Anda di halaman 1dari 20

HALAMAN SAMPUL

ETIKA PASAR BEBAS DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM

( MORAL LIBERALISME DAN SOSIALISME )

Dosen Pengampu: Ikhsan Gazali, M.Si.

Oleh: Muhammad Syahrul

Nim: 180201013

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA (IPI) GOWA
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita begitu banyak nikmat-Nya, sehingga makalah yang kami susun dapat
terselesaikan.

Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada baginda Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah ke zaman yang lebih
berpendidikan seperti sekarang ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Hukum Bisnis Syariah yang berjudul “Etika Pasar Bebas dalam
Sistem Ekonomi Islam (Moral Liberalisme dan Sosialisme)"

Kami sebagai penyusun mengucapkan banyak berterima kasih kepada


dosen pengampu bapak Ikhsan Gasali, M.Si.. yang telah memberikan tugas ini
sebagai acuan agar kedepan kami lebih memahami dan menambah wawasan
tentang “Etika Pasar Bebas dalam Sistem Ekonomi Islam (Moral Liberalisme dan
Sosialisme)"

Gowa 7 oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Kepenulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Etika Pasar Bebas Dalam Sistem Ekonomi...................................................3

B. Liberalisme....................................................................................................6

C. Sosialisme....................................................................................................7

D. Persaingan Liberalisme dan Sosialime......................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut kamus bahasa Indonesia modern, sistem mempunyai arti
sekelompok dari pendapatan peristiwa yang di susun dan di atur baik-baik. Atau
cara,metode yang teratur untuk melakukan sesuatu. Setiap sistem memiliki
tujuan. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang biasa di sebut
bagian,unsure dan komponen.
Sistem berasal dari kata “systēma” (dalam Bahasa Yunani) yang
mengandung arti “keseluruhan dari bermacam-macam bagian“. Pengertian sistem
menurut beberapa ahli:
Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan (L. James Havery)
Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk
melaksanakan seperangkat tujuan (C.W. Churchman)
Sistem ekonomi adalah suatu proses penerapan yang saling behubungan
dan berinteraksi yang dikembangkan oleh masyarakat dengan ciri dan identitas
tersendiri. Sistem perekonomian Indonesia sudah terjadi pada awal peradaban
manusia. Orang-orang sudah melakukan kegiatan ekonomi dalam hal produksi,
hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompoknya saja. Dengan kata
lain saat itu orang-orang belum terlalu berpikir untuk melakukan kegiatan
ekonomi untuk pihak lain atau dengan orang yang tidak di kenal. Walaupun
orang-orang itu harus berhubungan untuk memperoleh barang lain itu di sebut
dengan barter, untuk kepentingan masing-masing orang. Barter mempunyai arti
perdagangan dengan jalan tukar menukar barang.
Setiap sistem ekonomi tentu didasarkan pada ideologi yang memberikan
dasar dan tujuan di satu sisi dan aksioma dan prinsip di sisi lain. Setiap sistem
ekonomi menciptakan kerangka kerja dimana masyarakat sosio-ekonomi dapat
memanfaatkan sumber daya alam dan manusia untuk kepentingan produksi dan
mendistribusikannya untuk konsumsi. Dalam kasus ini, Syed NawabHaider
Naqvi mengubah nilai etika Islam menjadi serangkaian aksioma, yaitu tauhid
(kesatuan), keseimbangan, kehendak bebas, dan tanggung jawab. Sekumpulan

2
aksioma dapat digunakan sebagai acuan dalam merumuskan perilaku ekonomi
yang konsisten. Pendekatan aksiomatik dalam ekonomi Islam adalah alat analisis
yang digunakan untuk menyusun elemen dasar ekonomi Islam. Dengan
bersumber dari Al- Qur'an dan Hadis, rangkaian aksioma etis Islam telah
dibangun untuk memenuhi lima karakteristik aksioma fundamental logis dari
sistem tersebut.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Etika pasar bebas dalam sistem liberalis ?
2. Bagaimana etika pasar bebas dalam sistem sosialis ?

B. Tujuan Kepenulisan
1. Untuk mengetahui etika pasar bebas dalam sistem liberalis.
2. Untuk Mengetahui etika pasar bebas dalam sistem sosialis.

3
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika Pasar Bebas dalam Sistem Ekonomi Islam
1. Pengertian Etika
Pengertian etika dari segi bahasa berasal dari Yunani, yaitu ethos
yang berarti kebiasaan, adat, watak dan sikap. Makna kata etika ini
identik dengan kata moral yang berasal dari bahasa latin “mores” yang
berarti adat istiadat atau cara hidup.
Secara terminologi etika merupakan studi sistematis tentang tabiat
konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan lain sebagainya dan
prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikan
atas apa saja. Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral
(moral consiousness) yang memuat keyakinan ‘benar dan tidak’
sesuatu. Dengan kata lain etika merupakan kebiasaan atau sikap yang
menunjukkan nilai baik dan buruk.
Etika berkembang menjadi bidang kajian filsafat, yaitu ilmu
pengetahuan tentang moral atau moralitas yang menunjuk kepada
perilaku manusia. Etika merupakan cabang filsafat yang membahas
nilai dan norma, moral yang mengatur interaksi perilaku manusia baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Etika merupakan suatu pengkajian secara sistematis tentang
perilaku manusia dengan pertanyaan utama adalah tindakan dan sikap
apa yang dianggap baik dan benar. Dengan kata lain, moralitas
merupakan tingkah laku kongkrit sedangkan etika bekerja pada tataran
teoritis.
Al-Qur’an mengkaitkan istilah etika dengan kata akhlak. Perkataan
“akhlaq” berasal dari bahasa Arab, yaitu jamak dari “Al-Khuluq”
yaitu makna yang digunakan untuk menguraikan kata khair, bir, qist,
‘adl, haqq dan taqwa. Al-khuluq diartikan sebagai suatu tingkah laku,
tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang
tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik atau hanya
4

sewaktu-waktu saja. Seseorang dikatakan berakhlak jika timbul


dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan
dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran.
Kata Al-Khuluq juga memiliki hubungan kata dengan “khalqun”
yang berarti kejadian, “khaliq” yang berarti pencipta dan “makhluq”
yang berarti yang diciptakan, sehingga perumusan pengertian akhlal
timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik
antara khaliq dengann makhluq atau antara makhluq dengan makhluq.
Oleh karena itu, setiap perbuatan dan perilaku manusia, baik secara
individual maupun melalui interaksi social tidak dapat dilepaskan dari
pengawasan sang khaliq.
Penjelasan di atas menyatakan bahwa etika dengan agama tidak
dapat dipisahkan. Keberadaan agama dimaksudkan untuk mengatur
semua aktivitas umat manusia agar dapat membedakan mana yang
benar dan salah. Sehingga apapun yang dilakukan umat manusia
dengan berlandaskan ajaran agama Islam maka sekaligus dapat
dikatakan ia telah melaksanakan etika Islam.

2. Pengertian Pasar Bebas


Pasar bebas adalah proses kegiatan ekonomi yang dilakukan
dengan tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan
pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan
perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Dengan
tidak adanya hambatan yang diterapkan pemerintah dalam
melaksanakan perdagangan, tentunya ada kebebasan aturan, cara,
dan jenis barang yang dijual. Maka, munculah persaingan dagang
yang ketat baik antar individu ataupun perusahaan yang berada di
Negara yang berbeda yaitu yang kita kenal dengan istilah ekspor dan
impor atau proses penjualan dan pembelian yang dilakukan antar
Negara.
5

Pasar Bebas Menurut Adam Smith Pasar bebas sebagai suatu


wadah untuk menampung yang dihasilkan oleh setiap individu yang
berpangkal pada paham kebebasan yang diberikan kepada pelaku-
pelaku ekonomi untuk menjalankan kegiatan ekonomi sesuai dengan
keinginan mereka tanpa ada campur tangan pemerintah.

Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan


individu berada dalam keseimbangan (iqtishad), tidak boleh ada sub-
ordinat, sehingga salah satunya menjadi dominan dari yang lain.
Pasar dijamin kebebasannya dalam Islam. Pasar bebas menentukan
cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang
mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar. Namun dalam
kenyataannya sulit ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil
(fair). Distorasi pasar tetap sering terjadi, sehingga dapat merugikan
para pihak.

3. Ciri Dan Fungsi Pasar Bebas


Adapun ciri-ciri sistem ekonomi pasar bebas sebagai berikut:

a. Semua alat dan sumber produksi berada di tangan perseorangan,


masyarakat, atau perusahaan. Dengan demikian, masing-masing
orang bebas mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sesuai
bakat, keahlian, dan keinginannya (free property).
b. Adanya pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kelas pekerja
(buruh) dan pemilik modal. Kaum pekerja pada umumnya
tergantung pada keberadaan pemilik modal. Para pemilik modal
inilah yang mendirikan usaha dan menggerakkan perekonomian
dalam sistem pasar bebas.
c. Adanya persaingan antarpengusaha untuk memperoleh laba sebesar-
besarnya (profit motive). Bagi para pengusaha, laba merupakan
sumber pengumpulan (akumulasi) modal. Laba yang tinggi berarti
membuka kesempatan untuk memperluas usaha
6

d. Pemerintah tidak melakukan campur tangan dalam pasar, sehingga


penentuan harga terjadi karena mekanisme pasar, yaitu hubungan
antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Campur
tangan negara dibatasi pada hal-hal yang tidak dapat diusahakan
swasta namun menjadi syarat terselenggaranya pasar bebas,
misalnya keamanan negara.

Adapun fungsi fungsi yang akan ada dalam sistem pasar bebas adalah:

a. Sistem pasar bebas dapat memberikan informasi yang lebih tepat


mengenai harga dan jumlah permintaan barang.
b. Sistem pasar bebas memberikan perangsang kepada para
pengusaha untuk mengembangkan usaha mereka.
c. Sistem pasar bebas memberikan perangsang kepada para
pengusaha untuk memperoleh keahlian modern.
d. Sistem pasar bebas memberikan merangsang penggunaan barang
dan factor produksi secara lebih efisien.
e. Sistem pasar bebas memberikan kebebasan sepenuhnya kepada
masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.
4. Etika Pasar Bebas dalam Sistem Ekonomi Islam

Ada dua etika yang harus di pegang oleh para pelaku pasar agar
pasar selalu dalam kondisi ideal dan fairness, yaitu:

Pertama, pasar harus dalam kondisi ekuiblirium. Teori ekonomi


mengenal ekuiblirium sebagai titik pertemuan antara demand dan
supply. Dalam etika pasar islami, ekuiblirium diartikan sebagai titik
pertemuan persamaan hak antara pembeli dan penjual. Hak yang
seperti apa Hak pembeli untuk mendapatkan barang dan hak penjual
untuk mendapatkan uang yang sepantasnya dari barang yang dijualnya.
Dalam konteks hak ini, kewajiban-kewajiban masing-masing pihak
harus terpenuhi terlebih dahulu, kewajiban bagi penjual untuk
membuat produk yang berkualitas dan bermanfaat dan bagi pembeli
7

untuk membayar uang yang sepantasnya sebagai pengganti harga


barang yang dibelinya.

Kedua, adanya optimasi manfaat barang oleh pembeli dan


penjual. Dapat diartikan sebagai pertemuan antara kebutuhan pembeli
dengan penawaran barang oleh penjual sebagai bentuk ta’awun atau
lebih keren kita sebut sebagai bertemunya need dan order. Bertemunya
dua hal ini, menjadikan barang yang ditransaksikan membawa
manfaat, dan menghilangkan kemubadziran dan kesia-siaan.

B. Liberalisme

Pada dasarnya liberalisme ekonomi adalah keyakinan bahwa


Negara harus menjauhkan diri dari campur tangan ekonomi hingga
individu yang berprestasi dalam pasar merasa bebas dalam mengatur
dirinya sendiri. Di samping itu juga dalam liberalisme menewarkan adanya
pasar bebas (free trade) yang di mana setiap negara dapat bergandeng
tangan untuk membangun hubungan kerja sama. Liberalisme adalah faham
yang sangat jelas digambarkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang
terbit di tahun 1776 dengan judul “An Inquiry into the Nature and the
Causes of the Wealth of Nations”.

Manusia adalah homo economicus yang senantiasa mengejar


kepentingannya sendiri guna memperoleh manfaat atau kenikmatan yang
sebesar-besarnya dari apa saja yang dimilikinya. Kalau karakter manusia
yang egosentris dan individualistik seperti ini dibiarkan tanpa campur
tangan pemerintah sedikitpun, dengan sendirinya akan terjadi alokasi yang
efisien dari faktor-faktor produksi, pemerataan dan keadilan, kebebasan,
daya inovasi dan kreasi berkembang sepenuhnya.

Kekuatan Dan kelemahan Liberalisme

Kekuatan liberalisme :
8

1. Bahwa milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk


mewujudkan kebebasan pribadi.
2. Masyarakat memiliki keinginan dan inisiatif untuk berkembang
agar lebih baik.
3. Setiap individu memperoleh hak dan kebebasan yang sama dalam
hidup bermasyarakat
4. Persaingan yang terjadi di dalam masyarakat bersifat positif.
Dengan demikian, setiap individu berkeinginan untuk bersaing
menghasilkan produk yang bermutu tinggi.
5. Setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih partai politik
tanpa adanya intervensi dari orang lain.
6. Pers mempunyai hak serta kebebasan untuk mengkritik pemerintah
secara tajam namun tetap mematuhi etika pers dan batasan yang
berlaku
7. Timbulnya motif untuk mencari keuntungan sehingga kegiatan
ekonomi di dalam suatu negara berjalan efektif dan efisien.

Kelemahan liberalisme :

1. Mereka kurang memperhatikan nasib kaum miskin dan orang yang


kurang beruntung dalam perjuangan hidup seperti kaum buruh dan
masyarakat berindustri.
2. Menimbulkan adanya kesenjangan sosial di masyarakat karena
adanya eksploitasi para pekerja yang dilakukan oleh pihak-pihak
yang mempunyai sumber daya
3. Munculnya monopoli pada masyarakat kecil dan miskin
4. Pihak-pihak tertentu memanfaatkan kebebasan pers untuk
mendapatkan keuntungan
5. Adanya persaingan bebas sehingga sulit meratakan pendapatan
masyarakat
6. Terbentuk kelompok masyarakat yang merasa memiliki derajat
tinggi dari kelompok masyarakat lainnya dan sebaliknya.
9

C. SOSIALISME

Sosialisme memandang manusia sebagai makhluk sosial atau


sebagai sesama yang hidup bersama orang lain. Paham sosialisme
ingin mengatur lembaga-lembaga milik sedemikian rupa sehingga
dapat dinikmati oleh seluruh warga negara. Sosialisme dibadakan
menjadi dua yaitu sosialis komunistis dan sosialisme demokratis.
Sosialisme komunis menolak adanya milik pribadi.
Menurut penganut paham ini, sesuatu harus menjadi milik bersama
atau kolektif. Karl marx sebagai pelopor paham sosialisme komunistis
memang menolak milik pribadi tetapi ia membedakan antara
kepemilikan barang konsumsi dan kepemilikikan sarana-sarana
produksi.Marx memperbolehkan kepemilikan barang konsumsi agar
barang tersebut dapat dinikmati oleh keluarga dan kenalan, yang tidak
diperbolehkan oleh Marx ialah kepemilikan sarana-sarana produksi.
Sarana-sarana produksi seperti pabrik dan tanah. Menurut, sosialisme
komunistik , secara logis kepemilikan tanah harus disamakan dengan
kepemilikan sarana-sarana produksi modern. Modal juga tidak boleh
menjadi milik pribadi sebab orang yang memiliki modal akan
menguasai segala bentuk kepemilikan baik pabrik maupun tanah yang
nantinya kan mengekploitasi para pekerja. Jika hal tersebut sampai
terjadi, maka akan perjuangan kelas seperti zaman industrialisasi.
Konflik kelas terjadi antara kaum proletar dan kaum borjuis.
Jumlah kaum buruh semakin lama semakin besar dan penderitaan
mereka semakin parah. Sebaliknya, jumlah kaum pemodal atau borjuis
semakin lama semakin kecil  tetapi kekuasaan mereka semakin besar.
Sosialime demokratis sebenernya memiliki makna yang sama
dengan sosialisme komunistik menempatkan masayarakat di atas
individu. Perbedaannya terletak pada ketidakmauan untuk
mengorbankan sistem pemerintahan yang demokratis yang menurut
10

mereka sebuah perolehan modern yang sangat berharga. Oleh karena


itu, mereka ingin memwujudkan impian sosialisme melalui jalajn
demokratis. Marx dan Engel pernah mengatakan “Kaum buruh
seluruh dunia bersatulah.” Dapat disimpulkan jika jumlah kaum buruh
yang semakin lama semakin besar bersatu untuk menegakkan keadilan
maka akan menjadi peluang khusus untuk berhasil. 
Kekuatan dan Kelemahan
1. Kekuatan Sosialisme

Tentunya terdapat beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar bagi


pemerintahan negara tertentu untuk memakai salah satu ideologi sebagai
ideologi ekonominya. Sama halnya dengan digunakannya ideologi
sosialisme dalam kehidupan bernegara ini. Terdapat kelebihan yang
menjadikannya berguna sebagai ideologi suatu negara. apa saja yang
menjadi kelebihan dari ideologi sosialisme, berikut ini beberapa kelebihan
ideologi sosalisme.

a. Tingkat Efisiensi yang Tinggi

Kelebihan pertama dari penggunaan ideologi sosialisme sebagai


ideologi ekonomi suatu negara ialah adanya tingkat efisiensi yang
tinggi dalam kegiatan ekonomi. Kita dapat memahami efisiensi
sebagai ketepatan dari penggunaan atau pemanfaatan dari setiap
sarana dan prasarana produksi. Faktanya, tingkat efisiensi dalam
ideologi sosialisme ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan
efisiensi dalam ideologi kapitalisme.

Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, yaitu sarana prasarana


produksi tidak mengalami tertinggalan dalam kekuatan pasar. Sarana
produksi diatur dan dikendalikan oleh otoritas perencanaan negara
untuk menuju target ekonomi yang sesuai. Otoritas perencanaan
tersebut membuat survei sumber daya secara lengkap dan
memanfaatkannya dengan cara yang se-efisien mungkin.
11

b. Kesejahteraan Masyarakat yang Lebih Besar

Jika di dalam ciri-ciri ideologi kapitalisme kita melihat adanya


pembagian kelas dalam masyarakat karena tidak meratanya tingkat
kesejahteraan, maka hal sebaliknya dapat kita temukan pada penerapan
dari ideologi sosialisme ini. Di dalam ideologi sosialisme, kesenjangan
di antara tingkat kesejahteraan masyarakat lebih rendah. Masyarakat
pun dianggap setara derajatnya dalam kehidupan bernegara.

Hal tersebut dikarenakan di dalam ideologi sosialisme tidak terjadi


kepemilikan pribadi atas sarana dan prasarana produksi. Di dalam
ideologi ini pula, sudah menjadi kewajiban setiap diri warga negara
untuk bekerja keras dan membayar pajak sesuai kemampuan dan
kemampuannya.

c. Tidak Terjadi Praktek Monopoli

Kelebihan dari penerapan ideologi sosialisme yang


selanjutnya yaitu terbebasnya suatu negara dari praktik monopoli
yang biasanya terdapat di dalam masyarakat kapitalis. Hal ini tidak
terlepas dari faktor kepemilikan negara atas setiap sarana prasarana
produksi. Dengan demikian, eksploitasi oleh perusahaan yang
melakukan monopoli tidak ada. Sebagai ganti dari monopoli oleh
pihak swasta, terdapat monopoli yang dilakukan oleh negara
negara atas sistem produktif. Namun, tujuan dari hal ini ialah
kesejahteraan rakyat.

d. Tingkat Fluktuasi Bisnis yang Rendah

Salah satu kelebihan dari penerapan ideologi sosialis dalam


sektor ekonomi suatu negara ialah dalam ideologi ini tingkat
fluktuasi bisnis rendah atau cenderung tidak ada. Umumnya,
kegiatan ekonomi telah terencana sehingga pemerintah dapat
12

mengkoordinasikan tindakan dari berbagai unit produksi. Hal ini


dapat mencegah adanya diskriminasi antara tabungan dan investasi.

Selain itu, dengan perencanaan yang matang, pemerintah


memanfaatkan sepenuhnya segala sumber daya yang ada. Dengan
demikian,kegiatan produksi dapat terkendali dan menghindari
kecenderungan deflasi secara umum.

e. Pertumbuhan Ekonomi yang Stabil

Kelebihan terakhir dari ideologi sosialisme ialah


pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dengan adanya perencanaan
yang baik oleh negara, maka hal tersebut dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dengan tepat.

2. Kelemahan Sosialisme

Selain memiliki kelebihan, tentu ideologi sosialisme juga memiliki


kekurangan yang membuatnya tidak digunakan oleh negara-negara
tertentu. Dengan adanya kekurangan tersebut, tentu kita juga menyadari
bahwa ideologi kapitalisme tersebut bukanlah suatu ideologi yang
sempurna mengingat ia merupakan hasil pemikiran manusia. Berikut ini
merupakan penjelasan dari beberapa kekurangan ideologi kapitalisme:

a. Kurangnya Kebebasan Ekonomi

Kekurangan pertama dari ideologi sosialisme ialah kurangnya


kebebasan dalam kegiatan ekonomi. Dalam ideologi ekonomi
sosialisme, semuanya dikendalikan oleh negara. rakyat tidak diizinkan
untuk memiliki aset produksi apa pun. Pekerja pun diberi tugas khusus
dan tidak diperbolehkan untuk mengubah tugasnya tanpa ada
persetujuan dari negara.

b. Konsumen Menderita
13

Kekurangan dari ideologi sosialisme yang kedua ialah konsumen


menjadi pihak yang kalah. Adanya kedaulatan konsumen menjadi
tidak berlaku di dalam ideologi ekonomi sosialisme. Konsumen tidak
dapat menikmati hak-hak konsumen seperti yang terdapat dalam
ideologi kapitalisme.

c. Tidak Adanya Kebebasan Politik

Di dalam ideologi sosialisme, kebebasan untuk berbisnis, memilih


pekerjaan dan banyak kebebasan penting yang lainnya untuk ekonomi
yang makmur tidak ada. Akibatnnya, semangat dari demokrasi
menjadi mati. Kebutuhan dasar dari rakyat dengan ideologi sosialisme
memang terpenuhi, namun pemenuhannya sendiri tidak terlepas dari
tergadaikannya kebebasan berpolitik dan berekonomi.

d. Tidak Terjadi Kompetisi Ekonomi

Kekurangan ideologi sosialisme yang terakhir kita bahas dalam


kesempatan ini ialah tidak adanya kompetisi ekonomi. Hal ini
dikarenakan kegiatan ekonomi sepenuhnya dijalankan oleh negara.
akibatnya, tingkat kreativitas produsen menjadi rendah dan daya cipta
inovasi produk juga ikut menurun. Sehingga, produk cenderung
monoton dan tidak berkembang.

D. Persaingan Liberalisme dan Sosialisme dalam Ekonomi

Liberalisme menekankan hak manusia untuk mempunyai milik


pribadi. Inti pemikirannya adalah kebebasan individu (liber). Manusia
bebas dan mempunyai hak untuk memiliki sesuatu. Negara harus
menjamin warganya agar tetap aman. Negara tidak boleh campur tangan.
Sistem ekonomi yang dianut adalah: laissez faire (biar saja berjalan
demikian). Pasar berjalan menurut permintaan-penawaran. Biarkanlah
pedagang (produsen) dan pembeli (konsumen) melakukan negosiasi
menurut kebutuhan mereka. Tidak boleh ada campur tangan pihak lain.
14

Dalam suasana bebas, kesempatan harus diberikan kepada kompetisi dan


persaingan. Monopoli dan proteksionisme ditolak karena membuahkan
intervensi yang menghalangi persaingan. Namun tidak boleh ada yang
100% terlepas dari negara. Orang harus hidup dalam negara tertentu yang
mengatur regulasi sendiri. Namun campur tangan negara hanya dalam hal
pajak, regulasi eksport-import dll.

Sosialisme muncul sebagai reaksi atas ketidakberesan kapitalisme.


Kebebasan manusia secara individual tidak boleh di atas masyarakat.
Masyarakat harus ditempat di atas individu. Manusia adalah makhluk
sosial (socius). Kepemilikan pribadi menjadi biang keladi kekacauan.
Harusnya semua barang (kapital) menjadi milik bersama. Hak milik berarti
hasil curian karena merugikan orang lain. Masyarakat yang mau
diciptakan adalah masyarakat yang solider.

Marx membedakan kepemilikan barang konsumsi dan sarana


produksi. Kepemilikan konsumsi (rumah, makan, minum) ditolerir
keberadaannya sementara kepemilikan produksi (pabrik, industri) ditolak
karena sarana produksi adalah milik masyarakat. Kepemilikan itu akan
berkembang menjadi kepemilikan tanah. Tanah adalah milik umum
(sarana produksi). Semua sarana produksi adalah milik kolektif. Untuk itu
perlu the struggle of classes (perjuangan kelas).

Sejarah manusia penuh dengan konflik antar kelas sosial yang


berpuncak pada perjuangan kaum proletar (buruh) menuntut hak pada
kaum kapitalis pada masa industrialisasi. Tokoh perjuangan Lenin (1870-
1924) dan Stalin (1879-1953) di Rusia dengan program industrialisasi
milik Negara dan land-reform: merampas semua tanah dan membagikan
kepada unit-unit kolektif. Sistem planned economy: pemerintah menjaga:
sistem ekonomi, gaji, volume produksi supaya semua terkontrol.

Dalam perkembangannya, neomarxisme ingin menggabungkan


sistem sosial dan demokrasi. Mereka ingin mewujudkan sosialisme
15

melalui jalan demokrasi. Beberapa idenya yang menguat adalah: kaum


buruh terjun ke politik karena mereka mempunyai peluang khusus untuk
berhasil dan jika menang dalam pemilu mereka mengatur sistem politik
dan ekonomi menurut cita-cita sosialis dengan cara demokratis. Namun
jika kalah, mereka masuk oposisi untuk memperjuangkan hak kaum buruh
atau bergabung dengan partai lain yang memperjuangkan hak kaum buruh.

Program mereka adalah: nasionalisasi industry khususnya industri


dasar seperti pabrik baja, bahan kimia, semen, pupuk, dll. Mereka juga
ingin mengusai industri yang menguasai hayat hidup orang banyak seperti
telekomunikasi, minyak, energi, transportasi dll. Dasar pemikiran mereka
adalah: jika perusahan ditangani Negara, maka perusahan itu pasti akan
besar manfaatnya untuk orang banyak. Namun semuanya itu ditempuh
dengan usaha demokratis: UU diperbaiki, kesejahteraan dan keselamatan
ditingkatkan, jaminan sosial bagi yang tua, jaminan tentang welfare state.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi Islam dan etika menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Karena masalah ekonomi akan selalu sampai pada titik
temunya dengan etika, sebab yang menjadi subjeknya adalah manusia
dalam suatu masyarakat yang tidak terlepas dari suatu pandangan etis.

B. Saran

Untuk para pelaku ekonomi khususnya ekonomi islam agar kiranya


dapat menerapkan etika dalam pasar bebas yang sesuai dengan ajaran
islam agar terhindarnya dari perilaku kezaliman, karena seperti yang kita
ketahui ekonomi islam dan etika adalah hal yang tak bisa dipisahkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badroen, Faisal, dkk., Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: Kencana, 2007

Faradis, Jauhar, “Merumuskan Kerangka Aksioma Etik Islam (Kajian Pemikiran


Syed

Fauzan, “Etika Bisnis Islam dalam Pandangan Filsafat Ilmu : Telaah atas
Pemikiran Etika Immanuel Kant”, Jurnal Modernisasi, Vol.8, No.2, 2012

Hamdani, Ikhwan. Sistem Pasar, Nurinsani, Jakarta: Nurinsani, 2003

Iswandi, Andi, “Peran Etika Qur’ani Terhadap Sistem Ekonomi Islam”, Jurnal Al-
Iqtishad, Vol.VI, No.1, 2014

Nawab Haider Naqvi dalam Menggagas Ekonomi Islam)”, Jurnal Literasi, Ed. 2,
2009

Errude, Sosiologi Ekonomi Pasar Bebas, https://errudeewordpress.com/


2013/06/21/sosiologo-ekonomi-pasar-bebas, diakses pada 5 Januari 2017.

http://cahyopriastomo.blogspot.com/2014/04/sistem-ekonomi-
liberalismekapitalisme.html

Anda mungkin juga menyukai