Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SOSIOLOGI

KRIMINALITAS

OLEH :
KELOMPOK 1
1. ADITYAA DWI ROHMAN.
2. DWI JUNITA.
3. OLIVEA AISYAH DWI PUTRI.
4. SOFIATUL SHOLIKHAH.
5. VINTARA JULIA ILSANTY.

SMA NEGERI 3 TUBAN


JL.Manunggal No. 14, Wire, Gedongombo, Kec
.Semanding.
Kabupaten Tuban ,jawa Timur 62391
Fax : 0356321997
Email : sma3tuban@yahoo.co.id

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sosiologi yang membahas tentang
kriminalitas. Kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menjadi sumber referensi siswa maupun guru sehingga pembaca memiliki ilmu
pengetahuan yang lebih luas mengenai kriminalitas.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit hambatan yang telah
kelompok kami lalui. Hal itu tentu mempengaruhi isi daripada makalah yang telah
disusun ini. Berkenan dengan hal tersebut, kesalahan dalam makalah pastilah ada.
Oleh karena itu, kami berharap agar pembaca dapat memberi kritik dan saran
demi tercapainya kesempurnaan makalah yang ini.

Tuban, 26 November 2022

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Pengertian Kriminalitas 6
2.2 Bentuk-bentuk Tindakan criminal dan kejahatan
.................................7
2.3 Klasifikasi jenis Kejahtan
.....................................................................9
2.4 Sebab-Sebab Tindakan Kriminal
........................................................11
2.5 Hubungan Kriminalitas dengan Berbagai Gejala
................................12
2.6 Akibat dari Tindakan Kriminal 15
2.7 Cara Penanganan Tindakan Kriminalitas 15

BAB II PENUTUPAN 17
3.1 Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 19

3
BAB I

PEDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hingga saat ini mungkin sudah tidak terhitung berapa jumlah tindak
kriminalitas yang terjadi di Tahu. Berbagai tindak pidana pun dilakukan mulai
dari pemerkosaan, pencurian motor, perampokkan, ranjau paku, pencurian. Para
pelaku pun tak merasa bersalah dengan apa yang mereka lakukan kepada orang
lain. Betapa kejamnya hati mereka yang mementingkan dirinya sendiri.
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang
dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris.
Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena
melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.

Berbagai cara yang dilakukan pemerintah guna memberikan kenyamanan


dan keamanan bagi masyarakat pun kurang berhasil untuk menghentikan atau
mengurangi tindak criminal yang terjadi Tahu. Mulai dari menambah undang –
undang sampai memperketat patrol, tapi para pelaku criminal pun tak gentar dan
tak takut mengerjakan niat buruknya itu.

Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat, antara lain :

 Meningkatkan rasa waspada dan selalau hati – hati dimana pun berada.
 Mengoptimalkan segala cara untuk mengurangi atau bahkan menghentikan
tindakan kriminalitas .
 Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik
anak

4
 Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai bahasa
bangsa sendiri.
   Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat
dimulai sejak dini melalui pendidikan multi kultural , seperti sekolah ,
pengajian dan organisasi masyarakat

3.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah yang dapat
penulis sampaikan antara lain :

1. Masalah kriminalitas di Tahu.
2. Sebab – Sebab terjadinya tindak kriminal.
3.  Jenis – jenis tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan masyarakat
Tahu.
4. Jenis – jenis tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan remaja Tahu.
5. Akibat yang ditimbulkan para pelaku kriminalitas di Tahu.
6. Solusi mengurangi tindakan kriminal.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan karya ini adalah untuk menyampaikan bahwa
kriminalitas terjadi bukan karena niat tetapi terjadi karena kesempatan juga.
Maka dari itu disetiap tempat dan setiap keadaan kita wajib waspada guna
menjaga diri kita dari tindak kriminal.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kriminalitas

Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai


sarjana telah berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti
segala tingkah laku manusia yang dapat dipidana, yang diatur dalam hukum
pidana.

Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum


atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal.
Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok,
atau teroris. Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari criminal
karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.

Arti hukum menurut Immanuel Kant sendiri yaitu : “noch suchen die


yuristen eine definition zu ihrem begriffe von recht”. (L.j Van
Apeldoorn,Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Tahu, 1981, hlm.13)

Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim,


maka orang ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah
negara hukum: seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti.
Pelaku tindak kriminal yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus
menjalani hukuman disebut sebagai terpidana atau narapidana.

Pengertian Kriminalitas menurut Beberapa para ahli

1. Menurut M.v.T

6
Kejahatan (rechtdeliten) yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan
dalam undang-undang, sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagi onrecht
sebagai perbuatan yang bertentangan dengan tata hukum.

2. R. Susil
Secara yuridis mengartikan kejahatan adalah sebagai suatu perbuatan atau
tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang.
Secara sosiologis mengartikan kejahatan adalah sebagai perbuatan atau tingkah
laku yang selain merugikan penderita atau korban juga sangat merugikan
masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.

3. M. A. Elliat
Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang
gagal dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa
hukuman penjara, hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.
4. Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro
Kejahatan adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh
hukum publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh
Negara. Perbuatan tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial
masyarakat, yaitu adanya tingkah laku yang patut dari seorang warga negaranya
5. Mr. W. A. Bonger
Kejahatan adalah perbuatan yang sangat anti sosial yang memperoleh
tantangan dengan sadar dari Negara berupa pemberian penderitaan.
6. Teori ³ Labelling´ (Edwin M. Lemert).
Seseorang menyimpang karena adanya proses ³labelling´ (pemberian julukan, cap,
etiket, atau merek) yang diberikan masyarakat kepada seseorang Prosesini
syarakat.

2.2 Bentuk-Bentuk Tindakan criminal atau Kejahatan


Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum,
norma sosial dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh, pencurian,
penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain.

7
Tindakan kejahatan ini menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat
tubuh, bahkan kehilangan nyawa. Tindak kejahatan juga mencakup semua
kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan kestabilan negara, seperti
korupsi, makar, subversi dan terorisme.
Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan. Kejahatan yang
sering kita bicarakan adalah jenis kejahatan yang tercantum dalm Kitab Undsan-
undang Hukum Pidana (KUHP), seperti pembunuhan, perampokan,
penganiayaan, pemerkosaan, pencurian dengan kekerasan, penipuan, atau
berbagai jenis kejahatan yang disebut sebagai violent offenses (kejahatan yang
disertai kekerasan terhadap orang lain) property offenses (kejahatan yang
menyangkut hak milik orang lain).

Menurut Light, Keller dan Calhoun, tipe kejahatan ada empat, yaitu:
Violent offenses atau kejahatan yang disertai dengan kekerasan pada orang
lain, seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain sebagainya.
Property offenses atau kejahatan yang menyangkut hak milik orang lain, seperti
perampasan, pencurian tanpa kekerasan, dan lain sebagainya. Sementara
itu Light, Keller, dan Callhoun dalam bukunya yang berjudul Sociology (1989)
membedakan kejahatan menjadi empat tipe, yaitu crime without victim, organized
crime, white collar crime, dan corporate crime.
1) White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)
Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang
terpandang atau berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya penghindaran
pajak, penggelapan uang perusahaan, manipulasi data keuangan sebuah
perusahaan (korupsi), dan lain sebagainya.
2) Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
Kejahatan tidak menimbulkan penderitaan pada korban secara langsung akibat
tindak pidana yang dilakukan. Contohnya berjudi, mabuk, dan hubungan seks
yang tidak sah tetapi dilakukan secara sukarela.
3)  Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)

8
Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan dengan
menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (biasaya
lebih ke materiil) dengan jalan menghindari hukum. Contohnya penyedia jasa
pelacuran, penadah barang curian, perdagangan perempuan ke luar negeri untuk
komoditas seksual, dan lain sebagainya.

4) Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)


Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan
keuntungan dan menekan kerugian. Lebih lanjut Light, Keller, dan Callhoun
membagi tipe kejahatan korporasi ini menjadi empat, yaitu kejahatan terhadap
konsumen, kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan
kejahatan terhadap karyawan.

2.3 Klasifikasi Jenis Kejahatan


1. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Dampaknya

Kejahatan berdampak luas


Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan berat yang berdampak pada
skala luas (berdampak pada orang banyak). Misalnya: bom Bali, USA menyerang
Irak, penyebaran susu bermelamin.
Kejahatan berdampak lokal
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan yang dampaknya dalam
skala kecil yaitu berdampak perorangan dan keluarga. Misalnya: perampokan,
pembunuhan, pemerkosaan.
Kejahatan korbannya diri sendiri
Kejahatan dalam klasifikasi ini, korbannya adalah pelaku itu sendiri. Misalnya:
bunuh diri dan masokis (menyiksa diri sendiri)
Kejahatan yang tidak ada korbannya
Kejahatan dalam klasifikasi ini misalnya adalah prostitusi, togel, mencontek.

2. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Jenis Objek Sasaran


Kejahatan kemanusiaan

9
Kejahatan kemanusiaan adalah istilah di dalam hukum internasional yang
mengacu pada tindakan pembunuhan massal dengan penyiksaan terhadap tubuh
dari orang-orang, sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain yang
mana objek sasarannya adalah manusia. Misalnya: pembunuhan, pembasmian,
perbudakan, pemerkosaan, penganiayaan terhadap kelompok lain.

Kejahatan perang
Kejahatan perang, objek sasarannya adalah lawan perang yang merupakan suatu
tindakan pelanggaran, dalam cakupan hukum internasional, terhadap hukum
perang oleh satu atau beberapa orang, baik militer maupun sipil, meliputi semua
pelanggaran terhadap perlindungan yang telah ditentukan oleh hukum perang, dan
juga mencakup kegagalan untuk tunduk pada norma prosedur dan aturan
pertempuran, seperti menyerang pihak yang telah mengibarkan bendera putih,
atau sebaliknya, menggunakan bendera perdamaian itu sebagai taktik perang
untuk mengecoh pihak lawan sebelum menyerang
Kejahatan politik
Kejahatan politik itu meliputi state crime dan yang bukan state crime, sedangkan
dalam berbagai definisi dijelaskan bahwa kejahatan negara dikatakan identik
dengan kejahatan politik yakni berupa tindakan/perbuatan yang melawan negara
seperti melanggar ketertiban umum, terorisme, subversive (menggulingkan
ideologi negara), mengganggu keamanan negara dan lainnya. Objek sasaran
politik adalah Negara.
Kejahatan harta benda
Kejahatan harta benda objek sasarannya adalah harta benda. Misalnya
perampokan dan pencurian.

3. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Cara yang digunakan


Kejahatan yang menyakiti orang lain
Kejahatan dengan menggunakan cara yang menyakiti orang lain. Misalnya
pembunuhan
Kejahatan dengan kekerasan

10
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Misalnya merampok tas
dengan kasar.
Kejahatan dengan kelembutan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara yang halus tanpa menyakiti. Misalnya
mencuri menggunakan gendam (hipnotis)

Kejahatan dengan Media


Kejahatan dengan menggunakan media informasi sebagai cara untuk melakukan
kejahatan dengan menggunakan media informasi yang lagi marak saat ini.
Misalnya kejahatan pembobolan ATM dengan menggunakan internet dan adanya
layanan primbon sms dengan cara ketik REG (spasi) Primbon, hal ini secara tidak
langsung merupakan penipuan karena biaya mahal yaitu 2000 rupiah setiap info
yang diberikan operator

2.4 Sebab-Sebab Tindakan Kriminal


Pada umumnya penyebab kejahatan terdapat tiga kelompok pendapat yaitu:
a. Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di
luar diri pelaku
b. Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di
dalam diri pelaku sendiri
c.  Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik karena
pengaruh di luar pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.

Bagi Bonger, bakat merupakan hal yang konstan atau tetap, dan
lingkungan adalah faktor variabelnya dan karena itu juga dapat disebutkan sebagai
penyebabnya.
Pandangan bahwa ada hubungan langsung antara keadaan ekonomi dengan
kriminalitas biasanya mendasarkan pada perbandingan statistik dalam penelitian.
Selain keadaan ekonomi, penyebab di luar diri pelaku dapat pula berupa tingkat
gaji dan upah, pengangguran, kondisi tempat tinggal bobrok, bahkan juga agama.
Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang

11
terdapat di luar diri pelaku untuk melakuakan sebuah tindak pidana. Biasanya
penelitian dilakukan dengan cara statistic yang disebut dengan ciminostatistical
investigation.
Bagi para penganut aliran bahwa kriminalitas timbul sebagai akibat bakat
si pelaku, mereka berpandangan bahwa kriminalitas adalah akibat dari bakat atau
sifat dasar si pelaku. Bahkan beberapa orang menyatakan bahwa kriminalitas
merupakan bentuk ekspresi dari bakat. Para penulis Jerman mengatakan bahwa
bakti itu diwariskan. Pemelopor aliran ini, Lombroso, yang dikenal dengan aliran
Italia, menyatakan sejak lahir penjahat sudah berbeda dengan manusia lainnya,
khususnya jika dilihat dari ciri tubuhnya. Ciri bukan menjadi penyebab kejahatan
melainkan merupakan predisposisi kriminalitas. Ajaran bahwa bakat ragawi
merupakan penyebab kriminalitas telah banyak ditinggalkan orang, kemudian
muncul pendapat bahwa kriminalitas itu merupakan akibat dari bakat psikis atau
bakat psikis dan bakat ragawi.
Adapun Penyebab Kriminalitas menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.  Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas (Aristoteles)
2. Kesempatan untuk menjadi pencuri (Sir Francis Bacon, 1600-an)
3.  Kehendak bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan
kontrak sosial (Voltaire & Rousseau, 1700-an)
4. Atavistic trait atau  Sifat-sifat antisosial bawaan sebagai penyebab perilaku
kriminal          ( Cesare  Lombroso, 1835-1909)
5. Hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional (Teoritisi Klasik Lain)
Tindak kriminal juga dapat terjadi karena :
1. Pertentangan dan persaingan kebudayaan
2.  Perbedaan ideologi politik          
3. Kepadatan dan komposisi penduduk
4. Perbedaan distribusi kebudayaan
5. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
6. Mentalitas yang labil
7. Faktor dasar seperti faktor biologi, psikologi, dan sosioemosional

12
2.5 Hubungan Kriminalitas dengan Berbagai Gejala

a. Kriminalitas dan Jenis Kelamin


Angka statistik menunjukkan bahwa jumlah wanita yang dijatuhi pidana
lebih rendah daripada pria. Angka statistik ini menunjuk pada perbuatan delik
secara umum. Namun bila perbuatan delik sudah dikhususkanm kemungkinan
angka statistik perbandingan pelaku delik wanita dengan pria akan bertambah
porsi bagi wanitanya. Misalnya saja dalam delik abortus.
Telah banyak penjelasan mengenai kenyataan ini dan dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori antara lain:
 Sebenarnya kriminalitas yang dilakukan oleh wanita jauh lebih tinggi dari
angka yang ada Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya dark
number yaitu anka kejahatan yang tidak dicatat karena sesuatu hal.
Contohnya dalam kasus abortus, kasus ini kebanyakan akan ditutup-tutupi
dan disembunyikan baik oleh korban maupun keluarganya. Selain hal
tersebut, kaum pria cenderung memiliki sifat gentelman yaitu berusaha
melindungi wanita. Ketika terdapat wanita yang melakukan kejahatan, pria
merasa perlu melindunginya.
 Kondisi lingkungan bagi wanita ditinjau dari segi kriminologi lebih
menguntungkan daripada kondisi bagi pria Jika dibandingkan dengan pria,
partisipasi wanita lebih sedikit dalam kegiatan masyarakat sehingga dapat
mengurangi konflik yang dapat mengarah pada kriminalitas.
  Sifat wanita sendiri membawa pengaruh rendahnya kriminalitas. Faktor
fisik wanita yang lemah kurang cocok untuk delik-delik agresi.

b. Kriminalitas dan Cacat Tubuh


Cacat tubuh dibedakan antara yang diderita sejak kelahirannya dan yang
diperoleh dalam perjalanan hidupnya. Cacat tubuh yang memungkinkan
menjadi faktor kriminogen antara lain:
 Wajah
 Tuli
 Buta

13
c. Kriminalitas dan Umur
Di masa anak-anak, statistic kriminalitas tidak dapat diikuti dengan tegas,
karena banyak kejahatan yang dilakukan oleh anak tidak dipidana namun
hanya diberitahukan kepada orang tua. Jenisnya bisanya berupa pencurian
sederhana, perusakan barang, atau pencurian karena disuruh oleh orang lain.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Di
masa ini frekensi kejahatan tinggi terjadi konflik antara harapan dan
kenyataan. Macam kejahatannya dapat berawal dari pencurian biasa sampai
dengan pencurian dengan kekerasan.
Awal masa dewasa adalah lanjutan dari masa remaja. Frekuensi
kriminalitas masih tetap tinggi walaupun sedikit lebih rendah jika
dibandingkan pada masa remaja. Macam kriminalitas berupa pencurian yang
lebih canggih, penggelapan, dan seksualitas.
Pada Masa Dewasa Penuh kejahatan yang dilakukan cenderung pada yang
lebih menggunakan akal dan pikiran dari pada kekuatan fisik. Frekuensinya
menurun namun kualitasnya meningkat. Macam kriminalitasnya banyak
ditujukan pada kekayaan seperti penggelapan, pemalsuan, dan penipuan.
Pada masa usia lanjut, kekuatan fisik maupun psikis sudah mulai menurun.
Produktivitas juga menurun. Karena penghasilan menurun, dorongan untuk
melakukan delik terhadap kekayaan ada kecenderungan meningkat namun
dengan cara anak-anak.

d. Keadaan Ekonomi, Lapangan Kerja, dan Rekreasi


Kemelaratan miningkatkan kejahatan. Bahkan kemelaratanlah yang
menyebabkan kejahatan. Kemunduran kemakmuran baik secara individu
maupun pada kelompok dapat meningkatkan tingkat kriminalitas.
Kemelaratan sebenarnya bukanlah satu-satunya faktor yang menimbulkan
konflik dan faktor kriminogen. Ketika sebuah masyarakat terisolasi yang
penghidupannya menurut masyarakat lain dianggap rendah, akan dapat tetap
hidup tenang jika norma dalam masyarakat tersebut tidak berubah dan tidak

14
ada kesenjangan diantara mereka. Jurang perbedaan dalam hal keadaan
ekonomi dapat menjadi faktor kriminogen.

2.6 Akibat dari Tindakan kriminalitas


1. Kerugian materi
Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam tahap agak
berat. Seperti pencopetan, penipuan penjambretan, pencurian dll, yang
tanpa di sertai dengan tindak kekerasan.
2. Trauma
Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan criminal
yang biasanya di sertai dengan ancaman seperti dengan membawa benda-
benda tajam seperti pisau, clurit, pistol dll.
3. Cacat tubuh dan tekanan mental
Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan criminal di sertai dengan
tindakan criminal yang lainnya atau jika seseorang melakukan tindakan
criminal itu sudah memasuki tahap tindakan criminal yang berat.
Contohnya jika suatu tindakan pencurian disertai dengan penganiayaan,
atau pemerkosaan dan lain sebagainya.
4. Kematian
Kematian terjadi jika tindakan criminal yang di lakukan oleh seseorang
kelompok sudah memasuki tingkat sangat berat seperti pembunuhan,
mutilasi dan lain-lain. Biasanya hal ini didasari oleh beberapa motif.

2.7 Cara Penanganan Tindakan kriminalitas


Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Yang bisa hanya
dikurangi melalui tindakan-tindakan pencegahan.
a.  Hukuman. Selama ini hukuman (punishment) menjadi sarana utama untuk
membuat jera pelaku kriminal. Dan pendekatan behavioristik ini tampaknya masih
cocok untuk dijalankan dalam mengatasi masalah kriminal. Hanya saja, perlu
kondisi tertentu, misalnya konsisten, fairness, terbuka, dan tepat waktunya.
b.  Penghilang Model melalui tayangan media massa itu ibarat dua sisi mata pisau.
Ditayangkan nanti penjahat tambah ahli, tidak ditayangkan masyarakat tidak
bersiap-siap.

15
c.  Membatasi Kesempatan Seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal
dengan membatasi munculnya kesempatan untuk mencuri. Kalau pencuri akan
lewat pintu masuk dan kita sudah menguncinya, tentunya cara itu termasuk
mengurangi kesempatan untuk mencuri.   
d. Jaga diri Jaga diri dengan ketrampilan bela diri dan beberapa persiapan lain
sebelum terjadinya tindak kriminal bisa dilakukan oleh warga masyarakat.  Cara-
cara di atas memang tidak merupakan cara yang paling efektif, hanya saja akan
tepat bila diterapkan kasus per kasus.
e.  Dengan membuka layanan masyarakat , dengan adanya hal ini polisi atau
pihak-pihak yang bertanggung jawab bisa lebih tahu apa keluhan masyarakat
secara langsung dari masyarakat itu sendiri dan bisa membuat pihak yang
bertanggung jawab tersebut lebih mengenal daerah yang rawan akan tindakan
criminal. Misalnya bersedia bertindak atau melapor pada yang berwajib apabila
menjadi korban suatu tindakan kriminal atau melihat langsung suatu kriminalitas.
f. Kesadaran untuk ikut membantu mencegah tindakan kriminal dengan ikut
meronda, melakukan pengawasan pengadaan dana untuk kegiatan pada anak dan
pemuda agar tidak terjadinya satu tindakan yang tidak di ingin kan oleh
masyarakat.

Dan ada cara lain yang dapat dilakukan guna menangani Tindakan kriminal yaitu
1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku
kriminalitas tanpa pandang bulu atau derajat.
2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam
mendidik anak.
3.  Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai
busaya bangsa sendiri.
4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat
dimulai sejak dini melalui pendidikan multi kultural; seperti sekolah,
pengajian, dan organisasi masyarakat.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tindak criminal adalah Tindakan yang melanggar norma dan nilai social
serta merupakan salah satu bentuk penyimpangan social karena merugikan orang
lain serta dirinya sendiri.
- Kriminalitas tidak hanya merugikan orang lain dan diri sendiri tetapi juga
merugikan negara serta mengganggu stabilitas negara.
- Beberapa tindak kriminal yang sering dilakukan para pelaku kriminal yaitu
perampokkan, pencurian, pencopetan, pemerkosaan dan korupsi. Semua
tindakan itu dilakukan oleh para pelaku kriminal dengan berbagai sebab
diantaranya yaitu akibat himpitan ekonomi yang memaksa mereka melakukan
itu semua. Memang mereka tidak memikirkan dampak yang diakibatkan dari
apa yang mereka buat, mereka hanya memikirkan dirinya sendiri.
- Akibat yang ditimbulkan dari tindak kriminal yaitu kerugian materi yang
salah satunya disebabkan oleh pencurian, trauma berat yang salah satunya
disebabkan oleh perampokan menggunakan senjata,cacat tubuh yang salah
satunya disebabkan oleh tindak pemerkosaan, atau bahakan menyebabkan
kematian yang salah satunya disebabakan oleh tindak mutilasi.
-  Penanganan atau solusi agar tindak kriminalitas ini yaitu salah satunya
dengan cara memberikan hukuman yang tidak pandang pangkat, jabatan atau
status sosial dan memberikan hukuman yang pantas dengan apa yang mereka
lakukan, agar para pelaku tindak kriminal jera dana tak akan mengulangi

17
tindakan kriminalitas. Penulis rasa cara itu paling efektif guna mengurangi
tindak kriminal.
- Dari kejadian tindak kriminal kita dapat mendapatkan pelajaran yaitu kita bisa
mengambil bahwa dalam melakukan apapun dan dalam keadaan apapun kita
harus bisa lebih waspada dan berhati-hati. Dan kita lebih bisa menegaskan
norma-norma yang berlaku di masyarakat.
-  Jadi intinya kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari pelaku tetapi
jaga karena adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak
memberikan kesempatan pada pelaku kriminal untuk bertindak.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sosiologi.info/2021/10/pengertian-kriminalitas-menurut-para
ahli.html
https://www.sosiologi79.com/2020/04/pengertian-kriminalitas-ciri-penyebab.html
https://www.zenius.net/blog/pengertian-jenis-kriminalitas
https://www.infodiknas.com/hubungan-kriminalitas-dengan-berbagai-gejala-di-
masyarakat-dan-kriminalitas-sebagai-habbit-dan-professional.html

19

Anda mungkin juga menyukai