Anda di halaman 1dari 95

PENGANTAR PSIKOLOGI KESEHATAN

ARTI KESEHATAN
UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan : kesehatan adalah keadaan
sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi

The Area
• Psychologists who strive to understand how biological, behavioral, and social factors
influence health and illness are called health psychologists.
• The term "health psychology" is often interchanged with the terms "behavioral
medicine" or "medical psychology".

Definisi
Matarazzo (dalam Phares) :
Kontribusi pendidikan, ilmu & profesi psikologi untuk meningkatkan & memelihara
kesehatan, mencegah & mengobati penyakit, serta mengidentifikasi penyebab &
diagnosis berkaitan dengan kesehatan, penyakit & berbagai disfungsi

Kekhususan dalam bidang psikologi


Peran psikologi (sebagai ilmu & profesi) dalam bidang kesehatan /pengobatan

Rodin dan Stone (1987)


Semua aspek psikologi yang berhubungan dengan pengalaman sehat dan sakit serta
perilaku yang mempengaruhi status kesehatan.

Definisi Psikologi Kesehatan


Salah satu cabang dari psikologi klinis yang menekankan kinerjanya pada upaya
membentukperilaku sehat pada masyarakat dengan mengacu pada falsafah dasara
positif yang bersifat preventif. Manusia tidak diposisikan sebagai korban penyakit,
namun ikut bertanggungjawab terhadap kondisi sakitnya (Sadarjoen, 2008)

Definisi psikologi kesehatan ini mencakup hal-hal sebagai berikut :


• Psikologi kesehatan menyangkut bagian khusus dari bidang ilmu psikologi yang
menfokuskan pada studi perilaku yang memiliki kaitan dengan kesehatan dan
penerapan dari kesehatan ini
• Penekanan pada peran perilaku yang normal di dalam mempromosikan kesehatan
(promosi kesehatan dan pencegahan dasar) pada level mikro, meso, makro dan
menyembuhkan penyimpangan kesehatan
• Banyak bidang psikologi yang berbea dapat memberikan sumbangan kepada bidang
psikologi kesehatan

1|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


Dasar
Ada kaitan antara jiwa & tubuh
 Gaya hidup (kebiasaan, perilaku, strategi koping) kesehatan & well being (dapat
meningkatkan sakit, kecelakaan & penyakit kronis)
 Semakin banyak biaya untuk perawatan kesehatan

Tujuan
Bagaimana pengetahuan social psychology dapat digunakan untuk mengubah pola
helath behavior dan mengurangi pengaruh dari psychosocial stress

Secara lebih operasional, psikologi kesehatan dapat dimanfaatkan untuk :


 Mengevaluasi tingkah laku dalam etiologi penyakit
 Memprediksi tingkah laku tidak sehat
 Memahami peran psikologi dalam experince of ilness
 Mengevaluasi perasn psikologi dalam treatmen
 Selain itu, teori-teori psikologi juga dapat dimanfaatkan dalam mempromosikan
tingkah laku sehat dan mencegah sakit/munculnya penyakit dalam skal individu
maupun yang lebih luas (kelompok, komunitas maupun masyarakat)

Health Psychology’s Main Goals


Understanding psychological influences:
- on how we stay healthy,
- why we become sick, and
- how we respond when we do.

GOALS of Field
1. Promote and maintain health (e.g., stop smoking, buckle belts).
2. Prevent and treat illness (e.g. reduce High Blood pressure/ tekanan darah tinggi).
3. Focus on cause and detection of illness: influence of personality, cognitive
processes.
4. Improve the health care system/health policy.

Tingkah laku yang berkaitan dengan kesehatan


 Kebiasaan yang merugikan kesehatan (health impairing habits) yang juga disebut
bahavioral pathogens seperti merokok, memakan makanan berlemak, atau
 Tingkah laku yang menunjang kesehatan (health-protective behaviours) atau
behavioral immunogens seperti mengikuti pemeriksaan kesehatan dan mengikuti
kegiatan olehraga secara aktif

2|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


Sebab dari kondisi sakit
 Adalah Bio (virus, bakteri, luka)
 Psiko (tingkahlaku, belief, copingm stres, pain)
 Sosial (kelas sosial, tenis, pekerjaan)

Individu tidak dipandang semata-mata sebagai korban penyakit, namun juga ikut
bertanggungjawab terhadap kondisi sakitnya.

Contoh Kasus
Carla Makan hidangan yang sehat dan seimbang dan berolahraga paling tidak tiga kali
sehari. Tetapi berat badannya secara konsisten 20 pon lebih tinggi di atas berat badan
idealnya. Teman Carla, Susan, kurus tetapi suka makan makanan cepat saji paling tidak
sehari sekali dan menyukai gaya hidup sedentary (tidak banyak bergerak).
Siapa yang lebih sehat?

Sam menderita diabetis tetapi sekaligus pemain tenis yang andal. Mitra mainnya, Brett,
saat ini mengalami patah kaki dan tidak bermain.
Siapa yang lebih sehat?
Sheila mengindap kanker tahap dini, dan kakaknya Tonya menderita sakit mag kronis,
sakit kepala yang hilang-timbul dan sakit pada sendi tulang punggungnya.
Siapa yang lebih sehat?

3|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


Sejarah Psikologi Kesehatan
• Sekitar th 1960 – the helping proffession mulai memberi perhatian terhadap 2
penyakit utama yang mematikan : kardiovaskuler (jantung) & kanker.
• Banyak perilaku (makan berlebihan, merokok, kecanduan alkohol/obat)
meningkatkan kemungkinan terkena berbagai penyakit.
• Perhatian tidak hanya kepada proses penyakit & penyembuhan (medis) tetapi juga
pada perilaku2 yang akan mengurangi/menghilangkan kerentanan individu
terhadap penyakit
• Untuk menekan biaya perawatan kesehatan, perhatian mulai diarahkan untuk
mengatasi kesalahan perilaku / gaya hidup yang dapat mengakibatkan sakit.
• Setelah th 1960 – peran berbagai peristiwa kehidupan
• yang penuh dengan stres & tipe kepribadian A dianggap menjadi faktor resiko
terhadap munculnya penyakit.

Actual causes of death in the US *:


1. Smoking / tobacco
2. Sedentary lifestyle and poor diet
3. Alcohol
4. Microbial agents
5. Toxic agents
6. Motor vehicle accidents
7. Firearms
8. Sexual behavior
9. Drug abuse

The Main Approach Used


• The Biopsychosocial Model
– views health and illness as the product of a combination of factors including
• Biological factors (e.g., genetic predisposition),
• Psychological factors (e.g., personality, lifestyle, stress, health beliefs), and
• Social factors (e.g., cultural influences, family relationships, social support).

Where Do Health Psychologists Work?


• Health psychologists participate in health care in a multitude of settings including:
– primary care programs,
– inpatient medical units, and
– specialized health care programs such as
• pain management,
• rehabilitation,
• women's health,
• oncology,
• smoking cessation, and
• headache management

4|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


– They also work in colleges and universities, corporations, and for governmental
agencies.

Clinical Activities
• Health Psychologists:
– Help measure/assess for mental and behavioral problems,
– Conduct clinical interviews
– Administer surveys and personality tests.
– Design interventions to help:
• With stress management,
• Educate about disease and illness,
• Ways to cope with disease,
• Perform more health behaviors such as physical activity.

Research Activities
• Health psychologists are on the leading edge of research focusing on the
biopsychosocial model in areas such as:
– HIV,
– Cancer
– Compliance with medical regimens (kepatuhan terhadap medis)
– Health promotion, and
– the effect of psychological, social, and cultural factors on numerous specific
diseases
• diabetes,
• cancer,
• hypertension and coronary artery disease,
• chronic pain, and
• sleep disorders.

5|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


SYSTEM OF THE BODY

Pendekatan biopsikologi
Biopsikologi cabang ilmu syaraf yg berkaitan dgn segi biologis dari perilaku =
psikobiologi = perilaku biologis = behavioral neuroscience = menitik beratkan pada
pendekatan biologi dalam memahami psikologi

Disiplin ilmu yang berkaitan dengan biopsikologi :


1. Biological Psychiatry tentang biologi yg berkaitan dg penyimpangan psikiatris &
perlakuan (treatment) thd penyimpangan melalui manipulasi otak
2. Development Neurobiology tentang perubahan sistem syaraf sejalan dengan
kematangan usia = neuroscience
3. Neuroanatomy tentang struktur/anatomi sistem syaraf
4. Neurochemistry proses-proses kimiawi yang timbul akibat aktivitas syaraf,
terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui sistem syaraf
5. Neuroendocrinology interaksi antara sistem syaraf dg kelenjar endokrin & hormon
yang diproduksinya
6. Neuroethology kaitan antara sistem syaraf dengan perilaku yg timbul dalam
lingkungan alami hewan & laboratorium yg dikontrol ketat
7. Neuropathology penyimpangan sistem syaraf
8. Neuropharmacology efek obat-obatan padasistem syaraf, terutama yg
mempengaruhi transmisi sel syaraf
9. Neurophysiology respon sistem syaraf terutama yang terlibat dalam transmisi
sinyal elektronik melalui sel-sel syaraf dan antara sel-sel syaraf

Biopsikologi Sebagai Cabang Ilmu Psikologi,


Terbagi Menjadi Lima Bagian Utama:
1. Physiological Psychology fokusnya pada manipulasi sistem syaraf melalui operasi,
terapi elektrik dan terapi kimiawi dalam kondisi eksperimen yang dikontrol dengan
ketat dalam eksperimennya umumnya digunakan hewan sebagi subyek penelitian
(mencit, tikus putih, marmut, hamster, kelinci)
2. Psychopharmacology bergerak dalam bidang yang sama namun fokusnya lebih
kepada obat-obatan (zat kimia) yang mempengaruhi sistem syaraf selanjutnya
berpengaruh terhadap perilaku. Pengaruh zat kimia terhadap otak tidak semata-mata
berkonotasi buruk (misalnya pengaruh zat depresif/melemahkan terhadap aktivitas
otak, tetapi juga berusaha menemukan zat kimia yang berguna dalam penyembuhan
kerusakan otak dan zat-zat yg dpt mengurangi kecanduan obat
3. Neuropsychology mempelajari kemunduran perilaku akibat kerusakan otak dapat
dilakukan melalui eksperimen berdasarkan kasus atau suatu penelitian
quasieksperimen terhadap pasien-pasien yang menderita kerusakan otak karena
penyakit, kecelakaan atau operasi

6|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


4. Psychophisiology mempelajari kaitan antara fisiologi dengan perilaku dgn mencatat
respon fisiologis manusia yang disebabkan reaksi psychologisnya seperti atensi,
emosi, proses penerimaan informasi EEG (electroencephalogram)
5. Comparative Psychology lebih menekankan pada perilaku biologis daripada
perilaku yg disebabkan oleh mekanisme sistem syaraf mempelajari perbandingan
perilaku spesies yang berbeda serta terfokus pd genetik, evolusi, dan perilaku
adaptasi.

Alat-2 koordinasi
 Termasuk dalam alat-2 koordinasi adalah:
 Susunan sistem syaraf pusat
 Susunan sistem syaraf tepi (periheral)
 Alat-lat indera : penglihatan (mata), pendengaran & keseimbangan (telinga),
penciuman (hidung), pengecap (lidah) & peraba (kulit)
 Alat-alat endokrin (hormon) kelenjar-2 yang dapat mensekresikan hormon

OTAK
Otak yang menakjubkan
 Ada 100 milyard sel syaraf (neuron) yang aktif
 900 milyard neuron lain menempel, memberi nutrisi & mengisolasi sel neuron aktif
 Masing-masing neuron dapat tumbuh 20.000 cabang
 Otak kiri & otak kanan
 Otak kiri = otak akademik = otak insting
 Otak kanan = otak kreativitas = otak emosional
 Otak kiri = tata bahasa, logika, memori, angka, abjad, analisis, rasional, realisasi
 Otak kanan = irama, lamunan, imajinasi, khayalan. Musik, warna, dimensi

Perkembangan otak (encephalon)secara embrionik


1. Prosencephalon (otak depan ) tdd: Telencephalon (Pusat penciuman) &
Diencephalon (Pusat pendengaran & keseimbangan)
2. Mesencephalon (otak tengah) Tetap Pusat penglihatan
3. Rhombencephalon (otak belakang) tdd: Metencephalon (Pusat gerak)
&Myelencephalon (Pusat respirasi = Pusat pernafasan)

Perkembangan Otak (Nama Lain)


 Forebrain (otak depan) terdiri dari: Telencephalon (endbrain) & Diencephalon
(interbrain)
 Midbrain (otak tengah) Mesencephalon
 Hindbrain (otak belakang) terdiri dari Metencephalon (afterbrain) &
Myelencephalon (marrowbrain)

Pertumbuhan & Perkembangan Fisik Otak

7|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


 Lahir : 25% ukuran dewasa (+ 350 gram) : 87,5 gram
 18 bulan (1,5 thn) : 50% ukuran dewasa : 175 gram
 72 bulan (6 tahun) : 90% ukuran dewasa : 315 gram
 216 bulan (18 tahun) : 100% ukuran dewasa

Perkembangan intelektual (kecerdasan) otak versi amerika & eropa dan versi
indonesia :
Versi amerika & eropa
 Lahir : 4 thn : 50% potensi orang dewasa
 4 thn : 8 thn : 80% potensi orang dewasa
 8 thn : 18 thn : 100% potensi orang dewasa

Versi indonesia
 Lahir 6 bln : 50%
 Potensi orang dewasa
 6 bln 3 thn : 80%
 Potensi orang dewasa
 3 thn 18 thn : 100% potensi orang dewasa

Bagian – Bagian otak


Brain :
Seperti kotak sekering anatomis-yang memiliki tenaga untuk mengendalikan semua
yang dilakukan tubuh. Otak lah yang menjadikan kita manusia, karena diberi
kemampuan untuk bermimpi, beromajinasi, bernalar, berpikir, merasakan emosi, dll
Beratnya kurang lebih 7kg (2% dari berat manusia pada umumnya)
Tengkorak :
Harus dilindungi seperti telur (ketika lahir, tengkorak tersusun atas bidang-bidang yang
terlipat untuk memperlancar tubuh melalui terowongan lahir, kemudian bidang2 itu
saling menyambung setelah kelahiran)
Batang otak :
Tersambung dengan tulang belakang.Mengendalikan berbagai fungsi yang
berjalan di luar dengan kemauan, bernafas, mencerna, denyut jantung.
• Cerebelum :
Koordinasi otot, gerakan refleks, keseimbangan
• Hemisphere kiri :
Bicara, bahasa, menulis, menghitung
• Hemisphere kanan :
Sisi imajinatif ; kemampuan spatial, musik, intuisi
• Lobul frontal :

8|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


perencanaan, kepribadian, perilaku, emosi. memberitahu mana yang benar dan
membantu berpikir secara abstrak daerah pengontrol gerakan tubuh kerusakan bgn ini
kontrol thd gerakan khusus jari-2
• Lobus parietal :
sebagian besar dikaitkan dengan sentuhan dan menggerakkan anggota badan,
persambungannya dengan lobus oksipital adalah wilayah kemampuan bicara dan
memahami pembicaraan memberikan informasi dari indera kulit
• Lobus oksipital :
Mengendalikan penglihatan
• Lobus temporal :
Terletak di kedua sisi otak, di sekitar telinga, lobus ini memproses suara dan
bertanggung jawab pada ingatan jangka pendek
• Thalamus :
Anggap thalamus—seperti sebuah stasiun kereta di kota besar yang bertindak
sebagai pangkalan bagi banyak lokasi lain yang lebih kecil. Itu dikarenakan banyak
bagian yang berbeda di dalam otak yang melintasinya; thalamus menerima informasi
sensori dari tulang belakang dan kemudian menyelaraskan dengan gerakan yang
dilakukan bahkansebelum gerakan tersebut dimulai. Ia amat bertanggung jawab agar
gerakan dapat berlangsung mulus (masalah dengan thalamus dapat berakibat adanya
tremor, atau gerakan motorik yang tidak mulus).
• Sistem limbik :
Sistem Limbik bukanlah sebuah jaringan, tetapi serangkaian jalur yang menyatukan
berbagai jaringan jauh di dalam otak, seperti hippocampus dan amygdala. Informasi
yang diperoleh dari penglihatan dan pendengaran melalui mata dan telinga langsung
menuju cortex, sehingga kita menyadari adanya sensasi dan secara sadar memproses
informasi.Amygdala bertanggung jawab atas emosi, mood, dan fungsi lainyang
berkaitan dengan depresi dan kecemasan, dan hippocampus terdekat bertanggung
jawab untuk memprosesnya dan menyimpan ingatan jangka panjang.

Ilustrasi
Cortex otak dipilah menjadi lobus-lobus utama :frontal (pembuat keputusan), parietal
(merasakan sakit dan memahami pembicaraan), temporal (ingatan), oksipital
(penglihatan mata), cerebellum (keseimbangan), dan thalamus (yang menyatukan
semuanya)

9|Psikologi Kesehatan Semester Ganjil 2018/2019


THE COMPONENTS OF THE NERVOUS SYSTEM

SISTEM SYARAF
 Syaraf pusat (ssp) :melibatkan otak & medula spinalis (sum2 tulang belakang)
 Syaraf tepi (sst) : juga melibatkan otak &medula spinalis, hanya penyampaiannya
berbeda
 Afferent (sensorik) reseptor ke ssp
 Efferent (motorik) ssp ke otot & kelenjar
 Somatik ssp ke otot rangka
 Otonomik ssp ke otot polos & otot jantung & kelenjar Simpatis bisa meningkatkan
atau Mengurangkan
 Parasimpatis bisa Mengurangkan atauMeningkatkan

Fungsi sistem syaraf


1. Pusat koordinasi segala aktivitas tubuh

10 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
2. Pusat kesadaran, memori & intelegensi (kecerdasan)
3. Pusat “higher mental processes yang terdiri dari: reasoning, thinking & judgment

• Neuron :
Ada 100m neuron. Setiap sel syaraf ini mengandung kepingan informasi yang
diperlukan untuk disampaikan kepada neuron lain,sehingga tubuh dapat berfungsi
dengan benar. Neuron menyimpan informasi, tetapi jika tidak dikomunikasikan dengan
neuron yang lain, maka informasi itu tidak berguna.Itulah sebab mengapa ujung-ujung
neuron berperan penting.Ujung-ujung itu disebut dendrite dan fungsinya mirip seorang
penangkap bola. Mereka menerima lemparan yang ditujukan pada mereka dari neuron-
neuron yang lain
• Neurotransmitter :
Ini adalah penyampai pesan kimiawi di dalam otak seperti bola yang dipukul
kesana kemari. Ketika sebuah neuron “dinyalakan” , neurotransmitter bekerja untuk
membantu menerima atau menerima informasi anta neuron. Jika mengalami gangguan
neurologis, penyebabnya kadangkala berasal dari ketimpangan neurotransmitter jika ia
tidak dapat membawa sekeping informasi ke neuron yang lain, maka kita tidak dapat
mengetahui bagaimana cara menyelesaikan tugas-tugas yang khusus .
Juga, penurunan alamiah dalam hal fungsi neurotransmitter tertentu dipercaya dapat
membuat lebih rentan untuk kondisi tertentu seperti demensia atau depresi.

RINGKASAN
 Kita biasanya memproses informasi dari luar dengan cara langsung meloloskannya
dari organ sensor ,menuju cotex, tempat kita memproses apa yang telah kita
pelajari. Mata mengirim gambar ke lobus oksipital, dan telinga mengirimkan suara
dan informasi keseimbangan ke lobus parietal. Namun penciuman berbeda caranya.
Bau-bauan akan lewat melalui bagian berkisi di bagian atas dari hidung dan
merangsang saraf penciuman. Saraf inj mengelilingi cortex, yang menyaring
informasi, dan mengirimkan informasi ke bagian otak yang paling kuno (amygdala),
tempat respon-respon emosi terjadi nyaris secara di bawah sadar.
 Anatomi yang tumpang tindih itu menyulitkan kita untuk melakukan beberapa hal,
seperti membuat keputusan, kitu disebabkan struktur yang rumit saling
bersilangan satu sama lain sehingga nyaris tidak mungkin bagi otak kita untuk
fokus pada satu masalah. Dengan bertambahnya umur—tiga, empat, dan lima
tahun—otak kita mulai memutuskan ujung cabang mana yang ditumbuhkan dan
yang mana yang diputus. Maka, semakin sering kita menggunakan bagian tertentu
dari otak kita semenjak kanak-kanak, maka seakin berkembang pula jenis neuron
tertentu tersebut, dan yang berlawanan berlaku untuk neuron yang tidak
digunakan.
 (Pada anak-anak autism, menurut teori terbaik yang ada, jalur-jalur tidak terpakai
itutidak terputus, yang berarti ketumpangtindihan itu masih berlangsung sehingga

11 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
menyulitkan anak-anak tersebut untuk fokus dikarenakan terlalu banyak
“peristiwa” di dalam otak).

Contoh :
Otak kiri atau kanan yang bekerja?
 Tulislah : nama, tanggal lahir serta satu hobi anda dengan tangan yang biasa anda
gunakan ?????? (umumnya tangan kanan)
 Mudah bukan ???????
 Sekarang tulislah kembali nama, tanggal lahir dan salah satu hobi dengan tangan
yang berlawanan ???? (tangan kiri)
 Lebih mudah ???? Atau lebih……. Sukar ???????
 Sekarang ……tangkupkan ke 2 tangan anda ………mana yang di atas ???? Kanan atau
kiri ????
 kalau kanan berarti anda lebih banyak menggunakan otak kiri
 kalau kiri berarti anda lebih banyak menggunakan otak kanan
Siapa yang salah dalam penggunaanotak ????
 Tidak ada ……………atau orang tua kita kah ??????????
 Selama ini kita selalu menggunakan tangan kanan berarti otak kiri yang selalu
dipekerjakan ……………..

Cardiovascular system
Cara lain untuk memahami soal jantung dan system vaskuler adalah dengan
menggambarkan sebuah sistem jalur bawah tanah atau perkeretaapian. Jantung adalah
stasiun utama, pustnya, tempat yang harus dilewati oleh semua kereta api. Arteri dan
vena adalah lintasan-lintasan dan terowongan-terowongan—jalur-jalur yang
merambah ke seluruh tubuh, menurunkan penumpang (darah) ke stasiun-stasiun di
sekujur tubuh. Jika, ada yang rusak di perlintasan—perlintasan tersebut-atau semacam
gangguan yang menghalangi lewatnya kereta, maka itu bisa menyebabkan tidak
bekerjanya organ yang lain.
Anatomi
Gerakan jantung lebih menterupai gerakan melilin atau berkerenyut daripada
berdentam. Gerakan itu dimulai dengan cara ini: Dimulai dari bagian atas jantung,
bergerak ke arah bawah akan merangsang otot jantung untuk memerah darah keluar
melalui katup aortic. Seperti memilin sebuah handuk basah untuk memeras air keluar.
Arus darah yang telah diperah dari jantung dengan sendirinya akan didorong masuk
menuju aorta, yakni pembuluh arteri terbesar di dalam tubuh, yang bertugas
menghantarkan darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh. Ketika itu terjadi
membuat jantung rilek seperti ketika tangan melonggarkan pilinan
Pada saat itu pula, pembuluh-pembuluh koroner, yang berada di permukaan jantung,
juga rilek. Maka, ruang antara sel-sel otot yang demikian rapat akan terbuka, dan darah
yang kaya dan teroksigenasi yang baru saja dikeluarkan dari jantung akan memenuhi

12 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
arteri yang berbeda di permukaan jantung serta mengalir melalui dan memberi nutrisi
pada sel-sel tersebut
Arteri—arteri :
Arteri-arteri memiliki tiga lapisan yang masing-masingnya memiliki tugas-tugas
tersendiri. Lapisan yang paling dalam, yang berhubungan langsung dengan darah
ketika(darah) mengalir masuk kedalamnya, disebut intima. Penampakannya mulus dan
licin, seperti Teflon, sehingga darah dapat dengan mudah meluncur diatasnya.Lapisan
bagaian tengah, yang disebut media, yang menopang struktur arteri. Media
penampilannya sangat lentur, sehingga ia dapat menanggapi pada apapun yang terjadi
di bagian kepala atau di tempat-tempat lain dalam tubuh : Ia mengkerut ketika merasa
tertekan atau cemas, dan terbuka ketika berolah raga sehingga memungkinkan darah
lewat untuk memasok pada otot-otot tertentu. Lapisan terluar adalah adventia, dan
tampak seperti bungkus sosis; tugasnya membungkus arteri dari bagian luar, dengan
sejenis pembungkus dari selofan.
Katup-katup
Menjaga pintu yang menjaga agar darah jangan sampai memutar balik dalam
perjalanannya, menyelusup mundur ke dalam bilik-bilik yang baru saja ditinggalkannya.
Ketika darah telah mengalir melewatinya, katup-katup segera menutup, menghasilkan
denyutan jantung.
Tekanan darah tinggi, tingkat gula darah yang tinggi, dampak merokok, dan faktor-
faktor lain dapat menoreh lapisan bagian dalam yang lembut dari arteri.
Tubuh akan berupaya mengatasi torehan-torehan itu dengan menggunakan kolestrol
sebagai penambalnya. Namun jika protein-protein itu membawa kolesterol jahat (LDL),
maka akan dipicu sebuah reaksi peradangan yang memberi tanda pada sel-sel darah
putih untuk menyerang bagian tersebut. Bagian yang terkena akan mudah teriritasi dan
mendorong makin banyak gumpalan darah terbentuk. Gumpalan itu dapat secara
mendadak menyumbat seluruh arteri— dan mengarah ke serangan jantung, stroke,
impotensi dan penurunan daya ingat
Respiratory system
Kebanyakan orang mulai memikirkan mengenai pernapasan mereka pada tiga keadaan
di dalam kehidupan mereka: ketika berbau (bau busuk); ketika sedang dalam keadaan
darurat (bertemu ular); ketika tersengal-sengal (sehabis olahraga).
Sebagai system ventilasi utama di dalam tubuh, pernapasan bertanggung jawab untuk
keseluruhan aliran udara ke seluruh tubuh.
Anatomi
Pada saat udara masuk ke dalam tubuh, ia akan menuruni trakhea . Trakea akan segera
terbagi menjadi dua jalan udara untuk memasok ke dalam paru; kedua jalan itu adalah
tabung-tabung bronchial. Kemudian, seperti pada dahan-dahan pohon, saluran-saluran
udara itu, akan terbagi menjadi empat, kemudian delapan, kemudian rastusan sampai
ribuan saluran-saluran udara kecil di masing-masing paru. Saluran-saluran udara kecil
itu adalah bronchi. Disetiap ujung saluran udara ada kantung-kantgung kecil yang
disebut alveoli. Paru-paru yang sehat memiliki ratusan ribuan alveoli. Setiap alveolus
ditutupi oleh pelapis tipis berupa cairan. Yang membantu kita bernafas dengan cara

13 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
menjadikan alveoli bisa terbuka sehingga oksigen diserap dan karbon dioksida diperas
keluar.
Tabung-tabung bronchial bertanggung jawab untuk membersihkan paru-paru.
Dilapisi lendir, tempat kotoran dan kuman melekat disana. Paru-paru juga memiliki
jutaan rambut halus yang disebut cilia. Cilia bertindak seperti sapu-sapu kecil yang
menyapu keluar semua benda yang terjebak oleh lendir.
Yang penting untuk diketahui disini adalah bahwa merokok dapat membunuh silia,
yang berarti pula menghancurkan mekjanisme penting yang ditujukan untuk
melindungi paru-paru dari racun.
Diafragma adalah sebuah otot yang besar di bagian rongga dada yang mendorong udara
masuk ke dalam paru-paru.

Penyakit-Penyakit: Gangguan-Gangguan Umum Pernafasan


Mengorok (Sleep Apnea)
Dari segi anatomis, mendengkur tejadi ketika ada gangguan terhadap aliran udara
bebsa ketika melalui saluran udara di bagian belakang mulut. Gangguan itu memaksa
udara melewati saluran yang sempit dan keluar ke mulut; gesekan udara dengan jalur-
jalur dalam kerongkongan yang menghasilkan suara. Yang penting adalah apakah
mendengkur menjadi pertanda sleep apnea— nyaris 10% orang yang mendengkur juga
mengidap sleep apnea.
Sleep Apnea didefinisikan sebagai adanya periode selama tertidur, ketika satu saat Anda
berhenti bernapas lebih dari sepuluh detik dalam sekali waktu. Ini bukan mendengkur.
Beginilah kejadiannya. Ingat hambatan yang menyebabkan dengkuran? Maka, ketika
hambatan itu menjadi sempurna, ia dapat menghentikan seluruh aliran udara dan
menyebabkan sleep apnea. Dengan bertambahnya usia, jaringan di dalam
kerongkongan akan melunak, dan bagian di sekitar tonsil (anak tekak) yang salah satu
dari lokasi-lokasi primer, menjadi tempat lemak menumpuk dan berdiam sementara.
Jaringan yang membengkak dan lemak yang menghambat saluran udara.
Pada saat tidur, dan otot-otot sepenuhnya rilek, jaringan-jaringan itu akan lemah,
sehingga tidak ada ruangan lagi di bagian belakang kerongkongan.
Jaringan-jaringan berlemak itu akhirnya berlaku sebagai katup yang menutup lubang,
sehingga tidak ada udara yang dapat masuk atau keluar dari kerongkongan.
Mendengkur sebenarnya pertanda yang baik (tidak pernah terpikirkan, bukan?). Itu
menandaskan bahwa sejumlah udara sedang bergerak masuk dan keluar. Tidak
mendengkur setelah periode mendengkur dapat menjadi tanda peringatan bahwa tidak
ada udara yang masuk dan keluar.

Asma
Bayangkan apa yang terjadi ketika kita menarik napas dalam-dalam dan kemudian
jepitkan sebuah penjepit di bronchus sehingga terkuras udara dari paru-paru. Udara
akan terjebak dalam bagian yang terkena gangguan. Dalam hal ini, maka akan terdengan
suara bersiul dan bunyinya makin mengeras ketika aliran udara kesulitan memasuki
system ventilasi tersebut.

14 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Ini semua dimulai ketika serbuk atau allergen yang lain berhasil masuk ke dalam
saluran udara. Setelah berhasil dari sapuan silia, serbuk akan melekat pada paru-paru.
Sebagai tanggapan terhadap benda asing, tubuh mengirimkan sel-sel imun ke bagian
tersebut. Saat berhasil melekat pada serbuk asing tersebut, sel imun akan meledakkan
diri seperti sebuah granat, yang mengundang datangnya lebih banyak sel darah putih
untuk menyelidiki
Berpindahnya sel-sel darah putih ke bagian itu, menyebabkan bagian itu meradang dan
mengalihkan lendir ke paru-paru, serta bahan-bahan kimia ke wilayah sekitarnya,
termasuk di dekat otot-otot.
Jika itu terjadi, otot-otot di kawasan tersebut menjadi merah, membengkak, dan
tampaknya akan mengalami kekejangan—yang mengetatkan bronkhi, sehingga
menjebak udara di dalam alveoli, yang menyebabkan ada suara seperti plastik diperas
karena mencoba memaksa udara keluar melalui pembukaan yang sempit.

Digestive System And The Metabolism Of Food


ANATOMI
Seperti sebuah rumah, bagian dalam tubuh tersusuan atas serangkaian pipa-pia dan
kabel-kabel yang saling tumpang tindih. Dan kemudian, ada pipa terbesar di dalam
tubuh—saluran pencernaan. Makanan melewati esophagus menuju ke dalam lambung,
kemudian melalui usus dua belas jari, hingga akhirnya mendarat di kolon, menunggu
dilepaskannya keluar dari tubuh. Maka, mari kita ikuti pelajaran sekeping makanan di
sepanjang saluran pencernaan, untuk melihat bagaimana semuanya berawal—dan
bagaimana berakhirnya.

MULUT
Proses komsumsi makanan tepatnya dimulai disini —manusia mendapat sebagian
besar energy yang mungkin dari makanan, karena kita tidak banyak membuang energy
ketika kita makan. Ketika menguyah, lidah pun ikut ambil bagian. Kita pasti sudah
mengetahu soal empat reseptor rasa yang utama—manis, asam, pahit, asin. Tapi ada
satu yang lain—satu yang menghantarkan kelezatan—disebut unami. Itulah sebabnya
mengapa kita mengidam makanan;
ESOFAGUS
Ketika setelah selesai mengunyah makanan, ia akan melalui esophagus dan melewati
sambungan gastroesofageal. Ia tidak masuk langsung ke bawah; karena lambung
berbentuk melingkar di sekitar esophagus, maka pintu masuk samping itu sebenarnya
membantu mencegah cairan lambung termuntahkan ke atas atau paling tidak melimpah
ke dalam mulut.
Regurgitasi (muntah) adalah salah satu berkah terbesar dari evolusi. Kemampuan
memuntahkan sesuatu sangat menolong kita. Kuda, misalnya, tidak bisa muntah, jadi
ketika mereka makan benda beracun, mereka tidak dapat mengeluarkannya dari dalam
tubuh mereka. Hali itu memicu kondisi yang disebut kolik—atau nyeri yang hebat di
bagian abdomen yang disebabkan trauma di saluran cerna—dan itu adalah penyebab
utama kematian pada kuda.

15 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Esofagus melewati sebuah tikungan yang genting, yang mengejang setelah dilewati
makanan untuk mencegah isi lambung kembali ke dalam esophagus. Jika tikungan
genting mengalami gangguan, misalnya oleh karena hiatal hernia (sebuah lubang
abnormal ditempat otot yang seharusnya mempertahankan agar tikungan itu tetap
sempit), maka asam dapat mengalir mundur masuk ke dalam esophagus.
PERUT
Kita memiliki lapisan lendir yang sangat protektif yang melapisi lambung dan
membantu agar lambung tidak terluka oleh asam dan cairan-cairan cerna. Tapi jika
lendir terkikis (dari hal-hal seperti peradangan, infeksi, alcohol, atau makanan-makanan
berbumbu) dan lapisan pelindung tercederai, maka akan mengalami tukak lambung—
yakni luka seketika atau terbuka di lapisan lambung. Kadang kala borok—tukak—
mengikis banyak lapisan dari jaringan lambung dan cukup dalam sehingga dapat
menyerang pembunuh darah, yang mengakibatkan pendarahan di dalam saluran cerna.
KANTONG EMPEDU
Setelah lambung, makanan akan menuju usus halus dan bercampur dengan cairan
empedu yang berwarna hijau—bahan cair yang dibuat oleh hati yang membungkus dan
mengentalkan lemak. Cairan empedu bekerja seperti sabun melarutkan gemuk; cairan
hijau ini melarutkan lemak di dalam air sehingga dapat mencernakan makanan secara
efisien.
Namun, di antara waktu makan, cairan empedu tersimpan rapi di dalam kantung
empedu, dan jika ada kombinasi yang keliru dari makanan-makanan berlemak, maka
beberapa dari partikel itu bisa saja meluncur dari larutan cair tersebut dan menjadi
Kristal yang padat. Apabila partikel-partikel itu saling menyatu satu sama lain, akan
terbentuklah batu empedu. Dalam bentuk sebagai batu, ia akan berupaya melewati
saluran kantung empedu, dan jika ukurannya cukup kecil, ia bisa keluar dari saluran
empedu itu. Namun, jika terlalu besar maka ia akan menyumbat lubang saluran, yang
mengakibatkan kantung empedu membengkak seperti balon yang ditiup dan
menyebabkan rasa tidak nyaman yang terasa di bagian bawah tulang rusuk.
USUS HALUS
Dengan panjang nyaris sepuluh meter, usus halus adalah tempat saluran pemipaan yang
sesungguhnya. Usus halus menjadi tujuan selanjutnya setelah lambung dan adalah
tempat dimana sebagian besar zat-zat gizi makanan diserap; usus besar, atau kolon,
bentuknya lebih besar dan lebih pendek dibandingkan usus halus dan bertugas
menyerap air untuk membentuk faeses (tinja). Usus halus penuh dengan neuron yang
membuat otot yang menyusun pipas usus itu dapat bekerja menggerakkan makanan ke
arah bawah.
REKTUM
Kendati setiap orang memiliki frekuensi mencerna yang berbeda untuk jenis-jenis
makanan yang berbeda pula, rata-rata waktu dari mulai sampai akhir untuk
keseluruhan proses adalah sekitar empat jam. Perhentian akhir dari jalur ini, berhenti
di bagian pusat tabu di tubuh kita—rectum adalah saluran internal yang mengarah ke
anus.

16 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
System tubuh lain :
Renal system
Reproductive system & an introduction to genetics
Immune system

17 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
KEPRIBADIAN DAN
 TIPEKEPRIBADIAN POLA
DAN PERILAKU
KESEHATAN

Para peneliti Kesehatan menyimpulkan ada hubungan kesehatan fisik dengan :


• Emosional
• Sosial-Kognitif

Kesehatan Kepribadian

Big Five Personality


 Neurotisisme: Faktor ini merujuk kepada kesanggupan orang menanggung
tekanan hidup. Orang yang bermasalah adalah orang yang memiliki tuntutan yang
tidak realistik sehingga rawan terhadap stres bila keinginannya tidak tercapai.
Akibatnya ia rentan terhadap depresi dan kemarahan. Kerap kali ia dibuat lumpuh
oleh masalahnya atau, ia akan menyalurkan stres itu ke tubuhnya yang
membuatnya sakit-sakitan. Sebaliknya, orang yang sehat adalah orang yang mampu
menahan stres tanpa harus dikuasai oleh kecemasan yang berlebihan.
 Ekstraversi: Faktor ini merujuk kepada keterbukaan orang dengan dirinya
termasuk pikiran dan perasaannya. Ia sanggup mengekspresikan pikiran dan
perasaannya dengan tepat dan bebas sehingga mampu membangun relasi yang
dalam dengan sesama. Ia memiliki energi yang tinggi dan mudah bersukacita, ia
hangat dan menyenangkan.
 Openness to Experience: Faktor ini merujuk kepada semangat untuk hidup dan
keterbukaan terhadap pengalaman hidup. Ia tidak takut pada pengalaman baru,
bersedia mencoba pengalaman yang baru, dan mengizinkan diri untuk menghayati
pengalaman hidup sepenuhnya. Ia terbuka terhadap reaksi perasaannya dan
cenderung imajinatif.
 Agreeableness: Faktor ini merujuk kepada karakteristik yang lembut, baik hati,
mudah percaya, ringan tangan, dan pemaaf. Lawan dari karakteristik ini adalah
antagonistik-sinis, kasar, penuh curiga, sukar kerja sama, mudah marah, dan
manipulatif.
 Conscientiousness (Tanggung jawab): Faktor ini merujuk kepada orang yang
mampu menjalankan hidupnya dengan penuh tanggung jawab. Ia memiliki
komitmen pada kewajibannya dan sanggup memenuhinya. Ia mempunyai tujuan
hidup yang jelas dan target yang dapat dicapainya. Orang ini tidak mudah menyerah
dan berdisiplin diri.

18 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Mekanisme Hubungan
 Dua kategori umum area penelitian mekanisme hubungan kepribadian dan
kesehatan :
 Melibatkan proses patofisiologi dimana kepribadian dapat mempengaruhi
aktivitas biologis yang memulai penyakit fisik atau mempengaruhi
perkembangannya mis : psikologis stres dan emosi
 Mekanisme yang menghubungkan kepribadian dengan kesehatan / penyakit
melalui perilaku nyata yang meningkatkan resiko berkembangnya penyakit
mis : merokok, seks tidak aman, keterlambatan dalam perawatan,
ketidakpatuhan terhadap pengobatan
 Penelitian-penelitian terbaru banyak dilakukan dengan meneliti faktor-faktor
kepribadian dan/ atau pola-pola perilaku sebagai faktor resiko untuk penyakit
jantung koroner dan / penyakit kardiovaskuler

Penyakit Kardiovaskular
 Cardiovascular disease merupakan penyakit utama yang menyebabkan kematian
di USA
 Setiap tahun satu juta orang meninggal
 Dari 10 kematian 4 diantaranya disebabkan serangan jantung dan stroke
 Coronary heart disease (CHT) merupakan penyakit kardiovaskular yang utama
 Dalam penyakit ini aliran darah ke jantung tidak mencukupi kebutuhan
 Prosesnya adalah arteriosclerosis atau pengerasan arteri suatu kondisi dimana
dinding arteri menjadi tebal, lebih keras dan berkurang elastisitasnya yang
membuat darah susah mengalir bebas
 Faktor seperti usia dan sejarah keluarga sulit untuk dikendalikan namun seperti
tingginya kolesterol, hipertensi, merokok, makan berlebihan, minum alkohol,
mengonsumsi makan makanan berlemak dan gaya hidup mampu untuk
dikendalikan
 Faktor psikologis dan emosi-emosi negatif seperti cemas dan marah merupakan
faktor risiko terjadinya gangguan kardiovaskular.
 Penelitian juga mengidentifikasi pola tingkah laku tipe A (type A behavior
pattern/TABP), juga merupakan faktor resiko psikologis dari CHT

Perilaku Tipe A
 Pertama kali digambarkan secara jelas dan diukur oleh Friedman dan Rosenman
di th 1959 (jenkins, 1988: Taylor, 1991, dll)
 Tipe A meliputi disposisi perilaku dan respon emosional yang khusus

Ciri-Ciri Tipe A
 Orientasi persaingan prestasi, ambisius kritis terhadap diri sendiri
 Urgensi waktu, berjuang melawan waktu, tidak sabaran, melakukan pekerjaan
yang berbeda-beda dalam waktu yang sama
 Permusuhan, mudah marah, kadang-kadang agresif

19 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Perilaku Tipe B
 Orang-orang yang meliputi orang-orang yang mempunyai daya perilaku yang
berlawanan, rileks, tidak terburu-buru, sedikit mudah terpancing untuk marah,
berbicara dan bersikap lebih tenang dan lebih terbuka untuk memperluas
pengalaman hidup

20 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
HEALTH BEHAVIOR AND PRIMARY PREVENTION

PERILAKU SEHAT
Skinner
 S (stimulus)  O (Organisme)  R (Respons)
 Respondent respons atau reflexive yakni repons yang ditimbulkan oleh rangsangan2
(stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena
menimbulkan respons2 yang relatif tetap.
 Operant respons atau instrumental respons yakni respons yang timbul dan
berkembang karena kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer karena memperkuat
respons.

Klasifikasi Perilaku Kesehatan


Kasl dan Cobb (1966), membuat perbedaan diantara tiga tipe yangberbeda dari
perilaku kesehatan :
 Perilaku kesehatan. Suatu aktivitas dilakukan oleh individu yang meyakini dirinya
sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya.
 Perilaku sakit (illness behaviour). Aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu
yang merasa sakit, untuk mendefinisikan keadaan kesehatannya dan untuk
menemukan pengobatan mandiri yang tepat.
 Perilaku peran-sakit. (the sick role behaviour) Aktivitas yang dilakukan untuk tujuan
mendapatkan kesejahteraan, oleh individu yang mempertimbangkan diri mereka
sendiri sakit.
 Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
 Mengenal/mengetahui fasilitas atas pelayanan yang layak
 Mengetahui hak dan kewajiban orang sakit
 Becker (dalam Notoatmodjo, 1997) bahwa perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health behaviour) adalah : perilaku yang ada kaitannya dengan healt
promotion, healt prevention, personal hygiene, memilih makanan dan sanitasi.
 Perilaku sakit (illness behaviour) yaitu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang
merasa sakit untuk mengenal kesehatan atau rasa sakitnya, pengetahuan dan
kemampuan individu untuk mengenal penyakit, pengetahuan dan kemampuan
individu tentang penyebab sakit, usaha-usaha untuk mencegah penyakit.

21 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan
terdiri dari empat unsur, yaitu :
1. Sakit dan penyakit
2. Sistem pelayanan
3. Makanan
4. Lingkungan

Perilaku Orang Sakit dan Perilaku Orang Sehat


 Solita Sarwono (1993), perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan
oleh indiviu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
 Perilaku sakit menurut Suchman adalah tindakan untuk menghilangkan rasa tidak
enak atau rasa sakit sebagai akibat timbulnya gejala tertentu.
 Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan
diri, dan penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi

Sakit dan Penyakit


Bagaimana manusia berespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan
mempersepsi penyakit atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya,
maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit atau sakit
tersebut
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat
pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat
pencegahan penyakit, yaitu:
 Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior).
 Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour).
 Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour).
 Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour).

Sistem Pelayanan Kesehatan.


Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern
maupun tradisional, meliputi:
 Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
 Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
 Respons terhadap petugas kesehatan.
 Respons terhadap pemberian obat-obatan.

Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour)


 Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi
pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur
yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan
kebutuhan tubuh kita.

22 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Lingkungan Kesehatan (enviromental behavior)
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor
penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan,
yaitu:
 Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih untuk
kepentingan kesehatan.
 Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau kotoran.
 Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair maupun padat.
Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah sehat menyangkut ventilasi,
pencahayaan, lantai dan sebagainya.
 Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.

Model Perilaku Kesehatan


Model Keyakinan Kesehatan :
 Kerentanan. Keyakinan seorang individu tentang apakah ia mungkin menderita
sakit.
 Keparahan. Derajat dimana individu merasakan akibat dari menderita sakit menjadi
parah.
 Keuntungan. Ini merujuk pada potensial ditingkatkan dari program tindakan
tertentu yang akan mengurangi ancaman kesehatan.
 Hambatan. Adanya keputusan utnuk bertindak akan mempunyai sejumlah akibat
tertentu. Disini mungkin ada bebrapa derajat distress fisik, psikologi, atau finansial
yang berhubungan dengan bentuk tindakan apapun.
 Petunjuk tindakan. Petunjuk adalah stimuli yang mentriger perilaku kesehatan yang
tepat. Petunjuk-petunjuk baik internal (persepsi status jasmani), ataupun eksternal
(stimuli dari lingkungan, seperti media massa).
 Berbagai faktor. Hal ini mencakup faktor demokgrafis, etnik, sosial, dan personalitas
yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan.

Perilaku Orang Sehat


Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang potensif :
 Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
 Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
 Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Perubahan Perilaku Orang Sehat


 Konflik, adalah suatu keadaan yang timbul sebagai akibat adanya dua atau lebih
keinginan, kondisi, atau dorongan yang tidak harmonis. Terdapat tiga jenis
konflik, yaitu:
 Approach-approach conflict, adalah konflik yang terjadi apabila keinginan,
kondisi, atau dorongan yang ada, sama-sama dikehendaki dan akibatnya
positif.

23 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
 Avoidance-avoidance conflict, adalah konflik yang terjadi apabila semua
keinginan, kondisi, atau dorongan yang ada sama-sama tidak dikehendaki,
dan bersifat negatif.
 Approach-avoidance conflict, adalah konflik yang terjadi apabila keinginan,
kondisi, dan dorongan yang dikehendaki mengandung resiko positif dan
negatif yang seimbang.
 Frustasi, adalah suatu keadaan yang terjadi akibat konflik berkepanjangan atau
tidak terselesaikan atau ada perasaan kecewa berat karena tujuan yang dicita-
citakan tidak tercapai.
 Marah, apabila frustasi yang dialami oleh seorang individu tidak dapat dikelola
dengan baik, akan timbul perilaku mudah marah

Pengukuran domain perilaku


Cognitive domain, diukur dari knowledge (pengetahuan). Pengetahuan adalah
hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior).

Cognitive Domain
 Tahu
 Memahami
 Penerapan
 Analisis
 Sintesis
 Evaluasi

Affective Domain
 Diukur dari attitude (sikap). Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern ataupun ekstern sehingga

24 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut.

Psychomotor Domain
 Diukur dari psychomotor/practice (ketarampilan).
Suatu sikap pada diri individu belum tentu terwujud dalam suatu tindakan.Agar sikap
terwujud dalam perilaku nyata diperlukan faktor pendukung dan fasilitas. Tingkatan
praktik, seperti halnya pengetahuan dan sikap, praktik juga memiliki tingkatan-
tingkatan, yaitu:
 Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengan tindakan yang
akan dilakukan.
 Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang
benar sesuai contoh.
 Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau
sudah menjadi kebiasaan.
 Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran.

PERILAKU ORANG SAKIT


Didefinisikan sebagai “cara-cara dimana gejala-gejala ditanggapi, dievaluasi, dan
diperankan oleh seorang individu yang mengalami sakit, kurang nyaman, atau tanda-
tanda lain dari fungsi tubuh yang kurang baik

Perilaku sakit juga dapat dipengaruhi oleh:


Variabel internal
 Variabel internal yang penting antara lain persepsi mereka terhadap gejala dan
sifat sakit yang dialaminya.
Variabel Eksternal
 variabel eksternal yang mempengaruhi terdiri dari gejala yang dapat dilihat,
kelompok sosial, latar belakang budaya, variabel ekonomi, kemudahan akses ke
dalam sistem pelayanan kesehatan, dan dukungan sosial.

Tahap perilaku sakit


 Mengalami gejala;
 Asumsi tentang peran sakit;
 Kontak dengan pelayanan kesehatan;
 Peran klien dependen;
 Pemulihan dan rehabilitasi;

Penyebab Perilaku Sakit


Menurut Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solito Sarwono (1993) bahwa penyebab
perilaku sakit adalah sebagai berikut :

25 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
 Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan
normal.
 Anggapan adanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya.
 Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan
dengan keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan.
 Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat
dilihat.
 Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.
 Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan budaya tentang penyakit.
 Adanya perbedaan interpretasi tentang gejala penyakit.
 Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit.
 Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti fasilitas, tenaga, obat-
obatan, biaya, dan transportasi.

Tujuh Perilaku orang sakit yang dapat diamati


 Fearfullness (merasa ketakutan)
 Regresi (menarik diri)
 Egosentris
 Terlalu memperhatikan persoalan kecil
 Reaksi emosional tinggi
 Perubahan persepsi terhadap orang lain
 Berkurangnya minat

Health promotion
 Pentingnya promosi kesehatan  tujuannya bukan agar masyarakat tidak jatuh
sakit, tapi agar berkembang secara maksimal sesuai kemampuan dan potensinya
 Berbeda sesuai dengan keadaan individu :
 Individual : developing good habits

26 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
 Praktisi kesehatan : teaching & helping people
 Psychologist : practice behavior & change the poor one
 Community and national : availability resources& facilities
 Media : educating by certain behavior

What are health behavior ?


 Perilaku sehat  kebiasaan sehat  sehat

Health Habits :
 Tidur cukup
 Tidak merokok
 Sarapan
 Olahraga
 Minum cukup

Practicing health behavior


 Who practice good health behavior?
 Demographic factors : social class
 Age
 Values : ex/exercise
 Personal control
 Social influence : family, friends
 Personal goals
 Perceived symptoms : ex/ smokers by sensations of throat
 Access to health care system
 Cognitive factors : belief that HB are beneficial

Changing health habits


 Educational appeals asumsinya : people will change if have correct information.
Bagaimana seharusnya??
 Fear appeals  people fears their particular habits is hurting their health 
change to reduce fear
 Health belief model  tidak hanya mengerti mengapa orang melakukan kebiasaan
yang sehat, tetapi juga dapat memprediksi keadaan ketika orang memutuskan
untuk melakukan kebiasaan yang sehat.
 Self efficacy  belief that one is able to control one’s practice of a particular
behavior smokers belief can’t stop

27 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Pendekatan kognitif-behavioral dalam perubahan perilaku sehat
Tidak hanya perubahan perilaku yang menjadi target intervensi, namun pemikiran yang
muncul pada individu yang dapat menghalangi perubahan muncul yang juga harus
menjadi target intervensi.
 Self-observation & self- monitoring : beginning
 Classical conditiong : paired
 Operant conditiong : reinforcement Schedule
 Modelling : effective if it shows the realistic difficulties
 Stimulus control : eat & TV
 CBT

Relapse
Biggest problem in health habit modification
 Consequences : produce negative emotion  people feel they can’t control
 Reducing : ex/ relaxation
 Relapse prevention keinginan kuat individu, mengatur pembayaran, teach
coping skills
 Lifestyle rebalancing long term. Sos support

Stages of behavior change


 Precontemplation : no intention to change  poor target to intervention
 Contemplation : aware that problem exist & thingking, but not commitment yet
 Preparation : intend to change but not to do so, slowly reducing
 Action : modify their problem  need commitmment time & energy to making
real behav change
 Maintanance : more than 6 months

Vanues for Health habit modification


 Private therapist
 Health practitioner
 Family
 Manage care facilities
 Selp-help group
 School
 Work site intervention
 Community based interventions
 Mass media

Intervening with children


 Early sosialization
 Using the teachable moment : aerly childhood, first visit to the doctor, annual
visits

28 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
 Closing the window of vulnerability : SMP by trying lots of things 
intervensions through the school

Perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan


1. Olahraga
 Keuntungan secara fisik
 Keuntungan sec psikologis  berpengaruh pada keadaan mood, kecemasan,
depresi dan ketegangan. Minimal, efek positif dari berolahraga adalah adanya
aktivitas sosial dan perasaan tergabung dengan orang lain.
2. Mencegah kecelakaan
 Kecelakaan di rumah dan tempat kerja
 Kecelakan berkendara
3. Perilaku sehat yang terkait dengan kanker
 Pemeriksaan dini kanker payudara sendiri
 Mammograms (diatas 50 tahun setahun sekali)
 Penggunaan sun-screen  mencegah kanker kulit
4. Diet sehat
 Mengontrol kolesterol, gula darah, Darah tinggi dan Mencegah kanker
5. Menjaga berat badan
 Maintaining proper diet and getting enough exercise
 Obesity
6. Gangguan makan
 Anorexia nervosa  obsessive dis amounting to self-starvation
 Bulimia use technique like vomitting, laxative abuse, extreme dieting, drug and
alcohol abuse

Perilaku yang dapat mengganggu kesehatan :


 Alcoholism and problem drinking
 Smoking
 Drug abuse

29 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
STRES, COPING DAN PENYAKIT

STRESS: WHAT IT IS, WHERE IT COMES FROM


Stres merupakan :
Tuntutan yang membuat organisme beradaptasi, menghadapinya, atau menyesuaikan
diri dengannya.
Stres adalah pengalaman emosional negatif disertai dengan perubahan biokimia,
psikologis, kognitif dan perilaku diprediksi yang diarahkan baik ke arah mengubah
peristiwa stres atau akomodatif terhadap dampaknya (A Baum, 1990)

Terdapat 2 jenis stres:


Eustress (stres yang meyehatkan)  Contoh: Memilih warna I-pod, memilih menu
makanan
Distress (stres yang tidak menyehatkan)  Contoh: Mengalami masalah keuangan,
badai/bencana alam, masalah sosial  Dapat mempengaruhi mood, mempengaruhi
kemampuan individu dalam menikmati pengalaman yang menyenangkan, dan dapat
berdampak pada kesehatan fisik individu yang bersangkutan.

WHAT IS HEALTH PSYCHOLOGY?


Stres adalah topik kunci yang dibahas di dalam psikologi kesehatan.
Psikologi Kesehatan (Health Psychology) adalah Studi yang mempelajari hubungan
antara faktor psikologis dan pencegahan serta tindakan terhadap masalah kesehatan
fisik

Health Psychologist
Psikolog kesehatan berusaha untuk mengetahui:
 Bagaimana faktor psikologis (seperti stress, pola perilaku, dan sikap) menyebabkan
terjadinya penyakit
 Bagaimana orang dapat menyesuaikan diri dengan stress
 Bagaimana stres dan patogen (organisme penyebab penyakit, seperti bakteri dan
virus) berinteraksi mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
 Bagaimana orang memutuskan atau tidak memutuskan untuk mencari layanan
kesehatan
 Bagaimana intervensi psikologis seperti pendidikan kesehatan (misalnya, tentang
gizi, bahaya merokok, dan olahraga) serta modifikasi perilaku dapat berguna bagi
kesehatan tubuh
Stress: Where it Comes From?
 Daily hassles: the stress of everyday life
 Life changes
 Conflict
 Irrational beliefs
 The type A behavior pattern

30 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
DAILY HASSLES: THE STRESS OF EVERYDAY LIFE
What are daily hassles? Daily hassles  Kondisi dan pengalaman sehari-hari yang
mengancam atau berbahaya bagi kesejahteraan individu.
Daily Hassles dapat dikelompokkan sebagai berikut:
 Household hassles: mempersiapkan makanan, berbelanja, merawat rumah
 Health hassles: penyakit, perawatan medis, efek samping pengobatan
 Time-pressure hassles: terlalu banyak hal yang harus dikerjakan, terlalu banyak
tanggung jawab, tidak cukup waktu untuk istirahat
 Inner concern hassles: terisolasi secara sosial, kesepian
 Environmental hassles: kejahatan, kebisingan lalu lintas, kemacetan
 Financial responsibility hassles: pinjaman uang, bayar utang
 Work hassles: ketidakpuasan kerja, tidak menyukai tugas orang lain di dalam
pekerjaan, masalah dengan rekan kerja
 Security hassles: job security, terorisme, pajak, investasi properti, perubahan pasar
uang, pensiun

LIFE CHANGES
Menikah dengan orang yang tepat, mendapatkan pekerjaan yang sesuai, pindah rumah
ke lingkungan yang baru dalam satu waktu (tahun) yang sama akan mendorong kita
pada tahapan yang membahagiakan (mungkin saja). Namun variasi yang individu alami
dalam hidup dapat berdampak pada physical illness.

Why? Karena kejadian-kejadian yang mewarnai (memberi variasi) pada hidup


individu berubah-ubah. Bahkan kejadian yang menyenangkan dalam hidup pun
membutuhkan proses penyesuaian diri. Kejadian yang postif (menyenangkan) bisa saja
menimbulkan sakit kepala, tekanan darah yang tinggi, dan masalah kesehatan lainnya.

Life changes berbeda dari Daily Hassels dalam


dua hal yaitu:
 Banyak perubahan dalam hidup (Life Change) adalah sesuatu yang positif dan
diinginkan. Hassless cenderung merupakan sesuatu yang negatif.
 Hassless muncul secara reguler. Sedangkan Life Changes muncul tidak secara
regular

Hassles, Life Changes, and Health Problem


 Personal differences: orang yang easygoing, tangguh, tidak terlalu bermasalah
tatkala menghadapi stres, optimisme juga membantu orang berhadapan dengan
stress. Sikap optimistik mendorong orang mencari dukungan sosial dan
menemukan cara untuk menghadapi stress.
 Cognitive appraisal: stress tergantung pada bagaimana seseorang memaknai
kejadian dalam hidupnya (positif atau negatif); respon terhadap perubahan
hidup tergantung pada apakah perubahan tersebut dipandang berbahaya,

31 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
bagaimaan nilai dan tujuan kita, keyakinan kita tentang kemampuan
penanggulangan masalah yang kita miliki, dukungan sosial yang ada pada kita,
dsb.

CONFLICT-DARNED IF YOU DO, DARNED IF YOU DON’T?


Conflict: perasaan ditarik ke dua arah atau lebih dengan menentang motif
Konflik dapat dibedakan menjadi berikut:
 Approach-avoidance conflict, contoh: apakah saya seharusnya makan kue keju ini?
(kue keju lezat tetapi kalorinya tinggi)
 Multiple approach-avoidance conflict, contoh: apakah saya akan belajar atau
menonton film? (saya mau nonton film, tetapi jika saya nonton film hari ini, nilai
saya besok di dalam kuis mungkin akan jelek, sedangkan kalau saya tidak nonton
film hari ini mungkin saja nilai kuis saya besok bagus, tetapi pelajaran ini sangat
membosankan
 Approach-avoidance conflict, contoh: apakah saya seharusnya makan kue keju ini?
(kue keju lezat tetapi kalorinya tinggi)
 Multiple approach-avoidance conflict, contoh: apakah saya akan belajar atau
menonton film? (saya mau nonton film, tetapi jika saya nonton film hari ini, nilai
saya besok di dalam kuis mungkin akan jelek, sedangkan kalau saya tidak nonton
film hari ini mungkin saja nilai kuis saya besok bagus, tetapi pelajaran ini sangat
membosankan

Irrational Beliefs: Ten doorways to distress


Irrational beliefs:
ABC
A = activating event
B = beliefs
C = consequenses, outcomes
Kehilangan pekerjaan  pekerjaan ini adalah hal yang paling penting dalam hidup saya
, apa yang "tidak - baik " kegagalan saya , keluarga saya akan kelaparan, tidak ada yang
bisa saya lakukan tentang hal itu  ketidakberdayaan , berlebihan , menyalahkan diri ,
mengganggu kemampuan mengatasi , menurunkan harapan self-efficacy seseorang

10 keyakinan keliru yang menyebabkan stres


 Anda harus senantiasa mendapatkan kasih yang tulus dan penerimaan dari orang-
orang yang berarti bagi Anda.
 Anda harus membuktikan bahwa Anda adalah orang yang kompeten, adekuat, dan
mampu mencapai sesuatu yang penting.
 Segala sesuatu harus berjalan sebagaimana yang Anda harapkan; betapa kacaunya
hidup jika Anda tidak berhasil mewujudkan pilihan utama Anda dalam segala hal.
 Setiap orang harus memperlakukan orang lain dengan adil dan baik; celakalah
orang-orang yang bertindak tidak adil dan tidak etis.

32 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
 Anda akan kecewa dan marah karena terjadinya hal yang berbahaya atau
menakutkan bagi Anda.
 Manusia dan benda seharusnya bergerak lebih baik; adalah mengerikan jika Anda
tidak dapat menemukan dengan cepat solusi untuk masalah dalam kehidupan
sehari-hari Anda
 Penderitaan emosional Anda berasal dari tekanan eksternal yang tidak dapat Anda
kontrol. Kalau Anda tidak dapat mengubah tekanan eksternal itu,Anda akan tetap
menderita.
 Adalah lebih mudah untuk melepaskan tanggung jawab dan menghindar dari
masalah daripada menghadapi masalah dan belajar dari masalah itu untuk
membentuk kedisiplinan diri.
 Masa lalu Anda akan sangat mempengaruhi Anda, dan akan selalu mempengaruhi
perasaan serta tindakan Anda sekarang.
 Anda dapat mencapai kebahagiaan dengan tidak melalukan apa-apa, atau hanya
dengan menikmati hidup hari per hari.

The Type “A” and “B” Behavior Pattern


Tipe kepribadian A Characterized by highly driven, impatient, hostile, and aggressive.
Tipe kepribadian B  Characterized by relax more
readily than Type A people, more focus on the quality of life, and less ambitious.

Stress and the body


Teori Hans Selye tentang respon terhadap stres: The General Adaptation Syndrome
 Alarm reaction : tahap pertama GAS, dipicu oleh dampak stressor dan dicirikan
oleh adanya aktivitas simpatetis.
 Fight or flight reaction: respon adaptif bawaan terhadap bahaya yang
dipersepsikan seseorang.
 Stress memiliki efek domino terhadap sistem endokrin (hormonal):
stress menyebabkan tubuh mengeluarkan kortikostreroid, adrenalin, dan
noradrenalin.
 Kortikostreroid menyebabkan reaksi alergi (misalnya, berdampak pada
kesulitan bernafas) dan menyebabkan peradangan. Adrenalin dan
noradrenalin merangsang tubuh untuk menghadapi masalah dengan
meningkatkan debar jantung dan menyediakan energi tambahan untuk
reaksi fight-or-flight
 Resistance stage: tahapan kedua dari GAS, dicirikan oleh berkepanjangannya
aktivitas simpatetis dalam upaya menyimpan kembali energi yang hilang dan
memperbaiki kerusakan.
 Juga disebut tahapan adaptasi
 Tubuh terasa tegang, tubuh tetap dalam beban berat.
 Exhaustion stage: tahapan ketiga dari GAS dicirikan oleh melemahnya daya
tahan dan kemungkinan terjadinya kemerosotan tubuh.
 Berkaitan dengan terjadinya depresi dan ketidakaktifan

33 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Effects of Stress on the Immune System
 Sistem kekebalan tubuh: sistem dalam tubuh yang mengenali dan menghancurkan
agen asing (antigen) yang menyerang tubuh.
 Salah satu cara adalah dengan memproduksi lekosit (sel darah putih) yang
membentuk antibodi.
 Fungsi lain dari sistem kekebalan tubuh adalah dengan peradangan: meningkatnya
aliran darah ke area tubuh yang terluka, mengakibatkan tubuh menghangat,
kemerahan, dan meningkatnya suplai sel darah putih.
 Stress menekan fungsi sistem kekebalan tubuh dengan merangsang lepasnya
kortikosteroi
 Steroid menganggu pembentukan antibodi.

Bagaimana coping dengan stress?


 Controlling irrational thoughts : ubah pemikiran yang tidak rasional.
 Lowering arousal: turning down the inner alarm : dengan meditasi, biofeedback,
progressive relaxation.
 Aerobic exercise : lari, jogging, jalan, lari di tempat, berenang, lompat tali,
mengendarai sepeda, olahraga basket.

Pendekatan biopsikososial  interaksi faktor biologis, psikologis, dan sosiobudaya.


 Faktor biologi  patogen (bakteri), luka, usia, gender, riwayat keluarga sebagai
penyebab penyakit.
 Psikologis  perilaku dan kepribadian (sikap, emosi)
 Sosiobudaya: lingkungan sosial dan teknologi.

Headaches
 Tension headache  kontraksi otot di bahu, leher, kepala, dan kulit kepala.
 Migraine headache  berkaitan dengan peubahan dalam suplai darah ke otak.
 Penanganan sakit kepala  meredakan ketegangan, metode pelatihan biofeedback
membantu individu menghadapi migraine.

Coronary heart disease


Faktor risiko:
• Biologis: riwayat keluarga, kondisi fisiologis (obesitas, level serum kolesterol
tinggi, hipertensi)
• Psikologis:
- Perilaku tipe A,
- Hostility dan menahan perasaan marah,
- ketegangan kerja,
- kelelahan kronis, stres, kecemasan, depresi, ketegangan emosional,
- Pola konsumsi: peminum, perokok, makan berlebihan

34 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
- Stressor mendadak (misalnya karena gempa bumi)
- Kehidupan yang tidak aktif secara fisik
• Sosiobudaya: akses ke layanan kesehatan, waktu diagnosis dan tindakan.

Kanker
Faktor risiko:
- Biologis: riwayat keluarga, kondisi fisiologis (obesitas)
- Psikologis: pola konsumsi (merokok, minum alkohol, makan lemak hewan?),
berjemur di matahari (kanker kulit) depresi berkepanjangan, stres
berkepanjangan.
- Sosiobudaya: status sosial ekonomi, akses keperawatan kesehatan, terlambatnya
diagnosis dan tindakan, angka kematian yang lebih tinggi ditemukan pada negara
yang mengkonsumsi lemak lebih banyak.

35 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
PAIN MANAJEMEN
Pain and its management
 Rasa nyeri adalah aspek yang paling misterius ketika kita membicarakan penyakit
dan perawatannya. Setiap orang akan berbeda dalam mendeskripsikan rasa sakit
yang dirasakaanya walaupun mengalami hal yang sama dalam penyakitnya. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh psikologis dari pasien tersebut. Selain itu, rasa sakit/nyeri
adalah hal yang biasanya paling ditakutkan.
Ex/ soldier  kecelakaan/merasakan saki tartinya, mereka masih hidup dan
kemungkinan akan dikirim kembali pulang
Civilian  kecelakaan  keadaan yang tidak diinginkan
Measuring pain
 Verbal reports : cara ini seringkali digunakan oleh para praktisi kesehatan untuk
dapat memahami dengan baik apa yang dirasakan oleh pasiennya. Pasien pun dapat
dengan mudah mengatakan apa yang dirasakannya dengan bahasa yang informal
 Pain behavior : observable & measurable. Ex/ posture, facial, audible
expression&avoidant act.
 assessing how pain distrupted the life (particular/group patient)
 helped define the characteristics of different kind of pain syndromes
 Pain inventories : Turk & Rudy (1987) menciptakan Multiaxial Assesment of Pain
(MAP), termasuk di dalamnya data mengenai psikososial dan perilaku pasien yang
dapat membantu penegakan diagnosis dan perawatannya  pasien dewasa.
Ditambah laporan dari orang tua  pasien anak
 Pain as a complex experience that is not just a reaction to physical damage, but also
a result of the psychological and behavioral fallout that pain so often creates
 unlike other bodily sensations, the experience of pain is accompanied by
motivasional and behavioral responses(crying or fear)

Clinical issues in pain management


Acute and chronic pain
 Acute pain : basanya hasil dari kecelakaan yang lebih spesifik yang menghasilkan
kerusakan jaringan, seperti luka atau patah anggota tubuh  hilang ketika
kerusakannya diperbaiki (durasi sakit yang dirasakan lebih singkat)

36 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
once painkillers/ mulai
sembuh
Pain Anxiety
decrease
 Chronic dissipates
pain : bisanya dimulai dengan episode nyeri akut  tidak berkurang
dengan perawatan atau berjalannya waktu.
Biasanya terjadi selama 6 bulan atau lebih

1. Chronic benign pain (paling ringan/tidak berbahaya): The pain involve any of a
number of muscle group. Ex / Chronic low back pain
2. Reccurrent acute pain : munculnya berselang, hampir mirip dengan nyeri akut.
Ex/ migrain
3. Chronic progressive pain : ada lebih dari 6 bulan, dan makin lama makin sakit.
Ex/ rematik

Kenapa penting?
1. Memperlihatkan reaksi psikologis yang berbeda  depresi, kecemasan, dll.
Memperlihatkan coping yang berbeda pula mempengaruhi treatment
2. Teknik Pain control lebih berhasi l pada pasien dengan nyeri yang akut.
3. Nyeri/sakit kronis meliputi complex interaction of physiological, psychological,
social and behavioral component than acute pain  attention

Chronic pain behavior


 Avoid noises, bright light, sosial contact, reduce physical act
 Huge medical bills & lots of treatments
 Painkillers  dampak
 Pain personality profiles  MMPI (mengukur 10 kriteria)

Pain control tehniques


 Farmakologi : traditional and common method ex/ morphine (painkiller), anestesi,
obat-obatan
 Surgical control of pain : memotong jaringan yang mengontrol rasa sakit  resiko
tinggi
 Sensori kontrol : menghalangi rasa sakit yang muncul dengan cara menstimulasi
bagian tubuh lainnya
 Biofeedback : cara menekan rasa sakit dengan mengontrolnya lewat tubuh. Ex/
pada stress dan hipertensi.

37 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Saat mendengar detak jantung di mesin, pasien berusaha mengontrol untuk lebih
tenang, sehingga detak jantung lebih stabil.
 Relaksasi
 Distraksi : fokus terhadap stimulus yang tidak relevan dengan rasa sakit atau
dengan melakukan aktivitas yang dapat melupakan rasa sakit. Ex/ musik
 Coping teknik
 Guided imagery : control some acute pain and discomfort.
relaksasi dibimbing untuk membayangkan tempat yang nyaman, tanamkan
dalam pikiran dan fokus pada tempat tersebut
Membawa pasien ke tahap relaksasi, konsentrasi pada tempat yang dibayangkan
dan mengalihkan rasa sakit atau discomfort yang dirasakan
 Hypnosis
 Akupuntur

Pain management program (founded by John Bonica, 1960)


Evaluasi awal
 Mengevaluasi rasa sakit dan perilaku sakit yang muncul
 Pengukuran secara Kualitatif dan kuantitatif , termasuk di dalamnya lokasi, kualitas
sensori, severity, duration, onset & history
 Mengevaluasi emotional and mental functioning

Perawatan individual
 Ketika pain profile dari pasien dan juga bagaimana rasa sakit tersebut
mempengaruhi hidup mereka sudah didapat secara lengkap, pain management
program dimulai.
 Program harus terstruktur dan ada waktu yang ditentukan. Harus ada tujuan yang
kongkrit, aturan2, titik akhirnya apa, dan tiap pasien masing2 harus punya tujuan
yang spesifik  menurunkan rasa sakit yang dirasakan, meningkatkan aktifitas
fisik, menurunkan ketergantungannya pada obat, meningkatkan fungsi psikososial,
mereduksi persepsi dari ketidakmampuan, menurunkan ketergantungannya pada
pelayanan kesehatan

Komponen dari program ini :


 Mengedukasi pasien : diskusi mengenai obat-obatan, assertiveness dan social skill
training
 Menghilangkan pemikiran yang salah, ketika pasien dihadapkan dengan penyakit
yang kronis

Mengikutsertakan keluarga
Ada beberapa orang yang justru menjauh dari keluarga, padahal dukungan dari orang
terdekat sangat diperlukan pasien

38 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Prevensi kambuh (relapse)

Relapse prevention and follow-up activities

Untuk mengukur keberhasilan program yang dijalankan

39 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
MANAGEMENT OF CHRONIC ILLNESS

Pengidap penyakit kronis di usia muda


Banyak masalah muncul pada pasien penyakit kronis
1. pahami mengenai hidup yang berkualitas dan bagaiman melakukan assesmennya
2. memahami berbagai reaksi psikologis pasien
4. memahami coping pasien
5. spesific rehabilitation  physical management, vocational problem, social
functioning, strategi kesuksesan rehabilitasi.
 individual effort s are not always successful in solving the problems associated
with chronic illness

Quality of life
 Aspek apa saja yang bisa mengukur kualitas hidup ssorang?
 Mengapa harus mempelajari hal ini?
 Several components :
Physical, Psychological, Sosial , Disease or treatment related symptomatology.
 Assesment :
Salah satunya adalah RAND 36-item health survey (RAND health service program,
1992) assesses physical functioning, social functioning, mental health, vitality pain,
general perseption of health, etc

Why ?
1. Documentation of exacty how illness effect vocational, sosial and personal actifities, as
well as the general activities of daily living  provides an important basis for
intervention design to improve quality of life
2. lebih tepat
3. impact of treatment  lebih berbahaya dari penyakit itu sendiri
4. compare therapies
5. memberikan informasi bagaimana agar mencapai kualitas hidup tertinggi

 pinpointing some areas that require particular attention and intervention

Respon emosional
 Denial : mekanisme pertahanan dimana orang menghindari implikasi dari suatu
penyakit. Mereka bersikap seolah tidak mengalami sakit parah, atau bahkan
menyangkalnya
(+) mengontrol emosi
(-) Mempengaruhi mereka dalam memonitor kesehatan
 Anxiety : munculnya kecemasan membuat menurunnya kemampuan untuk
berfungsi secara maksimal
 Depression : reaksi yang umum saat seseorang didiagnosa penyakit kronis

40 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Personal issues in chronic disease
 Penyakit kronis akan memberikan perubahan besar pada konsep diri dan
kepercayaan diri pasien. Perubahan tersebut dapat bersifat sementara maupun
permanen.
 Aspek dari konsep diri yang dapat mempengaruhi proses dari penyakit itu sendiri
adalah : image diri, pencapaian diri, social self, private self

Body image
 Perception & evaluation of one’s physical functioning & appereance
 Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang berada di rumah sakit seringkali
mengalami naik turunnya image diri. Tidak hanya terkait pada bagian sakitnya,
melainkan secara keseluruhan memperlihatkan aura yang negatif.
 Misalnya kecelakaan dg gigi tanggal
 Penyakit yang mengancam fungsi seksual (lumpuh, stroke, jantung lemah, dll)
mempengaruhi keseluruhan hidup

Achieving self
 Pencapaian termasuk pada masalah pekerjaan dan hobi  primary satisfaction

Social self
 Kekuatiran yang sering muncul adalah dimana lingkungan sosial menjauh karena
penyakit
Private self
 Penyakit berat menciptakan ketergantungan, menghilangkan kemandirian.
 Dimana mereka memiliki ambisi, tujuan, hasrat dan rencana dalam hidup tiba2
berantakan
 menciptakan tujuan baru

Coping with chronic illness


Kepercayaan pasien terhadap penyakitnya
 Mereka yang memiliik penyakit kronis akan berubah gaya hidupnya. Sehingga
penyakit tersebut akan menjadi bagian dari diri mereka  gagal dan berhasil
 Bawaan/ kodrat penyakit
Problem yang biasanya muncul adalah ketika pasien kuran gmemahami
penyakitnya. Mis : karena sdh merasa nyaman, tidak perlu mengkonsumsi obat
 Sebab penyakit
Banyak kesadaran yang akhirnya dicapai pasien mengenai penyakitnya. Mis : stress,
bakteri, kehendak Tuhan, atau yang paling besar resikonya adalah mnyelahkan
dirinya sendiri atau orang lain
 Mampu melakukan kontrol terhadap penyakitnya

41 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
 Anak perlu diberikan informasi mengenai penyakitnya dan ikut melakukan kontrol
terhadap aktifitas penyembuhan dan intervensi

Intervensi psikologis dan penyakit kronis


 Pharmachological, biasanya dilakukan pada pasien dengan penyakit kronis yang
menderita depresi akibat penyakitnya
 Individual therapy, sangat berbeda ketika klien adalah pasien yang memiliki
gangguan kesehatan, tidak hanya gangguan pada aspek psikologisnya bekerja
sama dg berbagai praktisi kesehatan
 Psikoterapi, mempersiapkan pasien dan keluarga akan penyakit yang dihadapi
 Mengedukasi pasien, termasuk coping stress untuk meningkatkan fungsi seorang
pasien
 Relaksasi , menurunkan kecemasan
 Social support intervention, adanya dukungan dari orang-orang terdekat dalam
menghadapi penyakit. Misalnya saja adanya orang lain yang dapat mengantar ke
rumah sakit kapan pun diperlukan, atau membantu dalam hal melayani pasien.
 Support group, adanya tempat untuk membagi pengalamannya dengan orang lain
yang juga merasakan hal yang sama, membantu subyek menghadapi penyakitnya

Who works with the chronically ill ?


 Physical therapist
 Occupational therapist
 Dietitian
 Sosial worker

Psychological issues in advancing and terminal illness


Death
 Anak, misalnya kematian mendadak pada bayi. Kanker pada anak. Konsep kematian
sendiri sangat tergantung pada kematangan emosi dan usia anak, sehingga mereka
memiliki konsep yang berbeda dalam menghadapi kematian.
 Dewasa muda : Ex/ pembunuhan, AIDS.
saat mereka di diagnosa penyakit serius, seperti kanker-reaksi mereka tentu
syok dan merasakan ketidakadilan. Seringkali marah setiap waktu dan sekarat
lebih lama
 Middle age, di usia ini- kematian lebih realistis
 Kematian di masa tua, sekarat tidak akan mudah di usia apapun, namun mungkin
akan lebih mudah apabila dialami saat tua. Mereka biasanya lebih siap menghadapi
kematian dari pada pasien yang berusia muda.

Melanjutkan perawatan dan advancing illness


 Penyakit yang semakin parah seringkali mengharuskan perawatan lebih lanjut yang
juga menimbulkan efek samping

42 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
 Pasien yang merasa berulangkali melakukan perawatan, namun tak kunjung
sembuh seringkali merasa putus asa untuk menyelamatkan hidupnya dan menolak
menerima perawatan apa pun.
 Kelelahan, tidak nyaman, depresi
 Euthanasia

Tahap2 penyesuaian pasien dalam kondisi sekarat


Stage of dying kubler-ross’s five-stage theory :
 Denial, sebagai reaksi awal. Biasanya terjadi beberapa hari, bila lebih lama-
kehadiran psikolog sangat diperlukan. Penyangkalan muncul ketika penyakit
tersebut menciptakan keadaan yang harus dihadapinya
 Anger : “why me??”. Keluarga seringkali merasa serba salah dan juga disalahkan
pasien karena mereka lebih sehat
 Bargaining : biasanya dilakukan terhadap Tuhannya. Dimana bersedia melakukan
apapun demi kesembuhannya
 Depression : pada level ini, pasien mungkin merasa kelelahan. Mungkin mereka
mengalami susah makan, fokus pada penyakitnya dan berusaha tidak merasakan
nyeri atau rasa tidak nyaman
 Acceptance : pada titik ini, pasien mungkin merasa terlalu lemah untuk marah dan
pemikiran mengenai sekarat atau kematian terlalu menyedihkan
Psychological management of the terminal ill
 Hospital staff
 Achieving an appropriate death
 Individual counseling
 Family therapy

Problems of survivors
Kematian anggota keluarga mungkin suatu peristiwa yang cukup besar dalam
kehidupan. Sehingga diperlukan bantuan untuk menghadapi kematian
 Adult survivor : di masa2 perawatan, rutinitas berubah menjadi rutinitas yang terkait
dengan penyakit. Sehingga survivor akan merasa lebih lama berduka. Ex/ grieving
widow
 Child survivor : sulit untuk menjelaskan kematian pada anak. Mereka tidak lengkap
dalam memahami konsep kematian, dimana kematian bukanlah suatu akhir,
sehingga mereka masih mengharapkan kembalinya anggota keluarganya
 Death education, lebih baik untuk mempersiapkan orang2 dalam menghadapi
kematian sebelum mereka mengalaminya.

43 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Challenge for the future
Promosi kesehatan
 Fokus pada orang-orang yang beresiko
 Prevensi :pada kebiasaan yang buruk. Ex/ melakukan kampanye, imunisasi, dll
 Fokus pada orang tua : intervensi difokuskan untuk menolong para orang tua
mencapai fungsi tertinggi dalam hidupnya dengan memberikan program diet,
olahraga, dan kebiasaan sehat lainnya
 Mempromosikan daya tahan tubuh yang bagus. Psikolog dalam hal ini mengedukasi
bahwa dengan orang dapat menurunkan level stress mereka, maka kesempatan
untuk beristirahat, segar kembali dan juga relaksasi akan meningkatkan keefektifan
dari suatu intervensi
 Promosi kesehatan adalah bagian dari praktek kesehatan  dokter atau praktisi
kesehatan lain lebih dipercaya dalam memberikan informasi kesehatan 
perubahan perilaku
 Perubahan sosial untuk meningkatkan kesehatan  stressful living, like noise,
crowding, poor, crime living

Strees and its management


Use a health services
Sistem dari pelayanan kesehatan pasti memiliki permasalahan sebagai berikut :
 Biaya pelayanan kesehatan yang mahal
 Sistem yang ada seringkali tidak memperlakukan secara adil
 Lebih melayani pasien yang kaya
 Para pengguna layanan kesehatan tidak menggunakannya dengan baik

The future
 Merubah praktik kesehatan
 Terus meningkatkan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan Meningkatkan
intervensi model  medis

44 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
PENYAKIT JANTUNG, HIPERTENSI, STROKE DAN DIABETES

Penyesuaian terhadap penyakit kronisa dalah satu proses yang sulit dan,
memerlukan perubahan besar dalam gaya hidup yang sangat sulit untuk dijalani atau
dilakukan. Dalam bab ini, kita mengambil empat gangguan kronis utama, yaitu, penyakit
jantung, hipertensi, stroke, dan diabetes. Semua empat penyakit yang berpengaruh pada
sistem peredaran darah, dan diabetes merupakan faktor tidak baik untuk penyakit
jantung dan stroke.

Penyakit Jantung
Penyakit cardiovascular adalah penyakit nomer satu di Amerika Serikat, yang
menyebabkan kematian sebesar 40%. Dalam tahun sebelumnya kebanyakan orang
meninggal karena penyakit jantung, sehingga banyak yang tidak hidup lama karena
penyakit jantung. Tapi penyakit kardiovascular juga penyakit modern, karena
setidaknya dengan perubahan dalam diri dan penurunan tingkat aktivitas yang telah
ada dalam kehidupan modern. Sekitar pergantian abad, penyakit jantung (CHD) mulai
meningkat. Selain tingkat penyakit itu tinggi yang terkait dengan hal tersebut seperti,
PJK juga merupakan penyakit kronis.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan yang mengacu pada penyakit yang
disebabkan oleh athero-lerosis, penyempitan Arter koroner, pembuluh yang mensuplai
jantung. Ketika pembuluh darah menjadi menyempit atau tertutup, oksigen aliran dan
nutrisi ke jantung terhambat. Penyakit jantung merupakan penyakit yang sangat umum
dan sering terjadi pada orang tua. Memiliki sejarah keluarga, menjadi lebih umum di
antara individu yang memiliki penyakit jantung. Komponen ini meliputi predisposisi
genetik, yang mungkin muncul pada awal kehidupan dan diperburuk oleh faktor-faktor
risiko yang berkaitan dengan gaya hidup, termasuk juga stres yang terjadi pada
individu. Faktor risiko termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, obesitas,
kadar kolesterol yang tinggi, dan rendahnya tingkat aktivitas fisik. Penelitian terakhir
telah berfokus pada kontribusi bahwa stres pada individu yang menggunakan metode
tertentu untuk mengatasi hal tersebut dapat membuat perkembangan pada penyakit
jantung. Secara khusus, permusuhan, stres kronis, dan reaktivitas kardiovaskular
terhadap stres yang sangat implikasi berdedikasi dalam pengembangan PJK. Selain itu,
stres akut, emosi negatif, dan letusan aktivitas mendadak dapat memicu peristiwa klinis
mendadak, seperti serangan jantung, yang mengarah pada penyakit. Reaktivitas
terhadap stres atau mengatasi melalui permusuhan dapat berinteraksi dengan faktor
risiko lain, seperti tingkat kolesterol tinggi, dalam meningkatkan risiko secara
keseluruhan Semua faktor risiko yang diketahui bersama-sama menyumbang kurang
dari setengah dari semua kasus baru diagnosa PJK, sesuai dengan sejumlah faktor risiko
yang masih harus diidentifikasi, dapat menargetkan orang-orang yang berada pada
risiko PJK, pada awal proses penyakit seperti telah dicatat, PJK merupakan penyakit
modernisasi dan industrialisasi.

45 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Penelitian PJK pada tempat kerja menunjukkan bahwa beberapa faktor yang
terkait dengan peningkatan risiko seperti ketegangan, terutama kombinasi dari
tuntutan kerja yang tinggi dan kontrol yang rendah. Ada hubungan antara tingkat
pendidikan dan pekerjaan yang dengan tekanan kerja yang tinggi, keamanan kerja yang
rendah, dan strategi mengatasinya. Meskipun laki-laki dengan risiko medis yang rendah
mungkin tidak mengembangkan PJK dalam menanggapi faktor-faktor ini, antara laki-
laki dengan risiko awal yang lebih tinggi, faktor pekerjaan ini meningkatkan risiko PJK.
Stres karena ketidakstabilan sosial juga dapat dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi
dari PJK. Negara perkotaan dan industri memiliki insiden yang lebih tinggi dari PJK
daripada negara-negara terbelakang. Para migran memiliki insiden yang lebih tinggi
dari PJK daripada individu yang memiliki geografis yang stabil. Pria menikah dengan
perempuan yang lebih berpendidikan atau perempuan dalam pekerjaan yang lebih
tinggi, menunjukkan reaktivitas kardiovaskular yang lebih besar dan berada pada
peningkatan risiko untuk penyakit kardiovaskular.

Perilaku Tipe A
Upaya mereka untuk mengidentifikasi pelaku risiko psikologis untuk penyakit
jantung, perilaku awalnya diidentifikasi secara behavioral. Jenis Pola perilaku
dirumuskan oleh dua dokter sebagai gaya perilaku dan emosional, perjuangan tak
henti-hentinya untuk mencapai lebih banyak dan lebih dalam, sering di Kompetisi
dengan individu atau kekuatan lain. Pola perilaku Tipe A yang dianggap ditandai oleh
tiga komponen: mudah terangsang permusuhan, rasa pentingnya waktu, dan prestasi.
Jadi yang disebut Tipe B, dengan siapa tipe itu sering dibandingkan.
Perilaku A telah diukur baik oleh wawancara terstruktur atau melalui kuesioner
yang. Wawancara terstruktur meminta masyarakat mengetahui tentang cara yang biasa
mereka lakukan untuk menanggapi situasi yang biasanya menimbulkan ketidaksabaran,
permusuhan atau daya saing dari individu Tipe A, seperti bekerja dengan individu yang
lambat atau menunggu dalam antrean. Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan bagian
dari ukuran Tipe A. Lebih penting adalah gaya interaksi yang pewawancara
memunculkan sewaktu wawancara. Beberapa pertanyaan yang diajukan dengan tujuan
untuk memperoleh karakteristik yang berpengaruh. Tipe A gaya bicara keras, mudah
marah, dan cepat. Pewawancara dapat berbicara sangat lambat dalam mengajukan
pertanyaan atau tantangan yang diwawancarai menjawab pertanyaan tertentu.

Reaktivitas kardiovaskuler, Permusuhan, dan CHD


Para peneliti sekarang menduga bahwa pola perilaku Tipe A bukanlah penyebab
dalam perkembangan PJK , meskipun mungkin berhubungan dengan kesehatan yang
buruk secara umum. Sebaliknya , beberapa aspek dari tipe A berperilaku mungkin lebih
mematikan daripada yang lain . permusuhan lebih kuat terlibat sebagai faktor risiko
untuk PJK daripada dimensi lain dari tipe perilaku A. Sebuah jenis tertentu dari
permusuhan mungkin yang paling utama terlibat , yaitu permusuhan sinis , ditandai
dengan kecurigaan , kebencian , kemarahan sering, sebuah antagonism , dan
ketidakpercayaan orang lain . Individu yang memiliki keyakinan negatif tentang orang

46 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
lain, termasuk persepsi bahwa orang lain sedang antagonis atau mengancam , sering
perilaku halus antagonis sangat verbal agresif dan pameran. Akibatnya , individu yang
tinggi dalam permusuhan sinis mungkin mengalami kesulitan penggalian dukungan
sosial yang mereka butuhkan dari lingkungan mereka, atau mereka mungkin gagal
untuk membuat penggunaan efektif dari dukungan sosial yang tersedia. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa permusuhan dikombinasikan dengan defensif mungkin
sangat bermasalah untuk perubahan yang merugikan kardiovaskular. Khususnya ,
orang-orang yang sama-sama bermusuhan dan defensif ( yaitu, yang tidak melaporkan
aspek sosial yang tidak diinginkan dari diri mereka sendiri ).

Mekanisme Menghubungkan reaktivitas dan permusuhan


Bagaimana mungkin reaktivitas yang lebih besar dan permusuhan dalam situasi
cconflictive mempromosikan penyakit jantung ? Perubahan di dalam pembuluh darah
merupakan salah satu rute . Pada beberapa individu , stres menyebabkan pembatasan
vaso di daerah pinggiran jantung dan pada saat yang sama mempercepat denyut
jantung. Demikian , orang-orang mencoba untuk mentransfer lebih banyak darah
melalui pembuluh yang terus menyusut . Nampaknya , proses ini menghasilkan keausan
pada arteri koroner , yang pada gilirannya , menghasilkan lesi aterosklerotik . Reaksi
berbasis hormon juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan CHD ( Dembroski ,
1998) . Katekolamin mengerahkan efek kimia langsung pada vesseis darah . Naik
turunnya tingkat chatecholamine mungkin akan meminta perubahan terus-menerus
dalam preassure darah yang melemahkan ketahanan tubuh . Naik turunnya kadar
katekolamin dapat mendorong perubahan terus-menerus dalam tekanan darah yang
melemahkan ketahanan kapal . Simpatik aktivasi a , menyebabkan lipid yang akan
didorong ke dalam aliran darah , mungkin keseluruhan kontributor aterosklerosis .
Mekanisme mungkin berbeda untuk orang hitam dibandingkan kulit putih ( Delehanty ,
1991) .

Emosi Negatif, Faktor Risiko dan CHD


Permusuhan dan emosi negatif lainnya dapat mempengaruhi risiko penyakit
jantung koroner dengan cara lain daripada hubungan yang mendasari mereka dengan
reaktivitas kardiovaskular. Individu bermusuhan juga bergerak di bidang perilaku
kesehatan berisiko tinggi yang meningkatkan risiko CHD. Permusuhan yang lebih tinggi
dikaitkan dengan konsumsi lebih banyak kafein, bobot yang lebih tinggi, tingkat lipid
yang lebih tinggi, merokok, konsumsi alkohol, dan hipertensi (Greene, 1995),
permusuhan juga berkaitan dengan total kolesterol yang lebih tinggi dan lipoprotein
padat yang tinggi (LDL) pada laki-laki dan perempuan (Dujovne & Houston, 1991). Hal
ini juga telah dikaitkan dengan kemungkinan lebih rendah sesuai dengan rejimen
pengobatan (Christensen, Wiebe, & Lawton, 1997). Reaktivitas memprediksi waktu
yang lebih singkat untuk kambuh antara orang-orang yang telah mencoba untuk
berhenti merokok (Swan, Ward, Jack, & Javitz, 1993).
Emosi negatif lain selain permusuhan dapat terlibat dalam perkembangan CHD .
Dalam review skala besar literatur , Booth - Kewley dan Friedman ( 1987)

47 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
menyimpulkan bahwa wilayah rawan koroner dapat ditandai seperti emosi lebih
negatif dan kronis yang terburu-buru, sabar . kepribadian Tipe A yang sebelumnya telah
dianggap melambangkan gangguan . Mereka menemukan hubungan yang kuat antara
CHD dan depresi , serta hubungan antara kemarahan , permusuhan , agresi , dan
kecemasan dan CHD. Penelitian lain juga mendukung hubungan yang kuat antara
depresi dan serangan jantung ( Pratt et al , 1996) dan antara keputusasaan dan
serangan jantung ( Everson et al , 1996; lihat juga Markovitz , Matthews , Wing , Kuller ,
& Meilahn , 1991; N. Adler & Matthews , 1994) . Penelitian longitudinal telah
menyarankan bahwa orang-orang yang mengarahkan ketegangan batin mungkin
berada pada risiko tinggi untuk kematian dibandingkan orang yang mengarahkan
ketegangan keluar atau mereka yang lebih stabil ( Graves , Mead , Wang , Liang , & Klag ,
1994) . Penyidik juga telah memeriksa kelelahan vital, keadaan mental yang ditandai
dengan kelelahan ekstrim , perasaan yang sedih atau dikalahkan , dan lekas marah
ditingkatkan ; kelelahan vital, dalam kombinasi faktor risiko lain , memprediksi
kemungkinan serangan jantung ( Appels & Otten , 1992) . Kecurigaan dalam
pemasangan bahwa depresi , kecemasan , dan kelelahan , ketika dikenakan pada jantung
yang telah terganggu , dapat menurunkan ambang untuk klinis seperti nyeri dada atau
serangan jantung ( N.Adler , 1994) .
Secara keseluruhan, bagaimanapun, masih banyak untuk pembelajaran tipe b
tentang faktor risiko pola o untuk penyakit kardiovaskular, faktor lingkungan dan sosial
yang berkontribusi terhadap respon kardiovaskular terhadap stres, dan terutama
bagaimana mereka berbeda antara jenis kelamin dan ras. Kami memiliki pengetahuan
yang cukup tentang pria putih, dan agak kurang tentang laki-laki hitam, relatif sedikit
tentang perempuan putih, dan sangat sedikit tentang wanita kulit hitam, dan perbedaan
ini merupakan prioritas tinggi untuk penelitian masa depan (saab et.al, 1977).

Modifikasi CHD-Risiko Terkait Perilaku


Para peneliti sekarang telah menetapkan bahwa hubungan antara permusuhan
dan CHD cukup jelas untuk memiliki implikasi kebijakan. Artinya, intervensi yang
dirancang untuk mengurangi kemarahan dan permusuhan mungkin mengurangi tingkat
penyakit jantung koroner dan dapat mempengaruhi penyebab lain dari kematian juga
(Booth-Kewley & Friedman,1987), terutama jikamerekamenyebabkan perubahan
dalamreaktivitassimpatik.

Pengelolaan Infark Miokardial


Sekitar 500.000 orang menderita serangan jantung setiap tahun di Amerika
Serikat . Sekitar seperempat dari mereka meninggal dalam waktu beberapa jam dari
serangan dan satu mati ketiga dalam beberapa minggu pertama . Salah satu alasan
tingginya tingkat kematian dan kecacatan menyusul serangan jantung adalah bahwa
pasien sering menunda beberapa jam atau bahkan berhari-hari sebelum mencari
pengobatan . Beberapa pasien hanya mampu menghadapi kenyataan bahwa mereka
telah mengalami serangan jantung . Lainnya menafsirkan gejala sebagai gangguan yang
lebih ringan dan memperlakukan diri mereka sendiri . Pasien yang lebih tua dan korban

48 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
serangan jantung Afrika Amerika tampaknya menunda lebih lama , seperti halnya
pasien yang telah berkonsultasi dengan dokter atau terlibat dalam diri - pengobatan
untuk gejala mereka . Mengalami serangan pada siang hari serta memiliki anggota yang
hadir fanily , meningkatkan penundaan , mungkin karena lingkungan lebih mengganggu
dalam situasi seperti ini . Anehnya juga, riwayat angina atau diabetes sebenarnya
meningkatkan , bukannya menurun , delay) . Salah satu isu psikososial yang diangkat
oleh serangan jantung , kemudian , adalah bagaimana meningkatkan perilaku mencari
pengobatan dan mengurangi penundaan yang lama bahwa pasien sering menunjukkan .
Minimal , pasien berisiko tinggi untuk acara koroner akut dan anggota keluarga mereka
harus dilatih dalam mengenali tanda-tanda inpending atau peristiwa akut yang
sebenarnya , sehingga untuk menghindari keterlambatan yang dapat membahayakan
pemulihan jangka panjang .
Meskipun keterlambatan dalam mencari pengobatan , sekitar separuh dari
semua korban serangan jantung kembali ke rumah setelah dirawat di rumah sakit . Oleh
karena itu sejumlah isu jangka panjang dan pendek rehabilitasi timbul . Proses
penyesuaian emosional dengan pengalaman serangan jantung dimulai segera . Sejumlah
pasien serangan jantung mengalami serangan jantung selama infark miokard mereka (
MI ) dan harus resudciated melalui cara-cara buatan . Menjadi korban serangan jantung
bisa menghasilkan sejumlah diificulties psikologis , termasuk mimpi buruk , kecemasan
kronis , depresi , dan rendah harapan untuk mendapatkan kembali kesehatan dan
kekuatan. Selama fase akut dari penyakit , pasien MI biasanya dirawat di unit perawatan
koroner di mana fungsi jantung terus dimonitor . Banyak pasien MI mengalami
kecemasan saat mereka menghadapi kemungkinan kambuh dan melihat resposes
jantung mereka jelas digambarkan pada mesin sebelum mereka. Umumnya , namun. MI
pasien pada fase akut penyakit mengatasi dengan menggunakan penolakan dan dengan
demikian mungkin relatif kecemasan - gratis selama periode ini .

Rehabilitasi Jantung
Setelah fase akut penyakit telah berlalu , pasien yang encoureraged untuk
menjadi lebih aktif . Pada titik ini , program pendidikan dan intervensi --- yang
mencakup topik-topik seperti rejimen medis , risiko kesehatan , diet olahraga ,
pekerjaan , dan stres emosional --- mempersiapkan pasien untuk dischacharge .
Rehabilitasi jantung didefinisikan sebagai proses aktif dan progresif dengan mana
individu dengan penyakit jantung mencapai fisik yang optimal , status medis, psikologis,
sosial, emosional, kejuruan. Tujuan rehabilitasi adalah untuk menghasilkan bantuan
dari symtoms , untuk mengurangi keparahan penyakit, untuk membatasi
perkembangan lebih lanjut dari penyakit , dan untuk mempromosikan penyesuaian
psikologis dan sosial . Yang mendasari filosofi rehabilitasi jantung adalah keyakinan
bahwa upaya tersebut dapat berasal penyakit maju , mengurangi likelihood sampel
datanya dari infaction miokard berulang , dan mengurangi risiko kematian mendadak.
Komponen dari program rehabilitasi jantung khas termasuk latihan terapi dengan
beberapa konseling psikologis , dan pendidikan tentang penyakit arteri koroner.

49 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Persiapan untuk rejimen rehabilitasi biasanya dimulai dengan membiasakan
pasien dengan obat-obatan yang akan diambil untuk kontrol tekanan darah dan nyeri
jantung . Rejimen tersebut sering termasuk self- administrasi beta - adrenergic blocking
agent secara teratur . Agen beta - blocking adalah obat yang melawan efek stimulasi
sistem saraf simpatik. Karena peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik
memperburuk arrhyhythmia jantung , angina , dan kondisi lain yang terkait dengan
penyakit jantung , agen beta - blocking berguna dalam mencegah jenis rangsangan . Beta
- blocker , bagaimanapun, mungkin memiliki berbagai efek samping yang tidak
menyenangkan , termasuk kelelahan dan impotensi , yang maylead orang untuk
membawa mereka hanya sesekali . Digitalis , pengobatan obat adat bagi pasien dengan
potensi untuk gagal jantung , bermasalah , karena ada zona sempit antara efektivitas
terapi obat dan pengembangan potencially aritmia yang mengancam jiwa . Stres dapat
memperburuk proses itu, menghasilkan aritmia pada tingkat rendah wuite administrasi
digitalis. Akibatnya , intervations telah dikembangkan untuk mengajarkan memulihkan
prosedur manajemen stres jantung pasien perilaku yang dapat digunakan adalah beta -
blocker yang tidak diinginkan , tidak praktis , atau secara medis tidak bijaksana untuk
beberapa alasan. Aspirin umumnya diresepkan untuk orang pulih dari atau berisiko
untuk serangan jantung . Aspirin membantu mencegah pembekuan darah dengan
menghalangi salah satu dari enzim yang menyebabkan trombosit untuk agregat .
Penelitian terhadap aspirin sekarang menunjukkan bahwa pria yang takehalf aspirin
sehari berada pada secara signifikan mengurangi risiko serangan jantung fatal.
Perempuan tidak termasuk dalam studi ini , tapi satu penyelidikan saat ini sedang
dilakukan , dan segera kami juga akan mendapatkan keuntungan dari.

Permasalahan Dukungan Sosial


Seperti halnya untuk penyakit lain, dukungan sosial dapat membantu pasien jantung
pulih mengurangi penderitaan dan memperbaiki gejala jantung, terutama pada bulan-
bulan pertama dirawat di rumah sakit. Dalam sebuah penelitian, pasien jantung tanpa
pasangan atau kepercayaan dua kali lebih mungkin untuk meninggal dalam waktu enam
bulan dari serangan jantung pertama mereka dibandingkan dengan pasien yang sudah
menikah atau memiliki teman-teman.
Namun banyak faktor dapat mengikis potensi dukungan sosial. Dalam pengaturan
rumah, salah satu keluhan utama MI pasien adalah kehilangan kebebasan. Penyebab
lainnya yaitu, perasaan malu, tak berdaya, dan harga diri rendah. Konflik mengenai
perubahan gaya hidup dapat menyebabkan perselisihan perkawinan.
Pasien mungkin merasa sulit untuk mentaati pembatasan diet dan olahraga, sedangkan
pasangan mungkin sangat termotivasi untuk membantu pasien melakukan diet dan
olahraga. Interaksi Stres atas kebutuhan untuk memodifikasi kegiatan sehari-hari dapat
memperburuk persepsi pasien yang ketergantungan dan memperburuk depresi yang
sudah ada. Pasangan yang sedang dalam pemulihan serangan jantung cenderung
melihat pasien sebagai orang yang ketergantungan dan mudah tersinggung, sedangkan
pasien yang pulih mungkin menganggap pasangannya sebagai orang yang ikut dalam
proses penyembuhan dan overprotektif. Sayangnya, sampai-sampai pasangan tersebut

50 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
berhasil dalam membantu pasien mengatasi dan mengembangkan perasaan self
efficacy, distress pasangan sendiri mungkin belum teratasi.
Meskipun tidak ada bukti bahwa serangan jantung mendorong pasangan suami istri
terpisah, juga tidak selalu membawa mereka lebih dekat bersama-sama. Ini adalah
situasi yang sulit bagi semua orang yang terlibat.

Tanggapan Psikososial Untuk MI


Depresi adalah reaksi umum untuk MI. Seiring waktu, karena pasien datang
untuk sembuh dengan ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit dan pembatasan yang
akan memaksakan pada kehidupan mereka, mereka mungkin menjadi semakin cemas
atau tertekan. Dengan demikian, intervensi yang berhubungan dengan konsekuensi
yang merugikan psikologis dan sosial dari MI mungkin juga diperlukan. Seperti
disebutkan sebelumnya, salah satu pasien yang sembuh mengalami ketakutan akan
kemungkinan penyakit lain. Untuk mempersiapkan yang terbaik bagi pasien yaitu,
dengan cara yang relatif tidak mengancam, dua tindakan yang mungkin, Pertama kedua
pasien dan anggota keluarga harus diajarkan bagaimana mengenali gejala serangan
jantung yang akan datang, bagaimana membedakan mereka dari keluhan fisik ringan
lebih seperti mulas, dan bagaimana untuk mengaktifkan sistem darurat. dengan cara ini
perilaku delay dapat mengurangi dan pengobatan dapat ditingkatkan dalam hal
peristiwa berulang.
Pasien kadang mengalami tekanan psikologis jangka panjang sebagai
konsekuensi dari MI. Sebagai contoh satu tahun setelah serangan jantung, sebanyak
seperempat dari semua pasien MI masih mengalami depresi berat, yang dapat
membahayakan pemulihan fisik dan sosial. Dalam beberapa kasus, depresi berasal dari
anggapan suatu situasi sebagai bencana, meskipun dalam kasus lain mungkin berasal
dari rasa takut yang realistis secara berulang dan pembatasan pada kegiatan phsyical
dan sosial yang telah terjadi. Pasien tersebut dapat mengambil manfaat dari psikoterapi
individu atau kelompok.
Intervensi yang membantu pasien memecahkan masalah sosial dan kejuruan
yang diciptakan oleh MI juga mungkin diperlukan. Konseling perkawinan atau terapi
keluarga mungkin diperlukan untuk mengatasi ketegangan perkawinan. Salah satu
contoh, seseorang karena pekerjaan beberapa kali terkena penyakit jantung, masalah
ekonomi biasanya merupakan permasalahan yang ada pada sebuah keluarga maka
untuk masalah tersebut dapat dilakukan konseling. Seperti yang kita telah berulang kali
lihat keyakinan seseorang tentang penyakitnya, pengobatan, dan pemulihan merupakan
penentu penting umtuk penyesuaian dalam memulihkan penyakit jantung. Sejauh ini
bahwa intervensi meningkatkan perasaan self efficacy dan kontrol pribadi, kontribusi
yang mereka lakukan untuk meningkatkan kesehatan psikologis dan phsical mungkin
saja melampaui pelatihan spesifik dalam diet, seperti olahraga, dan komponen lain dari
rehabilitasi jantung standar.
Awalnya, rehabilitasi jantung sering dilakukan dalam program perumahan yang
dirancang untuk mempromosikan perubahan perilaku dalam beberapa domain. Namun,
program ini terbukti sangat mahal. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa jangka

51 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
pendek, biaya yang efektif intervensi secara rawat jalan meningkatkan fungsi psikologis
dan gaya hidup dan mengurangi gejala penyakit jantung. Terlebih lagi program
rehabilitasi tersebut cukup murah akan tersedia untuk sebagian besar orang sembuh
dari serangan jantung atau manifestasi lain dari PJK.

Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, terjadi ketika pasokan darah melalui
pembuluh berlebihan, menempatkan tekanan pada pembuluh. Hal ini terjadi ketika
curah jantung terlalu tinggi, yang menempatkan tekanan terhadap dinding arteri
sebagai aliran darah meningkat. Hal ini juga terjadi sebagai respons terhadap resistensi
perifer, yaitu, resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh. Pola
berulang dari tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dinding arteri dan
kerusakan jaringan sel. Hipertensi merupakan masalah medis yang serius karena
beberapa alasan. Hipertensi merupakan faktor risiko untuk gangguan lain, seperti
penyakit arteri koroner, gagal ginjal, dan stroke. Hipertensi yang tidak diobati juga
dapat mempengaruhi fungsi kognitif, memproduksi suatu permasalahan dalam belajar,
memori, perhatian, penalaran abstrak, fleksibilitas mental, dan keterampilan kognitif
lainnya. Masalah-masalah ini tampaknya sangat signifikan antara hipertensi yang masih
muda. Mengingat risiko dan ruang lingkup diagnosa awal dan pengobatan Hipertensi
sangat penting. Hipertensi ditentukan oleh tingkat tekanan darah sistolik dan diastolik
diukur dengan sphygmomanometer.
Hipertensi ringan didefinisikan oleh tekanan diastolik konsisten antara 90 dan
104; hipertensi sedang melibatkan tekanan konsisten antara 105 dan 119; dan
hipertensi berat berarti tekanan diastolik konsisten di atas 119. Di masa lalu, hanya
hipertensi sedang dan berat menerima pengobatan, tapi sekarang ada bukti bahwa
hipertensi ringan juga dapat keuntungan dari terapi awal. Hipertrofi ventrikel kiri
(pembesaran abnormal ventrikel kiri jantung) tampaknya merupakan tanda awal
terkena hipertensi yang dapat diidentifikasi dengan ekokardiogram Karena indikator ini
juga merupakan prediktor kematian akibat penyebab yang berhubungan dengan
hipertensi, memegang nilai sebagai indikator sinyal perlunya intervensi.
Ada bukti bahwa lingkungan keluarga dapat menumbuhkan kemarahan kronis,
yang pada gilirannya dapat berkontribusi untuk pengembangan hipertensi. Pengamatan
tersebut menunjukkan pentingnya intervensi dini dalam lingkungan keluarga untuk
mencegah atau memodifikasi defisit dalam komunikasi.

Hubungan antara Stress dan Hipertensi


Stres telah diduga sebagai kontributor untuk hipertensi selama bertahun-tahun
Untuk mempelajari efek stres pada hipertensi, peneliti telah mengadopsi beberapa
metode penelitian yang berbeda. Salah satu metode membawa orang ke laboratorium,
sering orang berisiko atau sudah didiagnosis dengan hipertensi, untuk melihat
bagaimana mereka menanggapi fisik atau mental aritmatika tugas. Pekerjaan lain
mengidentifikasi keadaan stres, seperti tekanan kerja yang tinggi, dan memeriksa
tingkat hipertensi dan bagaimana surut tekanan darah dan aliran dalam menanggapi

52 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
tuntutan lingkungan. Sebagai contoh, sebuah penelitian menggunakan pendekatan ini
telah mengidentifikasi faktor-faktor yang memicu peningkatan tekanan darah pemadam
kebakaran saat mereka pergi tentang pekerjaan mereka. Membangun metode ini,
penelitian terbaru yang menggunakan pemantauan rawat jalan untuk menguji
hubungan antara faktor gaya hidup dan tekanan darah dalam pengaturan alam, sebagai
orang pergi melalui kehidupan sehari-hari mereka. Ketika pemantauan rawat jalan yang
digunakan, seseorang memakai manset tekanan darah yang menilai tekanan darah pada
interval sepanjang hari. Metode ini memiliki keuntungan memetakan pasang surut dan
aliran tekanan darah untuk setiap individu dalam menanggapi peristiwa yang berbeda.
Ini telah mengungkapkan, antara pengamatan lainnya, bahwa variasi tekanan darah
selama sehari cukup besar. Variasi ini terutama tinggi di antara orang-orang yang
merokok, minum yang banyak, yang mengalami ketegangan pekerjaan, dan yang
mengalami kondisi kehidupanyang penuh stres lainnya, memberikan dukungan untuk
gagasan bahwa fluktuasi tekanan darah dapat berkontribusi untuk pengembangan
hipertensi esensial

Faktor kepribadian dan Hipertensi


Awalnya, hipertensi dianggap ditandai oleh konstelasi faktor kepribadian,
didominasi oleh kemarahan ditekan. Apa bukti untuk peran faktor psikologis dalam
pengembangan hipertensi? Meskipun kepribadian sekarang dikenal tidak cukup untuk
pengembangan hipertensi, penelitian terus menunjukkan permusuhan yang mungkin
memainkan peran. Orang-orang yang mendapat skor tinggi pada permusuhan memiliki
tingkat tekanan darah rata-rata yang lebih tinggi, yang dijelaskan oleh stres
interpersonal yang lebih besar yang mereka hadapi. Tampaknya, kemudian, bahwa
mereka yang berisiko untuk tekanan darah tinggi berdasarkan permusuhan tinggi
memperburuk masalah mereka dengan mengekspos diri untuk situasi stres
antarpribadi. Seperti yang telah dibahas pada bagian penyakit jantung
koroner,permusuhan mungkin merupakan manifestasi psikologis kecenderungan tinggi
untuk simpatik sistem saraf reaktivitas dalam kondisi stres. Ditekan permusuhan tidak
hanya tampaknya menjadi penting dalam pengembangan hipertensi awalnya tapi bisa
kompromi tanggapan terhadap terapi obat juga. Penindasan permusuhan tampaknya
terutama terlibat dalam hipertensi.
Sebuah contoh awal dari penelitian yang mendukung pentingnya permusuhan
dalam pengembangan hipertensi diberikan oleh Harburg dan studi rekan-rekannya
'hipertensi pada pria Hitam . Analisis mereka terfokus pada beberapa faktor: stres yang
tinggi, ditekan Status permusuhan minoritas, dan warna kulit. Penelitian ini dilakukan
pada populasi kulit hitam dan kulit putih di wilayah Detroit. Pertama, para peneliti
mengidentifikasi Lokal tinggi dan rendah-stres di kota Detroit. Lokal Tinggi stres
didefinisikan sebagai daerah yang ditandai dengan status sosial ekonomi rendah,
kepadatan penduduk yang tinggi, mobilitas tinggi geografis, tingginya tingkat putus
perkawinan, dan kejahatan yang tinggi; daerah rendah-stres memiliki peringkat yang
lebih baik pada semua variabel-variabel tersebut. Ditekan kemarahan diukur sebagai
rasa bersalah dan kemarahan dalam hati diarahkan; variabel-variabel ini diberi kode

53 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
dari tanggapan masing-masing individu untuk serangkaian sketsa tentang ketidakadilan
(seperti sewa kenaikan sewenang-wenang) sering dihadapi oleh penduduk kota.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor yang berhubungan dengan
hipertensi. Pertama, tingkat yang lebih tinggi hipertensi ditemukan di stres tinggi
daripada di locales stres rendah. Kedua, laki-laki hitam memiliki tekanan darah yang
lebih tinggi daripada pria Putih, terutama laki-laki Hitam berkulit gelap yang tinggal di
daerah tinggi-stres. Secara keseluruhan, peringkat tekanan darah tertinggi yang
ditemukan di antara laki-laki hitam berkulit gelap di locales stres tinggi yang berurusan
dengan kemarahan mereka dengan sup menekan itu. Studi ini penting, sekarang klasik
menunjukkan interaksi faktor risiko lingkungan dan individu dalam pengembangan
hipertensi.

Pengobatan Hipertensi
Hipertensi dikontrol dalam berbagai cara. umumnya pasien diletakkan pada diet
rendah untuk membatasi asupan sodium mereka untuk apporoximatelly 2 gram per
hari. Baru-baru ini, bagaimanapun, penggunaan natrium dibatasi diet telah menjadi
kontroversi karena natrium deplesi dapat mempengaruhi aktivitas sistem saraf
simpatik. kita kembali ke masalah ini segera. pengurangan alkohol juga dianjurkan bagi
penderita hipertensi.
Karena dukungan sosial dan olahraga tampaknya penyangga stres, dalam kasus
dukungan sosial, masalah ini belum dievaluasi sepenuhnya. ada beberapa bukti bahwa
hubungan sosial dapat membantu individu terhadap hipertensi. olahraga dapat menjadi
penyangga terhadap stres, dan mungkin penyangga terhadap stres hipertensi juga.
penurunan berat badan pada pasien kelebihan berat badan sangat mendesak, dan
olahraga direkomendasikan untuk semua pasien hipertensi. kafein, meningkatkan
sistolik darah dan dalam hubungannya dengan stres, tampaknya meningkatkan tekanan
darah di antara mereka yang berisiko untuk hipertensi. Konsumsi kafein antara orang-
orang bukan hipertensi, bagaimanapun, tidak muncul untuk menghasilkan efek
maladaptif jangka panjang pada tekanan darah.
Terapi obat yang paling umum, hipertensi diperlakukan farmakologi. teknik
tersebut termasuk diuretik, yang mengurangi voleume darah dengan mempromosikan
ekskresi natrium. Pengobatan lain yang umum adalah blocker betadrenergic, yang
mengerahkan efek anti hipertensi mereka dengan penurunan aktivitas rennin plasma.
inhibitor adrenergik sentral juga digunakan untuk mengurangi pleresure darah dengan
mengurangi aliran simpatis sistim saraf pusat. obat ini dapat ditoleransi dalam dosis
kecil, dalam jumlah besar mereka memiliki banyak efek samping yang kurang baik,
seperti depresi suatu impotensi. Inhibitor adrenergik perifer juga digunakan untuk
menguras katekolamin dari otak dan medula adrenal. efek samping utama adalah
depresi dan ketidakpedulian terhadap lingkungan, dan dengan demikian, mereka juga
menimbulkan masalah kepatuhan, alpha adrenergic blocker, vasodilator, inhibitor
enzim Angiotension-converting dan calcium channel blocker juga telah digunakan
dalam pengobatan hipertensi. teknik ini menunjukkan beberapa keberhasilan dalam
mengurangi tekanan darah dan dapat sangat efektif dengan individu yang tinggi adalah

54 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
permusuhan., efek samping sering begitu bahwa ketidakpatuhan dengan perawatan
yang direkomendasikan sangat tinggi.
Baru-baru ini, pemberian obat untuk hipertensi telah menjadi kontroversial.
hipertensi adalah hanya salah satu dari faktor yang mengarah pada perkembangan
penyakit arteri koroner. tertentu dari terapi obat memiliki efek positif dalam
mengurangi tekanan darah, tetapi meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik secara
keseluruhan, sehingga mengurangi kemungkinan penyakit arteri koroner. penelitian,
pada kenyataannya, menunjukkan bahwa terapi obat lebih mungkin untuk
meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik daripada menguranginya. hipertensi
dapat dikelola lebih efektif dengan terapi yang menetralisir nada simpatik.
Perlakuan-perilaku kognitif bahwa obat anti hipertensi benar-benar dapat
memperburuk aktivitas sytem saraf simpatik, ditambah dengan keberhasilan terapi
perilaku cognitif di daerah lain psikologi kesehatan, telah menyebabkan meningkatnya
penggunaan teknik modifikasi perilaku-kognitif dalam pengobatan hipertensi.
meskipun intervensi kognitif-perilaku mungkin tidak menggantikan obat sama sekali,
tingkat yang lebih rendah dari obat mungkin bisa berhasil dalam hubungannya dengan
treatmen kognitif-perilaku.
Berbagai metode perilaku dan kognitif-behavioral telah dievaluasi untuk potensi
keberhasilan mereka dalam menurunkan tekanan darah. metode yang menarik pada
relaksasi termasuk biofeedback, relaksasi otot progresif, hipnotis dan meditasi, semua
diperkirakan mengurangi tekanan darah melalui induksi keadaan gairah rendah.
pernapasan dan citra sering ditambahkan untuk menyelesaikan tugas ini. evaluasi
perawatan ini menunjukkan efek positif sederhana, meskipun penderita hipertensi
mungkin tidak berlatih mereka sebanyak seperti seharusnya.
Teknik manajemen stres lain juga telah digunakan dalam pengobatan hipertensi.
teknik tersebut melatih orang untuk identitas stres tertentu dan untuk mengembangkan
rencana untuk mereka. program meliputi pelatihan dalam penguatan diri, bicara,
penetapan tujuan, dan manajemen waktu. evaluasi intervensi tersebut menyarankan.
bahwa mereka dapat cukup sukses dalam mengurangi tekanan darah. olahraga juga
dapat membantu dalam mengontrol tekanan darah. satu studi mengatakan bahwa
hipertensi ringan dilatih dengan aerobic terhadap situasi stres dengan sedikit lebih
kecil meningkatkan tekanan darah daripada hipertensi ringan terlatih. pelatihan
sehingga aerobik, yang dengan sendirinya dapat mengurangi tekanan darah pada
hipertensi ringan, juga dapat membantu orang mengelola stres lebih efektif, mungkin
dengan mengurangi reaktivitas kardiovaskular dalam respon terhadap stres.
Karena obesitas terlibat dalam pengembangan hipertensi, intervensi untuk
meningkatkan berat badan juga mungkin bisa berhasil dalam mengurangi hipertensi.
Namun, karena pengobatan obesitas itu sendiri masih sulit, kombinasi dari diet,
olahraga, dan yang strategis perilaku mungkin paling diinginkan menjaga berat badan.
Fakta yang menekan kemarahan telah terikat dengan hipertensi menunjukkan
bahwa mengajar orang untuk mengelola kemarahan mereka mungkin berguna. pada
kenyataannya, penelitian menunjukkan bahwa pelatihan pasien hipertensi bagaimana
mengelola adegan konfrontatif melalui teknik perilaku seperti role-playing dapat

55 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
menghasilkan keterampilan yang lebih baik untuk mengelola situasi seperti ini dan
dapat menurunkan reaktivitas tekanan.
Bagaimana teknik perilaku tarif relatif dalam pengobatan hipertensi?
pendekatan tidak dengan obat-obatan, penurunan berat badan latihan fisik dan terapi
kognitif-perilaku tampaknya cukup berhasil. meskipun tidak semua pasien hipertensi
dapat mengambil manfaat dari pelatihan perilaku, banyak yang melakukannya. Selain
itu, metode perilaku kognitif memiliki keuntungan yang murah serta mudah untuk
melaksanakan: mereka dapat digunakan tanpa pengawasan dan mereka tidak memiliki
efek samping. pengobatan perilaku tampaknya menjadi sangat sukses dengan
hipertensi ringan atau batas dan dengan kelompok ini, sebenarnya dapat menggantikan
kebutuhan obat untuk pengobatan hipertensi. untuk beberapa hipertensi, pengobatan
memiliki risiko, misalnya, merusak kemampuan hipertensi untuk mengelola tanggung
jawab pekerjaan mereka dengan baik; dalam situasi seperti ini, terapi perilaku kognitif
dapat memungkinkan hipertensi untuk mengurangi atau mengganti obat-obatan
mereka. pasien lain, bagaimanapun, mungkin keuntungan yang sangat sedikit dari
perilaku perawatan dan kepatuhan terhadap intervensi kognitif-perilaku tidak
partiulary tinggi. saat ini, maka kombinasi obat-obatan dan perawatan perilaku kognitif
tampaknya menjadi pendekatan terbaik untuk pengelolaan hipertensi, lebih baik dari
yang lain.

Masalah Dalam Mengobati Hipertensi


Salah satu masalah terbesar dalam pengobatan hipertensi adalah bahwa begitu
banyak yang. hipertensi sebagian besar merupakan penyakit tanpa gejala dan jadi
daripada mencari pengobatan untuk hipertensi orang sering didiagnosis ketika mereka
datang untuk pemeriksaan medis standar. Dengan demikian, banyak ribuan orang yang
tidak mendapatkan fisik secara teratur menderita hipertensi tanpa menyadarinya.
kampanye nasional untuk mendidik publik tentang hipertensi telah cukup berhasil
dalam mendapatkan orang yang didiagnosis.
Deteksi dini penting karena seperti yang telah kita lihat, pengobatan yang lebih
mungkin tersedia untuk hipertensi borderline atau ringan dibandingkan dengan orang
dengan bentuk yang lebih serius dari gangguan tersebut. hipertensi yang tidak diobati
adalah terkait dengan kualitas yang lebih rendah dari hidup, fungsi kognitif terganggu
dan kegiatan sosial yang lebih sedikit dan jadi meskipun fakta bahwa itu adalah tanpa
gejala, hal itu tetap memiliki efek buruk pada kehidupan sehari-hari. selain diagnosis
phsycian, program screaning berbasis tempat kerja telah berhasil mengidentifikasi
penderita hipertensi. intervensi komunitas semakin memungkinkan orang untuk
penurunan tekanan darah mereka diperiksa dengan pergi ke unit, gereja-gereja mereka
atau pusat-pusat komunitas, atau drugstors lokal. ketersediaan dari program-program
screaning telah membantu dengan identifikasi awal penderita hipertensi.
Masalah utama yang dihadapi kedua pengelolaan hipertensi adalah tingkat
nonadherence terhadap terapi. ini juga dipengaruhi oleh sifat tanpa gejala dari penyakit
karena pasien hipertensi "merasa baik", mungkin sulit untuk mendapatkan mereka
untuk minum obat secara teratur. banyak pasien keliru karena mereka mengetahui

56 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
bahwa tekanan darah mereka tinggi dan mereka dapat memberitahu yang sesuai.
banyak percaya bahwa ketika kita "mendongkrak" di bawah stres atau terganggu,
tekanan darah tinggi. sebenarnya korelasi antara keyakinan tentang tingkat tekanan
darah dan tekanan darah yang sebenarnya rendah. sayangnya hipertensi meminjamkan
memiliki teori-teori tersebut dan dapat memilih untuk mengobati sendiri atas dasar
mereka, sehingga menunjukkan ketidakpatuhan dengan ditentukan mereka dan
mempertahankan risiko kesehatan yang besar juga.
Dasar lain untuk masalah kepatuhan di antara hipertensi adalah bahwa, sebagai
hanya mencatat, sebagian besar obat yang tersedia memiliki efek samping yang tidak
menyenangkan, seperti pusing, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan impotensi.
banyak pasien hipertensi tidak mau ti perdagangan manfaat nyata dari obat-obatan
dapat membantu memulihkan kapasitas kinerja yang dapat mendalami meteri hilang
untuk penyakit hipertensi
Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah ketidakpatuhan? jelas, salah
satu solusinya adalah pendidikan pasien sepenuhnya tentang sifat sebagian besar tanpa
gejala penyakit dan pentingnya pengobatan untuk kontrol itu. mungkin perlu juga untuk
menunjukkan kepada pasien bahwa teori mereka tentang tekanan darah mereka salah:
ketika mereka berpikir tekanan darah mereka tinggi, hal itu mungkin tidak. sayangnya,
data penelitian menunjukkan tanggal hipertensi dan hipertensi borderline hanya cukup
responsif terhadap informasi yang menunjukkan bahwa mereka tidak mampu untuk
mengontrol tekanan darah mereka.
Kepatuhan dengan regimen hipertensi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
memprediksi kepatuhan lebih umum. pasien yang mengharapkan kontrol yang lebih
besar atas kesehatan dan hipertensi memiliki pengetahuan yang lebih besar dari
rejimen pengobatan, memiliki dukungan sosial yang lebih kuat dan lebih cenderung
untuk mematuhi rejimen hipertensi mereka. intervensi mungkin dapat memanfaatkan
temuan ini juga.
Sebelum meninggalkan daerah hipertensi, penting untuk mengangkat isu umum
tentang kualitas hidup yang dialami oleh pasien. seperti yang kita lihat kualitas kualitas
hidup adalah penting dalam mengevaluasi dampak dari penyakit dan pengobatan pada
pasien. aera hipertensi tampaknya terutama ditandai dengan persepsi tentang apa yang
merupakan kualitas hidup yang tinggi. khususnya, phsycians tampaknya berat pada
penyakit-spesifik faktor untuk mengevaluasi kualitas hidup, sedangkan kehidupan
seperti faktor keluarga atau hari ke hari fungsi yang lebih penting bagi pasien. priorites
ini harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi pengobatan untuk hipertensi.

Stroke
Stroke, penyebab utama ketiga kematian di Amerika Serikat, hasil dari gangguan
aliran darah ke otak. Beberapa Stroke terjadi ketika aliran darah ke daerah-daerah lokal
dari otak terganggu, suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh arteriosklerosis atau
hipertensi. Misalnya, ketika plak arteriosklerotik daerah kerusakan mungkin
pembekuan darah perangkap (trombus) atau menghasilkan beredar bekuan darah
(emboli) yang menghambat aliran darah. Stroke juga dapat disebabkan oleh perdarahan

57 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
serebral (yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak). Ketika darah keluar
di otak, daerah yang luas dari jaringan saraf dapat dikompresi terhadap tengkorak,
menghasilkan kerusakan luas atau fatal. Stroke menyebabkan sekitar 10% dari seluruh
kematian. Tingkat kematian adalah sekitar 30% selama bulan pertama setelah stroke,
dan mereka yang bertahan hidup mungkin menderita beberapa tingkat gangguan fisik
permanen. Sekitar 500.000 orang hidup dengan masalah kognitif dan emosional yang
signifikan.
Apa saja faktor risiko stroke? Mereka saling melengkapi dengan penyakit
jantung. Beberapa faktor keturunan, yang lain hasil dari penyebab yang tidak diketahui.
Faktor-faktor kenaikan yang dapat dimodifikasi adalah tekanan darah tinggi, penyakit
jantung, merokok, jumlah sel darah merah yang tinggi, dan serangan iskemik transien.
Serangan iskemik transien adalah stroke kecil yang menghasilkan kelemahan
sementara, kecanggungan, atau hilangnya rasa pada satu sisi atau ekstremitas; sebuah
keremangan sementara atau kehilangan penglihatan, terutama dalam satu mata; atau
kerugian sementara pembicaraan atau kesulitan dalam berbicara atau memahami
pembicaraan. Selain itu, kemungkinan terjadinya stroke meningkat dengan usia, lebih
sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita, dan lebih sering terjadi di Afrika
Amerika dan di antara mereka yang memiliki diabetes mellitus. Stroke sebelumnya atau
riwayat keluarga stroke juga meningkatkan kemungkinan.

Konsekuensi stroke
Stroke mempengaruhi semua aspek kehidupan seseorang, personal, sosial,
kejuruan, dan fisik. Meskipun banyak korban telah mencapai usia pensiun, stroke juga
bisa menyerang orang-orang muda. Pasien yang minimal gangguan setelah stroke dapat
kembali bekerja setelah beberapa bulan, tetapi banyak pasien tidak dapat kembali
bekerja bahkan paruh waktu. Stroke hampir pasti akan mengarah pada peningkatan
ketergantungan pada orang lain, setidaknya untuk sementara waktu; sebagai
konsekuensi, keluarga atau hubungan sosial lainnya dapat sangat mempengaruhi.
Segera setelah stroke, kesulitan motorik yang umum. Karena sisi kanan otak
mengendalikan gerakan di bagian kanan tubuh, gangguan motorik terjadi pada sisi
berlawanan dengan sisi otak yang kerusakan stroke. Hal ini biasanya sulit atau mustahil
bagi pasien untuk menggerakkan lengan dan kaki pada sisi yang terkena; Oleh karena
itu, ia biasanya membutuhkan bantuan berjalan, berpakaian, dan melakukan activies
fisik lainnya. Dengan terapi fisik, beberapa masalah ini sangat berkurang.
Kesulitan kognitif bahwa wajah korban stroke yang tergantung pada sisi mana
otak itu tergantung pada sisi mana otak rusak. Pasien dengan kerusakan otak kiri
mungkin memiliki gangguan komunikasi seperti aphasia, yang melibatkan kesulitan
dalam memahami orang lain dan mengekspresikan diri. Seorang penderita stroke
menggambarkan insiden yang relevan:
Masalah emosional setelah stroke yang umum . Pasien dengan kerusakan otak
kiri sering bereaksi terhadap gangguan mereka dengan kecemasan dan depresi ; pasien
dengan kecemasan dan depresi ; pasien dengan kerusakan otak kanan lebih sering
tampak acuh tak acuh terhadap situasi mereka . Perbedaan-perbedaan dalam respons

58 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
emosional tampaknya akibat kerusakan saraf . Pasien otak kanan - kerusakan memiliki
aprosodia , gangguan otak yang melibatkan kesulitan dalam mengungkapkan dan
memahami emosi . Pasien-pasien ini juga menunjukkan kesulitan dengan emosi seperti
humor dan depresi , yang topeng ketidakpedulian mereka.
Pasien stroke mungkin memiliki masalah dengan hubungan sosial. Stroke
menghasilkan gejala-gejala yang mengganggu komunikasi yang efektif. Sebagai contoh,
otot-otot wajah mungkin gagal untuk bekerja dengan baik, menghasilkan penampilan
dari cacat. Gangguan kognitif menyebabkan kehilangan memori, kesulitan dalam
berkonsentrasi, dan gangguan mengganggu sosial lainnya, seperti ekspresi emosional
yang tidak pantas. Sebuah kondisi yang dikenal sebagai multi-infark demensia, yang
dihasilkan dari efek terakumulasi stroke kecil, dapat menghasilkan gejala Alzheimer
seperti. Dengan demikian, konsekuensi dari stroke bisa stigma sosial, dan pasien dapat
menemukan mereka dihindari atau ditolak oleh rekan-rekan dan teman mereka.
Pengasuh bagi penderita stroke juga rentan terhadap depresi. Pengasuh dengan riwayat
depresi, kekhawatiran tentang perawatan pasien masa depan, hubungan dekat dengan
pasien, keadaan keuangan dikompromikan, atau beberapa teman di luar hubungan
dengan pasien sangat rentan.

Jenis intervensi rehabilitatif


Intervensi dengan stroke biasanya mengambil empat pendekatan: psikoterapi,
termasuk pengobatan untuk depresi; kognitif, pelatihan perbaikan mengembalikan
fungsi intelektual; pelatihan pengembangan keterampilan khusus dan penggunaan
terstruktur, merangsang lingkungan untuk menantang kemampuan pasien stroke.
Konseling telah lama menganjurkan untuk pasien stroke. Meskipun konseling
individual digunakan dengan beberapa pasien, terapi kelompok lebih umum. Kunjungan
rumah oleh relawan atau konselor dapat memberikan bantuan untuk penderita stroke
bingung dan ketakutan yang terlalu sakit untuk datang ke fasilitas.
Pengobatan untuk depresi biasanya mengambil bentuk antidepresan, meskipun
dalam beberapa kasus, pasien tidak dapat mengambil obat-obat ini karena mereka
memperburuk kondisi medis lainnya. Akibatnya, psikoterapi digunakan untuk
membantu kondisi stroke yang diubah. Kemajuan sering lambat.
Intervensi dirancang untuk menangani masalah-masalah kognitif setelah alamat
stroke yang beberapa tujuan. Pertama, pasien harus dibuat sadar bahwa mereka
memiliki masalah. Seringkali, pasien stroke yang berpikir dia adalah melakukan
memadai ketika hal ini sama sekali tidak begitu. Sebuah risiko membuat pasien
menyadari masalah ini adalah rasa keputusasaan atau kegagalan yang mungkin timbul.
Dengan demikian, penting bagi pasien untuk melihat bahwa defisit sthese dapat
diperbaiki.

Manajemen diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis yang paling umum ketiga di negara ini dan salah
satu cuses utama kematian. Diperkirakan bahwa 16 juta orang, atau sekitar 12% dari
penduduk AS, memiliki diabetes. Tentang 700.000 penderita diabetes adalah anak-anak.

59 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Setiap tahun, sekitar 178.000 orang meninggal diabetes bentuk dan komplikasinya.
Selain itu, jumlah kasus meningkat sekitar 7% per tahun, membuat diabetes merupakan
masalah kesehatan semakin penting dan tangguh.
Diabetes adalah gangguan kronis di mana tubuh tidak mampu memproduksi
atau benar memanfaatkan insulin. Insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh
pankreas yang mengontrol pergerakan glukosa ke dalam sel dan metabolisme glukosa.
Disfungsi insulin ini menyebabkan kelebihan glukosa dalam darah, yang dibuang ke
dalam urin.
Jenis diabetes
Ada dua jenis utama diabetes, insulin dependent (atau tipe I) dan diabetes-
noninsulin tergantung (atau tipe II) diabetes. Ketik I diabetes biasanya berkembang
relatif awal kehidupan, sebelumnya untuk anak perempuan daripada anak laki-laki,
berusia antara 5 dan 6 atau lambat antara 10 dan 13. Gejala awal yang paling umum
adalah sering buang air kecil, rasa haus yang tidak biasa, minum berlebihan cairan,
penurunan berat badan , kelelahan, kelemahan, iritabilitas, mausea, keinginan tak
terkendali untuk makanan (terutama permen), dan pingsan. Gejala-gejala ini
disebabkan oleh upaya tubuh untuk mencari sumber energi, yang mendorong untuk
makan dari lemak dan protein sendiri. Oleh-produk dari lemak ini kemudian
membangun dalam tubuh, menghasilkan gejala; jika kondisi tidak diobati, dapat
menyebabkan koma. Diabetes tipe I adalah jauh lebih serius dari dua; untungnya itu
hanya menyumbang 10% dari semua diabetes, dikelola terutama melalui suntikan
langsung insulin; maka diabetes nama insulin-dependent.
Tipe II (atau non-insulin-dependent) diabetes biasanya terjadi setelah usia 40
dan lebih ringan daripada tipe insulin-dependent. Gejala-gejala termasuk sering buang
air kecil; kelelahan; kekeringan pada mulut; impotensi; haid tidak teratur; hilangnya
sensasi; Infeksi sering pada kulit, gusi, atau sistem kemih; rasa sakit atau kram di kaki,
kaki, atau jari; memperlambat penyembuhan luka dan memar; dan rasa gatal dan
kantuk. Pada diabetes tipe II, insulin dapat diproduksi oleh tubuh, tetapi ada mungkin
tidak cukup atau tubuh mungkin tidak sensitif terhadap itu. Sebagian besar penderita
diabetes tipe II adalah obesitas (60%), dan diabetes tipe II lebih sering terjadi pada
wanita, sedikit pun, dan individu denga status ekonomi rendah.

Implikasi dari Diabetes


Diabetes adalah dua masalah gula darah , hypoghmeamia ( tingkat gula darah
yang rendah toilet ) dan hiperglikemia keterampila. ketika signa reaksi insulin potaible
terjadi sesuatu yang mengandung gula eugus akan entern segera . Reaksi hyperglycenia
lebih gradusal. Kulit memerah dan kering, dan individu merasa mengantuk dan telah
bekerja dalam breathing.Vornitng mungkin terjadi , dan lidah akan kering , rasa lapar
yakin tapi haus nyeri . Meskipun masalah potensial , alasan mengapa diabetes
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama berasal kurang dari
konsekuensi produksi insulin tidak cukup..Diabetes dikaitkan dengan penebalan
arterins karena penumpukan yang berlebihan . Konsekuensi dari penderita diabetes
menunjukkan tingginya tingkat disense. Diabetes jantung koroner juga dari

60 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
disense.Diabetes jantung Coroner juga karena utama nya dari kebutaan di kalangan
orang dewasa dan menyumbang 50 % dari semua penderita yang membutuhkan dialisis
ginjal. Diabetes juga dapat dikaitkan dengan kerusakan sistem saraf , termasuk rasa
sakit dan kehilangan sensasi . Dalam kasus yang parah amputasi dari extrimities ,
seperti jari-jari kaki dan kaki. Konsekuensi dari komplikasi ini , diabetes juga dapat
mendapatkan kesulitan lain dalam fungsi , seperti gangguan makan .

Penyebab Diabetes
Apa yang menyebabkan diabetes ? Dapat disebabkan oleh kerusakan virus atau
bakteri ke pankreas dan insullin producting sel dan dapat menyebabkan disfungsi dari
autoimun . Ini juga memiliki komponen herediter substansial . Namun, jelas bahwa
faktor lain yang harus terlibat dalam timbulnya diabetes , dan banyak di antaranya
belum diketahui . Hal ini dimungkinkan misalnya, bahwa faktor makanan sendiri
mencari dalam timbulnya.
Pada hari-hari awal obat psikosomatik , ada kecurigaan bahwa faktor psikologi
mempengaruhi orang untuk mengembangkan diabetes . Secara khusus, depresi
berkepanjangan atau kecemasan di mana berpikir untuk memainkan peran.
Kepribadian diabetes dikatakan ditandai dengan kewaspadaan diminnished , apatis ,
kecenderungan hypochondriacal , dan kerentanan terhadap depresi ; ini , pada
gilirannya , diyakini disebabkan oleh ketidakdewasaan , pasif , masokisme , konflik
identitas seksual , dan ketergantungan oral. Penelitian sekarang menunjukkan bahwa
peran kausal dari faktor-faktor tersebut di onset diabetes diragukan . Sebaliknya , itu
lebih mungkin bahwa beberapa gangguan perilaku dapat menyertai diabetes dan
konsekuensi , tidak menyebabkan , penyakit.
Sifat dari diabetes resimen pengobatan juga dengan tingkat kepatuhan rendah.
Secara khusus, faktor-faktor utama yang memerlukan pengendalian diri, diet dan
olahraga, adalah faktor gaya hidup. Kepatuhan terhadap rekomendasI ruang untuk
mengubah gaya hidup sangat rendah. Salah satu alasan untuk fakta ini adalah bahwa
saran tersebut sering tidak dilihat sebagai medis tetapi sebagai penasehat dan
kebijaksanaan, dan pasien sering gagal untuk mengikuti rejimen mereka atau
memodifikasinya sering gagal untuk mengikuti regiman mereka atau memodifikasi
sesuai dengan teori dan keinginan mereka sendiri . Alasan bahwa kontrol diet dan
olahraga adalah kebiasaan kesehatan yang sangat sulit untuk diikuti secara teratur .
Orang mencoba untuk melakukan kontrol diet ketat terus-menerus besiged oleh godaan
untuk menyimpang dari kursus yang telah ditetapkan , dan orang yang mencoba
menyesuaikan latihan menjadi hari yang sibuk alredy mungkin merasa mudah untuk
melupakan kegiatan ini ketika tuntutan lain tampaknya lebih mendesak atau
necessary.voluntarily membatasi kalori , menghindari makanan yang diinginkan , dan
terlibat dalam program latihan mungkin tampak seperti hukuman diri , sesuatu yang
banyak pasien tidak mau melakukan . Selain itu , banyak dari komplikasi berat yang
timbul dari diabetes tidak jelas selama 15 atau 20 tahun setelah onset .

Pengobatan Penderita diabetes

61 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Varicty dari intervens berorientasi perilaku telah dilakukan dengan penderita
diabetes untuk membuktikan kepatuhan terhadap aspek yang berbeda dari rejimen .
Beberapa program telah berfokus membantu penderita diabetes erigage dalam injeksi
yang tepat. Miliknya telah lebih terfokus pada penderita pelatihan memonitor kadar
gula darah efektif. Akibatnya hubungan antara stres dan diabetes, investigatios perilaku
telah examinel yang effecx program manajemen atreas di diabetes control.
Fakta bahwa stres dan tekanan sosial untuk makan memiliki efek besar pada
kepatuhan untuk fokus pada keterampilan sosial dan pemecahan masalah pelatihan
keterampilan dalam manajemen diabetes.
Manajemen Diabetes efektif melibatkan beberapa aspek perubahan perilaku, dan
seperti yang kita lihat, rejimen kompleks diarahkan ke kebiasaan kesehatan beberapa
ar seringkali sulit untuk dilakukan . Sebagai hasil intervensi dengan diabetes sering
bekerja sama dalam program pengobatan semua teknik self regulation yang requered
.Diabetes dilatih dalam memantau gula darah secara akurat , dengan menggunakan
informasi sebagai dasar untuk perubahan perilaku seperti melalui suntikan diri .
Memperkuat diri untuk upaya untuk meningkatkan kontrol gula darah,
mengelola stres,mengendalikan pola makan, berolahraga, dan mengembangkan
keterampilan sosial danpemecahan masalah untuk mengatasi tekanan situasional untuk
memutuskan hubungandengan cara pengobatan mereka.
Dengan melihat hubungan antara semua komponen dalam program yang
diselenggarakadari regulasi diri, kepatuhan terhadap aspek-aspek terpisah dari rejien
dapat diperbaiki. Bukti menunjukkan bahwa intervensi perawatan intensif lebih
sukses penuh dari program yang kurang intensif dalam mempromosikan penurunan
berat badan jangka panjang dan mempertahankan kepatuhan terhadap pengobatan.

Masalah Khusus Para Remaja Diabetes


Masalah-masalah khusus penderita diabetes remajapengelolaan diabetes adalah
masalh tertentu dengan remaja. Pasien ini terjerat dalam masalah kemerdekaan dan
me-ngembangkan konsep diri; diabetes dan pembatasan yang memaksakan tidak
konsisten dengntugas-tugas perkembangan. Remaja mungkin melihat keterbatasan
orang tua mereka pa- da makanan sebagai upaya mengendalikan mereka dan mungkin
menganggap per-lu untuk memantau diet atau menjadi berhati-hati tentang suntikan
sebagai aturan dan peraturan yang dipaksakan dari luar. Selain itu, dalam budaya rekan
remaja, orang-orang yang sering berbeda stigma. Dengan demikian, diabetes remaja
mungkin mengabaikan perawatan yang tepat untuk menghindari penolakan.
Masalah pengelolaan diabetes tipe I di kalangan remaja tidak terbatas pada
kesulitan diabetes sendiri menerima keterbatasan yang ditetapkan oleh penyakit.
anggota keluarga yang lain, termasuk orang tua, juga dapat bereaksi dengan cara yang
upaya pengelolaan kekalahan.
Semakin, psikolog kesehatan telah terlibat dalam pengembangan intervensi un-
tuk meningkatkan kepatuhan dan penyesuaian dan kontrol atas diabetes anak-anak.
Khusus, psikolog kesehatan dapat membantu dengan penggambaran masalah dalam
mencapai kontrol atas diabetes, dengan perkembangan profil kelompok pasien yang

62 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
berbeda yang harus mengelola diabetes mereka, dan dengan identifikasi rumit faktor
psikologis dan sosial belum teridentifikasi yang dapat mengganggu pengobatan
diabetes, dengan mengembangkan format terbaik untuk mengajarkan rejimen
pengobatan yang kompleks, memastikan kepatuhan, mengembangkan cara yang efektif
untuk mengatasi stres, dan membantu mengatasi penyakit diabetes.

63 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
PSIKONEUROIMUNOLOGI, AIDS, KANKER, DAN ARTHRITIS

Psychoimmunology
Sistem kekebalan
Sistem kekebalan tubuh adalah sistem surveilans tubuh, penjaga terhadap
terhadap infeksi, alergi, kanker dan outo gangguan kekebalan. Fungsi utama dari sistem
kekebalan tubuh adalah untuk membedakan antara apa yang "diri " dan apa yang asing
dan kemudian menyerang dan membersihkan tubuh dari invarders asing. Organ utama
dari sistem kekebalan tubuh yang terlibat dalam respon ini dikenal sebagai organ
limfoid, dan mereka limpa, tonsil, usus buntu, pembayar patch ( gumpalan jaringan
limfoid di usus kecil), dan sumsum tulang. Sumsum tulang memproduksi tiga tipe sel
darah putih ( leukosit ) : granulosit polimorfonuklear ( PMN ), fagosit mononuklear (
MN ), dan limfosit ( T, B, dan pembunuh alami [ NK ] sel ). The PMN fagosit adalah sel-
sel yang mengenali, menelan, dan menghancurkan antigen beredar. Disebut granulosit
karena mengandung butiran diisi dengan enzim yang memungkinkan mereka untuk
mencerna mikroorganisme, mereka berkontribusi terhadap reaksi peradangan dan
alergi. MN fagosit mencakup monosit dan makrofag. Fagosit ini mengakui, menelan, dan
menghancurkan organisme asing. Makrofag juga membantu dalam aktivasi sel T melalui
sekresi sitokin. Sel NK juga mensekresi interferon, yang menghambat reproduksi virus
pada sel yang tidak terinfeksi.
Ada dua reaksi imunologi dasar humoral dan sel dimediasi. Imunitas humoral
dimediasi oleh limfosit B yang memberikan perlindungan terhadap bakteri, menetralisir
racun menghasilkan oleh bakteri, dan mencegah infeksi ulang imunitas diperantarai sel
virus, yang melibatkan limfosit T dari galdn timus, beroperasi pada tingkat celluar.
Cytotxic ( Tc ) sel menanggapi antigen spesifik dan membunuh dengan memproduksi
zat beracun yang menghancurkan sel yang terinfeksi virus. Helper T ( TH ) sel,
meningkatkan fungsi sel Tc sel B, dan makrofag dengan memproduksi berbagai
limfokin, termasuk interleukin - 2. Mereka juga muncul untuk melayani funcyion
kekebalan counterregulatory, memproduksi limfokin yang menekan aktivitas kekebalan
tubuh, menilai Imunokompetensi. Mereka banyak indikator potensi fungsi kekebalan
tubuh. Dua pendekatan umum telah digunakan : mengukur jumlah berbagai komponen
dari sistem kekebalan tubuh dalam darah, dan menilai fungsi sel-sel kekebalan.

Stres dan fungsi kekebalan tubuh


Meskipun kesulitan metodologis dalam penelitian psychoimmunology, sejumlah
studi menunjukkan bahwa banyak stres biasa dapat mempengaruhi sistem kekebalan
tubuh. Penelitian ini dimulai dengan studi hewan menunjukkan bahwa stres
eksperimen dimanipulasi diubah regulasi imunologi. Mengekspos tikus terhadap suara
keras, sengatan listrik, atau pemisahan dari ibu, misalnya, semua peristiwa stres yang
menghasilkan efek imunologi yang merugikan. Penelitian manusia un menunjukkan
efek yang sama. Dalam sebuah studi klasik Ishigami mengamati penurunan fagositosis
sel darah putih TB pasien ketika pasien emotiononally bersemangat ; Hasil ini

64 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
menyarankan kepadanya bahwa fungsi kekebalan ditekan selama masa kegembiraan.
Sebuah volume besar literatur sekarang ini menegaskan pengamatan awal. Sebuah
tinjauan dari 38 penelitian yang berkaitan stres untuk fungsi kekebalan tubuh manusia
menunjukkan bukti substansial dalam tindakan kekebalan fungsional, termasuk
respons proliferatif yo mitogens dan aktivitas sel NK. Stres juga dikaitkan dengan lebih
beredar sel darah putih, sel TH, sel Tc, dan limfosit granular besar. Ditentukan secara
objektif acara stres tampaknya terkait dengan perubahan imunologi yang lebih besar
yang laporan subjektif dari stres.
Sebuah contoh dari jenis penelitian yang menghubungkan tegangan terhadap
perubahan imunologi adalah penyelidikan dari dampak Badai Andrew pada gejala stres
pasca-trauma dan tindakan kekebalan tubuh pada orang merugikan affectedby badai.
Sebagian besar orang dalam penelitian itu mengalami kerusakan serius, ancaman
kerugian bagi kehidupan mereka, dan beberapa cedera. Everall, anggota komunitas ini
sangat memukul secara signifikan lowel di sitotoksisitas sel NK dan jumlah jenis
tertentu dari sel T ( dikenal sebagai sel CD4 dan CD8 ) dan lebih tinggi dalam sel NK
dibandingkan dengan orang yang tidak terpengaruh oleh badai. Hubungan antara gejala
stres dan sel NK sitotoksisitas tampaknya disebabkan oleh perubahan tidur buruk yang
terjadi di bangun dari Badai.
Stres psikologis menekan fungsi imun seluler di beberapa, tapi tidak semua, individu.
Studi mengekspos orang sehat untuk labolatory peristiwa stres, misalnya, telah
menemukan heightened reaktivitas hanya jika korban juga menunjukkan tinggi
katekolamin dan reaksi terhadap stres kardiovaskular. Hasil ini konsisten dengan ide
bahwa ada jalur penting untuk sistem kekebalan tubuh melalui gairah sysmpathetic
dalam respon terhadap stres.

Stres Akademik dan Fungsi Immune


Sebagian besar karena siswa penduduk captive yang sering bersedia dan mampu
untuk berpartisipasi dalam penelitian, banyak terobosan bekerja pada stres dan thr
sistem kekebalan tubuh telah melibatkan siswa mengatasi stres sekolah os. Siswa dapat
mengambil satisfacation suram dari studi menunjukkan bahwa, memang, ujian,
berbicara di depan umum, dan peristiwa stres lain dari kehidupan akademik dapat
menyebabkan aktivitas kardiovaskular ditingkatkan, chages dalam parameter
imunologi, dan bahkan penyakit, misalnya, menilai parameter kekebalan dalam sampel
dari 40 tahun kedua mahasiswa kedokteran di 6 minggu sebelum final dan kemudian
lagi selama ujian akhir. Subyek menunjukkan peningkatan tekanan dari pertama sampai
periode kedua kalinya, dan persentase dari total T dan limfosit TH yang depresi
signifikan dalam aktivitas sitotoksik sel NK. Limfosit responsivitas lebih rendah selama
periode ujian yang di basaline, seperti jumlah interferon dihasilkan oleh leukoncytes
dirangsang. Beberapa studi subtequent telah mengkonfirmasi pengamatan sebelumnya.
Bahkan 5 - anak TK tahun bersekolah untuk pertama kalinya menunjukkan elevasi
kortisol dan perubahan dalam ukuran kekebalan tertentu dalam respon terhadap stres
sekolah Benning. Selain itu, perubahan kekebalan mungkin memiliki implikasi bagi
kesehatan. Dalam studi lain, anak-anak yang baru mulai TK mengalami gempa bumi

65 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
ringan sekitar 6 minggu dalam tahun ajaran sekolah. Mereka yang telah menunjukkan
perubahan yang signifikan dalam fungsi kekebalan tubuh dalam merespons awal TK
lebih mungkin untuk mengalami infeksi saluran pernapasan, seperti selesma, setelah
gempa bumi. Stres akademik, dibandingkan, tidak muncul untuk kompromi fungsi
kekebalan tubuh. Apakah perubahan ini tak terelakkan ? Jika orang mengurus diri
sendiri, bisa mereka menghindari perubahan negatif dalam kekebalan dalam
menanggapi stres?

Dampak Negatif DanFungsi Kekebalan Tubuh


Stres dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh, sebagian, karena menghasilkan
perubahan negatif mempengaruhi seperti depresi atau kecemasan. Depresi telah
banyak dipelajari sebagai pelakunya dalam hubungan stres immunocompromise.
Review yang berkaitan depresi klinis kekebalan menemukan depresi dapat dikaitkan
dengan beberapa perubahan dalam imunitas seluler spesifik menurunkan respon
proliferasilymphccytes untuk mitogens, menurunkan aktivitas Cely N K dan perubahan
dalam jumlah sel darah putih. ini efek kekebalan yang ditemukan untuk menjadi lebih
kuat amoung orang tua dan orang-orang yang dirawat di rumah sakit, menunjukkan,
seperti yang kita telah dipelihara sebelumnya, yang sudah vulnerablepeople beresiko
khusus. apalagi penelitian menunjukkan hubungan yang cukup jelas antara depresi dan
imunitas sehingga lebih tertekan seseorang lebih kompromi kekebalan seluler yang
mungkin ditemukan. bukti yang terkumpul bahwa beberapa dari efek buruk depresi
pada kekebalan dapat dimediasi oleh gangguan tidur yang dihasilkan dari depresi.
implikasi kesehatan jangka panjang dari hubungan antara depresi dan fungsi kekebalan
tubuh yang belum diketahui, tetapi kemungkinan bahwa penyakit terkait kekebalan
yang terlibat.

Stres , Fungsi kekebalan, dan Hubungan Interpersonal


Kedua penelitian hewan manusia dan menunjukkan pentingnya hubungan
pribadi dengan fungsi imun. Gangguan dalam hubungan interpersonal juga tampaknya
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia negatif.
Kesepian juga tampaknya mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh. Orang yang
kesepian memiliki kesehatan yang lebih buruk lebih menjanjikan pada indikator
tertentu dibandingkan orang yang tidak kesepian.
Dalam sebuah penelitian terhadap pasien kanker payudara, menemukan bahwa
dukungan sosial yang dirasakan adalah penyangga stres yang berkaitan dengan
aktivitas sel NK . Secara khusus , kecenderungan untuk mencari dukungan sosial dan
persepsi bahwa salah satu memiliki dukungan emosional yang baik dari pasangan, dari
intim lainnya , atau dari dokter dikaitkan dengan aktivitas sel NK tinggi .

Mengatasi dan Coping Resources sebagai Moderator Stress - Immune Fungsi Hubungan
Kami melihat bahwa dampak dari peristiwa stres pada tekanan dan hasil
kesehatan yang merugikan kadang-kadang bisa diredam dengan mengatasi metode
seperti masalah diredam dengan mengatasi metode seperti pemecahan masalah,

66 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
manajemen stres, dan relaksasi . Penelitian menunjukkan bahwa sumber daya ini juga
dapat memoderasi hubungan antara stres dan fungsi kekebalan tubuh. Satu studi yang
membahas pertanyaan ini menemukan bahwa strategi optimisme dan mengatasi aktif
adalah pelindung terhadap resiko stres. Gaya koping lain mungkin juga terkait
hubungan stres dengan kekebalan fungsi kekebalan.
Secara keseluruhan, dari bukti yang menunjukkan bahwa stres terkait dengan
fungsi kekebalan tubuh dan mengatasi metode dan sumber daya sosial yang
menentukan orang-orang yang paling mungkin untuk menunjukkan perubahan
kekebalan tubuh dalam merespons stres.

Intervensi untuk Meningkatkan Imunokompetensi


Sejumlah peneliti telah memeriksa apakah intervensi manajemen stres dapat
mematikan dampak peristiwa stres pada sistem kekebalan tubuh. Kami melihat
pengungkapan emosional muncul untuk meningkatkan kesehatan dan suasana hati
pada orang yang telah mengalami peristiwa traumatis . Hasil ini dapat imunologis
dimediasi .
Relaksasi dapat mematikan efek stres pada sistem kekebalan tubuh . Dalam
sebuah penelitian dengan orang dewasa tua ( kelompok beresiko untuk illnes karena
penurunan berhubungan dengan usia pada fungsi kekebalan tubuh pada umumnya ) ,
peserta ditugaskan untuk pelatihan relaksasi , kontak sosial , atau tidak ada intervensi.
Meskipun hasil yang menjanjikan , beberapa studi telah menemukan efek dari
intervensi manajemen stres pada fungsi kekebalan tubuh pada individu akan melalui
stres seperti unemploment atau pada individu yang sistem kekebalannya sudah
terganggu , seperti laki-laki tes positif untuk HIV. Eksplorasi lanjutan dari efek
menguntungkan potensi intervensi sangat penting.

Persiapan Dari Stres ke Fungsi Kekebalan Tubuh


Karena sekarang ada bukti substansial bahwa stres dapat mempengaruhi fungsi
kekebalan tubuh, jalur dimana hubungan ini mengeksplorasi satu rute penting.
Kortikosteroid memiliki efek immunosupressive. Peningkatan kortisol telah
berhubungan baik penurunan limfosit sitotoksisitas. Seperti telah dicatat, aktivasi
simpatik juga penting . Katekolamin ( epinefrin dan norepinefrin ) dan hormon lain (
androgen , estrogen , dan progesteron ) juga tampaknya memiliki dan efek
immunoenhancing bawah kondisi yang berbeda, sedangkan hormon lain mungkin
memiliki beberapa immunoenhancing mempengaruhi.

AIDS
Tepatnya kapan AIDS pertama kali muncul tidak diketahui. Ini tampaknya telah
dimulai di Afrika Tengah . Mungkin beberapa waktu di awal 1970-an. Hal ini menyebar
cepat ke seluruh Zaire , Uganda , dan negara-negara Afrika tengah lainny, terutama
karena erigins yang tidak dipahami . Tingkat tinggi seks di luar nikah, penggunaan
kondom kecil, dan tingkat tinggi gonore juga memfasilitasi penyebaran virus AIDS pada
populasi heteroseksual . klinik medis mungkin tidak sengaja dipromosikan penyebaran

67 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
AIDS karena, dalam upaya untuk memvaksinasi orang sebanyak mungkin terhadap
resiko penyakit umum di daerah , jarum yang digunakan berulang-ulang,
mempromosikan pertukaran nuids. Dari Afrika , penyakit ini tampaknya telah membuat
jalan perlahan-lahan ke Eropa dan ke Hait , dan dari Haiti ke negara-negara Amerika,
sebagai orang Amerika valation ing di Haity mungkin telah membawa virus kembali.

AIDS di Amerika Serikat


Kasus pertama AIDS ( mengakuisis sindrom kekebalan ) di Amerika Serikat,
didiagnosis pada tahun 1981 . Sekarang tampak bagaimanapun, bahwa ada mungkin
telah diisolasi kasus AIDS sebelum tanggal tersebut. Agen virus adalah virus, virus
immuniodeficiency manusia , dan menyerang sistem kekebalan tubuh , terutama sel T
helper yhe. Virus ini muncul begitu ditransmisikan secara eksklusif oleh pertukaran
cairan tubuh yang mengandung sel, air mani dan darah. Periode antara menghubungi
virus dan mengembangkan symtoms AIDS dan, selama periode asimtomatik,
menularkan virus kepada banyak orang lain.
Berdasarkan hasil pengujian maka didapatkan bahwa orang kulit hitam dan
hispanik memiliki peluang yang lebih rendah untuk terkena virus AIDS, sedangkan
orang kulit putih dua kali lebih dapat dan cepat untuk terkena virus AIDS. Tidak ada
alas an yang jelas, akantetapi salah satu alasannya adalah prevalensi yang lebih besar
dari intravena (IV) penggunaan obat pada populasi ini. Pengguna narkoba yang tinggal
di jalanan sering menyerah pada komplikasi dari penyakit dalam waktu kurang dari
setahun, hal ini disebabkan oleh faktor gaya hidup dan kesadaran akan kesehatan yang
kurang. Individu dari kelompok SES yang lebih tinggi memiliki kesempatan lebih besar
untuk bertahan didup. Hal ini disebabkan karena orang-orang kelompok tersebut
memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan sehingga lebih mungkin untuk menjaga
kesehatan serta memberikan kesempatan yang lebih besar untuk dapat menjalani
program terapi obat secara eksperimental yaitu seperti penggunaan AZT melalui
dokter swasta yang berpartisipasi dalam terapi yang dilakukan. Akibatnya, factor social
ekonomi memiliki dampak besar pada kedua waktu antara perkembangan dari status
HIV + untuk diagnosis AIDS dan seberapa cepat seseorang meninggal setelah
didiagnosis AIDS.
Penderita AIDS rentan terhadap infeksi oportunistik, diare, kronis, nyeri tulang
dan kebutaan. Salah satu gejala yang paling umum untuk wanita dengan AIDS adalah
infeksi ginekologi, tetapikarena infeksi ginekologi belum dianggap sebagai kondisi
terkait dengan AIDS, sehingga seringkali para wanita didiagnosis sangat terlambat.
Keterlambatan diagnosis ini berarti bahwa perlakuan eksperimen mungkin tidak
tersedia bagi perempuan pada saat perawatan.
AIDS juga akhirnya menyebabkan keterlibatan neurologis. Neurologis ini
merupakan gejala awaldarisistem saraf pusat (gangguan CNS) yang mirip
dengandepresidan hal lain yang termasuk juga yaitu lupa, ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi, retardasi psikomotor, penurunan kewaspadaan, apatis, penarikan,
berkurangminat dalam pekerjaan, dan hilangnyahasrat seksual. Pada tahap ini,
pasiendapat mengalami kebingungan, disorientasi, kejang, demensiamendalam, koma,

68 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
danbahkan kematianGangguan system saraf pusat ini telah menyebabkankontroversi
tentang apakahorang yang didiagnosis denganAIDSharus terusuntuk memegang
pekerjaansensitif, sepertipilot pesawat, ketikagangguan kognitifmungkin dialami oleh
pasienyang terinfeksi.
Pada gudang obat AIDS sekarang telah menambahkan inhibitor protease, yang
merupakan perkembangan yang paling menarik dalam pengobatan AIDS sejak deteksi
awal. Pasien yang menggunakan obat maka harus rutin meminumnya. Penggunaan obat
oleh pasien AIDS telah memungkinkan bagi mereka untuk hidup semakin normal.
Dalam implikasinya maka diperkirakan 30 juta orang telah terinfeksi virus HIV dan
sekitar 6,5 juta orang meninggal karena AIDS.
Meskipun jumlah penderita AIDS di Amerika Serikat terus meningkat, akantetapi
kematian akibat AIDS telah mengal;ami pengurangan dalam tiga tahun terakhir, hal
tersebut terjadi setelah dilakukannya pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC)
AIDS. Sebagian besar penurunan ini muncul terjadi karena keberhasilan penggunaan
inhibitor protease. Meskipun demikian, CDC memperkirakan bahwa 40.000 infeksi HIV
baru terjadi setiap tahun di Amerika Serikat.

Intervensi untuk mengurangi perilaku berisiko untuk AIDS


Intervensi untuk mengurangi risiko AIDS maka ditemukan praktek-praktek yang
melibatkan pertukaran cairan tubuh. Menahan diri dari hubungan seks berisiko tinggi,
menggunakan kondom, dan tidak berbagi jarum jika dia adalah seorang pengguna
narkoba adalah perilaku utama intervensi yang dibutuhkan. Meskipun telah terdapat
upaya mengubah perilaku untuk mendorong perubahan dalam populasi, penggunaan
kondom masih cukup rendah, diperkirakan sekitar 17% dari heteroseksual dengan
berganti-ganti pasangan .
Intervensi dapat dilakukan dengan berupaya memberikan pengetahuan tentang
perilaku yang dapat beresiko terkena virus AIDS serta bagaimana cara penularannya.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang bereaksi berlebihan terhadap kontak
biasa dengan HIV . Selain orang tampaknya melihat HIV sebagai diskriminasi sosial .
Praktek seksual masa lalu juga merupakan prediktor penting dari perilaku
berisiko terkait AIDS. Sebagai orang becom berpengalaman lebih seksual, mereka
mengembangkan gaya seksual yang mungkin menjadi terintegrasi ke dalam kehidupan
yheir lebih umum. Konsisten dengan titik ini, orang-orang yang telah memiliki sejumlah
besar mitra, mitra terutama anonim, dan yang belum pernah menggunakan kondom di
masa lalu cenderung untuk melanjutkan perilaku ini, mungkin perilaku tersebut.
Terintegrasi dengan baik ke dalam gaya seksual mereka.
Beberapa intervensi telah berfokus pada peningkatan keterampilan yang
berkaitan dengan aktivitas seksual. Seksual, terutama witn pasangan baru, sering
terburu-buru, nonverbal, dan penuh gairah, kondisi tidak terlalu kondusif untuk diskusi
retional dari praktik seks aman. Untuk mengatasi masalah ini, psikolog kesehatan telah
mengembangkan intervensi yang melibatkan praktek dan keterampilan negosiasi
seksual Misalnya, dalam intervensi perilaku kognitif laki-laki gay gudang diajarkan
bagaimana untuk berolahraga, kontrol diri dalam hubungan seksual dan bagaimana

69 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
untuk melawan tekanan untuk terlibat dalam aktivitas seksual berisiko higt melalui
pemodelan, bermain peran, dan umpan balik. Dengan pelatihan ini, orang-orang
menjadi agak lebih terampil dalam menangani hubungan seksual dan ware di mampu
mengurangi perilaku seksual berisiko mereka dan menggunakan kondom.
Keterampilan negosiasi seksual mungkin aspecially penting untuk melakukan
intervensi dengan remaja. Salah satu alasan mengapa perempuan muda angage seks
yang tidak aman adalah karena perilaku seksual koersif pasangan muda laki-laki
mereka. Mengajarkan keterampilan negosiasi seksual bagi pria dan wanita muda, dan
terutama mengajar perempuan muda bagaimana untuk melawan aktivitas seksual
koersif, ini untuk itu penting. Sebagai contoh, beberapa intervensi telah meminta remaja
untuk mental membayangkan proses terinfeksi HIV melalui hubungan seks beresiko;
leveloping jenis-jenis fantasi tampaknya membantu mencegah seks berisiko Faktor-
faktor lain, bagaimanapun, membuat intervensi dengan remaja untuk mengurangi seks
yang tidak aman bermasalah.
Dukungan sosial adalah sangat penting untuk penderita AIDS. Satu studi
menemukan bahwa, sejauh ia pria dengan alat bantu yang emosional, praktis dan
informasi dukungan, mereka kurang tertekan; Dukungan informasi appereared untuk
menjadi penting khususnya dalam dikatakan stres terkait dengan sympioms berkaitan
dengan AIDS Kemampuan untuk berbicara dengan anggota farmly tentang AIDS
mungkin penting juga. Sayangnya. Kemampuan untuk berbicara dengan anggota farmly
tentang AIDS mungkin penting juga. Sayangnya, walaupun keluarga tampaknya
memiliki potensi untuk menjadi sangat membantu untuk laki-laki yang terinfeksi
dengan AIDS, ketika laki-laki tertekan atau memiliki sejumlah besar gejala-gejala yang
berkaitan dengan AIDS, mereka lebih kecil kemungkinannya untuk menerima thet
dukungan yang mereka butuhkan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
dukungan sosial yang alami dan menyediakan dukungan sosial untuk orang-orang
dengan AIDS harus menjadi prioritas layanan kesehatan mental yang penting.

Faktor yang Mendorong Jangka Panjang Kelangsungan Hidup


Intervensi lainnya telah berfokus pada kognitif-intervensi pengelolaan stres
perilaku dengan HIV + individu. Seperti kerutan di depresi dan peningkatan sel T dan
sel NK. Dipandu pencitraan dan relaksasi otot progresif mungkin meningkatkan
kekebalan fungsi serta. Memiliki jaringan sosial yang besar juga muncul untuk
memprediksi umur panjang faktor yang dapat menyebabkan strategi intervensi
tambahan. Akhirnya, korban jangka panjang mungkin dicirikan oleh negara suasana
hati mereka; depresi dikaitkan dengan waktu yang lebih singkat sampai mati.

Faktor-faktor psikososial yang mempengaruhi AIDS


Dalam beberapa tahun terakhir, psikolog healt, bersama dengan immunologists,
telah mengeksplorasi faktor-faktor psikososial yang mempengaruhi jalannya infeksi
HIV dan AIDS. Sejumlah penelitian sekarang telah memberikan bukti bahwa faktor-
faktor psikososial dapat mempengaruhi tingkat penurunan kekebalan dari AIDS.
Beberapa studi telah menemukan bahwa negarive keyakinan tentang diri sendiri dan

70 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
masa depan dikaitkan dengan penurunan sel T pembantu (CD 4) dan onset AIDS pada
orang dengan HIV, dan pengukur studi telah menemukan bahwa harapan negatif
tentang kursus penyakit dapat menyebabkan kematian dini Di sisi lain, abbility untuk
menemukan makna dalam pengalaman seseorang muncul untuk memperlambat
penurunan dalam tingkat CD 4 dan telah berhubungan dengan kurang kemungkinan
berkaitan dengan AIDS mortalitas

KANKER
Kanker adalah seperangkat lebih dari 100 penyakit yang memiliki beberapa
faktor yang sama. Semua kanker akibat disfungsi dalam DNA-bagian selular
pemrograman kontrol sel pertumbuhan dan reproduksi. memberikan biasa,
memperlambat produksi sel-sel baru, ini rusak DNA catses sel yang berlebihan cepat
pertumbuhan dan perkembangan. tidak seperti sel-sel lain, sel-sel kanker memberikan
tidak bermanfaat bagi tubuh. Mereka hanya getah itu sumber daya.
Kanker adalah yang kedua setelah penyakit jantung pada penyebab kematian di
Amerika Serikat dan sebagian besar negara maju. Dari 1900 hingga 1990, angka
kematian akibat kanker semakin meningkat. Tujuh tahun terakhir, bagaimanapun, telah
menyaksikan pembalikan-dalam beberapa kasus, pembalikan dramatis-yang
menunjukkan penurunan angka kematian lebih dari 3% sejak tahun 1990, terutama
pada kanker yang berhubungan dengan merokok. Sisa penurunan kematian akibat
kanker dapat dikaitkan dengan perbaikan dalam perawatan.

Siapa yang mungkin terkena kanker? Profil lengkap dari kanker


Distribusi keganasan dalam populasi menambah kompleksitas profil kanker.
Banyak kanker dalam keluarga. Untuk gelar , kecenderungan ini terjadi karena banyak
kanker memiliki dasar genetik. Penemuan terbaru melibatkan faktor genetik dalam
subset dari kanker usus besar, fakta rhar akan membantu dalam menilai status resiko
dari banyak individu. Riwayat keluarga tidak selalu menyiratkan kecenderungan
warisan genetik kanker. Banyak hal menjalankan keluarga selain gen , termasuk diet
dan faktor lifesyle lainnya yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit.

Faktor psikososial dan Kanker


Bagian sebelumnya menjelaskan bahwa faktor psikososial dapat mempengaruhi
kanker dalam Sumber cara. Dalam hal inisiasi lisease , faktor-faktor perilaku yang
terlibat dalam eksposur karsinogen , seperti tembakau dan kerja karsinogen. Variabel
psikososial juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi inisiasi kanker melalui
konsumsi dari lemak dier atau paparan stres. Faktor psikososial juga mungkin terlibat
dalam perkembangan kanker setelah itu dimulai. Sebagai contoh, respon emosional
seseorang atau kemauan untuk berjuang dapat memprediksi perkembangan kanker.
Faktor perilaku juga terlibat langsung dalam perkembangan kanker melalui variabel
seperti gagal untuk mematuhi diet lowcancer , ketidakpatuhan risiko untuk perawatan ,
dan kegagalan untuk menggunakan skrining atau deteksi dini metode.

71 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Sebuah pendekatan yang berbeda untuk hubungan stres - kanker telah
difokuskan pada peristiwa besar dalam hidup dan hubungan mereka dengan
perkembangan kanker . Umumnya , studi tentang hewan dan manusia menunjukkan
hubungan. Hewan terkena stres seperti tingkat tumor ganas lebih tinggi Beberapa
penelitian prospektif pada manusia juga telah menemukan bukti dari hubungan
tersebut.
Peristiwa yang tidak terkendali menghasilkan lebih banyak stres daripada yang
terkendali . Konsisten dengan analisis ini , onset kanker telah terikat lebih terkendali
daripada peristiwa terkendali . Sebagai contoh, satu studi tikus ditanamkan dengan
persiapan tumor dan kemudian terkena sengatan listrik tak terhindarkan , sengatan
listrik tidak ada kejutan . Signifikan lebih rendah dari tikus yang menerima kejutan tak
terhindarkan mampu menolak tumor daripada tikus yang lain untuk kelompok.
Kurangnya dukungan sosial juga telah diusulkan untuk mempengaruhi onset dan
tentu saja kanker. Tidak adanya hubungan keluarga dekat di masa anak-anak yang
muncul untuk memprediksi kanker yang lebih baik daripada penyakit kronis lainnya
seperti hipertensi atau penyakit jantung koroner.

Faktor psikologis dan Kursus Kanker


Para peneliti juga telah berusaha untuk berhubungan faktor kepribadian dengan
kanker -yaitu apakah itu berlangsung cepat atau lambat. Secara khusus, kursus cepat
penyakit terminating dalam kematian dini telah ditemukan di antara sopan, tidak
agresif, orang sepakat, sedangkan kursus yang lebih lama penyakit dan / atau fungsi
kekebalan tubuh yang lebih baik dikaitkan dengan, sikap marah yang lebih agresif
terhadap penyakit dan menuju medis praktisi.

Mekanisme Menghubungkan Stres dan Kanker


Bagaimana, tepatnya , mungkin stres acara dan kanker dihubungkan ? Sejumlah
peneliti telah terlibat dalam sistem kekebalan tubuh Seperti yang kita lihat sebelumnya,
imunitas seluler dapat melayani fungsi pengawasan iin tubuh , lazim menjaga terhadap
proliferasi sel-sel kanker atau prakanker. Stres yang berkepanjangan atau berat dapat
mengurangi kompetensi imunologi pada beberapa waktu yang kritis , yang
memungkinkan sel-sel mutan untuk tumbuh . Konsisten dengan analisis ini adalah
kenyataan bahwa pasien kanker menunjukkan kompetensi imunologi berkurang dan
kadang-kadang berhasil diobati dengan terapi yang dirancang untuk meningkatkan
kekebalan tubuh berfungsi.

MENGATUR UNTUK KANKER


Satu dari setiap empat orang akhirnya akan mengembangkan kanker , dan setiap
tahun kanker menyebabkan sekitar 600.000 kematian di Amerika Serikat . Korban
psikososial yang diambil oleh kanker enourmous . Dua dari setiap tiga keluarga akan
memiliki anggota keluarga yang mengembangkan kanker dan hampir setiap anggota
keluarga ini akan terkena penyakit . Namun lebih dari sepertiga dari korban kanker
hidup setidaknya lima tahun setelah diagnosis mereka , sehingga menciptakan banyak

72 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
masalah rehabilitasi. Banyak masalah yang kita dieksplorasi dalam konteks kronis ,
maju dan penyakit terminal sangat relevan dengan pengalaman kanker . Kami
menyoroti masalah tambahan beberapa di sini .

Masalah Fisik
Kanker mengambil tol substansial , baik secara fisik maupun psikologis .
Kesulitan fisik biasanya berasal dari rasa sakit dan ketidaknyamanan kanker dapat
menghasilkan , khususnya dalam memajukan dan fase terminal penyakit . Kanker
memimpin untuk downregulation dari sistem kekebalan tubuh , yang dapat enharce
kerentanan terhadap berbagai gangguan lain seperti infeksi saluran pernapasan .
Masalah-masalah ini terus-menerus dapat membahayakan kesehatan kualitas hidup.
Kelelahan karena penyakit dan pengobatan adalah salah satu keluhan pasien kanker.
Kesulitan juga muncul sebagai konsekuensi dari pengobatan . Beberapa kanker
diperlakukan pembedahan . Pemindahan organ tubuh dapat menimbulkan masalah
kosmetik , seperti untuk pasien dengan kanker payudara yang mungkin memiliki
payudara dihapus ( mastektomi ) untuk pasien dengan kepala dan leher caner yang
mungkin memiliki sebagian dari daerah ini dihapus . Dalam kasus lain , organ-organ
yang vital bagi fungsi tubuh harus diambil alih oleh protesa. Sebagai contoh, seorang
pasien ostomy kemih harus fifted dengan alat khusus yang memungkinkan untuk
excreate urin . Seorang pasien yang arynx telah dihapus harus belajar untuk berbicara
dengan bantuan perangkat pidato palsu . Efek samping akibat operasi juga umum
misalnya , pengobatan kanker payudara melalui mastektomi dan pengangkatan kelenjar
getah bening yang berdekatan dapat menghasilkan kelemahan kronis dan edema (
pembengkakan ) dari daerah serta membatasi mobilitas lengan . Sebuah kolostomi (
penggantian prostetik dari usus besar yang lebih rendah ) menghasilkan hilangnya
kontrol usus .

Masalah psikologis
Masalah psikologis dapat timbul sebagai akibat dari kanker , yang merupakan
salah satu penyakit yang paling menakutkan dan kurang dipahami di negara kita . Pada
suatu waktu , kanker adalah penyakit yang sangat stigma , dan pasien kanker sering
diperlakukan berbeda oleh anggota keluarga dan teman-teman yang menarik diri dalam
menanggapi ketakutan mereka sendiri dari penyakit. Sekarang muncul , namun kanker
yang tidak lagi disertai dengan derajat yang sama stigma. Meskipun demikian, karena
kanker adalah jangka panjang dan penyakit sering fatal , masalah dalam penyesuaian
psikologis terhadap penyakit yang timbul . Intermiten dan lama depresi adalah
kesulitan penyesuaian umum dialami akibat kanker . Depresi tidak hanya kompromi
kualitas hidup dalam dirinya sendiri , tetapi dapat memiliki efek samping o hasil
kesehatan fisik juga , termasuk perkembangan kanker.

Terlepas dari kenyataan bahwa banyak pasien kanker menerima dukungan emosional
yang cukup besar dari keluarga dan teman-teman mereka , masalah dukungan sosial
dapat menjadi masalah. Permasalahan dalam dukungan sosial yang sangat signifikan ,

73 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
karena aspek negatif dari hubungan dekat tampaknya mempengaruhi tekanan
psikologis dan kesejahteraan di antara pasien kanker dalam arah yang merugikan lebih
dari dukungan emosional meningkatkan itu.
Meskipun didokumentasikan psikososial yang terkait dengan kanker, banyak
orang jelas memiliki pengalaman kanker apa yang mereka rasa cukup baik dari sudut
pandang psikologis, menyesuaikan berhasil untuk perubahan besar dalam hidup
mereka. Dengan pengecualian depresi, jumlah masalah psikologis yang dialami oleh
pasien kanker tidak berbeda dari orang-orang tanpa kanker dan secara signifikan lebih
kecil daripada orang-orang yang menderita gangguan kejiwaan. Memang, beberapa
kanker pasien melaporkan bahwa kehidupan mereka telah dibuat lebih baik dengan
cara yang penting oleh pengalaman kanker, memungkinkan mereka untuk mengalami
pertumbuhan dan kepuasan dalam hubungan pribadi yang mereka mungkin tidak jika
tidak mencapai. Selain itu, adaptasi ini positif untuk pengalaman kanker dapat
ditingkatkan dengan perasaan kontrol diri-kemanjuran dalam menanggapi pengalaman
kanker. Orang-orang yang dapat mengalami rasa pribadi kontrol atas kanker mereka,
perawatan nya, aktivitas harian mereka mengatasi lebih berhasil dengan kanker.
Mengendalikan reaksi emosional dan fisik gejala muncul untuk menjadi penting
khususnya untuk penyesuaian psikososial.

Jenis Intervensi Rehabilitasi


Intervensi rehabilitasi untuk pasien kanker umumnya jatuh ke dalam tiga
kategori: farmakologi intervensi, intervensi perilaku, dan kegiatan psikoterapi.
Intervensi farmakologi, manajemen farmakologi kanker pasien biasanya berpusat pada
salah satu dari empat masalah: mual dan muntah disebabkan oleh kemoterapi; anorexia
dan lain makan kesulitan; gangguan emosional seperti depresi dan kecemasan, dan rasa
sakit.Mual dan muntah biasanya diperlakukan oleh penggunaan narkoba. Ganja telah
terbukti berhasil khususnya dalam memerangi mual dan muntah terkait dengan
kemoterapi, dan obat-obatan seperti thorazine, valium dan compazine juga membantu.
Anoreksia adalah diperlakukan paling berhasil melalui Diet suplements karena
perangsang nafsu makan tampaknya tidak bekerja dengan baik. Depresi dan kecemasan
dapat dikelola pharmalogically dengan bantuan obat-obatan seperti Valium, dan nyeri
dapat dikelola dengan menggunakan obat-obatan morfin, metadon, atau antianxiaty dan
antidepresan.
Intervensi perilaku perilaku dan perilaku-kognitif pendekatan pengelolaan
masalah terkait kanker telah telah berfokus pada nyeri, kendali nafsu makan, efek
samping yang terkait dengan kemoterapi dan terapi radiasi, dan perawatan kanker
lainnya. Sakit adalah masalah relatif umum di antara pasien kanker dan sering
menimbulkan kecemasan atau depresi, yang, seperti yang kita lihat dalam bab 10, dapat
memperparah keadaan. Meskipun obat penghilang rasa sakit tetap metode utama
mengobati nyeri terkait kanker, semakin, intervensi perilaku yang diadopsi. Terapi
relaksasi, hipnosis, kognitif-Teknik Urgent, pencitraan visual dan self-hypnosis memiliki
semua terbukti menjadi setidaknya agak berguna dalam pengelolaan rasa sakit akibat
kanker.

74 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Psikoterapi intervensi berbeda dengan intervensi Farmakologi dan perilaku,
yang diarahkan terutama terhadap mengurangi ketidaknyamanan fisik dan efek
samping lain yang terkait dengan kanker dan pengobatan, psikoterapi intervensi-
termasuk individu psikoterapi, terapi kelompok, terapi Keluarga, dan kanker
supportgroup-usaha, untuk memenuhi kebutuhan informasi dan psikososial pasien
kanker. Pasien yang mencari terapi individu setelah diagnosis kanker paling mungkin
untuk memiliki salah satu dari empat masalah: (1) signifikan kecemasan, depresi, atau
pikiran bunuh diri; (2) sistem saraf pusat disfungsi diproduksi oleh illnes dan
pengobatan, seperti ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, spesifikasi (3) masalah-
masalah yang timbul akibat penyakit, manajemen, atau dinamika keluarga; atau (4)
masalah psikologis yang sudah ada sebelumnya yang telah diperburuk oleh kanker.
Terapi individu dengan pasien kanker biasanya mengikuti format krisis-
intervensi daripada model intensif psikoterapi. Itulah therapists bekerja dengan pasien
kanker mencoba untuk fokus pada isu-isu spesifik yang dihadapi oleh pasien daripada
berusaha lebih umum, menyelidik, jangka panjang analisis jiwa pasien. Masalah yang
paling umum yang timbul dalam terapi individu yang takut atau recurence, sakit, atau
mati; rasa takut atau hilangnya organ akibat operasi tambahan; gangguan saat kegiatan;
kesulitan praktis, seperti pekerjaan diskriminasi dan hubungan sosial; dan masalah
komunikasi dengan keluarga.
Seperti disebutkan sebelumnya, kanker hampir selalu berdampak pada anggota
keluarga lainnya. Dukungan emosional yang paling diinginkan oleh pasien kanker dan
muncul untuk mempromosikan baik psikologis penyesuaian. Namun, tidak semua
keluarga dapat bebas berkomunikasi dengan satu sama lain. Oleh karena itu, terapi
keluarga menyediakan kesempatan bagi semua anggota keluarga untuk berbagi
masalah dan kesulitan dalam berkomunikasi. Alasan lainnya atas dimasukkannya
anggota keluarga dalam terapi adalah bahwa keluarga dapat membantu atau
menghalangi penyesuaian pasien kanker individu untuk penyakit. Dengan menyediakan
dukungan sosial, keluarga dapat halus penyesuaian pasien, mana sebagai reaksi
ketakutan atau penarikan dapat membuat pasien masalah lebih sulit. Masalah-masalah
yang sering timbul dalam terapi keluarga adalah masalah dengan anak-anak, terutama
remaja; perubahan peran dan peningkatan ketergantungan; dan masalah seksual
berfungsi.
Kesimpulannya, pernyataan dari intervensi psikologis telah dilakukan dengan
pasien kanker untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Intervensi seperti itu telah
memasukkan informasi dan pengajaran intervensi, konseling dan terapi, perilaku
kognitif intervensi untuk mengelola efek samping dari kemoterapi dan perawatan
lainnya melemahkan, dan dukungan sosial umum intervensi untuk membantu kanker
pasien membuka jalur komunikasi yang mereka butuhkan untuk memperoleh dan
berbagi informasi. Intervensi seperti itu telah menunjukkan sukses besar dalam
meningkatkan fungsi psikososial dan kesejahteraan pasien kanker.

75 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
ARTHRITIS
Kita sebelumnya telah belajar mengenai satu set penyakit yang dikenal sebagai,
penyakit autoimun, di mana tubuh salah mengidentifikasi jaringan sendiri sebagai
benda asing dan menyerang benda tersebut. Yang paling umum dari penyakit autoimun
tersebut adalah arthritis, dan kami memeriksanya baik karena hubungannya dengan
fungsi kekebalan tubuh dan karena itu adalah salah satu yang paling umum dari
penyakit kronis.
Arthritis berarti radang sendi; mengacu pada lebih dari 80 penyakit yang
menyerang persendian atau jaringan ikat lainnya. Meskipun jarang berakibat fatal,
arthritis menempati urutan kedua setelah penyakit jantung sebagai penyakit kronis
yang paling luas tersebar di daerah Amerika Serikat saat ini.
Tingkat keparahan dan prognosis untuk arthritis tergantung pada jenis, penyakit
ini berkisar dari masalah hampir tak terlihat dan sesekali ke melumpuhkan, dan kondisi
kronis. Tiga bentuk utama dari arthritis adalah rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan
asam urat.

Rheumathoid arthritis
Arthritis Rheumathoid mempengaruhi sekitar 1% dari populasi masyarakat di
Amerika Serikat dan merupakan bentuk yang paling melumpuhkan. Penyakit ini
menyerang terutama kelompok usia 40-ke-60, meskipun penyakit ini dapat menyerang
orang dalam kelompok manapun, termasuk anak-anak. Hal ini biasanya mempengaruhi
sendi-sendi kecil dari tangan dan kaki serta pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki,
dan leher. Pada kasus ringan, hanya satu atau dua sendi yang terlibat, tapi kadang-
kadang penyakit ini menyebar luas. Dalam kasus yang parah, mungkin ada peradangan
pada otot jantung, pembuluh darah, dan jaringan yang tepat di bawah kulit. Rheumatoid
arthritis dapat disebabkan oleh proses autoimun.
Agen dari sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh terhadap
resiko penjajah bukan menyerang selaput tipis yang mengelilingi sendi. Serangan ini
menyebabkan peradangan, kekakuan, dan nyeri. Jika tidak dikendalikan, jaringan tulang
dan otot sekitar sendi dapat benar-benar hancur. Hampir setengah korban sembuh
sepenuhnya, hampir setengah tetap agak rematik, dan sekitar 10% yang sangat
dinonaktifkan. Komplikasi utama dari rheumatoid arthritis adalah nyeri, keterbatasan
dalam kegiatan, dan kebutuhan untuk menjadi tergantung pada orang lain. Selain itu,
karena arhtritis arthritis mempengaruhi orang terutama tua, penderita sering memiliki
kondisi kronis lainnya menyajikan juga, seperti penglihatan yang buruk, yang dapat
berinteraksi dengan arthritis untuk menghasilkan tingkat tinggi kecacatan.
Penyebab pasti dari rheumatoid arthritis tidak diketahui. Pada suatu waktu,
psikolog berspekulasi bahwa mungkin ada " kepribadian rheumathoid arthritis ". Tipe
kepribadian ini ditandai sebagai perfeksionis, depresi, dan terbatas dalam ekspresi
emosional, terutama ekspresi kemarahan. Penelitian terbaru sekarang meragukan nilai
profil seperti itu, setidaknya sebagai penyebab arthritis. Namun, distorsi dan perasaan
tidak berdaya kognitif dapat memperburuk depresi sendiri dan tanggapan emosional
lainnya untuk arthritis.

76 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Stres mungkin memainkan peran baik dalam pengembangan rheumatoid
arthritis dan kesulitan yang diakibatkan olehnya. Beberapa penyelidikan menunjukkan
bahwa gangguan dalam hubungan interpersonal dapat berkontribusi terhadap
perkembangan penyakit. Gangguan rheumatoid arthritis oleh stres tampaknya
dimediasi oleh sistem kekebalan tubuh, sebanyak orang-orang dengan rheumatoid
arthritis menunjukkan respon kekebalan yang lebih kuat terhadap stres dibandingkan
kelompok pembanding. Perawatan untuk menangkap atau mengontrol masalah
rheumatoid arthritis termasuk istirahat aspirin, dan latihan diawasi. Pembedahan
jarang diperlukan dan rawat inap diperlukan hanya dalam kasus yang ekstrim atau rasa
sakit yang hebat atau flare-up. Latihan direkomendasikan untuk pasien rheumatoid
arthritis sehingga mereka bisa mendapatkan kontrol lebih besar atas sendi yang
terkena. Sayangnya, seperti halnya bagi sebagian besar intervensi latihan, kepatuhan
sering rendah.
Semakin banyak para psikolog yang telah menggunakan intervensi kognitif-
perilaku dalam pengobatan rheumatoid arthritis. Dalam satu studi, pasien rheumatoid
arthritis secara acak menjadi pengobatan kognitif-perilaku yang diajarkan keterampilan
dalam mengelola stres, nyeri, dan terjadinya tanda penyakit, atau mereka menerima
buku self-help arthritis yang berisi informasi yang berguna tentang arthritis manajemen
diri. Perlakuan kognitif-perilaku dirancang untuk meningkatkan persepsi self-efficacy
terhadap penyakit. Hasil menunjukkan bahwa pasien dalam pengobatan kognitif-
perilaku mengalami pengurangan rasa sakit dan peradangan sendi dan meningkatkan
fungsi psikososial. Sejauh mana orang meningkat berkorelasi dengan tingkat
peningkatan self-efficacy, menunjukkan bahwa peningkatan dirasakan self-efficacy
untuk mengelola penyakit ini bertanggung jawab untuk efek positif.
Memang, karena efek samping kepala rheumatoid arthritis adalah rasa tidak
berdaya atas ketidakmampuan untuk mengontrol penyakit dan rasa sakit itu
menyebabkan, setiap intervensi yang meningkatkan perasaan self-efficacy akan
memiliki efek menguntungkan pada penyesuaian psikologis.
Secara keseluruhan, intervensi kognitif-perilaku termasuk biofeedback, latihan
relaksasi, kemampuan memecahkan masalah, dan nyeri-mengatasi pelatihan
keterampilan kognitif, telah cukup sukses dalam membantu manajemen nyeri untuk
pasien rheumatoid arthritis. Koordinasi intervensi kognitif-perilaku ini dengan
penggunaan terapi obat untuk mengontrol rasa sakit muncul untuk memberikan
pendekatan yang paling komprehensif saat ini.
Bentuk lain dari rheumatoid arthritis adalah juvenile rheumatoid arthritis.
Penyebab dan terjadinya tanda yang mirip dengan bentuk dewasa, tetapi korban adalah
anak-anak antara usia 2 dan 5. Antara mereka, flare penyakit secara berkala sampai
pubertas. Penyakit ini jarang terjadi dan mempengaruhi perempuan empat kali lebih
sering sebagai anak laki-laki.

Osteoarthritis

77 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Osteoarthritis menimpa sedikitnya 10 juta orang Amerika. Hal itu terjadi ketika
lapisan kelancaran bersama, yang dikenal sebagai tulang rawan artikular, mulai retak
atau hilang karena berlebihan, cedera, atau penyebab lainnya. Dengan demikian,
penyakit ini cenderung mempengaruhi sendi menahan beban: pinggul, lutut, dan tulang
belakang. Sebagai tulang rawan memburuk, sendi bisa menjadi meradang, kaku, dan
nyeri. Penyakit ini menimpa orang tua Mei dan beberapa atlet. Dengan pengobatan yang
tepat, osteoarthritis dapat dikelola melalui perawatan diri. Perawatan termasuk
menjaga berat badan yang turun, mendapatkan excercise yang tepat, dan mengambil
aspirin. Kadang-kadang, penggunaan obat penghilang rasa sakit yang lebih ampuh, obat
anti-inflamasi, atau steroid yang dibutuhkan.

Encok
Encok disebabkan oleh penumpukan asam urat dalam tubuh karena
ketidakmampuan ginjal mengekskresikan asam dalam urin. Akibatnya, asam urat
membentuk kristal yang dapat menjadi bersarang di sendi. Daerah paling mungkin akan
terpengaruh adalah jempol kaki (karena suplai darah tidak terlalu kecil untuk
membawa pergi kristal asam urat). Sendi kemudian menjadi meradang, menyebabkan
sakit parah. Kadang-kadang, kristal asam urat dapat menjadi bersarang di ginjal itu
sendiri, menyebabkan gagal ginjal. Penyebab pasti dari asam urat tidak diketahui.
Sebuah komponen genetik diyakini memainkan peran, dan kondisi dapat dipicu oleh
stres maupun oleh makanan tertentu. Faktor penyebab lainnya termasuk infeksi dan
beberapa antibiotik dan diuretik.
Encok dapat dikelola dengan membatasi asupan alkohol dan makanan tertentu
dan dengan mempertahankan berat badan yang tepat, olahraga, dan asupan cairan.
Untuk kasus yang parah, obat anti inflamasi atau obat yang mengontrol metabolisme
asam urat dapat digunakan. encok biasanya dapat dikendalikan; bila tidak diobati,
namun dapat menyebabkan kematian akibat penyakit ginjal, perssure darah tinggi,
penyakit arteri koroner, atau stroke.

78 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
LAMPIRAN
JADWAL PERKULIAHAN PSIKOLOGI KESEHATAN

RABU (13.00 – 14.20) – Kamis (11.00 – 12.20)

PERTEMUAN HARI/ TANGGAL MATERI PENGAJAR


05 September 2018
I Pengantar Psikologi Kesehatan Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
06 September 2018
12 September 2018
II System of The Body Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
13 September 2018
19 September 2018
III Kepribadian dan Pola Perilaku Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
20 September 2018
26 September 2018 Health Behavior and Primary
IV Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
27 September 2018 prevention
03 Oktober 2018
V Stres, koping dan Penyakit Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
04 Oktober 2018
10 Oktober 2018
VI Pain Manajemen Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
11 Oktober 2018
17 Oktober 2018
VII Management of Cronic Illness Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
18 Oktober 2018
24 Oktober 2018
VIII Ujian Tengah Semester (UTS) Tim
25 Oktober 2018
31 Oktober 2018 Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
IX Role Play 1
01 November 2018 Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
07 November 2018 Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
X Role Play 2
08 November 2018 Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
14 November 2018 Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
XI Tugas Lapangan
15 November 2018 Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
21 November 2018 Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
XII Tugas Lapangan
22 November 2018 Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
28 November 2018 Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
XIII Presentasi 1
29 November 2018 Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
05 Desember 2018 Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
XIV Presentasi 2
06 Desember 2018 Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
12 Desember 2018 Sukma Noor Akbar, M. Psi, Psikolog
XV Review
13 Desember 2018 Jehan Safitri, M. Psi, Psikolog
XVI Ujian Akhir Semester (UAS) Tim

79 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPKPS)

1. Nama Mata Kuliah : Psikologi Kesehatan


2. Semester : Genap (VI)/IPC1107/ 3 SKS
3. Prasyarat : Psikologi Klinis
4. Status Mata Kuliah : Wajib

5. Deskripsi Singkat Mata Kuliah :


Mata Kuliah Psikologi Kesehatan, IPC1107, dengan beban 3 SKS merupakan
matakuliah dasar yang bersifat wajib bagi mahasiswa Program Studi Psikologi yang
ditempuh oleh mahasiswa pada tahun kedua pada semester genap (semester ke 6).
Pengetahuan mengenai psikologi kesehatan sangat penting diketahui oleh
mahasiswa. Mata kuliah ini memahami konsep dasar psikologi kesehatan, sehingga
memiliki gambaran yang lebih jelas akan peran psikologi bagi kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia, memahami kaitan aspek psikologis dengan aspek
biologis dan sosial yang memberikan dampak kesehatan bagi kehidupan manusia,
berkesempatan mempraktikkan melalui uji coba pribadi dengan pelatihan khusus
untuk meningkatkan efektivitas. hubungan badan dan jiwa (mind-body), serta
mampu rnengemukakan konsep psikologi kesehatan bagi kepentingan masyarakat
dan memiliki gambaran yang lebih baik untuk kelak menggunakan konsep tersebut
sebagai bahan penelitian

Kegiatan perkuliahan dilakukan sedemikian rupa sehingga mahasiswa berinisiatif


untuk mencari informasi yang mereka perlukan dalam rangka menyelesaikan tugas
mandiri berkelompok dan/atau individu. Mahasiswa diajak berpikir kritis, inovatif
dan kreatif dalam bentuk diskusi untuk memecahkan suatu masalah dalam bidang
psikologi kesehatan maupun penerapan teori dalam aplikasi di lapangan.

Berbagai metode dan pendekatan dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi


dan produktivitas seperti problem based learning, case based learning, cooperative
learning, competitive learning dan coolaborative learning. Namun pada mata kuliah
ini pendekatan yang dilakukan adalah problem based learning, case based learning,
cooperative learning, dancollaborative learning, membuat forum diskusi, pembuatan
tayangan dalam bentuk power point untuk memudahkan mahasiswa dalam
memahami suatu topik, pemberian tugas secarfa mandiri dan berkelompokm
penyediaan bahan kuliah dalam bentuk bahan ajar, browsing diinternet untuk
mengetahui gambaran perkembangan psikologi kesehatan.

Dalam menjalankan kegiatan pembelajaran akan dilakukan monitoring dan umpan


balik dari mahasiswa. Umpan balik dilakukan di akhir semester. Monitoring dan
umpan balik di akhir semester ditujukan untuk perbaikan di kuliah baerikutnya.

80 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Sistem evaluasi dilakukan melalui kuis, tugas mandiri terstruktur (di dalam kelas
dan di luar kelas), ujian tengah semester dan ujian akhir semester (untuk
pemahaman), kreativitas, leadership, daya juang, teamwork dan life long learning.

6. Tujuan Pembelajaran :
Setelah Pembelajaran mata kuliah Psikologi Kesehatan selesai, mahasiswa Program
Studi Psikologi semester enam diharapkan dapat menjelaskan dan menerapkan
prinsip-prinsip hubungan perilaku dengan kesehatan dalam praktik psikologi
dengan tepat dan benar.

7. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes) :


Pengetahuan dan Pemahaman (Knowledge and Understanding)
1. Memiliki pengetahuan untuk menjelaskan sejarah dan perkembangan psikologi
kesehatan
2. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjelaskan sistem dalam tubuh
manusia
3. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjelaskan hubungan
kepribadian dan pola perilaku manusia
4. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjelaskan perilaku kesehatan
dan pencegahan utama dalam psikologi kesehatan(Health Behavior and Primary
prevention)
5. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjelaskan hubungan stres,
coping dan Penyakit
6. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjelaskan manajemen nyeri
(pain manajemen).
7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjelaskan manajemen penyakit
kronik (Managementof Cronic Illness)

Keterampilan (Skills)
1. Memiliki keterampilan dalam melakukan penyuluhan psikologi kesehatan
2. Memiliki keterampilan dalam melakukan intervensi dalam psikologi kesehatan

Kemampuan (Capabilities)
1. Memiliki menjelaskan sejarah dan perkembangan psikologi kesehatan
2. Memiliki menjelaskan sistem dalam tubuh manusia
3. Memiliki menjelaskan hubungan kepribadian dan pola perilaku manusia
4. Memiliki menjelaskan perilaku kesehatan dan pencegahan utama dalam
psikologi kesehatan(Health Behavior and Primary prevention)
5. Memiliki menjelaskan hubungan stres, coping dan Penyakit
6. Memiliki menjelaskan manajemen nyeri (pain manajemen).
7. Memiliki menjelaskan manajemen penyakit kronik (Managementof Cronic Illness)

Sikap (Attitutes)
1. Memiliki perhatian besar terhadap perkembangan psikologi kesehatan
2. Sikap ingin tahu terhadap perkembangan penerapan psikologi kesehatan

81 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
3. Bersikap yang baik saat melakukan penyuluhan kesehatan kemasyarakat

8. Materi Pembelajaran dan Pokok Bahasan


Tabel 1 : pokok bahasan daan sub pokok bahasan serta aktivitas di kelas kegiatan
proses pembelajaran Psikologi Kesehatan

Pokok Bahasan Sub-Pokok Bahasan Aktivitas di Kelas


Kontrak Pembelajaran Memaparkan porgram dan 1. Pemaparan materi oleh
rencana pembelajaran dosen
semester 2. Diskusi dosen dengan
mahasiswa untuk
membuat kesepakatan
aturan, tugas dan
kewajiban dosen
maupun mahasiswa
I. Pendahuluan 1.1 Ice Breaking 1. Pemaparan materi oleh
1.2 Sejarah Psikologi dosen
Kesehatan 2. Diskusi kelompok oleh
1.3 Pengertian Psikologi mahasiswa di dalam
Kesehatan kelas tentang ruang
1.4 Tujuan Psikologi lingkup psikologi
Kesehatan kesehatan
1.5 Peran Psikologi
Kesehatan
II. System of The Body 2.1 Nervous system 1. Pemaparan materi oleh
2.2 Sistem Endokrin dosen
2.3 Sistem kardiovaskular 2. Diskusi kelompok oleh
2.4 Sistem digestif dan mahasiswa di dalam
metabolism makanan kelas tentang system of
2.5 Sistem renal body
2.6 Sistem reproduksi
2.7 Sistem imun
III. Kepribadian dan Pola 3.1 Pengantar hubungan 1. Pemaparan materi oleh
Perilaku kepribadian dengan dosen
Kesehatan 2. Diskusi kelompok oleh
3.2 Big Five Personality mahasiswa di dalam
3.3 Tipe Kepribadian A dan kelas tentang
Tipe Kepribadian B kepribadian dan pola
perilaku
IV. Health Behavior and 4.1 Health behaviours 1. Pemaparan materi oleh
Primary Prevention 4.2 Health enchancing dosen
behaviors 2. Diskusi kelompok oleh
4.3 Health compromising mahasiswa di dalam
behaviors kelas tentang health
behaviour dan primary
prevention
V. Stress, Coping dan 5.1 Stres dan tubuh 1. Pemaparan materi oleh
Penyakit 5.2 Coping Stress dosen
5.3 Stres dan kesehatan 2. Diskusi kelompok oleh
82 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
5.4 Pengelolaan stres secara mahasiswa di dalam
holistik/prophetic kelas tentang stres,
coping dan penyakit
VI. Pain Management 6.1 Elusive nature of pain 1. Pemaparan materi oleh
6.2 Manajemen Klinis nyeri dosen
6.3 Teknik kontrol nyeri 2. Diskusi kelompok oleh
6.4 Manajemen kontrol mahasiswa di dalam
nyeri kelas tentang pain
management
VII. Management of Cronic 7.1 Pusat/kendali rasa 1. Pemaparan materi oleh
Illness sakit dosen
7.2 Teori rasa sakit/pain 2. Diskusi kelompok oleh
7.3 Penyakit Kronis dan mahasiswa di dalam
akut kelas tentang
7.4 Perilaku/sikap terhadap Management of Cronic
munculnya rasa sakit Illness
Ujian Tengah Semester Materi I - VII Mahasiswa mengerjakan
UTS secara individu di
dalam kelas
VIII. Praktikum I 8.1 Sesuai tema promosi Diskusi dengan dosen
psikologi kesehatan untuk melakukan upaya
8.2 Latihan promosi psikologi promosi
promosi kesehatan kesehatan kepada
masyarakat
IX. Praktikum II 9.1 Sesuai tema promosi Diskusi dengan dosen
psikologi kesehatan untuk melakukan upaya
9.2 Latihan promosi psikologi promosi
psikologi kesehatan kesehatan kepada
masyarakat
X. Praktikum III 10.1 Sesuai tema promosi Diskusi dengan dosen
psikologi kesehatan untuk melakukan upaya
10.2 Latihan membuat psikologi promosi
promosi psikologi kesehatan kepada
kesehatan masyarakat
XI. Tugas Lapangan 11.1 Ke tempat promosi Melaksanakan promosi
psikologi kesehatan psikologi kesehatan
XII. Presentasi Psikologi 12.1 Jantung koroner Presentasi kelompok
Kesehatan 12.2 Hipertensi mahasiswa sesuai dengan
12.3 Stroke tema psikologi kesehatan
12.4 Manajement diabetes
12.5 AIDS
12.6 Kanker
12.7 Arthritis
Mahasiswa mengerjakan
Ujian Akhir Semester Materi VIII - XII UAS secara individu di
dalam kelas

83 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Kegiatan pembelajaran atau tatap muka di dalam kelas dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan sebagai berikut :
1. Tatap muka di dalam kelas yang merupakan penyamaian materi kuliah
disampaikan oleh dosen pengampu mata kuliah Psikologi kesehatan sebagai bahan
pembuka diskusi. Sebelum bahan kuliah disampaikan oleh dosen, dosen
menyampaikan bahan ajar kepada mahasiswa pada minggu pertama tatap muka
dan pembuatan tayangan kuliah dalam bentuk power point dari berbagai sumber
termasuk internet yang dapat mendukung pemahaman mahasiswa. Tatap muka
untuk mata kuliah Psikologi kesehatan diselenggarakan dalam waktu 14 kali.
2. Pembuatan bahan diskusi kelompok atau tugas mandiri terstruktur baik di dalam
maupun di luar kelas (berupa pekerjaan rumah) yang berkaitan dengan pokok
bahasan pada minggu yang bersangkutan, berupa latihan dalam psikologi
kesehatan dalam satu semeter diberikan paling sedikit 8 kali tugas mandiri
terstruktur.
3. Penugasan yang dikaitkan dengan persiapan perkuliahan berikutnya baik tugas
kelompok maupun individual tergantung dari pokok bahasanm namun komposisi
tugas kelompok dan individu seimbang. Kegiatan mandiri untuk meningkatkan
daya juang tiap individu sedangkan kerja kelompok, emosi, kemampuan dalam
menghargai pendapat orang lain dan kemampuan berkomunikasi. Hasil kerja
kelompok maupun inidividu dikumpulkan dan didiskusikan atau dilakukan validasi
pada bertemuan berikutnya atau pada saat itu juga jika tugas yang dikerjakan
dalam waktu singkat dan langsung dikumpulkan.
4. Bermain peran dan Simulasi (role-play & simulation), simulasi ada model yang
membawa situasi yang mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas, mahasiswa
diminta untuk membuat desain penyuluhan dan melakukan praktik upaya promosi
psikologi kesehatan berdasarkan tema yang telah di bagi oleh dosen.
5. Pembelajaran kontekstual (contextual instruction) yaitu konsep belajar yang
membantu dosen mengaitkan isi mata kuliah dengan situasi nyata dalam kehidupan
sehari-hari dan memotivasi mahasiswa untuk membuat keterhubungan antara
pengerahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai angora
masyarakat, tugas diberikan adalah melakukan penyuluhan atau promosi psikologi
kesehatan dengan berbagai tema oleh kelompok mahasiswa.

9. Evaluasi yang direncanakan


Untuk mengukur capaian yang diperoleh dalam proses pembelakaran akan dilakukan
evaluasi untuk masing-masing kegiatan seperti tercantum dalam tabel 2.
Kriteria
No Aspek Penialaian Cara Evaluasi Bobot
Nilai
1 Pemahaman Kuis (bobot 5 %), tugas
terstruktur (bobot 5 %), Ujian
0-100 40%
Tengah Semester (bobot 15%)
dan Ujian Akhir Semester

84 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
(bobot 15%). Berupa
penjelasan dan penerapan
konsep dan analisis data
beserta interpretasi hasil
analisisnya
2 Keterampilan Laporan Praktikum 0-100 30 %
3 Kreativitas Pemaparan hasil pekerjaan
tugas mandiri. Paper kerja 10%
50-100
kelompok keaktifan dalam
diskusi
4 Leadership Kedisiplinan dalam
mengumpulkan tugas.
50-100 5%
Kehadiran di dalam kelas,
keaktifan di dalam tugas
5 Daya Juang Banyaknya acuan pustaka yang
digunakan untuk 50 -100 5%
menyelesaikan masalah
6 Teamwork Kerjasama dengan teman 50 -100 5%
7 Life long learning Ketepatan dalam mencari topik
diskusi, memahaminya dan
memecahkannya dengan bekal
pengetahuan yang ada dan 50 -100 5%
terpacu untuk mencari
dan/atau menerapkan
pengetahuan lainnya

Hasil evaluasi akan diklasifikasikan menjadi nilai huruf sebagai berikut :


Nilai A untuk nilai > 80
Nilai B+ untuk nilai 75 – 79,9
Nilai B untuk nilai 70 – 74,9
Nilai C+ untuk nilai 65 – 69,9
Nilai C untuk nilai 60 – 64,9
Nilai D+ untuk nilai 55 – 59,9
Nilai D untuk nilai 50 – 54,9
Nilai E untuk nilai 0 – 49,9

10. Bahan, Sumber Informasi dan Referensi


1. Taylor, S.E. (1995)Health Psychology. Singapore: McGrawhill, Inc.
2. Kevin, N. (2002), Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat dan Profesional
Kesehatan Lain, Jakarta : EGC
3. Notoatmodjo, S., (2007), Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : PT.
Rineka Cipta
4. Orgen, J, (1996) Health Psychology : a textbook, USA : Open university Press

85 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
11. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKM)
Rencana kegiatan pembelajaran mingguan untuk matakuliah Psikologi
Kesehatan selama satu semester untuk 14 kali tatap muka seperti tercantum dalam
tabel 3

86 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Tabel 3. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Matakuliah Psikologi Kesehatan
Media Ajar
Pertemuan ke -

Topik Aktivitas

Audio/Video
Tujuan Metode

Soal/Tugas
(Pokok, Subpokok Metode Aktivitas Dosen Sumber

Presentasi
ajar/keluaran/ Evaluasi dan
Bahasa, Alokasi Ajar Mahasiswa Nama Ajar

Gambar
indikator Penilaian
Waktu) Pengajar

Teks

Web
1 Dapat menjelaskan : I. Pendahuluan √ √ - - - - Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membaca bahan Memandu Pustaka 1,
1. Deskripsi, standar 1. Sejarah Psikologi Mahasiswa berkelompok ajar sebelum Diskusi dan 2,3,4
kompetensi, materi, Kesehatan berkelompok dan kuliah dan menjelaska
dan bahan referensi 2. Pengertian Psikologi menjelaskan berdiskusi mempelajari n di depan
perkuliahan Psikologi Kesehatan sejarah dan didampingi teks kelas
Kesehatan 3. Tujuan Psikologi ruang lingkup oleh dosen 2. Berpartisipasi
2. Pengertian dan ruang Kesehatan psikologi aktif dalam Pengajar :
lingkup Psikologi 4. Peran Psikologi kesehatan diskusi kelas Sukma
Kesehatan Kesehatan 3. Mengerjakan Noor Akbar
3. Sejarah quiz di dalam
perkembangan Waktu : 1 x pertemuan kelas
Psikologi Kesehatan 2 x 50 menit = 100 menit
4. Peran Psikologi
Kesehatan
2 Dapat menjelaskan System of Body : √ √ - - √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membaca bahan Memandu Pustaka 1,
sistem tubuh manusia 1. Nervous system Mahasiswa berkelompok ajar sebelum Diskusi dan 2,3,4
2. Sistem Endokrin berkelompok dan kuliah dan menjelaska
3. Sistem kardiovaskular dan berdiskusi mempelajari n di depan
4. Sistem digestif dan mendiskusikan didampingi teks kelas
metabolism makanan system of body oleh dosen 2. Berpartisipasi
5. Sistem renal aktif dalam Pengajar :
6. Sistem reproduksi Tugas 2 : diskusi kelas Jehan
7. Sistem imun Mahasiswa 3. Mengerjakan Safitri
berkelompok quiz di dalam
Waktu : 1 x pertemuan dan kelas
2 x 50 menit = 100 menit menganalisis
kasus
berdasarkan
system of body
3 Dapat menjelaskan dan Teori Kepribadian dalam √ √ - - √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membaca bahan Memandu Pustaka 1,
menghubungkan tipe Psikologi Klinis Mahasiswa berkelompok ajar sebelum Diskusi dan 2,3,4

87 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
kepribadian dan pola 1. Pengantar hubungan berkelompok dan kuliah dan menjelaska
perilaku kepribadian dengan dan berdiskusi mempelajari n di depan
Kesehatan membedakan didampingi teks kelas
2. Big Five Personality serta oleh dosen 2. Berpartisipasi
3. Tipe Kepribadian A dan menghubungkan aktif dalam Pengajar :
Tipe Kepribadian B tipe kepribadian diskusi kelas Sukma
dengan pola 3. Mengerjakan Noor Akbar
Waktu : 1 x pertemuan perilaku quiz di dalam
2 x 50 menit = 100 menit kelas
Tugas 2 :
Mahasiswa
berkelompok
dan
menganalisis
kasus
berdasarkan tipe
kepribadian dan
penyakit
4 Dapat menjelaskan Health Behavior and √ √ - - √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membaca bahan Memandu Pustaka 1,
Health Behavior and Primary Prevention : Mahasiswa berkelompok ajar sebelum Diskusi dan 2,3,4
Primary Prevention Pendekatan holistik berkelompok dan kuliah dan menjelaska
1. Health behaviours dan menjelaskan berdiskusi mempelajari n di depan
2. Health enchancing Health Behavior didampingi teks kelas
behaviors and Primary oleh dosen 2. Berpartisipasi
3. Health compromising Prevention aktif dalam Pengajar :
behaviors diskusi kelas Jehan
Waktu : 1 x pertemuan Tugas 2 : 3. Mengerjakan Safitri
3 x 50 menit = 150 menit Mahasiswa quiz di dalam
berkelompok kelas
dan
menganalisis
kasus
berdasarkan
Health Behavior
and Primary
Prevention
5 Dapat menjelaskan Stress, Coping dan √ √ - - √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membaca bahan Memandu Pustaka 1,
hubungan Stress, Penyakit Etiologi : Mahasiswa berkelompok ajar sebelum Diskusi dan 2,3,4
Coping dan Penyakit 1. Stres dan tubuh berkelompok dan kuliah dan menjelaska
2. Coping Stress dan berdiskusi mempelajari n di depan
3. Stres dan kesehatan mendiskusikan didampingi teks kelas

88 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
4. Pengelolaan stres Stress, Coping oleh dosen 2. Berpartisipasi
secara holistik/ dan Penyakit aktif dalam Pengajar :
prophetic Etiologi diskusi kelas Sukma
3. Mengerjakan Noor Akbar
Waktu : 1 x pertemuan Tugas 2 : quiz di dalam
2 x 50 menit = 100 menit Mahasiswa kelas
berkelompok
dan
menganalisis
kasus hubungan
stres, coping
dan penyakit
6 Dapat menjelaskan pain Pain managemen: √ √ - - √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membaca bahan Memandu Pustaka 1,
managemen 1. Elusive nature of pain Mahasiswa berkelompok ajar sebelum Diskusi dan 2,3,4
2. Manajemen Klinis nyeri berkelompok dan kuliah dan menjelaska
3. Teknik kontrol nyeri dan berdiskusi mempelajari n di depan
4. Manajemen kontrol mendisusikan didampingi teks kelas
nyeri tentang pain oleh dosen 2. Berpartisipasi
manajemen aktif dalam Pengajar :
diskusi kelas Jehan
Waktu : 1 x pertemuan Tugas 2 : 3. Mengerjakan Safitri
2 x 50 menit = 100 menit Mahasiswa quiz di dalam
berkelompok kelas
dan
menganalisis
kasus pain
management

7 Dapat menjelaskan Management of Cronic √ √ - - √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membaca bahan Memandu Pustaka 1,
Management of Cronic Illness : Mahasiswa berkelompok ajar sebelum Diskusi dan 2,3,4
Illness 1. Pusat/kendali rasa berkelompok dan kuliah dan menjelaska
sakit dan berdiskusi mempelajari n di depan
2. Teori rasa sakit/pain mendiskusikan didampingi teks kelas
3. Penyakit Kronis dan Management of oleh dosen 2. Berpartisipasi
akut Cronic Illness aktif dalam Pengajar :
4. Perilaku/sikap terhadap diskusi kelas Sukma
munculnya rasa sakit Tugas 2 : 3. Mengerjakan Noor Akbar
Mahasiswa quiz di dalam
Waktu : 1 x pertemuan berkelompok kelas
2 x 50 menit = 100 menit dan
menganalisis

89 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
kasus
management of
cronic illnes
8 Evaluasi mahasiswa Ujian Tengah Semester √ - - - - - Tes Summatif - Mahasiswa Menyiapka Bahan Kuliah
secara menyeluruh (UTS) mengerjakan UTS n UTS materi I- VII
Waktu : 1 x pertemuan secara individu di
100 menit kelas
9 Praktikum I Praktikum I : √ √ √ √ √ √ Tugas 1 : Mahasiswa Berpartisipasi aktif Memandu Pustaka 1,
1. Sesuai tema promosi Mahasiswa berkelompok dalam diskusi Diskusi dan 2,3,4
psikologi kesehatan berkelompok dan kelas menjelaska
2. Latihan promosi mempraktikkan berdiskusi n di depan
promosi kesehatan upaya promosi didampingi kelas
psikologi oleh dosen
Waktu : 1 x pertemuan kesehatan Pengajar :
2 x 50 menit = 100 menit sesuai tema Tim
yang dibagikan

10 Praktikum II Praktikum II : √ √ √ √ √ √ Tugas 1 : Mahasiswa Berpartisipasi aktif Memandu Pustaka 1,


1. Sesuai tema promosi Mahasiswa berkelompok dalam diskusi Diskusi dan 2,3,4
psikologi kesehatan berkelompok dan kelas menjelaska
2. Latihan promosi mempraktikkan berdiskusi n di depan
promosi kesehatan upaya promosi didampingi kelas
psikologi oleh dosen
kesehatan Pengajar :
Waktu : 1 x pertemuan sesuai tema Tim
2 x 50 menit = 100 menit yang dibagikan

11 Praktikum III Praktikum III : √ √ √ √ √ √ Tugas 1 : Mahasiswa Berpartisipasi aktif Memandu Pustaka 1,
1. Sesuai tema promosi Mahasiswa berkelompok dalam diskusi Diskusi dan 2,3,4
psikologi kesehatan berkelompok dan kelas menjelaska
2. Latihan promosi mempraktikkan berdiskusi n di depan
promosi kesehatan upaya promosi didampingi kelas
psikologi oleh dosen
Waktu : 1 x pertemuan kesehatan Pengajar :
2 x 50 menit = 100 menit sesuai tema Tim
yang dibagikan

90 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
12 Tugas Lapangan I Tugas Lapangan I : √ √ √ √ √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Berpartisipasi Mendampi Pustaka 1,
Ke Tempat Promosi Mahasiswa berkelompok aktif dalam ngi 2,3,4
Psikologi Kesehatan berkelompok melaksanaka diskusi kelas mahasiswa
dan n promosi 2. Belajar mandiri kelapangan
melaksanakan psikologi setelah
promosi kesehatan diskusi/tutorial Pengajar :
psikologi Tim Dosen
kesehatan

Tugas 2 :
Tugas Mandiri

13 Tugas Lapangan II Tugas Lapangan I : √ √ √ √ √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membawa dan Mendampi Pustaka 1,
Ke Tempat Promosi Mahasiswa berkelompok Membaca bahan ngi 2,3,4
Psikologi Kesehatan berkelompok melaksanaka saat diskusi mahasiswa
dan n promosi 2. Berpartisipasi kelapangan
melaksanakan psikologi aktif dalam
promosi kesehatan diskusi kelas Pengajar :
psikologi Tim Dosen
kesehatan

Tugas 2 :
Menyiapkan
Laporan
14 Presentasi Materi √ √ - - √ √ Tugas : Mahasiswa 1. Berpartisipasi Memandu Pustaka 1,
Psikologi Kesehatan 3 perwakilan mempresent aktif dalam Diskusi dan 2,3,4
kelompok asikan hasil diskusi kelas menjelaska
Mempresentasik diskusi dan 2. Mendengarkan n di depan
an hasil dari mendengark penjelasakan kelas
diskusi kasus an pakar/dosen
penjelasan Pengajar :
dosen pakar Tim Dosen

15 Presentasi Materi Penyakit dalam psikologi √ √ - - √ √ Tugas 1 : Mahasiswa 1. Membaca bahan Memandu Pustaka 1,
penyakit dalam kesehatan : Mahasiswa berkelompok ajar sebelum Diskusi dan 2,3,4
Psikologi Kesehatan 1. Jantung koroner berkelompok dan kuliah dan menjelaska
2. Hipertensi menjelaskan dan berdiskusi mempelajari n di depan
3. Stroke etika dan kode didampingi teks kelas
4. Manajement diabetes etik dalam oleh dosen 2. Berpartisipasi
5. AIDS psikologi klinis aktif dalam Pengajar :
6. Kanker diskusi kelas Jehan

91 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
7. Arthritis Tugas 2 : 3. Mengerjakan Safitri
Mahasiswa quiz di dalam
berkelompok kelas
dan
Waktu : 1 x pertemuan menganalisis
2 x 50 menit = 100 menit kasus mengenai
etika dan kode
etik psikologi
16 Evaluasi mahasiswa Ujian Akhir Semester √ - - - - - Tes Summatif - Mahasiswa Menyiapka Bahan Kuliah
secara menyeluruh (UAS) mengerjakan UAS n UAS materi VII- X
Waktu : 1 x pertemuan secara individu di
100 menit kelas

92 | P s i k o l o g i K e s e h a t a n S e m e s t e r G a n j i l 2 0 1 8 / 2 0 1 9
SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
PSIKOLOGI KESEHATAN

Format Laporan pengabdian Psikologi Kesehatan ditulis menggunakan font Times New
Roman dengan jarak baris 1,5 spasi, Jilid hard cover warna hijau muda dan ukuran
kertas A-4 serta mengikuti sistematika penulisan laporan sebagai berikut :

a. HALAMAN SAMPUL
b. PRAKATA
c. DAFTAR ISI
d. RINGKASAN (maksimum satu halaman)
Kemukakan tujuan dan target khusus yang ingin dicapai serta metode yang akan
dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan harus mampu
menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana kegiatan dan ditulis
dengan jarak satu spasi.
e. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan analisis situasi yang mencakup hal-hal berikut :
A. Latar Belakang
 Jelaskan aspek sosial, budaya, religi, kesehatan, mutu layanan atau
kegiuatan bermasyarakat
 Ungkapkan seluruh persoalan yang dihadapi saat ini
 Permasalahan khusus yang dihadapi oleh mitra
B. Tujuan Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
D. Target dan Luaran
Tuliskan jenis luaran yang akan diberikan sesuai dengan rencana kegiatan
baik dalam bentuk jasa psikologi mis : menghasilkan metode / Jasa /
Produk / Barang / paten
f. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Uraikan pengertian, karakteristik, aspek yang berkaitan dengan judul
pengabdian masyarakat
g. BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
 Uraikan secara jelas justifikasi tim penyuluh bersama mitra dalam
menentukan persoalan prioritas yang disepakat untuk diselesaikan
bersama selama pelaksanaan program penyuluhan psikologi kesehatan.
Permasalahan bersifat spesifik, konkrit serta benar-benar merupakan
permasalahan prioritas mitra.
 Uraikan prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang
ditawarkan
 Tuliskan rencana kegiatan yang menunjukkan langkah-langkah solusi
atas persoalan

PSIKOLOGI KESEHATAN 93
B. Realisasi Pemecahan Masalah
Uraikan tentang jadwal pelaksanaan kegiatan penyuluhan psikologi
kesehatan di lapangan
C. Sasaran
Uraikan siapa sasarannya yang akan dilakukan penyuluhan psikologi
kesehatan
D. Metode Kegiatan
Uraikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama di tempat penyuluhan

h. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

i. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Uraikan kesimpulan dari kegiatan penyuluhan dan saran yang diberikan untuk
mitra, instansi terkait dan lainnya yang dianggap perlu

j. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka disusun berdasarkan sistem nama dan tahun, dengan urutan
abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber. Hanya pustaka yang
dikutip dan diacu dalam laporan pengabdian yang dicantumkan dalam Daftar
Pustaka

k. LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambaran Ipteks yang akan ditransfer kepada mitra (kerangka
berpikir)
Lampiran 2. Peta Lokasi Wilayah mitra
Lampiran 3. Foto Kegiatan
Lampiran 4. Presensi peserta
Lampiran 5. Surat Ijin / Surat Balasan Pengabdian Masyarakat
Lampiran 6.Daftar Mahasiswa yang berkunjung

PSIKOLOGI KESEHATAN 94
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
PSIKOLOGI KESEHATAN

JUDUL PROGRAM ……………………….

Pembimbing:
Nama NIP

Oleh :
Kelompok 1

1. Nama Lengkap NIM


2. Nama Lengkap NIM

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
TAHUN 2018

PSIKOLOGI KESEHATAN 95

Anda mungkin juga menyukai