PEMBAHASAN
A. Pengertian konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin ConIfigere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Sedangkan dalam kamus
besar bahasa indonesia (2002). Konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan,
dan pertentangan. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan
individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam
pandangan ini, pertikaian menunjakan adannya perbedaan antara dua atau lebih
individu yang diekspresikan, dingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249)
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977: 122), konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan 9 akibat daripada
berbangkitnya keadaan yang tidaketujuaan, kontrofersi, pertentangan antara dua pihak
atau lebih pihak secara berterusan.
Konflik bukan merupak hal yang statis, tetapi dinamis dan mempunyai proses sendiri.
Konflik tidak terjadi dengan tiba-tiba, tetapi ada kondisi yang mendukungnya. Bila
terjadi tidak langsung besar, tetapi mulai dari kecil pada awalnya, memuncak besar
pada klimaks, dan mereda pada akhirnya. Konflik dalam masyarakat akan selalu ada,
hal ini dikarenakanadanya kepentingan-kepentingan dalam masyarakat yang berbeda-
beda dan antarakepentingan yang satu dengan yang lain seringkali bersinggungan
sehingga terjadi konflik.
Melihat adanya dampak dari perkelahian ini maka diperlukan adanya upaya
untuk meredam perkelahian ini. Karena dengan adanya perkelahian ini kegiatan
dan aktivitas masyarakat akan mempengaruhi dalam berhubungan
kemasyarakatan sebagai mahluk sosial. Ketika terjadi perkelahian sebelumnya
bisa diselesaikan oleh aparat tingkat daerah.
Mengahadapi situasi sulit Kapolda kota ternate serta bawaanya harus secepatnya
mengajak kedua belah pihak untuk berdamai. Bentuk ajakan tersebut diwujudkan
dalam pertemuan di kantor Kapolda ternate, yang dihadiri oleh kedua belah pihak
serta tokoh masyarakatan yang bersangkutan. Dalam pertemuan kekeluargaan
tersebut, kedua perwakilan warga kubu tersebut, sepakat untuk tidak melakukan
tindakan balasan atas persoalaan ini. Persoalan hukum yang menyangkut korban
maupun perusakan rumah diserahkan sepenuhnya ke aparat hukum.