Anda di halaman 1dari 183

Risk and protective factors for CYP’s mental health

SEJARAH KESEHATAN
MENTAL
PADMI DHYAH Y, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
Gangguan Mental
(Eropa & Amerika)

1. Tidak Dianggap sebagai Sakit

2. Dianggap sebagai sakit

3. Bukan dianggap sebagai sakit

4. Melawan diskriminasi terhadap gg. mental


1. Gangguan Mental Tidak Dianggap
sebagai Sakit

a. Tahun 1600 dan sebelumnya

Pengaruh roh Ditangani :


jahat dukun, shaman, healer

b. Tahun 1692
Disamakan dengan penjahat
Sihir, Setan
(Pengaruh John Locke:
Nasrani) “An Essay Concerning Understanding”

Kegilaan : ketidak mampuan mengeluarkan


gagasan terkait pengalaman secara tepat.
2. Gangguan Mental Dianggap sebagai Sakit

a. Tahun 1724

Sakit jiwa  karena kondisi tubuh


(Pendeta Cotton Matter)

b. Abad 17 & 18 di Amerika

Siksa fisik & psikis.


Pengaruh Setan
Kaki tangan dirantai, jaket ketat
c. Abad ke-19

Philip Phinel dan Dhorothea Dix mempromosikan penanganan yang


manusiawi pada penderita gg mental.

b. Th. 1812

Benjamin Rush  buku psikiatri pertama di dunia,


“Medical Inquiries and Observations Upon Disease of The Mind”,
untuk penanganan secara manusiawi pada penderita gg mental.

• 1830 – 1860 : muncul rasa optimis dalam menangani pasien sakit


jiwa (therapeutic optimistism)
• 1842 : psikiater mulai berperan
• Kegagalan memunculkan masa pesimis

d. Th. 1843 : sudah ada 24 RS di AS, namun jumlah penderita 2.561 pasien
• Tahun 1908
• Clifford Beers , seorang alumnus Yale dan bisnisman, menderita
manik depresif setelah mengalami sakit dan saudara laki –
lakinya meningal.

• Beers memperoleh siksaan fisik dan mental serta perlakuan tidak


manusiawi dibawah penanganan orang yang tidak berkompeten,
di berbagai rumah sakit Connecticut.
• Mendorong Beers mencetuskan keberanian untuk memperbarui
perawatan bagi penderita gg mental di AS, melalui buku “A Mind
that Found It Self”, yang merupakan laporan pengalamnnya
sebagai pasien.  Bapak Kesehatan Mental
• Mendirikan Asosiasi Kesehatan Mental Nasional (National Mental
Health Assosiation) untuk:
1. Memperbaiki sikap masyarakat terhadap penyakit mental
dan penderita
2. Memperbaiki layanan terhadap penderita kesehatan mental
3. Bekerja untuk pencegahan penyakit mental dan
mempromosikan kesehatan mental
Tahun Peristiwa
1909 masuk Psikoanalisa dari Freud di AS
1910 Emil Kraeplin menggambarkan ttg penyakit alzheimer
1918 Asosiasi Psikoanalisa Amerika mengatakan bahwa hanya almunus
kedokteran & telah menjalankan praktek psikiatri yang boleh mendapat
pelatihan psikoanalisa
1920 an Komite Nasional menghasilkan sari set undang – undang komitmen yang
dimasukkan dalam aturan negara bagian. Komite juga membantu
penelitian kesmen, penyakit mental dan tritmen yang mampu membawa
perubahan
1920 – 1930 di eropa, terjadi perubahan tritmen yang meliputi: (1) Tritmen di RS iganti
dengan tritmen di luar RS, (2) tritmen tidak memerlukan sertifikasi, (3).
Tritmen dilakukan di rumah pasien.
Tahun Peristiwa
1930 psikiater mulai menginjeksi insulin pada penderita schizophrenia
1936 Agaz Moniz mempublikasikasikan tentang lobotomi frontal,
sehingga banyak prosedur pembedahan.
1940 penggunaan elektroterapi, yaitu mengaplikasikan listrik ke otak
1947 Fountain House (New York City) ,memulai rehabilitasi psikiatrik
1950 National Association of Mental Health melanjutkan misi Beers
melalui program televisi, literatur dan media tentang isu kesehatan
mental dan mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental
1952 Obat Antipsikotik pertama, Chlorpromazine, diperkenalkan untuk
menangani pasien schizophrenia dan gangguan mental lain
1960 Haloperidol digunakan untuk mengontrol simtom nyata pada
penderita psikosis agar tenang dan Lithium sebagai obat bagi
penderita manik depresif. Di Inggris mulai membicarakan secara
umum tentang gg mental
3 Gangguan Mental Dianggap Bukan Sakit

Tahun Peristiwa
1961 Thomaz Szasz membuat tulisan “The Myth of Mental Illness”, yang
menyatakan bahwa sakit mental merupaakan tindakan orang yang
secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan

1962 di AS, 422.000 orang di RS untuk mendapat perawatan psikiatris.

1970 Deinstusionalisasi massal. Pasien dan keluarga kembali ke sumber


sendiri karena kurangnya program bagi pasien yang telah keluar RS.

1979 NAMH menjadi National Mental Health Assosiation (NMHA)

1980 muncul perawatan terencana, yaitu opname sementara lalu tritmen


masyarakat yang terstandar. NMHA menghasilkan The Mental Health
System Acts of 1980, sehingga pasien dapat dirawat di rumah
4 Melawan Diskriminasi Terhadap
Gg Mental
Tahun Peristiwa
1990 NMHA memunculkan disabilities Act yang melindungi warga AS yang
tidak mampu secara mental dan fisik dari diskriminasi pada beberapa
wilayah, misal pekerjaan, akomodasi publik, transportasi,
telekomunikasi dan pelayanan pemerintah.
Teknologi penggambaran otak lebih baik
1992 Obat antipsikotik atipikal diperkenalkan
1997 ditemukan kaitan genetik pada ganggua bipolar
PENGARUH BUDAYA
PADA KONSEP KESEHATAN

Barat Timur
• Freund (1991) mengutip International Dictionay of Medicine & Biology
mendefinisikan kesehatan sebagai “kondisi baik dari suatu organisme atau
bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”.
• Kesehatan:
1. Conditions of person’s body or mind
2. State of being well and free from illness
• Kesehatan menurut WHO:
Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental dan sosial, dan bukan hanya
keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan
a. Model pipa
1. -saling berhubungan
Biomedis
b. Model Mesin

a. Model Organik
- Perubahan fisik & biokimia di otak

Model b. Model Psikodinamik


Kesehatan 2. -faktor perkembangan & pengalaman
Barat Psikiatris c. Model Behavioral
-lingkungan
d. Model Sosial
- Performansi
3. Psikosomatis
- Fisik dg psikis
5 Asumsi Dasar Biomedis

• 1. Ada perbedaan nyata antara tubuh dg jiwa

• 2. Penyakit pada tubuh dapat direduksi (dikurangi)

• 3. Setiap penyakit disebabkan oleh agen khusus yang dapat diidentifikasi

• 4. Tubuh sebagai mesin  perlu bahan bakar & perlu dirawat

• 5. Tubuh adalah obyek yang perlu diatur & dikontrol


Organisme manusiawi sebagai
sistem kehidupan yang
komponennya saling terkait dan
tergantung
Model
Kesehatan Holistik
Timur
Sistem merupakan suatu bagian
integral dari sistem yang lebih
luas, dimana organisme individual
berinteraksi terus menerus dengan
lingkungan fisik dan sosialnya
SAKIT
menyatakan hal yang dirasakan
pasien ketika datang ke dokter
illness
respon subyektif pasien dan hal
yang meliputinya
Sakit
kondisi pasien yang dibawa ke
rumah setelah dari ruang dokter
(hasil diagnosis)
disease
hal yang dialami organ

Kehadiran illness & disease tidak harus bersamaan


Pandangan terhadap: Dunia Barat Dunia Timur

1. Penyembuh dokter & psikolog Pemuka agama, tabib,


healer
2. Hubungan dokter dan mekanistik, impersonal, keterlibatan intim
pasien dan reduksionistik
3. Proses penanganan Asesmen  diagnosa  (Asesmen)  diagnosa 
tritmen  prognosa tritmen  (prognosa)
Tingkah laku normal
Ciri tingkah laku sehat/ normal (Warga, 1983)

1. Bertingkah laku sesuai norma sosial yang diakui


2. Mampu mengelola emosi
3. Mampu mengaktualkan potensi yang dimiliki
4. Dapat mengikuti kebiasaan sosial
5. Mampu mengenali resiko dari perbuatannya dan kemampuan tersebut
digunakan untuk menuntun tingkah lakunya
6. Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka
panjang
7. Mampu belajar dari pengalaman
8. Biasanya gembira
Ciri individu normal
(Harber & Runyon, 1984)

1. Sikap terhadap diri sendiri: mampu menerima diri sendiri, memiliki


identitas yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri
secara realistis.
2. Persepsi terhadap realita
3. Integrasi: kepribadiannya menyatu dan harmonis, bebas dari konflik
batin dan memiliki toleransi baik terhadap stres
4. Kompetensi: mengembangkan kemampuan fisik, intelektual, sosial
dan emosional untuk dapat melakukan koping terhadap masalah.
5. Otonomi
6. Pertumbuhan dan aktualisasi diri.
7. Relasi interpersonal
8. Tujuan hidup: realistik, dalam kemampuan individu, tidak kaku
PENYESUAIAN DIRI
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
CIRI PENYESUAIAN DIRI YANG EFEKTIF
1. Memiliki persepsi akurat terhadap realita
• Perbedaan persepsi dipengaruhi pengalaman.
• Persepsi objektif adalah cara individu mengenali konsekuensi
perilakunya dan mampu bertindak sesuai dengan konsekuensinya
tersebut.
2. Kemampuan beradaptasi dengan tekanan/ stres dan kecemasan
• Penundaan terhadap pemenuhan kepuasan dan toleransi terhadap
tekanan
• Kontrol diri kuat
3. Memiliki gambaran positif terhadap diri
• Gambaran diri yang harmonis & mampu melihat diri secara realistik
4. Mampu mengekspresikan perasaannya
• Mampu menyadari dan merasakan emosi atau perasaan serta
mengekspresikannya dalam spektrum yang luas
• Mampu memberikan reaksi emosi yang realistis dan tetap di
bawah kontrol sesuai situasi yang dihadapi
5. Relasi interpersonal baik
• Mampu menghormati dan menyukai oranglain, serta dihormati
dan disukai oleh lingkungannya
Tanda – Tanda Keadaan Bahagia & Sejahtera

1. Hidup memiliki arah dan tujuan  pekerjaan, ide & visi ke depan
2. Memiliki pengalaman transisi yang penting di masa dewasa, dan
menangani transisi tsb dengan cara yang berbeda dengan orang
kebanyakan, leboh bersifat pribadi dan kreatif  memiliki rencana,
mampu melaksanakan secara berkesinambungan, melakukan refleksi
diri
3. Jarang merasa diperlakukan tidak adil & dikecewakan kehidupan
4. Mencapai beberapa tujuan penting
5. Peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan pribadi
6. Memiliki keadaan hubungan mencintai dengan yang dicintai secara
mutualisma
7. Memiliki banyak teman
8. Orang yang menyenangkan dan bersemangat
9. Tidak melihat kritik sebagai serangan pribadi yang menurunkan
harga diri
10. Tidak memiliki ketakutan yang umumnya dimiliki orang lain
Penyesuaian diri pada mahasiswa
• Menjadi mahasiswa berarti terjadi perubahan dari masa SMA ke
perguruan tinggi.
• Hal ini memerlukan penyesuaian karena adanya beragam perbedaan.
• Penyesuaian diri mahasiswa terkait :
1. Perbedaan cara belajar dengan saat di SMA
2. Perpindahan tempat
3. Mencari teman baru & pergaulan
4. Perubahan relasi
5. Pengaturan waktu
6. Nilai hidup
GAGAL DALAM
PENYESUAIAN DIRI
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi, Psikolog
Penyesuaian
• Penerapan koping negatif pada permasalahan membuat individu tidak
mampu menyesuaikan diri dengan situasi atau permasalahan
• Individu dapat kehilangan orang terdekat yang berperan sebagai sumber
dukungan

12/26/2019 49
Ciri Individu
yang Gagal Menyesuaikan Diri
1. Individu bertingkah laku aneh/ eksentrik/ tidak umum karena
menyimpang dari norma/ standar sosial yang berlaku di masyarakat.
2. Individu tampak mengalami kesulitan, gangguan atau ketidakmampuan
dalam melakukan penyesuaian diri secara efektif
3. Individu mengalami distres subjektif yang kronis.
• Mengakibatkan gejala lanjutan: kecemasan, panik, depresi, dll

12/26/2019 50
Gangguan Mental
• Diakibatkan karena kegagalan penyesuaian diri
• Derajat gangguan menentukan derajat kesulitan penanganan
• Dikelompokkan menjadi:
1. Gg Mental Organik
2. Gg Mental Fungsional
a) Psikosis
b) Neurosis
3. Gg kepribadian

12/26/2019 51
1. Gg Mental Organik
• Disebabkan oleh gangguan organik di otak atau neurotransmitter.
• Misal: luka pada otak, infeksi, alkohol, racun, usia lanjut, keturunan, dan
hal yang menyebabkan tidak berfungsinya substansi biokimia sehingga
neurotransmitter tidak bekerja optimal

12/26/2019 52
2. Gg. Mental Fungsional
A. Psikosis
1) Gg Afektif (Depresi)
2) Schizofrenia
3) Paranoid
B. Neurosis
1) Kecemasan
2) Disosiasi
3) Reaksi Konversi
4) Fobia
5) Obsesif Kompulsif

12/26/2019 53
A. PSIKOSIS

12/26/2019 54
karakteristik
• Mengalami distorsi (penyimpangan) berat dengan realita sehingga tidak mampu
berfungsi dalam kehidupannya
• Tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan dan membutuhkan
bantuan
• Disorganisasi kepribadian yang berat

12/26/2019 55
1) GG. SUASANA PERASAAN/ GG. AFEKTIF/ DEPRESI

12/26/2019 56
1) Pengertian
• Mengalami suasana perasaaan yang depresif (sedih berlebihan),
kehilangan minat dan kegembiraan (berpusat pada kegagalan,
menuduh diri, merasa tidak ada harapan, tidak berharga dan merasa
kosong), mudah lelah dan berkurangnya aktivitas (tidak berminat
pada pemeliharaan diri dan aktivitas harian).
• Dampak: gg tidur & makan, kehilangan energi, kemunduran
psikomotor, terlalu merasa bersalah & penurunan konsentrasi
• Depresi ≠ sedih
• Terdapat tiga variasi episode : ringan, sedang, dan berat.
• Penegakan diagnosis dibutuhkan waktu minmal 2 minggu.

12/26/2019 57
Penegakkan Diagnosis

1. Episode Depresif Ringan


( 1 ) Sekurang-kurangnya dua gejala depresif yang khas (gejala A) :
• Perasaan depresif
• Kehilangan minat dan kesenangan
• Mudah menjadi lelah
( 2 ) Sekurang-kurangnya dua dari gejala B :
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Rasa bersalah dan tak berguna
• Masa depan suram dan pesimis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
(3) Telah berlangsung paling sedikit dua minggu
(4) Tidak boleh ada gejala yang berat
(5) Masih dapat meneruskan pekerjaan dan kegiatan sosial.

2. Episode Depresif Sedang


(1) Paling sedikit dua dari gejala A
(2) Paling sedikit tiga dari gejala B
(3) Paling sedikit dua minggu
(4) Mengalami kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
3. Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik
(1) Tiga dari gejala A
(2)Paling sedikit empat dari gejala B dan intensitas berat.
(3) Paling sedikit telah berlangsung dua minggu atau gejala amat berat dan
onset sangat cepat.
(4) Tidak mungkin melakukan pekerjaan dan kegiatan sosial.

4. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik


• Sama seperti ad. 3 disertai dengan waham, halusinasi, atau stupor depresif.
2) Bentuk Depresi

a. Depresi unipolar  hanya disebabkan oleh depresi


b. Depresi Bipolar  pergantian antara suasana depresif dan mania yang
sangat cepat
• Suasana Mania:
• Merasakan kesenangan ekstrim dari kegiatannya
• Luar biasa aktif
• Sedikit tidur namun tidak merasa lelah
• Mengembangkan rencana besar tanpa pertimbangan
• Pikirannya mengalir deras, bicara terus menerus
• Mudah teriritasi/ terditraksi

12/26/2019 61
3) Simtom Depresi

• NIMH :
1. Kesedihan yang menetap
2. Kecemasan/ perasaan kosong
3. Pesimistis
4. Perasaan bersalah & tidak berguna
5. Kehilangan minat thd aktivitas yang disenangi
6. Kehilangan/ pertambahan nafsu makan
7. Penurunan energi
8. Berpikir untuk bunuh diri

12/26/2019 62
4) Faktor Penyebab

• Faktor bawaan
• Faktor lingkungan: pengalaman kehilangan, stres karena suatu peristiwa
• Keadaan internal individu karena kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan

12/26/2019 63
2) Schizofrenia

12/26/2019 64
1) Definisi

• Adalah gg psikotik yang merusak, yang dapat melibatkan gg yang khas dalam
berfikir (delusi), persepsi (halusinasi), pembicaraan, emosi dan perilaku.
• Delusi: gg isi pikiran dan adanya keyakinan yang kuat, yang merupakan misinterpretasi dari
kenyataan
• Halusinasi: gejala psikologis/ psikopatologis dari gg perseptual dimana bbg hal dilihat,
didengar atau diindra meskipun hal itu tidak riil.
• Ketidakmampuan membedakan antara realita dengan bukan realita

12/26/2019 65
2) Faktor penyebab

• Kejadian hidup yang traumatik dan menimbulkan stres


• Expressed emotion yang tinggi (kritik, sikap bermusuhan keluarga)
• Kadang pemicu tidak jelas

12/26/2019 66
3) Gejala

1. Delusi
2. Halusinasi
3. Pembicaraan yang terdisorganisasi
4. Masalah perilaku
5. Menarik diri

12/26/2019 67
3) Tipe schizofrenia

1. Simple Schizofrenia
• Gejala: kehilangan minat, emosi datar, menarik diri dari masy
2. Katatonik Sch
• Stupor: kehilangan gerak, diam pada posisi stereotip, kontak minimal, mutisme
• Excitement : banyak bicara namun tidak koheren, gelisah
3. Hebephrenis Sch : reaksi emosi semakin bertambah indiferen dan tk laku infantil
4. Paranoid Schizofrenia
• Penderita menunjukkan dua pola yaitu pola paranoid dan pola schizofrenia

12/26/2019 68
3) Paranoid

12/26/2019 69
Ciri Paranoid
 Dicirikan dengan sistem delusi yang kuat
 Paranoid ≠ schizofrenia
 Schizofrenia: distorsi realita sangat kuat sehingga halusinasi kuat
 Paranoid: realita ada, namun terganggu pada delusi dan masih dapat berperan dalam
tingkat ttt
 Macam:
 Persekusi: orang merasa selalu diawasi, yakin bahwa dirinya diikuti, yakin
bahwa dirinya dipengaruhi
 Grandiouse: merasa terkenal, berpengaruh dan hebat

12/26/2019 copyright 2006 www.brainybetty.com 70


B. NEUROSIS

12/26/2019 71
• Tingkat gg tergolong ringan, shg individu masih dapat berfungsi dalam
keseharian.
• Indiv ybs menyadari adanya gangguan
• Berasal dari konflik di bawah sadar
• Membutuhkan bantuan penanganan

72
1) Kecemasan
• Terjadi karena konflik di dalam diri individu, bukan karena kondisi riil.
• Mengarah pada objek (benda/ situasi) tertentu.
• Dapat terjadi secara akut

12/26/2019 copyright 2006 www.brainybetty.com 73


2) Disosiasi
• Gg pikiran karena tidak terintegrasi dengan baik dalam kepribadian
• Disasosiasi fungsional: Melupakan hal yang dianggap membahayakan individu
• Jenis:
• Amnesia
• Fuga: materi yang dilupakan lebih kuat; loncat identitas
• Kepribadian majemuk
• Somnabulisma/sleepwalking

12/26/2019 copyright 2006 www.brainybetty.com 74


3) Reaksi Konversi
• Individu tidak mampu menghadapi tekanan secara langsung, sehingga
diekspresikan dalam bentuk gejala fisik yang mendapat penguatan dari
lingkungan.

12/26/2019 copyright 2006 www.brainybetty.com 75


4) Fobia
• Ketakutan irrasional terhadap sesuatu hal atau situasi yang muncul dalam
intensitas yang kuat.
• Karena mekanisme bela ego displacement

12/26/2019 copyright 2006 www.brainybetty.com 76


5) Obsesif Kompulsif
• Obsesif:
• individu merasa dipaksa berpikir mengenai sst secara terus menerus.
• Terjadi di pikiran.
• Individu tidak berdaya melawan arus pikiran yang seolah-olah memiliki kekuatan sendiri yang
tidak dapat dikendalikan.
• Kompulsif
• Individu dipaksa dengan segera melakukan tindakan ttt yang sebenarnya tidak diinginkan
secara berulang-ulang.
• Bila tidak dilakukan Akan memunculkan rasa bersalah, cemas, dsb

12/26/2019 copyright 2006 www.brainybetty.com 77


C. Gg. KEPRIBADIAN

12/26/2019 78
• Lebih sulit untuk dikenali sebagai orang yang membutuhkan
bantuan
• “sakit”, “kriminal”, “nakal”
• Karena kegagalan memperoleh kebiasaan penyesuaian diri yang
efektif dengan lingkungan dan kegagalan menjalin hubungan
sosial yang memadahi

12/26/2019 79
1) Kepribadian Paranoid
• ≠ psikosis paranoid  tidak ada delusi
• Mudah curiga, tidakdapat mempercayai oranglain

12/26/2019 80
2) Kepribadian Pasif - Agresif
• Ketidak mampuan menjalin relasi interpersonal dan mengekspresikan ke dalam tiga pola:
• Pasif dependent
• tidak berdaya  orla memberi perhatian & dukungan sosial
• Pasif agresif
• sikap oposisi yang tidak ditunjukkan secara langsung/ pasif  penolakkan, tidak
menyampaikan informasi, menghalangi kebijakan
• Agresif
• Mudah tersinggung, destruktif

12/26/2019 81
3) Kepribadian Antisosial/ sosiopat
• Tidak jera terhadap hukuman
• Mementingkan kepuasan segera, tidak loyal, tidak memiliki suara
hati, memiliki pembenar untuk perbuatannya, menganggap
dirinya yang terbaik

12/26/2019 82
4) Kecanduan
• Rokok, alkohol, perilaku ttt.

12/26/2019 83
FRUSTRASI DAN STRESS
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,PSikolog
FRUSTASI
 merupakan keadaan kecewa yang muncul karena :
1. ketidak sesuaian antara harapan dengan
kenyataan,
2. suatu kebutuhan tidak terpenuhi sehingga
menghambat tercapainya tujuan, atau
3. karena adanya hambatan dalam mencapai
tujuan.
Memiliki dua sisi, yaitu:
1. Fakta tidak tercapainya keinginan
2. Perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut
• Dampak dari frustrasi:
• Dampak negatif
1. aGresi : bila individu merasa lebih kuat dari lawannya
2. Melarikan diri : bila individu merasa lebih lemah
3. Stres: tekanan
STRES
 Berdasar stimulus :
• Definisi stres dari stimulus terfokus pada kejadian di
lingkungan.
• Misalnya bencana alam, kondisi berbahaya, penyakit,
atau berhenti dari kerja.
• Definisi ini menyangkut asumsi bahwa situasi demikian
memang sangat menekan, tapi tidak memperhatikan
perbedaan individual dalam mengevaluasi kejadian.
• Berdasar stimulus – respon:
• Stimulus merupakan suatu stresor bila stimulus tersebut
menghasilkan respon yang penuh tekanan, dan respon dikatakan
penuh tekanan bila respon tersebut dihasilkan oleh tuntutan,
deraan, ancaman atau beban.
• Oleh karena itu, stres merupakan hubungan antara individu
dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau
melebihi kekuatannya dan mengancam kesehatannya (Lazarus &
Folkman, 1984).
 Berdasar respon:
• definisi stres dari respon mengacu pada keadaan stres,
reaksi seseorang terhadap stres, atau berada dalam
keadaan di bawah stres (Lazarus & Folkman, 1984).
• tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana
yang akan jadi stresor dan mana yang tidak.
Reaksi terhadap stres
Stres Optimal
• Motivasi menjadi tinggi

Stres Terlalu Rendah


• Bosan

Stres Terlalu Tinggi


• Emosi tidak terkendali, misal mudah marah, mudah
menangis
Gejala Stres
1. Fisik :
• Asma, tekanan darah tinggi, serangan jantung,
pencernaan, alergi, gangguan kulit, sulit menelan,
keringat dingin, kejang otot, mudah lupa, terserang
panik, sembelit, insomnia, diare, dll
2. Emosi :
• Perubahan drastis kondisi emosi atau suasana
hati
3. Perilaku
Akibat Stres
Subyektif

Perilaku

Kognitif

Fisiologis

Keorganisasian
1. Akibat subjektif : dirasakan secara pribadi, seperti kegelisahan,
kekecewaan, hilang kesabaran, perasaan dikucilkan.
2. Akibat perilaku : terlihat dalam bentuk perilaku, seperti
penyalahgunaan obat, peledakkan emosi, impulsif, gelisah.
3. Akibat kognitif : akibat yang mempengaruhi proses berpikir, seperti
tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu mengambil keputusan,
sangat peka dengan kecaman,rintangan mental
4. Akibat fisiologis : akibat yang berhubungan dengan fungsi atau
kerja alat tubuh.
5. Akibat keorganisasian : akibat yang nampak dalam tempat kerja
seperti tingginya absensi, produktivitas kerja rendah, ketidak
puasan kerja, tidak loyal
Penyebab Stres
• Stres tergantung pada stressor dan tanggapan terhadap
stressor tersebut.
• Jenis Stressor:
1. Dari diri individu : konflik yang berhubungan dengan peran dan
tuntutan tanggungjawab yang membuat menjadi tegang
2. Dari kelompok
3. Dari keorganisasian, misal kebijakan perusahaan, struktur
organisasi yang tidak sesuai.
• Tanggapan terhadap stressor dipengaruhi oleh perbedaan
individu seperti:
1. Tingkat pendidikan
2. Tingkat kesehatan
3. Usia
4. Tipe kepribadian
• Toleransi terhadap stres mengakibatkan perbedaan kerentanan
terhaap stres.
• Terjadinya stres :
Stressor  perbedaan individu  stres
SINDROM ADAPTASI UMUM
• Selye:
• Asumsi:
1. tubuh bereaksi secara sama, tidak peduli jenis stressornya.
• Reaksi pertahanan fisiologis yang dilakukan tubuh ketika menghadapi stressor merupakan
pola yang universal pada setiap orang.
• Reaksi pertahanan dilakukan untuk melindungi organisme dan menjaga integritasnya agar
organisme tetap survive.
2. Stres dalam waktu lama  pertahanan fisiologis lama dan bahkan mengalami
peningkatan
• penyakit adaptasi: gangguan yang terjadi sebagai akibat adaptasi yang dilakukan
terhadap stres yang berkepanjangan.
Reaksi Terhadap Stres

• 1. Fase Peringatan

• 2. Fase Resisten

• 3. Fase Kelelahan
• Reaksi terhadap stres :
1. Fase peringatan :
• reaksi awal tubuh ketika terkena stres  tubuh mengalami
perubahan – perubahan fisiologis sehingga resistensi
menurun dibawah tingkat normal.
• Peringatan bahwa ada stres yang perlu ditangani
• Tanda – tanda tubuh: jantung berdegup kencang, keringat
dingin, nafas yang memburu
• Bila stressor terlalu kuat (misal: kebakaran, tsunami), dapat
mengakibatkan kematian karena tingkat resistensi yang
menurun.
2. Fase resisten
• Stres yang berlangsung terus menerus mengakibatkan resistensi
meningkat di atas tingkat normal, dengan tujuan untuk beradaptasi
dengan stressor sehingga individu dapat berfungsi dengan optimal.
• Orang merasa sudah normal walaupun stressornya masih ada,
namun sebenarnya energi yang dikeluarkan lebih tinggi sehingga
tubuh bekerja lebih keras.
3. Fase kelelahan
• Energi tubuh untuk penyesuaian mulai habis sehingga tubuh tidak
lagi mampu melakukan adaptasi.
• Gangguan fisik dan psikologis terjadi ketika individu sudah di fase
ini. Bila stressor masih tetap berlajut, dapat terjadi gangguan yang
semakin parah hingga kematian
Pengelolaan terhadap Stres
• Pengelolaan stres dapat dilakukan dengan tiga langkah sederhana, yaitu
dengan mengenali stres yang kita alami, pahami dampaknya bagi kita
(fisik, emosi, perilaku), dan strategi pengendalian stres (penundaan,
antisipasi, pengelolaan).
• Mengubah sikap hidup
• Aktif dengan kehidupan masyarakat dan pekerjaan
• Akan membantu kita mengelola stres
Strategi
Menghadapi Stres.
• Coping
• Kendali Diri (Self-
control)
• Modifikasi
Lingkungan.
• Memperkuat Gaya
Hidup
• Tips Pengendalian
Stres (Pemecahan
Masalah Sistematik)
Mengatasi stres
1. Penggunaan obat-obatan
2. Teknik biofeedback: menelusuri organ tubuh yang terkeba stres dan
kemudian belajar untuk menguasainya.
3. Istirahat dan olahraga yang teratur.
4. Meditasi
KOPING STRESS
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
Bukalah Link Berikut

https://www.youtube.com/watch?v=1LPq8hWu-Ms

Berikan tanggapanmu tentang obrolan Raditya Dika dengan


Nara Sumber dalam mengelola kemarahan!
Koping…

• Reaksi individu ketika


menghadapi
tekanan/ stres

• Hal yang dilakukan


individu untuk
mengatasi tuntutan
atau situasi yang
dianggap sebagai
suatu tantangan,
luka, kehilangan
atau ancaman.
Lazarus & Folkman:
Koping adalah……
“suatu proses dimana individu mencoba
mengelola jarak yang ada antara tuntutan
(tuntutan dari individu maupun dari luar
individu) dengan sumber daya yang
mereka gunakan dalam menghadapi
situasi yang penuh tekanan”

…then click the placeholders to add your own pictures and captions.
FUNGSI
• Menurunkan kondisi lingkungan yang mengancam
• Menoleransi atau menyesuaikan diri dengan kejadian
negatif atau realita
RAGAM JENIS
KOPING
JENIS (Cohen & Lazarus)
1. Emotion-focus coping
• Mengatur respon emosional terhadap stres.
• Meniadakan fakta yang tidak menyenangkan

2. Problem Focus Coping


• Mempelajari cara atau ketrampilan baru untuk mengurangi stressor.
JENIS (Taylor)
1. Konfrontasi
2. Mencari dukungan sosial
3. Merencanakan pemecahan masalah
4. Kontrol diri
5. Membuat jarak
6. Penilaian kembali secara positif
7. Menerima tanggungjawab
8. Menghindar
JENIS (menurut Lazarus)
A. Tindakan langsung (direct action)
• Adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan individu
untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau
tantangan, dengan cara mengubah hubungan yang
bermasalah dengan lingkungan.
• Terjadi perubahan posisi terhadap masalah yang dialami.
• Terdiri dari:
1. Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka.
• Menempatkan diri secara langsung pada keadaan
yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai
dengan bahaya tsb.
2. Agresi
• Tindakan menyerang agen yang dinilai mengancam.
• Dilakukan ketika individu merasa lebih kuat/ berkuasa
dibanding agen pengancam.
3. Penghindaran (avoidance)
• Tindakan melarikan diri atau menghindar dari agen
yang mengancam karena agen yang mengancam
dianggap lebih berkuasa.
4. Apati
• Pola orang putus asa
• Individu tidak bergerak dan menerima begitu saja
agen yang melukai, serta tidak ada usaha untuk
melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang
mengancam tersebut.
• Terjadi ketika sudah tidak memungkinkan lagi untuk
mempersiap diri terhadap luka ataupun menghindar,
serta ketika situasi selalu berulang
• Contoh: etnis cina yang selalu menjadi korban
kerusuhan
B. Peredaan atau Peringanan (Palliation)
• Individu merubah persepsi atau reaksi emosinya terhadap
masalah.
• Terdiri atas:
1. Diarahkan pada gejala
• Digunakan bila gejala gangguan muncul dari dalam
diri individu, kemudian individu melakukan tindakan
dengan cara mengurangi gangguan yang
berhubungan dengan emosi yang disebabkan oleh
ancaman/ tekanan tsb
• + : meditasi, relaksasi, berdoa
- : narkotika, merokok, alkohol
2. Cara intrapsikis
• Menggunakan perlengkapan psikologis (defense
mechanism atau mekanisme pertahanan diri)
• Defense mechanism menyaring realita yang ada
sehingga individu tidak dapat memahami hakekat dari
keseluruhan realita yang ada.  terjadi tanpa disadari
dan membohongi realita.
• Beroperasi pd tingkat ketidak sadaran; selalu menolak,
memalsu, memutar balikkan kenyataan; mengubah
persepsi nyata untuk mengurangi kecemasan
• Tdd:
1. Identifikasi : meginternalisasi ciri yang dimiliki orang
lain yang berkuasa dan dianggap mengancam
2. Pengalihan (displacement) : memindahkan reaksi dari
objek yang mengancam ke objek lain karena objek
yang asli tidak ada atau berbahaya bila diagresi
secara langsung
3. Represi: menghalangi impuls yang ada atau tidak
dapat diterima, sehingga tidak dapat diekspresikan
secara langsung/ sadar ke dalam perilaku.
4. Denial: menolak kenyataan yang ada karena
kenyataan tsb dirasa mengancam integritas individu
ybs.
5. Reaksi formasi: dorongan yang mengancam
diekspresikan ke dalam bentuk tingkah laku secara
terbalik.
6. Proyeksi : menerapkan dorongan yang dimiliki
pada oranglain karena dorongan tsb
mengancam integritas diri,
7. Rasionalisasi : menjaga dua hal yang berbeda
agar tetap terpisahkan karena bila bersama akan
mengancam.
8. Sublimasi : dorongan yang ditransformasikan
menjadi bentuk-bentuk yang dapat diterima
secara sosial sehingga dorongan tersebut
menjadi berbeda dari dorngan aslinya.
JENIS KOPING YANG SEHAT/ KONSTRUKTIF

1. Penalaran (reasoning):
• kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi beragam alternatif
pemecahan masalah kemudian memilih satu alternatif yang dianggap
paling menguntungkan.
2. Objektifitas : kemampuan membedakan antara komponen
kemampuan emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran
maupun tingkah laku
3. Konsentrasi : memusatkan secara penuh pada persoalan yang
dihadapi
4. Humor:
• kemampuan melihat segi yang lucu dari persoalan yang dihadapi
sehingga perspektif persoalan tsb mjd lebih luas, terang dan tidak lagi
menekan.
• Persoalan dipandang dari sudut manusiawi sehingga persoalan
dianggap wajar
5. Supresi
• Kemampuan menekan reaksi sehingga memberi waktu
yang cukup untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi
yang lebih konstruktif,

6. Toleransi terhadap ambiguitas


• Kemampuan memahami bahwa banyak hal di kehidupan
yang bersifat tidak jelas dan oleh karena itu perlu
memberikan ruang bagi ketidakjelasan itu

7. Empati
• Kemampuan melihat sesuatu dari pandangan orla;
menghayati dan merasakan hal yang dihayati dan
dirasakan orla.
JENIS KOPING YANG SEHAT
(MENURUT A.P.A.)

1. Antisipasi
• Kesediaan individu menerima suatu perangsang
• Menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling tepat untuk mengantisipasi
akibat dari konflik atau stres

2. Afiliasi :
• kebutuhan untuk berhubungan dengan orla dan bersahabat dengan mereka.

3. Altruisme : menolong tanpa pamrih


4. Penegasan diri atau asertif :
• mengekspresikan perasaan dan pikirannya secara
langsung namun tidak memaksa atau memanipulasi orla.
• Menegaskan hal yang dirasakan dan dipikirkan oleh
individu ybs namun dengan menghormati perasaan dan
pemikiran orla

5. Pengamatan diri:
• individu menguji secara obyektif proses – proses kesadaran
sendiri
• Mengamati tingkah laku, motif, ciri maupun sifat sendiri
untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri
yang semakin dalam.
KEBAHAGIAAN
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi., M.Psi, Psikolog
• Inggris (Happiness), Jerman (Gluck), Latin (Felicitas), Yunani (Eutychia,
Eudaimonia), Arab (Falah, Sa‘adah), keberuntungan, peluang baik,
dan kejadian yang baik.
• Dalam bahasa Cina (Xing Fu), kebahagiaan terdiri dari gabungan kata
“beruntung” dan “nasib baik”. Setiap orang, dengan berbagai
tingkatan usia dan latar belakang, memiliki gambaran yang berbeda-
beda tentang kebahagiaan
Kebahagiaan itu apa menurut anda?
SHARE
Pengertian kebahagiaan
• Kebahagiaan : suatu penilaian seseorang terhadap kehidupan mereka
baik saat ini dan tahun-tahun sebelumnya. (Diener, dkk; 2003)
• Evaluasi mencakup :
1. reaksi emosional seseorang terhadap suatu kejadian,
2. mood dan penilaian mereka terhadap kepuasan hidup, fulfillment
dan kepuasan perkawinan serta kepuasan kerja.
Ayo cek, bedakan antara senang dan bahagia!
• Jangan terkecoh, karena senang sering menyamar sebagai bahagia.

INGAT:
• Kesenanagan sifatnya: sementara
• Semakin jauh menikmati kesenangan, semakin jauh dari kebahagiaan!
• Kebahagiaan berbeda dengan kesuksesan
• Kesuksesan : mendapatkan apa yang diinginkan
• Ukuran sukses adalah kuantitas dan dapat diobservasi
• Bahagia : menginginkan apa yang didapatkan
• ukuran kebahagiaan adalah kualitas
• Kita tidak membutuhkan apa –apa untuk menjadi bahagia, kita hanya
membutuhkan diri sendiri.
• Semakin Keras kita berusaha menjadi bahagia, semakin jauh kita dari
kebahagiaan.
• Yang diperlukan oleh diri hanyalah penerimaan keberadaan diri
dengan apa adanya, bersatu dalam kepasrahan serta dalam kekinian
(here and now).
• Kebahagiaan adalah state of mind, keadaan pikiran!!!!
• Kebahagiaan dapat dicapai dengan pengelolaan/ latihan
pikiran.
• Sukses : terjadi ketika kita sampai tujuan, ukurannya pada hasil,
bergantung faktor eksternal, kuantitas, berdimensi fisik.
• Happiness : Terjadi sejak dalam perjalanan, ukurannya pada proses,
bergantung pada faktor internal, kualitas serta berdimensi spiritual.
• Makin tinggi tingkat ketenangan pikiran, makin
besar kedamaian yang dirasakan, semakin besar
kemampuan kita menikmati hidup yang bahagia
dan menyenangkan.
• Pikiran adalah sumber segalanya
• Pikiran adalah kunci perubahan
Faktor yang mempengaruhi
• Internal
• Eksternal
• Orang yang bahagia memandang dunia lebih aman, membuat
keputusan lebih mudah, menilai pelamar kerja lebih baik, lebih
kooperatif, dan hidup lebih sehat, lebih enerjik, dan lebih memuaskan
(Lyubomirsky, Kasri, & Chang, 2002; Myers, 1993).
• kebahagiaan hidup seseorang dapat dinilai secara objektif (objective
happiness) dan subjektif (subjective happiness). Secara objektif,
kebahagiaan seseorang dapat diukur dengan menggunakan standar
yang merujuk pada aturan agama atau pembuktian tertentu. Rakhmat
mencontohkan, misalnya ada seseorang bernama Fulan. Ia
menghabiskan waktu mudanya untuk berfoya-foya, termasuk dengan
melakukan segala tindakan dosa. Ia tidak pernah mengalami sakit. Ia
mengaku sangat bahagia. Benarkah ia bahagia?
• Secara subjektif, kita dapat mengukur kebahagiaan seseorang dengan
bertanya kepadanya dengan singkat apakah ia bahagia atau tidak.
Prinsip pikiran
• Kekuatan terbesar kita adalah kemampuan memilih pikiran
• Kita bisa mengontrol perasaan dengan cara mengontrol pikiran
• Kita tidak bisa berhenti berpikiran dan kita memasukkan apapun
kedalam pikiran kita
• Kita hanya dapat memikirkan satu hal dalam satu waktu
• Ketika pikiran terinfeksi pikiran negatif, maka kita harus merubahnya
dengan sebuah pikiran positif.
• Kemampuan merubah pikiran butuh latihan dan konsistensi serta
disiplin yang singguh – sungguh.
• Pikiran tidak bisa membedakan kejadian lama dan baru.
Cara mengembangkan diri menjadi pribadi yang bermakna dan
bahagia
• mengaktualisasikan potensi diri dan melakukan transformasi diri ke arah
kondisi kehidupan yang lebih baik.
• Prosesnya memerlukan sembilan unsur pokok yaitu:
• niat,
• potensi diri,
• tujuan usaha,
• metode,
• sarana,
• lingkungan,
• asas-asas sukses, dan
• ibadah
Rumus bahagia
• Bastaman membuat formula sebagai berikut: HB = (N+T) x (P+A) x
(U+M+S+L) x I Keterangan : HB: Hidup bermakna (dan berbahagia:
pen.) A : Asas-asas sukses L : Lingkungan U : Usaha M : Metode N :
Niat I : Ibadah P : Potensi T : Tujuan S : Sarana
7 Prinsip bahagia :
• Sabar
• Syukur
• Sederhana
• Kasih
• Memberi
• Memaafkan
• berserah
GURU DAN KESEHATAN
MENTAL
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
- The Mental Health Foundation (2002) -
Kondisi anak dengan gangguan kesehatan mental
How Schools Help Students (2017
KEKERASAN SEKSUAL
PADA ANAK
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
Bukalah Link Berikut

• https://daerah.sindonews.com/read/1089180/174/
rentetan-kasus-pembunuhan-angeline-hingga-
vonis-pengadilan-1456737431/10
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Tengah

PROVINSI JAWA TENGAH

*Basis Data berdasarkan Pelaporan


DATA KEKERASAN
TERHADAP ANAK
250

195
200

150
123

100
76
66 67
56
48 46 43 48
50 39 34 39
31 30 26 27 29 28
19 14 14 23 22 19 23 21
15 13
7 7 9 4 7 6
0
DATA KEKERASAN
TERHADAP ANAK
1.600
1.412 1.450
1.385 1.390
1.274
1.200

800

400

0
2014 2015 2016 2017 2018
JENIS KEKERASAN
YANG DIALAMI (ANAK)

85; 5%

48; 3% 91;
6%
5; 0% 324; 21% Fisik
Psikis
Seksual
Eksploitasi
306; 19% Trafficking

734; 46% Penelantaran


Lainnya
KORBAN KEKERASAN
BERDASARKAN PENDIDIKAN
(ANAK)
Perguruan Tinggi;
TK; 23; 2% PAUD; 18;
4; 0% 1% NA; 148; 12%

SLTA; 242; 19%


Tidak Sekolah; 89;
7%

SD; 373; 29%

SLTP; 377; 30%


PELAKU KEKERASAN USIA ANAK

800

700 667 675

600

500 482
427
400

300

200

100

0
2014 2015 2016 2017
DAMPAK KEKERASAN PADA ANAK

Fisik

Diri Emosi

Dampak

Organisasi Sosial
MENUJU KESEHATAN
MENTAL PRIMA
PADMI DHYAH YULIATNI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
• Mendapatkan kesehatan mental yang prima tidak instan

• Perlu lingkungan yang baik untuk pengembangan potensi.

• Individu dituntut melakukan berbagai usaha menggunakan berbagai kesempatan

yang ada untuk mengembangkan dirinya


A.PERILAKU GANGGUAN MENTAL

1. Terbentuknya perilaku
• Perilaku individu di tentukan cara pandang sso terhadap realita dan dunia.
• Dengan kata lain bagaimana seseorang memandang dunia dan
memaknainya, akan menentukan bagaimana sso menanggapinya.
Cara pandang = model
A. PERILAKU GANGGUAN MENTAL
• Model terbentuk melalui proses: generalisasi, penghapusan dan distorsi.

• Generalisasi: Proses pemberian makna thd pengalaman baru dgn menggunakan


pegalaman sebelumnya yg memiliki unsur yg mirip/sama dgn pengalaman baru
,shg pengalaman baru dianggap sama dgn pengalaman sebelumnya.

• Distorsi: proses pencegahan pengalaman baru masuk ke dalam kessadaran.

• Distorsi: proses memanipulasi realitas atau pengalamana shg sesuai dengan


model yg dimiliki. Unsur yg sesuai diambil dan diingat yg tidak sesuai diabaikan.
• Pembentukan model yg digunakan indiv untuk
menjadi acuan perilaku kurang sempurna dan bersifat
terbatas
• Pada dasarnya info yg digunakan menyusun model
memiliki keterbatasan:
1. Keterbatasan neurologis
2. Keterbatasan individu
3. Keterbatasan budaya dan sosial
2. Wilayah kenyamanan
• Model/cara pandang thd dunia ---sistem nilai yg
membimbing cara hidup seseorang.
• Sistem nilai /cara pandang menjadi wilayah
kenyamanan.
• Wilayah kenyamanan/model/cara pandang dibentuk
dari dan oleh sekitar, merupakan warisan masa lalu yg
panjang karena melibatkan unsur budaya (Powell &
Powell, 1991)
B. KONSELING DAN PSIKOTERAPI
1. Pergeseran cara Pandang terhadap konseling dan psikoterapi

• Pandangan tradisional: hanya untuk orang yg


bermasalah/mengalami ggn.

• Modern: cara memahami dan mengenali diri yg lebih dalam.

• Teknik: konseling dan terapi tradisional, art therapy, menuliskan


pengalaman emosional, hipnoterapi, meditasi.
2. Pengertian Konseling dan Psikoterapi

• Psikoterapi: pemberian bantuan scr profesional yg


dilakukan oleh orang yg memiliki ijasah formal ttt dan
telah mengalami latihan ttt.

• Konseling: dpt dilakukan oleh orang yg tersertifikasi, dpt


dilakukan awam yg memiliki kesanggupan dan telah
menjalani pelatihan.
3. Perbedaan Konseling Dengan Pemberian
Nasehat
• Kedudukan sederajad, kedudukan lebih tinggi
Tujuan Konseling dan Psikoterapi

1. Fungsi Konseling dan Psikoterapi

2. Kondisi – Kondisi yang Mendukung Terjadinya Proses


Pemulihan
D. MENUJU PENGALAMAN EMOSIONAL
1. Kaitan Menuju Pengalaman Emosional dengan Kesehatan Fisik maupun Mental

2. Teori – Teori yang menjelaskan mekanisme menulis pengalaman emosional sebagai


terapi :

a. The Inhibitation Model of Psychosomatics

b. Teori Kognitif / Perubahan Kognitif yang di hubungkan dengan menulis

c. Extinction

d. Teori Katarsis

3. Prosedur Menulis Pengalaman Emosional


C. AGAMA

1. Dua Muka Agama

2. Agama dan Religiusitas

3. Rasa Bersalah : yang Palsu ( Psikologi ) dan yang Sejati ( Religius )

4. Doa
PERAN EMOSI DALAM KEHIDUPAN

a. Perasaan

1. Suasana Hati

2. Perasaan dalam Arti Sempit

3. Emosi

b. Perkembangan Emosi

c. Reaksi Emosional--- Takut, Gelisah, Marah, Sedih, Gembira, Iri


D. Peranan Emosi dalam Kehidupan
1. Emosi Memperkaya Kehidupan
2. Emosi Menciptakan Pembatasan Kehidupan
3. Emosi Sebagai Dasar Kehidupan seni
4. Emosi Memberikan Tenaga Tambahan
5. Emosi Memacu Untuk Berbuat Baik
6. Emosi Merupakan Obat Penguat

Anda mungkin juga menyukai