A. PENGERTIAN
Trauma vesika urinaria adalah ruptur vesika urinaria yang disebabkan oleh kecelakaan
fraktur tulang panggul, trauma tumpul ataupun trauma tajam.
( R. Syamsuhidayat, 2004 : 733 )
B. ETIOLOGI
1. Trauma langsung baik tajam maupun tumpul di daerah pusat perut bagian depan,
samping maupun daerah lumbal
2. Trauma tidak langsung seperti jatuh terduduk, jatuh berdiri dan kontraksi otot perut
yang berlebihan pada hidronefrosis
3. Fraktur tulang panggul yang dapat menyebabkan kontusio dan ruptur vesika urinaria
baik intra peritoneal maupun ekstra peritoneal
4. Akibat luka tusuk ( misalnya : ujung pisau atau peluru ) menyebabkan perforasi
vesika urinaria
5. Akibat manipulasi salah sewaktu melakukan “ Trans Ureteral Resection ( TUR ) “,
misalnya sewaktu reseksor tumor vesika urinaria, operasi prostate, dll
( Arif Mansjoer, 2000 : 176 )
C. RISK FAKTOR
Orang-orang yang tidak memperhatikan keselamatan jiwa dan mentaati peraturan dan
tata tertib sehari–hari. Diantaranya tidak taat terhadap peraturan lalu lintas, tidak
mengenakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil dan sebagainya, sehingga
potensi terjadinya trauma.
( Suzanne C. Smeltzer, 2001 : 1468 )
D. PATHOFISIOLOGI
Fraktur tulang pelvis disertai perdarahan hebat, sehingga tidak jarang penderita datang
dalam keadaan anemia atau bahkan syok.
Pada abdomen bagian bawah tampak jelas atau hematom dan terdapat nyeri tekan di
daerah suprapubik di tempat hematom. Pada ruptur vesika urinaria intra peritoneal, urin
masuk ke rongga peritoneum sehingga memberi tanda cairan intra abdomen dan
rangsang peritoneum. Lesi ekstra peritoneal memberikan gejala dan tanda infiltrate di
rongga peritoneal yang sering menyebabkan septicemia. Penderita mengeluh tidak bisa
buang air kecil. Kadang keluar darah dari uretra.
( R. Syamsuhidayat, 2004 : 734 )
E. PATHWAY
Patah tulang
pelvis
Penumpukan Hematuria
cairan peritoneum
Kurang pengetahuan
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Fraktur tulang pelvis disertai pendarahan hebat
2. Nyeri suprapublik
3. Ketegangan otot dinding perut bawah
4. Hematuria
5. Ekstravasi kontras pada sistogram
( www.harnawati.com )
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Ditentukan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta hematuria
1. Foto pelvis atau foto perut
2. Pemeriksaan radiologi : sitogram ( ada tidaknya ruptur vesika urinaria lokasi ruptur
apakah intra atau ekstra peritoneal )
3. Pemeriksan Hb dan Ht, menurun sebagai akibat dari kehilangan darah
( Suzanne C. Smeltzer, 2001 : 1470 )
H. MEDICAL MANAGEMENT
1. Istirahat baring sampai hematuri makroskopik hilang
2. Minum banyak untuk meningkatkan diuresis
3. Bila penderita dapat miksi dengan lancar berarti tidak ada ruptur vesika urinaria
4. Bila hematuria berat dan menetap sampai 5-6 hari paska trauma, buat sistogram
untuk mencari penyebab lain
( www.harnawati.com )
I. DIET MANAGEMENT
1. Diet tinggi karbohidrat dan batasi intake protein
2. Batasi intake natrium, kalium
J. FARMAKOLOGI MANAGEMENT
1. Antibiotik : Ampicilin 4X250–500 mg/hr per oral
2. Hemostatik : Adona AC 17 per oral
3. Analgetik
( www.harnawati.com )
K. SURGICAL MANAGEMENT
1. Pembedahan trauma urogenital
2. Nefrektomy parsi atau total
3. Laparostomy
( Suzanne C Smeltzer, 2001 )
L. NURSING MANAGEMENT
1. Pengkajian
a) Riwayat keperawatan
Status kesehatan termasuk riwayat pernah tidakkah klien mengalami trauma
terutama trauma urinaria perlu dikaji. Disamping itu, perawat juga harus mengkaji
riwayat–riwayat penyakit yang pernah diderita klien yang berhubungan dengan
sistem urinaria termasuk pembedahan serta penyakit – penyakit yang diderita ( DM,
Hipertensi ). Keadaan, tempat kejadian, dan waktu terjadinya trauma dapat dikaji
untuk mendapatkan gambaran/karakteristik dari trauma yang dialami klien.
b) Pemeriksaan fisik
1. Nyeri terutama pada flank dan abdominal
2. Perubahan TTV
3. Pada inspeksi flank kanan dan kiri akan ditemukan keadaan asimetri
4. Ekimosis dan distensi abdominal
5. Gross hematuria
c) Psikososial
1. Anxietas
2. Respon emosi
3. Mekanisme koping
2. Diagnosa
a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perdarahan pada vesika
urinaria
b) Cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hematuri
c) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan desakan diafragma
d) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
e) Cemas berhubungan dengan hermaturi
f) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan/kurang informasi tentang penyakitnya
3. Intervensi
a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perdarahan pada vesika
urinaria
Tujuan : Nyeri hilang/terkontrol
Pasien tampak rileks
Intervensi :
1) Kaji nyeri, perhatikan lokasi intensitas skala 0–10
2) Tingkatkan pemasukan sampai 300 ml/hari sesuai toleransi
3) Berikan informasi akurat tentang kateter drainase dan spasme kandung
kemih
4) Berikan tindakan kenyamanan dan aktivitas terapeutik
Syamsuhidayat R, Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.
Jakarta : EGC
www.harnawati.com
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN TRAUMA GINJAL
DAN TRAUMA VESIKA URINARIA
DISUSUN OLEH :
III A
RATNA SISMIYATI P1.74.20.4.07.129
RENI PUSPITASARI P1.74.20.4.07.130
SAMAN NUGROHO P1.74.20.4.07.131
SIGIT EKA PRAMANA P1.74.20.4.07.132