Anda di halaman 1dari 4

Forum Diskusi 6 ini akan membahas tentang persoalan-persoalan yang berkaitan dengan

pentingnya hak dan kewajiban warga negara.

Indonesia adalah negara yang dengan tegas dan jelas menyatakan akan melindungi hak-hak
warga negaranya. Di antara sekian banyak hak asasi warga negara tersebut, salah satu hak yang
perlu dilindungi adalah hak anak. Sayangnya, perlindungan negara terhadap hak anak ini
tampaknya masih menghadapi persoalan serius. Beberapa kali kasus kekerasan terhadap anak
masih terjadi. Tidak jarang bahkan kekerasan tersebut merenggut nyawa anak yang menjadi
korban. Menurut Anda, upaya apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
melindungi hak anak tersebut? Silakan sampaikan pendapat Anda melalui forum diskusi ini.

Jawab :

Di Indonesia, kekerasan terhadap anak sering kali terjadi. Salah satu pemicunya adalah
kemiskinan atau kesulitas ekonomi yang dihadapi para orangtua. Namun, faktor tersebut bukan
satu-satunya faktor pemicu kekerasan terhadap anak. Kekerasan terhadap anak terkait erat
dengan faktor kultural dan sktruktural dalam masyarakat. Dari faktor kultural, misalnya, adanya
pandangan bahwa anak adalah harta kekayaan orang tua atau pandangan bahwa anak harus patuh
kepada orang tua seolah-olah menjadi alat pembenaran atas tindak kekerasan terhadap anak. Bila
si anak dianggap lalai, rewel, tidak patuh, dan menentang kehendak orang tua, dia akan
memperoleh sanksi atau hukuman, yang kemudian dapat berubah menjadi kekerasan. Sedangkan
faktor struktural diakibatkan adanya hubungan yang tidak seimbang, baik di lingkungan keluarga
maupun masyarakat. Di sini, anak berada dalam posisi lebih lemah, lebih rendah karena secara
fisik, mereka memang lebih lemah daripada orang dewasa dan masih bergantung pada orang-
orang dewasa di sekitarnya.

Adapun kekerasan yang dialami oleh anak adalah sebagai berikut :

1. Kekerasan Fisik; merupakan tindakan kekerasan yang diarahkan secara fisik kepada anak
dan anak merasa tidak nyaman dengan tindakan tersebut. Adapun beberapa bentuk
kekerasan fisik yang dialami anak antara lain tendangan, pukulan, mendorong, mencekik,
menjambak rambut, meracuni, membenturkan fisik ke tembok, mengguncang, menyiram
dengan air panas, menenggelamkan, melempar dengan barang, dll.
2. Kekerasan Psikis; merupakan tindakan kekerasan yang dirasakan oleh anak yang
mengakibatkan terganggunya emosional anak sehingga dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak secara wajar. Adapun bentuk-bentuk dari kekerasan psikis ini antara lain :
intimidasi (seperti menggertak, mengancam, dan menakuti), menggunakan kata-kata
kasar, mencemooh, menghina, memfitnah, mengontrol aktivitas sosial secara tidak wajar,
menyekap, memutuskan hubungan sosial secara paksa, mengontrol atau menghambat
pembicaraan, membatasi kegiatan keagamaan yang diyakini oleh seorang anak dan lain
sebagainya.

3. Kekerasan Seksual; merupakan tindakan kekerasan yang dialami oleh anak yang
diarahkan peda alat reproduksi kesehatan anak yang mengakibatkan terganggunya
tumbuh kembang anak baik secara fisik, psikis dan social anak. Adapun bentuk kekerasan
seksual tersebut antara lain : hubungan seksual secara paksa/tidak wajar
(pemerkosaan/percobaan pemerkosaan, incest, sodomi), penjualan anak untuk
pelacuran/pornografi, pemaksaan untuk menjadi pelacur, atau pencabulan/pelecehan
seksual serta memaksa anak untuk menikah.

4. Penelantaran; merupakan tindakan kekerasan yang dialami anak baik disengaja atau tidak
sengaja yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang secara fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual dari orang yang
memiliki kewenangan atas anak tersebut. Adapun bentuk penelantaran tersebut antara
lain pengabaian terhadap kebutuhan dan keinginan anak, membiarkan anak melakukan
hal-hal yang akan membahayakan anak, lalai dalam pemberian asupan gizi atau layanan
kesehatan, pengabaian pemberian pendidikan yang tepat bagi anak, pengabaian
pemberian perhatian dan kasih sayang dan tindakan pengabaian lainnya.

5. Eksploitasi ekonomi yaitu tindakan yang mengeksploitasi ekonomi anak dengan maksud
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain (Pasal 88 UU PA).

6. Kekerasan lainnya seperti:

1. perlakuan kejam, yaitu tindakan secara zalim, keji, bengis atau tidak belas kasihan
(Pasal 80 UUPA);
2. abuse atau perlakuan salah lainnya yaitu tindakan pelecehan dan tidak senonoh
(Pasal 81 UUPA);

3. ketidakadilan, yaitu keberpihakan antara anak satu dan lainnya;

4. ancaman kekerasan adalah setiap perbuatan secara melawan hukum berupa


ucapan, tulisan, gambar simbol atau gerakan tubuh baik dengan atau tanpa sarana
yang menimbulkan rasa takut atau mengekang kebebasan hakiki anak (Pasal 1
butir 2 UU PTPPO);

5. pemaksaan, adalah keadaan dimana anak disuruh melakukan sesuatu sedemikian


rupa sehingga anak melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendak sendiri
(Pasal 18 UU PTPPO).

Menurut Pasal 1 angka 15a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyebutkan, bahwa Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran,
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum.

Perlindungan anak terkait erat dengan lima pilar yakni, orang tua, keluarga, masyarakat,
pemerintah, pemerintah daerah dan negara. Kelimanya memiliki keterkaitan satu sama lain
sebagai penyelenggara perlindungan anak. Dalam bentuknya yang paling sederhana,
perlindungan anak mengupayakan agar setiap hak anak tidak dirugikan. Perlindungan anak
bersifat melengkapi hak-hak lainnya menjamin bahwa anak-anak akan menerima apa yang
mereka butuhkan agar mereka dapat bertahan hidup, berkembang dan tumbuh.

Menurut saya, upaya yang perlu dilakukan pemerintah dalam rangka melindungi hak-hak
anak adalah perlu diadakannya penegakan hukum yang maksimal. Sebab, bukan tidak mungkin
fakta-fakta tentang kesengsaraan dan kesusahan hidup anak akan mengakibatkan persoalan yang
sangat pelik di masa mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan sistem yang
terintegrasi antara setiap pemerintah, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, Lembaga
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat ataupun media. Selain itu, diperlukannya kecekatan yang
dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi, karena salah satu faktor penyebab
terjadinya kekerasan pada anak adalah tingkat kemiskinan. Karena itu, pemerintah harus
menjadikan masalah kemiskinan dan penyediaan lapangan pekerjaan sebagai prioritas utama.
Dan yang lebih penting lagi adalah kesadaran masyarakat untuk ikut membantu mengawasi dan
melindungi anak-anak juga perlu ditingkatkan. Kalau ada tetangga yang memukul anaknya, kita
harus berani menegur dan mencegahnya. Sebab, anak-anak dilindungi undang-undang..

Indikator penilaian :

Mengemukakan pendapat dengan berdasar pada BMP MKDU 4111 Pendidikan


Kewarganegaraan; mengaitkan pendapat dengan persoalan nyata di masyarakat; dan
menyampaikan gagasan sendiri dengan disertai argumen yang kuat.

Selamat Berdiskusi...

Sumber :

https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/602/melindungi-hak-anak-dari-kekerasan

http://misaelandpartners.com/perlindungan-terhadap-kekerasan-pada-anak/#:~:text=Pasal
%201%20angka%2015a%20Undang,psikis%2C%20seksual%2C%20dan%2Fatau

Anda mungkin juga menyukai