LANDASAN TEORI
1
Arti kata kekerasan menurut KBBI, https://kbbi.kata.web.id/kekerasan/ diakses pada tanggal 01
Oktober 2022, pukul. 08.50 WIB
2
R. Susilo, 1995, KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, hlm.98.
3
R. Susilo, 1995, KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, hlm.99.
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum.4
Tindak pidana kekerasan menurut ahli kriminologi yang dikemukakan oleh
Stephen Schafer adalah “kejahatan kekerasan yang utama yaitu pembunuhan,
penganiayaan, pencurian dengan kekerasan.5
b. Jenis-Jenis Kekerasan
Mengenai kekerasan tidak diatur dalam satu bab khusus di dalam KUHP,
melainkan terpisah-pisah dalam beberapa bab. Kualifikasi kekerasan dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Kejahatan terhadap nyawa orang lain (Pasal 338-350 KUHP)
b. Kejahatan penganiayaan (Pasal 351-358 KUHP)
c. Kejahatan seperti pencurian, penodongan, perampokan (Pasal 365 KUHP)
d. Kejahatan terhadap kesusilaan (Pasal 285 KUHP)
e. Kejahatan yang menyebabkan kematian atau luka karena kealpaan (Pasal
359-367 KUHP)
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, hlm. 3.
5
Mulyana W. Kusuma, 1984, Kriminologi Dan Masalah Kejahatan, Armico, Bandung, hlm.24.
ini bukan hanya terjadi di lingkungan luar rumah saja, tetapi bisa juga
terjadi di lingkungan keluarga, seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT).
2. Kekerasan Struktural
Kekerasan struktural ini bisa dibilang sebagai kekerasan yang sangat
kompleks karena bukan hanya berkaitan dengan individu saja, tetapi juga
sering terjadi dengan suatu kelompok. Kekerasan struktural adalah jenis
kekerasan yang dapat terjadi dan pelakunya bisa kelompok atau seseorang
dengan cara memakai sistem hukum, sistem ekonomi, atau norma-norma
yang terjadi pada lingkungan masyarakat.
Maka dari itu, kekerasan struktural ini seringkali menyebabkan
terjadinya ketimpangan sosial, baik itu pada pendidikan, pendapatan,
keahlian, pengambil keputusan, dan sumber daya. Dari hal-hal itu bisa
memberikan pengaruh terhadap jiwa dan fisik seseorang. Kekerasan
struktural ada yang bisa diselesaikan dengan cara bermusyawarah atau
melalui jalur hukum.
3. Kekerasan Psikologis
Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang di mana dilakukan untuk
melukai mental atau jiwa seseorang, sehingga bisa menyebabkan
seseorang menderita gangguan jiwa. Kekerasan psikologis ini lebih
dikenal oleh masyarakat banyak dengan nama kekerasan psikis. Bentuk
dari kekerasan psikologis biasanya, seperti ucapan yang menyakitkan hati,
melakukan penghinaan terhadap seseorang atau kelompok, melakukan
ancaman, dan sebagainya.
Kekerasan psikologis ini bukan hanya bisa menimbulkan ketakutan
saja, tetapi bisa juga menyebabkan seseorang mendapatkan trauma secara
psikis. Jika korban kekerasan psikis sudah cukup parah, maka ia perlu
dibawa ke psikiater atau psikolog. Selain itu, orang-orang disekitarnya
harus tetap mendukungnya agar mendapatkan keadilan.6
6
Gramedia Literasi, Pengertian Kekerasan: Jenis, Ciri, Penyebab, dan Contoh,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kekerasan/ , diakses pada tanggal 01 Oktober 2022, pukul.
09.43 WIB
b. Berdasarkan Pelakunya
Kekerasan bukan hanya dapat dilihat dari bentuk kekerasan saja, tetapi
dapat dilihat juga berdasarkan pelakunya. Adapun kekerasan berdasarkan
pelakunya dibagi menjadi dua, yaitu kekerasan individual dan kekerasan
kolektif.
1. Kekerasan Individual
Kekerasan individual adalah jenis kekerasan yang di mana
kekerasannya dilakukan oleh seseorang kepada seseorang lainnya atau bisa
juga lebih dari seseorang. Biasanya kekerasan individual ini terjadi dalam
bentuk kekerasan, seperti pemukulan, pencurian, penganiayaan, dan lain-
lain. Kekerasan individual ini bisa saja terjadi di lingkungan terdekat kita,
sehingga kita perlu selalu waspada agar tidak menjadi korban kekerasan.
2. Kekerasan Kolektif
Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang di mana dilakukan oleh
sebuah kelompok atau massa. Biasanya kekerasan ini terjadi karena
adanya perselisihan antar kelompok, sehingga memicu terjadinya tawuran,
bentrokan, dan lain-lain. Kekerasan kolektif ini bisa merugikan
infrastruktur yang ada disekitarnya. Lebih parahnya, kekerasan ini bisa
menimbulkan korban jiwa.
Maka dari itu, ketika kekerasan kolektif terjadi biasanya baru bisa
diselesaikan oleh pihak berwajib. Jadi, jika melihat terjadinya kekerasan
kolektif, sebaiknya segera memberitahukan kepada pihak berwajib.
Itulah beberapa jenis kekerasan yang dibagi berdasarkan bentuk dan
pelakunya. Dari jenis-jenis kekerasan itu, kita bisa mengelompokkan
kekerasan yang sedang terjadi dan bagaimana cara untuk
menyelesaikannya.7
7
Gramedia Literasi, Pengertian Kekerasan: Jenis, Ciri, Penyebab, dan Contoh,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kekerasan/ , diakses pada tanggal 01 Oktober 2022, pukul.
09.43 WIB
Kekerasan yang dilakukan oleh seseorang atau oleh kelompok tidak terjadi
begitu saja. Dengan kata lain, ada penyebab kekerasan itu terjadi. Berikut ini
penyebab kekerasan.
8
Gramedia Literasi, Pengertian Kekerasan: Jenis, Ciri, Penyebab, dan Contoh,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kekerasan/ ,diakses pada tanggal 01 Oktober 2022, pukul.
10.00 WIB
Penyebab kekerasan bisa juga dipicu dari gaya hidup yang tidak baik dan
tidak sehat, seperti minum minuman beralkohol secara berlebihan dan
pengguna narkoba. Ketika seseorang sudah dalam keadaan mabuk dan tidak
dapat mengendalikan dirinya, baik itu karena minuman beralkohol atau
narkoba, maka bisa membuat ricuh yang memicu terjadinya tindak kekerasan.
Bahkan bisa melakukan penyiksaan terhadap lebih dari satu korban.
Kekerasan yang disebabkan karena mabuk dan memakai narkoba ini bisa
juga terjadi antar kelompok dengan kelompok, sehingga bisa memicu
terjadinya tawuran atau bentrok yang akan sulit dihilangkan. Bahkan, dari
tawuran tersebut bisa menimbulkan korban jiwa, sungguh sangat disayangkan
apabila hal seperti itu dapat terjadi.9
9
Gramedia Literasi, Pengertian Kekerasan: Jenis, Ciri, Penyebab, dan Contoh,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kekerasan/ , diakses pada tanggal 01 Oktober 2022, pukul.
10.45 WIB
10
Jhon D. Pasalbessy, “dampak tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak serta solusinya”,
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010.
Kasus kekerasan dalam pacaran umumnya terjadi pada remaja yang bisa
berdampak serius. Pekembangan remaja sangat dipengaruhi oleh kondisi
emosionalnya. Oleh sebab itu, mereka sangat dipengaruhi oleh pengalaman dalam
berhubungan.
Perilaku berhubungan atau pacaran yang sehat bisa memiliki efek positif
terhadap perkembangan emosional remaja. Namun, pacaran yang tidak sehat dan
dipenuhi kekerasan bisa menimbulkan dampak negatif.
Penelitian terhadap dampak kekerasan dalam pacaran belum banyak
dilakukan, sehingga sulit untuk mengetahui dampak dari kondisi pacaran tidak
sehat terhadap masa depan remaja.
Namun meskipun masih terbatas, penelitian yang sudah dilakukan
menunjukkan sejumlah dampak kekerasan dalam pacaran. Berikut beberapa
diantaranya:
Performa belajar di sekolah menurun atau sering bolos karena merasa tidak
aman.
Melakukan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi alkohol berlebihan,
merokok, menggunakan narkoba, menjalani diet tidak sehat, termasuk
mengonsumsi obat diet atau laksatif dan memuntahkan makanan yang
sudah dikonsumsi untuk menurunkan berat badan.
Hamil secara tidak sengaja atau tidak direncanakan, ataupun terkena
penyakit menular seksual
Tidak percaya diri terhadap penampilan dan seksualitas sendiri
Mencoba bunuh diri serta merasa kesedihan dan putus asa berkepanjangan
Menjadi terlalu ketergantungan dengan orang lain
Saat menjalani hubungan di usia dewasa memiliki perilaku kasar
Korban yang pernah mengalami dampak kekerasan dalam pacaran juga
mengalami sejumlah kesulitan, seperti:
Melakukan intimasi dengan pasangan
Berpikir positif
Menghargai diri sendiri
Menemukan identitas diri ketika sudah memasuki usia dewasa
Orang yang melakukan kekerasan dalam berpacaran juga memiliki dampak
terhadap pola perilakunya sendiri. Dampak tersebut bersifat negatif dan memiliki
risiko merusak hubungannya di masa depan.
Selain itu, orang yang melakukan kekerasan dalam berpacaran juga memiliki
kecenderungan melakukan bullying atau kekerasan terhadap teman-teman
seumurannya.
Pertanda Kekerasan dalam Pacaran:
Tidak hanya mengetahui dampak kekerasan dalam pacaran, Kamu juga perlu
tahu pertanda kekerasan dalam pacaran. Pasalnya, banyak orang yang sudah
terkena dampak kekerasan dalam pacaran tidak menyadari bahwa hal tersebut
merupakan efek dari hubungan romantis tidak sehat yang pernah dijalani di masa
lalu.
Menurut Centers for Diseases Control and Prevention (CDC), kekerasan
dalam pacaran memiliki empat jenis, yaitu:
a) Kekerasan fisik: ketika seseorang mencoba melukai pacarnya dengan cara
memukul, menendang, atau menggunakan kekerasan fisik lainnya.
b) Kekerasan seksual: memaksa pacara untuk melakukan aktivitas seksual,
menyentuh secara seksual, atau melakukan perilaku seksual non-fisik,
contohnya seperti sexting. Semua hal itu dilakukan meskipun pacaranya
tidak mau dan tidak nyaman melakukannya.
c) Agresi psikologis: penggunaan komunikasi verbal dan non-verbal dengan
niat melukai pacara secara mental atau emosional.
d) Menguntit: hal ini dilakukan untuk menakut-nakuti pacar sehingga ia
seringkali tidak merasa aman.
Kekerasan dalam pacaran juga bisa dilakukan di dunia internet. Sebagai
contoh, ketika seseorang mengunggah foto seksual pacarnya tanpa izin. Dampak
kekerasan dalam pacaran bisa bertahan hingga bertahun-tahun meskipun
kekerasan yang dilakukan hanya sesaat. Oleh sebab itu, kekerasan dalam pacaran
perlu dicegah. Apalagi, kebanyakan remaja seringkali berpikit bahwa perilaku
yang sudah termasuk kekerasan dalam pacaran sebagai hal yang normal.
Berikut beberapa pertanda lain yang cukup umum terkait kekerasan dalam
pacaran:
Terjadi pemaksaan untuk berhubungan seksual meskipun Kamu tidak mau
melakukannya.
Pacar berkata bahwa Kamu memiliki hutang berhubungan seksual sebagai
balasan setelah mengajak Kamu kencan.
Pacar bersikap terlalu posesif, mudah cemburu, dan selalu menuduh Kamu
berselingkuh.
Pacar terlalu mengontrol, misalnya mengatur pakaian yang Kamu kenakan,
melarang Kamu untuk bertemu teman dan bahkan keluarga, atau terlalu
sering meminta untuk mengecek telepon, email, dan media sosial Kamu
Terlalu sering menelpon dan menanyakan keberadaan Kamu serta apa yang
sedang Kamu lakukan. Dia akan marah jika Kamu tidak melakukan hal
yang sama terhadap Kamu.
Mengeluarkan komentar negatif tentang diri Kamu, termasuk terkait
penampilanmu (pakaian, makeup, rambut, berat badan), tingkat kecerdasan,
dan aktivitasmu.
Mencoba mengisolasi Kamu dari orang lain, termasuk dengan cara
menghina orang-orangyang dekat denganmu.
Menyalahkan Kamu untuk kekerasan yang dia lakukan dan mengatakan
bahwa Kamulah yang menyebabkan dia melakukan hal tersebut.
Menolak untuk mengambil tanggung jawab terhadap perilakunya.
Berulang kali meminta maaf akan kekerasan yang dilakukan dan selalu
berjanji akan berubah, namun tidak pernah melakukannya.
Mudah marah, jadi Kamu tidak pernah tahu jika hal yang akan Kamu
katakan atau lakukan bisa membuatnya marah atau tidak.
Tidak memperbolehkan Kamu untuk mengakhiri hubungan kalian atau
membuat Kamu merasa bersalah karena meninggalkannya.
Mengancam akan menelpon pihak berwajib sebagai cara untuk mengontrol
perilaku Kamu.
Melakukan kekerasan fisik, seperti memukul, mendorong, atau menampar
Kamu.
Semua perilaku yang disebutkan di atas adalah hal yang tidak pernah boleh
dilakukan oleh orang lain terhadap Kamu. Meskipun pacar Kamu hanya
melakukan salah satu atau beberapa dari deretan perilaku di atas, tetap saja hal
tersebut termasuk kekerasan dalam pancaran.11
11
Uliya Helmi Ali, “Dampak Kekerasan dalam Pacaran”, dalam https://www.guesehat.com/, diakses
Kamis 12 Desember 2022 pukul 10:12 WIB
8. Bagi anak-anak diperlukan perlindungan baik sosial, ekonomi mauoun hokum
bukan saja dari orang tua, tetapi semua pihak, termasuk masyarakat dan
negara.
9. Membentuk lembaga penyantum korban tindak kekerasan dengan target
khusus kaum perempuan dan anak untuk diberikan secara cuma-cuma dalam
bentuk konsultasi, perawatan medis maupun psikologis
10. Meminta media massa (cetak dan elektronik) untuk lebih memperhatikan
masalah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam
pemberitaannya, termasuk memberi pendidikan pada publik tentang hak-hak
asasi perempuan dan anak-anak.12
12
Jhon D. Pasalbessy, “dampak tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak serta solusinya”,
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010.
13
Uliya Helmi Ali, “Dampak Kekerasan dalam Pacaran”, dalam https://www.guesehat.com/, diakses
Kamis 12 Desember 2022 pukul 10:34 WIB