Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Demam pada anak merupakan salah satu masalah yang masih relevan untuk para
praktisi pediatri. Demam merupakan tanda adanya kenaikan set-point di hipotalamus
akibat infeksi atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.
Sebaliknya tidak semua anak yang terkena infeksi akan menunjukkan gejala demam,
semakin muda umurnya, semakin tidak jelas gambaran klinisnya. Tindakan pada anak
dengan demam diawali dengan pertimbangan apakah ada kegawatan, apa penyebabnya
dan apakah demam perlu segera diturunkan. Agar tindakan tersebut tepat dan terarah,
diperlukan suatu pengelompokan / klasifikasi pasien agar dapat digunakan suatu
algoritma umum. Pada tiap kelompok tetap ada kriteria kegawatan, kriteria jenis infeksi
yang mengarah kepada tindakan yang diambil, terutama perawatan dan pemberian
antibiotik secara empirik. Tindakan yang dilaksanakan sebaiknya bukan tindakan yang
sifatnya sesaat, tetapi merupakan tindakan yang berkesinambungan, sampai pasien lepas
dari masalahnya. Keputusan untuk dirawat harus dilanjutkan dengan pemeriksaan
laboratorium dan pemberian antibiotik empirik. Tindakan lanjutan akan disesuaikan
dengan hasil pemeriksaan penunjang, respons pasien terhadap pengobatan sampai
masalahnya selesai dengan tuntas (Ismoedijanto, 2015).
Secara umum, suhu tubuh manusia dikatakan Hipotermi, bila suhu tubuh kurang
dari 36°C, dan dikatakan normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36-37,5°C (ada
perbedaan pendapat ahli). Dikatakan demam (febris/pireksia), bila suhu tubuh antara 37,5
- 40°C dan Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C (Zein, 2012).
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara
mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki
seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan
memertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan (Zein, 2012).
Berdasarkan penelitian Dewi (2016), responden yang paling banyak mengalami
demam adalah umur 1- 3 tahun, baik kelompok pemberian kompres air hangat, Hampir
90% dari total anak yang dirawat karena demam, diberikan kompres air hangat saja selain
pemberian antipiretik.
Berdasarkan studi kasus diatas, penulis tertarik untuk membuat laporan karya
ilmiah akhir tentang asuhan keperawatan pada pasien febris di RS Kartika Husada
Pontianak.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman nyata dalam penerapan Asuhan
Keperawatan Febris pada An.A dengan Masalah Hipertermi di Ruang Dahlia Rs
Kartika Husada Pontianak.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui konsep teori febris
b) Mengidentifikasi perbandingan antara konsep teoritis yang diperoleh dengan
praktek asuhan keperawatan di RS
c) Membandingkan hasil asuhan keperawatan pada kasus An.A dengan febris dan
teori yang ada
d) Menyimpulkan dari hasil asuhan keperawatan

C. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan sistematika penulisan, yaitu BAB
I Pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan. BAB 2 Landasan teori yang menjelaskan teori sesuai dengan studi
kepustakaan terdiri dari : landasan teori yang membahas tentang konsep dasar penyakit
febris, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinis, serta asuhan keperawatan yang berisi
tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi serta
evaluasi. BAB 3 Asuhan keperawatan yang menjelaskan tentang kasus terdiri dari
pegkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. BAB 4
Pembahasan yang menjelaskan tentang perbandingan antara teori dan hasil studi kasus
dilapangan terdiri dari: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi serta membahas tentang proses praktik dalam pencapaian target. BAB 5
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai