anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila
menangis akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak
tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka
baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat
gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka
sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia

dapat didiagnosa dan diklassifikasi.


Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
1 Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
2
3

kedalam (chest indrawing).


Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.

Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.


Pengobatan
1 Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotic parenteral,
oksigendan sebagainya.
2 Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita
tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian
kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik
pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
3 Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di
rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk
lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,
dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun
panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada
pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai
pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang
tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotic
(penisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda

bahaya harus diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya.


Perawatan di rumah

Mengatasi panas (demam)


Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan memberikan
parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam
harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2
hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian
digerus dan diminumkan.
Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan

pada air (tidak perlu air es).


2 Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu
jeruk nipis setengah sendok teh dicampur dengan kecap atau madu setengah
3

sendok teh, diberikan tiga kali sehari.


Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulangulang yaitu

lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.


Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
4 Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan
akan menambah parah sakit yang diderita.
5 Lain-lain
a Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
b

dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.


Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat

kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.


Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi

cukup dan tidak berasap.


Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka

dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.


Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas
usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar
selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik,
usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali ke petugas kesehatan
untuk pemeriksaan ulang.

Pencegahan

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan terhadap pengendalian ISPA antara


lain:
1

Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik


Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya
dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum
air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya
itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat
maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga dapat

mencegah virus / bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh kita.


2 Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang
dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya
tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh
3

virus / bakteri.
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah,
sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa
menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara

kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.
4 Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri
yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui
udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya
berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu
suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet,
Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh
secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran antara
bibit penyakit).

BAB 3. INTERVENSI
1

PICO FRAME WORK


Analisis jurnal dari jurnal utama yang berjudul Efektifitas Pemberian Minuman

Jahe Madu Terhadap Keparahan Batuk Pada Anak Denagn ISPA berdasarkan analisa
jurnal menggunakan PICO sebagai berikut :
1

Patient, Problem or Population (P)


Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang

sangat seirus baik di dunia maupun di Indonesia.

Dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan seperti pencemaran udara oleh asap
pabrik atau kendaraan bermotor dan menurunnya keadaan sosial ekonomi menurun.
United Nations International Childrens Emergency Fund (UNICEF) dan World

10

Health Organization (WHO) pada tahun 2008 telah melaporkan bahwa ISPA
merupakan penyebab utama atau penyebab paling besar kematian pada anak. ISPA
menyebabkan lebih dari 2 juta anak meninggal tiap tahunnya, paling banyak adalah
balita umur 1 sampai 4 tahun. Indonesia menempati peringkat keenam di dunai
dengan jumlah ISPA sebanyak 6 juta kasus per tahun (Depkes RI, 2010).
2

Intervention (I)
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani batuk pada ISPA dengan

menggunakan pengobatan tradisional, WHO merekomendasikan penggunaan obat


tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kegiatan masyarakat, pencegahan
dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan
kanker. WHO juga mendukung upaya upaya dalam peningkatan keamanan dan
khasiat dari obat tradisional (WHO, 2007). Penelitian dalam jurnal utama meneliti
efektivitas penggunaan pemberian minuman jahe madu pada anak untuk
menurunkan intensitas batuk anak. Pemberian minuman ini dapat menurunkan
keparahan batuk pada anak, karena kandungan minyak dalam jahe yang merupakan
zat aktif yang dapat mengobati batuk (Nooryani, 2007), sedangkan zat antibiotik
madu dapat menyembuhkan beberapa infeksi seperti batuk anak pada ISPA (Aden,
2010).
3

Comparison or Comparator (C)


Sebelumnya sudah ada penelitian yang membahas tentang efektifitas pemberian

minuman jahe. Penelitian ini dilakukan di Amerika oleh Cohen, dkk pada tahun
2009 dan dilakukan di Indonesia oleh Yulfina pada tahun 2011 . Anak anak
dengan ISPA dan batuk pada malam hari diberi 1 dari 3 produk madu, plasebo pada
peberian 30 menit sebelum tidur dan tanpa ada perawatan. Hasil yang ditemukan
madu menghasilkan peningkatan perbaikan yang besar.
4

Outcomes (O)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden paling banyak

perempuan (59,6%) dan umur 3 tahun (48,07%). Pada kelompok kontrol terjadi
penurunan keparahan batuk namun tidak signifikan berdasarkan hasil uji t
dependent. Kesimpulan dari penelitian jurnal tersebut adalah terjadi perbedaan yang
signifikan antara rata rata tingkat keparahan batuk anak pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sesudah diberikan minuman jahe madu.

11

Sumber Literature
Jurnal utama yang penulis angkat untuk dianalisa sebagai berikut:

No
.
1.

Judul

Keterangan

Sumber

Efektifitas pemberian
minuman jahe madu
terhadap keparahan batuk
pada anak dengan ISPA

Nama jurnal : JOM PSIK


http://jom.unri.ac.i
VOL.1 NO. 2
d/index.php/JOMP
Tahun terbit : Oktober 2014 SIK/article/view/41
Peneliti : Apri Nur
37
Ramadhani, Riri
Novayelinda, Rismadefi
Woferst
Penulis dalam menganalisa jurnal membutuhkan jurnal pendukung agar

memperkuat analisa jurnal utama yang penulis nagkat. Adapaun jurnal pendukung yang
daat memperkuat jurnal utama sebagai berikut:
No
.
1.

Judul
Review Of Economic
Evaluations Of Mask And
Respirator Use For
Protection Against
Respiratory Infection
Transmission

2.

An Investigation Of The
Effects Of A Hand Washing
Intervention On Health
Outcomes And School
Absemce Using A
Randomised Trial In Indian
Urban Communities

3.

Community Intervntion To
Promote Rational Treatment
Of Acute Respiratory
Infection In Rural Nepal

Keterangan

Sumber

Nama jurnal : Mukerji et al.


BMC Infectious Disease
15:413
Tahun terbit : 2015
Peneliti : Shohini Mukerji,
C. Raina Maclntyre and
Anthony T. Newall
Nama jurnal : Tropical
Medicine and International
Health
Tahun terbit : Maret 2014
Peneliti : Julie A.
Nicholson, Migjan Naeni,
Michael Hoptroff, Jane R.
Matheson, Anthony J.
Roberts, David Taylor,
Myriam Sidibe, Anthony J.
Weir, Satyawan G. Damle,
adn Richard L. Wright
Nama jurnal : Tropical
Medicine and International
Health
Tahun terbit : January 2009
Peneliti : Kthleen A.
Holloway, Shiba B. Karkee,
Ashalal Tamang, Yan
Bahadur Gurung, Kumud K.
Kafle, Ramesh Pradan, and

http://www.ncbi.nl
m.nih.gov/pubmed/
26462473

http://onlinelibrary.
wiley.com/doi/10.1
111/tmi.12254/abst
ract;jsessionid=5D
4A812384B1F3C4
046F870A02AFA2
EA.f04t03

http://onlinelibrary.
wiley.com/doi/10.1
111/j.13653156.2008.02191.x
/abstract

12

4.

Meditation Or Exercise For


Preventing Acute
Respiratory Infection: A
Randomized Controlled
Trial

Barnaby C. Reeves
Nama jurnal : Ann Fam
Med
Tahun terbit : 2012
Peneliti : Bruce Barrett,

http://www.annfam
med.org/content/10
/4/337.long

MD, PhD1

Mary S. Hayney,
PharmD2

Daniel Muller, MD, PhD3


David Rakel, MD1
Ann Ward, PhD4
Chidi N. Obasi, MD1
Roger Brown, PhD5
Zhengjun Zhang, PhD6
Aleksandra Zgierska,
MD, PhD1

James Gern, MD7


Rebecca West, PhD,
APRN8

Tola Ewers, MS1


Shari Barlow, BA1
Michele Gassman, MA1
Christopher L. Coe,
PhD9

5.

An Audit And Feedback


Intervention Study
Increased Adherence To
Antibiotic Prescribing
Guidelines At A Norwegian
Hospital

Nama jurnal : Heg li et al.


BMC Infectious Disease
Tahun terbit : 2016
Peneliti : June Utnes
Hgli1*, Beate Hennie
Garcia1, Frode Skjold1,
Vegard Skogen2,3 and Lars
Smbrekke1

http://bmcinfectdis.
biomedcentral.com
/articles/10.1186/s1
2879-016-1426-1

Teori dan Konsep Intervensi


1

Definisi
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai penyakit saluran
pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia
ke manusia, WHO (2007). Timbulnya gejala yang cepat hanya dalam waktu
beberapa jam sampai beberapa hari saja. Menurut Depkes RI (2005), Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah suatu penyakit Infeksi akut yang
menyerang salah satu atau lebih bagian dari saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringannya seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura.

13

ISPA dapat disebabkan oleh berbagai pemicu, seperti keadaan sosial ekonomi
yang rendah, gizi buruk, pencemaran udara dan asap rokok (Depkes, 2002).
Penyakit ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
faktor lingkungan seperti pencemaran udara, ventilasi rumah yang kurang
mencukupi, dan kepadatan rumah penduduk. Faktor lingkungan ini dapat pula
terjadi apabila ada salah satu anggota keluarga yang merokok. Selain faktor
lingkungan, ISPA dapat disebabkan oleh faktor instrinsik dari diri anak itu sendiri.
Faktor intrinsik tersebut diantaranya, umur anak, berat badan saat lahir, status gizi,
vitamin A dan status imunisasi anak.
Tanda dan gejala ISPA salah satunya adalah batuk. Batuk yang irasakan pasien
biasanya menjadi keluhan utama pasien untuk berkunjung ke pusat pelayanan
kesehatan. Dari jurnal diketahui, batuk menjadi alasan kunjungan rawat jalan dan
mencapai tiga persen dari semua kunjungan rawat jalan di Amerika Serikat dan
paling banyak kasus batuk selalu berhubungan dengan ISPA (Paul, dkk, 2007).
ISPA yang ditandai dengan batuk dapat menyebabkan kualitas tidur atau istirahat
pada anak dapat berkurang. Jika kebutuhan tidur tidak cukup maka sel darah putih
dalam tubuh akan menurun, sehingga dampaknya sangat merugikan pada
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Selain itu, sistem daya tahan tubuh
anak juga menurun menyebabkan pertumbuhan dan kemampuan berpikirnya akan
terganggu. Bayi atau anak yang kurang tidur akan menjadi rewel, gampang marah
dan sulit diatur (Lamberg, 2002).
2

Mekanisme
Pada pasien dengan ISPA dapat dilakukan berbagai macam pengobatan,
diantaranya adalah dengan pengobatan tradisional. World Health Organization
(WHO) merekomendasi penggunaan obat tradisional seperti pengobatan herbal
untuk upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan
penyakit. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan
khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003).
Pemberian minuman jahe madu dapat membantu meringankan keparahan batuk
pada anak. Di dalam jahe terdapat kandungan minyak atsiri yang merupakan zat
aktif yang dapat membantu mengobati batuk, sedangkan zat antibiotik yang

14

terdapat pada madu yang dapat membantu menyembuhkan beberapa penyakit


infeksi diantaranya batuk pada anak dengan ISPA. Pada jurnal penelitianyang kami
analisa, anak yang telah diberikan minuman jahe madu, gejala keparahan batuk
seperti batuk berdahak, pilek, rewel, tidak nafsu makan dan gejala lainnya menjadi
berkurang.
3

Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi pemberian jahe dan madu ini didukung penelitian di Amerika yang
dilakukan oleh Cohen, dkk pada tahun 2009. Anak-anak dengan ISPA dan yang
mengalami batuk pada malam hari diberi 1 dari 3 produk madu, plasebo pada
pemberian 30 menit sebelum tidur dan tanpa ada perawatan. Hasil yang ditemukan
madu menghasilkan peningkatan perbaikan yang terbesar.
Kontraindikasi dari pemberian terapi ini pada anak dengan ISPA adalah apabila
jahe diknsumsi mentah.

Efek samping
Jahe umum digunakan sebagai obat herbal oleh mayarakat. Disamping
keamanan jahe sebagai obat herbal, terdapat beberapa beberapa efek samping
akibat konsumsi jahe seperti diare ringan atau reaksi alergi ringan. Efek samping
terutama terjadi bila jahe dikonsumsi dalam keadaan mentah. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa bila jahe dikonsumsi dalam jangka panjang akan mempunyai
efek hipoglikemik dan hipolipidemik.

Efektivitas dan keamanan penggunaan


Berdasarkan hasil penelitian jurnal, dapat diketahui bahwa terjadi penurunan
rata-rata tingkat keparahan batuk pada anak dengan ISPA sesudah diberikan
minuman jahe madu (post test). Pemberian minuman jahe madu dapat menurunkan
keparahan batuk pada anak, karena di dalam jahe terdapat kandungan minyak atsiri
yang merupakan zat aktif yang dapat membantu untuk mengobati batuk, sedangkan
zat antibiotik yang terkandung dalam madu dapat membantu menyembuhkan
beberapa penyakit infeksi seperti batuk pada anak dengan ISPA. Pada jurnal
penelitian yang kami analisa, anak yang telah diberikan minuman jahe madu, gejala

15

keparahan batuk seperti batuk berdahak, pilek, rewel, tidak nafsu makan dan gejala
lainnya menjadi berkurang.
4

Implikasi dan Rekomendasi Intervensi


Implikasi dari pengobatan yang dilakukan untuk menangani batuk pada ISPA

diantaranya dengan pengobatan tradisional, World Health Organization (WHO)


merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit
kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam
peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional. Obat tradisional telah diterima
secara luas di hampir seluruh Negara di dunia, negara-negara di Afrika, Asia dan
Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang
mereka terima. Di Afrika, sebanyak 80 persen dari populasi menggunakan obat herbal
untuk pengobatan primer. Negara Cina dari total konsumsi obat, sebesar 30-50%
menggunakan obat-obat tradisional (WHO, 2007). Penelitian oleh Department of
Pediatrics di Amerika, madu merupakan salah satu pengobatan tradisional yang unggul
untuk gejala ISPA, diantaranya dapat menurunkan keparahan batuk dan dapat
meningkatkan kualitas tidur anak pada malam hari. Penelitian Yulvina, pemberian
minuman jahe juga efektif untuk menurunkan keparahan batuk pada anak dengan ISPA.
Dengan kata lain bawa jahe madu dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengurangi
batuk pada orang-orang dengan ISPA.
Rekomendasi intervensi yang digunakan pada jurnal ini adalah bahwa hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Yulfin tentang
efektifitas pemberian minuman jahe terhadap penurunan keparahan batuk pada anak
dengan ISPA di wilayah kerja Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru Mimuman jahe madu
diberikan 2 kali dalam 1 hari selama 5 hari kepada responden. Jahe yang mengandung
minyak atsiri berkisar 3% merupakan sebuah zat aktif yang dapat mengobati batuk.
Pemberian minuman jahe madu dapat menurunkan keparahan batuk pada anak, karena
kandungan minyak atsiri dalam jahe yang merupakan zat aktif yang dapat mengobati
batuk, sedangkan zat antibiotik pada madu yang dapat menyembuhkan beberapa
penyakit infeksi seperti batuk anak pada ISPA. Anak yang telah diberikan minuman jahe
madu oleh peneliti gejala keparahan batuk seperti batuk berdahak, pilek, rewel, tidak
nafsu makan dan gejala lainnya menjadi berkurang. Dengan demikian pada penelitian

16

ini dapat disimpulkan bahwa pemberian minuman jahe madu dapat menurunkan tingkat
keparahan batuk pada anak dengan ISPA. Hal ini dapat meringankan ketidaknyamanan
batuk yang dirasakan oleh orang-orang dengan ISPA, selain di dukung dengan
kebiasaan sehari-hari seperti cuci tangan, penggunaan masker, dan lain sebagainya
untuk membantu mencegah kekambuhan ISPA.

BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN


4.1 Individu

17

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER


FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU
Nama Mahasiswa
NIM
Tempat Pengkajian
Tanggal

:
:
:
:

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama
:Suminah
Umur
:58 Tahun
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat

:Perempuan
:Islam
:Tidak Tamat SD
: RT 02/RW 17 No 2,
Langsepan, Kelurahan
kranjingan, Kecamatan
Sumbersari, Jember

No. RM
Pekerjaan

:: Buruh Pabrik Tembakau


dan Sepat
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal MRS
:Tanggal Pengkajian : 13 April 2016
Sumber Informasi
: Klien dan keluarga

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa medik: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
2. Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, batuk dan demam.
3. Riwayat penyakit sekarang: 30 menit sebelum pengkajian, klien mengeluh sesak
nafas,demam dan batuk, klien berupaya mengurangi sesak nafas dengan
mengkonsumsi obat warung (neonapasin) dan mengurangi batuknya dengan
(konidin) sehingga gejala sedikit berkurang.
4. Riwayat kesehatan terdahulu: klien sebelumnya tidak mengalami penyakit yang
di derita seperti sekarang
a. Penyakit yang pernah dialami: b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):c. Imunisasi: tidak terkaji.
d. Kebiasaan: klien bekerja kerja di pabrik tembakau dan suami klien juga
sebgai perokok aktif.
e. Obat-obat yang digunakan: Neonapasin,Konidin.
5. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama, orang tua klien juga tidak pernah mengalami hal sedemikian rupa, begitu
juga dengan anak dan cucu klien.
6. Genogram:

18

Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: perempuan sakit
: laki-laki mninggal
: peremuan meningal
------- : tingga dalam satu rumah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi & pemeliharaan kesehatan: klien menganggap kesehatan adalah hal
yang penting oleh karena itu apabila klien mengalami sesak dan batuk segera
membeli obat ke warung,namun klien tidak mengerti mengapa klien mengalami
hal yang seperti itu, kadang klien hanya berfikir bahwa sesak dan batuknya
dikarenakan terlalu lelah bekerja.
2. Pola nutrisi/ metabolik: klien mengatakan jenis makanan yang dikonsumsi
adalah nasi,lauknya seperti: nasi, tahu dan tempe serta ikan asin. Sayurnya
seperti:kangkung dan bayam. Sebelum klien sakit, nafsu makan baik yaitu 3x
kali sehari namun menjadi 2x sehari ketika klien merasakan gejala-gejala ISPA,
klien mengatakan tidak memiliki alergi pada makanan,obat dan minuman
tertentu.
3. Pola eliminasi: klien BAB tiap 2 hari sekali, tidak pernah menggunakan obat
pencahar. Selama sakit,frekuensi BAB klien tidak mengalami perubahan yaitu
2x sehari. BAK 3 hari sekali tergantung dari banyak minum atau tidak
4. Pola aktivitas & latihan:klien tetap bekerja di gudang tembakau dan pabrik
sepat, namun terkadang juga pergi ke sawah sampai saat ini. Klien mampu
mandiri dengan kondisinya.

19

Aktivitas Harian (Activity Daily Living)


Kemampuan perawatan diri
0
1
2
Makan / minum

Toileting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi / ROM

Ket: 0: tergantung total, 1: bantuan petugas dan alat, 2: bantuan petugas, 3:


bantuan alat, 4: mandiri
5. Pola tidur & istirahat: sebelum sakit klien tidur sekitar 6-8 jam per hari, namun
selama sakit, pola tidur klien sering terganggu karna adanya sesak napas dan
batuk yang mengganggu. Setelah pulang dari kerja klien kadang mengalami
sesak nafas, jadi klien tidak bisa istirahat sepeti biasanya.
6. Pola kognitif & perseptual: klien dalam kondisi sadar saat proses pengkajian,
mampu berkomunikasi dengan baik walaupun sedikit kesusahan dalam
bernafas.Klien sedikit terkendala bahasa karena klien kurang bisa menggunakan
bahasa Indonesia. Penglihatan sedikit berkurang karna faktor lanjut usia.
7. Pola persepsi diri: klien menerima penyakitnya karena selama ini keluhan klien
berkurang dengan mengkonsumsi obat warung, sehingga klien percaya akan
sembuh.
8. Pola seksualitas & reproduksi: klien seorang wanita lanjut usia yang sudah
mengalami masa menopouse.
9. Pola peran & hubungan: hubungan klien dan keluarga, hubungan klien dan
sekitarnya terjalin dengan baik. Peran klien dalam keluarga juga menjalankan
peran kepala keluarga yaitu bekerja membantu suami agar kebutuhan keluarga
tercukupi.
10. Pola manajemen koping-stress: apabila klien mengalami masalah atau
mengalami gejala ISPA seperti batuk, pilek, radang tenggorokan, dan sesak nafas
(mengi) untuk membelikan obat di warung dan meminum teh hangat untuk
mengurangi sesaknya.

20

11. System nilai & keyakinan: klien masih rajin mengikuti pengajian dan
melaksanakan ibadah dengan rutin.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Tanda-tanda vital: TD
RR
Nadi
Suhu

:130/80 mmHg
: 22 x/menit
: 57 x/menit
: 39C

Kepala: rambut beruban namun sedikit berantakan, ekspresi wajah nampak seperti
mengalami kesakitan.
Mata: simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil isokhor, sklera tidak ikterik.
Telinga: nampak bersih tidak ada serumen.
Hidung: hidung tidak ada mukosa, nampak bersih, saat bernafas klien menunjukkan
pernafasan dengan cuping hidung.
Mulut: bibir kering.
Leher: tidak ada vena jugularis, klien mengeluh agak sakit kalau menelan.
Dada: pergerakan dada simetris, ada wheezing, dada bergerak regular namun saat klien
bernaas terlihat seperti kesulitan mengangkat dada, tidak ada bunyi gallop atau murmur.
Abdomen:tidak kembung, suara peristaltik usus 15 kali per menit.
Urogenital: klien tidak mengalami kesusahan dalam berkemih.
Ekstremitas: tidak ada udem di eksermiatas atas atau bawah.
Kulit dan kuku: kulit keriput, kuku sedikit kotor, tidak pucat dan tidak sianosis.
Keadaan lokal:
V. Terapi
Neonapsin (12,5 mg ephedrine HCL,130mg heophillin) -> dikonsumsi saat sesak
Konidin (100 mg guaifenesin,5 mg dextromethorphan, 2 mg chlopheniramine)
->dikonsumsi saat batuk
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Jember, 13 April 2017
Pengambil Data

21

( Kelompok 2B)

22

B. PROBLEM LIST
N
O
1

HARI/
TANGGA
L/JAM
Rabu/13
April/19.26

DATA PENUNJANG

ETIOLOGI

MASALAH

DS: klien mengatakan


batuk disertai
berdahak
DO:
Suara napas :
wheezing
RR : 22x/menit
HR : 57x/menit
TD : 138/78 mmHG

Infeksi
bakteri/bakteri

Bersihan jalan
nafas tidak efektif

DS: klien mengatakan


saya biasanya kalau
sesak itu badan saya
panas sekali, lalu
sama anak saya
dikompres
DO: suhu tubuh 39 C

Proses inflamasi
Sekresi mukus
berlebih
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Infeksi
bakteri/bakteri

Hipertermi

Proses inflamasi
Antigenantibodi
Hipertermi

4.

DS: klien mengatakan


saya gak enak
makan, sakit di
tenggorokan saya
DO: wajahnya
menyeringai kesakitan
Skala nyeri : 4
DS: klien
mengatakan saya
sekarang masih sedikit
sesak mbak, sulit yang
mau bernafas,
barusan saya sesak,
lalu saya kasih
napasin
DO:
-Pernafasan cuping

Nyeri Telan
Infeksi bakteri
Inflamasi faring
Nyeri telan

Faktor
kebiasaan
Spasme otot
bronchial
Sesak nafas

Pola nafas tidak


efektif

PARAF &
NAMA

23

hidung
-RR : 22x/ menit
-suara napas :
wheezing
5

DS: klien mengtakan


gak tau saya kok
bisa sesak kayak gini,
ini batuk tapi saya gak
pernah makan yang
aneh-aneh, kadang
pilek tapi saya gak
pernah makan es
DO:
-klien terlihat bingung
ketika ditanya tentang
apa penyakitnya dan
tidak mengetahui
penyebabnya.

Kurang
pengetahuan
Adanya gejala
ISPA
Klien
menanganggap
flu biasa
Klien tdak
mengetahui
penyebabnya
Kurang
pengetahuan

C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN (PROBLEM ETIOLOGI


SIMTOM/PES)
1. Bersihan jalan nafas tidak efekif berhubungan dengan sekresi mukus
yang berlebih yang ditandai suara napas wheezing
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai dengan
suhu tubuh di atas normal
3. Nyeri telan berhubungan dengan inflamasi membran mukosa faring yang
ditandai dengan pasien meringis dan skala nyeri 4
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
yang ditandai pernafasan cuping hidung dan RR = 22x/menit
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakauan klien mengenai
penyebab dan pencegahan penyakit yang ditandai dengan klien masih
bingung akan penyakitnya

24

D. PERENCANAAN/NURSING CARE PLAN


NO

1.

HARI/
TANGGAL/
JAM

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL

INTERVENSI

RASIONAL

Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b/d
penumpukan sekret

Setelah dilakukan
perawatan selama x24
jam, klien mampu
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih.
2. Mampu
mengeluarkan
sputum.
3. Mampu bernafas dan
berbicara dengan
mudah, tidak ada
suara serak
4. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
(irama nafas,
frekuensi pernafasan
dalam rentang normal
( 16-24x/ menit),
tidak ada suara nafas
wheezing)

1. Observasi TTV
2. Kaji frekuensi atau
kedalaman nafas dan
gerakan dada
3. Auskultasi area
paru, catat area
penurunan atau tidak
ada aliran udara dan
bunyi nafas misal
crackles, mengi
4. Berikan minuman
jahe dan madu
hangat, hindari
minuman dingin
5.Bantu pasien
latihan nafas sering.
Bantu klien
melakukan batuk
efektif
6. Anjurkan klien
memakai masker saat
bekerja dan di rumah

1. Memantau TTV teratur


untuk menentkan
perkembangan
perawatan yang dijalani
untuk membantu
perawatan selanjutnya.
2. Mnegetahui
perkembangan frekuensi
pernafasan
3. Ronchi dan mengi
terdengar pada inspirasi
dan/ekspirasi klien
karena pengumpulan
cairan, sekret kental
4. Membantu mengurangi
gejala ISPA
5. Membanatu klien
mengeluarkan dahak
dengan benar
6. Megurangi resiko
penularan terhadap
orang lain

PARAF
&
NAMA

25

2.

Hipertermi b/d proses


infeksi

5. TTV dalam rentang


normal
Setelah dilakukan
perawatan x24jam,klien
mampu
1. TTV normal. Suhu
tubuh dalam rentang
normal (36,5-37,5)
2. Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing

1. Observasi TTV
2. Anjurkan klien
atau keluarga
untuk melakukan
kompres hangat
pada kepala atu
aksila
3. Anjurkan klien
untuk
menggunakan
pakaian yang tipis
dan dapat
menyerap keringat
seperti pakaian
berbahan katun
4. Atur sirkulasi
udara
5. Anjurkan klien
untuk minum
banyak (20002500 ml/hari)
6. Anjurkan klien
untuk istirahat
selama fase vebris

1. Pemantauan TTV
teratur dapat
menentukan
perkembangan
perawatan selanjutnya
2. Dengan kompres
hangat akan terjadi
proses
konduksi/perpindahan
panas dengan perantara
3. Proses hilangnya panas
akan terhalangi dengan
pakaian yang tebal dan
tidak akan menyerap
keringat
4. Penyediaan udara
bersih
5. Kebutuhan cairan
meningkat akibat
penguapan tubuh
meningkat
6. Tirah baring bertujuan
untuk mengurangi
metabolisme dan panas

26

3.

4.

penyakit
Setelah dilakukan
1. Kaji keluhan
perawatan perawatan
nyeri, catat skala
2x24 jam diharapkan
0-10, faktor yang
klien mampu
memperburuk /
1. Nyeri telan berkurang
meredakan nyeri,
1-2
lokasi, lama, dan
karakteristiknya
2. Anjurkan klien
menghindarri
alergen / iritan
seperti asap rokok
dan
mengistirahatkan
suara saat serak
3. Anjurkan klien
minum air hangat
4. Kolaborasi:
berikan obat
sesuai indikasi
(steroid oral, IV,
inhalasi, dan
analgetik)
Pola nafas tidak efektif Setelah perawatan 1x
1. Posisikan klien
b/d spasme otot bronchial 24jam klien mampu
dengan posisi
dan penurunan ekspansi 1. Menunjukkan jalan
semifowler ( 30
paru
nafas yang
derajat)
Nyeri telan b/d inflamasi
membran mukosa faring

1. Identifikasi
karakteristik nyeri dan
faktor yang
berhubungan sangat
penting dalam
menentukan
intervensi / terapi yang
cocok
2. Mengurangi bertambah
beratnya penyakit
3. Peningkatan sirkulasi
pada daerah
tenggorokan serta
mengurangi nyeri
tenggorokan
4. Kortikosteroid
digunakan untuk
mencegah alergi,
analgetik untuk
mengurangi nyeri

1. Untuk meningkatkan
rasa nyaman, dorongan
pada diafragma,
ekpansi dada, dan

27

paten( irama,
frekuensi, dan
kedalaman
nafasdalam rentang
normal.
2. TTV dalam rentang
normal

5.

Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
ketidakauan klien
mengenai penyebab dan
pencegahan penyakit

2. Terapi oksigen
3. Kolaborasi obat
bronkodilator
dengan inhalasi
4. Lakukan
fisioterapi dada
5. Anjurkan klien
memakai masker
ketika bekerja

Setelah dilakukan
1. Beri penilaian
perawatan 1x24 jam
tentang tingkat
klien mampu
pengetahuan klien
1. Klien dan keluarga
mengenai proses
menyatakan
penyakit
pemahaman tentang
2. Jelaskan tanda dan
penyakit, kondisi,
gejala yang biasa
prognosis, dan
muncul pada
program pengobatan
penyakit, anjurkan
2. Klien dan keluarga
melapor agar
mampu melaksanakan
segera mendapat
prosedur yang
perawatan
dijelaskan secara
3. Jelaskan proses
benar
penyakit dengan

vetilasi paru
2. Untuk menjaga kadar
oksigen di dalam paruparu
3. Untuk mengurangi
spasme otot bronchial
4. Untuk mengelurkan
sekret atau dahak
sehingga jalan nafas
dapat paten
5. Menguragi pajanan
terhadap faktor
pencetus IS
1. Menambah
pengetahuan klien
2. Dengan mengetahui
tanda dan gejala awal,
klien dapat segera
ditangani dengan cepat
dan tepat
3. Klien mengetahui
proses penyakit
bertujuan untuk
memberikan motivasi
untuk berobat
4. Dengan merubah gaya
hidup yang sehat, dapat

28

3. Klien dan keluarga


mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat
atau tim kesehatan
lain

E. CATATAN KEPERAWATAN/NURSING NOTE


NO
NO Dx KEP
HARI/TGL/
JAM
1.

Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b/d
penumpukan sekret

Sabtu, 16
April 2016

cara yang tepat


4. Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi atau
pengontrolan
penyakit
5. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan

IMPLEMENTASI

mengontrol kambuhnya
penyakit
5. Ketika klien
menyetujui rencana
pengobatannya maka
terapi bisa dijalankan
dengan baik

EVALUASI FORMATIF

1. Mengobservasi TTV
1. TTV :
2. Mengauskultasi area paru, catat area
TD :120/90
penurunan atau tidak ada aliran udara
Nadi : 72x/ menit
dan bunyi nafas misal crackles, mengi RR: 26x per menit
3. Memberikan minuman jahe dan madu Suhu : 36 derajat celcius
hangat, hindari minuman dingin
2. Terdapat suara wheezing di lobus
4. Membantu pasien latihan nafas sering.
kanan tengah
Bantu klien melakukan batuk efektif
3. Klien dapat menjelaskanulang
5. Menganjurkan klien memakai masker
bagaimana cara membuat jahe
saat bekerja dan di rumah
madu dengan lancer dan benar

PARAF
&
NAMA

29

2.

Hipertermi b/d proses


infeksi

Sabtu, 16
April 2016

1.
2.

3.

4.
5.
6.

3.

Nyeri telan b/d


inflamasi membran
mukosa faring

Sabtu, 16
April 2016

1.

4. Klien dapat mendemonstrasikan


bagaimana cara batuk efektif
5. Klien mengerti dan dapat
menjelaskan ulang manfaat dari
pengunaan masker
Mengobservasi TTV
1. TTV seperti yang sudah terkaji di
Menganjurkan klien atau keluarga
atas
untuk melakukan kompres hangat
2. Klien mengerti dan mampu
pada kepala atu aksila
menjelaskan kembali bagaimana
Menganjurkan klien untuk
cara kompres hangat serta
menggunakan pakaian yang tipis dan
tujuannya
dapat menyerap keringat seperti
3. Klien dapat menjelaskan ulang
pakaian berbahan katun
manfaat dari menggunakan
Mengatur sirkulasi udara
pakaian tipis saa terjai demam
Menganjurkan klien untuk minum
4. Klien dan keluarga belum dapat
banyak (2000-2500 ml/hari)
mengatur sirkulasi usara karena
Menganjurkan klien untuk istirahat
jalan udara yakni jendela telah
selama fase vebris penyakit
dipatenkan atau ditutup permanen
5. Klien bersedia minum banyak
dan langsung melakukan minum
pada saat inplementasi
6. Klien mampu memahami tujuan
dari istirahat ketika fase tersebut
Mengkaji keluhan nyeri, catat skala
1. Nyeri sudah berkurang karena
0-10, faktor yang memperburuk /
klien telah meminum air madu
meredakan nyeri, lokasi, lama, dan
jahe hangat
karakteristiknya
2. Klien mengerti bagaimana cara

30

4.

5.

Pola nafas tidak efektif


b/d spasme otot
bronchial dan
penurunan ekspansi
paru
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
ketidakauan klien
mengenai penyebab dan
pencegahan penyakit

Sabtu, 16
April 2016

Sabtu, 16
April 2016

2. Menganjurkan klien menghindarri


alergen / iritan seperti asap rokok
dan mengistirahatkan suara saat
serak
3. Menganjurkan klien minum air
hangat
1. Memposisikan klien dengan posisi
semifowler ( 30 derajat)
2. Menganjurkan klien memakai
masker ketika bekerja
1. Menjelaskan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakit,
anjurkan melapor agar segera
mendapat perawatan
2. Menjelaskan proses penyakit dengan
cara yang tepat
3. Mendiskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi atau
pengontrolan penyakit

untuk menghindari allergen


3. Klien engerti apa tujuan emberian
minuman hangat

1. Klien dapat mendemonstraskan


ulang bagaimana posisi semi
fowler pada saat sesak
2. Klien mengerti dan paham tujuan
penggunaan masker
1. Klien mengerti kemana klien
harus pergi ketika sakit
2. Klien mengetahui apa penyebab
penyakitnya
3. Klien mampu mengerti apa yang
harus dilakukan agar terhindar
dari serangan selanjutnya

31

F. CATATAN PERKEMBANGAN/PROGRESS NOTE


NO

HARI/TGL/
JAM

NO.
Dx
KEP
1

EVALUASI SUMATIF (SOAP)


S: Klien mengatakan tenggorokan saya
rasanya lega setelah batuk seperti yang
sudah diajarkan sampean:
O : Klien masih batuk, namun klien
sudah menyiapkan sendiri wadah untuk
membuang dahaknya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi nomor 1,3, dan 4
S: Klien mengatakan saya sudah ndak
panas lagi
O: Suhu 36 derajat celcius
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
S: Klien mengatakan kayaknya
tenggorokan saya sudah ndak sakit habis
minum jahe madu ini
O: A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi nomor 3
S: Klien mengatakan saya biasanya
tiba-tiba sesak, ini saya hais bakar
sampah rasanya sudah mau sesak
O: RR 26x per menit
A: Masalah teratsi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1 dan 2
S: Klien mengatakan oh, jadi begitu
penyebabnya, sekarang sya sudah tau
caranya bagaimana mengurangi sesak,
panas, sakit tenggorokan dan batuk
O: Klien mengerti dan memahami serta
mendemnstrasikan ulang apa yang sudah
dijelaskan mahasiswa
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

PARAF
&
NAMA

32

4.2 Keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. SETU DENGAN
ANGGOTA KELUARGA Ny. SUMINA MENDERITA ISPA
DI LINGKUNGAN LANGSEPAN RT 02 RW 17
KRANJINGAN KABUPATEN JEMBER
PENGKAJIAN DILAKUKAN
Nama

Kelompok 2b

Hari
Tanggal
Waktu
Metode

:
:
:
:

Rabu
13 April 2014
18:30 WIB
Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.

I.

STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

A.

Kepala Keluarga
1.
2.

Nama KK
Jenis

:
:

Tn. Satu
Laki-laki

Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

:
:
:
:
:

69 Tahun
Islam
SD tidak tamat
Tukang Kebun
Langsepan RT 02 RW 17

Kelamin
3.
4.
5.
6.
7.

Kranjingan, Sumbersari, Jember


B.

Komposisi Keluarga

No

Nama

Umur

Sex

1.

Sumina

58 Th

Hubungan
dg KK
Istri

Pendidikan

Pekerjaan

SD

IRT
Buruh

2.

Nuryasin

37 Th

Anak

SLTP

3.

Supiyati

35 Th

Menantu

SD

IRT

4 Th

Cucu

4.

C.

Nia
Ramadhani
Genogram

bangunan

Status

Status

imunisasi
Tidak

Kesehatan
Tidak Sehat

terkaji
Tidak

Sehat

terkaji
Tidak

Sehat

terkaji
Lengkap

Sehat

33

D.

Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Satu merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family dimana
terdiri dari keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah mertua dan anaknya.

E.

Struktur peran
a. Tn. Satu berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai tukang kebun.
b. Ny. Sumina berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus cucunya.
c. Tn. Nuryasin berperan sebagai anak dari pasangan Tn. Satu dan Ny. Sumina yang
merupakan anak pertama bekerja sebagai buruh bangunan.
d. Ny. Supiyati berperan sebagai istri dari Tn. Nuryasin yang berperan sebagai ibu
rumah tangga dan berperan melakukan pekerjaan rumah.
e. An. Nia Ramadhani merupakan anak dari pasangan Tn. Nuryasin dan Ny. Supiyati
berperan sebagai anak pra sekolah.

F.

Suku Bangsa
Keluarga Tn. Satu termasuk dalam suku Madura dan kewarganegaraan Indonesia.

G.

Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agama Islam.

H.

Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan dengan anak
pra sekolah di mana anak Tuan Nuryasin berumur 4 tahun. Tn. Nuryasin bekerja
sebagai buruh bangunan yang bekerja di Bali.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi keluarga Tn. Satu adalah
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
a.

Ny. Supiyati menyatakan Tn. Satu pernah mengalami sakit


pada kakinya seperti bengkak dan sering merasa tidak enak badan.

34

b.

Ny. Supiyati menyatakan Tn. Satu mengalami gangguan


pendengaran sejak 12 tahun yang lalu.

c.

Ny. Supiyati mengatakan Ny. Sumina mengalami sesak sejak


satu tahun yang lalu dan sering kambuh tiba-tiba. Sesaat sebelum pengkajian Ny.
Sumina juga merasa sesak.

d.

Ny. Supiyati mengatakan bila Ny, Sumina sesak diberikan obat


warung, jika tidak teratasi maka Ny. Supiyati membawanya ke Puskesmas
terdekat.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Dalam keluarga Tn. Satu tidak memiliki riwayat sesak tapi mengalami gangguan
pendengaran, hanya Ny. Sumina yang mengalami sesak setelah beberapa tahun
sudah tidak bekerja di Gudang tembakau dan sabut kelapa. Sudah satu tahun
belakangan sesak Ny. Sumina sering kambuh dan sangat mengganggu.
II. RIWAYAT KESEHATAN
A.

Kebutuhan Nutrisi
1.

Kebiasaan makan

: Makan 3x1 piring, dengan komposisi

2.

lauk dan sayur seadanya.


Kebiasaan minum

: Minum 4-6 gelas dengan minum air

rrebusan dan teh atau kopi.


B.

Kebutuhan Eliminasi
: 1 kali sehari dan tidak ada penggunaan laksatif
: 5 6 kali per hari dan tidak terjadi inkotinensia

C.

1.
Pola BAB
2.
Pola BAK
Istirahat Tidur

: Malam 6 7 jam
: bangun umumnya/seringnya jam 04.30 WIB

D.

1.
Waktu Tidur
2.
Waktu Bangun
Kebersihan Diri

:
:
:
:

E.

1.
Mandi
2.
Gosok gigi
3.
Keramas
4.
Potong kuku
Rekreasi/waktu senggang

2 kali sehari
1 kali sehari
1 minggu 1 kali
2 minggu 1 kali

Keluarga tidak mempunyai kegiatan (aktifitas) rekreasi, biasanya hanya menonon TV


untuk hiburan keluarga.
III. FUNGSI KELUARGA
A.

Fungsi Afektif

35

Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan menghargai satu
sama lainnya.
B.

Fungsi Sosial
Hubungan sosial kurang terjalin dengan baik Tn. Satu mengalami gangguan
pendengaran sehingga susah untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Ny. Sumina
jarang keluar rumah sehingga jarang berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

C.

Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanggulangannya
Bila ada anggota keluarga yang menderita sakit biasanya dibelikan obat di warung
bila tidak sembuh baru dibawa ke fasilitas kesehatan (Puskesmas).
b. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. Satu dikaruniai 3 orang anak.
IV. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

A.

Pekerjaan Tn. Satu

1.

Pekerjaan Tn. Satu adalah tukang kebun.

2.

Ny. Sumina adalah ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan menjaga cucunya.
B.

Penghasilan dan Pengeluaran


Keluarga Tn. Satu mengatakan penghasilan yang ia peroleh tidak cukup untuk makan
sehari-hari dan membiayai keluarganya. Perekonomia keluarga dibantu oleh anaknya
yang pertama yaitu Tn. Nuryasin yang bekerja sebagai buruh bangunan di Bali.

C.

Simpanan/uang keluarga
Sampai sekarang keluarga belum mempunyai simpanan/tabungan.

D.

Penentu keuangan keluarga


Sebagai penentu keuangan keluarga adalah Ny. Supiyati (Menantu).

E.

Sistem Nilai
Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah norma/budaya Madura,
semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ajaran agama, misalnya
sholat 5 waktu, mengaji dan sebagainya.

F.

Hubungan dengan Masyarakat


a.

Ny. Sumina mengatakan mengikuti arisan RT.

b.

Dalam melaksanakan interaksi dengan masyarakat


mengalami hambatan, karena Tn. Satu mengalami gangguan pendengaran dan Ny.
Sumina yang jarang keluar rumah.

G.

Mobilitas geografis keluarga

36

Tn. Satu menetap di rumah/tinggal di rumah yang telah dimilikinya kini, dari tabungan
dirinya dan anaknya.
V.

FAKTOR LINGKUNGAN

A.

Karakteristik rumah
1.

Karakteristik Rumah
a.

Rumah bentuk permanen dengan atap dari genteng, lantai sudah


diplester dengan semen, tetapi dapur masih berlantai tanah.

b.

Ukuran rumah 11 x 6 m2 menghadap ke barat.

c.

Tiap kamar mempunyai jendela, namun sebagian tidak dibuka


sehingga siang hari tampak gelap ruangan yang lain tidak ada ventilasi (jendela).

d.

Penerangan sudah menggunakan listrik tetapi kurang terang.

e.

Barang yang tak terpakai, sepeda dll disimpan di gudang.

2. Persediaan air bersih


Persediaan air bersih untuk minum dan memasak diambil dari sumur. Air untuk
minum dimasak terlebih dahulu, mandi, mencuci selalu di sumur tetapi bila BAB di
WC terkadang disungai dengan jarak 7 meter dari rumah.
3. Pembuangan sampah
Sampah yang terkumpul dibakar.
4. Pembuangan air limbah
Keluarga Tn.Satu membuang di belakang rumah, air limbah yang dihasilkannya dan
dibiarkan meresap ke dalam tanah.
5. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan yang cukup jendela dan meja kursi
tampak banyak debu. Halaman rumah dan ruangan selalu disapu. Banyak pakaian
yang bergantungan di kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar jarang
dibuka, sehingga siang hari tampak gelap. Tn. Satu mengatakan mereka nyaman
dengan kondisi rumah yang sekarang.
6. Jamban keluarga
Keluarga Tn. memiliki jamban, sehingga bila BAB di WC terkadang di sungai
(kali) yang tidak jauh dari rumah sekitar 7 meter dari rumah.
B.

Denah Rumah
8m

37

Dapur dan

gudang

R.

Tamu

dan

R.Keluarga
Sumur

R.makan

2m
12m
6,5m

kamar tidur

kamar tidur

kamar

tidur
gudang

S
T

B
U

C.

Karakteristik tetangga dan Komunitas


Sebagian tetangga bekerja sebagai buruh gudang tembakau, ibu rumah tangga dan
pedagang.

Hubungan dengan anggota masyarakat tidak ada masalah tetapi jarang

berinteraksi. Setiap bulan keluarga Tn. Satu mengikuti arisan yang diadakan oleh RT.
VI. PSIKOLOGIS
A.

Status Emosi
1.Stressor jangka pendek dan jangka panjang.

a.

Jangka Pendek
Sesak Ny. Sumina yang tiba-tiba kambuh.

b.

Jangka Panjang
Keluarga Tn. Satu memikirkan masalah biaya untuk hidup.
Ny. Sumina cemas ketika sesaknya kambuh.
Akibat dari pola hidup Tn. Satu yang terbiasa merokok dan minum kopi.
2.Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor.
Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian/cobaan dari
Tuhan.
3.Stressor koping yang digunakan.

38

Bila ada masalah Tn. Satu dengan Ny. Sumina selalu membicarakan satu sama lain
untuk mencari jalan keluar.
4.Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam
kondisi yang parah.
B.

Konsep Diri
1. Body Image
Tn. Satu melihat dirinya sebagai kepala keluarga bagi Ny. Sumina, Tn. Nuryasin, Ny.
Supiyati dan An. Nia Ramadhani. Persepsi dan perasaan Tn.Satu terhadap bentuk
tubuh, postur tubuh, dan penampilan diri, Tn. Satu merasa lebih dari cukup terhadap
gambaran dirinya. Meskipun fungsi telinga terganggu.
2. Personal Identity
Tn. Satu seorang kepala keluarga dengan 3 orang anak dan mempunyai istri Ny.
Sumina, juga menantu Ny. Supiyati dan cucu Nia Ramadhani.
3. Peran
a. Tn. Satu berperan sebagai kepala keluarga dan berperan menjaga keharmonisan
keluarga serta tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Ny.Sumina sebagai ibu rumah tangga dan istri dari Tn. Satu yang membantu
mengurus kebutuhan keluarga dan menjaga cucunya.
c. Tn. Nuryasin berperan sebagai kepala rumah tangga dari Tn. Satu, Ny. Sumina,
Ny. Supiyati dan anaknya serta sebagai penanggungjawab dalam mencari nafkah
keluarga.
d. Ny. Supiyati sebagai istri dari Tn. Nuryasin sebagai ibu rumah tangga dan
mengurus semua tugas rumah tangga dan menjaga anaknya.
e. An. Nia sebagai anak sulung dan sedang memasuki tahap pra sekolah.
4. Ideal Diri
Tn. Satu mengharapkan dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan
ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian/masalah.Harga Diri :

Tn.

Satu

menerima setiap ujian/masalah yang dihadapi keluarganya dengan ikhlas.

C.

Pola Komunikasi
Keluarga selalu menggunakan bahasa Madura dalam melaksanakan komunikasi.
VII.

A.

DERAJAT KESEHATAN

Kejadian Kesehatan
Dalam bulan-bulan ini keluarga Tn. Satu kurang sehat, Ny. Sumina mengalami sesak
yang tiba-tia kambuh. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik ketika dilakukan pengkajian
tekanan darah Tn. Satu tinggi.

39

B.

Kejadiaan Cacat
Tidak ada yang mengalami kecacatan

C.

Kejadian Kematian dalam 1 Tahun terakhir


Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit dan menimbulkan kematian.

D.

Perilaku Keluarga dalam Penanggulangan Sakit


Apabila keluarga ada yang menderita sakit biasanya dibelikan obat di warung dan bila
masih belum sembuh maka dibawa ke Puskesmas.

40

VIII.

PENGKAJIAN FISIK KELUARGA

Dilakukan pada tanggal/jam: 13 April 2016, jam 18.30 WIB


IX.

HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN


Keluarga Tn. satu mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
kesehatan terhadap mereka dan membantu bila keluarga mengalami kesulitan dalam hal
kesehatan semaksimal mungkin.

X.

ANALISIS DATA
No
1.

2.

Data
DS:
- Ny.
Sumina
mengatakan
dadanya
sering
batuk dan sesak
napas
- Ny.
Supiyati
mengatakan tidak
mengetahui
penyakit apa yang
diderita ibunya
DO:
- Ekspresi wajah Ny.
Sumina
tampak
kesakitan
DS:
- Ny.
Supiyati
mengatakan ketika
Ny.
Sumina
kambuh, dia sering
mengonsumsi obat
warung
untuk
meredakan
sakitnya
- Ny.
Supiyati
mengatakan tidak
mengetahui
penyakit apa yang
diderita ibunya

Etiologi

Masalah Kesehatan

Masalah
keperawatan
Ketidaktahuan
tentang usaha Resiko
penularan penyakti
ISPA kepada anggota
keluarga lain b.d
kurang terpajangnya
pemahaman keluarga
terhadap pencegahan
penularan penyakit
ISPA

Ketidaktahuan
keluarga tentang
penyakit ISPA dan
cara penularannya

Resiko penularan

Kurang terpajang
informasi tentang
cara pencegah dan
penatalaksanaan
penyakit

Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan
tentang pencegahan
dan penatalaksanaan
penyakit ISPA b.d
kurang terpajangnya
informasi

Ketidaksanggupan
dalam memodifikasi

Ketidaksanggupan
dalam memodifikasi

DO:
- Ekspresi wajah Ny.
Sumina
tampak
kesakitan
Ds :
Ketidaktahuan
-Ny.
Sumina tentang
usaha

41

mengatakan
pencegahan
kebiasaan suaminya penyakit
sering
merokok,
sehingga
sering
terpapar asap rokok
Do :
-Karakteristik
lingkungan
rumah
yang tidak memenuhi
syarat kesehatan :
keadaan rumah yang
berdebu,
perabot
rumah tidak beratur,
kondisi dapur yang
tidak memungkinkan,
wc dan kamar mandi
kotor.
-Tempat pembuangan
sampah terbuka.
XI.

lingkungan

kesehatan
lingkungan
bagi
anggota keluarga b.d
ketidaktauan tentang
usaha
pencegahan
penyakit.

PERUMUSAN MASALAH
Dari data analisa, didapat beberapa permasalahan yang terjadi di hadapan keluarga Tn.
Satu di sebabkan oleh ketidaktahuan keadaan kesehatan lingkungan yang kurang
memungkingkan dan keadaan ekonomi sehingga timbul masalah kesehatan yaitu:
1. Resiko penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain
2. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan dan pencegahan penyakit ISPA
3. Modifikasi kesehatan lingkungan

XII.

PRIORITAS MASALAH

Untuk mengatasi masalah keluarga Tn. Satu secara keseluruhan tidak mungkin, tidak
mungkin karena itu perlu dilakukan prioritas masalah kesehatan dimana masalah
masalah kesehatan dan perawatan yang mengancam kesehatan keluarga itulah menjadi
prioritas utama maka di lakukan pembobotan masalah dengan criteria :
No
1

Diagnosa
Resiko penularan
penyakti
kepada

Perhitungan
2/3 x1

ISPA

Skor
2/3

anggota

keluarga lain b.d


kurang
terpajangnya
pemahaman

Kriteria
Sifat masalah

yang

2/2 x 2
2

bisa di ubah
Potensial

penyakitnya mudah
menular
Masalah

Kemungkinan
masalah

Pembenaran
Keluarga tidak tahu

2/3 x 1

2/3

atasi
berobat
puskesmas
Keluarga

dapt

di

dengan
ke
mau

42

keluarga

terhadap

pencegahan
penularan penyakit
ISPA

masalah untuk
di cegah
Menonjolnya

mengikuti

saran

yang di berikan
Bila tidak segera di

1/2 x 1

masalah

tandai

memungkinkan
penyembuhan yang
lama dan berisiko

2.

Kurang pengetahuan

keluarga yang lain.


Keluarga
tidak

Sifat masalah

tentang pencegahan

3/3 x 1

dan penatalaksanaan
penyakit ISPA b.d
kurang terpajangnya
informasi

mengatui
bagaimana

cara

mencegah

dan

bagaimana
pengobatan
Kemungkinan

penyakit ISPA
Masalah
dapat

masalah

diatasi

yang

bisa di ubah

2/2 x 2

dengan

maningkatkan
pemahaman
pengetahuan
keluarga

tentang

cara mencegah dan


mengobati penyakit
Potensial
masalah untuk

3/3 x 1

di cegah

mau

mengikuti

dan

melakukan

saran

yang

telah

diberikan.
Bila tidak segera

Menonjolnya
masalah

ISPA
Keluarga

2/2 x 1

ditangani
memungkinkan
terjadinya
penularan

3.

Ketidaksanggupan
memodifikasi

Sifat masalah
Kemungkinan

2/3 x 1

2/2

2/2 x 2

dan

terjadi komplikasi.
Ancaman kesehatan
Kemungkinan

43

kesehatan

masalah

lingkungan

yang

yang

masalah

bisa di ubah

diubah

Potensial

mudah
Keluarga

dapat
mempengaruhi
kesehatan

masalah untuk

anggota

keluarga

2/3 x 1

tidak

suatu

masalah

kesehatan

ketidaktauan tentang
usaha

dengan

menyadari adanya

di cegah

b.d

dapat

lingkungan

pencegahan

penyakit.

ada.
Bila tidak segera

Menonjolnya
masalah

yang

2/2 x 1

ditangani

memingkinkan
terjadinay angguan
kesehatang
Dari hasil prioritas masalah kesehatan pada keluarga Tn. Satu maka didapatkan urutan
masalah kesehatan yaitu:
1.

Resiko penularan penyakti ISPA kepada anggota keluarga lain b.d kurang
terpajangnya pemahaman keluarga terhadap pencegahan penularan penyakit ISPA

2.

Kurang pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan penyakit ISPA


b.d kurang terpajangnya informasi

3.

Ketidaksanggupan dalam memodifikasi kesehatan lingkungan yang dapat


mempengaruhi kesehatan anggota keluarga b.d ketidaktauan tentang usaha pencegahan
penyakit.

No
1.

Diagnosa
Keperawatan
Resiko
penularan

Perencanaan keperawatan
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan - Kaji
pengetahuan -

penyakti ISPA kepada

penyuluhan,

keluarga

anggota keluarga lain

keluarga mampu

penularan

b.d

mengenal

penyakit

kurang

terpajangnya
pemahaman
terhadap
penularan
ISPA

dan

mampu mencegah
keluarga

pencegahan
penyakit

penularan
kepada
keluarha
lain

tentang

pemahaman
keluarga

ISPA

dalam keluarga

ISPA

tentang
penularan
penyakit

anggota - Diskusikan alternatif


yang

Rasional
Mengetahui

ISPA

dalam keluarga

yang

dapat

dilakukan

untuk -Meningkatkan

44

mencegah

pemahaman/

terjadinya

pengetahuan

penularan

keluarga
tentang

- Berikan

dorongan

mencegah

kepada

keluarga

penularan

untuk

berobat

penyakit

cara

yang teratur
-Meningkatkan
- Bantu klien untuk
mendapatkan

derajat
kesehatan

pelayanan
kesahataan

2.

pada -Membantu

sarana pelayanan

memudahkan

kesehatan terdekat

klien mendapat

yaitu puskesmas.

fasilitas
kesehatan
Menggali

Kurang pengetahuan

Setelah dilakukan - Diskusikan bersama -

tentang pencegahan

penyuluhan,

keluarga

dan penatalaksanaan

keluarga

bagaimana

penyakit ISPA b.d

mengetahui

pencegahan

kurang terpajangnya

tentang

cara

penatalaksanaan

pencegahan dan

informasi

pencegah

dan

penyakit ISPA

penatalaksanaan

tentang

pengetahuan
dan

penatalaksanaan
penyakit

pemahaman dan
keluarga tentang

penyakit ISPA
- Berikan

heaalth

education tentang - Meningkatkan


pencegahan

dan

pemahaman dan

penatalaksanaan

pengetahuan

penyakit ISPA

keluarga tentang
cara pencegahan
dan

3.

ISPA
health - Meningkatkan

Ketidaksanggupan

Keluarga

memodifikasi

membersihkan

education tentang

pemahaman/

kesehatan

dan

pentingnya

pengetahuan

menjaga

keluarga

yang

lingkungan
dapat

rumah

dapat -Berikan

penularan

merapikan
secara

45

mempengaruhi
kesehatan

bertahap
anggota

keluarga
ketidaktauan
usaha

dalam

dari
rumah

kebersihan rumah
dan

- Menjaga

b.d

hingga luar rumah

memodifikasinya

kebersihan

tentang

untuk menunjang

sesuai

lingkungan

kesehatan

kebutuhan

keluarga

kesehatan

pencegahan

penyakit.

dengan

keluarga
-Menganjurkan
kepada

keluarga

untujk
membersihkan
dan

merapikan

dalam

dan

luat

rumah

4.3 Komunitas
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PBL KEPERAWATAN KOMUNITAS III
PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2016/2017
Kode
Kepala
Keluarga

Nama Kepala Keluarga : Satu


Alamat : Jln._____________No. _____ RT. 2 RW. 17 Dusun Langsepan
Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Jawa Timur
A. KOMPOSISI KELUARGA
No
NAMA
HUBUNGAN
.
dgn KK
1.
Satu
Kepala Keluarga

USI
A
69

L/P
L

Suminah

Istri

58

Nur Yasin
Supiati

Anak
Menatu

37
35

L
P

PENDIDI
KAN
Tidak
Tamat SD
Tidak
Tamat SD
SLTP
Tidak

PEKERJ
AAN

AGA
MA
Islam

SU
KU
Madura

Islam

Madura

Islam
Islam

Madura
Madura

46

Nia
RAmadani

Cucu

Tamat SD
Belum
Sekolah

Islam

Catat :
1. Anggota keluarga yang meninggal 6 bulan terakhir : tidak ada
2. Penyebab meninggal : tidak ada
3. Usia saat meninggal : tidak ada
B. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT PUS (PASANGAN USIA SUBUR) :
1. Berapa jumlah PUS saat ini : 1
2. Berapa usia PUS saat ini :
(A) < 20 tahun
(B) 20-25 tahun
(C) 25-30 tahun
(D) 30-35 tahun
(E) 35-40 tahun
(F) 40-45 tahun
(G) > 45 tahun
(H) lain-lain, sebutkan...............
3. Apakah saat ini PUS menggunakan alat kontrasepsi?
(A) Ya
(B) Tidak
4. Bila ya, alat kontrasepsi apa yang digunakan PUS :
(A) IUD (B) Pil (C) Suntik (D) Implan (E) Lain-lain, sebutkan _________
5. Bila tidak, apa alasan PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi :
(A) Mahal
(B) Tidak nyaman
(C) Dilarang agama
(E) Dilarang suami
(F) Tidak tahu (G) Lain-lain, sebutkan ________________________
6. Darimana PUS menerima informasi tentang Keluarga Berencana :
(A) Tenaga kesehatan
(B) Media cetak
(C) Media elektronik
(D) Keluarga
(E) Lain-lain, sebutkan (tetangga/teman)
7. Bagaimana kondisi kesehatan PUS saat ini :
(A) Sehat
(B) Sakit
8. Bila sakit, tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut :
(A) Ke Pelayanan Kesehatan
(B) Beli obat di warung
(C) Didiamkan saja
(D) Lain-lain, sebutkan _______________
9. Bila PUS sakit apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan _______
C. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU HAMIL :
1. Berapa jumlah ibu hamil................................................................................
2. Berapa usia kehamilan ibu saat ini :
(A) 1-3 bulan
(B) 4-6 bulan
(C) 7-9 bulan
3. Berapa peningkatan berat badan ibu selama kehamilan saat ini (khusus trimester III) :
(A) < 9 kg
(B) 9-12 kg
(C) > 12 kg
4.

Berapa kali ibu hamil makan setiap hari :


(A) 3 x makanan pokok + selingan
(B) 3 x makanan pokok tanpa selingan
(C) < 3 x makanan pokok tanpa selingan (D) Lain-lain, sebutkan ___________
5. Apakah ibu hamil memeriksakan kehamilan saat ini :
(A) Ya
(B) Tidak
6. Bila ya, dimana ibu memeriksakan kehamilan saat ini :
(A) Perawat
(B) Dokter
(C) Bidan
(D) Dukun terlatih
(E) Lain-lain, sebutkan ___________________
7. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilan :
(A) 1 x
(B) 2 x
(C) 3 x
(D) 4 x
(E) > 4 x
8. Bila tidak, apa alasan ibu tidak memeriksakan kehamilan :
(A) Mahal
(B) Jauh
(C) Takut
(D) Malas
(E) Tidak tahu
(F) Lain-lain, sebutkan ___________
9. Apakah ibu mendapat imunisasi TT selama kehamilan :
(A) Ya
(B) Tidak
10. Bila ya, berapa kali ibu mendapatkan imunisasi TT :
(A) 1 x
(B) 2 x
11. Bila tidak, apa alasan ibu tidak imunisasi TT :
(A) Mahal
(B) Jauh
(C) Takut
(D) Malas
(E) Tidak tahu
(F) Lain-lain, sebutkan ___________
12. Bagaimana kondisi ibu hamil saat ini :

Madura

47

(A) Sehat
(B) Sakit
13. Apa yang dilakukan untuk ibu hamil yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _________
14. Bila ibu hamil sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan ______________
D. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU NIFAS :
1. * Dibantu oleh siapa saat ibu melahirkan :
(A) Perawat
(B) Dokter
(C) Bidan
(D) Dukun terlatih
(E) Lain-lain, sebutkan _______________
2. Apakah ibu memperoleh informasi tentang perawatan nifas :
(A) Ya
(B) Tidak
3. Bila iya, informasi apa yang ibu peroleh :
(A) Kebersihan diri
(B) Perawatan payudara
(C) Perawatan alat kelamin
(D) Cara memandikan bayi
(E) Perawatan tali pusat
(E) Lain-lain, sebutkan ___________
4. Bagaimana kondisi ibu nifas saat ini :
(A) Sehat
(B) Sakit
5. Apa yang dilakukan untuk ibu nifas yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _________
6. Bila ibu nifas sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan ______________
E. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU MENYUSUI :
1. Apakah ibu memperoleh informasi tentang cara pemberian ASI :
(A) Ya
( B ) Tidak
2. Bila iya, informasi apa yang ibu peroleh :
( B )Makanan bergizi
( B ) Perawatan payudara
( C )Manfaat ASI
( D ) Teknik menyusui bayi
( E ) Lain-lain, sebutkan _____________________________________________
3. * Apakah ibu segera memberikan kolostrum pada bayi setelah lahir :
( A )Ya
( B ) Tidak
4. * Sampai usia berapa anak diberi ASI eksklusif :
( A )6 bulan
( B ) 6-12 bulan
( C ) 12-18 bulan
( D ) 18-24 bulan
( E ) > 24 bulan
5. Bagaimana kondisi ibu menyusui saat ini :
(A) Sehat
(B) Sakit
6. Apa yang dilakukan untuk ibu menyusui yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _______
7. Bila ibu menyusui sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan __________
F. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANGGOTA KELUARGA USIA
BAYI/BATITA/BALITA
(0-5 tahun)
1. Berapa jumlah balita saat ini 1
2. * Apakah ibu melaksanakan penimbangan atau pemeriksaan pada bayi/batita/balita :
(A) Ya
(B) Tidak
3. *Apakah dalam 3 bulan terakhir bayi di timbang setiap bulan:
(A) Ya
(B) Tidak
4. Bila iya, teratur apa tidak:
(A) Ya
(B) Tidak
5. Bila tidak, apa alasan ibu tidak melaksanakan penimbangan pada bayi/batita/balita :
(A) Sibuk
(B) Jauh
(C) Takut
(D) Malas
(E) Tidak Tahu
(F) Lain-lain, sebutkan ______
6. Apakah bayi/batita/balita memperoleh makanan selingan :
(A) Ya
(B) Tidak
(C) Kadang-kadang
7. Bagaimana kondisi bayi/batita/balita saat ini :

48

(A) Sehat
(B) Sakit
Bila bayi/batita/balita sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan Demam _______
Apa yang dilakukan untuk bayi/batita/balita yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _______
10. Data imunisasi
No Nama Us B N/T M K H O
JENIS IMUNISASI
KE
.
ia
B
N
T
B D D D P P P P C H H H TL
C P P P O O O O A E E E BL
G T T T L L L L MP P P L
8.
9.

1 2 3 I I I I P A A
O O O O A T T
1 2 3 4 K I I
T T
I I
S S
1 2

A
T
I
T
I
S
3

1.
Nia
4
13
2.
Ds
t
Catatan :
N : Normal
K : Garis kuning
TL : Tidak lengkap
L : Lengkap
TN : Tidak normal
H : Garis hijau
BL : Belum lengkap
M : Garis merah
O : Overweight (garis kuning diatas garis hijau )
G. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK USIA PRASEKOLAH/SEKOLAH (6-12
tahun)
1. Berapa jumlah anak usia sekolah/prasekolah saat ini...............................................
2. Apakah anak menggosok gigi dalam setiap hari :
(A) Ya
(B) Tidak
3. Bila ya, berapa kali anak menggosok gigi dalam sehari :
(A) 1x
(B) 2x
(C) 3x
4. Bila tidak, apa alasan anak tidak menggosok gigi setiap hari :
(A) Malas
(B) Takut
(C) Tidak punya sikat gigi dan pasta
(D) Tidak tahu
(E) Lain-lain, sebutkan ______________________
5. Bagaimana kondisi gigi anak saat ini :
(A) Bersih dan sehat
(B) Hitam dan berlubang
(C) Sariawan
(D) Gusi bengkak dan berdarah
(E) Lain-lain, sebutkan ______________
6. Apakah anak terbiasa mencuci tangan setelah bermain-main :
(A)Ya
(B) Tidak
7. Apakah anak terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan :
(A)Ya
(B) Tidak
8. Bagaimana kondisi anak saat ini :
(A)Sehat
(B) Sakit
9. Apa yang dilakukan untuk anak yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan ________
10. Bila anak sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan _________________
H. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT REMAJA (13-18 tahun)
1. Berapa jumlah remaja saat ini dikeluarga................................................................
2. Kegiatan
apa
yang
dilakukan
remaja
di
luar
jam
sekolah
:
_________________________________________________________________________

49

_________________________________________________________________________
_________________________________________________
3. Apa yang dilakukan remaja jika ada masalah :
(A)Diam
(B) Marah
(C) Pergi dari rumah
(D)Bolos sekolah
(E) Lain-lain, sebutkan _____________
4. Apakah remaja merokok :
(A)Ya
(B) Tidak
5. Bila tidak, apa alasan remaja tidak merokok :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Dimarahi orangtua
(C) Pemborosan
(D) Lain-lain, sebutkan ____________________________
6. Apakah remaja mengkonsumsi miras/obat terlarang :
(A)Ya
(B) Tidak
7. Bila tidak, apa alasan remaja tidak mengkonsumsi miras/obat terlarang :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Dimarahi orangtua
(C) Pemborosan
(D) Lain-lain, sebutkan_________________
8. Bagaimana kondisi remaja saat ini :
(A)Sehat
(B) Sakit
9. Apa yang dilakukan untuk remaja yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan ________
10. Bila remaja sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan ______________
_______________________________________________________________
I.

BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANGGOTA KELUARGA USIA DEWASA (1955 tahun)
1. Berapa jumlah anggota keluarga yang dewasa saat ini 2
2. Kegiatan apa yang dilakukan anggota keluarga usia dewasa setelah lulus sekolah:
(A) Bekerja tetap
(B) Bekerja tidak tetap
(C) Menganggur
(D) Lain-lain, sebutkan _________________________________
3. Apakah anggota keluarga usia dewasa merokok :
(A)Ya
(B) Tidak
4. Bila tidak, apa alasan anggota keluarga usia dewasa tidak merokok :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Pemborosan
(C) Lain-lain, sebutkan ____________________________
5. Apakah anggota keluarga usia dewasa mengkonsumsi miras/obat terlarang :
(A)Ya
(B) Tidak
6. Bila tidak, apa alasan anggota keluarga usia dewasa tidak mengkonsumsi miras/obat
terlarang :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Pemborosan
(C) Lain-lain, sebutkan ______________________________
7. Apa yang dilakukan anggota keluarga usia dewasa jika ada masalah :
(A)Diam
(B) Marah
(C) Pergi dari rumah
(D)Bolos kerja
(E) Lain-lain, sebutkan ____________________
8. Bagaimana kondisi annggota keluarga usia dewasa saat ini :
(A)Sehat
(B) Sakit
9. Apa yang dilakukan untuk anggota keluarga usia dewasa yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan ________
10. Bila anggota keluarga usia dewasa sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan
____________________________________________

J.

BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANGGOTA KELUARGA LANSIA (>55 tahun)


1. Berapa jumlah lansia di keluarga saat ini 2
2. Kegiatan apa yang dilakukan lansia saat ini :
(A) Tetap bekerja
(B) Tidak bekerja
(C) Mengasuh cucu
(D) Lain-lain, sebutkan ________________________________
3. Apakah lansia merokok :
(A)Ya
(B) Tidak

50

4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Bila tidak, apa alasan lansia tidak merokok :


(A)Menjaga kesehatan
(B) Pemborosan
(C) Lain-lain, sebutkan ______________________________
Apakah lansia mengkonsumsi miras/obat terlarang :
(A)Ya
(B) Tidak
Bila tidak, apa alasan anggota keluarga usia dewasa tidak mengkonsumsi miras/obat
terlarang :
(A)Menjaga kesehatan
(B) Pemborosan
(C) Lain-lain, sebutkan _______________________________
Apa yang dilakukan lansia jika ada masalah :
(A)Diam
(B) Marah
(C) Pergi dari rumah
(D) Lain-lain, sebutkan __________________________________________
Bagaimana kondisi lansia saat ini :
(A)Sehat
(B) Sakit (HT/Gout/Atritis/Jantung/RPD/Stroke/Paru-paru
Apa yang dilakukan untuk lansia yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _______
Bila lansia sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan sesak napas
Apakah perlu pembentukan posyandu lansia :
(A)Iya
(B) Tidak
Alasan perlu dibentuk posyandu lansia :
(A)Jumlah lansia banyak
(B) Belum ada posyandu lansia
(C) Lain-lain, sebutkan ________________________________
Alasan tidak perlu dibentuk posyandu lansia :
(A)Repot
(B) Tidak penting
(C) Lain-lain, sebutkan ____________________________

K. PSIKOSOSIAL
1. Apakah dalam keluarga ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa :
(A)Ya
(B) Tidak
2. Bila iya, bagaimana kondisi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa saat ini :
(A) Sehat
(B) Sakit
3. Bila kondisinya sakit, apa keluhan/diagnosa medisnya, sebutkan ___________
_________________________________________________________________
4. Apa yang dilakukan untuk anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yang sakit :
(A)Membawa ke pelayanan kesehatan
(B) Didiamkan saja
(C) Diobati dengan obat warung
(D) Lain-lain, sebutkan _______
5.

Bila dalam keluarga terdapat resiko atau gangguan jiwa:


a. IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap
: Sumina
Nama panggilan klien : Bu Satu
Umur/TTL
: 58 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: Tidak tamat SD
Pekerjaan
:Suku bangsa
: Madura
Status marital
: ...............................
Alamat lengkap
: Kelurahan Kranjingan Dusun Langsepan RW 17/ RT 2

b.

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama penanggung jawab klien: Satu
Umur
: 69 tahun
Agama
: Islam

51

Suku bangsa
Alamat lengkap
Telp yang mudah dihubungi
Hubungan dengan klien
I.

: Madura
: Kelurahan Kranjingan Dusun Langsepan RW 17/ RT 2
:: Suami

PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN


Usia 0-18 bulan
Kemampuan
No
Kemampuan Klien
1
Menangis keras atau tangannya mencengkram saat dipisahkan dengan
ibunya
2
Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
3
Menolak saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4
Saat menangis mudah dibujuk untuk diam atau digendong/dipeluk/dibuai
5
Menangis saat lapar, haus, dingin/basah, gerah, sakit
6
Mencari suara ibu atau orang lain yang memanggil namanya
7
Saat diajak bicara oleh orang asing menyembunyikan atau memalingkan
wajah dan tidak langsung menangis
8
Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang/gembira
9
Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membanting
Kemampuan keluarga
1
Segera mengendong atau memeluk saat bayi menangis (memberi rasa aman
dan nyaman)
2
Segera menyusui atau memberi makanan saat bayi haus/lapar
3
Segera mengganti popok/celana yang basah
4
Menjaga keamanan saat bayi tidur atau bermain
5
Sebera membawa bayi ke puskesmas/rumah sakit/pelayanan kesehatan bila
sakit
6
Selalu mengajak bicara saat merawat bayi
7
Bermain dengan bayi (bersuara, menggunakan mainan/benda berwarna atau
berbunyi)
8
Keluarga bersabar bila bayinya rewel
9
Tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
10
Keluarga segera mendiskusikan keadaan bayi bila mengalami masalah
kesehatan

II.

Ya

Tidak

PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN


Usia 18 bulan 3 tahun
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8

Kemampuan
Kemampuan Klien
Mengenal dan menyebut namanya
Bertindak sendiri dan tidak mau diperintah
Mau berpisah dengan orang tua dalam waktu singkat/ sebentar
Sering bertanya tentang hal/benda yang asing bagi dirinya
Sering menggunakan kata jangan/tidak/nggak
Berinteraksi dengan orang lain tanpa diperintah
Mampu mengungkapkan rasa suka dan tidak suka
Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain di luar keluarga
Meniru kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
Kemampuan keluarga
Menyebutkan cara menstimulasi perkembangan anak
Menentukan cara untuk menstimulasi perkembangan anak
Memberikan mainan yang sesuai dengan usia anak
Tidak menggunakan kata perintah saat berbicara tetapi memberikan
alternatif untuk memilih
Membuat aturan perilaku yang baik (makan, mandi, tidur bermain)
Memuji keberhasilan yang dicapai anak
Memberi kesempatan anak untuk bermain permainan yang bertujuan
menggali rasa ingin tahu
Segera membawa baita ke puskesmas/rumah sakit/pelayanan kesehatan
bila sakit

Ya

Tidak

52

III.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9

IV.

PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN


Usia 3 6 tahun
Kemampuan
Kemampuan Klien
Anak aktif bertanya segala sesuatu
Mengkhayal dan kreatif mencoba hal-hal baru
Mampu mengidentifikasi jenis kelamin
Mengenal 4 warna utama
Anak mudah berpisah dengan orang tua
Anak bermain dengan teman sebaya
Belajar melakukan perilaku orang tua, ikut dalam kegiatan keagamaan
Aktif bermain menggunakan peralatan yang ada dalam rumah, alat masak
dipukul meniru suara musik, kursi disusun menjadi kereta
Mampu mengungkapkan maksud dengan rangkaian kalimat yang panjang
Anak berinisiatif melakukan kegiatan secara mandiri, mandi, berpakaian,
memakai sepatu, membereskan mainannya sendiri, dan membantu adiknya
Anak BAK/BAB di toilet
Anak menerima kehadiran adiknya dan tidak terjadi sibling rivalry
berkepanjangan
Kemampuan keluarga
Memberi kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan baru
Menjadi contoh bagi anak dalam hal cara berinteraksi sosial dengan orang
lain dan lingkungan
Menggunakan bahasa dan kalimat positif bila melarang
Membantu anak dalam mempelajari hal-hal baru
Memberi pjian yang konstruktif pada keberhasilan anak
Mendiskusikan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan angota
keluarga
Memikirkan pendidikan awal yang baik bagi anak
Keluarga tidak bertengkar di depan anak
Keluarga bersikap bijak mengatasi sibing rivalry dengan melibatkan anak
untuk ikut merawat adik barunya, membantu dalam acara memandikan
adik, memakaikan bedak badan adik, baju adik
PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN
Usia 6 - 12 tahun

Ya

Tidak

53

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
7
8
V.

Kemampuan
Kemampuan Klien
Mampu BAK/BAB di toilet dan tidak mengompol
Mempunyai teman tetap untuk bermain
Menyukai dan ikut berperan dalam kegiatan kelompok
Berteman dengan sesama jenis
Berkompetisi dengan teman atau saudara sebaya
Memiliki hubungan yang baik dengan orang tua
Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah
Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga secara sederhana
Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
Memiliki hobby: naik sepeda, membaca buku, majalah, cerita anak
Tidak ada bekas tanda-tanda luka penganiayaan fisik dan seksual
Kemampuan keluarga
Memfasilitasi anak mengikuti aktivitas kelompok
Membimbing anak dalam pencapaian tugas perkembangan sesuai
kemampuannya
Membimbing anak dalam cara berinteraksi dengan orang lain
Membimbing anak dalam kegiatan rumah: menonton TV, membaca buku
cerita, waktu belajar yang disiplin
Melibatkan dan membimbing anak dalam kegiatan keluarga: berkebun,
memasak, membersihkan rumah, rekreasi bersama
Keluarga tidak mencubit, memukul atau mencela/memaki anak bila anak
rewel
Tidak mempekerjakan anak secara paksa untuk mencari nafkah keluarga
Memberikan pendidikan yang baik

Ya

Tidak

PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN


Usia 12 - 18 tahun
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3

Kemampuan
Kemampuan Klien
Menilai diri sendiri secara obyektif, kelebihan dan kekurangan
Bergaul dengan teman sejenis dan lain jenis
Memiliki sahabat untuk teman curhat
Mengikuti kegiatan di uar aktivitas rutin (ekstra sekolah, olah raga, seni,
pramuka, pengajian)
Bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan
Memiliki keinginan dan cita-cita masa depan
Mampu menentukan suatu keputusan meski tanpa pesetujuan orang tua
Tidak menggunakan narkoba, merokok atau terlibat perkeahian dalam
pergaulan
Tidak melakukan tindakan asusila atau seks komersial/ pribadi
Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan remaja
yang negatif, misal kendaraan, senajat api
Berperilaku santun, menghormati orang tua dan guru, bersikap baik
dengan teman
Memiliki prestasi atau sumber kebanggaan sebagai wujud aktualisasi diri
yang positif
Kemampuan keluarga
Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan
bermanfaat
Tidak membatasi atau mengekang remaja dalam pencarian identitas diri
dengan alasan yang tidak rasional
Menjadi role model dalam cara berinteraksi sosial dengan orang lain

Ya

Tidak

54

4
5
6
7
8
VI.

Menciptakan suasana rumah yang nyaman remaja untuk pengembangan


bakat dan kepribadian remaja
Membimbing remaja secara bijak bila remaja terlibat narkoba, merokok
dan perkelahian
Menjalin hubungan yang harmonis dengan remaja
Menyediakan waktu yang cukup untuk diskusi dengan remaja,
mendengarkan keluhan, harapan dan cita-citanya
Tidak menjadikan remaja sebagai orang yang sangat yunior dan tidak
memiliki kemampuan apapun
PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN
Usia 18 25 tahun

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
7
8

VII.
No
1
2
3
4
5
6

Kemampuan
Kemampuan Klien
Mempunyai konsep diri dan pedoman hidup yang realistis
Mengerti arah dan tujuan hidup yang diinginkan
Merasa mampu untuk mandiri, bertanggung jawab secara ekonomi dan
sosial
Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan orang lain
Mempunyai hubungan dekat dengan pacar atau sahabat
Memiliki kehidupan sosial yang berarti
Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
Mampu mengendalikan emosi secara konstruktif dan bertanggung jawab
Membentuk keluarga baru
Menyukai dirinya, mampu mengatasi stress dalam kehidupannya
Tidak menjadi pelaku tindak kriminal atau terlibat dalam masalah narkoba
Kemampuan keluarga
Membantu individu memilih nilai dan pedoman hidup yang positif
Membimbing individu menentukan pilihan pekerjaan sesuai bakat dan
kemampuan
Membimbing individu menentukan pasangan hidup
Membimbing individu mengambil keputusan penting dalam hidup,
menikah dan punya anak
Membimbing individu untuk mandiri dengan kehidupannya sendiri
Memfasilitasi individu menentukan tujuan hidup
Segera menghubungi pusat layanan kesehatan bila menjumpai masalah
dengan kesehatannya
Membimbing secara bijak bila terlibat tindak kriminal atau masalah
narkoba

Ya

Tidak

PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN


Usia 25 65 tahun
Kemampuan
Kemampuan Klien
Penerimaan perubahan diri dan proses penuaan
Menghargai diri sendiri, menikmati hidup dan mandiri
Memiliki pekerjaan sebagai profesi yang disukainya
Merasa nyaman dan menikmati hasil dari profesi pekerjaannya
Menyesuaikan diri dengan perubahan peran dalam kehidupannya
Berinteraksi baik dengan pasangan hidup, berbagi aktivitas dan tanggung

Ya

Tidak

55

7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
VIII.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

jawab rumah tangga


Membimbing, menyiapkan dan membina generasi di bawah usianya
Memperhatikan kebutuhan orang lain
Mengembangkan minat dan hobby
Menilai pencapaian tujan hidup
Menyesuaikan diri dengan orang tua dan orang yang sudah lansia
Memiliki koping yang konstruktif bila mengalami stress
Kemampuan keluarga
Memfasilitasi perubahan peran dalam keluarga
Membantu individu mencapai tujuan jangka panjang
Menjadi role model dan sebagai teman diskusi bagi individu
Mendukung individu dalam pengambilan keputusan bersama keluarga
Menyadari pentingnya pusat layanan kesehatan sebagai tempat rujukan
bagi masalah kesehatan yang dialami
PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN
Usia lebih dari 65 tahun
Kemampuan
Kemampuan Klien
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan (arisan, rapat
Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok (pengkajian, senam lansia,
Posyandu lansia)
Menceritakan keberhasilan atau prestasi di masa lalu
Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
Mempunyai sistem nilai dan pandangan agama
Melaksanakan kegiatan ibadah rutin sesuai keyakinan dan agama
Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri
Menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian pasangan (suami/isteri)
Menyiapkan diri menghadapi kematian
Kemampuan keluarga
Memfasilitasi lansia dalam kegiatan sosial
Memfasilitasi lansia dalam kegiatan kelompok
Memfasilitasi lansia dalam kegiatan agama
Mendiskusikan dengan lansia keberhasilan dan prestasi masa lalu
Memenuhi kebutuhan atau merawat lansia saat sakit
Memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang lansia
Memperlakukan lansia sebagai orang yang berarti dalam keluarga
Memfasilitasi lansia menemukan dan menjalankan hobi yang disukainya
Tidak mempekerjakan lansia secara paksa sebagai pencari nafkah utama
dalam keluarga
Tetap menjadikan lansia sebagai nara sumber dalam diskusi atau rapat
keluarga

Ya
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

L. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU SEHAT :


1. Pengolahan sayuran sebelum dimasak :
( a ) Dipotong baru dicuci
( b ) Dicuci baru dipotong
( c ) Lain-lain, sebutkan _______________________________
2.
3.

Penyajian makanan setelah dimasak :


( a ) Tertutup

( b ) Terbuka

Kebiasaan menggantung pakaian :


( a ) Ya

( b ) Tidak

Tidak

56

4.

Pembuangan sampah :
( a ) Diambil petugas
( d ) Ditumpuk

( b ) Dikubur
( c ) Dibakar
( e ) Lain-lain, sebutkan _________

5.

Persediaan air bersih:


( a ) PAM
( b ) Sumur
( c ) Lain-lain, sebutkan _________

6.

Pemnfaatan air minum:


( a ) PAM
( b ) air minum steril
( c ) Lain-lain, sebutkan _________

7.

Penyediaan air minum :


( a ) PAM/ledeng
( c ) Sungai
Pengelolaan air minum:
( a ) tidak dimasak
( c ) kadang dimasak

8.

9.

Kondisi air minum :


( a )Berasa
( d ) Ada endapan

( b ) Sumur gali
( d ) Lain-lain, sebutkan __________
( b ) selalu dimasak

( b ) Berbau
( c ) Berwarna
( e ) Tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna

10. Kondisi penutup air untuk dimasak :


( a )Tertutup

( b ) Terbuka

11. Jarak sumber air dengan septic tank :


( a ) < 10 meter

( b ) > 10 meter

12. Kebiasaan membuang sampah:


( a ) diangkut petugas
13. Pembuangan air limbah:
( a ) Got

( b ) lain-lain sebutkan di buang sendiri

( b ) lain-lain sebutkan.............

14. Keadaan pembuangan air limbah:


( a ) meluber kemana-nama

( b ) Lancar

15. Kepemilikan kandang ternak


( a ) ya
( b ) tidak
16. Letak kandang ternak:
( a ) didalam rumah

( b )diluar rumah

17. Kebiasaan keluarga mandi :


( a )< 2x / hari

( b ) > 2x / hari

18. Kebiasaan keluarga menggunakan handuk :


(a )Sendiri-sendiri
( b ) Bersama-sama
19. Kebiasaan keluarga membersihkan bak mandi/tempat penampungan air :
( a )< 1x seminggu
( b ) 1 x seminggu
( c ) > 1x seminggu
20. Kebersihan kamar mandi/WC :
( a )Ya

( b ) Tidak

21. Keluarga memiliki WC :


( a )Ya

( b) Tidak

57

22. Bila ya, bentuk WC yang dimiliki :


( a )Septi tank
( b ) Sumur cemplung
( c ) Lain-lain, sebutkan ______________________________________
23. Bila tidak, bagaimana keluarga membuang limbah WC :
( a )WC umum
( b ) Got/kali/sungai
( c ) Kolam ikan
( d ) Lain-lain, Septi tank
24. Type rumah
(a) Type A (tembok)
(b) Type B (setengah tembok)
c. Lain-lain sebutkan..................
25. Status rumah
(a) Milik sendiri
(c) lain-lain
26. lantai rumah:
(a) tegel
c. tanah

(b) kontrak

(b) semen
d. Lain-lain sebagainya

27. Luas kamar tidur


(a) Memenuhi syarat
(b) tidak memenuhi syarat
28. Sinar matahari masuk kedalam rumah :
( a )Ya
( b ) Tidak
29. Pencahayaan didalam rumah :
(b )Terang
( b ) Kurang terang
30. Penataan perabot didalam rumah :
( a )Rapi

( c ) Tidak terang

( b ) Berantakan

31. Kebersihan lantai rumah :


( a )Ya

( b ) Tidak

32. Pencemaran lingkungan :


( a )Ya

( b ) Tidak

33. Sumber pencemaran lingkungan :


( a ) Pabrik
( b ) Kendaraan
( c ) Peternakan
( d ) Industri rumahtangga
( e ) Lain-lain, sebutkan _______________
34. Pemanfaatan pekarangan rumah :
( a )Ya
( b ) Tidak
35. Pemanfaatan pekarangan rumah untuk :
( a ) Taman
( b ) Kebun sayur/buah
( d ) Lain-lain, pepohonn

( c ) Toga

36. Vektor penyakit didalam/disekitar rumah :


( a ) Nyamuk
( b ) Kecoa
( c ) Tikus
( d ) Lalat
( e ) Lain-lain, sebutkan____________
37. Distribusi penyakit:
( a ) TB paru
( c ) Hipertensi

( b ) ISPA
( d ) DM

58

PENGKAJIAN UMUM
1. Fasilitas Umum dan Kesehatan
a. Fasilitas umum
Sarana pendidikan formal
a) jumlah TK
b) Jumlah SD/sederajat
c) Jumlah SLTP/sederajat
:d) Jumlah SMU/sederajat
:e) Jumlah PT/sederajat
Fasilitas kegiatan kelompok
a) Karang taruna
b) Pengajian
c) Ceramah agama
:d) PKK
e) Lain-lain
: Sarana ibadah
a) Jumlah masjid
b) Musola
c) Gereja
d) Pura/vihara
Sarana olahraga
a) Lapangan sepak bola
b) Lapangan bola vol
c) Lapangan bulu tangkis
:5
d) Lain-lain
b. Fasilitas kesehatan
a) Puskesmas pembantu
:1
b) Jarak dari desa
: 0,5
c) Puskesmas
:1
d) Jarak dari desa
:1
e) Rumah sakit
:f) Jarak dari desa
:g) Praktek dokter swasta
h) Praktek bidan
:6
i) Praktek kesehatan lain
j) Tukang gigi
:1
2. Sosial ekonomi
Karakteristik pekerjaan
a) jenis pekerjaan
PNS / ABRI
Pegawai swasta
Wiraswasta
Buruh tani/ pabrik
pensiun
status pekerjaan penduduk > 18 tahun < 65 tahun
a) penduduk bekerja
b) Penduduk tidak bekerja

pusat kegiatan ekonomi


a) Pasar tradisional
b) Pasar swalayan
c) Pasar kelontong
Penghasilan rata rata perbulan
Pengeluaran rata rata perbulan

: 57
:5
Buah
Buah
:-

Buah
Buah
Buah

:2
kelompok
:kelompok
x/bulan
:1
x/bulan
kelompok
::::-

buah
buah
buah
buah

:1
:5
buah
:-

buah
buah

buah
Km
buah
Km
buah
Km
:3
buah
:buah

buah

buah
buah

: 353
: 3.760
:: 4.100
: 20

jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa

::-

jiwa
jiwa

:
buah
:
buah
:
buah
: Rp. 1-2 juta
: Rp. 800.000,00

59

3.

4.

5.

6.

Keamanan dan transportrasi


a. Keamanan
sarana keamanan
a) poskamling
: 40
buah
b) pemadam kebakaran
:buah
c) instansi polisi
:2
buah
b. Transportasi
fasilitas tranportasi
a) jalan raya
: 500
m
b) jalan tol
:m
c) jalan setapak
:m
c. alat transportasi yang dimiliki
Tidak punya
:jiwa
Sepeda pancal
:jiwa
Mobil
:jiwa
sepeda motor
:jiwa
becak
:jiwa
d. penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
angkutan / kendaraan umum
:jiwa
Kendaraan pribadi
:jiwa
Politik dan Pemerintahan
a. Stuktur organisasi pemerintahan
(a) Ada
(b) Tidak ada
b. Kelompok pelayanan kepada masyarakat ( PKK, karang taruna, panti, LKMD, posyandu)
(a) Ada
(b) Tidak ada
c. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
(a) Ada
(b) Tidak ada
d. Peran serta partai politik dalam pelayanan kesehatan
(a) Ada
(b) Tidak ada
Komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada di masyarakat
Radio
:jiwa
TV
:jiwa
Telepon
:jiwa
Majalah/ Koran
:jiwa
b. Teknik penyampaian komunikasi kepada masyarakat
(a) papan pengumuman
(b) Melalui pengeras suara
Rekreasi
a. Tempat wisata alam
:buah
b. Kolam renang
:1
buah
c. Taman kota
:buah
d. Lain-lain
:buah

60

ANALISIS DATA
1. Core (Inti)
Data core (inti) komunitas
Komponen
Sejarah
- Tidak terkaji
Demografi
Rw 17 : 191 KK
Rt 1 : 70 kk
Rt 2 : 71 kk
Rt 3 : 50 kk
Rw 18 : 257 KK
Rt 1 : 85 kk
Rt 2 : 75 kk
Rt 3 : 97 kk
Tipe rumah tangga
- Kelompok

Sumber informasi
-

Sumber dari Rw dan Rt setempat

Hasil pengkajian

Status pernikahan
- kawin

Hasil pengkajian

Vital statistik
- tidak terkaji

Tidak terkaji

Hasil pengkajian

Nilai dan keyakinan


- islam
Kepercayaan

2. Subsistem

Komponen
Lingkungan fisik

Data subsistem
Sumber di komunitas
Dekat dengan gudang bako, jarak gudang ke
rumah warga sangat dekat.
Daerah Langsepan merupakan jalur yang
menghubungkan Jembber ke Banyuwangi,
sehingga banyak dilalui berbagai kendaraan
seperti truk, bus dan mobil besar serta sepeda
motor yang berlalu lalang sehingga

61

menyebabkan kebisingan.

Pelayanan kesehatan dan sosial

Layanan kesehatan (Puskesmas) yang ada di


Kranjingan terletak di daerah Geladak Pakem.
Jarak yang ditempuh cukup jauh untuk
mencapai Yankes.

Ekonomi

Rata rata masyarakat di daerah Langsepan


bermatapencaharian sebagai petani, pegawai
pabrik tembakau/ rokok (wanita) dan pegawai
bangunan (laki laki)

Keamanan dan transportasi

Ada beberapa daerah yang dinilai rawan oleh


warga, hal ini dikarenakan daerah tersebut jika
lewat jam 8 malam terlihat sepi dan gelap.
Warga menyarankan agar tidak melewati area
tersebut lewat jam 8 malam tampa
pendampingan.

Politik dan pemerintahan

Di daerah Langsepan ada daerah yang


menggunakan sistem pemilihan ketua RT dan
Rw dipilih sendiri oleh warga.

Komunikasi

Warga Langsepan memiliki banyak pertemuan


rutin dengan para warga yang lain yaitu saat
pengajian.

Pendidikan

Rata rata pendidikan yang disampai oleh


warga adalah SLTP dan bnyak juga hanya
sampai SD

Rekreasi

Di daerah terdapat tempat rekreasi yang biasa


dikunjungi oleh warga yaitu kolam renang
(Kimo)

3. Persepsi
Data persepsi
Komponen
Sumber informasi
Para warga
Warga sekitar
Penyakit yang dideritanya adalah penyakit

62

biasa yang tidak perlu dianggap serius


Persepsi anda
Banyak warga yang tidak mengetahui tentang
ISPA, tanda gejalanya, pengobatan serta
komlikasinya, sehingga warga sering kali
menganggap enteng masalah ispa

Literature

63

RENCANA KEGIATAN (POA)


NO

MASALAH

RENCANA
KEGIATAN

PENANGGUNG
JAWAB

WAKTU
KEGIATAN

TEMPAT
KEGIATAN

1.

Infeksi Saluran
Pernapasan Atas
(ISPA)
Dx : Defisiensi
Kesehatan
Komunitas
berhubungan
dengan
Ketidakcukupan
sumber daya
(misal : finansial,
sosial dan
pengetahuan).

1. Pemberian
minuman
jahe madu
2. Cara
penggunaan
masker
3. Cara cuci
tangan bersih
4. Pemberian
pelatihan
meditasi

Aulia Bella
Marinda

18.30-21.00
WIB

Kelurahan
Kranjingan

64

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


RW: 17,18 KEL: Kranjingan KEC: Sumbersari
NO

1.

MASALAH
KEP.
KOMUNITA
S

SASARAN

Infeksi Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)

Individu
yang
mengalami
ISPA

TUJUAN

1. Untuk
pemberian
minuman jahe
2. Untuk
mengetahui
cara
menggunakan
masker
3. Untuk
mengetahui
cara mencuci
tangan bersih
4. Untuk
pemberian
meditasi

STRATEGI

RENCANA
KEGIATAN

HARI/TG
L

TEMPAT

Melakukan
pendidikan
kesehatan dan
Demonstrasi
tentang masalah
ISPA

Sabtu, 16
April 2016

Kelurahan
Kranjingan

EVALUASI
KRITERIA

STANDAR

65

IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)


NO
1.

2.

3.

KEGIATAN

HASIL

Pemberian minuman jahe madu

Pasien dapat mengikuti latihan yang


diberikan

HAMBATAN

kurangnya peserta yang meng


penyuluhan kesehatan

Pasien tahu cara memakai masker

Cara penggunaan masker

Pasien dapat mencuci tanganya


dengan baik

Cara cuci tangan bersih

Jember, 14 April 2016

Tanggal

PEMBERI DATA

PENERIMA DATA

KETERANGAN

66

Pengkajian

Tanggal
Validasi

_________________ ___________________
__
Nama dan tandatangan
Nama dan tandatangan
penerima data
KK/mewakili/pemberi
data
DIKETAHUI
PEMBIMBING DARI
TUTOR
PUSKESMAS (bila
PSIK UNIV. JEMBER
ada)

_________________
__
Nama dan tandatangan

___________________
_
Nama dan tandatangan

Catatan :
* Tutor dari PSIK Universitas Jember akan melakukan validasi terhadap isi pengkajian yang telah dilaksanakan mahasiswa.

67

BAB 5. PEMBAHASAN
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
bawah secara stimulan atau berurutandengan jumlah kebanyakan kasus
terjadi pada balita (Muttaqin 2008 dan Depkes 2013). Menurut WHO
(2007), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai
penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius
yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya
cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Jadi
disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus,
Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain
(Suhandayani, 2007).
Dampak ISPA antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Kesulitan bernafas
Demam tinggi dan menggigil
Tingkat oksigen dalam daerah rendah
Kesadaran menurun bahkan pingsan
Hidung tersumbat atau berair
Paru-paru terasa terhambat
Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit
Kerap merasa kelelahan
Tubuh merasa sakit

Pada pasien dengan ISPA dapat dilakukan berbagai macam


pengobatan, diantaranya adalah dengan pengobatan tradisional. World
Health Organization (WHO) merekomendasi penggunaan obat tradisional
seperti

pengobatan

herbal

untuk

upaya

pemeliharaan

kesehatan

68

masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit. WHO juga mendukung


upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional (WHO, 2003). Pemberian minuman jahe madu dapat
membantu meringankan keparahan batuk pada anak. Di dalam jahe
terdapat kandungan minyak atsiri yang merupakan zat aktif yang dapat
membantu mengobati batuk, sedangkan zat antibiotik yang terdapat pada
madu yang dapat membantu menyembuhkan beberapa penyakit infeksi
diantaranya batuk pada anak dengan ISPA. Pada jurnal penelitianyang
kami analisa, anak yang telah diberikan minuman jahe madu, gejala
keparahan batuk seperti batuk berdahak, pilek, rewel, tidak nafsu makan
dan gejala lainnya menjadi berkurang.
Selain jahe madu, juga perlu dilakukan modifikasi lingkungan dan
perilaku sehat seperti bagaimana mencuci tangan yang benar, bagaimana
menggunakan masker yang benar dan penanganan ketika sesak terjadi
pada orang dengan ISPA seperti teknik pengaturan posisi dan relaksasi
untuk mengurangi sesak yang di rasakan oleh orang dengan ISPA.

69

BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat
infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang
berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari. ISPA
yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil dan kombinasi
dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko utama terjadi pada anakanak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, bebabn immunologisnya
terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit serta tidak tersedianya atau
berlebihannya pemakaian antibiotic. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu
dengan menjaga kesehatan gizi, imunisasi, menjaga kesehatan perorarangan dan
lingkungan, menjaga kontak langsung dengan penderita ISPA.
6.2 Saran
Petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan lebih banyak membaca
referensi terkait untuk lebih menambah wawasan terkait penyakit infeksi sauran
napas atas (ISPA). Selain itu perawat harus mencoba mengidentifikasi lebih lanjut
terkait ISPA agar didapatkan temuan temuan baru untuk diidentifikasi dan dapat
melakukan asuhan keperawatan kepada klien dengan infeksi saluran pernapasan
atas secara tepat dan cepat untuk menghindari penyebaran penyakit lebih lanjut.

70

DAFTAR PUSTAKA
Aden, R. 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. Yogyakarta:
Hanggar Kreator.

Anonim. 2016. Bab 1. Pendahuluan. Serial Online diakses pada 13 April 2016
dari http://eprints.umpo.ac.id/1290/2/BAB%20I.pdf
Anonim. 2016. Bab 2. Tinjauan Pustaka. Medan: USU. Serial Online diakses
pada
13
April
2016
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33047/3/Chapter
%20II.pdf
Carissa. 2012. Dampak Negative Pabrik Rokok. Serial Online diakses pada 13
April 2016 dari http://damapaknegatifrokok.com.
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta.
Gina. 2008. Patofisiologis asma. Serial Online diakses pada 13 April 2016 dari
http://.academia.edu/7271074/ASMA

Gondodiputro, Sharon, 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk


SediaanTembakau. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran.
Heri, 2014. Pabrik Rokok Berkah Nalami Kecamatan Babadan, Kabupaten
Ponorogo. Direktur
Hidayati, Nurul. 2009. Urban Poverty Dan Keterkaitannya Dengan Informal
Activities Dalam Masyarakat Urban. Depok: UI. Serial online diakses
pada 13 April 2016 dari http://nurul.students.uii.ac.id/2009/03/20/urbanpoverty-dan-keterkaitannyadengan-informal-activities-dalammasyarakat-urban/
Kemenkes. 2012. Pengembangan Kota Sehat Untuk Mengatasi Masalah
Urbanisasi. Departemen Kesehatan RI. Serial online diakses pada 13
April
2016
dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/997pengembangan kota-sehat-untuk-mengatasi-masalahurbanisasi.html
Lenterak. 2012. Dampak Menghirup Tembakau. Serial online diakses pada 13
April 2016 dari www.lemterakecil.com
Namira, Siti. 2013. Gambaran Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadia
ISPA Pada Anak Prasekolah Di Kampung Pemulung Tangerang Selatan.
Tangerang: UIN. Serial online diakses pada 13 April 2016 dari

71

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25671/1/SITI
%20NAMIRA%20fkik.pdf
Setiadi. 2012. Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu
WHO. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Geneva. Alih Bahasa: Trust Indonesia. Serial online diakses
pada 13 April 2016 dari
http://www.who.int/csr/resources/publications/WHO_CDS_EPR_2007_8ba
hasa.pdf
Departemen Kesehatan RI 2002, Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada
Balita, Depkes RI, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI 2013, Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran


Pernapasan Akut Tatalaksana Pneumonia Balita, Ditjen PPM PL-Pusat
Diknakes, Jakarta.
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistim
Pernafasan, Jakarta, Salemba Medika
Suhandayani, I. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA
pada Balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati Tahun 2006. Skripsi
IKMFIKUNNES.Semarang. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/
archives/HASH1450/712b0778.dir/doc.pdf
WHO 2007, Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian, Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) Yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pedoman Interim WHO. 2007, diakses
tanggal 13 April 2016, http://apps.who.int/iris/bitstream.

72

Lampiran:
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

: Berita Acara
: Daftar Hadir
: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
: Dokumentasi

Jember, 18 April 2016

Kelompok 2B

73

Lampiran 1: Berita Acara


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016
BERITA ACARA
Pada hari ini, Sabtu tanggal 16 April 2016 jam 16.00 17.00 WIB bertempat di
posko kelompok 2B Lingkungan Langsepan Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan Mencuci Tangan dan Simulasi
Modifikasi Lingkungan. Kegiatan ini diikuti oleh 14 orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 16 April 2016


Mengetahui,
Pembimbing
Penyakit Global

Murtaqib, M.Kep
NIP 197408132001121002

74

Lampiran 3

: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan
Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan Mencuci tangan dan modifikasi
lingkungan
2. Sasaran / Target
Anak anak di lingkungan Langsepan
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Sabun cuci tangan
b. Tissue
c. Air
d. Alas/ Karpet
5. Susunan Kepanitiaan
a. Ketua

: Aulia Bella Marinda

b. Sekretaris

: Nurwahidah

c. Pembawa Acara : Arifah Nivia Ziyada


d. Notulen

: Dutya Intan L.

e. Presenter

: Afriezal Kamil

f. Dokumentasi

: Yunizar Firda A., Siti Nurhasanah

g. Konsumsi

: Novita Nurkamilah, Rizka Agustine W.

h. Perlengkapan : Yulince Atanay, Yogie Bagus Pratama, Eka Putri F.


i. Fasilitator

: Dewi Wulan Pratiwi, Neneng Dwi Saputri, Yehezkiel

F.
6. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal

: Sabtu, 16 April 2016

Pukul

: 16.00 17.30 WIB

Tempat

Posko Kelompok 2B Lingkungan Langsepan,


Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari

75

7. Setting Tempat
Keterangan:
1. Mahasiswa
(Fasilitator)
2. Peserta
(Warga)
3.

Pemateri

D. Persiapan
1. Berikan salam, perkenalkan diri.
2. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan peserta.
3. Atur suasana sehingga merasakan masyarakat merasa nyaman.
4. Panitia menyiapkan materi tentang Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan
Mencuci tangan dan modifikasi lingkungan
E. Susunan Acara
No.
1.
2.
3.
4.

6.
7.

Acara
Pembukaan
Sambutan Ketua Panitia
Sambutan Kepala Lingkungan
Langsepan
Presentasi materi :
- Simulasi mencuci tangan
- Simulasi modifikasi ligkungan
Diskusi
Penutup

Metode

Waktu

Ceramah
Ceramah
Ceramah

5 menit
5 menit
5 menit

Ceramah

45 menit

Diskusi

15 Menit

F. Evaluasi
1. Struktur Struktur
a. Materi yang akan disajikan sudah disiapkan.
b. Tempat yang akan digunakan di posko kelompok 2B Lingkungan
Langsepan Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember
c. Persiapan mahasiswa telah dilakukan

76

d. Media dan alat telah disiapkan


2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan berjalan lancar mulai awal hingga akhir sesuai
dengan yang diharapkan
b. Perangkat dan masyarakat Lingkungan Langsepan dapat kooperatif
selama dilakukan penyuluhan
c. Tujuan umum dan tujuan khusus dapat tercapai setelah melakukan
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Setelah selesai penyuluhan, perangkat dan masyarakat Lingkungan
Langsepan bisa mampu:
a. Memahami masalah kesehatan, mencuci tangan 7 langkah dan
memodifikasi lingkungan
b. Bekerjasama dengan mahasiswa
kesehatan di Lingkungan Langsepan.

Lampiran 4

: Dokumentasi

untuk

meningkatkan

derajat

77

Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan Tentang mencuci tangan dan modifikasi
lingkungan Pada masyarakat di Lingkungan Langsepan Kelurahan Kranjingan Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember pada tanggal 16 April 2016 oleh Kelompok 2B Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan Tentang pembuatan minuman madu
jahe dan teknik nafas dalam dan batuk efektif Pada Ny.S di Lingkungan Langsepan Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember pada tanggal 16 April 2016 oleh Kelompok
2B Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai