MASALAH SOSIAL
Kehidupan masyarakat yang seimbang berarti kehidupan yang berlangsung sesuai dengan
nilai dan norma yang ada. Di sini nilai dan norma akan mengatur hubungan antar anggota
masyarakat yang ada, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok. Memang norma yang ada pada awalnya terbentuk tanpa suatu
kesengajaan. Masyarakat akhirnya sadar akan hal itu dan akhirnya dibuat sebagai norma dalam
mencapai tujuan bersama.
Ada sebagian masyarakat merasa rancu dalam mengartikan antara masalah sosial dan
problema sosial. Masalah sosial menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan
masyarakat. Sedangkan problema sosial meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan
maksud memperbaiki atau bahkan menghilangkannya (Soekanto, 1982:397).
Dari dua tokoh di atas, maka masalah sosial dapat disimpulkan sebagai kondisi yang
tidak diinginkan masyarakat karena melanggar nilai dan norma sehingga tidak terintegrasi
dengan tingkah laku umum.
Setiap anggota masyarakat memiliki norma dalam memenuhi setiap kebutuhan, baik fisik
(ekonomi dan kesehatan), psikis, maupun penyesuaian diri individu atau kelompok sosial
(kebudayaan). Apabila norma dari setiap kebutuhan tersebut ada penyimpangan atau abnormal,
maka akan menimbulkan masalah sosial. Oleh karena itu masalah sosial dalam masyarakat dapat
diklasifikasikan dalam beberapa faktor, yaitu :
1
1. ekonomis : kemiskinan, pengangguran.
2. biologis : penyakit
4. kebudayaan : perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik ras dan agama, pelacuran,
penggunaan napza (narkotika, obat-obat terlarang, dan zat-zat adektif)
Indonesia sebagai negara berkembang tidak luput dari berbagai masalah sosial yang
muncul seperti kebanyakan negara berkembang lainnya. Namun manakah masalah sosial yang
utama setiap negara memiliki perbedaan. Hal ini karena nilai dan norma yang berkembang
antarnegara juga berbeda. Adapun beberapa masalah sosial yang mendapat perhatian lebih dalam
masyarakat Indonesia antara lain: pengangguran, dis-organisasi keluarga, kriminalitas/kejahatan,
bunuh diri, perceraian, konflik antar ras dan agama, kemiskinan, pelacuran, kenakalan anak-
anak, penggunaan napza, korupsi, masalah lingkungan hidup, dan masalah penduduk.
Perceraian
Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan
kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk dipisahkan.
Ada pun penyebab-penyebab perceraian diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Macetnya Komunikasi
Tak ada hubungan harmonis tanpa komunikasi yang baik. Misalnya karena secara intelektual tak
seimbang, pribadi terbuka yang berhadapan dengan pribadi tertutup, dan lain-lain.
2. Kurang Komitmen
Jangan berpikir kendurnya komitmen hanya terjadi pada mereka yang menikah tanpa cinta. Yang
sebelumnya berpacaran bertahun-tahun pun bisa mengalami hal ini.
Biasanya ini terjadi karena salah satu pasangan atau bahkan keduanya tidak siap dengan
kenyataan yang diperoleh ketika sudah menikah. Dari mulai kebiasaan, sifat asli, hingga
tanggung jawab yang membesar. Jika salah satu tak dewasa, bukan tak mungkin perselingkuhan
terjadi.
2
4. Kekerasan
Apa pun itu, kekerasan secara fisik, seksual, atau mental tidak bisa ditoleransi meski dilakukan
oleh orang yang katanya mencintai kita. Jika benar cinta, mustahil ia mau menyakiti
pasangannya.
Salah satu akibat dari perceraian adlah gangguan jiwa. Di mana salah satu dari anggota
keluarga merasa tarauma akibat yang di alaminya dalam perceraian tersebut. Dari hal tersebut si
anggota keluarga mengalami tekanan berat hingga terganggu jiwanya hingga mengidap
gangguan jiwa. Di bawah ini adalah sebuah contoh berupa cerita terjadinya gangguan jiwa akibat
perceraian.
Cerita itu ada di dalam satu program mingguan TV Nasional, yang berjudul
Termehek-mehek. Dalam program itu di kisahkan seorang Gadis usia 20an tahun yang sejak ia
masih kecil tidak pernah bertemu ibu kandungnya. Selama ini ia begitu rindu untuk bisa
bertemu, bisa dipeluk dan dibelai oleh sang ibu. Setiap kali ia menanyakan keberadaan ibu
kandungnya kepada ayahnya, atau pamannya dan bibinya, mereka semua selalu menghindar,
dan terkesan menutup-nutupi, dan malahan mereka selalu mencoba untuk merahasiakan
keberadaan ibunya. Ketidak terusterangan dari orang-orang yang sangat ia cintai itu telah
membuat dirinya semakin gelisah, gusar dan semakin menambah kerinduannya untuk bertemu
dengan sang ibu.
Setelah sekian lama mencari sang ibu dan tidak ada titik terang, wanita muda ini
akhirnya memberanikan diri untuk mencoba meminta bantuantuan kepada team Termehek-
mehek dan permohonannya itu dikabulkan.Setelah Wanita muda ini bersama team Termehek-
mehek bekerja keras menggali berbagai informasi tentang keberadaan ibunya, akhirnya hari
yang dinanti-nantikan itu tiba. Namun betapa terkejutnya wanita muda ini, ia kini menemukan
3
ibunya dalam keadaan yang sangat menggenaskan. Kondisi ibunya jauh dari apa yang ia
bayangkan selama ini. Ibunya ternyata sedang diasingkan disuatu tempat karena menderita
gangguan jiwa. Dalam tayangan itu ternyata team termehek-mehek bersama gadis ini bukan
hanya bisa menemukan tempat disembunyikannya sang ibu, tetapi mereka juga bisa menemukan
fakta yang diduga kuat adalah penyebab dibalik terjadianya gangguan jiwa yang diderita sang
ibu. Inilah fakta yang mereka temukan. Ayahnya dan Ibunya dulu hidup bahagia dan lahirlah
gadis ini sebagai buah cinta dari kedua orang tuanya.
Sampai satu hari ibunya dikejutkan oleh sikap ayahnya yang mendadak menceraikan
ibunya. Alasan perceraian memang sangat meyakitkan ibunya yaitu; Dikarenakan ayahnya telah
jatuh cinta dan menikah dengan seorang kawan dekat dan sahabat akrab dari ibunya sendiri.
Dan sejak peristiwa percedraian itu ibunya jatuh sakit dan berakhir dengan gangguan jiwa yang
tak tersembuhkan hingga kini.
Perceraian membawa dampak perubahan yang amat dramatis yang mempengaruhi semua
sendi kehidupan keluarga, yang tidak pernah pasangan duga akan terjadi sebelumnya. Perceraian
juga sesungguhnya tidaklah terjadi secara spontan. Dan kebanyakan pasangan yang telah
bercerai tidaklah merasa bahwa keputusanya untuk bercerai itu adalah satu keputusan yang tepat.
Bagi sebagian besar pasangan keputusan bercerai itu adalah keputusan yang membawa trauma
dalam hidup mereka. Lebih jauh keputusan bercerai bagi kebanykan pasangan cerai adalah
keputusan yang lebih sulit dan lebih memakan waktu serta lebih menguras tenaga dan pemikiran
ketimbang mengambil keputusan untuk menikah itu sendiri.
Para ilmuwan bidang social mengungkapkan adanya dampak buruk yang sangat luas
dari suatu perceraian, yaitu antara lain:
Yaitu: terjadinya rasa kesepian yang amat sangat akibat hubungan yang rusak,
Perceraian juga Merusak rencana, impian, cita-cita masa kini dan masa depan keluarga.
Perceraian juga mengakibatkan kemarahan, perasaan gagal, penolakan, kepedihan. Akibat stress
yang begitu berat berbagai gangguan kesehatan terjadi seperti problema somatic, migraine,
gangguan tidur, gangguan pencernaan, bahkan karena terjadi kegoncangan mental yang berat
ada sebagian orang yang mencoba mengakiri hidupnya, ada juga yang menderita gangguan jiwa
dari tingkat yang ringan hingga berat seperti kisah yang diangkat oleh team termehek-mehek
tadi.
Memang sebagian kecil pria akan meningkat standart kehidupannya setelah bercerai
karena adanya komitment yang lebih kuat dalam mencari nafkah setelah tahun-tahun pertama
perceraian. Namun bagi sebagian besar wanita perceraian akan berakibat pada kondisi keuangan
4
yang menurun dikarenakan terganggunya waktu mencari nafkah karena sebagai ibu harus
mengurus anak sendirian setelah perceraian. Yang berikutnya yang tidak kalah ruwetnya adalah
dampak secara Hukum dalam pengasuhan anak.
Berbagai kesulitan yang dialami anak baik saat sebelum maupun sesudah perceraian
adalah sangat besar. Singkatnya, sejumlah besar anak yang tumbuh dalam keluarga yang
bercerai. Kebanyakan anak anak pada mulanya mengalami stress berat ketika orangtua mereka
bercerai dan mereka beresiko mengembangakan masalah-masalah perilaku. Tetapi perceraian
dapat juga melepaskan anak-anak dari konflik perkawinan. Banyak anak yang mengalami
perceraian orangtua menjadi individu yang berkompeten.
Kesimpulan :
Jadi perceraian itu dikatagorikan sebagai masalah sosial adalah karena perceraian itu
dapat menyebabkan seorang individu tersakiti, anak-anak dapat menjadi pelanggar norma agama,
norma hukum, adat istiadat, serta keluarga besar seperti mertua, ibu bapak, dan saudara-saudara
terdekat lainnya juga bisa ikut menjadi korban tersakitai hatinya, sehingga terganggu ketenangan
batin dan jiwanya. Tak jarang juga ada yang menjadi gila atau bunuh diri, apakah itu sauami atau
istri.