Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kriminalitas atau tindak kejahatan adalah suatu tindakan yang melanggar hukum,
undang-undang, norma, dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Tindak kejahatan
tersebut dapat merugikan dan mengancam keselamatan serta jiwa seseorang. Kriminalitas
atau kejahatan itu bukan merupakan peristiwa herediter (bawaan sejak lahir,atau warisan)
juga bukan merupakan warisan biologis. Tingkah laku kriminal itu bisa dilakukan oleh
siapapun juga, baik wanita maupun pria yang dapat berlangsung juga pada usia anak,
dewasa ataupun lanjut usia. Tindak kejahatan bisa dilakukan secara tidak sadar, yaitu
difikirkan, direncanakan, dan diarahkan pada satu maksud tertentu secara sadar, namun
bisa juga dilakukan secara setengah sadar; misalnya didorong oleh faktor-faktor tertentu,
atau didorongan oleh obsesi-obsesi yang sangat kuat.
Faktor ekonomi menjadi salah satu hal yang mendasari seseorang untuk melakukan
tindak kriminal, biasanya para pelaku tindak kriminal adalah mereka yang berpenghasilan
rendah, berstatus sebagai seorang pengangguran atau penduduk miskin. Kebutuhan pokok
dasar sehari-hari seperti kebutuhan pakaian, kebutuhan pangan dan tempat tinggal tidak
dapat terpenuhi, dengan penghasilan yang tidak mencukupi. Sedangkan kebutuhan
keluarga semakin meningkat, dan jumlah tanggungan keluarga yang tidak sedikit. Dengan
kondisi seperti ini mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan penghasilan
tambahan dimana keterampilan dan pendidikan yang rendah. Oleh karena itu, Berbagai
motif tindak kriminal pun dilakukan mulai dari perampokan, pemerkosaan, pencurian
motor, ranjau paku dll. Para pelaku pun tidak merasa bersalah dengan apa yang mereka
lakukan kepada orang lain. Betapa kejamnya para pelaku tersebut yang yang hingga tega
menghilangkan nyawa orang lain dengan tujuan mementingkan dirinya sendiri.
Direktur internasional NGO forum on Indonesia Development melaporkan tingkat
kesenjangan ekonomi Indonesia berada di posisi enam dunia. Laporan tersebut
berdasarkan kerjasama dengan Oxfam menerbitkan tentang kesenjangan ekonomi
Indonesia dalam laporannya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia ternyata
belum diikuti dengan pembagian pendapatan yang merata (kompas.com). Kesenjangan
ekonomi antar wilayah serta kesenjangan kaya-miskin terasa begitu nyata di Indonesia
terutama di daerah perkotaan, Bukan hanya deretan gedung tinggi menjulang di kawasan
pusat bisnis modern melainkan juga permukiman-permukiman kumuh.

Berbagai cara yang dilakukan pemerintah guna memberikan kenyamanan dan


keamanan bagi masyarakat pun kurang berhasil untuk menghentikan atau mengurangi tindak
criminal yang terjadi Indonesia. Mulai dari menambah undang – undang sampai memperketat
patrol, tapi para tidak memberikan efek jera dan tak takut kepada pelaku kriminal.
Berikut beberapa usaha pencegahan tindak kriminal, antara lain :
a. Meningkatkan rasa waspada dan selalu hati – hati dimana pun berada.
b. Mengoptimalkan segala cara untuk mengurangi atau bahkan menghentikan tindakan
kriminalitas .
c. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak
d. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai budaya bangsa
sendiri
e. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak dini
melalui pendidikan multi kultural , seperti sekolah , pengajian dan organisasi masyarakat

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya adalah
1. Apa itu kriminalitas?
2. Apa saja sebab – sebab terjadinya kriminalitas?
3. Apa saja jenis – jenis tindak kriminalitas yang sering terjadi di masyarakat Indonesia?
4. Apa saja jenis – jenis tindak kriminalitas yang sering terjadi di masyarakat Indonesia?
5. Apa akibat yang ditimbulkan tindakan kriminal terhadap kehidupan bermasyarakat di
Indonesia?
6. Bagaimana solusi yang tepat untuk menghentikan tindakan kriminal di Indonesia?

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan makalah ini adalah penyampaian tinjauan penyebab, akibat
dan solusi tindak kriminialitas.
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk menyampaikan bahwa kriminalitas terjadi
bukan karena niat tetapi juga karena adanya kesempatan. Maka dari itu disetiap tempat dan
setiap keadaan kita wajib waspada guna menjaga diri kita dari tindak kriminal.

1.4 Metode Penelitian


            Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode observasi tidak langsung yaitu
penulis mencari bahan – bahan dalam karya ilmiah ini dari buku dan dari internet. Jadi, kami
hanya menggunakan satu metode saja karena terbatasnya waktu pengerjaan yang terlalu
singkat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kriminalitas


Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana telah
berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku manusia
yang dapat dipidana,yang diatur dalam hukum pidana.
Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap
kriminal adalah seorang pencuri,pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun
begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak
kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Arti hukum menurut Immanuel Kant sendiri yaitu : “noch suchen die yuristen eine
definition zu ihrem begriffe von recht”. (L.j Van Apeldoorn,Pengantar Ilmu Hukum,Pradnya
Paramita,Jakarta,1981,hlm.13)
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang
ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum:
seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti. Pelaku tindak kriminal yang
dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut
sebagai terpidana atau narapidana.

Pengertian kriminalitas menurut Beberapa para ahli


a) Menurut M.v.T
Kejahatan (rechtdeliten) yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan dalam
undang-undang, sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagi onrecht sebagai
perbuatan yang bertentangan dengan tata hukum.
b) Menurut R. Susilo
 Secara yuridis mengartikan kejahatan adalah sebagai suatu perbuatan atau
tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang.
 Secara sosiologis mengartikan kejahatan adalah sebagai perbuatan atau
tingkah laku yang selain merugikan penderita atau korban juga sangat
merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan
ketertiban.
c) Menurut M. A. Elliat
Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal
dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman
penjara, hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.
d) Menurut Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro
Kejahatan adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hokum
publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara.
Perbuatan tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu
adanya tingkah laku yang patut dari seorang warga negaranya
e) Menurut Mr. W. A. Bonger
Kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh tantangan
dengan sadar dari Negara berupa pemberian penderitaan.
f) Teori ³ Labelling´ (Edwin M. Lemert).Seseorang menyimpang karena adanyaproses
³labelling´ (pemberian julukan,cap, etiket, atau merek) yang diberikanmasyarakat
kepada seseorang. Proses ini masyarakat.

2.2 Bentuk-Bentuk Tindakan Kriminal atau Kejahatan


Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma sosial
dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh, pencurian, penganiayaan,
pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain. Tindaakn kejahatan ini
menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa.
Tindak kejahatan juga mencakup semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan
kestabilan negara, seperti korupsi, makar, subversi dan terorisme.
Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan. Kejahatan yang sering kita
bicarakan adalah jenis kejahatan yang tercantum dalm Kitab Undsan-undang Hukum Pidana
(KUHP), seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, pencurian dengan
kekerasan, penipuan, atau berbagai jenis kejahatan yang disebut sebagai violent
offenses (kejahatan yang disertai kekerasan terhadap orang lain) property offenses (kejahatan
yang menyangkut hak milik orang lain).
Berikut ini merupakan bentuk-bentuk Kriminalitas
a) Blue Collar Crime
Blue collar crime adalah tindakan kriminal yang pelakunya dari kelompok kelas
bawah,atau sering juga disebut kejahatan kerah biru atau street crime.mengapa
disebut Kera Biru, Karena dahulu, orang-orang kelas ekonomi bawah ketika bekerja
memakai seragam berkerah biru.sehingga kejahatan yang berkaitan dengan orang
kelas bawah diidentikkan dengan kerah biru. Contoh blue collar crime adalah
pencopetan, pencurian, perampokan, dan pembegalan.  
b) White Collar Crime
White collar crime adalah tindakan kriminal yang pelakunya dari kelompok kelas
ekonomi atas. Umumnya, dilakukan oleh para pemegang jabatan yang
memanfaatkan posisinya. Contoh white collar crime adalah kecurangan bisnis,
pemalsuan data perusahaan, korupsi, dan penyelundupan barang ilegal. 
c) Victimless Crime
Victimless crime adalah kejahatan tanpa korban, lebih mengarah ke perbuatan
tercela. 
Sebuah kejahatan tanpa korban atau victimless crime adalah bentuk kejahatan
umumnya merupakan tindakan kriminal ilegal yang tidak memiliki korban yang
dapat diidentifikasi. 
Kejahatannya mencakup tindakan yang hanya melibatkan si pelaku atau sekumpulan
orang yang sukarela menyetujui atau melakukan hal tersebut.Contoh victimless
crime adalah penyalahgunaan narkoba, judi illegal, mabuk di tempat umum dan
telanjang di tempat umum.
d) Organized Crime
Organized crime adalah kejahatan terorganisir atau terencana dan memiliki strategi.
Dalam sosiologi, kejahatan terorganisir mengacu pada organisasi rahasia yang
memiliki tujuan utama yaitu kegiatan kriminal.Sama seperti kalo kita bekerja untuk
sebuah perusahaan, organized crime adalah pekerjaan yang melibatkan hierarki,
aturan, tujuan, dan memiliki konsekuensi bagi mereka yang tidak mengikutinya
peraturan yang berlaku.Contoh organized crime adalah penyelundupan narkoba,
bisnis illegal, perdagangan manusia, pencucian uang, pemerasan, rentenir, dan
pemerasan tenaga kerja.
e) Corporate Crime
Corporate crime atau kejahatan korporasi merupakan salah satu jenis kriminalitas di
mana kejahatan dilakukan oleh perusahaan atau korporasi. Corporate
crime sebenarnya masuk dalam golongan kejahatan kerah putih yang dilakukan oleh
individu atau kelompok orang dalam pekerjaan mereka yang sah, untuk kepentingan
organisasi tempatnya bekerja. Orang-orang seperti ini umumnya tidak menganggap
diri mereka sebagai penjahat, juga tidak menganggap kegiatan mereka sebagai
tindakan kriminal. Contoh corporate crime adalah maladministrasi bisnis,
pengabaian AMDAL, penipuan bank, penjualan sekuritas palsu, dan pelanggaran
hak paten.
f) Cyber Crime
Cyber crime adalah jenis kriminalitas berupa kejahatan dunia maya berbasis
teknologi dan jaringan. 
Atau dalam kata lain Cyber crime  yang dikenal juga sebagai kejahatan dunia maya
adalah setiap tindakan melanggar hukum di mana komputer atau perangkat
komunikasi atau jaringan komputer digunakan untuk memfasilitasinya.
Contoh cyber crime adalah adalah sebagai berikut:
- Pornografi Anak atau (CSAM)
Materi pelecehan seksual anak (CSAM) mengacu pada materi yang berisi
gambar seksual dalam bentuk apapun kepada seorang anak yang dilecehkan atau
dieksploitasi secara seksual. 
- Penindasan Dunia Maya (Cyber Bully)
Suatu bentuk pelecehan atau intimidasi yang dilakukan melalui penggunaan
perangkat elektronik atau komunikasi seperti komputer, ponsel, laptop, dll.
- Penguntit Dunia Maya
Cyberstalking adalah penggunaan komunikasi elektronik oleh seseorang untuk
mengikuti seseorang, atau upaya untuk menghubungi seseorang untuk
mendorong interaksi pribadi berulang kali meskipun orang yang dihubungi tidak
tertarik (tidak mau).
- Cyber Grooming
Cyber Grooming adalah ketika seseorang membangun hubungan online dengan
seorang remaja dan menipu atau menekannya untuk melakukan tindakan seksual.
- Penipuan Pekerjaan Online
Penipuan Pekerjaan Online adalah upaya untuk menipu orang-orang yang
membutuhkan pekerjaan dengan memberikan harapan/janji palsu akan pekerjaan
yang lebih baik dengan upah yang tinggi.
- Pemerkosaan Online
Atau Sextortion Online terjadi ketika seseorang mengancam untuk
mendistribusikan materi pribadi dan sensitif menggunakan media elektronik jika
dia tidak memberikan gambar yang bersifat seksual atau uang.
g) Kejahatan Tradisional
Kejahatan transnasional adalah kejahatan terencana dan terorganisir, di mana
perencanaan, eksekusi, dan korbannya lebih dari 1 negara atau melintasi batas
negara. Contoh kejahatan transnasional adalah perdagangan senjata, pencucian uang,
pencurian data, dan lain sebagainya.
h) Kejahatan Internasional
Kejahatan internasional adalah kejahatan yang tidak berkaitan dengan batas-batas
negara dan bisa terjadi di lingkup domestik, namun kejahatan tersebut luar biasa
serta menimbulkan kepedulian global. Contoh kejahatan internasional adalah
genosida, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan agresi.

2.3 Klasifikasi Jenis Kejahatan


1. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Dampaknya
a. Kejahatan berdampak luas
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan berat yang berdampak pada
skala luas (berdampak pada orang banyak). Misalnya: bom Bali, USA menyerang
Irak, penyebaran susu bermelamin
b. Kejahatan berdampak local
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan yang dampaknya dalam skala
kecil yaitu berdampak perorangan dan keluarga. Misalnya: perampokan,
pembunuhan, pemerkosaan.
c. Kejahatan korbannya diri sendiri
Kejahatan dalam klasifikasi ini, korbannya adalah pelaku itu sendiri. Misalnya: bunuh
diri dan masokis (menyiksa diri sendiri)
d. Kejahatan yang tidak ada korbannya
Kejahatan dalam klasifikasi ini misalnya adalah prostitusi, togel, mencontek.

2. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Jenis Objek Sasaran


I. Kejahatan kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah istilah di dalam hukum internasional yang mengacu
pada tindakan pembunuhan massal dengan penyiksaan terhadap tubuh dari orang-
orang, sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain yang mana objek
sasarannya adalah manusia. Misalnya: pembunuhan, pembasmian, perbudakan,
pemerkosaan, penganiayaan terhadap kelompok lain.
II. Kejahatan perang
Kejahatan perang, objek sasarannya adalah lawan perang yang merupakan suatu
tindakan pelanggaran, dalam cakupan hukum internasional, terhadap hukum perang
oleh satu atau beberapa orang, baik militer maupun sipil, meliputi semua pelanggaran
terhadap perlindungan yang telah ditentukan oleh hukum perang, dan juga mencakup
kegagalan untuk tunduk pada norma prosedur dan aturan pertempuran, seperti
menyerang pihak yang telah mengibarkan bendera putih, atau sebaliknya,
menggunakan bendera perdamaian itu sebagai taktik perang untuk mengecoh pihak
lawan sebelum menyerang
III. Kejahatan politik
Kejahatan politik itu meliputi state crime dan yang bukan state crime, sedangkan
dalam berbagai definisi dijelaskan bahwa kejahatan negara dikatakan identik dengan
kejahatan politik yakni berupa tindakan/perbuatan yang melawan negara seperti
melanggar ketertiban umum, terorisme, subversive (menggulingkan ideologi negara),
mengganggu keamanan negara dan lainnya. Objek sasaran politik adalah Negara.
IV. Kejahatan harta benda
Kejahatan harta benda objek sasarannya adalah harta benda. Misalnya perampokan
dan pencurian.
3. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Cara yang digunakan
 Kejahatan yang menyakiti orang lain
Kejahatan dengan menggunakan cara yang menyakiti orang lain. Misalnya
pembunuhan
 Kejahatan dengan kekerasan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Misalnya merampok
tas dengan kasar.
 Kejahatan dengan kelembutan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara yang halus tanpa menyakiti.
Misalnya mencuri menggunkan gendam (hipnotis)
 Kejahatan dengan Media
Kejahatan dengan menggunakan media informasi sebagai cara untuk
melakukan kejahatan dengan menggunakan media informasi yang lagi
marak saat ini. Misalnya kejahatan pembobolan ATM dengan
menggunakan internet dan adanya layanan primbon sms dengan cara ketik
REG (spasi) Primbon, hal ini secara tidak langsung merupakan penipuan
karena biaya mahal yaitu 2000 rupiah setiap info yang diberikan operator

II.4  Sebab  - Sebab Tindakan Kriminal


Pada umumnya penyebab kejahatan terdapat tiga kelompok pendapat yaitu:
a.       Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di luar diri
pelaku
b.      Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di dalam
diri pelaku sendiri
c.       Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik karena
pengaruh di luar pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.

Bagi Bonger, bakat merupakan hal yang konstan atau tetap, dan lingkungan adalah
faktor variabelnya dan karena itu juga dapat disebutkan sebagai penyebabnya.
Pandangan bahwa ada hubungan langsung antara keadaan ekonomi dengan kriminalitas
biasanya mendasarkan pada perbandingan statistik dalam penelitian. Selain keadaan
ekonomi, penyebab di luar diri pelaku dapat pula berupa tingkat gaji dan upah,
pengangguran, kondisi tempat tinggal bobrok, bahkan juga agama. Banyak penelitian yang
sudah dialakukan untuk mengetahui pengaruh yang terdapat di luar diri pelaku untuk
melakuakn sebuah tindak pidana. Biasanya penelitian dilakukan dengan cara statistic yang
disebut dengan ciminostatistical investigation.
Bagi para penganut aliran bahwa kriminalitas timbul sebagai akibat bakat si pelaku,
mereka berpandangan bahwa kriminalitas adalah akibat dari bakat atau sifat dasar si pelaku.
Bahkan beberapa orang menyatakan bahwa kriminalitas merupakan bentuk ekspresi dari
bakat. Para penulis Jerman mengatakan bahwa bakt itu diwariskan. Pemelopor aliran ini,
Lombroso, yang dikenal dengan aliran Italia, menyatakan sejak lahir penjahat sudah berbeda
dengan manusia lainnya, khususnya jika dilihat dari ciri tubuhnya. Ciri bukan menjadi
penyebab kejahatan melainkan merupakan predisposisi kriminalitas. Ajaran bahwa bakat
ragawi merupakan penyebab kriminalitastelah banyak ditinggalkan orang, kemudian muncul
pendapat bahwa kriminalitas itu merupakan akibat dari bakat psikis atau bakat psikis dan
bakat ragawi.
Adapun Penyebab Kriminalitas menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan sebagai
berikut :
i. Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas (Aristoteles)
ii. Kesempatan untuk menjadi pencuri (Sir Francis Bacon, 1600-an)
iii. Kehendak bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan
kontrak sosial (Voltaire & Rousseau, 1700-an)
iv.  Atavistic trait atau  Sifat-sifat antisosial bawaan sebagai penyebab perilaku
kriminal          ( Cesare  Lombroso, 1835-1909)
v. Hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional (Teoritisi Klasik Lain)
Tindak kriminal juga dapat terjadi karena :
i. Pertentangan dan persaingan kebudayaa
ii. Perbedaan ideologi politik
iii. Kepadatan dan komposisi penduduk
iv. Perbedaan distribusi kebudayaan
v. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
vi. Mentalitas yang labil
vii. faktor dasar seperti faktor biologi, psikologi, dan sosioemosional

II.5  Hubungan Kriminalitas dengan Berbagai Gejala


a.       Kriminalitas dan Jenis Kelamin
Angka statistik menunjukkan bahwa jumlah wanita yang dijatuhi pidana lebih rendah
daripada pria. Angka statistik ini menunjuk pada perbuatan delik secara umum. Namun bila
perbuatan delik sudah dikhususkanm kemungkinan angka statistik perbandingan pelaku delik
wanita dengan pria akan bertambah porsi bagi wanitanya. Misalnya saja dalam delik
abortus.Telah banyak penjelasan mengenai kenyataan ini dan dapat dikelompokkan dalam
tiga kategori antara lain:
·         Sebenarnya kriminalitas yang dilakukan oleh wanita jauh lebih tinggi dari angka yang ada
Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya dark number yaitu anka kejahatan yang tidak
dicatat karena sesuatu hal. Contohnya dalam kasus abortus, kasus ini kebanyakan akan
ditutup-tutupi dan disembunyikan baik oleh korban maupun keluarganya. Selain hal tersebut,
kaum pria cenderung memiliki sifat gentleman yaitu berusaha melindungi wanita. Ketika
terdapat wanita yang melakukan kejahatan, pria merasa perlu melindunginya.
Kondisi lingkungan bagi wanita ditinjau dari segi kriminologi lebih menguntungkan
daripada kondisi bagi pria Jika dibandingkan dengan pria, partisipasi wanita lebih sedikit
dalam kegiatan masyarakat sehingga dapat mengurangi konflik yang dapat mengarah pada
kriminalitas.Sifat wanita sendiri membawa pengaruh rendahnya kriminalitas. Faktor fisik
wanita yang lemah kurang cocok untuk delik-delik agresi
a. Kriminalitas dan Cacat Tubuh
Cacat tubuh dibedakan antara yang diderita sejak kelahirannya dan yang diperoleh dalam
perjalanan hidupnya. Cacat tubuh yang memungkinkan menjadi faktor kriminogen antara
lain:Wajah, Tuli, Buta.
b. Kriminalitas dan Umur
Di masa anak-anak, statistic kriminalitas tidak dapat diikuti dengan tegas, karena banyak
kejahatan yang dilakukan oleh anak tidak dipidana namun hanya diberitahukan kepada orang
tua. Jenisnya bisanya berupa pencurian sederhana, perusakan barang, atau pencurian karena
disuruh oleh orang lain.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Di masa ini frekensi
kejahatan tinggi terjadi konflik antara harapan dan kenyataan. Macam kejahatannya dapat
berawal dari pencurian biasa sampai dengan pencurian dengan kekerasan.
Awal masa dewasa adalah lanjutan dari masa remaja. Frekuensi kriminalitas masih tetap
tinggi walaupun sedikit lebih rendah jika dibandingkan pada masa remaja.Macam
kriminalitas berupa pencurian yang lebih canggih, penggelapan, dan seksualitas.
Pada Masa Dewasa Penuh kejahatan yang dilakukan cenderung pada yang lebih
menggunakan akal dan pikiran dari pada kekuatan fisik. Frekuensinya menurun namun
kualitasnya meningkat. Macam kriminalitasnya banyak ditujukan pada kekayaan seperti
penggelapan, pemalsuan, dan penipuan.
Pada masa usia lanjut, kekuatan fisik maupun psikis sudah mulai menurun. Produktivitas juga
menurun. Karena penghasilan menurun, dorongan untuk melakukan delik terhadap kekayaan
ada kecenderungan meningkatnamun dengan cara anak-anak.
c. Keadaan Ekonomi, Lapangan Kerja, dan Rekreasi
Kemelaratan miningkatkan kejahatan. Bahkan kemelaratanlah yang menyebabkan kejahatan.
Kemunduran kemakmuran baik secara individu maupun pada kelompok dapat meningkatkan
tingkat kriminalitas.
Kemelaratan sebenarnya bukanlah satu-satunya faktor yang menimbulkan konflik dan
faktor kriminogen. Ketika sebuah masyarakat terisolasi yang penghidupannya menurut
masyarakat lain dianggap rendah, akan dapat tetap hidup tenang jika norma dalam
masyarakat tersebut tidak berubah dan tidak ada kesenjangan diantara mereka. Jurang
perbedaan dalam hal keadaan ekonomi dapat menjadi faktor kriminogen.

II.6 Akibat dari tindakan kriminalitas


1. Kerugian materi
Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam tahap agak berat. Seperti
pencopetan,penipuan penjambretan, pencurian dll, yang tanpa di sertai dengan tindak
kekerasan
2. Trauma
Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan criminal yang biasanya
di sertai dengan ancaman seperti dengan membawa benda-benda tajam seprti pisau,
clurit, pistol dll.
3. Cacat tubuh dan tekanan mental
Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan criminal di sertai dengan tindakan criminal
yang lainnya atau jika seseorang melakukan tindakan criminal itu sudah memasuki
tahap tindakan criminal yang berat. Contohnya jika suatu tindakan pencurian disertai
dengan penganiayaan, atau pemerkosaan dan lain sebagainya.
4. Kematian
Kematian terjadi jika tindakan criminal yang di lakukan oleh seseorang kelompok
sudah memasuki tingkat sangat berat seperti pembunuhan, mutilasi dan lain-lain.
Biasanya hal ini didasari oleh beberapa motif.
II.7  Cara penanganan tindakan kriminalitas
Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Yang bisa hanya dikurangi
melalui tindakan-tindakan pencegahan.
a. Hukuman. Selama ini hukuman (punishment) menjadi sarana utama untuk
membuat jera pelaku kriminal. Dan pendekatan behavioristik ini tampaknya masih
cocok untuk dijalankan dalam mengatasi masalah kriminal. Hanya saja, perlu
kondisi tertentu, misalnya konsisten, fairness, terbuka, dan tepat waktunya.
b. Penghilang Model melalui tayangan media massa itu ibarat dua sisi mata pisau .
Ditayangkan nanti penjahat tambah ahli, tidak ditayangkan masyarakat tidak
bersiap-siap.
c. Membatasi Kesempatan Seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal
dengan membatasi munculnya kesempatan untuk mencuri. Kalau pencuri akan
lewat pintu masuk dan kita sudah menguncinya, tentunya cara itu termasuk
mengurangi kesempatan untuk mencuri.   
d. aga diri Jaga diri dengan ketrampilan beladiri dan beberapa persiapan lain
sebelum terjadinya tindak kriminal bisa dilakukan oleh warga masyarakat.  Cara-
cara di atas memang tidak merupakan cara yang paling efektif, hanya saja akan
tepat bila diterapkan kasus per kasus.
e. Dengan membuka layanan masyarakat , dengan adanya hal ini polisi atau pihak –
pihak yang brtanggung jawab bisa lebih tau apa keluhan masyarakat secara
langsung dari masyarakat itu sendiri dan bisa membuat pihak yang bertanggung
jawab tersebut lebih mengenal daerah yang rawan akan tindakan
criminal.Misalnya bersedia bertindak atau melapor pada yang berwajib apabila
menjadi korban suatu tindakan kriminal atau melihat langsung suatu kriminalitas.
f. Kesadaran untuk ikut membantu mencegah tindakan kriminal dengan ikut
meronda, melakukan pengawasan pengadaan dana untuk kegiatan pada anak dan
pemuda agar tidak terjadinya satu tindakan yang tidak di ingin kan oleh
masyarakat.
Dan ada cara lain yang dapat dilakukan guna menangani tindakan kriminal yaitu:
1) Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa
pandang bulu atau derajat. 
2) Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak.
3) Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa
sendiri.
4) Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak
dini melalui pendidikan multi kultural; seperti sekolah, pengajian, dan organisasi
masyarakat.

II.8 Manfaat dari terjadinya tindakan kriminal


1) menegaskan nilai-nilai kultural dan norma-norma yang ada di masyarakat,
2)  menciptakan kesatuan sosial dengan menciptakan dikotomi ‘kami’ dan ‘mereka’,
3)  mengklarifikasi batasan-batasan moral,
4) perilaku menyimpang boleh jadi merupakan pernyataan sikap individu yang
menentang terhadap tujuan dan norma dalam kelompok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Tindak kriminal adalah tindakan yang melanggar norma dan nilai sosial serta
merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial karena merugikan orang lain serta
dirinya sendiri.
b. Kriminalitas tidak hanya merugikan orang lain dan diri sendiri tetapi juga merugikan
negara serta mengganggu stabilitas negara.
c. Beberapa tindak kriminal yang sering dilakukan para pelaku kriminal yaitu
perampokkan,pencurian,pencopetan,pemerkosaan dan korupsi. Semua tindakan itu
dilakukan oleh para pelaku kriminal dengan berbagai sebab diantaranya yaitu akibat
himpitan ekonomi yang memaksa mereka melakukan itu semua. Memang mereka
tidak memikirkan dampak yang diakibatkan dari apa yang mereka buat,mereka hanya
memikirkan dirinya sendiri.
d. Akibat yang ditimbulkan dari tindak kriminal yaitu kerugian materi yang salah
satunya disebabkan oleh pencurian, trauma berat yang salah satunya disebabkan oleh
perampokan menggunakan senjata,cacat tubuh yang salah satunya disebabkan oleh
tindak pemerkosaan, atau bahakan menyebabkankematian yang salah satunya
disebabakan oleh tindak mutilasi.
e. Penanganan atau solusi agar tindak kriminalitas ini yaitu salah satunya dengan cara
memberikan hukuman yang tidak pandang pangkat,jabatan atau status sosial dan
memberikan hukuman yang pantas dengan apa yang mereka lakukan, agar para
pelaku tindak kriminal jera dana tak akan mengulangi tindakan kriminalitas. Penulis
rasa cara itu paling efektif guna mengurangi tindak kriminal.
f. Dari kejadian tindak kriminal kita dapat mendapatkan pelajaran yaitu kita bisa
mengambil bahwa dalam melakukan apapun dan dalam keadaan apapun kita harus
bisa lebih waspada dan berhati-hati. Dan kita lebih bisa menegaskan norma – norma
yang berlaku di masyarakat.
g. Jadi intinya kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari pelaku tetapi jaga
karena adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak memberikan
kesempatan pada pelaku kriminal untuk bertindak.

Anda mungkin juga menyukai