Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam tercurah kepada Nabi Agung Muhammad
SAW atas segala limpahan rahmat-Nya dan yang kita tunggu – tunggu safa’atnya di akhirat,
sehingga mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam makalah ini kami akan membahas
tentang
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan bermanfaat kepada
pembaca. Penyusun sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.

Pekaitan, September 2022


Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
I.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
I.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................................1
I.3 Perumusan Masalah..........................................................................................................2
I.4 Maksud dan Tujuan...........................................................................................................2
I.5 Metode Penelitian.............................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Kriminalitas....................................................................................................3
2.2 Bentuk-Bentuk Tindakan Kriminal atau Kejahatan..............................................................4
2. 3 Klasifikasi Jenis Kejahatan...............................................................................................5
2.4 Sebab - Sebab Tindakan Kriminal.......................................................................................6
2.5 Hubungan Kriminalitas dengan Berbagai Gejala..................................................................7
2.6 Akibat dari tindakan kriminalitas...........................................................................................9
2.7 Cara penanganan tindakan kriminalitas............................................................................9
2.8 Manfaat dari terjadinya tindakan kriminal......................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
3.2 Saran-Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Hingga saat ini mungkin sudah tidak terhitung berapa jumlah tindak kriminalitas yang
terjadi di Indonesia. Berbagai tindak pidana pun dilakukan mulai dari pemerkosaan,
pencurian motor, perampokkan, ranjau paku, pencurian. Para pelaku pun tak merasa
bersalah dengan apa yang meraka lakaukan kepada orang lain. Betapa kejamnya hati
mereka yang mementingkan dirinya sendiri.
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap
kriminal adalah seorang pencuri,pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun
begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak
kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Berbagai cara yang dilakukan pemerintah guna memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi masyarakat pun kurang berhasil untuk menghentikan atau mengurangi
tindak criminal yang terjadi Indonesia. Mulai dari menambah undang – undang sampai
memperketat patrol, tapi para npelaku criminal pun tah gentar dan tak takut mengeejakan
niat buruknya itu.
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat, antara lain :
a. Meningkatkan rasa waspada dan selalau hati – hati dimana pun berada.
b. Mengoptimalkan segala cara untuk mengurangi atau bahkan menghentikan tindakan
kriminalitas .
c. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak
d. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa
sendiri
e. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak dini
melalui pendidikan multi kultural , seperti sekolah , pengajian dan organisasi masyarakat

I.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah yang dapat
penulis sampaikan antara lain :
a. Masalah kriminalitas di Indonesia.
b. Sebab – Sebab terjadinya tindak kriminal.
c. Jenis – jenis tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia.
d. Jenis – jenis tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan remaja Indonesia.
e. Akibat yang ditimbulkan para pelaku kriminalitas di Indonesia.
f. Solusi mengurangi tindakan kriminal.

1
I.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya adalah
1. Apa itu kriminalitas?
2. Apa saja sebab – sebab terjadinya kriminalitas?
3. Apa saja jenis – jenis tindak kriminalitas yang sering terjadi di masyarakat Indonesia?
4. Apa saja jenis – jenis tindak kriminalitas yang sering terjadi di masyarakat Indonesia?
5. Apa akibat yang ditimbulkan tindakan kriminal terhadap kehidupan bermasyarakat di
Indonesia?
6. Bagaimana solusi yang tepat untuk menghentikan tindakan kriminal di Indonesia?

I.4 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan makalah ini adalah penyampaian tinjauan penyebab, akibat dan
solusi tindak kriminialitas.
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk menyampaikan bahwa kriminalitas terjadi
bukan karena niat tetapi juga karena adanya kesempatan. Maka dari itu disetiap tempat dan
setiap keadaan kita wajib waspada guna menjaga diri kita dari tindak kriminal.

I.5 Metode Penelitian


Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode observasi tidak langsung yaitu
penulis mencari bahan – bahan dalam karya ilmiah ini dari buku dan dari internet. Jadi,
kami hanya menggunakan satu metode saja karena terbatasnya waktu pengerjaan yang
terlalu singkat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kriminalitas
Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana telah
berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku
manusia yang dapat dipidana ,yang diatur dalam hukum pidana.
Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap
kriminal adalah seorang pencuri,pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun
begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak
kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham.
Arti hukum menurut Immanuel Kant sendiri yaitu : “noch suchen die yuristen eine
definition zu ihrem begriffe von recht”. (L.j Van Apeldoorn,Pengantar Ilmu
Hukum,Pradnya Paramita,Jakarta,1981,hlm.13)
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang
ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum:
seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti. Pelaku tindak kriminal yang
dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut
sebagai terpidana atau narapidana.
Pengertian kriminalitas menurut Beberapa para ahli
1. Menurut M.v.T
Kejahatan (rechtdeliten) yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan dalam
undang-undang, sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagi onrecht sebagai
perbuatan yang bertentangan dengan tata hukum.
2. R. Susilo
Secara yuridis mengartikan kejahatan adalah sebagai suatu perbuatan atau tingkah laku
yang bertentangan dengan undang-undang.
Secara sosiologis mengartikan kejahatan adalah sebagai perbuatan atau tingkah laku
yang selain merugikan penderita atau korban juga sangat merugikan masyarakat yaitu
berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.
3. M. A. Elliat
Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal dan
melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman penjara,
hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain.
4. Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro
Kejahatan adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hukum
publik untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara.

3
Perbuatan tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu
adanya tingkah laku yang patut dari seorang warga negaranya
5. Mr. W. A. Bonger
Kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh tantangan
dengan sadar dari Negara berupa pemberian penderitaan.
6. Teori ³ Labelling´ (Edwin M. Lemert).Seseorang menyimpang karena adanyaproses
³labelling´ (pemberian julukan,cap, etiket, atau merek) yang diberikanmasyarakat
kepada seseorang. Prosesini syarakat.
2.2 Bentuk-Bentuk Tindakan Kriminal atau Kejahatan
Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma sosial
dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh, pencurian, penganiayaan,
pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain. Tindaakn kejahatan ini
menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa.
Tindak kejahatan juga mencakup semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan
kestabilan negara, seperti korupsi, makar, subversi dan terorisme.
Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan. Kejahatan yang sering
kita bicarakan adalah jenis kejahatan yang tercantum dalm Kitab Undsan-undang Hukum
Pidana (KUHP), seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, pencurian
dengan kekerasan, penipuan, atau berbagai jenis kejahatan yang disebut sebagai violent
offenses (kejahatan yang disertai kekerasan terhadap orang lain) property
offenses (kejahatan yang menyangkut hak milik orang lain).
Menurut Light, Keller dan Calhoun, tipe kejahatan ada empat, yaitu:
Violent offenses atau kejahatan yang disertai dengan kekerasan pada orang lain, seperti
pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. 2) Property offenses atau
kejahatan yang menyangkut hak milik orang lain, seperti perampasan, pencurian tanpa
kekerasan, dan lain sebagainya. Sementara itu Light, Keller, dan Callhoun dalam
bukunya yang berjudul Sociology (1989) membedakan kejahatan menjadi empat tipe,
yaitu crime without victim, organized crime, white collar crime, dan corporate crime.
1) White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)
Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang yang terpandang
atau berstatus tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya penghindaran pajak, penggelapan
uang perusahaan, manipulasi data keuangan sebuah perusahaan (korupsi), dan lain
sebagainya.
2) Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
Kejahatan tidak menimbulkan penderitaan pada korban secara langsung akibat tindak
pidana yang dilakukan. Contohnya berjudi, mabuk, dan hubungan seks yang tidak sah
tetapi dilakukan secara sukarela.
3) Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)

4
Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan dengan
menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (biasaya lebih ke
materiil) dengan jalan menghindari hukum. Contohnya penyedia jasa pelacuran, penadah
barang curian, perdagangan perempuan ke luar negeri untuk komoditas seksual, dan lain
sebagainya.
4) Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)
Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan
keuntungan dan menekan kerugian. Lebih lanjut Light, Keller, dan Callhoun membagi tipe
kejahatan korporasi ini menjadi empat, yaitu kejahatan terhadap konsumen, kejahatan
terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.
2. 3 Klasifikasi Jenis Kejahatan
1. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Dampaknya
Kejahatan berdampak luas
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan berat yang berdampak pada skala
luas (berdampak pada orang banyak). Misalnya: bom Bali, USA menyerang Irak,
penyebaran susu bermelamin
Kejahatan berdampak lokal
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan yang dampaknya dalam skala
kecil yaitu berdampak perorangan dan keluarga. Misalnya: perampokan, pembunuhan,
pemerkosaan.
Kejahatan korbannya diri sendiri
Kejahatan dalam klasifikasi ini, korbannya adalah pelaku itu sendiri. Misalnya: bunuh
diri dan masokis (menyiksa diri sendiri)
Kejahatan yang tidak ada korbannya
Kejahatan dalam klasifikasi ini misalnya adalah prostitusi, togel, mencontek.
2. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Jenis Objek Sasaran
Kejahatan kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah istilah di dalam hukum internasional yang mengacu
pada tindakan pembunuhan massal dengan penyiksaan terhadap tubuh dari orang-
orang, sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain yang mana objek
sasarannya adalah manusia. Misalnya: pembunuhan, pembasmian, perbudakan,
pemerkosaan, penganiayaan terhadap kelompok lain.
Kejahatan perang
Kejahatan perang, objek sasarannya adalah lawan perang yang merupakan suatu
tindakan pelanggaran, dalam cakupan hukum internasional, terhadap hukum perang
oleh satu atau beberapa orang, baik militer maupun sipil, meliputi semua pelanggaran
terhadap perlindungan yang telah ditentukan oleh hukum perang, dan juga mencakup
kegagalan untuk tunduk pada norma prosedur dan aturan pertempuran, seperti
menyerang pihak yang telah mengibarkan bendera putih, atau sebaliknya,

5
menggunakan bendera perdamaian itu sebagai taktik perang untuk mengecoh pihak
lawan sebelum menyerang
Kejahatan politik
Kejahatan politik itu meliputi state crime dan yang bukan state crime, sedangkan
dalam berbagai definisi dijelaskan bahwa kejahatan negara dikatakan identik dengan
kejahatan politik yakni berupa tindakan/perbuatan yang melawan negara seperti
melanggar ketertiban umum, terorisme, subversive (menggulingkan ideologi negara),
mengganggu keamanan negara dan lainnya. Objek sasaran politik adalah Negara.
Kejahatan harta benda
Kejahatan harta benda objek sasarannya adalah harta benda. Misalnya perampokan
dan pencurian.
3. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Cara yang digunakan
Kejahatan yang menyakiti orang lain
Kejahatan dengan menggunakan cara yang menyakiti orang lain. Misalnya
pembunuhan
Kejahatan dengan kekerasan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Misalnya merampok tas dengan
kasar.
Kejahatan dengan kelembutan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara yang halus tanpa menyakiti. Misalnya
mencuri menggunkan gendam (hipnotis)
Kejahatan dengan Media
Kejahatan dengan menggunakan media informasi sebagai cara untuk melakukan
kejahatan dengan menggunakan media informasi yang lagi marak saat ini. Misalnya
kejahatan pembobolan ATM dengan menggunakan internet dan adanya layanan
primbon sms dengan cara ketik REG (spasi) Primbon, hal ini secara tidak langsung
merupakan penipuan karena biaya mahal yaitu 2000 rupiah setiap info yang diberikan
operator
2.4 Sebab - Sebab Tindakan Kriminal
Pada umumnya penyebab kejahatan terdapat tiga kelompok pendapat yaitu:
a. Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di luar diri
pelaku
b. Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di dalam
diri pelaku sendiri
c. Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik karena
pengaruh di luar pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.
Bagi Bonger, bakat merupakan hal yang konstan atau tetap, dan lingkungan adalah
faktor variabelnya dan karena itu juga dapat disebutkan sebagai penyebabnya.

6
Pandangan bahwa ada hubungan langsung antara keadaan ekonomi dengan
kriminalitas biasanya mendasarkan pada perbandingan statistik dalam penelitian. Selain
keadaan ekonomi, penyebab di luar diri pelaku dapat pula berupa tingkat gaji dan upah,
pengangguran, kondisi tempat tinggal bobrok, bahkan juga agama. Banyak penelitian yang
sudah dialakukan untuk mengetahui pengaruh yang terdapat di luar diri pelaku untuk
melakuakn sebuah tindak pidana. Biasanya penelitian dilakukan dengan cara statistic yang
disebut dengan ciminostatistical investigation.
Bagi para penganut aliran bahwa kriminalitas timbul sebagai akibat bakat si pelaku,
mereka berpandangan bahwa kriminalitas adalah akibat dari bakat atau sifat dasar si
pelaku. Bahkan beberapa orang menyatakan bahwa kriminalitas merupakan bentuk
ekspresi dari bakat. Para penulis Jerman mengatakan bahwa bakt itu diwariskan.
Pemelopor aliran ini, Lombroso, yang dikenal dengan aliran Italia, menyatakan sejak lahir
penjahat sudah berbeda dengan manusia lainnya, khususnya jika dilihat dari ciri tubuhnya.
Ciri bukan menjadi penyebab kejahatan melainkan merupakan predisposisi kriminalitas.
Ajaran bahwa bakat ragawi merupakan penyebab kriminalitastelah banyak ditinggalkan
orang, kemudian muncul pendapat bahwa kriminalitas itu merupakan akibat dari bakat
psikis atau bakat psikis dan bakat ragawi.
Adapun Penyebab Kriminalitas menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas (Aristoteles)
2. Kesempatan untuk menjadi pencuri (Sir Francis Bacon, 1600-an)
3. Kehendak bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan kontrak
sosial (Voltaire & Rousseau, 1700-an)
4. Atavistic trait atau Sifat-sifat antisosial bawaan sebagai penyebab perilaku
kriminal ( Cesare Lombroso, 1835-1909)
5. Hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional (Teoritisi Klasik Lain)
Tindak kriminal juga dapat terjadi karena :
1. Pertentangan dan persaingan kebudayaan
2. Perbedaan ideologi politik
3. Kepadatan dan komposisi penduduk
4. Perbedaan distribusi kebudayaan
5. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
6. Mentalitas yang labil
7. faktor dasar seperti faktor biologi, psikologi, dan sosioemosional
2.5 Hubungan Kriminalitas dengan Berbagai Gejala
a. Kriminalitas dan Jenis Kelamin
Angka statistik menunjukkan bahwa jumlah wanita yang dijatuhi pidana lebih
rendah daripada pria. Angka statistik ini menunjuk pada perbuatan delik secara umum.
Namun bila perbuatan delik sudah dikhususkanm kemungkinan angka statistik

7
perbandingan pelaku delik wanita dengan pria akan bertambah porsi bagi wanitanya.
Misalnya saja dalam delik abortus.
Telah banyak penjelasan mengenai kenyataan ini dan dapat dikelompokkan dalam
tiga kategori antara lain:
1) Sebenarnya kriminalitas yang dilakukan oleh wanita jauh lebih tinggi dari angka
yang adaHal tersebut dikarenakan masih banyaknya dark number yaitu anka
kejahatan yang tidak dicatat karena sesuatu hal. Contohnya dalam kasus abortus,
kasus ini kebanyakan akan ditutup-tutupi dan disembunyikan baik oleh korban
maupun keluarganya. Selain hal tersebut, kaum pria cenderung memiliki sifat
gentleman yaitu berusaha melindungi wanita. Ketika terdapat wanita yang
melakukan kejahatan, pria merasa perlu melindunginya.
2) Kondisi lingkungan bagi wanita ditinjau dari segi kriminologi lebih
menguntungkan daripada kondisi bagi pria
3) Jika dibandingkan dengan pria, partisipasi wanita lebih sedikit dalam kegiatan
masyarakat sehingga dapat mengurangi konflik yang dapat mengarah pada
kriminalitas.
4) Sifat wanita sendiri membawa pengaruh rendahnya kriminalitas
5) Faktor fisik wanita yang lemah kurang cocok untuk delik-delik agresi
b. Kriminalitas dan Cacat Tubuh
Cacat tubuh dibedakan antara yang diderita sejak kelahirannya dan yang diperoleh
dalam perjalanan hidupnya. Cacat tubuh yang memungkinkan menjadi faktor
kriminogen antara lain:
1) Wajah
2) Tuli
3) Buta
c. Kriminalitas dan Umur
Di masa anak-anak, statistic kriminalitas tidak dapat diikuti dengan tegas, karena
banyak kejahatan yang dilakukan oleh anak tidak dipidana namun hanya diberitahukan
kepada orang tua. Jenisnya bisanya berupa pencurian sederhana, perusakan barang,
atau pencurian karena disuruh oleh orang lain.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Di masa ini
frekensi kejahatan tinggi terjadi konflik antara harapan dan kenyataan. Macam
kejahatannya dapat berawal dari pencurian biasa sampai dengan pencurian dengan
kekerasan.
Awal masa dewasa adalah lanjutan dari masa remaja. Frekuensi kriminalitas
masih tetap tinggi walaupun sedikit lebih rendah jika dibandingkan pada masa
remaja.Macam kriminalitas berupa pencurian yang lebih canggih, penggelapan, dan
seksualitas.

8
Pada Masa Dewasa Penuh kejahatan yang dilakukan cenderung pada yang lebih
menggunakan akal dan pikiran dari pada kekuatan fisik. Frekuensinya menurun namun
kualitasnya meningkat. Macam kriminalitasnya banyak ditujukan pada kekayaan
seperti penggelapan, pemalsuan, dan penipuan.
Pada masa usia lanjut, kekuatan fisik maupun psikis sudah mulai menurun.
Produktivitas juga menurun. Karena penghasilan menurun, dorongan untuk melakukan
delik terhadap kekayaan ada kecenderungan meningkatnamun dengan cara anak-anak.
d. Keadaan Ekonomi, Lapangan Kerja, dan Rekreasi
Kemelaratan miningkatkan kejahatan. Bahkan kemelaratanlah yang menyebabkan
kejahatan. Kemunduran kemakmuran baik secara individu maupun pada kelompok
dapat meningkatkan tingkat kriminalitas.
Kemelaratan sebenarnya bukanlah satu-satunya faktor yang menimbulkan konflik
dan faktor kriminogen. Ketika sebuah masyarakat terisolasi yang penghidupannya
menurut masyarakat lain dianggap rendah, akan dapat tetap hidup tenang jika norma
dalam masyarakat tersebut tidak berubah dan tidak ada kesenjangan diantara mereka.
Jurang perbedaan dalam hal keadaan ekonomi dapat menjadi faktor kriminogen.
2.6 Akibat dari tindakan kriminalitas
1. Kerugian materi
Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam tahap agak berat.
Seperti pencopetan,penipuan penjambretan, pencurian dll, yang tanpa di sertai dengan
tindak kekerasan
2. Traumav
Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan criminal yang
biasanya di sertai dengan ancaman seperti dengan membawa benda-benda tajam seprti
pisau, clurit, pistol dll.
3. Cacat tubuh dan tekanan mentalv
Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan criminal di sertai dengan tindakan
criminal yang lainnya atau jika seseorang melakukan tindakan criminal itu sudah
memasuki tahap tindakan criminal yang berat. Contohnya jika suatu tindakan
pencurian disertai dengan penganiayaan, atau pemerkosaan dan lain sebagainya.
4. Kematianv
Kematian terjadi jika tindakan criminal yang di lakukan oleh seseorang kelompok
sudah memasuki tingkat sangat berat seperti pembunuhan, mutilasi dan lain-lain.
Biasanya hal ini didasari oleh beberapa motif.
2.7 Cara penanganan tindakan kriminalitas
Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Yang bisa hanya dikurangi melalui
tindakan-tindakan pencegahan.
a) Hukuman. Selama ini hukuman (punishment) menjadi sarana utama untuk membuat
jera pelaku kriminal. Dan pendekatan behavioristik ini tampaknya masih cocok untuk

9
dijalankan dalam mengatasi masalah kriminal. Hanya saja, perlu kondisi tertentu,
misalnya konsisten, fairness, terbuka, dan tepat waktunya.
b) Penghilang Model melalui tayangan media massa itu ibarat dua sisi mata pisau .
Ditayangkan nanti penjahat tambah ahli, tidak ditayangkan masyarakat tidak bersiap-
siap.
c) Membatasi Kesempatan Seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal dengan
membatasi munculnya kesempatan untuk mencuri. Kalau pencuri akan lewat pintu
masuk dan kita sudah menguncinya, tentunya cara itu termasuk mengurangi
kesempatan untuk mencuri.
d) Jaga diri Jaga diri dengan ketrampilan beladiri dan beberapa persiapan lain sebelum
terjadinya tindak kriminal bisa dilakukan oleh warga masyarakat. Cara-cara di atas
memang tidak merupakan cara yang paling efektif, hanya saja akan tepat bila
diterapkan kasus per kasus.
e) Dengan membuka layanan masyarakat , dengan adanya hal ini polisi atau pihak – pihak
yang brtanggung jawab bisa lebih tau apa keluhan masyarakat secara langsung dari
masyarakat itu sendiri dan bisa membuat pihak yang bertanggung jawab tersebut lebih
mengenal daerah yang rawan akan tindakan criminal.Misalnya bersedia bertindak atau
melapor pada yang berwajib apabila menjadi korban suatu tindakan kriminal atau
melihat langsung suatu kriminalitas.
f) Kesadaran untuk ikut membantu mencegah tindakan kriminal dengan ikut meronda,
melakukan pengawasan pengadaan dana untuk kegiatan pada anak dan pemuda agar
tidak terjadinya satu tindakan yang tidak di ingin kan oleh masyarakat.
Dan ada cara lain yang dapat dilakukan guna menangani tindakan kriminal yaitu:
1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa
pandang bulu atau derajat.
2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak.
3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa
sendiri.
4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak
dini melalui pendidikan multi kultural; seperti sekolah, pengajian, dan organisasi
masyarakat.
2.8 Manfaat dari terjadinya tindakan kriminal
1. menegaskan nilai-nilai kultural dan norma-norma yang ada di masyarakat,
2. menciptakan kesatuan sosial dengan menciptakan dikotomi ‘kami’ dan ‘mereka’,
3. mengklarifikasi batasan-batasan moral,
4. perilaku menyimpang boleh jadi merupakan pernyataan sikap individu yang
menentang terhadap tujuan dan norma dalam kelompok.

10
2.9 Peta Konsep Kriminalisasi

2.10 Gambar-gambar tentang kriminalisasi

11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Tindak kriminal adalah tindakan yang melanggar norma dan nilai sosial serta
merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial karena merugikan orang lain serta
dirinya sendiri.
b. Kriminalitas tidak hanya merugikan orang lain dan diri sendiri tetapi juga merugikan
negara serta mengganggu stabilitas negara.
c. Beberapa tindak kriminal yang sering dilakukan para pelaku kriminal yaitu
perampokkan,pencurian,pencopetan,pemerkosaan dan korupsi. Semua tindakan itu
dilakukan oleh para pelaku kriminal dengan berbagai sebab diantaranya yaitu akibat
himpitan ekonomi yang memaksa mereka melakukan itu semua. Memang mereka
tidak memikirkan dampak yang diakibatkan dari apa yang mereka buat,mereka hanya
memikirkan dirinya sendiri.
d. Akibat yang ditimbulkan dari tindak kriminal yaitu kerugian materi yang salah
satunya disebabkan oleh pencurian, trauma berat yang salah satunya disebabkan oleh
perampokan menggunakan senjata,cacat tubuh yang salah satunya disebabkan oleh
tindak pemerkosaan, atau bahakan menyebabkankematian yang salah satunya
disebabakan oleh tindak mutilasi.
e. Penanganan atau solusi agar tindak kriminalitas ini yaitu salah satunya dengan cara
memberikan hukuman yang tidak pandang pangkat,jabatan atau status sosial dan
memberikan hukuman yang pantas dengan apa yang mereka lakukan, agar para pelaku
tindak kriminal jera dana tak akan mengulangi tindakan kriminalitas. Penulis rasa cara
itu paling efektif guna mengurangi tindak kriminal.
f. Dari kejadian tindak kriminal kita dapat mendapatkan pelajaran yaitu kita bisa
mengambil bahwa dalam melakukan apapun dan dalam keadaan apapun kita harus
bisa lebih waspada dan berhati-hati. Dan kita lebih bisa menegaskan norma – norma
yang berlaku di masyarakat.
g. Jadi intinya kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari pelaku tetapi jaga
karena adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak memberikan kesempatan
pada pelaku kriminal untuk bertindak.
h.
3.2 Saran-Saran
a. Seharusnya para penegas hukum dalam menjalankan tugasnya atau mengadili tindak
kriminal tindak pandang bulu atau memandang jabatan dan status social serta

13
memberikan hukuman yang seadil-adilnya agar penegakkan hukum dinegara ini dapat
berjalan baik.
b. Di televisi – televisi semestinya menayangkan sosialisasi tentang agar berhati – hati
dimanapun kita berada dan seharusnya televisi tidak menayangkan tayangan yang
“bermata dua” artinya disatu sisi baik bagi konsumen atau masyarakat dan disisi yang
satunya malah membuat pelaku tindak kriminal lebih jago dalam menjalankan aksinya
salah satu tayang seperti reportase investigasi inilah yang dimaksud.
c. Kita sebagai masyarakat yang cinta damai seharunya kita harus bisa lebih bertindak
lebih hati – hati dan selalu waspada dimanapun kita berada akrena tindak kriminal
terjadi bukan hanya karena niat tetapi juga karena adanya kesempatan..
d. Memasang slogan – slogan di spanduk,banner dan televisi yang isinya menghimbau
bahwa kita harus berhati – hati dan berwaspada.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kartini,Kartono.PatologoSosial. Jakarta: Pt RajaGrafindo.2005


Rauf, dkk. Dampak Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Remaja Dan Kamtibmas. Jakarta: Bp.
Dharma Bhakti. 2002
http://www.kompas.com

15

Anda mungkin juga menyukai