1/Jan-Mrt/2013
98
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
3 5
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, ha1.259. Hukum Pidana, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,
4
ITAC, "IIIC Common Views Paper On: Cybercrime ", 2003, ha1.25.
th 6
IIIC 2000 Millenium Congress, September 19 , 2000, Marc Ancel, Social Defence, A Modern Approach to
ha1.5. Lihat dalam Barda Nawawi Arief, Masalah Criminal Problem (London, Routledge & Kegan
Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana Pau1,1965,ha1.4-5), lihat dalam Barda Nawawi
dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana Arief, Ibid.,ha1.21.
Prenada Media Group, Jakarta, 2007, ha1.240.
99
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
penyelenggara atau pelaksana putusan Saat ini Indonesia telah memiliki cyber
pengadilan. law untuk mengatur dunia maya berikut
sanksi bila terkaji cybercrime baik di wilayah
B. TEKNOLOGI INFORMASI DAN Indonesia maupun di luar wilayah hukum
PERKEMBANGANNYA Indonesia yang akibatnya dirasakan di
Perkembangan teknologi informasi yang Indonesia. Cybercrime terus berkembang
terjadi pada hampir setiap negara sudah seiring dengan revolusi teknologi informasi
merupakan ciri global yang mengakibatkan yang membalikkan paradigma lama
hilangnya batas-batas negara (borderless). terhadap kejahatan konvensional ke arah
Negara yang sudah mempunyai kejahatan virtual dengan memanfaatkan
infrastruktur jaringan informasi yang lebih instrumen elektronik tetapi akibatnya
memadai tentu telah menikmati hasil dapat dirasakan secara nyata.
pengembangan teknologi informasinya, Penanggulangan cybercrime oleh aparat
negara yang sedang berkembang dalam penegak hukum sangat dipengaruhi oleh
pengembangannya akan merasakan adanya peraturan perundang-
kecenderungan timbulnya neo- undangan.Terdapat beberapa perundang-
7
kolonialisme. Hal tersebut menunjukan undangan yang berkaitan dengan teknologi
adanya pergeseran paradigma dimana informasi khususnya kejahatan yang
jaringan informasi merupakan infrastruktur berkaitan dengan Internet sebelum
bagi perkembangan suatu negara. disahkannya UU ITE.
Jaringan informasi melalui komputer Penegakkan hukum cybercrime
(interconnected computer networks) dapat sebagaimana telah dilakukan Mabes Polri
digolongkan dalam tiga istilah yaitu pada tahun 2007 di atas dilakukan dengan
ekstranet, intranet dan internet. Intranet menafsirkan cybercrime ke dalam
adalah "a private network belonging to an perundang-undangan KUHP dan khususnya
organization, usually a corporation, undang-undang yang terkait dengan
accessible only by the organization's perkembangan teknologi informasi seperti:
members, employes, or others with 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999
authorization 8 dan ekstranet adalah "a tentang Telekomunikasi.
fancy way of saying that a corporation has 2. Undang-Undang No.19 tahun 2002
opened up portions of its intranet to tentang Hak cipta.
authorized users outside the corporation.9 3. Undang-Undang No 25 Tahun 2003
tentang Perubahan atas Undang-Undang
PEMBAHASAN No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak
A. ASPEK-ASPEK YANG BERHUBUNGAN Pidana Pencucian Uang.
DENGAN TINDAK PIDANA TEKNOLOGI 4. Undang-Undang No 15 Tahun 2003
INFORMASI tentang Pemberantasan Tindak Pidana
1. Aspek Perundang-undangan yang Terorisme.
Berhubungan dengan Tindak Pidana
Teknologi Informasi 2. Aspek Aparatur Penegak Hukum
Penegak hukum di Indonesia mengalami
kesulitan dalam menghadapi merebaknya
7
Lihat di www.ristek.go.id, Perlunya Studi cybercrime. Hal ini dilatarbelakangi masih
Perbandingan dalam Pengembangan Teknologi sedikitnya aparat penegak hukum yang
Informasi di Indonesia.2001di akses pada tangga1 29
Agustus 2008.
memahami seluk-beluk teknologi informasi
8
Lihat di http://netforbeginners.mining;s.com (internet), di samping itu aparat penegak
diakses pada tangga130 Agustus 2008. hukum di daerah pun belum siap dalam
9
Ibid
100
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
101
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
102
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
103
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
104
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
yang mensyaratkan bahwa suatu informasi regeling).24 Tindakan seperti ini, menurut
harus berbentuk tertulis atau asli selain Pasal 14 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
yang diatur dalam Pasal 5 ayat (4), 1970 tentang kekuasaan kehakiman,
persyaratan tersebut telah terpenuhi dibenarkan karena seorang Hakim tidak
berdasarkan undang-undang ini jika boleh menolak untuk memeriksa, mengadili
informasi elektronik tersebut terjamin dan memutuskan suatu perkara dengan
keutuhannya dan dapat alasan peraturan perundang-undangan
dipertanggungjawabkan, dapat diakses, yang tidak menyebutkan, tidak jelas, atau
dapat ditampilkan sehingga menerangkan tidak lengkap (asas ius curia novit). Bila
suatu keadaan". keputusan Hakim yang memuat eigen
Penegasan terhadap informasi regeling ini dianggap tepat dan dipakai
elektronik dan dokumen elektronik dapat berulang-ulang oleh Hakim-hakim lainnya,
dijadikan menjadi alat bukti penyidikan, maka keputusan ini akan menjadi sebuah
penuntutan dan pemeriksaan di sidang sumber hukum bagi peradilan
25
pengadilan tertulis di dalam Pasal 44 UU ITE (rechtspraak).
yang isinya sebagai berikut :23 Dengan dasar-dasar di atas, seorang
a. alat bukti sebagaimana dimaksud Hakim diberikan keleluasan untuk
dalam ketentuan Perundang- menemukan hukum (eeditsvinding), baik
undangan; dan dengan cara Melakukan interpretasi hukum
b. alat bukti lain berupa Informasi (wetinteepeetatie), maupun dengan
Elektronik dan/atau Dokumen menggali, mengikuti dan memahami nilai-
Elektronik sebagaimana dimaksud nilai hukum yang hidup dalam masyarakat.
dalam Pasal 1 angka 1 dan angka 4 Metoda interpretasi yang dapat digunakan
serta Pasal 5 ayat (1), ayat (2), dan claim pencarian kekuatan hukum dari akta
ayat (3). elektronik dan tanda tangan elektronik
Sesungguhnya pandangan yang khususnya adalah interpretasi analogi,
mengatakan alat bukti elektronik tidak interpretasi ekstensif dan interpretasi
dapat menjadi alat bukti tertulis tidaklah sosiologis.26
mutlak, karena sangat tidak relevan di Metoda interpretasi analogis dilakukan
jaman teknologi tetap memandang alat dengan memberi ibarat terhadap suatu
bukti tertulis hanya yang berbentuk kata-kata sesuai dengan asas hukumnya,
konvensional. Disinilah Hakim dituntut sehingga suatu peristiwa yang pada
untuk berani melakukan tembosan hukum awalnya tidak dapat dimaksudkan, lalu
karena dia yang paling berkuasa dalam dianggap sesuai dengan ketentuan
memutuskan suatu perkara dan karena dia peraturan tersebut, misalnya menyambung
juga yang dapat memberi suatu vonnis van aliran listrik dianggap mencuri/mengambil
de rechter (keputusan hakim) yang tidak aliran listrik sebagaimana yang ditegaskan
langsung dapat didasarkan atas suatu dalam yurisprudensi tetap Hoge Raad der
peraturan hukum tertulis atau tidak Nederlanden (pengadilan tertinggi di
tertulis. Dalam hal ini, Hakim harus Belanda). Berdasarkan asas konkordansi,
membuat suatu peraturan sendiri (eigen pengadilan Indonesia menggunakan
yurisprudensi ini untuk menjawab
24
E. Utrecht dan Moh. Saleh Djindang, Pengantar
23
Pasal 44 ayat (4) Undang-Undang No. 11 tahun Dalam Hukum Indonesia, cetakan kesebelas,
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, penerbit P.T. Ichtiar Baru dan Penerbit Sinar
diundangkan pada 28 April 2008, Lembaran Negara Harapan, Jakarta, 1989, hal.121.
25
No.58. Ibid.
26
Ibid, hal.203.
105
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
106
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
107
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
108
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
109
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
110
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
teknologi informasi di Indonesia, tetapi Caldwell, Kave. “Applying Old Law to New
hal tersebut haras didukung dengan Technology”, The Commercenet
pengetahuan dan keterampilan, serta Newsletter The Public Policy Report. Vol.
kerja sama antara aparat penegak 2 No. 7 Agustus 2000.
hukum balk lingkup regional maupun Chandra, Fransisca Haryanti., Internet :
internasional mengingat tindak pidana Information Superhighway. Makalah
cybercrime yang borderless. pada Penataran Kualitas Dosen di Bidang
2. Yurisdiksi cyberspace sangat Pengolahan Data dan Penyusunan
berpengaruh dalam penegakan Presentasi Melalui Media Komputer bagi
hukummengingat jarak, biaya dan Dosen PTS Kopertis Wilayah VI di
kedaulatan masing-masing negara. Semarang, 4-8 September 1995.
Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama Didik J.Rachbini, "Mitos dan Implikasi
Internasional baik mutual assistance, Globalisasi " : Catatan Untuk Bidang
perjanjian ekstradisi dan kesepakatan Ekonomi dan Keuangan, Pengantar edisi
atau kerjasama dengan negara-negara Indonesia dalam Hirst, Paul dan
lain terkait kejahatan cybercrime Grahame Thompson, Globalisasi adalah
dalam upaya penegakan hukum dalam Mitos, Jakarta, Yayasan Obor, 2001.
menanggulangi tindak pidana teknologi Freddy Haris, Cybercrime dari Persfektif
informasi. Akademis, Lembaga Kajian Hukum dan
Teknologi Fakultas Hukum Universitas
DAFTAR PUSTAKA Indonesia.
Abdul Mu’in M., Teknologi Informasi Dalam Hanny Kamarga, Belajar Sejarah Melalui E-
Sistem Jaringan Perpustakaan Perguruan Learning : Alternatif Mengakses Sumber
Tinggi. www.yahoo.com. Diakses pada Informasi Kesejarahan, PT Intimedia,
tanggal 1 September 2008. Jakarta, 2002.
Abdul Wahib dan Mohammad Labib, Hoefnagels, G. Peter., The Other Side of
Kejahatan Mayantara (Cybercrime), Criminology, An Inversion of the Concept
Refika Aditama, Bandung, 2005. of Crime, 972.
Abadinsky, Howard., Prohobition and Horton, Paul B dan Chester L.Hunt,
Parole : Theory and Practice, Prentice- Sosiologi, Erlangga, Jakarta, 1984,
Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, ha1.237.
1977. lbrahim. Johannes., Kartu Kredit Dilematis
Agus Raharjdo, Cybercrime Pemahaman Antara Kontrak dan Kejahatan. Bandung:
Dan Upaya Pencegahan Kejahatan Refika Aditama, 2004.
Berteknologi, Op.Cit. Jeff Zalesky, Spritualitas Cyberspace,
Andi Hamzah, Aspek-Aspek Pidana di Bagaimana Teknologi Komputer
Bidang Komputer, 1998. Mempengaruhi Kehidupan
Anton M. Moelijono, (et.al)., Kamus Besar Keberagaman Manusia, Mizan,
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Bandung, 1999.
Jakarta,1998. Marc Ancel, Social Defence, A Modern
A. Mulder ,"Strafrechtspolitiek" Delikt en Approach to Criminal Problem (London,
Delinkwent Mei 1980,ha1.333, lihat Routledge & Kegan Pau1,1965,ha1.4-5).
dalam Barda Nawawi Arief, Meliala. Adrianus., Menyingkap Kejahatan
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Krah Putih. Jakarta: Pustaka Sinar
Kebijakan Hukum Pidana, PT.Citra Aditya Harapan,1993.
Bakti, Bandung, 2003.
111
Lex Crimen, Vol.II/No.1/Jan-Mrt/2013
M.Arief Mansur dan Alistaris Gultom, Sahetapy, J.E., Teori Kriminologi Suatu
CyberLaw; Aspek Hukum Teknologi Pengantar, Citra Aditya Bakti, Bandung,
Informasi, Op. Cit. 1992.
Muladi, Demokratisasi,HakAsasi Manusia -------------., dan Mardjono Reksodiputro,
dan Reformasi Hukum di Indonesia, The Paradoks Dalam Kriminologi, Rajawali
Habibie Center, Jakarta, 2002, hal.269. Press, Jakarta, 1989.
Moeljatno. Perbuatan Pidana dan Sapardjaja. Komariah Emong., Ajaran Sifat
Pertanggungjawaban Dalam Hukum Melawan Hukum Materiel Dalam Hukum
Pidana. Yogyakarta: 1969. Pidana Indonesia. Bandung: Alumni,
Naskah akademik RUU tindak pidana di 2002.
bidang Teknologi Informasi disusun oleh Silalahi, Darwin. “Banyak Negara Bersiap
Mas Wigantom Roes Setiyadi. dengan Ekononmi Berbasis Internet,“
-------------., Asas-Asas Hukum Pidana. Harian Kompas,. Tanggal 10 April 2000.
Jakarta, Bina Aksara, 1983 Soemadipradja. R Achmad S., Hukum
Nitibaskara, Tubagus Ronny Rahman., Pidana dalam Yurisprudensi. Bandung:
Ketika Kejahatan Berdaulat: Sebuah Armico, 1990.
Pendekatan Kriminologi, Hukum dan Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana,
Sosiologi,Peradaban, Jakarta, 2001. Alumni, Bandung, 1977, hal. 100.
Onno W Purbo, Kebangkitan Nasional Ke-2 Sutanto, Hermawan Sulistyo, dan Tjuk
Berbasis Teknologi Informasi, Computer Sugiarto, Cybercrime-Motif dan
Network Research Group, ITB,2007. Lihat Penindakan, Pensil 324, Jakarta
dalam yclday@garuda.drn.go.id. Pada
tanggal 5 Agustus 2008. Undang-Undang:
Pattiradjawane, Rene L., “Globalisasi dan Undang-Undang Nomor I 1 Tahun 2008
Teknologi Menuju Keseimbangan Baru,” Tentang Informasi dan Tmnsaksi
Harian Kompas, Tanggal 28 April 2000. Elektronik.
Pontier, J.A. (Penerjemah: B. Arief Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Sidharta). Penemuan Hukum. Bandung: tentang Perbanbankan junto Undang-
Jendela Mas Pustaka, 2008. Undaag Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Rahardjo. Agus., Cybercrime. Pemahaman Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
dan Upaya Pencegahan Kejahatan 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Berteknologi. Bandung: Citta Aditya
Bakti, 2002. Lain-Lain:
Reksodiputro, Mardjono., Sistem Peradilan Abidin M Asyek www.groups.
Pidana Indonesia (Melihat Pada google.mm/group/imssumatra
Kejahatan dan Penegakan Hukum Dalam Majalah Warta Ekonomi No. 9, 5 Maret
Batas-Batas Toleransi), Pidato 2001
Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Majalah CyberTECH , dengan judul “Steven
bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Haryanto” ,6 November 2002.
Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, Majalah Gatra No.23 Tahun XIV17-23 April
30 2008.
Romli Atmasasmita, Ruang Lingkup www.bankgaransi blogspot.com. Modus
Berlakunya Hukum Pidana terhadap Kejahatan Kartu ATM dan Kartu Kredit.
Kejahatan Transnasional Terorganisasi, www.idsirtii.or.id. Mewaspadai Kejahatan
artikel dalam Padjajaran Jilid XXIV No.2 Layanan Perbankan Elektronik. 2010
tahun 1996.
112