Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH KEPERAWATAN LUKA DASAR

“LUKA MIX VENOUS/ARTERIAL”

DOSEN : Ns. Tutur Kardiatun, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 2:


Fransiska Eda
Rica Fitriani
Iqbal Tri Putra
Hersan Ramadani

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul: “Luka Mix Venous Arterial” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Luka dasar di STIK Muhammadiyah Pontianak.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak mengalami hambatan,
baik materi, tata bahasa, maupun isi. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengalaman
dan pengetahuan penulis, tetapi dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, khusus nya bagi
perkembangan dan pembangunan dalam bidang keperawatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Kubu Raya, 18 Februari 2020

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 3
1. Tujuan Umum .......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 3
D. Manfaat ......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Teori Anatomi Fisiologi .................................................. 5
1. Vena......................................................................................... 5
2. Arteri........................................................................................ 7
B. Konsep Teori Luka........................................................................ 8
1. Ulkus Venous ........................................................................... 8
a. Definisi ................................................................................ 8
b. Etiologi ................................................................................ 9
c. Patofisiologi.......................................................................... 10
d. Pathway................................................................................ 12
e. Manifestasi Klinis................................................................. 12
f. Pemeriksaan Diagnostik....................................................... 14
g. Penatalaksanaan.................................................................... 14
2. Ulkus Arteri............................................................................... 16
a. Definisi ................................................................................ 16
b. Etiologi ................................................................................ 16
c. Patofisiologi ......................................................................... 17
d. Pathway ............................................................................... 17
e. Manifestasi Klinis ................................................................ 18
f. Pemeriksaan Penunjang ....................................................... 19
g. Penatalaksanaan ................................................................... 19
3. Ulkus Mixed Venous Arterial ................................................. 27
a. Definisi............................................................................... 27
b. Prognosis............................................................................ 27
c. Patofisiologi........................................................................ 27
d. Manifestasi Klinis............................................................... 27
e. Pemeriksaan Fisik............................................................... 28

iii
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian...................................................................................... 29
1. Pengkajian Ulkus Arterial........................................................ 29
2. Pengkajian Ulkus Venous........................................................ 32
B. Diagnosa........................................................................................ 35
C. Intervensi....................................................................................... 35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan........................................................................................ 38
B. Saran ............................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka venous atau luka vena merupakan suatu luka di kaki atau
pergelangan kaki yang disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal atau
rusak. Ulkus vena biasanya terjadi pada bagian bawah kaki, paling sering di
pergelangan kaki pada pasien yang telah lama berdiri refluks vena. Refluks
vena adalah karena katup vena yang rusak yang memungkinkan darah di
pembuluh darah mengalir ke arah yang salah, sehingga menyebabkan
pengumpulan darah di pembuluh darah yang terkena.
Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut
maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan
prevalensi pasien dengan luka adalah 3.50 per 1000 populasi penduduk.
Mayoritas luka pada penduduk dunia adalah luka
karenapembedahan/trauma (48.00%), ulkus kaki (28.00%), luka dekubitus
(21.00%). Pada tahun 2009,Med Market Diligence, sebuah asosiasi luka di
Amerika melakukan penelitian tentang insiden lukakronis di dunia
berdasarkan etiologi penyakit. Diperoleh data untuk luka bedah ada 110.30
jutakasus, luka trauma 1.60 juta kasus,luka lecet ada 20.40 juta kasus, luka
bakar 10 juta kasus, ulkusdekubitus 8.50 juta kasus, ulkus vena 12.50 juta
kasus, ulkus diabetik 13.50 juta kasus, amputasi0.20 juta pertahun, karsinoma
0.60 juta pertahun, melanoma 0.10 juta, komplikasi kanker kulit adasebanyak
0.10 juta kasus (Diligence,2009).
Kejadian ulkus vena lebih umum terjadi, yaitu sekitar 70% sampai 90%
dari seluruh ulkus/luka kaki (WOCN Society,2005). Adanya ulkus vena dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang karena dapat menyebabkan seseorang
tidak mampu bekerja, isolasi sosial, dan perlu sering berkunjung ke klinik atau
rumah sakit. Ulkus vena juga dapat menimbulkan dampak ekonomi akibat
kehilangan produktivitas, biaya-biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan
balutan (dressing) dan perawatan kesehatan. Penatalaksanaan pasien dengan
ulkus vena harus meliputi tindakan-tindakan untuk mengoptimalkan

1
2

penyembuhan luka melalui penurunan edema, pencegahan komplikasi, dan


terapi topical yang tepat untuk meningkatkan penyembuhan (de Araujo et al,
2003). Setelah ulkus sembuh setelah pelaksanaan yang membutuhkan
perawatan jangka panjang, maka penting ditekankan perlunya tindakan
pencegahan agar tidak terjadi kekambuhan berkaitan dengan ulkus vena ini.
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada kaki
yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini disebabkan
oleh sumbatan partial atau total artery yang menyuplai darah ke extrimitas
inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana dinding arteri
menjadi menebal, biasa juga disertai dengan atherosclerosis dimana terjadi
pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh darah.Arterial ulcer
biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada kaki yang disebabkan
oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Daerah yang mengelilingi ulkus
biasanya bewarna kuning coklat atau hitam.
Hal ini disebabkan oleh sumbatan partial atau total artery yang menyuplai
darah ke extrimitas inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis
dimana dinding arteri menjadi menebal, biasa juga disertai dengan
atherosclerosis dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan terdalam dari
pembuluh darah. Jenis infusiensi arteria paling umum ditemukan pada laki-
laki berusia diatas 50 tahun ( Dealey, 2005 ). Oleh sebab itu kelompok kami
tertarik untuk membahas “Luka Mixed Venous/Arterial Ulcers”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Luka Mix Venous
dan Luka Arterial?
3

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keparawatan pada pasien dengan Luka Mix
Venous dan Luka Arterial.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi fisiologi Vena dan Arteri.
b. Untuk mengetahui definisi pada pasien dengan Luka Mix Venous dan
Luka Arterial
c. Untuk mengetahui etiologi pada pasien dengan Luka Mix Venous dan
Luka Arterial
d. Untuk mengethaui manifestasi pada pasien dengan Luka Mix Venous
dan Luka Arterial
e. Untuk mengetahui patofisiologi pada pasien dengan Luka Mix
Venous dan Luka Arterial
f. Untuk mengetahui pathway pada pasien dengan Luka Mix Venous dan
Luka Arterial
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada pasien dengan Luka Mix
Venous dan Luka Arterial
h. Untuk mengetahui pemeriksaan diagostik pada pasien dengan Luka
Mix Venous dan Luka Arterial
i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan Luka Mix
Venous dan Luka Arterial

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Mengetahui tingkat kemampuan dan sebagai upaya untuk mengevaluasi
materi yang telah disampaikan kepada mahasiswa keperawatan
2. Bagi Penulis
Memberikan wawasan dan pemahaman pada penulis dalam memberikan
dan menyusun penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan
ulkus mixed venous arterial
4

3. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan ulkus mixed venous arterial
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Teori Anatomi Fisiologi
1. Vena

Dinding vena berbeda dengan dinding arteri, vena lebih tipis dan lebih
sedikit ototnya. Hal ini memungkinkan vena dapat distensi (pemesaran)
lebih besar. Vena memiliki katup yang dapat membuka dan menutup.
Katup membuka ketika darah akan menuju jantung dan menutup supaya
darah tidak refluk (kembali lagi).
Vena lebih cenderung berwarna kebiruan. Karena vena mengandung
banyak CO2 (karbondioksida) atau darah kotor. Vena yang mengandung
banyak oksigen yaitu hanya vena pulmonalis (vena yang menuju ke paru-
paru). Vena yang lebih kecil sering disebut dengan venula. Vena cava
adalah vena yang berada di jantung.
Vena ekstremitas terbagi kedalam tiga bagian, yaitu :
a. Vena superficial
1) System vena superficial tampak di bawah kulit, disebut sebagai
system saphenous karena terdiri dari vena – vena saphenous besar
dan-kecil

5
6

2) System vena berlokasi dalam jaringan/ lemak subkutan dan dalam


fascia pada kompartemen otot
b. Vena deep (dalam)
Vena dalam terletak di jaringan otot. Ketika otot berkontraksi dan
relaksasi akan mempengaruhi pergerakan aliran darah. Vena dalam
meliputi vena – vena tibialis posterior dan anterior serta vena peroneal.
c. Vena perforator atau vena penghubung (communicating veins)
1) Vena perforator atau vena penghubung menghubungkan vena –
vena superficial dan vena – vena dalam
2) Terdapat lebih dari 90 vena perforator pada tiap – tiap kaki
3) Pada melleolus medialis, vena perforator tidak dikelilingi oleh
fascia dan berada dalam hubungan langsung kulit
4) Peningkatan tekanan vena dihantarkan melalui vena perforator
pada kulit menimbulkan varicosities dan ulserasi superficial.

2. Arteri
7

Arteri adalah pipa berukuran besar atau pembuluh darah besar yang
membawa oksigen dan nutrisi yang paling penting dibawa oleh darah.
Arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah keluar dari
jantung. Arteri yang membawa darah dari bilik kiri menuju seluruh tubuh
disebut aorta. Sementara itu, pembuluh yang membawa darah dari bilik
kanan menuju paru-paru disebut arteri pulmonalis. Arteri mengandung
darah kaya oksigen, kecuali arteri pulmonalis mengandung darah kaya
karbon dioksida. Fungsi pembuluh arteri adalah untuk mengangkut darah
beroksigen dari jantung. Arteri membawa darah beroksigen dari jantung ke
seluruh struktur tubuh. Pembuluh darah membawa darah terdeoksigenasi
dari belakang kapiler ke jantung. Arteri bercabang-cabang membentuk
cabang lebih kecil yang disebut arteriole. Arteriole ini membentuk cabang-
cabang lebih kecil dan ujung-ujungnya berhubungan langsung dengan sel-
sel tubuh. Cabang cabang ini disebut kapiler.
8

Arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat, tetapi mempunyai sifat
yang sangat elastis dan terdiri dari 3 lapisan, yaitu tunika intima, tunika
media, dan tunika adventisia.
a. Tunika adventisia sebagai lapisan pelindung.
b. Tunika media, lapisan yang kuat berfungsi agar pembuluh darah tetap
terbuka dan memberikan tekanan yang tetap terhadap darah dengan
kontraksi serabut ototnya.
c. Tunika intima, lapisan dalam yang terbentuk oleh endothelium yang
sangat licin.
B. Konsep Teori Luka
1. Ulkus Venous
a. Definisi
Ulkus vena adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka yang
tertahan lama, tidak menyembuh, bentuk tidak beraturan pada tungkai
atau kaki yang memerlukan waktu kurang lebih enam minggu untuk
sembuh akibat tekanan darah tinggi yang menetap pada vena-vena
tungkai yang menyebabkan kerusakan pada kulit. Sekitar 75% ulkus
tungkai terjadi karena insufisiensi vena yang kronis (Brunner &
Suddarth, 2002).
Ulkus Vena atau luka vena dikenal juga dengan istilah vena ulcers,
insufficiency ulcers, stasis ulcers, vena leg ulcers, varicose ulcers.
Ulkus vena merupakan luka yang terjadi setelah vena-vena pada kaki
mengalami kerusakan. Ulkus ini dapat menembus masuk ke dalam
kulit. Luka Venous adalah luka yang mengenai lapisan kulit sampai
jaringan subkutan dan terjadi pada bagian kaki akibat terhambatnya
sirkulasi aliran vena. Ulkus vena merupakan luka yang sulit sembuh,
yang diakibatkan oleh stress vena, atau sulitnya pengembalian darah
(backflow pump). Ulkus vena terjadi jika jaringan menjadi rentan
terhadap injury/trauma dan resisten terhadap penyembuhan sebagai
akibat stasis vena kronik yang menyebabkan penurunan penghantaran
oksigen untuk melintasi membrane kapiler. Ulkus vena terjadi sebagai
9

akibat gangguan kembalinya darah vena dari jaringan ke jantung atau


insufisiensi vena kronik (Doughty, et al 2007).
b. Etiologi
Luka venous dapat disebabkan oleh meningkatnya tekanan
hidrostatik, dan kemudian berkembang yang akan menimbulkan
hipertensi vena dan memicu pula untuk terjadinya vasokonstriksi.
Adapun penyebab lain adalah thrombus, kehamilan, postplebitis
syndrome, gagal jantung, pembuluh yang tidak kompeten, kegemukan,
adanya regurgitasi pada vena superficial, dan kelemahan otot karena
paralisis atau artritis. Faktor lain yang dapat mengkontribusi adalah
malnutrisi, hipoalbuminemia, immobilisasi dan trauma.
Penjelasan penyebab Ulkus Vena (1) :
1) Faktor penyebab yang paling umum pada sebagian besar penderita
dengan ulkus kaki adalah hipertensi vena (ambulatory vena
hypertension)
2) Normalnya, darah mengalir dari system vena superficial ke system
vena dalam, yang dibantu oleh tekanan yang dipengaruhi oleh
katup-katup satu arah dan kontraksi otot betis (calf muscle
contraction).
3) Peninggian tekanan vena bisa terjadi jika terdapat abnormalitas
pada beberapa bagian system (misalnya : disfungsi “calf muscle
system”, katup-katup yang tidak kompeten pada system vena
superficial, perforator, atau vena dalam).
Penjelasan penyebab Ulkus Vena (2) :
1) Katup yang menghubungkan vena superficial dan vena dalam tidak
berfungsi dengan benar
2) Sistem vena terbentuk dari vena superfisial dan dalam : vena
superfisial terletak antara kulit dan otot, sedangkan vena dalam
terletak di antara otot-otot.
3) Sistem vena superfisial dan vena dalam dihubungkan satu sama
lain dengan vena yang memiliki katup satu arah. Katup-katup ini
10

dalam keadaan normal menjaga darah mengalir dari vena


superfisial ke sistem vena dalam
4) Kegagalan katup-katup menyebabkan darah mengalir dari vena
dalam kembali ke vena superfisial yang merupakan penyebab
utama varises vena dan edema.
c. Patofisiologi
Pada keadaan normal katup vena bekerja satu arah dalam
mengalirkan darah vena naik keatas dan masuk ke dalam. Pertama
darah dikumpulkan dalam kapiler vena superfisialis kemudian
dialirkan ke pembuluh vena yang lebih besar, akhirnya melewati katup
vena ke vena profunda yang kemudian ke sirkulasi sentral menuju
jantung dan paru. Vena superfisial terletak suprafasial, sedangkan
vena-vena profunda terletak didalam fasia dan otot.
Vena perforata mengijinkan adanya aliran darah dari vena
superfisialis ke vena profunda. Di dalam kompartemen otot, vena
profunda akan mengalirkan darah keatas melawan grafitasi dibantu
oleh adanya kontraksi otot yang menghasilkan suatu mekanisme
pompa otot. Pompa ini akan meningkatkan tekanan dalam vena
profunda dan selain itu karena vena profunda terletak di dalam fasia
yang mencegah distensi berlebihan. Tekanan dalam vena superfisial
normalnya sangat rendah, apabila mendapat paparan tekanan tinggi
yang berlebihan akan menyebabkan distensi dan perubahan bentuk
menjadi berkelok-kelok. Varises vena pada kehamilan paling sering
disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang menyebabkan
dinding pembuluh dan katupnya menjadi lebih lunak dan lentur,
namun bila terbentuk varises selama kehamilan hal ini memerlukan
evaluasi lebih lanjut untuk menyingkir adanya kemungkinan
disebabkan oleh keadaan DVT akut.
Peningkatan tekanan di dalam lumen paling sering disebabkan oleh
terjadinya insufisiensi vena dengan adanya refluks yang melewati
katup vena yang inkompeten baik terjadi pada vena profunda maupun
11

vena superfisial. Peningkatan tekanan vena yang bersifat kronis juga


dapat disebabkan oleh adanya obstruksi aliran darah vena. Penyebab
obstruksi ini karena thrombosis intravaskuler atau akibat adanya
penekanan dari luar pembuluh darah. Pada pasien dengan varises oleh
karena obstruksi tidak boleh dilakukan ablasi.
Kegagalan katup pada vena superfisial paling umum disebabkan
oleh karena peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah oleh
adanya insufisiensi vena. Penyebab lain yang mungkin dapat memincu
kegagalan katup vena yaitu adanya trauma langsung pada vena adanya
kelainan katup karena thrombosis. Bila vena superfisial ini terpapar
dengan adanya tekanan tinggi dalam pembuluh darah, pembuluh vena
ini akan mengalami dilatasi, kemudian terus membesar sampai katup
vena satu sama lain tidak dapat saling bertemu.
Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya kegagalan
pada katup-katup lainnya. Peningkatan tekanan yang berlebihan di
dalam sistem vena superfisial akan menyebabkan terjadinya dilatasi
vena yang bersifat lokal. Setelah beberapa katup vena mengalami
kegagalan, fungsi vena untuk mengalirkan darah keatas dan ke vena
profunda akan mengalami gangguan. Tanpa adanya katup-katup
fungsional, aliran darah vena akan mengalir karena adanya gradient
tekanan dan gravitasi. Kerusakan yang terjadi akibat insufisiensi vena
berhubungan dengan tekanan vena dan volume darah vena yang
melewati katup inkompeten. Sayangnya penampilan dan ukuran dari
varises yang terlihat tidak mencerminkan keadaan volume atau tekanan
vena yang sesungguhnya. Vena yang terletak dibawah fasia atau
terletak subkutan dapat mengangkut darah dalam jumlah besar tanpa
terlihat kepermukaan. Sebaliknya peningkatan tekanan tidak terlalu
besar akhirnya dapat menyebabkan dilatasi yang berlebihan.
12

d. Pathway
Ulkus vena terbentuk jika darah yang mengalir melalui kaki
berkurang, menyebabkan darah menumpuk pada vena – vena kaki

Tekanan darah ↑ pada vena

Perubahan fungsi kapiler

Cairan bocor dari pembuluh darah masuk ke jaringan sekitar semakin banyak

Edema

Mempengaruhi gerakan oksigen dan zat nutrisi dari kapiler masuk ke jaringan

↓ Oksigen dan zat nutrisi Resiko Infeksi

Jaringan rusak Ulkus vena Gangrene

Diskontinuitas jaringan
Kerusakan integritas kulit

Nyeri
Gangguan perfusi jaringan

e. Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa perbedaan manifestasi klinis luka venous dengan
luka arterial. Karakteristik luka pada venous adalah sebagai berikut:
1) Sekeliling luka tampak kemerahan atau kecoklatan
2) Kedalamannya dangkal
3) Lukanya tidak beraturan
4) Eksudatnya sedikit dan bisa banyak
5) Adanya piting edema
13

6) Inflamasi dan celulitis


7) Adanya granulasi pada jaringan
8) Nyeri yang minimal
9) Nadi perifer dapat dipalpasi, namun bila terdapat edema akan sukar
dipalpasi
10) Pada pemeriksaan ABI normal
11) Pengisian kembali kapiler normal
12) Lokasinya; sedikit bawah betis (Gaitor area), di atas lateral dan
medial mata kaki
Riwayat  Varises + , DVT (Deep Venous
Trombosis), trauma, operasi kaki,
multi gravida
 Rasa gatal dan bengkak yang
semakin hari semakin berat,
berkurang saat kaki ditinggikan

Lokasi  Bagian medialis pada kaki bagian


bawah dan pergelangan kaki.
 Maleolus dan betis bagian bawah,
mayoritas bagian atas medial
maleolus.

Dasar Ulkus Material fibrin, dengan eksudat


sedang – banyak

Gambaran Ulkus Dangkal, dengan batas tidak


beraturan, bervariasi : kecil Sekeliling
kaki, permukaan luka rata.

CRT Normal (˂3 detik)

Gambaran kulit sekitar Hyperpigmentasi (deposit


hemosiderin), edema, pembentukan
scar berwarna putih, indurasi
14

(lipodermatosclerosis)

ABI Normal (0,9 atau lebih)

f. Pemeriksaan Diagnostik
Pada luka venous, pemeriksaan sirkulasi dan vaskularisasi dapat
dilakukan dengan diagnostik non invasif, yang mencakup;
1) Penilaian denyut nadi dorsal kaki
2) Duplex scanning arteri atau vena
3) Penilaian ABPI (ankle brachial pressure index)
4) Photoplethysmography
5) TBPI (toe brachial pressure index)
6) TcPO2 (transcutaneous tissue oxygen, adalah untuk mengetahui
jumlah oksigen yang keluar dari kulit dan mencerminkan jumlah
yang disuplai ke kulit oleh darah)
7) X-ray
8) Pulse oximetry
9) Apusan luka
g. Penatalaksanaan
1) Pembersihan luka
Pembersihan luka dapat dilakukan dengan cara yang sederhana
yakni irigasi dengan normal salin.
2) Pemakaian dressing
Pemakaian dressing dapat diterima pada ulkus vena dan dapat
mencegah infeksi silang. Dressing dipilih yang tidak menimbulkan
alergi dan tidak merusak dasar luka. Pada kasus ulkus yang
memiliki eksudat lebih sesuai bila memakai dressing yang bersifat
absorpsi. Pada luka yang terinfeksi apabila gejala dan tanda infeksi
sistemik muncul dapat digunakan antibiotik sistemik dan bila
hanya lokal, dapat digunakan antimikroba lokal. Antimikroba lokal
lebih tepat digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri pada luka
kronis dengan infeksi aktif dan terlokalisasi.
3) Terapi kompresi
15

Terapi kompresi merupakan terapi konservatif pada ulkus vena


yang tidak terkomlikasi (ABPI˃0.8). terapi ini dapat mengurangi
hipertensi vena superfisial, mengurangi edema serta memperbaiki
aliran balik vena dengan meningkatkan kecepatan aliran vena
dalam. Pada kebanyakan kasus ulkus vena dapat sembuh dengan
cara tersebut. Namun pada beberapa kasus terapi kompresi tidak
adekuat dalam penyembuhan ulkus vena, sehingga diperlukan
terapi operasi
4) Terapi bedah
Terapi bedah yang dianggap sesuai bagi penderita ulkus vena
yakni revaskularisasi, ligasi vena yang mengalami perforasi,
amputasi dan rehabilitasi. Ligasi vena superfisial terbukti dapat
mengurangi angka rekurensi ulkus vena, dimana angka rekurensi
sebesar 56% terjadi pada ulkus vena yang diterapi dengan
kompresi saja yang menurun hingga 31% bila diterapi dengan
kompresi dan bedah.
Tujuan Penatalaksanaan Ulkus Vena
1) Mengidentifikasikan individu dengan penyakit/gangguan vena
ekstremitas bawah
2) Mengidentifikasikan individu dengan luka saat ini yang disebabkan
atau dikomplikasi oleh penyakit/gangguan vena ekstremitas bawah
3) Melakukan strategi/rencana yang tepat untuk :
a) Mempertahankan kulit yang utuh
b) Mencegah edema dengan mengurangi perbedaan tekanan
antara kapiler dan jaringan umum
c) Mengurangi nyeri
d) Mencegah komplikasi dengan :
(1) Mengurangi tekanan pada sistem vena superficial
(2) Meningkatkan kecepatan aliran balik vena profunda
(venous return)
(3) Mengidentifikasi/mengelola komplikasi dengan tepat
16

(4) Mengoptimalkan potensial untuk penyembuhan luka,


dengan menciptakan lingkungan yang optimum di luka dan
sekitarnya.
(5) Memperbaiki faktor yang memperlambat penyembuhan
luka; mobilitas yang buruk, malnutrisi.
(6) Melibatkan pasien/keluarga dalam manajemen perawatan
diri.
2. Ulkus Arterial
a. Definisi
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka
pada kaki yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki.
Hal ini disebabkan oleh sumbatan partial atau total artery yang
menyuplai darah ke ekstremitas inferior. Penyakit paling umum yaitu
arteriosclerosis dimana dinding arteri menjadi menebal, biasa juga
disertai dengan atherosclerosis dimana terjadi pembentukan plak pada
lapisan terdalam dari pembuluh darah.
Ulkus arterial ialah ulkus yang terjadi akibat gangguan peredaran darah
arteri. (Prof.Dr.dr.Adhi Djuanda : 249 : 2007). Dalam pengertian
sederhananya, ulkus arteri adalah kondisi yang ditandai dengan luka
cekung yang lama, tidak menyembuh, dalam dengan pembengkakakan
dan berbatas tegas. Daerah yang mengelilingi ulkus biasanya berwarna
kuning, coklat atau hitam.
b. Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya ulkus arteri
1) Ulkus arteri tungkai disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk
akibat penyempitan arteri
2) Ulkus ini juga disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil
akibat diabetes yang berlangsung lama
3) Diabetes juga meningkatkan kecenderungan arterosklerosis
(penyempitan arteri)
c. Patofisiologi
17

Ulkus Arterial terjadi karena gangguan aliran darah arteri,


misalnya terjadi penyempitan atau penyumbatan lumen, maka jaringan
akan hipoksia (iskemik), sehingga terjadi perubahan di kulit.
Perubahan tersebut berupa kulit menjadi tipis, kering dan bersisik,
siantotik, bulu berkurang, kuku dan jari menebal dan distrofik. Akibat
adanya tahan terhadap trauma dan infeksi menurun. Perubahan
selanjutnya dapat terjadi gangren pada jari yang tersumbat, dan
akhirnya akan timbul ulkus.
d. Pathway

Luka arterial

Perlukaan pada Hambatan aliran


arterial darah Penyumbatan arteri

obstruksi
perlukaan
anatomik fungsional
Fistula,dilatasi,
nekrosis dan
obstruksi Penyakit distruptif
raynoud
Kerusakan
integritas kulit Resiko
Trombosit, infeksi
emboli, Reversible
aterosklerosis iskemik

Nyeri akut
trauma

e. Manifestasi Klinis
1) Tanda – tanda umum pada ulkus arterial, antara lain:
a) Claudication intermitten, dengan tanda – tanda:
18

(1) Gejala nyeri, kram, rasa terbakar, berkurang rasa nyeri saat
istirahat pada saat berjalan atau
(2) Rasa terbakar, gatal di kaki dan jari kaki saat istirahat,
terutama malam hari saat tidur terlentang
b) Nadi pedalis: sangat lemah atau tidak ada
c) Kaki: warna kaki memucat saat kaki ditinggikan
d) Kulit kaki mengkilat, tidak ada rambut, ekstremitas dingin saat
disentuh
e) Sangat nyeri jika kaki ditinggikan
f) Ulkus/ luka dalam tampak kehilangan jaringan. Tampak
nekrotik berwarna hitam.
g) Luka jari dan kaki sulit sembuh
h) Lokasi: ujung jari kaki dan area penekanan
i) Dapat pula disimpulkan bahwa tanda-tanda/ manifestasi klinis
pada ulkus arteri, yaitu:
(1) Tungkai dan kaki sering terasa dingin
(2) Sering tampak putih atau kebiruan, serta mengkilat
(3) Ulkus arteri tungkai bisa menimbulkan nyeri
2) Tanda – tanda/ gambaran klinis lainnya
Riwayat Riwayat merokok, nyeri hebat,
terutama setelah beraktivitas dan
posisi kaki ditinggikan
Lokasi Lebih sering terjadi pada bagian
atas distal tulang tibia
Dasar Ulkus Nekrotik kering
Gambaran Ulkus Melingkar atau seperti luka
tusukan benda tajam, membentuk
garis yang membatasinya
Capillary Refilling Time Lambat (> 4-5 detik)
Gambaran kulit sekitar Pucat, kehilangan rambut, kulit
tampak kering, kaki teraba dingin.
Kelemahan atau absent denyut
19

dosalis pedis
ABI *Doppler Ultrasono-graphy 0,5; < 0,5 menindikasikan arterial
desease yang berat
3) Gambaran klinis khas pada ulkus arterial
a) Tepi – tepi ulkus bulat dan lunak, dengan tampilan luka
berlubang
b) Dasar luka kering, pucat atau nekrotik
c) Jaringan granulasi minimal
d) Ukuran luka biasanya kecil
e) Eksudat minimal
f) Tanda klinis terjadinya mengelilingi luka
g) Gangrene (basah atau kering), nekrosis biasa terjadi
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Tes allen : Dapat menunjukkan hambatan nadi radial atau ulnar
proksimal pada pergelangan tangan selama serangan.
2) Nadi perifer : Evaluasi Doppler biasanya normal tetapi dapat
menurun atau tak ada selama serangan.
2) Termogram : Mengukur dan menandai area perubahan suhu pada
jaringan yang menunjukkan kehilangan sirkulasi.
3) Pletimografi digital : Perfusi abnormal, kontur nadi dan tekanan
selama serangan.
4) Arteriografi perifer : Dapat dilakukan untuk menunjukkan arteri
perifer kecil/menentukan penyakit arteri vaskuler.
g. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan ulkus arteri, seharusnya memerhatikan hal – hal
berikut ini:
a) Kompresi menjadi kontraindikasi karena peningkatan risiko
iskemia
b) Dressing luka anti-bakteri
c) Dressing luka hidroaktif
d) Terapi ajuvan untuk kulit sekitar dengan perawatan medis kulit
20

2) Penatalaksanaan/ manajemen luka/ ulkus arterial seharusnya


berdasarkan pada interpretasi ABI:
Manajemen luka arterial berdasarkan ABI (1):
ABI Interpretasi Penatalaksanaan Luka
>1,3 Meningkat Perlu pemeriksaan vaskuler
>1 Normal Aliran darah mencukupi untuk
penyembuhan
≤0,9 Penyakit arterial Usaha – usaha untuk terapi
ekstremitas bawah konservatif (penatalaksanaan luka
yang mengarah pada prinsip –
prinsip perawatan yang meliputi
nutrisi, pemulihan tekanan, factor
– factor local dan sistemik
≤0,6- Perfusi ambang batas - Evaluasi kebutuhan terapi
0,8 (borderline ajuvan
perfusion) - Pemantauan luka dengan
sering
- Terapi konservatif
- Merujuk ke ahli vaskuler jika
tidak berespon selama 2-4
minggu dengan perawatan luka
konservatif
≤0,5 Iskemia berat - Rujuk ke evaluasi atau ahli
vaskuler
- Pertahankan jaringan eskhar
yang hitam, kering dan stabil
≤0,4 Iskemia berat, - Evaluasi vaskuler mendesak
anggota tubuh - Pertahankan jaringan eskhar
terancam yang hitam, kering dan stabil

Manajemen luka arterial berdasarkan ABI (2):


ABI Interpretasi Penatalaksanaan Luka
0,9- Normal Aliran darah adekuat untuk
21

1, penyembuhan
0
0,8- Oklusi/ sumbatan - Usaha untuk perawatan luka
0,9 ringan konservatif
- Penyembuhan tekanan
- Nutrisi
- Prinsip – prinsip manajemen
luka
0,5- Oklusi/ sumbatan - Rujukan ke ahli vaskuler
0,8 sedang - Pemantauan luka dengan
sering
<0,5 Oklusi/ sumbatan - Rujukam ke ahli vaskuler
berat - Pertahankan eskhar kering dan
stabil
<0,4 Oklusi/ sumbatan Rujukan ke ahli vaskuler dengan
kritikal: anggota segera
tubuh terancam

Penatalaksanaan perawatan luka pada ulkus arterial menurut


WOCN, 2005, antara lain:
No Tindakan Keterangan
1 Cuci luka/ ulkus
dengan cairan
pembersih yang tidak
sitotoksis
2 Hindari melakukan Revaskularisasi dan pengangkatan jaringan
debridement sampai nekrotik dari luka yang terinfeksi pada kaki yang
keadaan perfusi iskemik merupakan tindakan pilihan untuk
22

jaringan baik, seperti menyelamatkan anggota tubuh


keterangan di kolom
sebelah
3 Pilih balutan yang a. Pemilihan dressing atau topical terapi
tepat untuk luka-luka mempengaruhi penyembuhan luka kaki arterial
penyakit arterial b. Karena adanya keluhan tentang infeksi dan
ekstremitas bawah iskemia berat, luka/ ulkus arterial memerlukan
balutan yang memungkinkan untuk dapat
melihat/ memvisualisasi dan inspeksi luka
dengan sering
c. Luka/ulkus arterial terbuka dan basah dengan
slough lunak dan jaringan nekrotik dan tulang
atau tendon yang kelihatan perlu dipantau
secara hati – hati dengan perawatan konservatif
menggunakan dressing yang retensif-moisture
balance
4 Tentukan penggunaan a. Antiseptic tidak secara selektif membunuh atau
antiseptic yang tepat menghambat aktivitas mikroorganisme pada
permukaan luar
b. Penggunaan antiseptic pada luka terbuka
biasanya tidak diperbolehkan karena toksisitas
seluler dari zat antiseptic tersebut
5 Pertahankan jaringan Consensus para ahli tujuannya adalah untuk
eskhar yang kering mencegah luka gangrene basah
dan stabil
6 Tentukan penggunaan Luka yang diberikan antibiotic topical bisa
antibiotic topical menyebabkan organism resisten dan sensitivitas
7 Identifikasi dan atasi a. Gambaran klinis adanya infeksi mungkin tidak
infeksi begitu terlihat nyata (halus) disebabkan karena
penurunan aliran darah. Oleh karena itu, pasien
harus selalu dipantau. Tanda – tanda infeksi
meliputi nyeri, edema, nekrosis, kerusakan
23

kulit sekitar luka, dan adanya eritema sekitar


luka
b. Luka/ ulkus arterial ekstremitas bawah yang
memburuk perlu dilakukan evaluasi segera,
pemberian terapi antibiotic berdasarkan kultur,
pengkajian perfusi vaskuler dan penentuan
kebutuhan untuk intervensi bedah
c. Kultur: biopsy jaringan merupakan standar
terbaik untuk mengkonfirmasikan diagnose
infeksi. Namun, dengan kultur swab kuantitatif
juga bisa menjadi pemeriksaan alternative di
lingkungan klinis.
3) Rekomendasi umum agar penatalaksanaan pada ulkus arteri ini
dapat berhasil dengan optimal:
a) Berhenti merokok
b) Mengupayakan penurunan berat badan pada penderita yang
overweight
c) Memperbanyak olahraga, karena pembuluh darah akan dipaksa
membentuk cabang baru, memperbaiki sirkulasi darah di
tungkai
d) Menggunakan sepatu yang sesuai untuk menjaga kaki tetap
hangat
e) Menghindari luka pada tungkai dan kaki
f) Melakukan pemeriksaan tungkai dan kaki setiap hari untuk
mendeteksi perubahan warna atau adanya luka.
4) Penatalaksanaan Medis
a) Obat – obatan:
Obat antitrombolitik (antikoagulan dan anti platelet):
Cilostazol (Pletal): merupakan salah satu obat yang telah
menunjukkan dapat memperbaiki jarak berjalan, ankle/ brachial
index (ABI) dan pasien merasakan adanya perbaikan fungsi
24

fisik. Obat ini merupakan ‘phosphodiesterase’ yang menekan


agregerasi platelet dan bertindak sebagai vasodilator arterial
langsung
- Antilipemik
- Analgetik
b) Terapi tanpa pembedahan
(1) Ballon angioplasty:
- Seringkali dikenal juga dengan istilah lain
‘Percutaneous Transluminal Angioplasty (PTA)’.
- Ini merupakan tindakan pilihan tanpa pembedahan
untuk pasien – pasien dengan sumbat (oklusi) setempat
atau pasien – pasien dengan sejumlah gangguan yang
berisiko tinggi mengalami pembedahan
- Angioplasty adalah prosedur dimana balon digunakan
untuk mendorong membuka arteri
(2) Atherektomi (Laser), adalah suatu metode mengurangi
penyempitan arteri dengan memotong dan memindahkan
obstruksi atherosklerotik dari arteri
(3) Stenting, adalah suatu prosedur non bedah namun invasive
yang bertujuan melebarkan pembuluh darah karotis yang
mengalami stenosis dengan menggunakan stent
(4) Trombolisis adalah prosedur dimana bekuan dilarutkan
dalam arteri enymatycally
c) Terapi pembedahan
(1) Bypass Surgery
- Arteri femoralis superficial dan arteri popliteal
merupakan tempat paling umum terjadinya sumbatan
atau lesi
- Bypass dilakukan dengan menggunakan vena atau
material sintesis dan membuat suatu rute/ jalan
25

alternative sekitar obstruksi atau lesi untuk aliran darah


arterial distal
- Bypass popliteal femoralis biasanya dilakukan untuk
pasien – pasien dengan claudication yang mengalami
angioplasty atau stentng tetapi tidak berhasil
- Bypass personal/ tibial femoralis biasanya dilakukan
untuk pasien – pasien dengan nyeri saat istirahat dan
iskemia anggota badan kritikal (Crtical limb ischemia)
(2) Skin graf
Pengantar:
- Jika ulkus memiliki suplai darah yang adekuat melalui
pembedahan stentings atau obat – obatan, hal ini bisa
mendukung dilakukannya skin graft atau graft rekayasa
jaringan
- Terdapat bukti yang belum banyak diketahui
mendukung penggunaan skin graft pada penyakit
arterial yang tidak terekonstruksi
- Pada kasus-kasus dengan jaringan tubuh eksternal telah
rusak di luar kemampuan alami tubuh untuk
memperbaikinya dengan efektif dan cepat (seperti
terjadi pada infeksi jaringan berat pada ulkus
arterial/vena/diabetic) maka jaringan sehat dari bagian
tubuh lain dapat digunakan
Tujuan penggunaan graft
- Untuk proteksi pembuluh, saraf yang terbuka dan lain –
lain, pada defek ekstensif di jaringan lunak yang baru
terjadi
- Untuk menutupi permukaan luka yang bergranulasi
pada proses penyembuhan sekunder
- Setelah eksisi nekrosis yang luas
26

- Setelah pembersihan akibat defek luka lama yang


sangat terinfeksi
- Untuk eliminasi akhir defek kulit kronik
Manfaat klinis
- Metode ini mempercepat proses penyembuhan dengan
menutup lokasi luka awal dengan jaringan donor.
- Lokasi donor graft kulit adalah lokasi jaringan yang
dipinjam
(3) Amputasi
Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan cara
membuang bagian tubuh yang rusak, misalnya bagian kaki,
tangan atau jari. Alasan dilakukannya amputasi adalah
sirkulasi yang buruk akibat dari penyempitan atau
kerusakan pembuluh darah, karena tanpa aliran darah yang
memadai, sel tubuh akan kekurangan oksigen dan nutrisi
yang dibutuhkan, sehingga sel tubuh tersebut mati dan
terinfeksi. Amputasi harus dilakukan jika infeksi terlanjur
merusak jaringan dan tulang.
3. Ulkus Mix Venous/Arterial
a. Definisi
Tidak ada definisi yang tepat mengenai Mixed Arterial and Venous
Leg Ulcers (MAVLU) yang juga dikenal sebagai gabungan arteri dan
luka vena. Meskipun demikian, ada kesepakatan bahwa pasien yang
menderita MAVLU menggabungkan chronic venous insufficiency
(CVI) dan peripheral arterial occlusive disease (PAOD).
b. Prognosis
Prognosis ulkus vena secara keseluruhan buruk, sering terlambat
dalam hal penyembuhan dan terjadi kekambuhan ulkus. Lebih dari
50% ulkus vena memerlukan terapi hingga lebih dari 1 tahun.
Ketidakmampuan terkait ulkus vena dapat menyebabkan hilangnya
jam kerja produktif, diperkirakan 2 juta hari kerja/tahun.
27

c. Patofisiologi
Patofisiologi dari MAVLU dapat dikaitkan dengan kombinasi
hipertensi ventrikel, primer atau rethrombotic venous reflux dan atau
sumbatan dan penurunan dalam aliran darah yang disebabkan oleh
penyakit arteri. Mekanisme kerusakan jaringan melibatkan sebagian
kecil tekanan oksigen dan pengaktifan jalur inflamasi. Kesulitan dalam
menentukan komponen mana yang dominan dalam kelainan pembuluh
darah dan arteri mempengaruhi manajemen MAVLU
d. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari Mixed ulcers adalah
1. ABI antara 0,5 dan 0,8 seharusnya dapat disembuhkan tergantung
pada morbiditas lain
2. Gejala – gejala pada penyakit vena tetapi nyerinya berbeda
3. Klaudikasi intermiten (awal)
4. Nyeri pada saat istirahat di malam hari (penyakit di akhir)
5. Nyeri pada saat kaki ditinggikan
6. Nyeri bisa
7. Mungkin kulit terasa dingin
8. Mungkin edema
9. Kuku yang tebal
10. Kemungkinan pucat (saat elevasi)/
11. Luka mungkin memiliki gejala dari kedua jenis penyakit
12. Bentuk dan lokasi vena atau luka mungkin sirkumferensial
13. Kuning/ hitam pada dasar jaringan
14. Dasar luka mungkin kering
e. Pemeriksaan Fisik
Diagnosis ulkus sangat jelas, tetapi tidak menyediakan informasi
yang andal mengenai etiologi dan fisiologi. Meskipun demikian,
beberapa informasi bisa diperoleh dari meninjau keluarga pasien dan
riwayat medis pasien, serta dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk
28

menentukan berbagai lokalisasi luka, adanya varises atau perubahan


warna vena dan tidak adanya denyut femoral, popliteal atau tibia
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Ulkus Arterial
a. Riwayat Pasien
No Riwayat Keterangan
1 Faktor resiko a. Riwayat merokok dahulu dan sekarang, termasuk
terjadinya jenis rokok dan jumlahnya
insufisiensi b. Diabetes mellitus, meliputi: jenis, kejadian,
arterial penatalaksanaan DM dahulu dan sekarang
c. Riwayat hipertensi atau penatalaksanaan dengan
obat – obatan
d. Riwayat kadar kolesterol tinggi dan
penatalaksanaannya
e. Riwayat kadar homocysteine meningkat dan
penatalaksanaannya
f. Riwayat angina pectoris, infark miokard atau stroke
2 Nyeri a. Lokasi Nyeri
b. Karakteristik nyeri
c. Faktor – faktor yang meningkatkan nyeri
d. Faktor – faktor yang mengurangi nyeri
3 Riwayat ulkus a. Kejadian
b. Faktor – faktor yang mempercepat
c. Penatalaksanaan dahulu dan sekarang
d. Kemajuan atau kemunduran dalam penyembuhan

29
30

b. Pemeriksaan fisik
No Tindakan Keterangan
1 Tentukan status a. Indikator umum adanya penyakit ulkus
perfusi pada tiap – ekstremitas bawah
tiap ekstremitas 1) Penurunan temperature kulit
bawah 2) Terlambatnya pengisian kapiler >3
detik
3) Waktu pengisian vena memanjang
>20 detik
4) Perubahan warna
a) Pucat saat kaki ditinggikan
b) Warna merah (dependent rubor)
5) Paresthesia
b. Auskultasi arteri femoralis dan popliteal
ekstremitas bawah adanya bunyi bruits
dengan menggunakan bagian bell
stetoskop.
2 Tentukan ada atau a. Kaji intensitas nadi
tidaknya nasi pedalis b. Terbatasnya nadi atai tidak adanya nadi
dengan mempalpasi bisa merupakan kecurigaan adanya
nadi dorsalis pedis gangguan arterial ekstremitas bawah
dan nadi tibialis
posterior pada masing
– masing pergelangan
kaki
3 Kaji status a. Periksa adanya kehialngan sensasi
neurosensoris perlindungan pada kaki
b. Lakukan tes/ pemeriksaan dengan
monofilament
c. Kaji ada/ tidak adanya sensasi vibrasi
pada garpu tala
d. Periksa reflex tendon dengan reflex
31

hammer
c. Pemeriksaan karakteristik luka/ ulkus
No Karakteristik Luka Hal – hal yang diperiksa
1 Nyeri Luka yang disebabkan karena gangguan arterial
ekstremitas bawah menimbulkan nyeri yang khas
2 Bentuk dan ukuran a. Panjang luka
luka b. Lebar luka
c. Dalam luka
d. Tunneling/ terowongan
e. Undermining (goa)
3 Dasar Luka a. Nekrotik
b. Slough
c. Granulasi
d. Epitelisasi
4 Tepi luka a. Tidak rata (rolled)
b. Berlubang
c. Lunak
d. Undermining
5 Kulit sekitar luka a. Eritema
b. Indurasi
c. Kehangat kulit sekitar luka meningkat
d. Edema setempat
e. Sensitivitas terhadap palpasi
f. Jaringan naik turun (fluctuant)
6 Eksudar a. Warna
b. Jumlah
c. Bau
d. Konsistensi
7 Lokasi luka yang a. Antara jari – jari kaki atau pada ujung jari
khas – jari kaki
b. Pada bagian atas phalangeal
c. Pada maleolus samping
d. Area 0 area yang terkena trauma berulang
32

– ulang atau gesekan sepatu


e. Mid tuba (mengkilat)
8 Gambaran luka yang a. Gambaran luka berlubang
khas b. Dasar luka kering, pucat, nekrotik
c. Jaringan granulasi minimal atau tidak ada
d. Ukuran luka biasanya kecil dan bisa
dalam
e. Gangrene (basah atau kering ), nekrosis
umum
f. Tanda – tanda infeksi klinis
g. Edema terlokalisir
9 Komplikasi yang a. Selulitis
mungkin terjadi b. Gangrene
c. Osteomielitis
d. Inspeksi adanya perubahan-perubahan kulit yang iskemik
1) Purpura
2) Atropi kulit, jaringan subkutan dan otot subkutan
3) Kulit kering, tipis, mengkilat
4) Rambut rontok
5) Kuku – kuku distrofik
2. Pengkajian ulkus vena
No Pengkajian Hal – hal yang dikaji lebih terperinci
1 Periksa kembali a. Factor resiko terjadinya ulkus vena
riwayat kesehatan ekstremitas bawah
1) Riwayat keluarga adanya penyakit
ulkus vena
2) Vena varicose/ varises
3) Kehamilan (kembar/ berdekatan)
4) Thrombofilia
5) Antibody antikardiopilin
6) Phlebitis/ DVT
7) Trauma, bedah, fraktur pada kaki
33

8) Emboli pulmonal
9) Obesitas
10) Pola hidup dan pekerjaan
11) Peningkata usia
b. Riwayat luka
1) Gambaran luka
2) Terjadinya luka dan perjalanan luka
3) Lamanya luka
4) Tindakan sebelumnya
5) Riwayat therapy kompresi,
toleransi, efektivitas
6) Riwayat kekambuhan
2 Lakukan pemeriksaan Observasi kulit adanya
pada seluruh kaki dari a. Edema
lutut bawah sampai b. Hemosiderosis
malleolus medialis c. Dermatitis vena
d. Pemucatan atrofi
e. Vena varises
f. Luka skar/ jaringan parut dari ulkus
sebelumnya
g. Lipodermatosklerosis
3 Tentukan karakteristik a. Lokas: malleolus, bagian tengan kaki di
adanya ulkus vena ata melleolus medialis
b. Tepi luka: tidak beraturan
c. Dasar luka: merah sehat, kuning
lengket atau slough, terdapat jaringan
granulasi, undermining atau tunneling
sedikit terjadi
d. Jumlah eksudat
e. Kulit sekitar luka: maserasi, berkrusta,
bersisik
4 Lakukan evaluasi Doppler USG
34

diagnostik
5 Kaji keadaan perfusi a. Waktu pengisian vena. Normal ≥ 20
detik
b. Ada atau tidaknya nadi
6 Kaji temperature kulit
7 Kaji adanya neuropati
sensori menggunakan
monofilament
8 Periksa adanya nyeri
9 Periksa hasil
pemeriksaan
laboratorium
10 Kaji dan pantau ulkus
vena pada setiap ganti
balutan
11 Kaji factor – factor
yang menghalangi
keadaan penyembuhan
12 Kaji/ evaluasi
penyembuhan
13 Rujuk untuk evaluasi a. Selulitis
selanjutnya bila ada b. Thrombosis vena dalam
kondisi - kondisi c. Varises berdarah
d. Nyeri yang tidak tertahankan
e. Luka yang tidak khas baik pada
penampilan maupun lokasinya
f. Dermatitis yang tidak berespon
terhadap thopycal therapy
g. Luka yang tidak berespon selama 2 – 4
minggu dengan terapi yang tepat

B. Diagnosa
1. Kerusakan jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya sirkulasi
darah ke jaringa
35

2. Kerusakan integritas kulit berhubngan dengan kerusakan mekanis dari


jaringan sekunder
3. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, iskemia jaringan/ nekrosis
4. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan

C. Intervensi
Aliran darah arteri diukur melalui indeks tekanan pergelangan kaki (ABI).
Penilaian ABI akan menjelaskan jika seorang pasien dapat diobati dengan
perban kompresi atau yang dimaksud dengan pelayanan lainnya. Suara dopler
dapat digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan arteri. Mesin dopler
memiliki tiga suara: triphasic, biphasic dan monophasic. Cara yang lebih
canggih untuk menghitung ABI menghasilkan gelombang-gelombang dan
mencatat apakah sirkulasi normal atau tidak normal.
Berdasarkan penilaian dan diagnosis yang berbeda, para klinisi harus
membahas dengan pasien tipe terapi yang akan efektif. Ada beberapa pilihan
dan sangat penting bahwa klinisi harus memiliki pemahaman yang jelas.
Rasionalisasi dari terapi, terapi dan karakteristiknya. Apakah vena kembali
normal atau tidak.
Property seperti elatisitas vena dan kekakuan. Di beberapa pengaturan klinis
ada beberapa algoritma untuk mendukung klinisi membuat keputusan.
Mixed Ulcers Management
Perawatan bertujuan untuk meningkatkan fungsi vena kembali dan
mempertahankan lingkungan penyembuhan yang efektif. Tingkat kekerasan
arteri akan menentukan apakah aman untuk menerapkan tekanan. Ada
beberapa jenis system kompresi yang digunakan dalam praktek klinis, yang
sangat bervariasi dari yang tidak elastic hingga perban kompresi elastis.
Telaah Jurnal (Terapi kompresi pada mixed ulcers meningkatkan output vena
dan perfusi arteri)
Kompresi masih menjadi isu kontroversial. Di satu sisi kompresi mampu
meningkatkan hemodinamik vena dan mengurangi edema, tetapi di sisi lain,
kompresi bisa berpotensi membatasi perfusi arteri. Pasien dengan mixed ulkus
36

memiliki tekanan pergelangan kaki sisitolik > 60 dan tekanan jari kaki > 30
mmHg menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam menurunkan
tekanana vena, ketika perban inelastik dengan tekanan hingga 40mmHg
diterapkan. Pada eksperimen jangka pendek, meningkatkan perfusi arteri dari
bagian kaki yang dikompresi dan tidak ada efek yang lebih buruk pada area
distal .
Keputusan pertama menyangkut apakah dilakukan atau tidak untuk
melakukan revaskularisasi dan ini didasarkan pada tanda – tanda klinis, ABI
dan lesi arteri anatomi. ABI secara luas digunakan untuk mengukur penurunan
arteri, tetapi parameter lain juga harus diperhitungkan ketika menilai tingkat
keparahan penyakit arteri. Termasuk rasa nyeri saat istirahat, kerusakan
jaringan dan pola anatomi yang terkait dengan penyakit oklusi arterial perifer.
Jika ABI di bawah 0,6 kebanyakan penelitian merekomendasikan
revaskularisasi sebagai pengobatan lini pertama menggunakan prosedur
terbuka atau endovascular, tergantung pada distribusi lesi TASC dan
kelayakan teknis. Untuk nilai ABI antara 0,6 dan 0,8 data tidak cukup untuk
menunjukkan apakah revaskularisasi harus dilakukan sebelum atau setelah
terapi kompresi yang dan atau ablasi vena superficial.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Luka Venous adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka yang tidak
meyembuh, bentuk tidak beraturan. Luka vena juga dikenal sebagai borok
varises statis biasanya terjadi pada bagian bawah kaki, paling sering disekitar
tungkai sampai betis. Penyakit ini terjadi karena terjadi refluk (aliran darah
kembali) menyebabkan tekanan menjadi tinggi sehingga vena mengalami
dilatasi. Tanda gejala yang sering terjadi adalah bengkak, dan terasa pegal.
Adapun beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan ulkus vena, antara
lain adalah obesitas, posisi statis (duduk lama, berdiri lama) tanpa adanya
aktivitas. Hal ini jika tidak di tangani secara awal dapat mengakibatkan luka
pada vena.
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada kaki
yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini disebabkan
oleh sumbatan partial atau total artery yang menyuplai darah ke ekstremitas
inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana dinding arteri
menjadi menebal, biasa juga disertai dengan atherosclerosis dimana terjadi
pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh darah.

B. Saran
1. Hentikan merokok
2. Minimalkan maserasi
3. Mengobati infeksi
4. Kendalikan gula darah pada pasien DM
5. Selalu bersihkan luka dengan cairan fisiologis dang anti balutan
6. Menjaga pola makan dan gaya hidup

38
DAFTAR PUSTAKA

https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/09/bmk-luka.pdf
http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_224Gangguan%20Vena%20Menahun.pdf
http://www.aafp.org/afp/2010/0415/p989.pdf
Collins,L and Seraj,S. 2010. Diagnosis and Treatment of vebous ulcer.
Philadelphia: Thomas Jefferson University Hospital
Novita Liza. 2012. Ulkus Krusis. Fakultas kedokteran Universitas Riau.
Pekanbaru Riau.

39

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Dan Lain-Lain
    Cover Dan Lain-Lain
    Dokumen12 halaman
    Cover Dan Lain-Lain
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Revisi Bab 3 Dan 5
    Revisi Bab 3 Dan 5
    Dokumen16 halaman
    Revisi Bab 3 Dan 5
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsul Feby
    Lembar Konsul Feby
    Dokumen3 halaman
    Lembar Konsul Feby
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kel 10 Revisi
    Makalah Kel 10 Revisi
    Dokumen29 halaman
    Makalah Kel 10 Revisi
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Implikasi Dan Aplikasi
    Bab Iv Implikasi Dan Aplikasi
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv Implikasi Dan Aplikasi
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen2 halaman
    Bab Ii
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Reguler A Reguler B No Nama Mahasiswa Nama Mahasiswa
    Reguler A Reguler B No Nama Mahasiswa Nama Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    Reguler A Reguler B No Nama Mahasiswa Nama Mahasiswa
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Pengganti Skripsi Bab Iii Pembahasan
    Pengganti Skripsi Bab Iii Pembahasan
    Dokumen4 halaman
    Pengganti Skripsi Bab Iii Pembahasan
    novasanjayayase
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Jurnal
    Bab Iii Jurnal
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii Jurnal
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • BPKM Gerontik Reg B 2020
    BPKM Gerontik Reg B 2020
    Dokumen5 halaman
    BPKM Gerontik Reg B 2020
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • BAB III PEMBAHASAN JURNAL I
    BAB III PEMBAHASAN JURNAL I
    Dokumen8 halaman
    BAB III PEMBAHASAN JURNAL I
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • ARTIKELl
    ARTIKELl
    Dokumen6 halaman
    ARTIKELl
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Biodata Ibu Sum
    Biodata Ibu Sum
    Dokumen1 halaman
    Biodata Ibu Sum
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Makalah Feby Jalu
    Makalah Feby Jalu
    Dokumen23 halaman
    Makalah Feby Jalu
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Tugas MTBS
    Tugas MTBS
    Dokumen3 halaman
    Tugas MTBS
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Babb 1
    Babb 1
    Dokumen13 halaman
    Babb 1
    novasanjayayase
    Belum ada peringkat
  • Informed Consent
    Informed Consent
    Dokumen5 halaman
    Informed Consent
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Konsul
    Lampiran Konsul
    Dokumen1 halaman
    Lampiran Konsul
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Pembahasan Jurnal
    Bab Iii Pembahasan Jurnal
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii Pembahasan Jurnal
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Tabel Waktu Penelitian
    Tabel Waktu Penelitian
    Dokumen1 halaman
    Tabel Waktu Penelitian
    valentina febytea
    0% (1)
  • Makahhhh Lukaaa
    Makahhhh Lukaaa
    Dokumen42 halaman
    Makahhhh Lukaaa
    valentina febytea
    Belum ada peringkat
  • Luka Diabetik
    Luka Diabetik
    Dokumen33 halaman
    Luka Diabetik
    ALFIAN ar
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    novasanjayayase
    Belum ada peringkat