i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul: “Luka Mix Venous Arterial” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Luka dasar di STIK Muhammadiyah Pontianak.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak mengalami hambatan,
baik materi, tata bahasa, maupun isi. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengalaman
dan pengetahuan penulis, tetapi dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, khusus nya bagi
perkembangan dan pembangunan dalam bidang keperawatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Kubu Raya, 18 Februari 2020
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 3
1. Tujuan Umum .......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 3
D. Manfaat ......................................................................................... 3
iii
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian...................................................................................... 29
1. Pengkajian Ulkus Arterial........................................................ 29
2. Pengkajian Ulkus Venous........................................................ 32
B. Diagnosa........................................................................................ 35
C. Intervensi....................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka venous atau luka vena merupakan suatu luka di kaki atau
pergelangan kaki yang disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal atau
rusak. Ulkus vena biasanya terjadi pada bagian bawah kaki, paling sering di
pergelangan kaki pada pasien yang telah lama berdiri refluks vena. Refluks
vena adalah karena katup vena yang rusak yang memungkinkan darah di
pembuluh darah mengalir ke arah yang salah, sehingga menyebabkan
pengumpulan darah di pembuluh darah yang terkena.
Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut
maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan
prevalensi pasien dengan luka adalah 3.50 per 1000 populasi penduduk.
Mayoritas luka pada penduduk dunia adalah luka
karenapembedahan/trauma (48.00%), ulkus kaki (28.00%), luka dekubitus
(21.00%). Pada tahun 2009,Med Market Diligence, sebuah asosiasi luka di
Amerika melakukan penelitian tentang insiden lukakronis di dunia
berdasarkan etiologi penyakit. Diperoleh data untuk luka bedah ada 110.30
jutakasus, luka trauma 1.60 juta kasus,luka lecet ada 20.40 juta kasus, luka
bakar 10 juta kasus, ulkusdekubitus 8.50 juta kasus, ulkus vena 12.50 juta
kasus, ulkus diabetik 13.50 juta kasus, amputasi0.20 juta pertahun, karsinoma
0.60 juta pertahun, melanoma 0.10 juta, komplikasi kanker kulit adasebanyak
0.10 juta kasus (Diligence,2009).
Kejadian ulkus vena lebih umum terjadi, yaitu sekitar 70% sampai 90%
dari seluruh ulkus/luka kaki (WOCN Society,2005). Adanya ulkus vena dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang karena dapat menyebabkan seseorang
tidak mampu bekerja, isolasi sosial, dan perlu sering berkunjung ke klinik atau
rumah sakit. Ulkus vena juga dapat menimbulkan dampak ekonomi akibat
kehilangan produktivitas, biaya-biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan
balutan (dressing) dan perawatan kesehatan. Penatalaksanaan pasien dengan
ulkus vena harus meliputi tindakan-tindakan untuk mengoptimalkan
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Luka Mix Venous
dan Luka Arterial?
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keparawatan pada pasien dengan Luka Mix
Venous dan Luka Arterial.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi fisiologi Vena dan Arteri.
b. Untuk mengetahui definisi pada pasien dengan Luka Mix Venous dan
Luka Arterial
c. Untuk mengetahui etiologi pada pasien dengan Luka Mix Venous dan
Luka Arterial
d. Untuk mengethaui manifestasi pada pasien dengan Luka Mix Venous
dan Luka Arterial
e. Untuk mengetahui patofisiologi pada pasien dengan Luka Mix
Venous dan Luka Arterial
f. Untuk mengetahui pathway pada pasien dengan Luka Mix Venous dan
Luka Arterial
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada pasien dengan Luka Mix
Venous dan Luka Arterial
h. Untuk mengetahui pemeriksaan diagostik pada pasien dengan Luka
Mix Venous dan Luka Arterial
i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan Luka Mix
Venous dan Luka Arterial
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Mengetahui tingkat kemampuan dan sebagai upaya untuk mengevaluasi
materi yang telah disampaikan kepada mahasiswa keperawatan
2. Bagi Penulis
Memberikan wawasan dan pemahaman pada penulis dalam memberikan
dan menyusun penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan
ulkus mixed venous arterial
4
3. Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan ulkus mixed venous arterial
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Teori Anatomi Fisiologi
1. Vena
Dinding vena berbeda dengan dinding arteri, vena lebih tipis dan lebih
sedikit ototnya. Hal ini memungkinkan vena dapat distensi (pemesaran)
lebih besar. Vena memiliki katup yang dapat membuka dan menutup.
Katup membuka ketika darah akan menuju jantung dan menutup supaya
darah tidak refluk (kembali lagi).
Vena lebih cenderung berwarna kebiruan. Karena vena mengandung
banyak CO2 (karbondioksida) atau darah kotor. Vena yang mengandung
banyak oksigen yaitu hanya vena pulmonalis (vena yang menuju ke paru-
paru). Vena yang lebih kecil sering disebut dengan venula. Vena cava
adalah vena yang berada di jantung.
Vena ekstremitas terbagi kedalam tiga bagian, yaitu :
a. Vena superficial
1) System vena superficial tampak di bawah kulit, disebut sebagai
system saphenous karena terdiri dari vena – vena saphenous besar
dan-kecil
5
6
2. Arteri
7
Arteri adalah pipa berukuran besar atau pembuluh darah besar yang
membawa oksigen dan nutrisi yang paling penting dibawa oleh darah.
Arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah keluar dari
jantung. Arteri yang membawa darah dari bilik kiri menuju seluruh tubuh
disebut aorta. Sementara itu, pembuluh yang membawa darah dari bilik
kanan menuju paru-paru disebut arteri pulmonalis. Arteri mengandung
darah kaya oksigen, kecuali arteri pulmonalis mengandung darah kaya
karbon dioksida. Fungsi pembuluh arteri adalah untuk mengangkut darah
beroksigen dari jantung. Arteri membawa darah beroksigen dari jantung ke
seluruh struktur tubuh. Pembuluh darah membawa darah terdeoksigenasi
dari belakang kapiler ke jantung. Arteri bercabang-cabang membentuk
cabang lebih kecil yang disebut arteriole. Arteriole ini membentuk cabang-
cabang lebih kecil dan ujung-ujungnya berhubungan langsung dengan sel-
sel tubuh. Cabang cabang ini disebut kapiler.
8
Arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat, tetapi mempunyai sifat
yang sangat elastis dan terdiri dari 3 lapisan, yaitu tunika intima, tunika
media, dan tunika adventisia.
a. Tunika adventisia sebagai lapisan pelindung.
b. Tunika media, lapisan yang kuat berfungsi agar pembuluh darah tetap
terbuka dan memberikan tekanan yang tetap terhadap darah dengan
kontraksi serabut ototnya.
c. Tunika intima, lapisan dalam yang terbentuk oleh endothelium yang
sangat licin.
B. Konsep Teori Luka
1. Ulkus Venous
a. Definisi
Ulkus vena adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka yang
tertahan lama, tidak menyembuh, bentuk tidak beraturan pada tungkai
atau kaki yang memerlukan waktu kurang lebih enam minggu untuk
sembuh akibat tekanan darah tinggi yang menetap pada vena-vena
tungkai yang menyebabkan kerusakan pada kulit. Sekitar 75% ulkus
tungkai terjadi karena insufisiensi vena yang kronis (Brunner &
Suddarth, 2002).
Ulkus Vena atau luka vena dikenal juga dengan istilah vena ulcers,
insufficiency ulcers, stasis ulcers, vena leg ulcers, varicose ulcers.
Ulkus vena merupakan luka yang terjadi setelah vena-vena pada kaki
mengalami kerusakan. Ulkus ini dapat menembus masuk ke dalam
kulit. Luka Venous adalah luka yang mengenai lapisan kulit sampai
jaringan subkutan dan terjadi pada bagian kaki akibat terhambatnya
sirkulasi aliran vena. Ulkus vena merupakan luka yang sulit sembuh,
yang diakibatkan oleh stress vena, atau sulitnya pengembalian darah
(backflow pump). Ulkus vena terjadi jika jaringan menjadi rentan
terhadap injury/trauma dan resisten terhadap penyembuhan sebagai
akibat stasis vena kronik yang menyebabkan penurunan penghantaran
oksigen untuk melintasi membrane kapiler. Ulkus vena terjadi sebagai
9
d. Pathway
Ulkus vena terbentuk jika darah yang mengalir melalui kaki
berkurang, menyebabkan darah menumpuk pada vena – vena kaki
Cairan bocor dari pembuluh darah masuk ke jaringan sekitar semakin banyak
Edema
Mempengaruhi gerakan oksigen dan zat nutrisi dari kapiler masuk ke jaringan
Diskontinuitas jaringan
Kerusakan integritas kulit
Nyeri
Gangguan perfusi jaringan
e. Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa perbedaan manifestasi klinis luka venous dengan
luka arterial. Karakteristik luka pada venous adalah sebagai berikut:
1) Sekeliling luka tampak kemerahan atau kecoklatan
2) Kedalamannya dangkal
3) Lukanya tidak beraturan
4) Eksudatnya sedikit dan bisa banyak
5) Adanya piting edema
13
(lipodermatosclerosis)
f. Pemeriksaan Diagnostik
Pada luka venous, pemeriksaan sirkulasi dan vaskularisasi dapat
dilakukan dengan diagnostik non invasif, yang mencakup;
1) Penilaian denyut nadi dorsal kaki
2) Duplex scanning arteri atau vena
3) Penilaian ABPI (ankle brachial pressure index)
4) Photoplethysmography
5) TBPI (toe brachial pressure index)
6) TcPO2 (transcutaneous tissue oxygen, adalah untuk mengetahui
jumlah oksigen yang keluar dari kulit dan mencerminkan jumlah
yang disuplai ke kulit oleh darah)
7) X-ray
8) Pulse oximetry
9) Apusan luka
g. Penatalaksanaan
1) Pembersihan luka
Pembersihan luka dapat dilakukan dengan cara yang sederhana
yakni irigasi dengan normal salin.
2) Pemakaian dressing
Pemakaian dressing dapat diterima pada ulkus vena dan dapat
mencegah infeksi silang. Dressing dipilih yang tidak menimbulkan
alergi dan tidak merusak dasar luka. Pada kasus ulkus yang
memiliki eksudat lebih sesuai bila memakai dressing yang bersifat
absorpsi. Pada luka yang terinfeksi apabila gejala dan tanda infeksi
sistemik muncul dapat digunakan antibiotik sistemik dan bila
hanya lokal, dapat digunakan antimikroba lokal. Antimikroba lokal
lebih tepat digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri pada luka
kronis dengan infeksi aktif dan terlokalisasi.
3) Terapi kompresi
15
Luka arterial
obstruksi
perlukaan
anatomik fungsional
Fistula,dilatasi,
nekrosis dan
obstruksi Penyakit distruptif
raynoud
Kerusakan
integritas kulit Resiko
Trombosit, infeksi
emboli, Reversible
aterosklerosis iskemik
Nyeri akut
trauma
e. Manifestasi Klinis
1) Tanda – tanda umum pada ulkus arterial, antara lain:
a) Claudication intermitten, dengan tanda – tanda:
18
(1) Gejala nyeri, kram, rasa terbakar, berkurang rasa nyeri saat
istirahat pada saat berjalan atau
(2) Rasa terbakar, gatal di kaki dan jari kaki saat istirahat,
terutama malam hari saat tidur terlentang
b) Nadi pedalis: sangat lemah atau tidak ada
c) Kaki: warna kaki memucat saat kaki ditinggikan
d) Kulit kaki mengkilat, tidak ada rambut, ekstremitas dingin saat
disentuh
e) Sangat nyeri jika kaki ditinggikan
f) Ulkus/ luka dalam tampak kehilangan jaringan. Tampak
nekrotik berwarna hitam.
g) Luka jari dan kaki sulit sembuh
h) Lokasi: ujung jari kaki dan area penekanan
i) Dapat pula disimpulkan bahwa tanda-tanda/ manifestasi klinis
pada ulkus arteri, yaitu:
(1) Tungkai dan kaki sering terasa dingin
(2) Sering tampak putih atau kebiruan, serta mengkilat
(3) Ulkus arteri tungkai bisa menimbulkan nyeri
2) Tanda – tanda/ gambaran klinis lainnya
Riwayat Riwayat merokok, nyeri hebat,
terutama setelah beraktivitas dan
posisi kaki ditinggikan
Lokasi Lebih sering terjadi pada bagian
atas distal tulang tibia
Dasar Ulkus Nekrotik kering
Gambaran Ulkus Melingkar atau seperti luka
tusukan benda tajam, membentuk
garis yang membatasinya
Capillary Refilling Time Lambat (> 4-5 detik)
Gambaran kulit sekitar Pucat, kehilangan rambut, kulit
tampak kering, kaki teraba dingin.
Kelemahan atau absent denyut
19
dosalis pedis
ABI *Doppler Ultrasono-graphy 0,5; < 0,5 menindikasikan arterial
desease yang berat
3) Gambaran klinis khas pada ulkus arterial
a) Tepi – tepi ulkus bulat dan lunak, dengan tampilan luka
berlubang
b) Dasar luka kering, pucat atau nekrotik
c) Jaringan granulasi minimal
d) Ukuran luka biasanya kecil
e) Eksudat minimal
f) Tanda klinis terjadinya mengelilingi luka
g) Gangrene (basah atau kering), nekrosis biasa terjadi
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Tes allen : Dapat menunjukkan hambatan nadi radial atau ulnar
proksimal pada pergelangan tangan selama serangan.
2) Nadi perifer : Evaluasi Doppler biasanya normal tetapi dapat
menurun atau tak ada selama serangan.
2) Termogram : Mengukur dan menandai area perubahan suhu pada
jaringan yang menunjukkan kehilangan sirkulasi.
3) Pletimografi digital : Perfusi abnormal, kontur nadi dan tekanan
selama serangan.
4) Arteriografi perifer : Dapat dilakukan untuk menunjukkan arteri
perifer kecil/menentukan penyakit arteri vaskuler.
g. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan ulkus arteri, seharusnya memerhatikan hal – hal
berikut ini:
a) Kompresi menjadi kontraindikasi karena peningkatan risiko
iskemia
b) Dressing luka anti-bakteri
c) Dressing luka hidroaktif
d) Terapi ajuvan untuk kulit sekitar dengan perawatan medis kulit
20
1, penyembuhan
0
0,8- Oklusi/ sumbatan - Usaha untuk perawatan luka
0,9 ringan konservatif
- Penyembuhan tekanan
- Nutrisi
- Prinsip – prinsip manajemen
luka
0,5- Oklusi/ sumbatan - Rujukan ke ahli vaskuler
0,8 sedang - Pemantauan luka dengan
sering
<0,5 Oklusi/ sumbatan - Rujukam ke ahli vaskuler
berat - Pertahankan eskhar kering dan
stabil
<0,4 Oklusi/ sumbatan Rujukan ke ahli vaskuler dengan
kritikal: anggota segera
tubuh terancam
c. Patofisiologi
Patofisiologi dari MAVLU dapat dikaitkan dengan kombinasi
hipertensi ventrikel, primer atau rethrombotic venous reflux dan atau
sumbatan dan penurunan dalam aliran darah yang disebabkan oleh
penyakit arteri. Mekanisme kerusakan jaringan melibatkan sebagian
kecil tekanan oksigen dan pengaktifan jalur inflamasi. Kesulitan dalam
menentukan komponen mana yang dominan dalam kelainan pembuluh
darah dan arteri mempengaruhi manajemen MAVLU
d. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari Mixed ulcers adalah
1. ABI antara 0,5 dan 0,8 seharusnya dapat disembuhkan tergantung
pada morbiditas lain
2. Gejala – gejala pada penyakit vena tetapi nyerinya berbeda
3. Klaudikasi intermiten (awal)
4. Nyeri pada saat istirahat di malam hari (penyakit di akhir)
5. Nyeri pada saat kaki ditinggikan
6. Nyeri bisa
7. Mungkin kulit terasa dingin
8. Mungkin edema
9. Kuku yang tebal
10. Kemungkinan pucat (saat elevasi)/
11. Luka mungkin memiliki gejala dari kedua jenis penyakit
12. Bentuk dan lokasi vena atau luka mungkin sirkumferensial
13. Kuning/ hitam pada dasar jaringan
14. Dasar luka mungkin kering
e. Pemeriksaan Fisik
Diagnosis ulkus sangat jelas, tetapi tidak menyediakan informasi
yang andal mengenai etiologi dan fisiologi. Meskipun demikian,
beberapa informasi bisa diperoleh dari meninjau keluarga pasien dan
riwayat medis pasien, serta dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk
28
29
30
b. Pemeriksaan fisik
No Tindakan Keterangan
1 Tentukan status a. Indikator umum adanya penyakit ulkus
perfusi pada tiap – ekstremitas bawah
tiap ekstremitas 1) Penurunan temperature kulit
bawah 2) Terlambatnya pengisian kapiler >3
detik
3) Waktu pengisian vena memanjang
>20 detik
4) Perubahan warna
a) Pucat saat kaki ditinggikan
b) Warna merah (dependent rubor)
5) Paresthesia
b. Auskultasi arteri femoralis dan popliteal
ekstremitas bawah adanya bunyi bruits
dengan menggunakan bagian bell
stetoskop.
2 Tentukan ada atau a. Kaji intensitas nadi
tidaknya nasi pedalis b. Terbatasnya nadi atai tidak adanya nadi
dengan mempalpasi bisa merupakan kecurigaan adanya
nadi dorsalis pedis gangguan arterial ekstremitas bawah
dan nadi tibialis
posterior pada masing
– masing pergelangan
kaki
3 Kaji status a. Periksa adanya kehialngan sensasi
neurosensoris perlindungan pada kaki
b. Lakukan tes/ pemeriksaan dengan
monofilament
c. Kaji ada/ tidak adanya sensasi vibrasi
pada garpu tala
d. Periksa reflex tendon dengan reflex
31
hammer
c. Pemeriksaan karakteristik luka/ ulkus
No Karakteristik Luka Hal – hal yang diperiksa
1 Nyeri Luka yang disebabkan karena gangguan arterial
ekstremitas bawah menimbulkan nyeri yang khas
2 Bentuk dan ukuran a. Panjang luka
luka b. Lebar luka
c. Dalam luka
d. Tunneling/ terowongan
e. Undermining (goa)
3 Dasar Luka a. Nekrotik
b. Slough
c. Granulasi
d. Epitelisasi
4 Tepi luka a. Tidak rata (rolled)
b. Berlubang
c. Lunak
d. Undermining
5 Kulit sekitar luka a. Eritema
b. Indurasi
c. Kehangat kulit sekitar luka meningkat
d. Edema setempat
e. Sensitivitas terhadap palpasi
f. Jaringan naik turun (fluctuant)
6 Eksudar a. Warna
b. Jumlah
c. Bau
d. Konsistensi
7 Lokasi luka yang a. Antara jari – jari kaki atau pada ujung jari
khas – jari kaki
b. Pada bagian atas phalangeal
c. Pada maleolus samping
d. Area 0 area yang terkena trauma berulang
32
8) Emboli pulmonal
9) Obesitas
10) Pola hidup dan pekerjaan
11) Peningkata usia
b. Riwayat luka
1) Gambaran luka
2) Terjadinya luka dan perjalanan luka
3) Lamanya luka
4) Tindakan sebelumnya
5) Riwayat therapy kompresi,
toleransi, efektivitas
6) Riwayat kekambuhan
2 Lakukan pemeriksaan Observasi kulit adanya
pada seluruh kaki dari a. Edema
lutut bawah sampai b. Hemosiderosis
malleolus medialis c. Dermatitis vena
d. Pemucatan atrofi
e. Vena varises
f. Luka skar/ jaringan parut dari ulkus
sebelumnya
g. Lipodermatosklerosis
3 Tentukan karakteristik a. Lokas: malleolus, bagian tengan kaki di
adanya ulkus vena ata melleolus medialis
b. Tepi luka: tidak beraturan
c. Dasar luka: merah sehat, kuning
lengket atau slough, terdapat jaringan
granulasi, undermining atau tunneling
sedikit terjadi
d. Jumlah eksudat
e. Kulit sekitar luka: maserasi, berkrusta,
bersisik
4 Lakukan evaluasi Doppler USG
34
diagnostik
5 Kaji keadaan perfusi a. Waktu pengisian vena. Normal ≥ 20
detik
b. Ada atau tidaknya nadi
6 Kaji temperature kulit
7 Kaji adanya neuropati
sensori menggunakan
monofilament
8 Periksa adanya nyeri
9 Periksa hasil
pemeriksaan
laboratorium
10 Kaji dan pantau ulkus
vena pada setiap ganti
balutan
11 Kaji factor – factor
yang menghalangi
keadaan penyembuhan
12 Kaji/ evaluasi
penyembuhan
13 Rujuk untuk evaluasi a. Selulitis
selanjutnya bila ada b. Thrombosis vena dalam
kondisi - kondisi c. Varises berdarah
d. Nyeri yang tidak tertahankan
e. Luka yang tidak khas baik pada
penampilan maupun lokasinya
f. Dermatitis yang tidak berespon
terhadap thopycal therapy
g. Luka yang tidak berespon selama 2 – 4
minggu dengan terapi yang tepat
B. Diagnosa
1. Kerusakan jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya sirkulasi
darah ke jaringa
35
C. Intervensi
Aliran darah arteri diukur melalui indeks tekanan pergelangan kaki (ABI).
Penilaian ABI akan menjelaskan jika seorang pasien dapat diobati dengan
perban kompresi atau yang dimaksud dengan pelayanan lainnya. Suara dopler
dapat digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan arteri. Mesin dopler
memiliki tiga suara: triphasic, biphasic dan monophasic. Cara yang lebih
canggih untuk menghitung ABI menghasilkan gelombang-gelombang dan
mencatat apakah sirkulasi normal atau tidak normal.
Berdasarkan penilaian dan diagnosis yang berbeda, para klinisi harus
membahas dengan pasien tipe terapi yang akan efektif. Ada beberapa pilihan
dan sangat penting bahwa klinisi harus memiliki pemahaman yang jelas.
Rasionalisasi dari terapi, terapi dan karakteristiknya. Apakah vena kembali
normal atau tidak.
Property seperti elatisitas vena dan kekakuan. Di beberapa pengaturan klinis
ada beberapa algoritma untuk mendukung klinisi membuat keputusan.
Mixed Ulcers Management
Perawatan bertujuan untuk meningkatkan fungsi vena kembali dan
mempertahankan lingkungan penyembuhan yang efektif. Tingkat kekerasan
arteri akan menentukan apakah aman untuk menerapkan tekanan. Ada
beberapa jenis system kompresi yang digunakan dalam praktek klinis, yang
sangat bervariasi dari yang tidak elastic hingga perban kompresi elastis.
Telaah Jurnal (Terapi kompresi pada mixed ulcers meningkatkan output vena
dan perfusi arteri)
Kompresi masih menjadi isu kontroversial. Di satu sisi kompresi mampu
meningkatkan hemodinamik vena dan mengurangi edema, tetapi di sisi lain,
kompresi bisa berpotensi membatasi perfusi arteri. Pasien dengan mixed ulkus
36
memiliki tekanan pergelangan kaki sisitolik > 60 dan tekanan jari kaki > 30
mmHg menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam menurunkan
tekanana vena, ketika perban inelastik dengan tekanan hingga 40mmHg
diterapkan. Pada eksperimen jangka pendek, meningkatkan perfusi arteri dari
bagian kaki yang dikompresi dan tidak ada efek yang lebih buruk pada area
distal .
Keputusan pertama menyangkut apakah dilakukan atau tidak untuk
melakukan revaskularisasi dan ini didasarkan pada tanda – tanda klinis, ABI
dan lesi arteri anatomi. ABI secara luas digunakan untuk mengukur penurunan
arteri, tetapi parameter lain juga harus diperhitungkan ketika menilai tingkat
keparahan penyakit arteri. Termasuk rasa nyeri saat istirahat, kerusakan
jaringan dan pola anatomi yang terkait dengan penyakit oklusi arterial perifer.
Jika ABI di bawah 0,6 kebanyakan penelitian merekomendasikan
revaskularisasi sebagai pengobatan lini pertama menggunakan prosedur
terbuka atau endovascular, tergantung pada distribusi lesi TASC dan
kelayakan teknis. Untuk nilai ABI antara 0,6 dan 0,8 data tidak cukup untuk
menunjukkan apakah revaskularisasi harus dilakukan sebelum atau setelah
terapi kompresi yang dan atau ablasi vena superficial.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Luka Venous adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka yang tidak
meyembuh, bentuk tidak beraturan. Luka vena juga dikenal sebagai borok
varises statis biasanya terjadi pada bagian bawah kaki, paling sering disekitar
tungkai sampai betis. Penyakit ini terjadi karena terjadi refluk (aliran darah
kembali) menyebabkan tekanan menjadi tinggi sehingga vena mengalami
dilatasi. Tanda gejala yang sering terjadi adalah bengkak, dan terasa pegal.
Adapun beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan ulkus vena, antara
lain adalah obesitas, posisi statis (duduk lama, berdiri lama) tanpa adanya
aktivitas. Hal ini jika tidak di tangani secara awal dapat mengakibatkan luka
pada vena.
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada kaki
yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini disebabkan
oleh sumbatan partial atau total artery yang menyuplai darah ke ekstremitas
inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana dinding arteri
menjadi menebal, biasa juga disertai dengan atherosclerosis dimana terjadi
pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh darah.
B. Saran
1. Hentikan merokok
2. Minimalkan maserasi
3. Mengobati infeksi
4. Kendalikan gula darah pada pasien DM
5. Selalu bersihkan luka dengan cairan fisiologis dang anti balutan
6. Menjaga pola makan dan gaya hidup
38
DAFTAR PUSTAKA
https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/09/bmk-luka.pdf
http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_224Gangguan%20Vena%20Menahun.pdf
http://www.aafp.org/afp/2010/0415/p989.pdf
Collins,L and Seraj,S. 2010. Diagnosis and Treatment of vebous ulcer.
Philadelphia: Thomas Jefferson University Hospital
Novita Liza. 2012. Ulkus Krusis. Fakultas kedokteran Universitas Riau.
Pekanbaru Riau.
39