Anda di halaman 1dari 9

PELECEHAN SEKSUAL/PERKOSAAN

Definisi : Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual
yang dilakukan secara sepihak dan tidak di kehendaki oleh korbannya. Bentuknya dapat
berupa ucapan, tulisan, simbol, isyarat dan tindakan yang berkonotasi seksual. Aktifitas yang
berkonotasi sesksual bisa dianggap pelecehan seksual jika mengandung unsur-unsur sebagai
berikut, yaituu adanya pemaksaan kehendak secara sepihak oleh pelaku, kejadian di tentukan
oleh motivasi pelaku, kejadian tidak diinginkan korban, dan mengakibatkan penderitaan pada
korban.

Penyebab :

1. Korban mudah di taklukkan. Pria menganggap wanita lebih lemah, sehingga di


tempatkan dalam posisi subordinasi yang harus dikuasai.
2. Hasrat seks yang tidak bisa disalurkan dengan pasangannya. Hal ini menyebabkan
pelaku menyalurkan nafsunya dengan melakukan pelecehan seksual.
3. Pernah menyaksikan kekerasan seksual terhadap anggota keluarga lain saat masih
kecil.
4. Pelaku memiliki otoritas akan korban. Misalnya, pelaku merupakan atasan korban.
Terhadap suatu penelitian yang menghubungkan seks dengan kekuasaan, sehingga
pelaku merasa lebih mudah untuk melakukan dominasi.
5. Pelaku berada dalam keluarga atau lingkungan dengan ideologi partiarki yang kuat.
6. Ketergantungan obat-obatan terlarang dan minuman keras.
7. Memiliki fantasi seksual yang mendukung adanya kekerasan seksual.
8. Sering membaca dan menonton konten-konten porno.
9. Tidak dekat secara emosional dengan keluarganya.
10. Faktor kemiskinan.

Jenis Pelecehan:

1. Pelecehan fisik
2. Pelecehan lisan
3. Pelecehan non verbal/isyarat
4. Pelecehan visual
5. Pelecehan psikologis /emosional
Tanda dan gejala perilaku kekerasan :

a. Terdapat stressor yang berat dan jelas (kekerasan, perkosaan), yang akan

menimbulkangejala penderitaan yang berarti bagi hampir setiap orang.

b. .Penghayatan yang berulang-ulang dari trauma itu yang dibuktikan oleh

terdapatnya palingsedikit satu dari hal berikut :

1) ingatan berulang dan menonjol tentang peristiwa tersebut.


2) mimpi-mimpi berulang dari peristiwa itu tersebut.
3) timbulnya secara tiba-tiba perilaku atau perasaan seolah-olah peristiwa
traumatikitu sedang timbul kembali, karena berkaitan dengan suatu gagasan
ataustimulus/rangsangan lingkungan.
c. Penumpulan respons terhadap atau berkurangnya hubungan dengan dunia luar
(“psychicnumbing” atau “anesthesia emotional”) yang dimulai beberapa waktu
sesudah trauma, dan dinyatakan paling sedikit satu dari hal berikut :
1) Berkurangnya secara jelas minat terhadap satu atau lebih aktivitas yang cukup
berarti.
2) Perasaan terlepas atau terasing dari orang lain.
3) Afek (alam perasaan) yang menyempit (constricted affect) atau afek depresif
(murung, sedih, putus asa).
d. Paling sedikit ada dua dari gejala-gejala berikut ini yang tidak ada sebelum trauma
terjadi yaitu :
1) Kewaspadaan atau reaksi terkejut yang berlebihan.
2) Gangguan tidur (disertai mimpi-mimpi yang menggelisahkan)
3) Perasaan bersalah karena lolos dari bahaya maut, sedangkan orang laon tidak,
atau merasa bersalah tentang perbuatan yang dilakukan agar tetap hidup.
4) Hendaya (impairment) daya ingat atau kesukaran konsentrasie.
5) Penghindaran diri dari aktivitas yang membangkitkan ingatan tentang
peristiwa traumatic.
6) Peningkatan gejala-gejala apabila dihadapkan pada peristiwa yang
menyimbolkan atau menyurupai peristiwa traumatic tersebut.
Fenomena yang ditemukan :

-Kronologi Aksi Bejat Pria Lecehkan Wanita Lagi Saat Shalat Ashar Di Mushola
Jatinegara-Suarajakarta.Id (Jumat, 04 Juni 2021)

-Perjalanan Kasus Pemerkosaan Anak Di Sikka, Sejak Korban SD Sampai SMA,


Kapolro Digugat, Hingga Pelaku Akhirnya Ditahan- KOMPAS.com (jumat, 15 Januari
2021)

Solusi :

a. Mengonfrontasi langsung pelaku


b. Selalu waspada
c. Mempersenjatai diri
d. Teriak dan lari
e. Ceritakan kepada keluarga dan sahabat
f. Memilih lingkungan pergaulan yang sehat.

Diagnosa : -

NARAPIDANA

Definisi : Narapidana adalah orang yang sedang menjalani masa hukuman atau pidana dalam
Lembaga Pemasyarakatan.

Penyebab :

Faktor penyebab timbulnya kejahatan yang biasa terdapat pada diri manusia itu sendiri yang
meliputi faktor internal yaitu agama dan pendidikan, serta faktor eksternal yang berasal dari
luar diri manusia, antara lain faktor lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan faktor
lingkungan ekonomi. Penyebab terjadinya narapidana merupakan faktor yang saling
berkaitan satu sama lain. Baik karena faktor pendidikan, masyarakat maupun ekonomi.

a. .Faktor ekonomi
1. Sistem Ekonomi
2. Pendapatan
b. .Faktor mental
1. Agama
c. Faktor Pribadi
1. Usia
2. Alkohol
Jenis Narapidana:

Pasal 12 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menentukan bahwa


dalam rangka pembinaan terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan dilakukan
penggolongan atas dasar:
a. Umur
b. jenis kelamin
c. lama pidana yang dijatuhkan
d. jenis kejahatan.
e. kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan pembinaan.
f. Pembinaan Narapidana Wanita di LAPAS dilaksanakan di LAPAS Wanita.

Dalam standar registrasi dan klasifikasi narapidana dan tahanan yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor: Pas- 170.Pk.01.01.02 Tahun 2015 tentang Standar Registrasi dan Klasifikasi
Narapidana dan Tahanan.
Penggolongan narapidana berdasarkan umur terdiri atas:
a. Anak (12 s.d. 18 tahun)
b. Dewasa (diatas 18 tahun)
Penggolongan narapidana berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas:
a. Laki –laki
b. Wanita
Penggolongan narapidana berdasarkan lama pidana, terdiri atas:
a. Pidana 1 hari sd 3 bulan ( Register B.II b )
b. Pidana 3 bulan sd 12 bulan 5 hari (1 tahun) (Register B.II a)
c. Pidana 12 bulan 5 hari (1 tahun keatas ) (Register B.I)
d. Pidana Seumur Hidup (Register Seumur Hidup)
e. Pidana Mati (Register Mati)
Penggolongan narapidana berdasarkan jenis kejahatan, terdiri atas:
a. Jenis kejahatan umum
b. Jenis kejahatan khusus

Fenomena yang ditemukan :

Kasus kriminal di masyarakat diberitakan hampir setiap hari di surat kabar dan televisi.
Perkembangan peningkatan jumlah kejahatan di pedesaan dan perkotaan sangat relatif.
Kejahatan adalah perbuatan melawan hukum yang tidak sesuai dengan norma dan aturan
sosial. Kejahatan atau kriminalitas bukanlah peristiwa genetik (bawaan), juga bukan warisan
biologis. Siapapun dapat melakukan kejahatan, baik laki- laki maupun perempuan, baik pada
usia anak-anak, dewasa maupun orang tua(Bkhori, 2012). Perilaku kriminal dapat disadari
atau tidak disadari.

Biasanya pelaku melakukan kejahatan karena berbagai faktor, yaitu sosial, ekonomi, dan lain-
lain.Angka kriminalitas di Indonesia mengalami perubahan dari tahun ke tahun dalam tiga
tahun terakhir. Pada tahun 2011 terdapat 347.605 tindak pidana di Indonesia. Kemudian turun
sekitar 1,85% pada tahun 2012, tetapi diperkirakan akan meningkat sebesar 0,27% kemarin
pada tahun 2013. Selama ini memang peningkatan atau penurunan kejahatan relatif kecil.
Narapidana mengalami berbagai masalah dalam kehidupannya di dalam Lapas, antara lain
perubahan hidup, hilangnya kebebasan dan hak yang semakin terbatas, mendapatkan label
pidana penjara, serta kehidupan dan kehidupannya di dalam Lapas, yang membuat mereka
harus Terpisah dari keluarganya. dan tinggal bersama tahanan lain. dan belum ada peraturan
yang dapat untuk mengatasi fenomena ini.

Diagnosa :

1. Harga Diri Rendah


2. Resiko perilaku kekerasan/perilaku kekerasan
3. Defisit perawatan diri
ANAK JALANAN
Definisi : Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran
di jalan dan tempat-tempat umum lainnya. Anak jalanan mempunyai ciri-ciri, berusia antara 5
sampai dengan 18 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan, penampilannya
kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi.

Penyebab :

1. Lari dari keluarga, disuruh bekerja baik karena masih sekolah atau sudah putus,
berpetualangan, bermain-main atau diajak teman.
2. Sebab dari keluarga adalah terlantar, ketidakmampuan orang tua menyediakan
kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah perawatan atau kekerasan di rumah,
kesulitan berhubungan dengan keluarga atau tetangga, terpisah dengan orang tua,
sikap-sikap yang salah terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang
mengakibatkan anak menghadapi masalah fisik, psikologis dan sosial. Hal ini
dipengaruhi pula oleh meningkatnya masalah keluarga yang disebabkan oleh
kemiskinan pengangguran, perceraian, kawin muda, maupun kekerasan dalam
keluarga.
3. Melemahnya keluarga besar,dimana keluarga besartidak mampu lagi membantu
terhadap keluarga-keluarga inti, hal ini diakibatkan oleh pergeseran nilai, kondisi
ekonomi, dan kebijakan pembangunan pemerintah.
4. Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak, dimana orang tua sudah tidak
mampu lagi memahami kondisi serta harapan anak-anak, telah menyebabkan anak-
anak mencari kebebasan.

Jenis Anak Jalanan :

1. Anak jalanan yang hidup di jalanan, dengan ciri-ciri sebagai berikut:


a) Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya minimal
setahun yang lalu.
b) Berada di jalanan seharian untuk bekerja dan menggelandang.
c) Bertempat tinggal di jalanan dan tidur di sembarang tempat seperti emper
toko, kolong jembatan, taman, terminal, stasiun.
d) Tidak bersekolah lagi.
2. Anak jalanan yang bekerja di jalanan, cirinya adalah
a) Berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, yakni pulang secara periodik
misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak tentu. Mereka umumnya
berasal dari luar kota yang bekerja di jalanan
b) Berada di jalanan sekitar 8 – 12 jam untuk bekerja, Sebagian mencapai 16 jam
c) Bertempat tinggal dengan cara mengontrak sendiri atau bersama teman,
dengan orang tua atau saudara, atau di tempat kerjanya di jalan.
d) Tidak bersekolah lagi

3. Anak yang rentan menjadi anak jalanan, cirinya adalah:


a) Setiap harinya bertemu dengan orang tuanya (teratur)
b) Berada di jalanan sekitar 4 – 6 jam untuk bekerja
c) Tinggal dan tidur bersama orang tua atau wali
d) Masih bersekolah

Tanda dan gejala perilaku :

1. Ciri-ciri fisik :
a. Penampilan dan warna kulit kusam
b. Rambut kemerah-merahan
c. Kebanyakan berbadan kurus
d. Pakaian tidak terurus

2. Ciri-ciri psikis :
a. Mobilitas tinggi
b. Acuh tak acuh
c. Penuh curiga
d. Sangat sensitif
e. Berwatak keras
f. Kreatif
Fenomena yang ditemukan :

1. Polisi mengamankan sejumlah anak jalanan yang dilaporkan memalak


pemotor di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Mulanya, polisi menerima laporan dari warga. Baca artikel detiknews, "Polisi
Tangkap Sejumlah Anak Jalanan Diduga Palak Pemotor di Bogor"
selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6813123/polisi-tangkap-
sejumlah-anak-jalanan-diduga-palak-pemotor-di-bogor.
2. Belasan pengamen, anak jalanan dan gelandangan terjaring razia petugas
gabungan di beberapa titik Kabupaten Kediri. Petugas gabungan itu terdiri dari
Satpol PP, polisi dan TNI. Baca artikel detikjatim, "Meresahkan, Belasan
Pengamen dan Anak Jalanan di Kediri Diamankan" selengkapnya
https://www.detik.com/jatim/berita/d-6778285/meresahkan-belasan-
pengamen-dan-anak-jalanan-di-kediri-diamankan.

Solusi :

a. Menggalang dana untuk membangun rumah singgah sebagai sarana belajar


mereka. Dan di waktu sore hari dapat digunakan sebagai tempat belajar
mengaji.
b. Adanya relawan sebagai pengajar, agar anak jalanan dapat memahami
pelajaran dan mengeluarkan pikiran kreatif mereka.
c. Donasi buku dan alat tulis yang masih layak pakai agar rasa ingin tahu belajar
semakin tinggi.
d. Menggalang dana untuk membuat gerobak sederhana yang dapat diisi dengan
berbagai buku pendidikan seperti perpustakaan kecil agar minat anak jalanan
dalam membaca meningkat.

Diagnosa : -

Anda mungkin juga menyukai