Anda di halaman 1dari 6

KEKERASAN TERHADAP ANAK, PELANGGARAN HAM A.

Pendahuluan Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang berlaku seumur hidup serta tidak dapat di ganggu gugat oleh siapapun. Hak-hak tersebut berkaitan dengan kesamaan atau keselarasan tanpa membedakan suku, golongan, keturunan,jabatan, dan lain sebagainya karena pada hakikatnya setiap manusia adalah sama-sama makhluk hidup ciptaan Tuhan. Jika melihat perkembangan HAM di negara ini ternyata masih banyak pelanggaran HAM yang sering kita temukan. Mulai pelanggaran kecil yang berhubungan dengan norma hingga pelanggaran HAM besar yang bersifat kriminal dan menyangkut masalah keselamatan jiwa. Untuk menyelesaikan masalah tersebut perlu adanya keseriusan dari pemerintah baik pusat maupun dearah dalam menangani pelanggaran-pelanggaraan yang terjadi dan memberikan hukuman bagi pelaku yang terbukti melakukan pelanggaran HAM. Selain itu juga masyarakat perlu memahami tentang HAM dan turut serta menegakkan Hak Asasi Manusia mulai dari lingkungan sosial tempat mereka tinggal. Salah satu contoh pelanggaran HAM di Indonesia adalah kekerasan terhadap anak. Persoalan ekonomi dan sosial yang melanda Indonesia berdampak pada peningkatan skala yang dihadapi anak Indonesia yang ditandai dengan semakin banyaknya anak yang mengalami perlakuan salah, eksploitasi, tindak kekeraan, anak yang diperdagangkan, ditelantarkan, serta anak yang telah berhadapan dengan hukum dan lain sebagainya. Sekarang ini diperkirakan jumlah anak yang mengalami tindakan kekerasan dan membutuhkan perlindungan khusus semakin besar. Kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran hak-hak anak pun semakin marak. Negara kita sebenarnya telah banyak memberikan perhatian terhadap hak-hak anak. Hal itu dibuktikan dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur entang usaha

kesejahteran anak dan keikutsertaan Indonesia dalam penandatanganan konvensi hakhak anak (Convention On The Right of The Child). Namun, dalam pelaksanaannya masih menghadapi berbagai kendala yang disebabkan oleh banyak faktor, antara lain peraturan pemerintah yang belum semuanya terwujud secara efektif, kesigapan para penegak hukum, serta kurangnya perhatian dan keikutsertaan masyarakat dalam menangani permasalahan anak.

B. Pembahasan Pengertian Hukum Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Hukum terbagi atas beberapa bidang hukum, diantaranya hukum

pidana/hukum publik, hukum perdata/hukum pribadi, hukum acara, hukum tata negara, hukum administrasi negara/hukum tata usaha negara, hukum

internasional, hukum adat, hukum islam, hukum agraria, hukum bisnis, dan hukum lingkungan.

Pengertian Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia adalah hak yang telah melekat pada setiap manusia yang sudah seharusnya dihormati serta dijunjung tinggi oleh siapapun karena dilindungi juga oleh Negara, Hukum dan Pemerintah. Pada dasarnya hak asasi manusia perlu dijunjung tinggi demi terjaganya harkat dan martabak setiap manusia itu sendiri. Hak Asasi manusia ini berlaku seumur hidup. Hak Asasi Manusia bersifat universal yang artinya berlaku bagi setiap manusia secara adil tanpa melihat perbedaan berupa agama, suku, ras, serta latar belakangnya. Hak Asasi Manusia itu melakat pada diri setiap manusia karena itu bukan merupakan pemberian atau kekuasaan dari orang lain, melainkan berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Sejarah Hak Asasi Manusia di Indonesia Sejarah perjuangan penegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia, secara sederhana dapat dibagi menjadi empat periode waktu, yaitu zaman penjajahan (19081945), masa pemerintahan Orde Lama (1945-1966), periode kekuasaan Orde Baru (1966-1988) dan pemerintah reformasi (1988-sekarang).

Perjuangan menegakkan Hak Asasi Manusia pada zaman penjajahan adalah untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia agar bisa terbebas dari imperialisme dan kolonialisme. Sedang pada masa Orde Lama, upaya untuk mewujudkan demokrasi menjadi sesuatu atau esensi yang diperjuangkan. Demikian juga pada masa Orde Baru yang memiliki karakter kekuasaan yang cenderung otoriter. Pada masa ini, HAM malah kerap ditafsirkan sesuai dengan kepentingan politik dan kekuasaan. Akibatnya, perjuangan penegakan HAM selalu terbentur oleh kekuasaan. Sedangkan pada saat ini, perjuangan menegakkan HAM mulai merambah ke wilayah yang lebih luas, seperti perjuangan untuk memperoleh jaminan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Secara legal-formal, Indonesia sendiri telah membuat langkah-langkah konkret dalam upayanya untuk turut serta dalam pemajuan dan perlindungan HAM tersebut. Sampai saat ini, Indonesia telah meratifikasi 6 konvensi internasional, dan pada tahun 2005 yang lalu telah meratifikasi Kovenan Hak Sipol dan Kovenan Hak Ekosob. Selain itu, dengan telah diamandemennya Undang-Undang Dasar 1945, hak asasi manusia pun kini sudah menjadi hak konstitusional. Contoh Pelanggaran Hak Asasi Manusia Salah satu contoh dari pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah Kasus Kekerasan Pada Anak. Disadari atau tidak, tidak sedikit kekerasan yang terjadi pada anak di Indonesia. Dari artikel yang saya ambil merupakan sebuah gambaran kekerasan yang terjadi pada anak, sudah banyak sekali kasus kekerasan yang terjadi. Tentu ini bukan nilai atau jumlah yang sedikit. Lantas, bagaimana penyelesaiannya? Cara apa yang harus diambil untuk menekan angka kekerasan pada anak ini. Menurut Sutanto (2006), kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa/anak yang lebih tua dengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab/pengasuhnya, yang berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat atau kematian. Kekerasan anak lebih bersifat sebagai bentuk penganiayaan fisik dengan terdapatnya tanda atau luka pada tubuh sang anak. Jika kekerasan anak dilakukan oleh guru terhadap muridnya di sekolah, maka hal tersebut dapat disebut kekerasan di sekolah. Beberapa kriteria yang termasuk perilaku menyiksa dan kekerasan adalah:

a. Menghukum secara berlebihan b. Memukul c. Menyulut dengan puntung rokok, menampar, membakar, bahkan membanting. d. Terus menerus mengkritik, mengancam, atau menunjukkan sikap penolakan terhadap anak. e. Pelecehan seksual f. Menyerang anak secara agresif g. Mengabaikan anak; tidak memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi anak, memberikan rasa aman pada anak, dan lain-lain. Efek tindakan dari korban penganiayaan fisik ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Ada anak yang menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi; ada yang menjadi sangat pasif dan apatis; ada yang tidak mempunyai kepribadian sendiri atau memiliki kepribadian ganda; ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri.

Penyelesaian Kasus Menurut pendapat saya, kekerasan pada anak ini tidak seharusnya terjadi. Bukankah anak adalah bagian pemberian Tuhan yang selalu dinanti para orang tua? Lalu kenapa harus terjadi kekerasan pada mereka? Seharusnya ada pemahaman yang lebih terhadap setiap orang, terlebih lagi para orang tua bahwa anak juga memiliki hak asasi manusia yang sudah seharusnya dilindungi. Meskipun pasti setiap orang berpikir, anak adalah sosok yang lemah, bukan berarti kita sebagai makhluk yang lebih dewasa berhak untuk melakukan kekerasan kepada mereka. Mungkin ada kalanya ketika anak melakukan kesalahan, kita sebagai orang yang lebih mengerti, menghukumnya. Namun hukuman yang diberikan janganlah berbau kekerasan, seperti contohnya memukul, menjewer, mencubit atau bahkan mencambuk. Karena tidak sedikit orang yang melakukan itu terhadap anak. Seharusnya orang yang melakukan kekerasan tersebut dihukum sesuai dengan perbuatannya, serta diberi pengetahuan tentang bagaimana seharusnya ia bersikap terhadap sesama manusia. Alangkah lebih baiknya, ketika anak melakukan kesalahan kita

memberitahunya dengan teguran atau nasehat, bahwa yang dilakukannya itu salah.

Buat anak mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan mengintimidasi anak karena kesalahannya sebab menurut yang saya tahu, apabila kita melakukan itu pada anak-anak, psikologis anak tersebut bisa saja terganggu. Bahkan bisa juga mengubah perilakunya menjadi orang yang cenderung keras dan kasar. Disadari atau tidak, apa yang kita lakukan pada mereka, bisa saja dilakukan anak itu juga kepada orang lain. Jadi, sebagai manusia yang sudah sepatutnya berpikir dewasa, kita seharusnya mengerti bahwa Hak Asasi Manusia itu melekat pada diri setiap manusia, tidak terkecuali pada anak. Setiap manusia juga seharusnya bisa saling menghormati hakhak asasi setiap manusia lain demi tercapainya kehidupan yang baik dan harmonis antara setiap manusia. Dan adapun cara untuk mengurangi kekerasan terhadap anak yaitu: 1. Pendekatan individu, yaitu dengan cara menambah pemahaman agama, karena tentunya seorang yang mempunyai pemahaman agama yang kuat akan lebih tegar menghadapi situasi-situasiyang menjadi factor terjadinya kekerasan. 2. Pendekatan sosial melingkupi pendekatan partisipasi masyarakat dalam melaporkan dan waspada setiap tindakan kejahatan, terutama human trafficking. 3. Pendekatan medis, untuk memberikan pelayanan dan perawatan baik secara fisik atau kejiwaan, juga memberikan penyuluhan terhadap orang tua tentang bagaimana mengasuh dan mengajari anak dengan baik dan benar. 4. Terakhir adalah pendekatan hukum, tentunya yang bertanggung jawab masalah ini adalah pemerintah untuk selalu mencari dan menanggapi secara sigap terhadap setiap laporan atau penemuan kasus kekerasan dan kejahatan dan menghukumnya dengan ketentuan hukum yang berlaku.

C. Penutup Anak merupakan titipan Tuhan dan aset penting negara yang nantinya akan berperan sebagai penerus keberlangsungan sebuah negara apakah negara itu akan maju atau justru mengalami kemunduran. Sekolah merupakan kehidupan kedua bagi anak, dimana keluarga sebagai tempat pertama kali anak dapat mengenal aturanaturan yang berlaku di linkungan keluarga dan masyarakat. Disekolah, anak diajarkan berbagai pelajaran dan norma-norma lain yang lebih bervariatif dari gurunya. Apabila gurunya yang seharusnya menjadi panutan bagi mereka justru melakukan tindakan yang tidak baik terhadap muridnya bukan tidak mungkin anak tersebut juga akan menirunya. Sebagai seorang guru dan orang tua kedua bagi muridnya seharusnya memberikan pendidikan yang baik dan memberikan kasih sayang yang tulus bagi mereka. Bukannya malah menjadikan murid sebagai alasan untuk melegalkan tindak kekerasan di sekolah jika si murid melakukan kesalahan sehingga menyebabkan si anak tersebut mengalami tekanan mental dan memutuskan untuk tidak lagi bersekolah. Adapun cara untuk mengurangi kekerasan terhadap anak yaitu dengan pendekatan individu, pendekatan sosial, pendekatan medis, dan pendekatan hukum.

Anda mungkin juga menyukai