Anda di halaman 1dari 5

ALASAN PERCERAIAN ITU DIKATAGORIKAN SEBAGAI

MASALAH SOSIAL

Kehidupan masyarakat yang seimbang berarti kehidupan yang berlangsung sesuai dengan
nilai dan norma yang ada. Di sini nilai dan norma akan mengatur hubungan antar anggota
masyarakat yang ada, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok. Memang norma yang ada pada awalnya terbentuk tanpa suatu
kesengajaan. Masyarakat akhirnya sadar akan hal itu dan akhirnya dibuat sebagai norma dalam
mencapai tujuan bersama.

Komponen-komponen dalam masyarakat berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki


masyarakat atau tujuan masyarakat itu. Komponen masyarakat meliputi antara lain norma-
norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses sosial,
perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya (Soekanto, 1982:395). Antarkomponen
itu saling berhubungan satu sama lain dan memiliki saling ketergantungan. Maka
ketidakikutsertaan salah satu komponen akan menyebabkan goncangan-goncangan dalam
masyarakat.

A. Pengertian Masalah Sosial

Ada sebagian masyarakat merasa rancu dalam mengartikan antara masalah sosial dan
problema sosial. Masalah sosial menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan
masyarakat. Sedangkan problema sosial meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan
maksud memperbaiki atau bahkan menghilangkannya (Soekanto, 1982:397).

Kartini Kartono (2005:1-2) memberikan perbedaan pengertian antara patologi sosial


dengan masalah sosial. Patologi sosial merupakan tingkah laku yang bertentangan dengan norma
kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup
rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal. Sedang masalah sosial merupakan
tingkah laku yang dianggap sebagai tidak cocok, melanggar norma dan adat-istiadat, atau tidak
terintegrasi dengan tingkah laku umum.

Dari dua tokoh di atas, maka masalah sosial dapat disimpulkan sebagai kondisi yang
tidak diinginkan masyarakat karena melanggar nilai dan norma sehingga tidak terintegrasi
dengan tingkah laku umum.

B. Klasifikasi dan Penyebab Masalah Sosial

Setiap anggota masyarakat memiliki norma dalam memenuhi setiap kebutuhan, baik fisik
(ekonomi dan kesehatan), psikis, maupun penyesuaian diri individu atau kelompok sosial
(kebudayaan). Apabila norma dari setiap kebutuhan tersebut ada penyimpangan atau abnormal,
maka akan menimbulkan masalah sosial. Oleh karena itu masalah sosial dalam masyarakat dapat
diklasifikasikan dalam beberapa faktor, yaitu :

1
1. ekonomis : kemiskinan, pengangguran.

2. biologis : penyakit

3. psikologis : penyakit syaraf, bunuh diri, disorganisasi jiwa

4. kebudayaan : perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik ras dan agama, pelacuran,
penggunaan napza (narkotika, obat-obat terlarang, dan zat-zat adektif)

C. Masalah Sosial yang Menonjol

Indonesia sebagai negara berkembang tidak luput dari berbagai masalah sosial yang
muncul seperti kebanyakan negara berkembang lainnya. Namun manakah masalah sosial yang
utama setiap negara memiliki perbedaan. Hal ini karena nilai dan norma yang berkembang
antarnegara juga berbeda. Adapun beberapa masalah sosial yang mendapat perhatian lebih dalam
masyarakat Indonesia antara lain: pengangguran, dis-organisasi keluarga, kriminalitas/kejahatan,
bunuh diri, perceraian, konflik antar ras dan agama, kemiskinan, pelacuran, kenakalan anak-
anak, penggunaan napza, korupsi, masalah lingkungan hidup, dan masalah penduduk.

Perceraian

Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan
kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk dipisahkan.
Ada pun penyebab-penyebab perceraian diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Macetnya Komunikasi
Tak ada hubungan harmonis tanpa komunikasi yang baik. Misalnya karena secara intelektual tak
seimbang, pribadi terbuka yang berhadapan dengan pribadi tertutup, dan lain-lain.

2. Kurang Komitmen
Jangan berpikir kendurnya komitmen hanya terjadi pada mereka yang menikah tanpa cinta. Yang
sebelumnya berpacaran bertahun-tahun pun bisa mengalami hal ini.
Biasanya ini terjadi karena salah satu pasangan atau bahkan keduanya tidak siap dengan
kenyataan yang diperoleh ketika sudah menikah. Dari mulai kebiasaan, sifat asli, hingga
tanggung jawab yang membesar. Jika salah satu tak dewasa, bukan tak mungkin perselingkuhan
terjadi.

3. Uang yang Timpang


Uang memang masalah sensitif tapi tak membicarakannya hanya memperburuk keadaan. Jika
suami tak memberi nafkah atau istri hidup tak imbang dengan penghasilan, sering juga memicur
perceraian. Akibatnya, keduanya merasa tak nyaman dan tak adil membagi kewajiban, juga hak.

2
4. Kekerasan
Apa pun itu, kekerasan secara fisik, seksual, atau mental tidak bisa ditoleransi meski dilakukan
oleh orang yang katanya mencintai kita. Jika benar cinta, mustahil ia mau menyakiti
pasangannya.

5. Hasrat Seksual Tak Imbang


Hubungan intim tak sekadar perkara kewajiban dalam rumah tangga, melainkan perekat
pernikahan. Pasangan yang memiliki libido seks tinggi, sementara istri atau suaminya tak bisa
memenuhi keinginannya, cenderung tidak puas dan bahagia dengan pernikahannya.
Ketidaksetiaan pun muncul dari sini, dan tak jarang bercerai adalah keputusan yang diambil.

6. Intervensi Orang Dekat


Pernikahan sudah ramai dengan dua orang, apalagi jika keluarga besar hingga teman ikut
mencampuri. Seringnya masalah ini memicu perceraian karena salah satu pasangan tak merasa
nyaman dan tak mandiri dalam hubungannya.

Dampak atau akibat yang di timbulkan oleh perceraian antaralain :

 1.         Menjadi  Gangguan jiwa.

Salah satu akibat dari perceraian adlah gangguan jiwa. Di mana salah satu dari anggota
keluarga merasa tarauma akibat yang di alaminya dalam perceraian tersebut. Dari hal tersebut si
anggota keluarga mengalami tekanan berat hingga terganggu jiwanya hingga mengidap
gangguan jiwa. Di bawah ini adalah sebuah contoh berupa cerita terjadinya gangguan jiwa akibat
perceraian.

Cerita itu  ada di dalam  satu program mingguan  TV Nasional,  yang berjudul
Termehek-mehek. Dalam program itu di kisahkan seorang Gadis usia 20an tahun yang sejak ia
masih kecil tidak pernah  bertemu ibu kandungnya. Selama ini ia begitu rindu untuk  bisa
bertemu, bisa dipeluk dan dibelai oleh sang ibu. Setiap kali ia menanyakan keberadaan ibu
kandungnya kepada ayahnya, atau pamannya dan bibinya,  mereka semua selalu  menghindar,
dan terkesan menutup-nutupi, dan malahan  mereka selalu mencoba untuk  merahasiakan
keberadaan ibunya.  Ketidak terusterangan  dari orang-orang yang sangat ia cintai itu telah
membuat dirinya semakin gelisah, gusar dan semakin menambah  kerinduannya untuk bertemu
dengan sang ibu.

Setelah sekian lama mencari sang ibu dan tidak ada titik terang, wanita muda ini
akhirnya  memberanikan diri untuk mencoba meminta bantuantuan kepada team Termehek-
mehek dan permohonannya itu dikabulkan.Setelah Wanita muda ini bersama team Termehek-
mehek bekerja keras menggali berbagai informasi  tentang keberadaan ibunya,  akhirnya hari
yang dinanti-nantikan  itu tiba. Namun betapa terkejutnya wanita muda ini,  ia kini menemukan

3
ibunya dalam keadaan yang sangat menggenaskan. Kondisi ibunya jauh dari apa yang ia
bayangkan selama ini. Ibunya ternyata sedang diasingkan disuatu tempat karena menderita
gangguan jiwa.  Dalam tayangan itu ternyata team termehek-mehek bersama gadis ini bukan
hanya bisa menemukan tempat disembunyikannya sang ibu, tetapi mereka juga bisa menemukan
fakta yang diduga kuat adalah   penyebab dibalik terjadianya gangguan jiwa yang diderita sang
ibu. Inilah fakta yang mereka temukan.  Ayahnya dan Ibunya dulu hidup bahagia dan lahirlah
gadis ini sebagai  buah cinta dari kedua orang tuanya.

Sampai satu hari  ibunya  dikejutkan oleh  sikap ayahnya  yang mendadak menceraikan
ibunya. Alasan perceraian memang sangat meyakitkan ibunya yaitu; Dikarenakan ayahnya telah
jatuh cinta dan menikah dengan seorang  kawan dekat dan sahabat  akrab dari ibunya sendiri.
Dan sejak peristiwa percedraian itu ibunya jatuh sakit dan berakhir dengan gangguan jiwa yang
tak tersembuhkan hingga kini. 

2. Akibat Secara umum dari Sebuah Perceraian.

Perceraian membawa dampak perubahan yang amat dramatis yang mempengaruhi semua
sendi kehidupan keluarga, yang tidak pernah pasangan duga akan terjadi sebelumnya.  Perceraian
juga sesungguhnya tidaklah terjadi secara spontan. Dan kebanyakan pasangan yang telah
bercerai tidaklah merasa bahwa keputusanya untuk bercerai itu adalah satu keputusan yang tepat.
Bagi sebagian besar pasangan keputusan  bercerai itu adalah keputusan yang membawa trauma
dalam hidup mereka. Lebih jauh keputusan bercerai bagi kebanykan pasangan cerai adalah
keputusan yang lebih sulit dan lebih memakan waktu serta lebih menguras tenaga dan pemikiran 
ketimbang  mengambil keputusan untuk menikah itu sendiri.

Para ilmuwan bidang social mengungkapkan adanya  dampak buruk yang sangat luas 
dari suatu perceraian, yaitu antara lain:

1) Pengaruh buruk secara Psychology

Yaitu: terjadinya rasa kesepian yang amat sangat akibat hubungan yang  rusak,
Perceraian juga Merusak rencana, impian, cita-cita masa kini dan masa depan keluarga.
Perceraian juga mengakibatkan kemarahan, perasaan gagal, penolakan, kepedihan.  Akibat stress
yang begitu berat  berbagai gangguan kesehatan terjadi seperti problema somatic, migraine,
gangguan tidur, gangguan pencernaan, bahkan karena terjadi kegoncangan mental yang berat 
ada sebagian orang yang mencoba mengakiri hidupnya, ada juga yang  menderita gangguan jiwa
dari tingkat yang ringan hingga berat seperti kisah yang diangkat oleh team termehek-mehek
tadi.

2) Pengaruh buruk secara Ekonomi/financial

Memang sebagian kecil pria akan meningkat standart kehidupannya  setelah bercerai
karena adanya komitment yang lebih kuat dalam mencari nafkah setelah tahun-tahun pertama
perceraian. Namun bagi sebagian besar wanita perceraian akan berakibat pada kondisi keuangan

4
yang menurun dikarenakan  terganggunya waktu mencari nafkah karena sebagai ibu harus
mengurus anak sendirian setelah perceraian. Yang berikutnya  yang tidak kalah ruwetnya adalah
dampak secara Hukum dalam pengasuhan anak.

3) Pengaruh buruk pada anak-anak.

Berbagai kesulitan yang dialami anak baik saat sebelum maupun sesudah perceraian
adalah sangat besar. Singkatnya, sejumlah besar anak yang tumbuh dalam keluarga yang
bercerai. Kebanyakan anak anak pada mulanya mengalami stress berat ketika orangtua mereka
bercerai dan mereka beresiko mengembangakan masalah-masalah perilaku. Tetapi perceraian
dapat juga melepaskan anak-anak dari konflik perkawinan. Banyak anak yang mengalami
perceraian orangtua menjadi individu yang berkompeten.

Kesimpulan :

Jadi perceraian itu dikatagorikan sebagai masalah sosial adalah karena perceraian itu
dapat menyebabkan seorang individu tersakiti, anak-anak dapat menjadi pelanggar norma agama,
norma hukum, adat istiadat, serta keluarga besar seperti mertua, ibu bapak, dan saudara-saudara
terdekat lainnya juga bisa ikut menjadi korban tersakitai hatinya, sehingga terganggu ketenangan
batin dan jiwanya. Tak jarang juga ada yang menjadi gila atau bunuh diri, apakah itu sauami atau
istri.

Anda mungkin juga menyukai