ANGGOTA :
1. ADRIAN SAMPIRI
2. FATIMAH PURNAMASARI
3. RINDA YANTI
4. MUH. ADRIAN RAMADHAN
Bab 1 pendahuluan.
Manusia sebagai mahluk sosial selalu berinteraksi dengan sesamanya. Ketika berinteraksi selalu diwarnai dua
hal, yaitu konflik dan kerja sama. Dalam melakukan interaksi sosial dengan manusia lainnya tentu tidak lepas dari
konflik sosial yang terjadi akibat interaksi sosial tersebut, yang dikarenakan adanya pertentangan-pertentangan yang
terjadi antar individu atau anggota masyarakat. Banyak hal ini terjadi yang terjadi dimasyarakat yang pada akhirnya
berakhir menjadi suatu konflik. Baik itu konflik antar individu maupun kelompok. Bahkan, konflik yang berujung
pada kekerasan sering kali terjadi akhir-akhir ini.
Konflik sosial merupakan hal yang biasa terjadi, bahkan menjadi unsur dinamis yang melahirkan beberapa
kreativitas masyarakat. Konflik hanya akan hilang bersamaan dengan masyarakat itu sendiri. Konflik sosialnya
tentunya akan berdampak bagi seluruh masyarakat. Dampak sebuah konflik memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu
dilihat dari segi positif dan dari segi negatif. Jika konflik tersebut menimbulkan dampak dari segi negatif diperlukan
penyelesaian secara formal maupun non formal agar jangan sampai konflik tersebut menimbulkan kekerasan yang
berujung pengrusakan harta benda dan penghilangan nyawa manusia.
Tujuan utama dari penulisan makalah ini, yaitu untuk melengkapi nilai tugas untuk mata pelajaran
sosiologi. Selain itu, agar dapat meningkatkan motivasi untuk belajar dengan mencari materi pelajaran dari
berbagai sumber belajar.
Manfaat yang kita bisa dapatkan yaitu menambah wawasan seputar dari dampak konflik dan penyelesaian dari
dampak negatif yang ditimbulkan oleh konflik. Selain itu, kita bisa memahami hakikat kekerasan dalam perilaku
masyarakat.
C. Dampak konflik
a). Konflik dapat meperjelas aspek-aspek kehiduoan yang masih belum jelas atau belum tuntas ditelaah.
b). Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai serta hubungan-hubungan sosial
dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
c). Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok
lain.
d). Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antar individu dan kelompok.
e). Konflik dapat menghidupkan kembali norma-norma lama dan mencitptakan norma baru.
f). Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan kekuatan yang ada
didalam masyarakat.
g). Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang
seimbang.
D. Penyelesaian konflik
Secara sosiologis, proses sosial dapat berbentuk proses sosial yang bersifat menggabungkan (Associative process)
dan proses sosial yang menceraikan (dissociative process). Sehubungan dengan hal ini, maka proes sosial asosiatif
dapat digunakan sebagai usaha menyelesaikan konflik.
a). Konsiliasi
konsialiasi berasal dari kata latin conciciaton atau berarti perdamaian, yaitu suatu cara untuk mepertemukan pihak-
pihak yang berselisih guna mencapai tujuan bersama untuk berdamai
b). Mediasi
mediasi berasal dari kata latin mediato, yaitu suatu cara menyelesaikan pertikaian dengan menggunakan seorang
perantara (mediator)
c). Arbritasi
Arbitasi berasal dari kata latin Arbitrium, artinya melalui pengadilan, dengan seorang hakim (arbiter) sebagai
pengambil keputusan
d). Koersi
koersi ialah suatu cara menyelesaikan pertikaian dengan menggunakan paksaan fisik atau psikologis.
e). Detento
detento berasal dari kata perancis yang berarti mengendorkan. Pengetian yang diambil dari dunia diplomasi ini
berarti mengurangi hubungan tegang antara dua pihak yang bertikai
Genjatan senjata, yaitu penaggulan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan
tertentu yang tidak boleh diganggu.
g). Statemate.
Statemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu
berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang. Selain cara diatas ada pula cara-cara lain untuk memecahkan
konflik adalah sbb.
1. Pengertian kekerasan
Istilah kekerasan mengambarkan sebuah perilaku yang terbuka (overt) atau tertutup (covert) atau yang bersifat
menyerang (offensive) dan yang bersifat bertahan (deffense) yang disertai penyerahan kekuatan terhadap orang lain.
Kekerasan (violence) menurut sebagian para ahli disebut sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan yang
bersifat fisik maupun psikis yang bertentangan dengan hukum. Kekerasan merujuk pada tindakan agresi yang
mengakibatkan pelanggaran atau menyakiti orang lain.
2. Bentuk-bentuk kekerasan
a) Pembunuhan (murder)
b) Pemerkosaan (rope)
c) Penganiyaan berat (aggravaded assault)
d) Perampokan bersenjata (armed lobery)
e) Penculikan (kidnapping)
Kejahatan kekerasan individual (perseorangan). Sedangkan yang termasuk kepada kejahatan kolektif
(kelompok) adalah perkelahian massal.
pada umumnya bersikap non-politis. Yang ruang lingkungannya terbatas pada suatu kelompok komunitas lokal
misalnya main hakim sendiri ketika seorang pelaku kejahatan tertangkap di wilayah tersebut. Kekerasan dilakukan
untuk gagahan ataupun lucuan (just for fun), biasanya dilakukan remaja dalam bentuk vandalisme
biasanya merupakan reaksi terhadap penguasa. Pemeran sertanya adalah semua yang merasa berkepentingan kolektif
untuk menentang sebuah kebijakan. Yang tidak adil atau tidak jujur.
kekerasan untuk mencapai tujuan ekonomis dan politisi dari sesuatu organisasi yang tersusun dan teroganisasi
dengan baik.
a. individual
Faktor penyebab kekerasan adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa. Faktor
yang bersifat sosial antara lain konflik rumah tangga, faktor budaya, dan faktor media massa.
Perilaku kekerasan oleh individu adalah agresivitas yang dilakukan individu secara sendirian Maupun
direncanakan dan dilakukan secara bersama atau kelompok.
Menurut Mac phail, kekerasan atau kerusuhan massal walaupun terjadi ditempat ramai dan melibatkan
banyak orang, namun sebenarnya hanya dilakkan orang-orang tertentu saja.
b. faktor kelompok
benturan antara identitas kelompok yang berbeda sering menjadi penyebab kekerasan.