Anda di halaman 1dari 4

Gangguan Kecemasan Sosial

A. Definisi
Kecemasan adalah keadaaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-
gejala ketegangan jasmaniah di mana seseorang mengantisipasi kemungkinan
datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan
khawatir. Kecemasan mungkin melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon
fisiologis (Durand, 2006).
Kecemasan adalah respons yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa
menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau bila
sepertinya datang tanpa ada penyebabnya yaitu bila bukan merupakan respon terhadap
perubahan lingkungan (Nevid, 2003).
Gangguan kecemasan sosial adalah suatu kondisi kesehatan mental kronis, tetapi
pengobatan seperti konseling psikologis, pengobatan dan belajar keterampilan coping
(mengatasi sesuatu masalah) dapat membantu Anda mendapatkan kepercayaan diri dan
meningkatkan kemampuan Anda untuk berinteraksi dengan orang lain (TirtoJiwo, 2012).
Kecemasan sosial merupakan sebuah spectrum, dengan range fearlessness, normal
range and intensity of anxiety (shyness), hingga gangguan kecemasan (anxiety disorder)
(Hofmann Barlow, 2002). Gangguan kecemasan social merupakan rasa takut yang
berlebihan dan terus menerus terhadap satu atau lebih situasi sosial atau performance di
mana orang tersebut merasa diperhatikan oleh orang asing atau mungkin merasa diawasi
oleh orang lain. Individu ini takut kalau ia akan berperilaku (atau menampilkan gejala
kecemasan) yang akan membuatnya malu (American Psychiatric Association, 2000).
Kecemasan sosial adalah bentuk fobia sosial yang lebih ringan yang merupakan
ketakutan yang terus-menerus dan irasional terhadap kehadiran orang lain. Individu
berusaha menghindari suatu situasi khusus di mana ia mungkin dikritik dan menunjukkan
tanda-tanda kecemasan atau bertingkah laku dengan cara yang memalukan. Dengan
demikian, orang-orang yang menderita kecemasan sosial menghindari orang-orang
karena takut dikritik, seperti berbicara atau menampilkan diri di depan umum, makan di
depan umum, menggunakan kamar kecil umum atau melakukan kegiatan-kegiatan lain di
depan umum yang dapat menimbulkan kecemasan yang hebat. Kecemasan ini muncul
pada masa remaja ketika kesadaran sosial dan pergaulan dengan orang lain merupakan
hal yang penting dalam kehidupan seorang remaja (Semiun, 2006).
B. Etiologi
Menurut Durand (2006) ada tiga jalur kecemasan sosial yaitu :
1. Seorang dapat mewarisi kerentanan biologis menyeluruh untuk mengembangkan
kecemasan atau kecenderungan biologis untuk menjadi sangat terhambat secara
sosial. Eksistensi kerentanan psikologis menyeluruh seperti tercermin pada perasaan
atas berbagai peristiwa, khususnya peristiwa yang sangat menimbulkan stres,
mungkin tidak dapat dikontrol dan dengan demikian akan mempertinggi kerentanan
individu. Ketika mengalami stres, kecemasan dan perhatian yang difokuskan pada
diri sendiri dapat meningkat sampai ke titik yang mengganggu kinerja, bahkan disertai
oleh adanya alarm (serangan panik).
2. Ketika dalam keadaan stres, seseorang mungkin mengalami serangan panik yang tak
terduga pada sebuah situasi sosial yang selanjutnya akan dikaitkan (dikondisikan)
dengan stimulus-stimulus sosial. Individu kemudian akan menjadi sangat cemas
tentang kemungkinan untuk mengalami alarm (serangan panik) lain (yang dipelajari)
ketika berada dalam situasi-situasi sosial yang sama atau mirip.
3. Seseorang mungkin mengalami sebuah trauma sosial riil yang menimbulkan alarm
aktual. Kecemasan lalu berkembang (terkondisi) di dalam situasi-situasi sosial yang
sama atau mirip. Pengalaman sosial yang traumatik mungkin juga meluas kembali ke
masa-masa sulit di masa kanak-kanak. Masa remaja awal biasanya antara umur 12
sampai 15 tahun adalah masa ketika anak-anak mengalami serangan brutal dari
teman-teman sebayanya yang berusaha menanamkan dominasi mereka.
Pengalaman ini dapat menghasilkan kecemasan dan panik yang direproduksi di
dalam situasi-situasi sosial di masa mendatang.

Seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, gangguan kecemasan sosial mungkin
muncul dari interaksi yang kompleks dari lingkungan dan gen. Kemungkinan penyebab
antara lain:

 Warisan sifat. Gangguan kecemasan cenderung berjalan dalam keluarga. Namun,


tidak sepenuhnya jelas berapa banyak ini mungkin karena genetika dan berapa
banyak disebabkan perilaku belajar.
 Kimia Otak. Bahan kimia alami dalam tubuh Anda mungkin memainkan peran dalam
gangguan kecemasan sosial. Misalnya, ketidakseimbangan dalam serotonin kimia
otak dapat menjadi faktor. Serotonin adalah neurotransmitter yang membantu
mengatur suasana hati dan emosi, antara lain. Orang dengan gangguan kecemasan
sosial mungkin ekstra-sensitif terhadap efek dari serotonin.
 Struktur otak. Suatu struktur dalam otak yang disebut amigdala (uh-MIGduh-luh)
mungkin memainkan peran dalam mengontrol respon ketakutan. Orang yang memiliki
amigdala yang terlalu aktif mungkin memiliki respon takut tinggi, menyebabkan
kecemasan meningkat dalam situasi sosial.
 Pengalaman negatif. Anak yang mengalami menggoda, bullying, penolakan, ejekan
atau penghinaan mungkin lebih rentan terhadap gangguan kecemasan sosial. Selain
itu, peristiwa negatif lainnya dalam hidup, seperti konflik keluarga atau pelecehan
seksual, mungkin berhubungan dengan gangguan kecemasan sosial.
Bila tidak diobati, gangguan kecemasan sosial dapat membuat anda lemah. Kecemasan
Anda dapat mengendalikan hidup Anda. Mereka dapat mengganggu pekerjaan, sekolah,
hubungan atau kenikmatan hidup. Anda mungkin dianggap sebagai “underachiever (tidak
berhasil),” walaupun pada kenyataannya ketakutan tersebut telah menahan Anda dari
berprestasi, bukan karena kemampuan atau motivasi.yang rendah. Pada kasus yang
berat, Anda mungkin putus sekolah, berhenti bekerja atau kehilangan persahabatan.
Gangguan kecemasan sosial dapat menyebabkan:
 Rendah diri
 Kesulitan bersikap tegas
 Suka menjelek-jelekkan diri sendiri
 Hipersensitif terhadap kritik
 Miskin keterampilan social
Gangguan kecemasan sosial juga dapat mengakibatkan:
 Prestasi kerja yang buruk
 Prestasi akademik rendah
 Isolasi dan hubungan sosial sulit
 Penyalahgunaan zat
 Minum alkohol yang berlebihan, terutama pada pria
 Bunuh diri
DAFTAR PUSTAKA
APA. (2000). Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder, 4th Edn.Text Revision.
Washingthon, DC: American Psychiatric Association
Hofmann, S. G., & Barlow, D. H. (2002). Social Phobia (Social Anxiety Disorer). In D. H.
Barlow (Ed.), Anxiety and its Disorders: The Nature and Treatment of Anxiety
and Panic (2nd ed., pp. 454-476). New York: The Gilford Press.
Durand, V Mark. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nevid, Jeffrey S.2003. Psikologi Abnormal (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Tirto Jiwo. (2012). Social Anxiety Disorder (Social Fobia ), pp. 1–12.
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai