Anda di halaman 1dari 6

PIDATO PENYULUHAN

“ PNEUMONIA ”

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

 Yang terhormat bapak dr. Hj. Rini Kartika, M.Kes selaku kepala Puskesmas
Putri Ayu
 Yang terhormat ibu dan bapak petugas kesehatan dari Puskesmas Putri Ayu
 Yang terhormat ketua RT/RW, kepala desa, serta tokoh agama dan kader
setempat

Serta para hadirin sekalian yang saya muliakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirin Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat
berkumpul ditempat dan waktu yang baik ini. Shalawat serta salam tidak lupa kita
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
kita dari zaman kebodohan sampai zaman yang kita alami sekarang.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato saya menyenai


“Pneumonia”.

Bapak dan ibu serta para remaja yang berbahagia,

Sebelum kita berbicara lebih jauh, pertama kita harus mengetahui


dulu apa itu pneumonia. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau
peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur
ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab
menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau
sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak
minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria
streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut
usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya
sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula
muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah
menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit
serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.

Bapak dan ibu serta para remaja yang saya sayangi,

Di Indonesia, pneumonia menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah


kardiovaskuler dan TBC. Dari seluruh kematian kematian balita, proporsi
kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20-30%. Kematian ISPA ini
sebagian besar ialah oleh karena pneumonia. Menurut laporan WHO sekitar
800.000 hingga 1 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat pneumonia.

Pneumonia merupakan penyakit yang terjadi pada balita yang dipengaruhi


oleh faktor: gizi, mekanisme pertahan tubuh, bibit penyakit, dan lingkungan yang
menguntungkan sebagai tempat perkembangan bibit penyakit dan juga udara
sebagai perantara dengan kualitas dan kuantitas tertentu

Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian


balita karena pneumonia. Pada usia anak-anak, Pneumonia merupakan penyebab
kematian terbesar terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Di
Indonesia menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 kematian balita
akibat pneumonia adalah 5 per 1000 balita per tahun. Angka kematian Pneumonia
pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 % (Unicef, 2006). Adapun
angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita
setiap tahunnya.

Bapak dan ibu serta para remaja yang berbahagia,

Pada umumnya pneumonia disebabkan oleh pneumokokus. Di negara


dengan empat musim, pneumonia mencapi puncaknya pada musim dingin dan
awal musim semi, sedangkan kejadian pneumonia di Indonesia sering terjadi pada
musim hujan. Insiden pneumonia lebih banyak ditemukan pada usia empat tahun
ke bawah, yang kemudian berkurang dengan meningkatnya umur. Angka karier
tipe patogen tersebut tinggi di dalam suatu kondisi lingkungan yang padat seperti
rumah yatim piatu, taman kanak-kanak dan sekolah-sekolah. Bayi dan balita lebih
rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitasnya masih belum berkembang
dengan baik, anatomi saluran pernafasan yang relatif senpit, malnutrisi, dan
kegagalan mekanisme pertahan tubuh lainnya.

Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumokokus,


ditemukan pada orang dewasa dan anak, sedangkan bronkopneumonia lebih
sering ditemukan pada anak kecil dan bayi. Pada pneumonia bakteri sebagian
besar agen yang umum merupakan inhibition normal (penghambat normal) dari
saluran nafas bagian atas. Infeksi ini terjadi secara sporadik sepanjang tahun tetapi
yang sering pada musim dingin dan semi, dengan laki-laki terkena dua kali lebih
sering dari perempuan.

Bapak dan ibu serta para remaja yang berbahagia,

Gejala pneumonia bervariasi, mulai dari pernapasan yang cepat sampai


kegagalan pernapasan dan tekanan darah yang sangat rendah atau dikenal dengan
istilah syok septik. Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya akan
timbul secara bertahap. Terkadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai
dengan turun-naiknya suhu tubuh. Namun, umumnya gejala pneumonia adalah
demam, batuk, sesak napas, serta napas dan nadi cepat. Seperti gejala penyakit
standar, bukan? Ya, itu sebabnya Kita harus memastikan dengan meminta
diagnosa dari dokter anak.

Gejala-gejala yang biasa ditemukan lagi adalah Batuk berdahak (dahaknya


seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah), nyeri dada (bisa tajam atau tumpul
dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk),
menggigil, demam, mudah merasa lelah, sesak nafas, sakit kepala, nafsu makan
berkurang, mual dan muntah, merasa tidak enak badan, kekakuan sendi, kekakuan
otot. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan diantaranya kulit lembab, batuk
darah, pernafasan yang cepat, cemas, stres, tegang, dan nyeri perut.

Adapun untuk penegakan diagnosis dari pneumonia adalah apabila:

 Terdengar napas yang kasar, dan jika diperiksa dengan stetoskop akan
terdengar suara yang lemah.
 Hasil Rontgen dada menunjukkan ada bagian yang berwarna putih-putih di
bagian kiri atau kanan paru.
 Terdeteksi ada bakteri atau jamur pada pengujian sampel dahak (sputum).
Sayangnya pengujian ini sulit sekali dilakukan pada anak.
 Hasil tes darah menunjukkan peningkatan sel darah putih dengan dominasi
netrofil untuk pneumonia yang disebabkan infeksi bakteri. Bila peningkatan
sel darah putih dengan dominasi limfosit, sangat mungkin pneumonia karena
virus.

Bapak dan ibu serta para remaja yang berbahagia,

Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi fokus kegiatan program


Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2ISPA). Program ini
mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga
memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang
penanggulangannya.

Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia.


Yaitu, usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) dan usia 2
bulan sampai kurang dari 5 tahun. Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup
kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan
frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pneumonia ini antara lain batuk-pilek
biasa, pharyngitis, tonsilitis dan otitis.

Mengingat pengobatannya yang semakin sulit, terutama terkait dengan


meningkatkan resistensi bakteri pneumokokus, maka tindakan pencegahan
sangatlah dianjurkan. Pencegahan penyakit IPD (Invasive Pneumococcal
Diseases) termasuk pneumonia, dapat dilakukan dengan cara vaksinasi
pneumokokus atau sering juga disebut sebagai vaksin IPD. Menurut penelitian,
peluang mencegah Pneumonia dengan vaksin IPD adalah sekitar 80-90%.

Adapun mengenai waktu ideal pemberian vaksin IPD, menurut penelitian


tersebut adalah sebanyak 4 kali, yakni pada saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6
bulan dan diulang lagi pada usia 12 bulan. Vaksin itu aman dan dapat diberikan
bersamaan dengan vaksin lain seperti Hib, MMR maupun Hepatitis B.

Bapak dan ibu serta para remaja yang berbahagia,

Selain imunisasi, para orang tua dapat melakukan pencegahan pneumonia


pada balita dengan memperhatikan tips berikut:

1. Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara dan
tempat keramaian yang berpotensi penularan.

2. Menghindarkan bayi (anak) dari kontak dengan penderita ISPA.

3. Membiasakan pemberian ASI.

4. Segera berobat jika mendapati anak mengalami panas, batuk, pilek.


Terlebih jika disertai suara serak, sesak napas dan adanya tarikan pada otot
diantara rusuk (retraksi).

5. Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan. Dan


segera ke rumah sakit jika kondisi anak memburuk.

Jadi marilah kita sama-sama bergerak untuk meningkatkan pencegahan


dari penyakit pneumonia ini. Mari kita sama-sama memberikan informasi kepada
teman, saudara, maupun masayarakat lain agar lebih mengenal dan mengetahui
gejala dari pneumonia ini. Dan apabila nanti terdapat teman, saudara bahkan anak
kita sendiri mengalami hal seperti yang saya jelaskan di atas tadi, maka segeralah
bawa ke Puskesmas atau ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan
yang lebih tepat.

Demikianlah pidato ini yang dapat saya sampaikan semoga dapat


bermanfaat untuk kita semua.

Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatu.

Anda mungkin juga menyukai