Anda di halaman 1dari 16

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan (Safety)

Keselamatan pasien
(patient safety)

Keselamatan “bisnis”
Keselamatan pekerja
rumah sakit yang
atau petugas
terkait kelangsungan
kesehatan
hidup rumah sakit. Keselamatan
(safety) di
rumah sakit
Keselamatan
Keselamatan bangunan dan
lingkungan (green
peralatan di rumah sakit
productivity) yang
yang bisa berdampak
berdampak terhadap
terhadap keselamatan pasien
pencemaran
dan petugas
lingkungan dan
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/ KKP-RS
(2008) mendefinisikan bahwa keselamatan (safety)
adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard).

Keselamatan pasien (patient safety) adalah pasien bebas


dari harm/ cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas
dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera
fisik/ sosial/ psikologis, cacat, kematian dan lain-lain),
terkait dengan pelayanan kesehatan.
KESELAMATAN PASIEN

Isu terkini, global, penting (high profile), dlaam pelayanan RS,dimulai sejak
“landmark” laporan IOM tahun 2000.
 WHO mulai tahun 2004:
– “Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component of
quality management” (World Alliance for Patient Safety, Forward Programme
WHO, 2004)”
 Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) dibentuk PERSI pada 1 Juni
2005
 Menkes bersama PERSI & KKP-RS telah mencanangkan Gerakan Keselamatan
Pasien RS pada seminar nasional PERSI tanggal 21 Agustus 2005
Prinsip Keselamatan Pasien
dan Perawat
◦ Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi:

Tindak
Identifikas lanjutnya
i dan serta
Kemampu
pengelolaa Pelaporan implementasi
an belajar solusi untuk
Asesmen n hal yang dan
dari meminimalka
risiko berhubung analisis n timbulnya
insiden,
an dengan insiden risiko dan
dan mencegah
risiko
pasien terjadinya
cedera
Prinsip K3RS
Agar K3RS dapat dipahami secara utuh, perlu diketahui pengertian 3 (tiga)
komponen yang saling berinteraksi, yaitu:
1. Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik
serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik. Contoh; bila seorang pekerja kekurangan zat
besi yang menyebab kan anemia, maka kapasitas kerja akan menurun
karena pengaruh kondisi lemah dan lesu.
2. Beban kerja adalah beban fisik dan mental yang harus di tanggung oleh
pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Contoh; pekerja yang bekerja
melebihi waktu kerja maksimum dll.
3. Lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari seorang pekerja.
Contoh; seorang yang bekerja di instalasi radiologi, maka lingkungan
kerjanya adalah ruanganruangan yang berkaitan dengan proses
pekerjaannya di instalasi radiologi (kamar X Ray, kamar gelap, kedokteran
nuklir dan lain-lain).
Dalam konteks PATIENT SAFETY
PERAWAT :
 Jumlah tenaga kesehatan terbesar (40-60%) di RS
 Anggota tim kesehatan (inti)
 Aktifitas 24 jam di RS
 Tenaga profesi, mellaui pelayanan keperawatan mencapai kemandirian pasien
 Pelayanan keperawatan bagian integral dari pelayanan kesehatan

Mempunyai peran kunci dalam keselamatan pasien


Perawat adalah:
 Seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikankeperawatan baik
di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah RI sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

PRAKTIK KEPERAWATAN:
• Tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem klien dan
tenaga kesehatan lain dalam memberikan askep sesuai lingkup wewenang
dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan,
termasuk praktik keperawatan individual dan berkelompok
Peran Perawat dalam
Keselamatan Pasien di RS

1. Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standar


pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan

2. Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan

3. Memberikan pendidikan kepada pasien & keluarga tentang asuhan yang


diberikan

4. Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian


pelayanan kesehatan

5. Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya

6. Peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian


tidak diharapkan

7. Mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang


diberikan kepada pasien dan keluarga.
Konsep Patient Safety
Dalam rangka mencegah efek samping, dunia kedokteran mendengungkan
berbagai gerakan moral dan upaya pengaturan
◦ Good clinical governance
◦ Patient safety
◦ Good medical practice
◦ Charter on medical profesionalism
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari :
◦ Kejadian Tidak Diharapkan
◦ Kejadian Nyaris Cedera
◦ Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada
pasien.
◦ Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
◦ Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi
tidak timbul cedera.
◦ Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
◦ Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius (Permenkes Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011).
Pelaksanaan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
◦ Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
◦ Menurut Permenkes Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 bahwa rumah sakit
dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib melaksanakan program
dengan mengacu pada kebijakan nasional Komite Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit. Setiap rumah sakit wajib membentuk Tim Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai
pelaksana kegiatan keselamatan pasien. TKPRS yang dimaksud bertanggung
jawab kepada kepala rumah sakit. Keanggotaan TKPRS terdiri dari manajemen
rumah sakit dan unsur dari profesi kesehatan di rumah sakit.
◦ Standar Keselamatan Pasien
Setiap rumah sakit wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien. Standar
Keselamatan Pasien meliputi (Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011):
1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien; dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
◦ Sasaran Keselamatan Pasien
Dalam Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 menyatakan bahwa setiap
rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien. Sasaran
Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :
1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Cara Peningkatan Keselamatan Pasien
Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, rumah sakit melaksanakan 7
(tujuh) langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit yang terdiri dari (Permenkes
1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011) :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4. Mengembangkan sistem pelaporan;
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai