Anda di halaman 1dari 19

PERILAKU AKTOR POLITIK DALAM PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN: SINDROM TALANGKA DAN MENTALITAS YANG TERKIKIS Disusun Dalam

Rangka Menempuh Tugas Individual Mata Kuliah Psikologi Politik Dosen Pengampu : Drs. Tri Cahya Utama, M

Disusun oleh : !"#I PUTRI PU$PIT R !I %&'()*%)%))%)+%)+% K,- $ %', R .U %/.+)0)'.+%

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

KATA PENGANTAR

Pu1i syukur kehadiran

llah $2T, Tuhan semesta alam yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia0!ya sehingga dapat terselesaikanlah makalah mata kuliah Psikologi Politik dengan 1udul 3Perilaku Perumusan Ke4i1akan Pu4lik5 ini dengan tepat 6aktu. Terima kasih kami u7apkan kepada semua pihak yang turut serta mem4antu penyelesaian makalah ini, 4aik itu 4erupa 4antuan moral maupun material. Tak ada gading yang tak retak. Ungkapan itulah yang me6akili isi dari makalah kami. pa4ila terdapat kesalahan terkait makalah ini, 4aik di senga1a ktor Politik Dalam Proses

maupun tidak di senga1a, kami mohon maa8. $egala kesalahan adalah milik kami, dan segala kele4ihannya adalah semata0mata milik llah $2T. Kami mengharapkan kritik dan saran saudara0saudara sekalian agar dalam penger1aan makalah pada kesempatan 4erikutnya, kesalahan dapat kami minimalisir dan makalah akan le4ih 4aik. $ekian prakata dari kami, kurang dan le4ihnya kami mohon maa8, dan terima kasih apa4ila saudara0saudara sekalian 4erkenan mem4erikan saran.

$emarang, pril '%)' Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar B !a"a#$ $e4agai penyelenggara pemerintahan 4aik pusat maupun daerah, pemerintah dan De6an Per6akilan Rakyat memiliki ke6enangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Dalam melaksanakan ke6enangannya, pemerintah pusat maupun daerah dan DPR atau DPRD perlu merumuskan ke4i1akan pu4lik. Dalam proses perumusan ke4i1akan pu4lik akan ter1adi interaksi antara masyarakat dengan penyelenggara pemerintahan dan antara institusi penyelenggara pemerintahan. $eringkali dalam proses penyusunan ke4i1akan pu4lik yang 4erkaitan dengan anggaran yakni P.! atau P.D dipenuhi dengan adu kepentingan para aktor.

$eharusnya penyusunan anggaran se4agai ke4i1akan pu4lik dilandasi prinsip demokrasi, transparasi, akunta4el, serta memenuhi aspek keadilan 4agi masyarakat. !amun demikian pada kenyataannya seringkali ter1adi ketidakpuasan para stakeholder terhadap ke4i1akan P.! atau P.D yang ditetapkan oleh eksekuti8 dan legislati8 itu. Dalam proses penyusunan ke4i1akan pu4lik 4anyak ke4i1akan yang terkesan tumpang tindih yang dise4a4kan karena para pem4uat ke4i1akan tidak pernah saling melakukan koordinasi dengan departemen yang terkait dengan ke4i1akan terse4ut, serta proses 4irokrasi yang pan1ang dan 4er4elit04elit yang menye4a4kan para pem4uat ke4i1akan merasa enggan untuk melakukan koordinasi.

Pada saat proses bargaining pun yang ter1adi adalah antar aktor0aktor pem4uat ke4i1akan ini menggunakan kekuasaan dan ke6enangan 4ukan untuk

menyingkronkan kepentingan rakyat namun untuk meraih kepentingan dan kekuasaan mereka sendiri sehingga keputusan0keputusan yang diam4il 7enderung le4ih mengutamakan atau men7erminkan keinginan elit politik pem4uat ke4i1akan daripada ke4utuhan rakyat. Dengan 4anyaknya kepentingan yang mun7ul, sudah tentu akan mendorong tim4ulnya persaingan diantara para elit politik sehingga sikap saling men1atuhkan layaknya 3kepiting hidup yang 4erada di dalam keran1ang5 atau le4ih singkatnya dikenal dengan se4utan 3sindrom kepiting5 tidak dapat dihindarkan. $indrom sema7am ini 1ika terus meneruskan di4iarkan akan men1adi penyakit yang 4ersi8at pathogen dan semakin lama rakyat akan menye4ut 4ah6a kesehatan 1i6a elit politik di Indonesia sudah mengalami penurunan yang 7ukup drastis. 1.2 R%&%'a# Ma'a!a( a. .agaimana dinamika isu ke4i1akan politik di Indonesia dan apa yang dimaksud dengan 3$indroma Kepiting59 4. .agaimana peilaku kelompok kepentingan dalam proses perumusan ke4i1akan pu4lik9 7. Tindakan seperti apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi perilaku aktor yang kurang 4aik terse4ut9 1.) T%*%a# a. Mengetahui 4agaimana tahap0tahap dalam perumusan ke4i1akan pemerinah.

4. Menganalisa 4agaimana perilaku politik para politisi dalam proses perumusan ke4i1akan pu4li7. 7. Mampu men7ari solusi dari permasalahan yang dihadapi ketika ter1adi adu kepentingan dalam perumusan ke4i1akan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 D +,#,', K -,*a"a# P%-!," Ke4i1akan pu4lik adalah ke4i1akan atau keputusan yang mengikat orang 4anyak pada tataran strategis atau garis 4esar yang di4uat oleh pemegang otoritas atau kekuasaan pu4lik. $elan1utnya, menurut 2ikipedia Indonesia, yang dimaksud pemegang otoritas atau kekuasaan pu4lik adalah mereka yang menerima mandat dari pu4lik atau masyarakat yang 4iasanya dipilih melalui pemilihan umum ). Dapat disimpulkan 4ah6a 8okus utama dari ke4i1akan pu4lik adalah pelayanan pu4lik, yaitu segala sesuatu yang dilakukan negara untuk mempertahankan, menye1ahterakan, dan meningkatkan kualitas hidup orang 4anyak :masyarakat;. Pem4uatan ke4i1akan merupakan se4uah tahap dalam siklus hidup ke4i1akan. $iklus atau tahap0tahap dari suatu ke4i1akan pada dasarnya dapat dilihat pada ta4el di4a6ah ini, yaitu dimulai dari identi8ikasi masalah, penetapan agenda, perumusan ke4i1akan, legitimasi ke4i1akan :identi8ikasi alternati8 solusi, penilaian alternati8 dan seleksi alternati8;, implementasi ke4i1akan, evaluasi ke4i1akan dan kem4ali pada identi8ikasi masalah'. Disela tahap0tahap terse4ut terdapat aktivitas evaluasi dan interpretasi. Pr.' ' Identi8ikasi Masalah A"t,/,ta' Pu4likasi masalah sosial, mengekspresikan tuntutan akan tindakan dari pemerintah
) '

Tersedia di http:((id.6ikipedia.org( 6iki( Ke4i1akan<pu4lik, diunduh tanggal )= pril '%)' Menurut saya sendiri 4erdasarkan 4e4erapa sum4er yang di4a7a.

Penetapan genda

Menentukan masalah0masalah apa yang akan diputuskan, masalah apa yang akan di4ahas atau ditangani oleh pemerintah Pengem4angan proposal ke4i1akan untuk menyelesaikan dan memper4aiki masalah Memilih proposal, mengem4angkan dukungan untuk proposal terpilih, menetapkannya men1adi peraturan hukum dan kemudian memutuskan konstitusionalnya Mengorganisasikan departemen dan 4adan :institusi;, menyediakan pem4iayaan atau 1asa pelayanan, menetapkan pa1ak Melaporkan output dari program pemerintah, meng0 evaluasi dampak ke4i1akan kepada kelompok sasaran dan 4ukan sasaran, mengusulkan peru4ahan dan

Perumusan Ke4i1akan -egitimasi Ke4i1akan

Implementasi Ke4i1akan

,valuasi Ke4i1akan

re8ormasi da 4e4erapa pendapat lain mengenai tahap0tahap dalam proses penyusunan ke4i1akan pu4lik, namun pada dasarnya mirip satu sama lain. 2.2 D,#a&,"a I'% K -,*a"a# P%-!," 0a# 1S,#0r.&a K 2,t,#$ Dalam kehidupan masyarakat 4er4angsa dan 4ernegara, tidak ada satu pun orang yang ter4e4as dari isu, khususnya isu ke4i1akan pu4lik. Isu akan terus 4erkem4ang se7ara dinamis, se1alan dengan tingkat pekem4angan masyarakat, 4udaya, politik 4eserta sistem politik di negaranya. $emakin kompleks suatu masyarakat, maka semakin kompleks dan 4eragam pula isu ke4i1akan yang 4erkem4ang dalam masyarakat itu. Pengertian ke4i1akan pu4lik itu sendiri adalah apa yang di lakukan dan apa yang tidak 4oleh dilakukan oleh pemerintah untuk menindak lan1uti suatu permasalahan yang ter1adi dalam lingkungan sistem politiknya+. gar suatu ke4i1akan
+

.ad1uri, 4dulkahar. )//=. Dinamika Politik Nasional. $emarang: Pustaka Ri>ki Putra.

dapat dise4ut se4agai ke4i1akan pu4lik, maka pada dera1at tertentu ia haruslah di7iptakan, dipikirkan atau setidaknya diproses melalui prosedur0prosedur tertentu dan di 4a6ah pengaruh atau kontrol pemerintah :?og6ood dan @unn, )/AB; *. Pada hakikatnya, proses masuknya isu men1adi agenda ke4i1akan pu4lik merupakan suatu proses yang 4egitu dipengaruhi oleh 4agaimana per6u1udan dari distri4usi kekuasaan nyata yang sedang 4er1alan di suatu negara, organisasi, atau masyarakat itu sendiri se7ara keseluruhan. Itulah se4a4nya, dalam kenyataannya 4isa 1adi ada 4e4erapa kelompok yang dapat menem4us lapisan0lapisan penguasa dalam 4irokrasi dan ada pula kelompok masyarakat atau organisasi yang tidak mampu menem4us lapisan0lapisan dalam sistem kekuasaan itu dan semuanya tergantung dari se4erapa dekat kelompok0kelompok terse4ut dengan penguasa. Tingkat persaingan dan dera1at polarisasi politik yang sedang 4erlangsung di kalangan para politisi itu praktis 1uga 4isa dilihat dari sudut siapa yang mampu menggulirkan isu :seraya menepis isu lainnya;. Kesimpulannya, persaingan antar kelompok kepentingan terse4ut menggam4arkan pere4utan untuk mengklaim adanya hu4ungan dekat dengan sosok penuasanya. Cika kita melihat perilaku para politisi sekarang ini, di dalamnya sarat akan persaingan kepentingan politik yang pada akhirnya 7enderung pada tindakan saling men1atuhkan. Dalam dunia psikologi perilaku terse4ut dikenal dengan motivational
*

$e7ara tersirat disyaratkan 4ah6a agar se4uah isu 4isa men1adi ke4i1akan politik praktis harus mampu menem4us 4er4agai lapisan 4irokrasi dan politik 4aik yang 8ormal maupun in8ormal. Dengan adanya persyaratan terse4ut tak 1arang menye4a4kan isu ke4i1akan pu4lik men1adi sema7am arena atau a1ang persaingan kepentingan para elit politik

gravity :Carr, )//*; dimana sikap itu menggam4arkan dorongan seorang individu atau 4ahkan se4uah kelompok yang selalu 4erusaha untuk menyingkirkan siapa sa1a yang dianggapnya se4agai la6an. Usaha untuk menyingkirkan la6annya itu pada umumnya dilakukan dengan 7ara men1atuhkan pihak lain yang sedang 4erusaha untuk men7apai atas :tu1uan;. $ikap yang demikian dapat kita samakan dengan perilaku sekelompok kepiting yang ada di dalam keran1ang. Ketika seekor kepiting 4erusaha meman1at untuk keluar dari keran1ang, kepiting lain akan mengait dan men1epit kepiting itu hingga 1atuh lagi ke keran1ang, dan 4egitu seterusnya. Denomena instingtual kepiting yang sekarang dialami oleh elit politik kita ini dikenal dengan se4utan 3sindroma talangka :Dilipina; yang 1ika diter1emahkan dalam 4ahasa Indonesia 4erarti 3sindrom kepiting5&. Memang sudah se6a1arnya 1ika kompetisi atau persaingan dalam

mempere4utkan pengaruh politik itu ter1adi dan 1ustru dise4ut0se4ut se4agai hakikat dari kehidupan politik itu sendiri. Persaingan diperlukan untuk menggerakkan 3drive5 dan mendorong kelompok umtuk 4ertindak yang ter4aik untuk rakyat. Dengan adanya motivasi untuk mem4erikan yang ter4aik, rakyat se4agai pemegang kedaulatan tertinggi dalam politik demokrasi memiliki pilihan yang le4ih 4anyak dan le4ih 4aik dalam menentukan kepada siapa keadaulatan politik diper7ayakan. Tentunya persaingan ini harus tertata dalam aturan main yang 4eretika dan 4ermoral. 2alau pun aturan0aturan main itu sudah 1elas karena sudah dilem4agakan, namun ada 1uga yang kurang dan 4ahkan tidak 1elas. !amun, sudah seharusnya politik yang 4eretika dan 4ermoral itu tidak 4ertentangan dengan ke4enaran dan hati nurani.
&

Muluk, ?amdi. '%)%. Mozaik Psikologi Politik Indonesia. Cakarta: Ra1a @ra8indo Persada.

2.) Interest Group Da!a& Pr.' ' P r%&%'a# K -,*a"a# $uatu sistem politik mem4uat ke4i1akan0ke4i1akan untuk pu4lik melalui relasi antaraktor di dalam sistem itu sendiri. Relasi se7ara 8ormal ataupun in8ormal itu tum4uh karena si8at saling ketergantungan dari para aktor terse4ut. Ini akhirnya mem4uat suatu 1aringan yang dise4ut komunitas. Denomena ini 4erkem4ang seiring dengan 4ertam4ahnya 1umlah orang yang ingin 4erpartisipasi dalam pem4uatan ke4i1akan. .ila 1aringan ini ter4entuk, tidak sem4arang orang 4isa masuk ke dalamnya. "rang yang ingin masuk ke dalamnya atau teli4at dalam 1aringan(komunitas itu haruslah diakui terle4ih dahulu oleh 4e4erapa kelompok dalam 1aringan itu. 2arga 4iasa pada umumnya sudah tentu tidak 4isa dengan mudah masuk ke dalamnya, untuk melihat ataupun mendengar. Cadi, se7ara umum ke4i1akan dirumuskan se7ara elitis atau oligarkis. Untuk setiap isu ke4i1akan terdapat komunitas sendiri yang mengolahnya, dan 4ersama merekalah pemerintah 4eker1a. -alu siapa sa1akah yang termasuk dalam kategori komunitas pem4uat ke4i1akan9 Mereka adalah Pemerintah Pusat :Departemen yang terkait;, Pemerintah Daerah, -em4aga -egislati8 Tingkat Pusat :DPRERI; dan DPRD :tingkat I dan II;. $edangkan pihak0pihak yang merupakan Stakeholder adalah pu4lik atau masyarakat, Interest Group atau kelompok yang mempunyai kepentingan dalam proses implementasi ke4i1akan pu4lik maupun asosiasi atau himpunan lainnya yang non0komersial, ada 1uga organisasi massa dan organisasi kepemudaan yang 1uga

mempunyai kepentingan dengan ke4i1akan pu4likB. Komponen Stakeholder lainnya yang 1uga sangat 4erpengaruh adalah -em4aga $6adaya Masyarakat :-$M; atau Non-Government rganization !NG " dan Media Massa. $eperti yang ter1adi di 4anyak negara, Interest Gruop :kelompok kepentingan; tersebut 4aik politik atau ekonomi, punya kemampuan untuk mempengaruhi di

tingkat ke4i1akan maupun keputusan demi keuntungan mereka sendiri. Di sistem yang demokratis, mereka pun 4erupaya mendapat pengaruh melalui sistem. Mereka mendirikan partai politik dengan program ker1a dan ideologi yang kemudian dita6arkan ke masyarakat Interest Group :kelompok kepentingan; se4enarnya 4er4eda dengan partai politik. Meski tidak 7ukup mudah untuk mem4edakannya, karena partai politik antara lain 1uga memiliki kepentingan atas ke4i1akan pemerintah=. $alah satu per4edaanya terlihat pada tu1uannya, tu1uan kelompok kepentingan 4ukan untuk meraih kekuasaan, sementara partai politik untuk meraih kekuasaan. Kelompok kepentingan merupakan suara0suara di luar pagar kekuasaan dan partai yang mengkritisi ke4i1akan pemerintah karena ke4i1akan itu se7ara langsung 4erkaitan dengan kehidupan mereka. Kelompok0kelompok kepentingan ini memiliki kekuasaan yang luas, 4isa ikut 7ampur mulai dari tingkat pem4uatan ke4i1akan hingga memanipulasi pemerintahan.

Misalnya Komite !asional Pusat Indonesia :K!PI;, Pemuda Pan7asila :PP;, IP!U, IRM, dan lain0 lain. = Menurut @a4riel lmond, misalnya, mem4edakan dua hal ini: kelompok kepentingan adalah setiap organisasi yang 4erusaha mempengaruhi ke4i1akan pemerintah tanpa pada 6aktu yang sama 4erkeinginan memperoleh 1a4atan pu4lik. $e4aliknya, partai politik 4enar04enar 4ertu1uan untuk menguasai 1a4atan01a4atan pu4lik

Misalnya sa1a kasus yang 4aru04aru ini ter1adi yakni ketika mun7ul se4uah 6a7ana mengenai kenaikan harga ..M yang pada akhirnya 1ustru menim4ulkan kisruh atau per4edaan pendapat diantara para pem4uat ke4i1akan. Ke4i1akan yang diam4il pemerintah ini menim4ulkan polemik di seluruh lapisan masyarakat sehingga memun7ulkan kon8lik antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Keluarnya keputusan pada proses penundaan kenaikan ..M tentunya karena ada 8aktor negotiaton and bargaining antara pemerintah dan para pem4uat ke4i1akan lainnya. ?al ini men1adi 4ukti 4ah6a interest group sangat 4erperan terhadap proses pengam4ilan keputusan yang dilakukan pemerintah. 2.3 P r,!a"% A"t.r P.!,t," Da!a& Pr.' ' P r%&%'a# K -,*a"a# Cika dika1i le4ih lan1ut, se4enarnya dalam proses penyusunan ke4i1akan pu4lik oleh pemerintah ini 4anyak ke4i1akan yang tumpang tindih yang dise4a4kan karena para pem4uat ke4i1akan tidak pernah saling melakukan koordinasi dengan departemen yang terkait dengan ke4i1akan terse4ut, serta proses 4irokrasi yang pan1ang dan 4er4elit04elit yang menye4a4kan para pem4uat ke4i1akan merasa enggan untuk melakukan koordinasi. Ketidakmampuan aparat pemerintah se4agai regulator ke4i1akan dalam men1elaskan se7ara detil apa 8ungsi dan kegunaan dari ke4i1akan pu4lik mem4uat stakeholders tidak dapat se7ara maksimal merasakan man8aatnya, yang ada 1ustru mun7ul ke4ingungan yang memi7u proses delegitimasi ke4i1akan pu4lik dari stakeholders, sehingga menim4ulkan pem4eritaan negati8 di media massa yang akhirnya mem4uat Pemerintah se4agai pem4uat ke4i1akan men1adi ragu dan takut

dalam melaksanakan prosedur yang 4aik dan 4enar sesuai dengan tu1uan di4uatnya ke4i1akan pu4lik terse4ut. $edangkan kondisi lain yang le4ih parah adalah karena ketidaktegasan aparat penegak hukum dalam men1alankan regulasi yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, para 4irokrat atau aparat pemerintah yang sesungguhnya 4er8ungsi se4agai u1ung tom4ak pelaksanaan proses implementasi dari ke4i1akan pu4lik yang men7akup 4er4agai program pem4angunan dan pelayanan pu4lik, ternyata seringkali diartikulasikan 4er4eda oleh masyarakat. Prosedur 4irokrasi yang terlalu pan1ang, lama dan 4er4elit04elit didalam proses menyelenggarakan tugas0tugas pemerintahan :termasuk tugas

penyelenggaraan pelayanan pu4lik; mem4uat pu4lik akhirnya mempunyai pendapat yang negati8 terhadap aparatur pemerintahan. Dalam proses penyusunan ke4i1akan pu4lik pun sering ter1adi per4edaan perspekti8 dan pola pikir antara satu pem4uat ke4i1akan dengan pem4uat ke4i1akan lainnya, misalnya sa1a 1ika yang mengusulkan di4entuknya ke4i1akan adalah -em4aga Parlemen Daerah :DPRD Tingkat I dan II;, maka kondisi yang ter1adi adalah pemerintah 4erusaha menggan1al proses penyusunan terse4ut melalui mekanisme pem4atasan 1umlah anggaran dan 4er4agai langkah administrati8 lainnya, pemerintah 1uga akan melakukan #obby politik ke 8raksi08raksi di DPRD untuk melakukan peme7ahan kekuatan, selain itu pemerintah 1uga akan menggunakan 6a7ana di media massa untuk mengkondisikan pu4lik agar menentang atau menyudutkan dra$t usulan ke4i1akan dari DPRD terse4ut. Cika yang mengusulkan ran7angan ke4i1akan adalah pihak Pemerintah, maka pihak -em4aga

Parlemen Daerah :DPRD Tingkat I dan II; akan 4erusaha menggan1al proses terse4ut melalui mekanisme pem4ahasan pada Panitia Ker1a :Pan1a; dan Panitia Khusus :Pansus; sampai pada pem4ahasan di tim0tim ke7il :tim7il;, ke7uali ter1adi kesepakatan atau %deal-deal khusus diantara mereka, misalnya Pemerintah

akhirnya mem4iayai studi 4anding para anggota parlemen terse4ut yang se4enarnya merupakan studi 4anding versi 31alan01alan5 maupun pesiar 6isata kuliner yang mengha4iskan uang rakyat. Kenyataan lain 1uga memperlihatkan 4ah6a dari pelaksanaan rapat pem4ahasan selalu molor dari 1ad6al yang seharusnya dimana hal itu selalu sa1a dise4a4kan oleh perilaku aktor terutama pihak legislati8 yang terlam4at datang dan 7enderung mengulur 6aktuA. ki4at dari itu suasana ruang sidang men1adi melompong dise4a4kan 4anyak kursi de6an yang kosong sementara pihak0pihak lain sudah siap 4ahkan sudah menunggu hingga 4er1am01am untuk pelaksanaan pem4ahasan ran7angan ke4i1akan. Denomena08enomena di atas dapat dikategorikan se4agai se4uah penyakit yang sedang melanda 4irokrasi kita saat ini. Penyakit kronis yang paling parah melanda 4angsa kita saat ini 4ukanlah 8lu 4urung, 8lu 4a4i maupun 8lu08lu lainnya. Penyakit terse4ut ternyata adalah penyakit %mentalitas& yang se7ara akti8 sangat menular, khususnya men1angkiti para politisi dan 4irokrat !egara ini. Dengan

Dalam rapat R P.D misalnya tidak 1arang molor sampai ) 1am yang dikarenakan anggota de6an selalu terlam4at datng di ruang persidangan padahal tim lain selalu hadir tepat 6aktu.

sem4oyannya yang sangat luar 4iasa menyedihkan, jika bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah ? ... nggota parlemen yang terpilih pun terkadang tidak serta merta memenuhi apa yang men1adi ke4utuhan dan kepentingan rakyat tetapi le4ih dahulu memenuhi kepentingan partainya. Usaha untuk memenuhi ke4utuhan pri4adinya ini tidak 1arang menim4ulkan persaingan yang 7ukup ekstrem hingga 4eraki4at pada le4ih parahnya perkem4angan sistem pemerintahan yang sedang 4er1alan. pa4ila hal terse4ut tidak segara ditangani dengan kem4ali pada peraturan0peraturan dalam kontitusi !egara dikha6atirkan negara Indonesia tidak akan pernah men1adi negara yang ma1u karena penyakit 3sindrom kepiting5 ini akan terus meluas.

BAB III PENUTUP

).1 K ',&2%!a# Ke4i1akan pu4lik adalah suatu usaha yang dilakukan atau tidak dilakukan pemerintah untuk menye1ahterakan, mempertahankan dan melindungi

masyarakatnya. Dalam proses perumusannya terdapat tahap0tahap yang harus dilalui agar se4uah isu dapat men1adi se4uah ke4i1akan. Ter4entuknya se4uah ke4i1akan tidak lepas dari peran kelompok0kelompok kepentingan yang 4eker1a sama dengan pemerintah. !amun, sangat disayangkan 4ah6a ternyata diantara kelompok kepentingan itu ter1adi persaingan elit yang saling men1atuhkan, dimana perilaku yang demikian dise4ut dengan istilah 5sindrom kepiting5, sehingga terkadang ke4i1akan yang mun7ul 1ustru hanya menguntungkan salah satu pihak 4ahkan menge7e6akan stakeholder. Denomena08enomena perilaku0perilaku yang sudah di1elaskan se4elumnya dapat dikategorikan se4agai se4uah penyakit yang sedang melanda 4irokrasi kita saat ini. Penyakit kronis yang paling parah melanda 4angsa kita saat ini 4ukanlah 8lu 4urung, 8lu 4a4i maupun 8lu08lu lainnya. Penyakit terse4ut ternyata adalah penyakit %mentalitas& yang se7ara akti8 sangat menular, khususnya men1angkiti para politisi dan 4irokrat !egara ini. Dengan sem4oyannya yang sangat luar 4iasa menyedihkan, jika bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah ? ... Pun dari pernyataan0pernyataan di depan ada hal yang mengesankan 4ah6a pelaku dalam suatu sistem politik dapat dengan 4e4as menyampaikan aspirasi dan ikut dalam pem4ahasan ran7angan ke4i1akan, 1uga 4erhak untuk menghalangi kelompok lain yang ikut menyampaikan aspirasi dan turut serta dalam pem4ahasan

ran7angan ke4i1akan. Pertanyaanya sekarang adalah apakah mereka memang se4e4as itu9 Dan apakah mereka yang kuat dapat dengan mudah mempengaruhi aktor lain dalam menentukan ke4i1akan9 Ca6a4annya adalah tidak, 6alaupun ke4i1akan pu4lik diputuskan oleh para elit politik tapi keputusan mereka tidaklah 4e4as tak ter4atas. $e4erapapun 4erkuasa seorang gu4ernur misalnya, ia tetaplah terikat dengan prosedur ker1a yang telah ditentukan untuk provinsinya, 4aik yang ditentukan oleh provinsi sendiri maupun negara.

).2 Sara# Untuk mengatasi perilaku0perilaku elit yang seakan0akan 5kurang terdidik5 itu seharusnya pemerintah pusat le4ih tegas dalam mengam4il tindakan, misalnya dengan mem4uat peraturan yang le4ih keras. Pemerintah se4aiknya tidak mudah terhasut dengan kelompok0kelompok kepentingan itu. Pemerintah se4agai Poli'y maker seharusnya le4ih 4isa mengendalikan diri untuk dapat memutuskan dan mengam4il ke4i1akan yang ter4aik untuk rakyatnya yang sesuai dengan aspirasi rakyat, 6alaupun pada kenyataannya ada kepentingan 4e4erapa kelompok yang tidak terpenuhi dan hanya se4agian yang dapat terpenuhi. ?al ini karena dalam ke4i1akan pu4lik merupakan perkara menyusun prioritas, kepentingan siapa atau apa yang se4aiknya didahulukan dan yang mana yang dikesampingkan. ?al lain yang dapat dilakukan adalah dengan per4aikan kelem4agaan atau peningkatan kapasitas pada masing0masing lem4aga yang ada dalam sistem pemerintahan agar setiap lem4aga dapat memainkan perannya se4agaimana mestinya dan se4aik04aiknya.

DAFTAR PUSTAKA

.ad1uri, Putra.

4dulkahar. )//=. Dinamika Politik Nasional. $emarang: Pustaka Ri>ki

Madani, Muhlis. '%)). Dimensi Interaksi (ktor Dalam Proses Perumusan )ebi*akan Publik. Fogyakarta: @raha Ilmu. Muluk, ?amdi. '%)%. Mozaik Psikologi Politik Indonesia. Cakarta: Ra1a @ra8indo Persada. !a6a6i, Ismail. '%%/. Publi' Poli'y+ (nalisis& Strategi (dvokasi ,eori dan Praktek . $ura4aya: Putra Media !usantara. Tersedia di http:((id.6ikipedia.org( 6iki( Ke4i1akan<pu4lik, diunduh tanggal )= pril '%)' Tersedia di http:((kompas.7om Revitalisasi Integrasi Kelompok Kepentingan.html diunduh pada )= pril '%)' 2i4a6a, $amodra. '%)). Politik Perumusan )ebi*akan Publik. Cog1akarta: @raha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai