Anda di halaman 1dari 4

PIDATO PENYULUHAN

“PNEUMONIA”

Assalamualaikum. Wr. Wb
Yang terhormat Ibu dr. Maria Inge Jammin selaku kepala Puskesmas Kenali Besar
Yang terhormat ibu dan bapak petugas kesehatan di Puskesmas Kenali Besar
Yang terhormat ketua RT/RW serta tokoh agama dan kader setempat
Serta para hadirin sekalian yang saya muliakan

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahakn rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul di tempat dan
waktu yang baik ini dalam rangka acara penyuluhan di Puskesmas Kenali Besar tentang
Pneumonia dan pencegahannya. Shalawat beriring salam tidak lupa kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman kebodohan ke
jaman yang kita alami sekarang.

Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato saya mengenai “Pneumonia”.
Bapak dan ibu serta para hadirin yang berbahagia, sebelum kita berbicara lebih jauh, pertama
kita harus mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan pneumonia. Pneumonia adalah suatu
penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur ataupun parasit di mana alveoli yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari
atmosfer menjadi meradang dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh
iritasi kimia maupun fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya seperti
kanker paru-paru atau terlalu banyak meminum alcohol. Namun penyebab penyakit ini yang
paling sering adalah serangan dari bakteri streptokokus pneumoniae atau pneumokokus.
Penyakit pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang sudah lanjut usia (lansia)
dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat dari rusaknya sistem kekebalan
tubuh, akan tetapi pneumonia juga bisa menyerang orang berusia muda yang bertubuh sehat.
Saat ini di dunia penyakit pneumonia ini dilaporkan telah menjadi penyakit utama di
kalangan anak-anak dan merupakan salah satu penyakit serius yang merenggut nyawa ribuan
orang berusia tua setiap tahunnya.
Bapak ibu serta para hadirin yang saya sayangi, di Indonesia sendiri pneumonia ini
menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC. Dari
seluruh kematian balita, proporsi kematian yang disebabkan oleh ISPA mencapai 20-30%.
Kematian ISPA ini sebagian besar adalah oleh karena pneumonia. Menurut laporan WHO
sekitar 800 ribu hingga satu juta anak meninggal dunia setiap tahun akibat pneumonia.
Pneumonia merupakan penyakit yang terjadi pada balita yang dipengaruhi oleh faktor gizi,
mekanisme pertahanan tubuh, bibit penyakit dan lingkungan yang menguntungkan sebagai
tempat perkembangan bibit penyakit dan juga udara sebagai perantara penyakit dengan
kualitas dan kuantitas tertentu. Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih dari
dua juta kematian balita akibat pneumonia. Pada usia anak-anak, pneumonia merupakan
penyebab kematian terbesar terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. Di Indonesia
menurut survei kesehatan rumah tangga tahun 2001, kematian balita akibat pneumonia adalah
lima per seribu balita pertahunnya. Angka kematian pneumonia pada balita di Indonesia
diperkirakan mencapai 21% (UNICEF, 2006). Adapun angka kesakitannya diperkirakan
mencapai 250 hingga 299 per-1000 anak balita setiap tahunnya.

Bapak ibu dan hadirin yang berbahagia, pada umumnya pneumonia disebabkan oleh
pneumokokus. Insiden pneumonia lebih banyak ditemukan pada anak usia empat tahun ke
bawah dan insidennya berkurang seiring dengan meningkatnya umur. Angka pembawa
kuman penyakit pneumonia tersebut tinggi di dalam suatu kondisi lingkungan yang padat
seperti di rumah yatim piatu, taman kanak-kanak dan sekolahan. Bayi dan balita lebih rentan
terhadap penyakit ini karena respon daya tahan tubuhnya masih belum berkembang dengan
baik serta saluran nafasnya yang masih relatif sempit, malnutrisi dan kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh lainnya. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumokokus
yang ditemukan pada orang dewasa dan anak-anak, sedangkan bronkopneumonia lebih sering
ditemukan pada anak kecil dan bayi. Pada pneumonia akibat bakteri, sebagian besar bakteri
yang umum merupakan penghambat normal dari saluran nafas bagian atas. Infeksi ini terjadi
secara menyebar sepanjang tahun tetapi yang tersering pada musim hujan dan laki-laki
terkena dua kali lebih sering daripada perempuan.

Bapak dan ibu serta para hadirin yang berbahagia, gejala penyakit pneumonia
bervariasi, mulai dari pernapasan yang cepat sampai kegagalan pernapasan dan tekanan darah
yang sangat rendah atau dikenal dengan istilah syok septik. Jika pneumonia terjadi setelah
bayi lahir, gejalanya akan timbul bertahap. Terkadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang
disertai dengan turun naiknya suhu tubuh. Namun, umumnya gejala pneumonia adalah
demam, batuk, sesak napas, serta napas dan denyut nadi menjadi cepat. Seperti gejala
penyakit standar, bukan? Ya, itu sebabnya kita harus memastikannya dengan berobat dan
didiagnosa dari dokter anak. Gejala-gejala yang biasa ditemui lagi adalah batuk berdahak,
dahaknya seperti lendir, berwarna kehijauan atau seperti nanah, nyeri dada yang bertambah
hebat jika penderita menarik napas dalam atau terbatuk, menggigil, demam, mudah merasa
lelah, sesak napas, sakit kepala, nafsu makan berkurang, mual dan muntah, merasa tidak enak
badan, sendi dan otot terasa kaku. Gejala lainnya antara lain kulit lembab, batuk darah, cemas,
stres, tegang dan nyeri perut. Adapun untuk penegakan diagnosa dari pneumonia ini adalah
apabila terdengar napas yang kasar dan pada saat diperiksa dengan stetoskop terdengar suara
napas yang lemah, hasil rontgen dada menunjukkan adanya bagian berwarna putih di bagian
paru-paru, terdeteksi adanya bakteri atau jamur pada pengujian sampel dahak namun
pemeriksaan ini sulit pada anak-anak serta hasil tes darah yang menunjukkan adanya
peningkatan sel darah putih dengan didominasi oleh jenis neutrofil untuk pneumonia akibat
infeksi bakteri dan limfosit jika pneumonia akibat virus.

Bapak ibu serta hadirin yang berbahagia, penanggulangan penyakit pneumonia ini
menjadi fokus kegiatan Program Pemberantasan Penyakit Saluran Pernapasan Akut (P2ISPA)
yang mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal masyarakat umum sehingga
memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangannya.
Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita menjadi dua kelompok usia yaitu usia di
bawah dua bulan (Pneumonia berat dan bukan pneumonia) dan usia dua bulan sampai <
5tahun. Klasifikasi bukan pneumonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak
menunjukkan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya penarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA di luar pneumonia ini antara lain batuk
pilek biasa, radang tenggorokan, radang pada amandel dan radang pada telinga.

Mengingat pengobatannya yang semakin sulit, terutama terkait dengan meningkatkan


resistensi bakteri pneumokokus, maka tindakan pencegahan sangatlah dianjurkan.
Pencegahan penyakit pneumonia dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi pneumokokus
atau sering disebut sebagai vaksin IPD. Menurut penelitian, peluang mencegah pneumonia
dengan vaksin ini adalah sekitar 80-90%. Adapun mengenai waktu ideal pemberian vaksin ini
menurut penelitian adalah sebanyak 4 kali, yaitu pada saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6
bulan dan 12 bulan. Vaksin tersebut aman dan dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain
seperti vaksin MMR maupun hepatitis B. Lalu, selain vaksinasi, orang tua juga dapat
melakukan pencegahan pneumonia pada balita dengan menghindarkan anak dari paparan
asap rokok, polusi udara dan tempat keramaian yang berpotensi penularan, menghindarkan
anak dari kontak dengan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas, membiasakan pemberian
ASI, segera berobat jika mendapati anak mengalami demam, batuk, pilek terlebih jika disertai
suara serak, sesak napas dan adanya tarikan pada dinding dada di antara tulang rusuk serta
periksakan kembali anak bapak ibu jika dalam dua hari belum menampakkan perbaikan atau
segera ke rumah sakit jika kondisi anak semakin memburuk.

Jadi, marilah kita sama-sama bergerak untuk meningkatkan pencegahan pneumonia


ini dan memberikan informasi ke saudara, teman maupun masyarakat lain agar mereka lebih
mengenal dan mengetahui gejala dari penyakit pneumonia ini. Apabila nanti ada teman,
saudara bahkan anak bapak dan ibu yang mengalami hal seperti saya jelaskan tadi, maka
segeralah bawa ke puskesmas ataupun fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan
pengobatan dengan tepat dan cepat. Demikianlah pidato ini saya sampaikan, lebih dan
kurangnya saya memohon maaf, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan semoga
pidato ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Wasalamualaikum. Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai