SEJARAH KESEHATAN
MENTAL
PADMI DHYAH Y, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
Gangguan Mental
(Eropa & Amerika)
b. Tahun 1692
Disamakan dengan penjahat
Sihir, Setan
(Pengaruh John Locke:
Nasrani) “An Essay Concerning Understanding”
a. Tahun 1724
b. Th. 1812
d. Th. 1843 : sudah ada 24 RS di AS, namun jumlah penderita 2.561 pasien
• Tahun 1908
• Clifford Beers , seorang alumnus Yale dan bisnisman, menderita
manik depresif setelah mengalami sakit dan saudara laki –
lakinya meningal.
Tahun Peristiwa
1961 Thomaz Szasz membuat tulisan “The Myth of Mental Illness”, yang
menyatakan bahwa sakit mental merupaakan tindakan orang yang
secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan
Barat Timur
• Freund (1991) mengutip International Dictionay of Medicine & Biology
mendefinisikan kesehatan sebagai “kondisi baik dari suatu organisme atau
bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”.
• Kesehatan:
1. Conditions of person’s body or mind
2. State of being well and free from illness
• Kesehatan menurut WHO:
Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental dan sosial, dan bukan hanya
keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan
a. Model pipa
1. -saling berhubungan
Biomedis
b. Model Mesin
a. Model Organik
- Perubahan fisik & biokimia di otak
1. Hidup memiliki arah dan tujuan pekerjaan, ide & visi ke depan
2. Memiliki pengalaman transisi yang penting di masa dewasa, dan
menangani transisi tsb dengan cara yang berbeda dengan orang
kebanyakan, leboh bersifat pribadi dan kreatif memiliki rencana,
mampu melaksanakan secara berkesinambungan, melakukan refleksi
diri
3. Jarang merasa diperlakukan tidak adil & dikecewakan kehidupan
4. Mencapai beberapa tujuan penting
5. Peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan pribadi
6. Memiliki keadaan hubungan mencintai dengan yang dicintai secara
mutualisma
7. Memiliki banyak teman
8. Orang yang menyenangkan dan bersemangat
9. Tidak melihat kritik sebagai serangan pribadi yang menurunkan
harga diri
10. Tidak memiliki ketakutan yang umumnya dimiliki orang lain
Penyesuaian diri pada mahasiswa
• Menjadi mahasiswa berarti terjadi perubahan dari masa SMA ke
perguruan tinggi.
• Hal ini memerlukan penyesuaian karena adanya beragam perbedaan.
• Penyesuaian diri mahasiswa terkait :
1. Perbedaan cara belajar dengan saat di SMA
2. Perpindahan tempat
3. Mencari teman baru & pergaulan
4. Perubahan relasi
5. Pengaturan waktu
6. Nilai hidup
GAGAL DALAM
PENYESUAIAN DIRI
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi, Psikolog
Penyesuaian
• Penerapan koping negatif pada permasalahan membuat individu tidak
mampu menyesuaikan diri dengan situasi atau permasalahan
• Individu dapat kehilangan orang terdekat yang berperan sebagai sumber
dukungan
12/26/2019 49
Ciri Individu
yang Gagal Menyesuaikan Diri
1. Individu bertingkah laku aneh/ eksentrik/ tidak umum karena
menyimpang dari norma/ standar sosial yang berlaku di masyarakat.
2. Individu tampak mengalami kesulitan, gangguan atau ketidakmampuan
dalam melakukan penyesuaian diri secara efektif
3. Individu mengalami distres subjektif yang kronis.
• Mengakibatkan gejala lanjutan: kecemasan, panik, depresi, dll
12/26/2019 50
Gangguan Mental
• Diakibatkan karena kegagalan penyesuaian diri
• Derajat gangguan menentukan derajat kesulitan penanganan
• Dikelompokkan menjadi:
1. Gg Mental Organik
2. Gg Mental Fungsional
a) Psikosis
b) Neurosis
3. Gg kepribadian
12/26/2019 51
1. Gg Mental Organik
• Disebabkan oleh gangguan organik di otak atau neurotransmitter.
• Misal: luka pada otak, infeksi, alkohol, racun, usia lanjut, keturunan, dan
hal yang menyebabkan tidak berfungsinya substansi biokimia sehingga
neurotransmitter tidak bekerja optimal
12/26/2019 52
2. Gg. Mental Fungsional
A. Psikosis
1) Gg Afektif (Depresi)
2) Schizofrenia
3) Paranoid
B. Neurosis
1) Kecemasan
2) Disosiasi
3) Reaksi Konversi
4) Fobia
5) Obsesif Kompulsif
12/26/2019 53
A. PSIKOSIS
12/26/2019 54
karakteristik
• Mengalami distorsi (penyimpangan) berat dengan realita sehingga tidak mampu
berfungsi dalam kehidupannya
• Tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan dan membutuhkan
bantuan
• Disorganisasi kepribadian yang berat
12/26/2019 55
1) GG. SUASANA PERASAAN/ GG. AFEKTIF/ DEPRESI
12/26/2019 56
1) Pengertian
• Mengalami suasana perasaaan yang depresif (sedih berlebihan),
kehilangan minat dan kegembiraan (berpusat pada kegagalan,
menuduh diri, merasa tidak ada harapan, tidak berharga dan merasa
kosong), mudah lelah dan berkurangnya aktivitas (tidak berminat
pada pemeliharaan diri dan aktivitas harian).
• Dampak: gg tidur & makan, kehilangan energi, kemunduran
psikomotor, terlalu merasa bersalah & penurunan konsentrasi
• Depresi ≠ sedih
• Terdapat tiga variasi episode : ringan, sedang, dan berat.
• Penegakan diagnosis dibutuhkan waktu minmal 2 minggu.
12/26/2019 57
Penegakkan Diagnosis
12/26/2019 61
3) Simtom Depresi
• NIMH :
1. Kesedihan yang menetap
2. Kecemasan/ perasaan kosong
3. Pesimistis
4. Perasaan bersalah & tidak berguna
5. Kehilangan minat thd aktivitas yang disenangi
6. Kehilangan/ pertambahan nafsu makan
7. Penurunan energi
8. Berpikir untuk bunuh diri
12/26/2019 62
4) Faktor Penyebab
• Faktor bawaan
• Faktor lingkungan: pengalaman kehilangan, stres karena suatu peristiwa
• Keadaan internal individu karena kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan
12/26/2019 63
2) Schizofrenia
12/26/2019 64
1) Definisi
• Adalah gg psikotik yang merusak, yang dapat melibatkan gg yang khas dalam
berfikir (delusi), persepsi (halusinasi), pembicaraan, emosi dan perilaku.
• Delusi: gg isi pikiran dan adanya keyakinan yang kuat, yang merupakan misinterpretasi dari
kenyataan
• Halusinasi: gejala psikologis/ psikopatologis dari gg perseptual dimana bbg hal dilihat,
didengar atau diindra meskipun hal itu tidak riil.
• Ketidakmampuan membedakan antara realita dengan bukan realita
12/26/2019 65
2) Faktor penyebab
12/26/2019 66
3) Gejala
1. Delusi
2. Halusinasi
3. Pembicaraan yang terdisorganisasi
4. Masalah perilaku
5. Menarik diri
12/26/2019 67
3) Tipe schizofrenia
1. Simple Schizofrenia
• Gejala: kehilangan minat, emosi datar, menarik diri dari masy
2. Katatonik Sch
• Stupor: kehilangan gerak, diam pada posisi stereotip, kontak minimal, mutisme
• Excitement : banyak bicara namun tidak koheren, gelisah
3. Hebephrenis Sch : reaksi emosi semakin bertambah indiferen dan tk laku infantil
4. Paranoid Schizofrenia
• Penderita menunjukkan dua pola yaitu pola paranoid dan pola schizofrenia
12/26/2019 68
3) Paranoid
12/26/2019 69
Ciri Paranoid
Dicirikan dengan sistem delusi yang kuat
Paranoid ≠ schizofrenia
Schizofrenia: distorsi realita sangat kuat sehingga halusinasi kuat
Paranoid: realita ada, namun terganggu pada delusi dan masih dapat berperan dalam
tingkat ttt
Macam:
Persekusi: orang merasa selalu diawasi, yakin bahwa dirinya diikuti, yakin
bahwa dirinya dipengaruhi
Grandiouse: merasa terkenal, berpengaruh dan hebat
12/26/2019 71
• Tingkat gg tergolong ringan, shg individu masih dapat berfungsi dalam
keseharian.
• Indiv ybs menyadari adanya gangguan
• Berasal dari konflik di bawah sadar
• Membutuhkan bantuan penanganan
72
1) Kecemasan
• Terjadi karena konflik di dalam diri individu, bukan karena kondisi riil.
• Mengarah pada objek (benda/ situasi) tertentu.
• Dapat terjadi secara akut
12/26/2019 78
• Lebih sulit untuk dikenali sebagai orang yang membutuhkan
bantuan
• “sakit”, “kriminal”, “nakal”
• Karena kegagalan memperoleh kebiasaan penyesuaian diri yang
efektif dengan lingkungan dan kegagalan menjalin hubungan
sosial yang memadahi
12/26/2019 79
1) Kepribadian Paranoid
• ≠ psikosis paranoid tidak ada delusi
• Mudah curiga, tidakdapat mempercayai oranglain
12/26/2019 80
2) Kepribadian Pasif - Agresif
• Ketidak mampuan menjalin relasi interpersonal dan mengekspresikan ke dalam tiga pola:
• Pasif dependent
• tidak berdaya orla memberi perhatian & dukungan sosial
• Pasif agresif
• sikap oposisi yang tidak ditunjukkan secara langsung/ pasif penolakkan, tidak
menyampaikan informasi, menghalangi kebijakan
• Agresif
• Mudah tersinggung, destruktif
12/26/2019 81
3) Kepribadian Antisosial/ sosiopat
• Tidak jera terhadap hukuman
• Mementingkan kepuasan segera, tidak loyal, tidak memiliki suara
hati, memiliki pembenar untuk perbuatannya, menganggap
dirinya yang terbaik
12/26/2019 82
4) Kecanduan
• Rokok, alkohol, perilaku ttt.
12/26/2019 83
FRUSTRASI DAN STRESS
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,PSikolog
FRUSTASI
merupakan keadaan kecewa yang muncul karena :
1. ketidak sesuaian antara harapan dengan
kenyataan,
2. suatu kebutuhan tidak terpenuhi sehingga
menghambat tercapainya tujuan, atau
3. karena adanya hambatan dalam mencapai
tujuan.
Memiliki dua sisi, yaitu:
1. Fakta tidak tercapainya keinginan
2. Perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut
• Dampak dari frustrasi:
• Dampak negatif
1. aGresi : bila individu merasa lebih kuat dari lawannya
2. Melarikan diri : bila individu merasa lebih lemah
3. Stres: tekanan
STRES
Berdasar stimulus :
• Definisi stres dari stimulus terfokus pada kejadian di
lingkungan.
• Misalnya bencana alam, kondisi berbahaya, penyakit,
atau berhenti dari kerja.
• Definisi ini menyangkut asumsi bahwa situasi demikian
memang sangat menekan, tapi tidak memperhatikan
perbedaan individual dalam mengevaluasi kejadian.
• Berdasar stimulus – respon:
• Stimulus merupakan suatu stresor bila stimulus tersebut
menghasilkan respon yang penuh tekanan, dan respon dikatakan
penuh tekanan bila respon tersebut dihasilkan oleh tuntutan,
deraan, ancaman atau beban.
• Oleh karena itu, stres merupakan hubungan antara individu
dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau
melebihi kekuatannya dan mengancam kesehatannya (Lazarus &
Folkman, 1984).
Berdasar respon:
• definisi stres dari respon mengacu pada keadaan stres,
reaksi seseorang terhadap stres, atau berada dalam
keadaan di bawah stres (Lazarus & Folkman, 1984).
• tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana
yang akan jadi stresor dan mana yang tidak.
Reaksi terhadap stres
Stres Optimal
• Motivasi menjadi tinggi
Perilaku
Kognitif
Fisiologis
Keorganisasian
1. Akibat subjektif : dirasakan secara pribadi, seperti kegelisahan,
kekecewaan, hilang kesabaran, perasaan dikucilkan.
2. Akibat perilaku : terlihat dalam bentuk perilaku, seperti
penyalahgunaan obat, peledakkan emosi, impulsif, gelisah.
3. Akibat kognitif : akibat yang mempengaruhi proses berpikir, seperti
tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu mengambil keputusan,
sangat peka dengan kecaman,rintangan mental
4. Akibat fisiologis : akibat yang berhubungan dengan fungsi atau
kerja alat tubuh.
5. Akibat keorganisasian : akibat yang nampak dalam tempat kerja
seperti tingginya absensi, produktivitas kerja rendah, ketidak
puasan kerja, tidak loyal
Penyebab Stres
• Stres tergantung pada stressor dan tanggapan terhadap
stressor tersebut.
• Jenis Stressor:
1. Dari diri individu : konflik yang berhubungan dengan peran dan
tuntutan tanggungjawab yang membuat menjadi tegang
2. Dari kelompok
3. Dari keorganisasian, misal kebijakan perusahaan, struktur
organisasi yang tidak sesuai.
• Tanggapan terhadap stressor dipengaruhi oleh perbedaan
individu seperti:
1. Tingkat pendidikan
2. Tingkat kesehatan
3. Usia
4. Tipe kepribadian
• Toleransi terhadap stres mengakibatkan perbedaan kerentanan
terhaap stres.
• Terjadinya stres :
Stressor perbedaan individu stres
SINDROM ADAPTASI UMUM
• Selye:
• Asumsi:
1. tubuh bereaksi secara sama, tidak peduli jenis stressornya.
• Reaksi pertahanan fisiologis yang dilakukan tubuh ketika menghadapi stressor merupakan
pola yang universal pada setiap orang.
• Reaksi pertahanan dilakukan untuk melindungi organisme dan menjaga integritasnya agar
organisme tetap survive.
2. Stres dalam waktu lama pertahanan fisiologis lama dan bahkan mengalami
peningkatan
• penyakit adaptasi: gangguan yang terjadi sebagai akibat adaptasi yang dilakukan
terhadap stres yang berkepanjangan.
Reaksi Terhadap Stres
• 1. Fase Peringatan
• 2. Fase Resisten
• 3. Fase Kelelahan
• Reaksi terhadap stres :
1. Fase peringatan :
• reaksi awal tubuh ketika terkena stres tubuh mengalami
perubahan – perubahan fisiologis sehingga resistensi
menurun dibawah tingkat normal.
• Peringatan bahwa ada stres yang perlu ditangani
• Tanda – tanda tubuh: jantung berdegup kencang, keringat
dingin, nafas yang memburu
• Bila stressor terlalu kuat (misal: kebakaran, tsunami), dapat
mengakibatkan kematian karena tingkat resistensi yang
menurun.
2. Fase resisten
• Stres yang berlangsung terus menerus mengakibatkan resistensi
meningkat di atas tingkat normal, dengan tujuan untuk beradaptasi
dengan stressor sehingga individu dapat berfungsi dengan optimal.
• Orang merasa sudah normal walaupun stressornya masih ada,
namun sebenarnya energi yang dikeluarkan lebih tinggi sehingga
tubuh bekerja lebih keras.
3. Fase kelelahan
• Energi tubuh untuk penyesuaian mulai habis sehingga tubuh tidak
lagi mampu melakukan adaptasi.
• Gangguan fisik dan psikologis terjadi ketika individu sudah di fase
ini. Bila stressor masih tetap berlajut, dapat terjadi gangguan yang
semakin parah hingga kematian
Pengelolaan terhadap Stres
• Pengelolaan stres dapat dilakukan dengan tiga langkah sederhana, yaitu
dengan mengenali stres yang kita alami, pahami dampaknya bagi kita
(fisik, emosi, perilaku), dan strategi pengendalian stres (penundaan,
antisipasi, pengelolaan).
• Mengubah sikap hidup
• Aktif dengan kehidupan masyarakat dan pekerjaan
• Akan membantu kita mengelola stres
Strategi
Menghadapi Stres.
• Coping
• Kendali Diri (Self-
control)
• Modifikasi
Lingkungan.
• Memperkuat Gaya
Hidup
• Tips Pengendalian
Stres (Pemecahan
Masalah Sistematik)
Mengatasi stres
1. Penggunaan obat-obatan
2. Teknik biofeedback: menelusuri organ tubuh yang terkeba stres dan
kemudian belajar untuk menguasainya.
3. Istirahat dan olahraga yang teratur.
4. Meditasi
KOPING STRESS
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
Bukalah Link Berikut
https://www.youtube.com/watch?v=1LPq8hWu-Ms
…then click the placeholders to add your own pictures and captions.
FUNGSI
• Menurunkan kondisi lingkungan yang mengancam
• Menoleransi atau menyesuaikan diri dengan kejadian
negatif atau realita
RAGAM JENIS
KOPING
JENIS (Cohen & Lazarus)
1. Emotion-focus coping
• Mengatur respon emosional terhadap stres.
• Meniadakan fakta yang tidak menyenangkan
1. Penalaran (reasoning):
• kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi beragam alternatif
pemecahan masalah kemudian memilih satu alternatif yang dianggap
paling menguntungkan.
2. Objektifitas : kemampuan membedakan antara komponen
kemampuan emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran
maupun tingkah laku
3. Konsentrasi : memusatkan secara penuh pada persoalan yang
dihadapi
4. Humor:
• kemampuan melihat segi yang lucu dari persoalan yang dihadapi
sehingga perspektif persoalan tsb mjd lebih luas, terang dan tidak lagi
menekan.
• Persoalan dipandang dari sudut manusiawi sehingga persoalan
dianggap wajar
5. Supresi
• Kemampuan menekan reaksi sehingga memberi waktu
yang cukup untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi
yang lebih konstruktif,
7. Empati
• Kemampuan melihat sesuatu dari pandangan orla;
menghayati dan merasakan hal yang dihayati dan
dirasakan orla.
JENIS KOPING YANG SEHAT
(MENURUT A.P.A.)
1. Antisipasi
• Kesediaan individu menerima suatu perangsang
• Menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling tepat untuk mengantisipasi
akibat dari konflik atau stres
2. Afiliasi :
• kebutuhan untuk berhubungan dengan orla dan bersahabat dengan mereka.
5. Pengamatan diri:
• individu menguji secara obyektif proses – proses kesadaran
sendiri
• Mengamati tingkah laku, motif, ciri maupun sifat sendiri
untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri
yang semakin dalam.
KEBAHAGIAAN
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi., M.Psi, Psikolog
• Inggris (Happiness), Jerman (Gluck), Latin (Felicitas), Yunani (Eutychia,
Eudaimonia), Arab (Falah, Sa‘adah), keberuntungan, peluang baik,
dan kejadian yang baik.
• Dalam bahasa Cina (Xing Fu), kebahagiaan terdiri dari gabungan kata
“beruntung” dan “nasib baik”. Setiap orang, dengan berbagai
tingkatan usia dan latar belakang, memiliki gambaran yang berbeda-
beda tentang kebahagiaan
Kebahagiaan itu apa menurut anda?
SHARE
Pengertian kebahagiaan
• Kebahagiaan : suatu penilaian seseorang terhadap kehidupan mereka
baik saat ini dan tahun-tahun sebelumnya. (Diener, dkk; 2003)
• Evaluasi mencakup :
1. reaksi emosional seseorang terhadap suatu kejadian,
2. mood dan penilaian mereka terhadap kepuasan hidup, fulfillment
dan kepuasan perkawinan serta kepuasan kerja.
Ayo cek, bedakan antara senang dan bahagia!
• Jangan terkecoh, karena senang sering menyamar sebagai bahagia.
INGAT:
• Kesenanagan sifatnya: sementara
• Semakin jauh menikmati kesenangan, semakin jauh dari kebahagiaan!
• Kebahagiaan berbeda dengan kesuksesan
• Kesuksesan : mendapatkan apa yang diinginkan
• Ukuran sukses adalah kuantitas dan dapat diobservasi
• Bahagia : menginginkan apa yang didapatkan
• ukuran kebahagiaan adalah kualitas
• Kita tidak membutuhkan apa –apa untuk menjadi bahagia, kita hanya
membutuhkan diri sendiri.
• Semakin Keras kita berusaha menjadi bahagia, semakin jauh kita dari
kebahagiaan.
• Yang diperlukan oleh diri hanyalah penerimaan keberadaan diri
dengan apa adanya, bersatu dalam kepasrahan serta dalam kekinian
(here and now).
• Kebahagiaan adalah state of mind, keadaan pikiran!!!!
• Kebahagiaan dapat dicapai dengan pengelolaan/ latihan
pikiran.
• Sukses : terjadi ketika kita sampai tujuan, ukurannya pada hasil,
bergantung faktor eksternal, kuantitas, berdimensi fisik.
• Happiness : Terjadi sejak dalam perjalanan, ukurannya pada proses,
bergantung pada faktor internal, kualitas serta berdimensi spiritual.
• Makin tinggi tingkat ketenangan pikiran, makin
besar kedamaian yang dirasakan, semakin besar
kemampuan kita menikmati hidup yang bahagia
dan menyenangkan.
• Pikiran adalah sumber segalanya
• Pikiran adalah kunci perubahan
Faktor yang mempengaruhi
• Internal
• Eksternal
• Orang yang bahagia memandang dunia lebih aman, membuat
keputusan lebih mudah, menilai pelamar kerja lebih baik, lebih
kooperatif, dan hidup lebih sehat, lebih enerjik, dan lebih memuaskan
(Lyubomirsky, Kasri, & Chang, 2002; Myers, 1993).
• kebahagiaan hidup seseorang dapat dinilai secara objektif (objective
happiness) dan subjektif (subjective happiness). Secara objektif,
kebahagiaan seseorang dapat diukur dengan menggunakan standar
yang merujuk pada aturan agama atau pembuktian tertentu. Rakhmat
mencontohkan, misalnya ada seseorang bernama Fulan. Ia
menghabiskan waktu mudanya untuk berfoya-foya, termasuk dengan
melakukan segala tindakan dosa. Ia tidak pernah mengalami sakit. Ia
mengaku sangat bahagia. Benarkah ia bahagia?
• Secara subjektif, kita dapat mengukur kebahagiaan seseorang dengan
bertanya kepadanya dengan singkat apakah ia bahagia atau tidak.
Prinsip pikiran
• Kekuatan terbesar kita adalah kemampuan memilih pikiran
• Kita bisa mengontrol perasaan dengan cara mengontrol pikiran
• Kita tidak bisa berhenti berpikiran dan kita memasukkan apapun
kedalam pikiran kita
• Kita hanya dapat memikirkan satu hal dalam satu waktu
• Ketika pikiran terinfeksi pikiran negatif, maka kita harus merubahnya
dengan sebuah pikiran positif.
• Kemampuan merubah pikiran butuh latihan dan konsistensi serta
disiplin yang singguh – sungguh.
• Pikiran tidak bisa membedakan kejadian lama dan baru.
Cara mengembangkan diri menjadi pribadi yang bermakna dan
bahagia
• mengaktualisasikan potensi diri dan melakukan transformasi diri ke arah
kondisi kehidupan yang lebih baik.
• Prosesnya memerlukan sembilan unsur pokok yaitu:
• niat,
• potensi diri,
• tujuan usaha,
• metode,
• sarana,
• lingkungan,
• asas-asas sukses, dan
• ibadah
Rumus bahagia
• Bastaman membuat formula sebagai berikut: HB = (N+T) x (P+A) x
(U+M+S+L) x I Keterangan : HB: Hidup bermakna (dan berbahagia:
pen.) A : Asas-asas sukses L : Lingkungan U : Usaha M : Metode N :
Niat I : Ibadah P : Potensi T : Tujuan S : Sarana
7 Prinsip bahagia :
• Sabar
• Syukur
• Sederhana
• Kasih
• Memberi
• Memaafkan
• berserah
GURU DAN KESEHATAN
MENTAL
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
- The Mental Health Foundation (2002) -
Kondisi anak dengan gangguan kesehatan mental
How Schools Help Students (2017
KEKERASAN SEKSUAL
PADA ANAK
PADMI DHYAH YULIANTI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
Bukalah Link Berikut
• https://daerah.sindonews.com/read/1089180/174/
rentetan-kasus-pembunuhan-angeline-hingga-
vonis-pengadilan-1456737431/10
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Tengah
195
200
150
123
100
76
66 67
56
48 46 43 48
50 39 34 39
31 30 26 27 29 28
19 14 14 23 22 19 23 21
15 13
7 7 9 4 7 6
0
DATA KEKERASAN
TERHADAP ANAK
1.600
1.412 1.450
1.385 1.390
1.274
1.200
800
400
0
2014 2015 2016 2017 2018
JENIS KEKERASAN
YANG DIALAMI (ANAK)
85; 5%
48; 3% 91;
6%
5; 0% 324; 21% Fisik
Psikis
Seksual
Eksploitasi
306; 19% Trafficking
800
600
500 482
427
400
300
200
100
0
2014 2015 2016 2017
DAMPAK KEKERASAN PADA ANAK
Fisik
Diri Emosi
Dampak
Organisasi Sosial
MENUJU KESEHATAN
MENTAL PRIMA
PADMI DHYAH YULIATNI, S.Psi.,M.Psi,Psikolog
• Mendapatkan kesehatan mental yang prima tidak instan
1. Terbentuknya perilaku
• Perilaku individu di tentukan cara pandang sso terhadap realita dan dunia.
• Dengan kata lain bagaimana seseorang memandang dunia dan
memaknainya, akan menentukan bagaimana sso menanggapinya.
Cara pandang = model
A. PERILAKU GANGGUAN MENTAL
• Model terbentuk melalui proses: generalisasi, penghapusan dan distorsi.
c. Extinction
d. Teori Katarsis
4. Doa
PERAN EMOSI DALAM KEHIDUPAN
a. Perasaan
1. Suasana Hati
3. Emosi
b. Perkembangan Emosi