Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PEMBAHASAN
A. Pembahasan Jurnal
Hasil dari jurnal yang telah dipaparkan oleh penulis tentang pengaruh
gadget pada anak didapatkan hasil yang menyatakan adanya pengaruh gadget
pada anak terhadap interaksi sosial, tetapi terdapat jurnal lain yang
menyatakan tidak adanya pengaruh gadget pada anak terhadap interaksi
sosial. Oleh karena itu di BAB III ini penulis ingin memaparkan hasil dari
jurnal yang telah dikaji maupun ditelaah.
Hasil penelitian tentang dampak penggunaan gadget terhadap interaksi
sosial anak usia 5-6 tahun yang dilakukan oleh Novitasari & Khotimah,
(2016) menyatakan bahwa hasil penelitian dan hasil perhitungan uji linier
sederhana statistik t diperoleh signifikan sebesar 0,000 dan t hitung sebesar
12,758, hal ini menunjukkan bahwa adanya dampak penggunaan gadget
terhadap interaksi sosial anak usia 5-6 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novitasari &
Khotimah, (2016) dapat penulis simpulkan bahwa gadget memiliki dampak
yang dapat mempengaruhi interaksi sosial pada anak. Hal ini sejalan dengan
teori yang disampaikan oleh Witarsa dkk, (2018) tentang ketergantungan
pada gadget pada anak-anak disebabkan oleh lamanya waktu dalam
menggunakan gadget. Memainkan gadget dengan durasi panjang dan
dilakukan setiap hari, bisa membuat anak-anak berkembang menuju orang
yang antisosial. Perbandingan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novitasari
& Khotimah, (2016) terhadap penelitian yang lainnya ialah penelitian ini
lebih menekankan pada aspek pengaruh gadget pada interaksi sosial pada
anak tanpa menekankan aspek lainnya seperti pengetahuan dan aspek
kesehatan pada anak. Akan tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Asirotul Ma’rifah & Naning Puji Suryantini (2019),
Munawar & Zuhri (2018), dan Tria Puspita Sari & Amy Asma Mitsalia
(2016).
Hasil penelitian tentang pengaruh pengetahuan tentang dampak gadget
bagi kesehatan terhadap perilaku penggunaan gadget pada siswa sdn kebun
bunga 6 banjarmasin yang dilakukan oleh Anggraeni, (2019) menyatakan
bahwa hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan adanya pengaruh
pengetahuan tentang dampak gadget pada kesehatan terhadap perilaku
penggunaan gadget pada siswa (p value = 0,002) dengan besar pengaruh
18,9%. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan pengetahuan siswa tentang
dampak gadget pada kesehatan, karena semakin tinggi pengetahuan akan
dikuti dengan penurunan perilaku penggunaan gadget.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni, (2019)
dapat penulis simpulkan bahwa adanya pengaruh pengetahuan tentang
dampak gadget pada kesehatan terhadap perilaku penggunaan gadget pada
siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Widiastuti, (2016)
tentang pengetahuan dan pemahaman orang tua terhadap bahaya gadget
sangat berdampak pada pengambilan keputusan orang tua dalam
memberikan gadget kepada anak, maksudnya disini ialah peran orang tua
sangat penting dalam pengambilan keputusan dalam pemberian gadget pada
anak karena dampak gadget sangat banyak untuk anak-anak salah satunya
ialah dampak bagi kesehatan. Perbandingan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Anggraeni, (2019) terhadap penelitian yang lainnya ialah penelitian ini
lebih menekankan pada aspek adanya pengaruh pengetahuan tentang dampak
gadget pada kesehatan terhadap perilaku penggunaan gadget pada siswa,
tanpa menekankan aspek lainnya seperti interaksi sosial pada anak. Akan
tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Setianingsih dkk, (2018) yang menyatakan ada hubungan penggunaan gadget
dengan resiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak
usia pra sekolah. Resiko gangguan pemusatan perhatian merupakan suatu
masalah penyakit yang biasa dialami oleh anak-anak.
Hasil penelitian tentang effects of playing with gadget on elementary
school children in urban and rural environment yang dilakukan oleh Ariani
dkk, (2017) menyatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan tren
penggunaan gadget sebelumnya yang dapat berkontribusi terhadap perilaku
negatif, ditemukan lazim di perkotaan (26,3%) daripada daerah pedesaan
(13,6%). Baik tempat tinggal dan usia mulai menggunakan gadget yang
secara statistik signifikan mempengaruhi perilaku negatif anak (p 0,040; p
<0,000). Artinya ada perbedaan yang signifikan antara daerah perkotaan dan
pedesaan dalam mempengaruhi perilaku anak-anak dan penggunaan gadget.
Penelitian lebih lanjut diperlukan karena ada banyak atribut lingkungan lain
yang dapat mempengaruhi perilaku dan penggunaan gadget, terutama pada
anak-anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariani dkk, (2017)
dapat penulis simpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara daerah
perkotaan dan pedesaan dalam mempengaruhi perilaku anak-anak dan
penggunaan gadget. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh
Roser dkk, (2016) bahwa penggunaan media layar interaktif oleh anak-anak
muda meningkat pesat. Ada bukti bahwa jumlah waktu yang dihabiskan anak-
anak untuk perangkat teknologi dan media sosial di rumah dan di sekolah telah
menimbulkan kekhawatiran tentang dampak kegiatan ini terhadap kesehatan
dan perkembangan mereka. Perbandingan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ariani dkk, (2017) terhadap penelitian yang lainnya ialah penelitian ini
lebih menekankan pada perbedaan yang signifikan antara daerah perkotaan
dan pedesaan dalam mempengaruhi perilaku anak-anak dan penggunaan
gadget. Penelitian ini tidak menekankan aspek lainnya seperti aspek
pengetahuan dan aspek kesehatan pada anak. Penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian lainnya dikarenakan penelitian ini hanya berfokus pada
penggunaan gadget pada anak di daerah perkotaan dan daerah pedesaan serta
penjelasan pada hasil penelitian yang disampaikan oleh Ariani dkk, (2017)
tidak menyinggung ke aspek interaksi sosial dan sebagainya
Hasil penelitian tentang reduce the use of gadgets: parent’s coping
strategies for children’s social development yang dilakukan oleh Ma’rifah &
Suryantini, (2019) menyatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan
sebagian besar anak menggunakan gadget> 2 jam sehari, 89 anak (71,2%),
dan sebagian besar anak usia sekolah memiliki perkembangan sosial yang
memadai, 83 anak (66,4%). Hasil analisis tab silang menunjukkan bahwa
semakin lama anak menggunakan gadget, semakin sedikit perkembangan
sosial anak. Anak-anak yang menggunakan gadget dari waktu ke waktu dari
batas waktu yang ditentukan oleh beberapa ahli membuat mereka kecanduan
dan kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ma’rifah & Suryantini,
(2019) dapat penulis simpulkan bahwa semakin lama anak menggunakan
gadget, semakin sedikit perkembangan sosial anak. Anak-anak yang
menggunakan gadget dari waktu ke waktu dari batas waktu yang ditentukan
oleh beberapa ahli membuat mereka kecanduan dan kurang peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh
Marsal & Hidayati, (2017) tentang gadget memengaruhi pola interaksi sosial
anak-anak 40,2% dan sisanya 59,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat
mempengaruhi pola interaksi anak. Untuk alasan ini, pertimbangan
diperlukan untuk orang tua yang memiliki anak sehingga mereka tidak terlalu
dini dalam memberikan gadget kepada anak-anak yang dapat menyebabkan
pengaruh dengan pola interaksi anak. Perbandingan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ma’rifah & Suryantini, (2019) terhadap penelitian yang
lainnya ialah penelitian ini lebih menekankan pada aspek strategi coping
orang tua untuk pembangunan sosial pada anak, tanpa menekankan aspek
lainnya seperti pengetahuan dan kesehatan pada anak. Akan tetapi penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari & Khotimah
(2016), Munawar & Zuhri (2018), dan Tria Puspita Sari & Amy Asma
Mitsalia (2016).
Hasil penelitian tentang the influence of gadgets on early childhood
social development in hidayatullah islamic kindergarten school semarang
yang dilakukan oleh Munawar & Zuhri (2018) menyatakan bahwa hasil
analisis kuesioner diperoleh t hitung> t tabel (5,063> 2,042) dengan p =
0,000. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan
penggunaan gadget terhadap perkembangan sosial anak usia dini, yaitu
penggunaan gadget membawa dampak negatif karena anak lebih suka
menggunakan gadget.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Munawar & Zuhri,
(2018) dapat penulis simpulkan bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan
gadget terhadap perkembangan sosial anak usia dini, yaitu penggunaan
gadget membawa dampak negatif karena anak lebih suka menggunakan
gadget. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Sunita &
Mayasari, (2018) tentang gadget memiliki pengaruh terhadap kehidupan
anak. Anak mengalami penurunan kemampuan bersosialisasi, tidak perduli
dengan lingkungan, penurunan konsentrasi dan menganalisa masalah,
memicu gangguan tidur, mata kering, nyeri punggung, obesitas akibat
kurang gerak, gangguan emosi dan psikosomatis pada anak. Perbandingan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Munawar & Zuhri, (2018) terhadap
penelitian yang lainnya ialah penelitian ini lebih menekankan pada aspek
interaksi sosial dan perkembangan pada anak, penelitian ini kurang
menekankan aspek pengetahuan dan kesehatan pada anak. Akan tetapi
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari &
Khotimah (2016), Asirotul Ma’rifah & Naning Puji Suryantini (2019), dan
Tria Puspita Sari & Amy Asma Mitsalia (2016).
Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan gadget terhadap personal
sosial anak usia pra sekolah di tkit al mukmin yang dilakukan oleh Sari &
Mitsalia, (2016) menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh positif antara penggunaan gadget dengan personal sosial anak usia
pra sekolah di tkit al mukmin. Hal ini disebabkan karena dari gadget anak
dapat mengikuti pembelajaran seperti menghafal al qur‟an, mengetahui
kosakata bahasa inggris, anak juga merasa terbantu dalam membaca
ataupun menghafal, gadget juga dapat dijadikan sarana hiburan bagi anak,
serta kecerdasan anak terasah saat ia dapat menyelesaikan suatu tahapan
game yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari & Mitsalia, (2016)
dapat penulis simpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh positif antara penggunaan gadget dengan personal sosial anak usia
pra sekolah di tkit al mukmin. Hal ini disebabkan karena dari gadget anak
dapat mengikuti pembelajaran seperti menghafal al qur‟an, mengetahui
kosakata bahasa inggris, anak juga merasa terbantu dalam membaca
ataupun menghafal. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh
Yumarni, (2018) tentang Persentase penggunaan smartphone dan tablet untuk
kepentingan edukasi terbilang lebih tinggi dibandingkan game. Jika
smartphone dan tablet digunakan untuk kepentingan edukasi akan
memberikan dampak positif terhadap anak yakni dapat menambah
pengetahuan, memperluas jaringan persahabatan, mempermudah komunikasi,
dan melatih kreativitas anak. Perbandingan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sari & Mitsalia, (2016) terhadap penelitian yang lainnya ialah penelitian
ini lebih menekankan pada dampak positif penggunaan gadget pada anak dan
penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang lainnya yang
menjelaskan dampak buruk dari penggunaan gadget, penelitian ini tidak
membahas secara lengkap tentang dampak buruk yang ditimbulkan oleh
gadget. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penelitian yang lainnya yang membahas tentang dampak
negatif pada gadget seperti gangguan interaksi sosial, gangguan kesehatan,
dan kurangnya pengetahuan dalam memahami dampak yang dapat
ditimbulkan oleh gadget.
Hasil penelitian tentang pembentukan karakter melalui pola asuh
demokratis untuk mencegah kecanduan gadget remaja di era revolusi industri
4.0 yang dilakukan oleh Widayani & Astuti, (2020) menyatakan bahwa hasil
penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan negatif yang signifikan
antara persepsi pola asuh demokratis dengan kecanduan gadget pada
remaja awal. Semakin tinggi persepsi pola asuh demokratis maka kecanduan
gadget cenderung semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah persepsi pola
asuh demokratis maka kecanduang gadget cenderung semakin tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widayani & Astuti,
(2020) dapat penulis simpulkan bahwa hasil penelitian ini memiliki hubungan
negatif yang signifikan antara persepsi pola asuh demokratis dengan
kecanduan gadget pada remaja awal. Semakin tinggi persepsi pola asuh
demokratis maka kecanduan gadget cenderung semakin rendah. Sebaliknya
semakin rendah persepsi pola asuh demokratis maka kecanduang gadget
cenderung semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh
Syamsiah, (2017) menunjukkan peran bimbingan orang tua pada pengguna
gadget remaja sangat penting untuk meminimalkan dampak penggunaan
gadget oleh anak-anak., maksudnya disini ialah peran orang tua sangat
penting dalam pengambilan keputusan dalam pemberian gadget pada anak
karena dampak gadget sangat banyak untuk anak-anak salah satunya ialah
dampak bagi kesehatan. Perbandingan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Widayani & Astuti, (2020) terhadap penelitian yang lainnya ialah penelitian
ini lebih menjelaskan bagaimana cara membimbing anak dengan
menggunakan pola asuh demokratis. Penelitian ini kurang rinci dalam
menjelaskan dampak terhadap gadget seperti gangguan interaksi sosial dan
pengetahuan tentang dampak yang ditimbulkan oleh gadget. Akan tetapi
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ma’rifah &
Suryantini, (2019) yang menyatakan bahwa semakin lama anak menggunakan
gadget, semakin sedikit perkembangan sosial anak. Anak-anak yang
menggunakan gadget dari waktu ke waktu dari batas waktu yang ditentukan
oleh beberapa ahli membuat mereka kecanduan dan kurang peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Maksudnya disini kecanduan gadget pada anak
didasari oleh ketidaksigapan orang tua dalam menerapkan pola asuh dengan
baik yang menyebabkan terjadinya kecanduan anak terhadap gadget. Oleh
karena itu menerapkan pola asuh demokratis dalam pengasuhan anak sangat
penting, karema pola asuh yang demokratis tidak memaksakan
kepercayaan mereka, namun memberikan alasan dan penjelasan untuk
mengadopsi perilaku, tindakan, dan nilai tertentu, membuat anak lebih
mudah menerima pengaruh orang tua termasuk perilaku, tindakan dan nilai
tertentu dalam menggunakan gadget.
Hasil penelitian tentang dampak penggunaan gadget pada anak usia
prasekolah dapat meningkatan resiko gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas yang dilakukan oleh Setianingsih dkk, (2018) menyatakan
bahwa hasil penelitian terdapat nilai signifikansi p=0,000 sehingga p < α (α =
0,05). Ada hubungan penggunaan gadget dengan resiko gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas pada anak usia pra sekolah di TK ABA III
Gunungan, Bareng Lor.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih dkk,
(2018) dapat penulis simpulkan bahwa hasil penelitian memiliki hubungan
antara penggunaan gadget dengan resiko gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak usia pra sekolah. Hal ini sejalan dengan teori yang
disampaikan oleh Widiastuti, (2016) tentang pengetahuan dan pemahaman
orang tua terhadap bahaya gadget sangat berdampak pada pengambilan
keputusan orang tua dalam memberikan gadget kepada anak, maksudnya
disini ialah peran orang tua sangat penting dalam pengambilan keputusan
dalam pemberian gadget pada anak karena dampak gadget sangat banyak
untuk anak-anak salah satunya ialah dampak bagi kesehatan. Perbandingan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Setianingsih dkk, (2018) terhadap
penelitian yang lainnya ialah penelitian ini lebih menekankan pada aspek
adanya pengaruh kesehatan bagi penggunaan gadget terhadap anak pra
sekolah. Penelitian ini tidak terlalu menekankan aspek lainnya seperti
interaksi sosial pada anak. Akan tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Anggraeni, (2019) yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh pengetahuan tentang dampak gadget pada kesehatan terhadap
perilaku penggunaan gadget pada siswa.

Anda mungkin juga menyukai