Anda di halaman 1dari 12

Depresi: Panduan bagi pasien, keluarga dan teman dekat

PENDAHULUAN
Sebagian besar penderita depresi berat sulit untuk mengatasi depresinya tanpa
pertolongan orang lain. Sebagai saudara atau teman dekat dari seseorang yang menderita depresi
berat, hal hal yang perlu dilakukan adalah:
 Mempelajari seluk beluk depresi
 Berbicara kepada yang bersangkutan tentang apa yang anda lihat atau perhatikan
 Dengarkan dan coba memahami apa yang dia rasakan dan pikirkan. Hindari melakukan
kritik atau menghakimi.
 Menjelaskan bahwa depresi adalah suatu penyakit yang memerlukan pengobatan, bukan
suatu cacat atau keemahan serta jelaskan bahwa depresi akan membaik dengan
pengobatan
 Menyarankan agar yang bersangkutan berobat ke dokter, dokter ahli jiwa atau menemui
psikolog
 Menyampaikan bahwa anda bersedia membantu, misalnya mengantarkannya periksa ke
rsud atau rumah sakit jiwa, mencarikan kartu jamkesmas atau jamkesda
 Bila ada tanda-tanda gejala akan bunuh diri (yang terlihat ntar lain dari bicara lebih baik
mati saja, hidup ini sudah tidak ada gunanya lagi, mengapa dulu dilahirkan, dll), maka
bawa ke dokter ahli jiwa scepatnya dan jangan biarkan yang bersangkutan sendirian tanpa
teman
 Dorong agar yang bersangkutan menjalankan sholat atau berdoa sesuai agamanya
 Bantu menciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan, seperti lingkungan yang
tenang dan tidak membuat stress
 Besarkan hatinya, penderita depesi iaanya merasa dirinya tidak berharga. Dukungan yang
membesarkan hati dan beri penghargaan atau pujian atas hal-hal positif yang dia punyai
akan membantu mengurangi depresi
 Sabar dan konsisten, menolong penderita depresi bukan perkara gampang, perlu adanya
sabar dan gigih.
BAB 1 “Pengertian dan Gejala”
Depresi merupakan suatu gangguan alam perasaan (suasana hati atau mood) yang
ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak
berharga, merasa hidupnya hampa dan tidak ada harapan, pemikirannya berpusat pada kegagalan
dan kesalahan diri atau menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri. Penderita
depresi sering tidak berminat pada penampilan diri dan aktivitas sehari-hari.
Gejala dari depresi antara lain:
o Merasa sedih atau tidak Bahagia

o Hal hal kecil sudah membuat dirinya frustasi atau sangat mengganggu

o Kehilangan minat atau kesenangan terhadap kegiatan sehari-hari yang dahulu disukainya

o Tidak bisa tidur atau kebanyakan tidur (tidur terus)


o Kehilangan dorongan seksual

o Perubahan nafsu makan, bisa berupa kehilangan nafsu makan dan menjadi kurus atau
bisa menjadi bertambah nafsu makan dan mengalami kegemukan
o Tidak tenang, sulit duduk diam ditempat

o Mudah meledak marah atau sangat mudah tersinggung

o Berpikir pelan, berbicara pelan dan lemah, begitu pula ketika bergerak atau
menggerakkan bagian tubuhnya
o Sulit mengambil keputusan, kurang konsentrasi, gampang terganggu konsentrasinya, sulit
mengingat
o Selalu merasa capai, lemah dan kehilangan tenaga, bahkan sebuah kegiatan kecil terasa
sangat berat dan menghabiskan banyak tenaga
o Merasa tidak berharga, merasa bersalah dan selalu memikirkan kegagalan atau kesalahan
masa lalu
o Sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri

o Tiba-tiba menangis tanpa sebab yang jelas

o Gangguan fisik yang tidak jelas penyebabnya, seperti sakit kepala atau sakit punggung

Pada anak-anak atau remaja belasan tahun, gejala depresi dapat berupa:
 Berupa perasaan sedih, tidak mempunyai harapan, ketakutan atau kecemasan
 Hasil belajar disekolah biasanya terganggu
 Depresi pada anak jarang yang muncul berupa gangguan tidur atau gangguan berpikir
 Pada anak dan remaja, depresi sering terjadi bersamaan dengan gangguan perilaku dan
gangguan mental lainnya seperti attention deficit/ hyperactive disorder (ADHD)
Pada orang dewasa, depresi lebih sulit dikenali karena gejala seperti kecapekan, kehilangan
minat, gangguan tidur, gangguan nafsu seksual- sering dikira karena disebabkan oleh penyakit
lain. Gejala depresi pada orang dewasa sering tidak terlalu jelas. Mereka hanya merasa kurang
memuaskan hidupnya, bosan, merasa dirinya tidak berharga atau tidak ada harapan lagi. Mereka
juga biasanya hanya ingin tinggal dirumah dari pada harus bersosialisasi keluar atau
mengerjakan sesuatu yang baru. Bila sampai ada keinginan untuk bunuh diri, maka itu
merupakan salah satu tanda serius dari depresi yang tidak boleh dipandang enteng. Pada orang
dengan depresi, laki laki dewasa tua mempunyai rsiko tertinggi untuk bunuh diri.
BAB 2 “Penyebab dan Faktor Resiko”
Ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab atau faktor resiko terkena depresi, yaitu
antara lain:
 Kesepian atau keterasingan (loneliness)
 Pengalaman hidup yang menekan (stressful) akhir akhir ini
 Kurangnya dukungan sosial
 Riwayat penyakit depresi pada keluarga
 Perbedaan biologis (neurotransmitter atau hormonal)
 Adanya masalah keluarga atau masalah perkawinan
 Masalah keuangan
 Adanya trauma atau pelecehan pada masa kanak kanak
 Menganggur atau tidak punya pekerjaan
 Penyalah gunaan obat atau narkotika
 Pola pikir yang negative
Menurut teori stress-vulnerability model, ada beberapa resiko atau factor penyebab depresi,
yaitu:
1. Genetika dan riwayat keluarga, riwayat pada keluarga dengan penyakit depresi bukan
berarti anak atau saudara akan menderita depresi. Penelitian menunjukkan bahwa pada
orang orang dengan riwayat keluarga penderita depresi maka kemungkinannya terkena
depresi akan sedikit lebih besar dibandingkan masyarakat pada umumnya. Penelitian
pada anak kembar, bila salah satunya terkena depresi, maka anak yang lebih mempunayi
kemungkinan 40-50% terkena depresi. Artinya ada faktor predisposisi terhadap depresi.
Hanya saja, tanpa adanya factor pemicu, maka yang bersangkutan tidak akan terkena
depresi. Faktor predisposisi depresi bisa terjadi juga karena anak meniru cara bereaksi
yang salah dari orang tuanya yang menderita depresi.
2. Kerentanana psikologis (psychological vulnerability), kepribadian dan cara seseorang
menghadapi masalah hidup kemungkinan juga berpernan dalam mendorong munculnya
depresi. Orang orang yang kurang percaya diri, sering merasa cemas, terlalu bergantung
pada orang lain atau terlalu mengharap pada diri sendiri, perfeksionist (maunya
sempurna), merupakan jenis orang yang gampang terkena depresi.
3. Lingkungan yang menekan (stressful) dan kejadian dalam hidup (live events), berbagai
penelitian menunjukkan bahwa pelecehan diwaktu kecil, perceraian atau ditinggal mati
orang tua, kejadian pada orang dewasa (diberhentikan-PHK, pensiun, ditinggal mati
suami/ istri, masalah keuangan keluarga yang serius, bisa memicu timbulnya depresi.
Menderita penyakit berat yang lama dan hidup menderita dalam jangka lama juga sering
menjadi factor penyebab depresi.
4. Faktor biologis, depresi kadang muncul setelah melahirkan atau terkena infeksi virus atau
infeksi lainnya. Hal ini menunjukkan adanya faktor biologis dalam masalah depresi.
Bila dibiarkan tidak diobati, penyakit depresi bisa menimbulkan berbagai komplikasi seperti:
 Kecanduan alkohol
 Kecanduan narkoba
 Anxiety (kecemasan)
 Maslah di kantor atau di sekolah
 Konflik keluarga
 Kesulitan bergaul
 Isolasi social
 Bunuh diri
 Menganiaya diri sendiri
 Mati muda karena penyakit lain
BAB 3 “Pemeriksaan dan Penegakan Diagnosa”
Beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan psikologis
Beberapa gejala depresi untuk penegakkan diagnose adalah:
 Perasaan hati yang tertekan atau rendah (depressed mood) sepanjang hari, hampir setiap
hari, seperti perasaan sedih, hampa, menangis (Pada anak anak atau remaja, depressed
mood bisa terlihat sebagai gejala mudah tersinggung secara terus menerus—constant
iritability).
 Berkurangnya minat terhadap hampir semua kegiatan atau tidak ada gairah terhadap
sesuatu yang menyenangkan selama sepanjang hari, hampir setiap hari.
 Berkurangnya berat badan secara bermakna ketika tidak sedang diet atau puasa, atau
bertambah berat badan, berkurangnya atau meningkatnya nafsu makan hamper setiap hari
(pada anak anak, bila berat badan anak tidak naik sesuai perkembangan umur, bisa
merupakan salah satu gejala depresi).
 Susah tidur atau mengantuk/ ingin tidur sepanjang hari, hampir setiap hari.
 Terlihat gelisah (restless) atau berperilaku lambat sehingga bisa terlihat oleh orang lain.
 Kecapian atau kehilnagn kekuatan/ energi yang dirasakan hampir setiap hari.
 Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang tidak pada tempatnya yang terjadi hampir
setiap hari
 Kesulitan dalam mengambil keputusan, atau kesulitan berpikir atau berkonsentrasi yang
terjadi hampir setiap hari.
 Berulang kali timbul keinginan untuk mati atau bunuh diri, atau berniat/ mencoba bunuh
diri.
Beberapa gejala yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan diagnosa depresi berat (major
depression):
 Gejala yang muncul bukan karena adanya episode campuran (mixed episode) dari gejala
mania dan depresi yang muncul bersamaan pada gangguan jiwa bipolar
 Gejala yang muncul harus cukup berat sehingga terlihat mengganggu kegiatan sehari-
hari, seperti kegiatan sekolah, kerja , kegiatan sosial dan atau hubungan dengan orang
lain.
 Gejala yang muncul bukan karena akibat langsung dari sesuatu yang lain, misalnya
karena memakai narkoba, atau akibat minum obat untuk mengatasi penyakit hypothyroid.
 Gejala yang timbul bukan karena adanya duka cita atau kesedihan yang sifatnya
sementara seperti akibat baru saja ditinggal mati orang yang dicintainya.
Beberapa penyakit atau gangguan jiwa lain yang sering menimbulkan gejala seperti depresi,
yaitu:
a. Adjustment disorder. Adalah suatu reaksi emosional terhadap suatu kejadian srius atau
berat didalam hidup. Merupakan suatu jenis gangguan jiwa akibat stress yang berakibat
pada pikiran, perasaan dan perilaku seseorang.
b. Bipolar disorder. Ganguan jiwa dengan gejala suasana hati yang berpindah/ berubah ubah
dari rendah (sedih, depresi) ke tinggi (mania).
c. Cyclothimia. Merupakan bentuk ringan dari gangguan jiwa bipolar.
d. Disthymia. Merupakan bentuk khronis namun dengan gejala lebih ringan. Meskipun tidak
terlalu mengganggu, namun hal tersebut menyebabkan si penderita tidak bisa berprestasi
atau menikmati hidup secara penuh.
e. Postpartum depression. Menyerang ibu baru yang baru saja mempunyai anak berumur 2-
6 bulan.
f. Psychotic depression.Gangguan depresi berat yang disertai dengan gangguan jiwa
psikotik seperti halusinasi (mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak nyata) dan
waham( angan angan yang tidak berdasar, misalnya percaya bahwa penyiar TV sedang
membicarakan dirinya).
g. Seasonal affective disorder. Depresi jenis ini terkait dengan musim dan kurangnya
terkena sinar matahari.
BAB 4 “Pengobatan Depresi”
Beberapa pilihan pengobatan depresi adalah sebagai berikut:
1. Obat obatan.
Jenis jenis obat anti depresi adalah:
a. Selective serotonine reuptake inhibitors (SSRI). Obat obat yang termasuk dalam
kelompok SSRI antara lain: fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft),
citalopram (Celexa) and escitalopram (Lexapro).
b. Serotonin dan norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs). Obat obatan anti depresi yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain: duloxetine (Cymbalta), venlafaxine (Effexor
XR) dan desvenlafaxine (Pristiq).
c. Norepinephrine dan Dopamine reuptake inhibitors (NDRI). Bupropion (Wellbutrin)
termasuk dalam kategori NDRI.
d. Atypical antidepressantmerupakan obat anti depresi yang tidak bisa dimasukkan kedalam
kelompok obat lainnya. Obat obatan yang termasuk kedlam kelompok ini antara lain:
trazodone (Oleptro) dan mirtazapine (Remeron).
e. Tricyclic antidepressants.
f. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Termasuk kedalam kelompok ini
adalahtranylcypromine (Parnate) and phenelzine (Nardil).
g. Obat obatan lainnya. Dokter mungkin mengobati depresi dengan obat obat lainnya,
misalnya dengan obat stimulant, obat untuk menstabilkan suasana hati (mood), obat anti
cemas/ anxiety, dan obat anti psikotik.
2. Menentukan pengobatan yang tepat
Setiap manusia itu berbeda-beda, sehingga setiap penderita depresi juga biasanya memerlukan
jenis obat dan dosis yang berbeda.
3. Kehamilan dan obat anti depresi
Pada penderita depresi yang sedang hamil atau menyusui, beberapa jenis obat anti depresi
bisa membahayakan janin dalam kandungan atau bayi yang sedang disusui. Untuk itu, bila
penderita depresi mulai hamil atau berencana untuk hamil, harus memberi tahu dokter yang
merawatnya.
4. Psikoterapi
5. Electroconvulsive therapy (ECT). ECT adalah terapi dengan menyalurkan arus listrik
kedalam otak.
6. Mondok di rumah sakit
Metode lain Beberapa metode pengobatan lain, namun jarang diterapkan adalah stimulasi
saraf vagus (nerve vagus stimulation). Pengobatan ini dilakukan pada penderita depresi khronis
yang tidak mempan dengan obat obatan. Pendekatan lain yang juga jarang dilakukan adalah
dengan transcranial magnetic stimulation. Pengobatan ini juga hanya diberikan pada penderita
depresi kronis yang tidak mempan obat.
BAB 5 “Terapi Kognitif”
Ada beberpa pola pikir yang sering kita temui pada penderita depresi. Agar kesehatan
jiwa mereka bisa pulih dengan baik, pola pikir negatif tersebut secara pelan pelan perlu
dihilangkan dan diganti dengan yang lebih sesuai dengan realitas. Ada beberapa pola pikir
negatif, yaitu:
1. All or nothing thinking (pola pikir: semua atau tidak sama sekali)
2. Pola pikir over-generalization
3. Pola pikir mental filter
4. Pola pikir disqualifying positive
5. Pola pikir loncat ke kesimpulan. Ada 2 subtipe dari pola pikir ini, yaitu:
 Mind reading, merasa mengetahui pikiran orang lain tanpa alasan atau bukti yang
jelas.
 Fortune teller, merasa bisa meramalkan sesuatu yang buruk akan terjadi tanpa bukti
bukti atau alasan yang jelas.
6. Pola pikir magnification dan minimization
7. Pola pikit emotional reasoning
8. Pola pikir: Harus dan Tidak Boleh
9. Pola pikir: Memberi cap atau label
10. Pola pikir: Personalization
Berikut ini 7 langkah sederhana dari terapi kognitif, yaitu dengan menata ulang pola pikir
negative menjadi positif:
a. Tuliskan semua yang anda rasakan dan pikirkan
b. Identifikasi kejadian yang membuat anda terganggu (sedih)
c. Identifikasi semua emosi yang negatif
d. Identifikasi semua pikiran negatif yang mengikuti emosi negatif
e. Identifikasi distorsi pemikiran yang terjadi dan ganti dengan yang benar
f. Pertimbangkan kembali “emosi” anda
g. Buat rencana “perbaikan”
BAB 6 “Terapi Aktivasi Perilaku”
Menurut teori perilaku hal tersebut terjadi karena: (a) seorang penderita depresi tidak
mempunyai atau sedikit sekali mendapat penguatan dari perilaku sehat (non depresi), dan (b)
perilaku depresi mendapat banyak penguatan. Seorang penderita depresi sering memilih respons
(tindak lanjut) yang keliru dari sesuatu kejadian yang membuatnya depresi.
Terapi aktivasi perilaku dapat didefinisikan sebagai proses penyembuhan yang
menekankan pada upaya yang tertata untuk meningkatkan perilaku yang terlihat yang akan
membuatnya kondisi perasaan, pikiran dan keseluruhan kualitas hidupnya meningkat.
 Langkah pertama
Pada sesi pertama dari psikoterapi aktivasi perilaku, psikolog akan menjelaskan tentang
penyakit depresi, dasar pemikiran dari terapi aktivasi perilaku, pengantar kepada monitoring
kegiatan sehari-hari, perlunya penilaian atas hal hal yang menyenangkan dan yang dinilainya
penting, kapan harus menyerahkan formulir monitoring tersebut dan hal hal lain yang terkait
dengan prosedur psikoterapi.
 Langkah kedua
Penderita depresi diminta menentukan hal-hal apa yang ingin ditingkatkan dalam hidupnya.
Beberapa area yang biasanya perlu ditingkatkan adalah: (1) hubungan keluarga (family
relationship), (2) hubungan sosial (social relationship), (3) pendidikan/ pelatihan, (4) karir/
pekerjaan, (5) hobi/ rekreasi, (6) kegiatan sosial (relawan, dll), (7) keagamaan, tanggung jawab
harian.
 Langkah ketiga
Membuat jadwal kegiatan baru. Sesuai dengan area yang ingin ditingkatkan dibuatlah
kesepakatan bersama antara penderita dengan pembimbing jadwal kegiatan baru.
 Langkah keempat
Setelah penderita depresi melaksanakan kegiatan penting yang menyenangkan dan positif,
kemudian didiskusikan hal hal apa yang menjadi penghambat kegiatan perilaku positif tersebut
BAB 7 “Terapi Kognitif Perilaku”
Pemikiran negatif (sebagai akibat dari pola pikir yang salah seperti disebutkan diatas)
sering menghasilkan kecemasan dan perasaan tidak aman. Seringkali kita tidak sadar bahwa kita
telah terperangkap dalam pola pikir yang salah tersebut. Untuk itu, cognitive behavioral therapy
(CBT) bisa membantu. CBT mengajarkan kepada anda tentang cara untuk mengenal suatu
keadaan sebagaimana keadaan yang sesungguhnya dengan mengubah cara anda berpikir
sehingga anda bisa melihat sesuatu secara lebih seimbang dan terhindar dari dampak negatif dari
pemikiran negatif.
Dr Burns, seorang profesor psychiatri dari Medical Center, Universitas Pennsylvania
menerangkan tentang emosi ABC:
A: merupakan singkatan dari actual events (kejadian sesungguhnya)
B: merupakan singkatan dari belief (kepercayaan), yaitu apa yang anda percayai dari kejadian
tersebut
C: merupakan singkatan dari consequence (konsekuensi) yang anda alami sebagai akibat dari apa
yang anda percayai
Berikut ini teknik atau cara melakukannya:
1. Periksa apa yang sebenarnya terjadi (evident)
2. Bicara kepada diri sendiri seperti bila anda bicara kepada teman
3. Temukan kesuksesan atau keberhasilan kecil
4. Buat rumusan pengertian atau definisi dari suatu istilah
5. Lakukan survey kecil-kecilan.
6. Buat perbandingan
7. Pecahkan masalah
BAB 8 “Membangun daya tahan”
Depresi menyerap energi, harapan dan daya juang sehingga membuat orang yang terkena
depresi mengalami kesulitan mengatasinya. Meskipun demikian, bukan berarti depresi tidak bisa
dipulihkan. Oleh karena itu, proses pemulihan penderita depresi berat perlu dilakukan secara
bertahap dan sedikit demi sedikit. Keberhasilan sedikit demi sedikit tersebut akan dapat
mengembalikan rasa percaya dirinya.
Berikut ini akan diuraikan pola hidup sehat yang berlaku untuk semua orang agar bisa sehat
jiwanya. Hal-hal tersebut akan dapat memperkuat daya tahan sehingga, ketika ada goncangan
keras, kita tidak perlu terjatuh kedalam depresi:
1. Mencegah agar tidak kambuh
2. Membangun hubungan yang mendukung (support network)
3. Menata ulang pola pikir
4. Merawat dan menjaga diri sendiri
5. Olah raga secara teratur
6. Makan makanan sehat
7. Banyak banyak mengucap syukur
8. Berlatih melakukan pemecahan masalah
9. Meminta bantuan akhlinya
BAB 9 “Mengendalikan stress”
Langkah pertama dalam mengendalikan stress adalah mengidentifikasi sumber stress
tersebut. Ini bukan pekerjaan mudah karena sumber stress sering tidak terlihat jelas. Sering kali
kita stress karena adanya tenggat waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Mungkin bukan
banyaknya pekerjaan yang jadi masalah, namun kebiasaan menunda-nunda pekerjaan yang
menjadi penyebab stress.
Langkah kedua adalah mengamati bagaimana selama ini anda atau penderita gangguan
jiwa bereaksi terhadap stres.
Oleh karena itu, mereka bisa memilih yang sesuai dengan keadaan diri mereka. Dibawah
ini cara cara sehat mengendalikan stress:
1. Hindari situasi yang membuat stress
2. Ubah situasi yang membuat stress
3. Menyesuaikan diri dengan sumber stress
4. Terima apa apa yang tidak bisa diubah
5. Sediakan waktu untuk santai dan kegiatan yang menyenangkan
6. Biasakan berperilaku hidup sehat:
BAB 10 “Pencegahan Bunuh Diri”
Bagi kita yang tidak pernah merasakan seperti apa yang mereka rasakan, rasanya tidak
masuk akal kenapa ada orang sampai bunuh diri. Orang yang bunuh diri merasa sangat menderita
dan putus asa serta melihat bahwa mengakhiri hidup adalah satu satunya jalan terlepas dari
penderitaan tersebut.
Bunuh diri adalah sebuah usaha orang yang sudah putus asa untuk mengatasi penderitaan
yang sudah tidak tertahankannya lagi. Orang yang akan melakukan tindakan bunuh diri sudah
dibutakan oleh rasa benci kepada dirinya sendiri, tidak ada harapan, tidak bisa ditolong lagi dan
terisolasi, sehingga hanya melihat mengakhiri hidupnya sebagai satu satunya jalan keluar.
Sebenarnya, orang yang berkeinginan untuk bunuh diri selalu merasa bingung atau ragu
tentang keinginannya untuk mengakhiri hidupnya. hanya saja, mereka tidak bisa melihat
alternatif lain yang lebih baik.
Ada beberapa kesalah pahaman tentang bunuh diri:
1. Orang yang menyampaikan keinginannya untuk bunuh diri tidak pernah benar benar
melakukannya.
2. Setiap orang yang mencoba bunuh diri pasti telah gila.
3. Bila seseorang telah berniat bunuh diri maka tidak akan ada yang bisa menghalanginya.
4. Orang yang berkeinginan bunuh diri adalah orang orang yang tidak mau meminta tolong.
5. Bicara soal bunuh diri akan membuat orang timbul ide untuk bunuh diri.
Hampir semua orang yang bunuh diri telah menyampaikan atau mempunyai tanda tanda atau
gejala. Cara paling tepat dalam mencegah upaya bunuh diri adalah mengenal tanda tanda tersebut
dan bertindak dengan tepat dan cepat. Bila anda percaya bahwa seseorang akan bunuh diri, maka
anda bisa mempunyai peran besar dalam mencegah upaya bunuh diri dengan mengajaknya bicara
tentang berbagai alternatif jalan keluar yang masih mungkin, menunjukkan bahwa anda perhatian
dan mengasihi dia, dan membawanya ke dokter atau psikolog.
Beberapa tanda niat bunuh diri antara lain:
1. Bicara tentang bunuh diri, seperti: “seandainya saya tidak pernah dilahirkan”, “saya lebih
baik mati saja”, “jika saya masih ketemu kamu lagi”, dll
2. Mencari alat bantu bunuh diri, seperti senjata, tali, obat, racun tikus, dll
3. Perhatiannya tertanam pada hal hal kematian, seperti: pikirannya secara berlebihan
tertuju pada masalah mati, kematian atau kekerasan. Menulis puisi atau cerita tentang
kematian
4. Tidak ada lagi masa depan, perasaan tidak ada lagi yang bisa menolong, tidak ada lagi
jalan keluar, tidak ada harapan, perasaan bahwa tidak akan bisa lagi bertambah baik atau
berubah.
5. Benci kepada diri sendiri, merasa dirinya tidak berharga, malu, bersalah. Merasa bahwa
orang sekitarnya akan merasa lebih baik bila dirinya mati
6. Mempersiapkan kepergiannya, seperti membuat surat wasiat, memberikan barang
berharga kepada seseorag, membuat pengaturan soal keluarganya.
7. Mengucapka selamat tinggal dengan cara mengunjungi, menelpon atau menulis email
kepada saudara atau teman untuk mengucapkan selamat tinggal. mengucapkan kata kata
kepada kawan atau teman bahwa mereka tidak akan ketemu lagi.
8. Menyendiri, tidak ingin ketemu orang atau tidak ingin bergaul, ingin menyendiri.
9. Bertindak ceroboh dan mencelakakan diri sendiri seperti minum alkohol yang banyak,
minum obat, menyopir sembarangan atau kegiatan lain yang beresiko tinggi pada
kematian seperti yang bersangkutan sudah ingin mati.
10. Perubahan mendadak menjadi tenang. Bila seseorang yang mengalami depresi kemudian
tiba tiba berubah menjadi tenang, itu merupakan suatu tanda bahwa yang bersangkutan
sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Mengajak bicara seseorang yang punya niat bunuh diri bukanlah pekerjaan mudah. Untuk
itu, bila kita tidak tahu secara pasti, cara terbaik adalah dengan mengajaknya bicara dan
mengajukan pertanyaan. Dalam kenyataannya, memberikan kesempatan kepada seseorang yang
mempunyai keinginan untuk bunuh diri menyatakan perasaannya, kepedihannya, akan
meringankan bebannya dan akan dapat mengurungkan niatnya. Beberapa kalimat pembuka untuk
mengajaknya bicara, misalnya seperti ini:
a. Saya agak prihatin melihat dirimu akhir akhir ini
b. Saya perhatikan ada yang berbeda pada dirimu akhir akhir ini, ada apa?
c. Saya perhatikan kamu sekarang bukan seperti yang aku kenal
Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan:
a. Sejak kapan kamu punya perasaan seperti itu?
b. Apakah yang menyebabkan kamu punya perasaan seperti itu?
c. Apa yang bisa saya lakukan untuk membantumu?
d. Apakah kamu merasa perlu pertolongan seorang ahli (dokter atau psikolog)?
Beberapa pernyataan yang akan meringankan bebannya dan membantunya untuk keluar dari
permasalahan:
a. Dalam hal ini kamu tidak sendirian, saya akan bantu semampu saya
b. Kamu bisa saja tidak percaya sekarang, tapi saya yakin bahwa perasaanmu akan berubah
nanti
c. Saya mungkin tidak sepenuhnya tahu apa yang kamu rasakan, namun saya sangat prihatin
dan akan berusaha membantu
Beberapa saran bila akan bicara kepada seseorang yang punya niat untuk bunuh diri:
1. Jadilah diri sendiri
2. Dengarkan
3. Bersikap simaptik, tidak menghakimi, tenang, bisa menerima dan sabar
4. Berikan harapan
5. Bila orang tersebut berkata: “Saya sangat sedih dan sudah tidak tahan lagi. Saya tidak
kuat lagi”. Ajukan pertanyaan:” Apa kamu punya niat untuk bunuh diri?” Dengan berkata
begitu bukannya anda memberikan inspirasi kepadanya, namun hal tersebut menunjukkan
bahwa anda prihatin dengan diri orang tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa anda
bersedia menampung dan meringankan masalah yang dihadapinya.
Hal hal yang sebaiknya tidak dikatakan atau dilakukan:
1. Berdebat dengan orang yang punya niat bunuh diri
2. Memberi kuliah bahwa bunuh diri adalah tindakan salah, memberi ceramah tentang arti
kehidupan, bertindak seperti orang yang shock.
3. Berjanji bahwa apa yang dibicarakan sebagai suatu rahasia
4. Mengajukan beberapa cara untuk memecahkan masalah, memberikan nasehat, atau
membuat orang tersebut menimbang nimbang perasaan mereka tentang bunuh diri
Bila ada teman, saudara atau anggota keluarga yang berkata bahwa dia berniat untuk bunuh
diri, maka sangat penting untuk mengevaluasi tingkat kegentingan atau berbahayanya situasi.
Seseorang yang berada dalam situasi sangat kritis, maka orang tersebut telah mempunyai
rencana, mempunyai alat untuk melaksanakan upaya bunuh dirinya, waktu yang telah ditetapkan,
dan niat kuat untuk melaksanakannya.
Beberepa pertanyaan berikut ini bisa ditanyakan untuk mengukur kegentingan situasi:
1. Apakah anda punya rencana untuk bunuh diri?
2. Apakah anda punya obat, tali gantungan, pisau, senjata untuk melaksanakan bunuh diri
(alat)?
3. Apakah kamu tahu kapan kamu akan melakukan bunuh diri? (waktu yang telah
ditetapkan)?
4. Apakah kamu sudah berniat bunuh diri (niat, bukan hanya pikiran)?
Berikut tanda tanda sesuai tingkat kegawatannya:
1. Tingkat rendah: bila ada beberapa pemikiran untuk melakukan bunuh diri. Tidak ada
rencana. Yang bersangkutan juga tidak pernah bilang kalau dia berniat bunuh diri.
2. Tingkat menengah: bila ada pemikiran untuk bunuh diri, ada rencana tapi belum jelas dan
tidak mematikan.
3. Tingkat tinggi: bila ada pemikiran untuk bunuh diri, telah mempunyai rencana yang
spesifik yang sangat mematikan, tapi dia bilang kalau tidak berniat bunuh diri.
4. Tingkat sangat tinggi: bila ada pemikiran, sudah pun-ya rencana yang spesifik dan
mematikan serta berkata bahwa dia berniat bunuh diri.
Berikut ini beberapa saran bila anda ingin menolong orang yang berniat bunuh diri:
1. Bantu untuk mendapatkan pertolongan ahli
2. Tindak lanjut pengobatan
3. Bertindak pro-aktif
4. Dorong agar mengubah pola hidupnya
5. Buat rencana keselamatan
6. Singkirkan alat alat bantu bunuh diri
7. Teruskan dukungan anda sampai cukup waktu

Anda mungkin juga menyukai